• Tidak ada hasil yang ditemukan

CORRELATION OF PHYSICAL ACTIVITIES AND THE INCIDENT OF KNEE OSTEOARTHRITIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CORRELATION OF PHYSICAL ACTIVITIES AND THE INCIDENT OF KNEE OSTEOARTHRITIS."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

lSAN q?&-q?q*t

el?rq

*e"5

(2)

Cmmtent

-; jilt,rt)lr{liiril I

iffinrr,1g116,*;;

u,ilililFllll rn"

rn[rffi'r'

*=-

SESSIONS

;l

I.:r;";-s611

Between physiological And psychological Factors During

'rnri:r':-- ation, Proliferation, And secretory cycles At Female Athletes ")rr'*l r-,1,-r,/ idyah Kusnanik, Surabaya State University ...

**:

le,'elopment of The lnstructional Model of Playing ln Physical Education, Sport,

*r-ir

r€olth

Physical Fitness in Elementary School

'*r::,-ris

Sukarmin, Faculty of sport science yogyakarta state

university.,...

13s

rli,,li :;3";gr in

lnstructional Process of physical Education

*rrrt'ana Bulu Baan, Tadulako

University..

143

**e

Effect of reaching styles

and

Motor Ability Toward Learning of Basic

i,i;:riqgg

of Sepak Sila

*e.

Jrik Mentara, Tadulako University

-':erbaric

Oxygen and Active Recovery to lncreased Blood Lactate Clearance

rrr'r y?rto, Yogyakarta State University...

:=,,cnologycal, PhysicalAnd physiorogical Factors ln Learning swimming for

J=l

nners Health Gorontalo Senior High School

",3SlvdrgaFtti Rahayu, Semarang State University...

'l,tassage Therapy on Upper and Lower Body

:-Cro

Puji Purwono, Semarang State University

--e

Effect of Finger Push Up Exercise Toward the

Development of Volleyball passing

S.rill Of Junior High School Extracurricular Students

3 artama, Sriwijaya University,

l:rrelation

Of PhysicalActivities And The lncident of Knee Osteoarthritis

,','' dya Hary Cahyati, Semarang State University

?eligion And Athletes' Mental Toughness

I

ii

iii

129

157

169

175

180

187

194

:l

(3)

CORRELATION OF PHYSICAL ACTIVITIES AND THE

INCIDENT

OF KNEE

OSTEOARTHRITIS

WidYa Hary CahYati Semarang State UniversitY

Abstrack

Osteoarthritis then shortened with OA is degenerative disease. Prevalence

of

knee OA in

the Orthopedic Hospital Prof. dr. R. Soeharso Surakarta in 2008

of

0.95%, in the year 2009 was

1.54% and in 2010 amounted to 1 .62%. Formulation of the problem in this study is whether there is

a

relationship between exercise habits

and

physical

activity risk weight

associated

with

the

cccurrence of knee osteoarthritis.

The research design used in this study is

a

case control study design. The population of

:ases in this study were female patients suflering from osteoarthritis of the knee, amounting to 573

ceople. Data obtained from the patient's hospital medical record. Orthropedi Prof. dr. R. Surakada Soeharso

of the

month from January

to

July 2A12. Population control in this study were female

oatients who have a fracture of the leg but did not suffer from osteoarthritis of the knee that has

ceen confirmed from

the

medical records

of

patients','rho totaled 234. Data obtained from the

catient's medical record section RS Radiology. Orthropedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta in 2011 .intil 2012. Sampling in this study using simple ranCom sampling technique'

The results showed that the analysis

of

the relationship between exercise habits with the

isk

of incident knee osteoarthritis obtained value of p = 0.538 (>

o

0.05), so that Ho is

accepted-This

means

there

is

no

association behveen exercise habits v',ith

the

risk

of

incident knee

csteoarthritis.

The

results

of

the

analysis

of

the

relationship behveen physical

activity

with ncidence of severe knee osteoarthritis obtain p-value = 0.0001 (<o 0.05), so Ho is rejected. This

:neans

that there

is

a

relationship between physical activity

rvith

incidence

of

severe

knee

csteoarthritis.

