• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh CD Interaktif Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh CD Interaktif Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis"

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CD INTERAKTIF INVESTIGATIF

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 87 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Lutpiah

108016300025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Lutpiah (108016300025). Pengaruh CD Interaktif Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CD interaktif Investigatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep listrik dinamis. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 87 Jakarta Selatan pada kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol pada konsep listrik dinamis. Penelitian ini dilakukan selama lima kali pertemuan ditambah pretestdanposttest, dimulai pada tanggal 8 Mei sampai 5 Juni tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

Instrumen yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 25 butir soal. Data hasil tes dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata kelompok kontrol. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis uji-t yang diperoleh nilai thitung sebesar 2,182 dan nilai ttabel sebesar 2,000. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung> ttabelatau 2,182 > 2,000. Dengan demikian Hoditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% (α = 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan CD interaktif Investigatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep listrik dinamis.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikumWarohmatullohi Wabarokaatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi, yang berjudul “Pengaruh CD Interaktif

Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Shalawat

dan salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW yang membawa

umatnya ke jalan yang diridhai Allah.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA. PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd selaku Pembimbing I yang bersedia meluangkan

waktu untuk membimbing penulis, terimakasih atas kritikannya, kerendahan

hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini,

semoga Allah SWT membalas budi baik ibu.

5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si selaku Pembimbing II, terima kasih atas segala

perhatian, kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam

(7)

6. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah

banyak membantu dan memberikan dukungan dalam perkuliahan.

7. Segenap dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi

pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di

perguruan tinggi ini.

8. Kepala sekolah SMA Negeri 87 Jakarta Selatan dan ibu Kokom, selaku guru

mata pelajaran fisika yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

9. Mereka yang berarti dalam hidup penulis ”My Family” terutama ibu dan

ayah yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian, do’a dan kasih

sayang yang tanpa batas dan akhir.

10. Teman-teman Pendidikan IPA Fisika angkatan 2008 khususnya jj (ifa, cuil,

ema, cmel, dan dede) yang telah banyak memberikan segala bantuan,

semangat dorongan dan perhatiannya, yang selalu menjalin ukhuwah serta tali

silaturahim.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat dituliskan di

sini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk

kesempurnaan penulisan ini pada masa yang akan datang. Akhirnya, penulis

berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Alhamdulillahirobbil’Alamin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh.

Jakarta, Januari 2014

(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A..Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 7

b. Fungsi dan Manfaat Media ... 8

c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ...12

d. Alasan Penggunaan Media Pembelajaran ...12

e. Prinsip-prinsip Pemilihan suatu Media Pembelajaran ...14

f. Langkah-langkah dalam Menggunakan Media Pembelajaran ...15

g. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran ...16

2. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ...18

a. Pengertian Multimedia Interaktif ...18

(9)

c. Keunggulan dan Kelemahan Multimedia Interaktif ...20

d. Aspek Penilaian Multimedia Interaktif ...22

e. Model Multimedia Interaktif ...24

f. Peran Multimedia Interaktif ...25

3. CD Interaktif ...27

a. Pengertian CD Interaktif...27

b. Kelebihan dan Kekurangan CD Interaktif ...29

c. Langkah-Langkah Penyusunan dan Pengembangan CD Interaktif ...30

4. Belajar dan Hasil Belajar ...33

b. Pengertian Belajar ...33

c. Pengertian Hasil Belajar ...34

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ...35

e. Tipe Gaya Belajar ...37

B. Kajian Penelitian yang Relevan ...38

C. Kerangka Berpikir ...40

D. Perumusan Hipotesis ...42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ...43

B. Metode Penelitian ...43

C. Desain Penelitian ...43

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...44

1. Populasi ...44

2. Sampel ...44

E. Variabel Penelitian ...45

F. Teknik Pegumpulan Data ...45

G. Instrumen Penelitian ...46

1. Validitas Instrumen ...46

2. Reliabilitas Instrumen ...49

3. Tingkat Kesukaran ...50

(10)

vi

H. Teknik Analisis Data ...53

1. Uji Normalitas ...53

2. Uji Homogenitas ...54

3. Uji Hipotesis...55

I. Hipotesis Statistik ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...57

1. HasilPretest...57

2. HasilPosttest...58

3. Hasil Analisis ...60

a. Uji Prasyarat Hipotesis ...60

1) Uji Normalitas ...60

2) Uji Homogenitas ...61

b. Uji Hipotesis ...63

1) Uji Hipotesis HasilPretest ...63

2) Uji Hipotesis HasilPosttest ...64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...69

B. Saran ...69

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Berbasis Komputer ...29

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 44

Tabel 3.2 Kriteria Validitas ... 47

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ... 47

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 49

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 50

Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 50

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 52

Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ... 52

Tabel 4.1 Data Skor PretestKelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .... 57

Tabel 4.2 Data HasilPosttestKelompok Eksperimen dan Kontrol ... 58

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas LilieforsPretestdanPosttest Kelas Eskperimen dan Kontrol ... 61

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas DataPretestdanPosttest Kelas Eskperimen dan Kontrol ... 62