Keywords : knee, osteoarthritis, physical activities

Pendahuluan

Osteoartritis

atau

yang

kemudian disingkat dengan

OA

merupakan penyakit

sendi

:egeneratif. penyakit

ini

ierjadi akibat kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat

,,aig tidak diketahui penyebibnya, meskipun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan (H. M' Sjaifoellah Noer, 1 996:76).

Osteoartritis menyerang terutama sendi tangan atau sendi penyokong berat badan termasuk

sendi lutut. Osteoartritir Vung terjadi

di

lutut atau yang disebut dengan osteoartritis lutut ditandai

:leh

nyeri pada pergera[an yung t"'itung bila istirahat, kaku sendi terutama setelah istirahat lama atau bangun tidur, irepitasi,'Oan Oapai disertai sinovitis dengan atau tanpa efusi cairan sendi.

(eluhan

iwal

yang

."iing

muncul yaitu rasa nyeri pada lutut yang mengganggu aktifitas

sehari-rari.

Gangguan tersebut" bertingkat-tingkat,

mulai dari

keluhan

yang

paling ringan

yang

tidak

r,unggun{g"u aktifitas sehari-haii, hingga keluhan

berat yang

menyebabkan ketidakmampuan

rerjatin

(H-arry lsbagio dan Bambang Setiyohadi, '1995 : 8)'

pada tahun

tdoo

relaoian

oA

sebesar

Zl

juta. Dalam studi Global Burden of Disease 2000

,ang

dipublikasikan dalam Laporan Kesehatan Dunia 2002, OA

adalah

penyebab utama ke-4

{LD"s

di

tingkat global, 3,0% dari total YLDs global.

studi

baru-baru

ini

memperkirakan bahwa

sekitar 1O% dari populasi dunia yang berumur 60 tahun atau lebih memiliki masalah gejala yang

:apat dikaitkan dengan OA (Deborah Symmons, 2000:1)'

Menurut Wori6 Heatth Organization, prevalensi penderita osteoartritis

di

dunia pada tahun

1004 mencapai 151 ,4 juta jiwa dan 2T ,4 juta jiwa berada di Asia Tenggara. Diperkirakan 40o/o dari

:opulasi usia di atas 7b tahun menderita OA, dan B0% pasien OA mempunyai keterbatasan gerak

(4)

lnggris, 40oh orang usia

di

atas 65 tahun mengeluhkan gejala-gejala yang berkaitan dengan

oA

lutut (TriWahyudi dan Prio Saputra Sundawa, 2-A12, Raclr-rnat G. Wachjudi, 2009 :12g).

Data

dari

world Health

organization,

di

lndonesia

tercatat 8,1%

penduduk mengalami

gangguan OA dari

total

penduduk. Dipe_rkirakan '1 sampai

2

juta orang lanlut usia

di

lndonesia

menderita cacat karena

oA.

Prevalensi

oA

lutut secara radiologis

di

lnd"onesia cukup tinggi, yaitu

mencapai 15,2% pada pria dan 12,7o/o pada wanita. Studi di JJwa Tengah ditemukan piJvaiensi

CA

lutut mencapai 15,5% pada pria

dan

1 2,7o/o pada wanita yang beiumur antara 40-60 tahun

(Aru W Sudoyo, 2007:1195, Susito Setiaji, 2009:1

).

Di

Jawa Tengah terdapat beberapa rumah sakit khusus bidang

ortopedi,

Salah satunya

ialah RS Orthopedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta yang merupakan Rumah Sakit pusat Rujukan

Nasional bidang

ortopedi dan

Rehabilitasi Medik

'di

lndonesia.

Di

RS orthopedi prof.

dr.

R.

Soeharso Surakarta, kejadian

oA

lutut mengalami peningkatan tiap tahun. prevalensi kejadian

oA

lutut

di RS

Orthopedi Prof.

dr. R.

SoeharJc Surakafta"pada tahun 2008 sebesar 0,95%, pada

tahun 2009 sebesar 1,54o/o dan pada tahun 2010 sebes ar 1,620/o.

Rumusan masalah dalam penelitian

ini

adalah

:

Apakah

ada

hubungan antara kebiasaan

olahraga berisiko dan aktifitas fisik berat berhubungan dengan kejadian osteJartritis lutut?

kebiasaan olahraga berisiko

dan

aktifitas fisik

osieoartritis lutut. Hipotesis dalam penelitian ini

berisiko dan aktifitas fisik berat berhubungan

casien RS.

Orthropedi

prof,

dr. R.

Soeharso

Jenis

penelitian

yang

digunakan daiam

;e-e,:iar

Penelitian analitik adalah riset epidemioiogi 1,31-iE

ceni

_ar

faktor-faktor

risiko dan

penyebab

penyakii iBhisma

i,lun

digunakan adalah analitik observasional.

Metode

Variabel bebas dalam penelitian

ini

adalah

berat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

adalah

ada

hubungan antara kebiasaan olahraga

dengan kejadian osteoartritis

lutut

pada w,aniti

Surakarta

Proceeding International Seminar On Sport Science 2012

FIK Unnes-Asdep IPTEK Kemenpora RI

ini

adalah

jenis

penelitian

analitik.

untuk memperoleh penjelasan tentang

.

20C3:

B4i.

Penelitian analitik yang Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian rni adalah rancangan penelitran case

control- Penelitian case control adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan

antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membJnOlng-kun kelom[ok kasus

ian

kelompok kontrol (Bhisma Murti, 2003: 110).

Populasi

adalah wilayah

generalisasi

yang terdiri

atas

objek/subjek

yang

mempunyai

kuantitas

dan

karakteristik tertentu yang

ditetapkin oleh

peneliti

,ntut

dipelajiri Jan temudLn

ditarik kesimpulannya

(A.

AzizAlimul Hidayat, 2.007:60). Adapun populasi kasus dalam penelitian ini adalah pasien wanita yang menderita osteoartritis lutut yang berjumlah 573

orang. Data pasien diperoleh dari rekam medis RS. Orthropedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta dari bulan Januari-Juli 2012.

Adapun populasi kontrol dalam penelitian ini adalah pasien wanita yang mengalami fraktur pada kaki tetapi tidak menderita osteoartritis lutut yang sudah dipertegas'oaii data rekam medis

pasien

yang

berjumlah

234. Data

pasien diperoleh -darr

rekam

r.n"ii.

bagian

Radiologi RS.

Orthropedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2011 sampai tahun 2012.

sampel

merupakan bagian populasi yang akan diteliti (A,. eziz Alimul Hidayat, 2007:60).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling

(Sudigdo

Sastroasmoro, 1995: 46).

Adapun sampel kasus dalam penelitian ini adalah pasien wanita yang menderita osteoartritis

lutut. Data pasien diperoleh

dari

rekam medis RS. Orlhropedi

prof.

Or. -R. Soeharso Surakarta

pada tahun 2012' Adapun sampel kontrol dalam penelitian ini adalah pasien pasien wanita yang

mengalami fraktur pada kaki tetapi tidak menderita osteoartritis lutut yang sudah Oipertegas Oa;i

data rekam medis pasien. Data pasien

diperoleh

dari

rekam medis-baqian

Radiol5gi RS.

orthropedi Prof. dr. R. Soeharso Surakafia pada tahun 2011 sampai tahun

zdtzyang

merirenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Perhitungan jumlah sampel diatas didasarkan pada odds rafio (OR), dengan nilai

OR=2,g7,

yang

diperoleh

dari

penelitian sebelumnya. Berdasarkan perhitungan

besar sampel

dengan

menggunakan rumus tersebut, diperoleh sampel minimal sebesar 49.

(5)

@

',0.0'q

fflililli:liil:l

lata

primer pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan

xr-/rran

BB dan

TB

reponden.

Data

sekunder

pada

penelitian

ini

diperoleh

dari

lnstalasi

n'-

Medik

RS

Ortopedi

Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta. Teknik pengambilan

data

primer

m :enelitian ini adalah wawancara dan pengukuran tinggi badan dan berat badan" Wawancara

riilli-

sebuah dialog yang

dilakukan

oleh

pewawancara

untuk

memperoleh informasi dari

,ir,',3pc?ro (Suharsimi Arikunto, 2010:'198). Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner

r

lroses wawancara dengan responden. Wawancara dilakukan untuk menanyakan mengenai

rrrL::s responden dan variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kebiasaan olahraga berisiko ,**: fitas fisik berat.

:engukuran pada penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai berat badan

i

:an iinggi badan (TB) responden. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak,

ll-:kan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice.

lata

sekunder diambil

dari

dokumen lnstalasi Rekam

Medik RS

Ortopedi

Prof.

Dr.

R.

1",-so Surakarta mengenai informasi

medis

responden,

yaitu nama,

umur,

jenis

kelamin,

nr=: diagnosis utama, diagnosis sekunder, dan diagnosis komplikasi' ;iu, dan Pembahasan

Penelitian

ini

dilaksanakan

di

RS

Orthropedi

Prof.

dr.

R.

Soeharso Surakarta yang

n,nat

di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pabelan Surakarta'

Responden dalam penelitian ini adalah pasien wanita OA lutut dan pasien wanita fraktur

;

: dak mengalami OA lutut pada tahun 2011-2012

di

RS. Orlhropedi Prof.

dr.

R. Soeharso i:,,arla sebanyak 98 responden, dengan deskripsi sebagai berikut:

m .1 Distribusi Responden menurut Umur

Umur

Nilai

Mean

Nilai Median Nilai Modus Nilai Maks Kasus (ontrol 62,12 6A,24 63 59

50,52,61,64

RO 80 B6 48 45

Berdasarkan

tabel

1 dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus nilai rata-rala (mean)

t--62,12, nilai tengah (median) 63, nilai yang sering muncul (modus) 50, 52, 61, dan 64, nilai

r*al

48, dan nilaihaksimal 8O. Pada kelompok

kontrol

nilai rata-rata (mean) umur

60,24,

nilai

.;.t

(median) 5g, nilai yang sering muncul (modus) 59, nilai minimal 45, dan nilai maksimal 86.

Distribusi hasil pehelitian mengenai kebiasaan olahraga pada pasien wanita OA lutut dan

'g;r

wanita fraktur yang tidak mengalami OA lutut pada tahun 2011-2012

di

RS. Orthropedi

:n Jr. R. Soeharso Surakarta dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

:i;

2 Distribusi Kebiasaan Olahr -.ebiasaan Olahraga Berisiko

i;:'r Olahraga Berisiko

::k

Rutin Olahraga Berisiko

;;-

r

Olahraga Tidak Berisiko

'::k

Rutin

Olahraga

Tidak

iE," SikO

"'::k Pernah Olahr

0 12 4 21 0 5 2

I

0 7 2 12 0,0 14,3 4,1 24,5 0,0 10,2 A1 18,4 67,3 0,0 12,2 4,1 21,4 62,2 Total 61 98 28 4g 100,0 57,1 33

49 100,0 100,0

Berdasarkan tabel

2

dapal diketahui bahwa prosentase pada kelompok kasus yang tidak

11- clahraga berisiko sebanyak 14,3% (7 orang), yang rutin olahraga tidak berisiko sebanyak4,l

:.ang), yang tidak rutin olahraga

tidak

berisiko sebanyak 24,5% (12 orang), dan yang tidak

1r*ah"olahragl sebanyak 57,1% (28 orang). Pada kelompok kontrol, yang tidak rutin olahraga

,irrrf siko sebariyak 10,26/o

(5

orang), yang rutin olahraga tidak berisiko sebanyak

4,1 (2

orang),

m: tidak rutinolahraga tidak berisiko sebanyak

18/%

(9 orang), dan yang tidak pernah olahraga *r: anyak 57

1%

(28 oiang). Jadi sebagian besar responden tidak pernah olahraga yaitu sebanyak

I

:'/o (33 orang).
(6)

Tabel

di

atas merupakan bentuk tabel 2xK. Agar dapat memenuhi

syarat

uji

chi

square

dilakukan penggabungan sel menjadi bentuk tabel 2x2. OIeh karena otahraga seperti sepak

bola tangan, lari maraton, dan kungfu memiliki risiko meningkat untuk

meiderita

OA lutut, sel rutin olahraga berisiko yang bernilai nol digabung dengan sel tidak rutin olahraga berisiko

lian

nama

sel

diubah menjadi olahraga berisiko karena kedua

sel

bermakna sama yaitu

kan olahraga berisiko. Sel rutin olahraga tidak berisiko, tidak rutin olahraga tidak Oerisito, ak pernah berolahraga digabung menjadi satu sel dan nama sel diubah menjadi olahraga

berisiko karena ketiga

sel

bermakna sama yaitu

tidak

melakukan olahraga berisiko. Hasil ;abungan sel sebagai berikut:

3. Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Osteoartritis Lutut pada Wanita

Kebiasaan Olahraga

Berisiko

Kejadian Osteoartritis Lutut

o

p value

0,539

Tidak Berisiko

Total 100,0 100,0

Berdasarkan

tabel

3

diketahui prosentase olahraga berisiko

pada

penderita

OA

lutut

ak

14,3o/o

(7

orang), sedangkan olahraga

tidak

berisiko sebanyak

8i,7%

(42

orang). entase rutin olahraga pada bukan penderita OA lutut sebanyak 1A,2o/o (S orang), sedangkin aga tidak berisiko sebanyak 89,8% (44 orang).

Dari hasil uji chi square diperoleh nilai p=Q,538

(t

o

0,05), sehingga Ho diterima. Hal ini

tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga berisiko dengan kejadian osteoartritis lutut.

Dalam penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian osteoartritis lutut pada

(studi

di

RS Orthopedi Prof. Dr, R. Soeharso Surakarta tahun 2A12) menunjukkan bahwa

ada

hubungan

yang

bermakna

antara

kebiasaan

olahraga berisiko dengan

kejadian

rtritis lutut.

Dari hasil

penelitian diketahui bahwa

tidak ada

hubungan antara kebiasaan olahraga

iko

dengan kejadian osteoartritis

lutut. Hal ini

didukung

oleh suatu kajian

pustaka yang

/atakan bahwa atlet yang terlibat dalam olahraga yang berisiko tinggi mempunyai risiko iebih

i

untuk menderita osteoartritis lutut (1. Haq, 2003:378). Akan tetapi dalam penelitian ini tidak

responden yang berprofesi sebagai atlet, sehingga walaupun responden melakukan olahraga

I berisiko tetapi frekuensi yang diterapkan oleh orang biasa dibandingkan dengan ailet

tidik

Distribusi hasil penelitian mengenai aktifitas

fisik

berat pada pasien wanita OA lutut dan

wanita fraktur yang tidak mengalami OA lutut pada tahun 2011-2012

di

RS. Orlhropedi

. dr. R. Soeharso Surakarta dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

4. Distribusi Aktifitas Fisik Berat

Kasus Kontrol Total

Aktifitas Fisik Berat

Jumlah

(%)

Jumlah

(T")

Jumlah

(%)

5 44 49 7 42

N

o/ /o 14,3 85,7 o//o 10,2 89,8 69,4 30,6

ceeding International Seminar On Sport Science 2012 Unnes-Asdep IPTEK Kemenpora RI

47 51 9B 13 36 49 34 15 49 26,5 73,5 48,0 52,0

Total 100,0 100,0 100,0

Berdasarkan

tabel

4

dapat

diketahui

bahwa

prosentase

pada

kelompok

kasus

yang tifitas fisik berat sebanyak 69,4o/o (34 orang) dan yang tidak beraktifitas fisik berat sebahyak

6% (15 orang). Pada kelompok kontrol, yang beraktifitas fisik berat sebanyak 2G,S% (13 orang)

I

yang tidak beraktifitas

fisik

berat

sebanyak

73,5oh (36 orang). Jadi pada kelompok kasus
(7)

an

besar

beraktifitas

fisik

berat sebanyak

69,4o/o, sedangkan

pada

kelompok kontrol

an besar tidak beraktifitas fisik berat yaitu sebanyak 73,5%.

Berdasarkan tabel

4

diketahui prosentase yang beraktifitas fisik berat pada penderita OA

sebanyak 69,4% (34 orang), sedangkan yang tidak beraktifitas berat sebanyak 30,6% (13

).

Prosentase yang beraktifitas fisik berat pada bukan penderita OA lutut sebanyak 26,5% orang), sedangkan yang tidak beraktifitas fisik berat sebanyak 73,5o/o (36 orang).

Dari hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,0001 (<

o

0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini

i

ada hubungan antara aktifitas fisik berat dengan kejadian osteoarthritis lutut. Perhitungan

estimate didapatkan OR=6,277 (OR>1) dengan Cl=2,608-15,106, hal ini berarti wanita yang

fitas fisik berat

memiliki

risiko 6,277 kali

untuk terkena osteoartritis

lutut

dibandingkan yang tidak beraktifitas fisik berat.

Dalam penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian osteoartritis lutut pada

ita (studi

di

RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2012) menunjukkan bahwa pat hubungan yang bermakna antara aktifitas

fisik

berat dengan kejadian osteoartritis lutut

wanita. Odds Rasio= 6,277 (OR>1) dengan Cl=2,608-15,106 (tidak mencakup angka 1)

kkan bahwa wanita yang beraktifitas

fisik

berat memiliki risiko 6,277 kali untuk terkena

itis lutut dibandingkan dengan yang tidak beraktifitas fisik berat.

Dari hasil

penelitian

diketahui bahwa wanita

yang

beraktifitas

berat berisiko

terkena

rtritis lutut.

Hal ini

didukung

oleh hasil

penelitian

E. C.

Lau

di

Hong Kong (1998) yang

atakan ada

hubungan aktifitas

seperti

mengangkat

beban berat dan naik turun

tangga

an

kejadian

osteoartritits

lutut.

Hal

tersebut

juga

didukung

oleh

kajian pustaka

yang ratakan

bahwa

aktifitas fisik berat seperti berdiri lama

(2jam

atau lebih setiap hari), berjalan

jauh

(2jam

atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg-50 kg selama 10 kali

lebih

seminggu), mendorong

objek yang berat (10 kg-50 kg selama 10 kali atau

lebih

gu), naik turun tangga setiap hari merupakan faktor risiko OA lutut pada usia lanjut. Oleh

itu,

diajurkan

bagi wanita untuk

mengurangi aktifitas

fisik berat untuk

mencegah dan malisir terjadi osteoartritis lutut (E.C Lau, 1998; Rusnoto, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

Ada hubungan antara aktifitas fisik berat dengan kejadian osteoartritis lutut

Tidak berhubungan antara kebiasaan olahraga berisiko dengan kejadian osteoartritis lutut.

r Pustaka

lndri

Lestari,

2011,

Atlet

Sepakbola Berisiko Arthritis, http :i/www. m ed ia i nd on esia. co m/

-

Sepakbola- Berisiko- Arthritis,

med ia h id u psehati i nd ex .php I r ead I 2A 1 1 I 1 21 1 I I 47 47 I

2l

Atlet

diakses tanggal 29 Mei 2012

Virgiyanti, 2006, Beban Biomekanik sebagai

Faktor

Risiko Teriadinya Osteoaftritis Lutut,

Skripsi : Universitas Diponegoro Semarang.

ra

Murti,

2003,

Prinsip

dan

Metode

Rrsef

Epidemiologi, Yogyakarla

:

Gadjah

Mada

University Press,

Symmons, Globat

Burden

of

Osteoarthritis

ln

The Year 2000,

http://www.who.int/

healthinfo/statistics/bod_osteoarthritis.pdf, diakses tanggal 20 Januari 2012.

ana Maya Sari, 2009, Faktor Risiko Osteoaftritis

Lutut diRSU

Dr. Soefomo Surabaya, Buletin Penelitian RSU Dr. Soetomo Vol. 11 No.2, hal : 95-100

P. lrianto, 1997, Otahraga yang Aman dan Efektif untuk Kebugaran, Cakrawala Pendidikan

no.1

C.

Lau, 1998,

Factors Associafed

with

Osteoafthritis

of

The

Hip and

Knee

in

Hong Kong

Chinese: Obesity,

Joint

tnjury,

and

Occupational Activities,

USA

:

American Journal of

Epedemiology

lsbagio dan Bambang Setiyohadi, 1995, Masalah dan Penanganan Osteoartritis Sendl Lutut,

(8)

lsbagio, 2000, Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya

pada

Osteoartritis, Cermin Dunia

Kedokteran, No. 129, hlm.5-9

Haq, 2003, Osteoarthrifrs, London: Post grad Med J 2003;79:377-383

nneth

D.

Brandt, MD, 2010, Diagnosis and Nonsurgical Management

of

Osteoarthritis, United States of America : Professional Communications. lnc

imberley D. Ham, 2002, Effects of Long-Term Estrogen Replacement Therapy on Osteoafthritis Severity in Cynomolgus Monkeys, America : American College of Rheumatology

ra J.

Martin,

MD,

Osteoarthritis

Prevention,

http://wurw.webmd.com/osteoarthritis/guide/

osteoafihritis - prevention-1, diakses tanggal 29 Mei 2012

c Alindon T.E.,1996, Relation of Dietary lntake and Serum Levels of Vitamin D to Progression

of

Osteoarthritis

of

The Knee Among Participants

in

The Framingham Study, USA : Ann lntern

Med. 1 996 Sep 1 ;125(5):353-9

achmat G Wachjudi, 2009, Himpunan Makalah Reumatologi Klinik, Bandung : RSHS

achmah Laksmi

Ambardini,

Peran Latihan Fisik dalam

Manajemen

Terpadu

Osteoartritis,

http://staff.uny.ac.id/sitesidefault/filesl132256204lLalihan%20Fisik-Manajemen%2O Osteoartritis.pdf, diakses tanggal 30 Mei 2012

eeding International Seminar On Sport Science 2012

Referensi

Dokumen terkait

Table 4.1 takes one of the key factors from each of the sections in the FGDs – mobile phone: numbers of phones and amount of usage; m-payments: experience and prevalence;

[r]

Pokia Pekedaan l(onstuksi Unit l-a;anm Pengadaan {utP}{abupabn l-ebong dengan ini

Oleh karena itu, maka judul dalam penelitian skripsi ini adalah “ Pengaruh CD Interaktif Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Listrik Dinamis ”..

TIPE integer JENIS_KEG integer KODE_TERPAKAI integer PERIODE varchar(50) KODE_KEG integer PROPOSAL KODE_KEG integer ID_PROPOSAL varchar(10) NOMOR integer LATAR_BELAKANG

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat tiga kategori tingkat ketergantungan mikoriza yaitu kategori tinggi (Kultivar Kaba, Wilis dan Baluran), kategori sedang (Kultivar

setiap tahap regenerasi mulai dari kalus embriogenik hingga menjadi planlet, dan selanjutnya planlet ditumbuhkan dalam media tanpa zat pengatur tumbuh yang selanjutnya diamati

Tujuan pembuatan website untuk memudahkan para wisatawan dalam hal mengakses/mencari informasi tentang tempat wisata yang ada di Pulau Lombok juga membuat sebuah website. Menu-menu