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis HasilPretest ... 63

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Batang HasilPretestKelompok Eksperimen dan Kontrol .... 58

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Perangkat Pembelajaran ... 72

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

a. Kelas Eksperimen ... 73

b. Kelas Kontrol ... 99

2. Isi Tampilan Media ... 123

a. Media CD Interaktif Investigatif ... 123

b. MediaPower Point ... 124

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 128

1. Tabel Kisi-Kisi Instrumen ... 128

2. Kisi-Kisi Instrumen ... 129

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 168

a. Validitas ... 168

b. Reliabilitas ... 169

c. Daya Pembeda ... 172

d. Tingkat Kesukaran ... 172

4. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 177

5. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid ... 178

6. Instrumen Tes Valid ... 179

7. Lembar Evaluasi Media ... 183

a. Evaluasi Ahli Media ... 183

b. Evaluasi Ahli Materi ... 187

Lampiran C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 191

1. HasilPretestKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 191

a. Uji Normalitas ... 195

b. Uji Homogenitas ... 201

(14)

x

a. Uji Normalitas ... 208

b. Uji Homogenitas ... 214

3. Uji Hipotesis ... 217

a. Uji HipotesisPretest ... 217

b. Uji HipotesisPosttest ... 218

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

manusia menurut ukuran normatifnya. Menyadari akan pentingnya peran

pendidikan, maka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan

seiring dengan perubahan dan perkembangan paradigma pendidikan yang berlaku

secara global agar dapat menjadi landasan yang kuat bagi peranan tersebut,

sehingga diharapkan dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas

dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Meskipun peningkatan mutu pendidikan terus menerus dilakukan, namun

indikator-indikator pendidikan menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia

belum mengalami peningkatan secara berarti, bahkan masih banyak kalangan

yang memberi penilaian bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong

rendah.1 Belum adanya peningkatan mutu pendidikan ini dialami pada hampir

semua bidang pendidikan, termasuk pendidikansains.

Rendahnya mutu pendidikan, terutama sains ada hubungannya dengan

kurang dipahaminya masalah-masalah yang ada dalam pendidikansains, terutama

guru yang tidak memahami dan menyadari adanya perubahan paradigma

pendidikan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK). Ketidakpahaman tersebut menyebabkan proses pelaksanaan pendidikan

sains sulit untuk diperbaharui, salah satunya adalah masalah kualitas

pembelajaran sains yang terjadi di sekolah. Masalah-masalah kualitas

pembelajaran sains ini dialami oleh sebagian cabang ilmu darisains, salah satunya

(16)

2

Fisika merupakan salah satu cabang darisains yang mempelajari tentang

gejala-gejala alam terutama hubungan antara materi dan energi.2Perubahan global

yang berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu

pengetahuan yang merupakan tulang punggung dan memiliki peranan yang sangat

penting dalam bidang teknologi, terutama teknologi modern seperti, teknologi

informasi, komunikasi, dan transportasi yang memerlukan penguasaan fisika yang

cukup mendalam. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran fisika harus terus

ditingkatkan agar dapat menjadi landasan yang kuat bagi peranan tersebut. Salah

satu upaya yang dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pembelajaran

fisika adalah mengembangkan sistem pembelajaran yang berorientasi pada siswa

dan memfasilitasi kebutuhan siswa akan kebutuhan belajar yang menantang, aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa

pencapaian tujuan pembelajaran, khususnya fisika banyak bergantung pada

bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara profesional oleh

guru dan siswa.

Fisika pada hakikatnya adalah belajar konsep yang sebagian besar

bersifat abstrak dan tiap konsep memiliki keterkaitan antara konsep satu dengan

konsep lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika

di SMAN 87 Jakarta, saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata

pelajaran fisika sulit dipahami dan membosankan, sehingga tidak sedikit siswa

yang memperoleh hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah. Konsep fisika yang bersifat abstrak inilah mungkin

menjadi salah satu alasan fisika masih dianggap sulit, karena diperlukan suatu

pemahaman yang tinggi baik siswa maupun guru, khususnya guru dalam hal

proses penyampaian kepada siswa. Selain itu, hal ini juga disebabkan perbedaan

kemampuan siswa dalam memvisualisasikan dan memahami konsep fisika, serta

sulit ditunjukkan gejalanya secara langsung oleh guru, sehingga hal ini dapat

menimbulkan peluang terjadinya miskonsepsi terhadap konsep yang bersifat

abstrak.

2

(17)

3

Salah satu konsep fisika yang bersifat abstrak adalah konsep listrik

dinamis. Konsep ini memiliki karakteristik proses dinamis sehingga memerlukan

proses pemahaman yang berkaitan dengan objek yang bergerak. Konsep listrik

dinamis merupakan konsep dasar untuk mempelajari konsep selanjutnya dalam

fisika tentang kelistrikan dan kemagnetan. Oleh karena itu untuk mencegah

miskonsepsi siswa terhadap konsep ini, maka perlu adanya upaya peningkatan

penguasaan konsep melalui suatu interaksi dan komunikasi yang baik antara guru

dan siswa agar materi yang disampaikan guru dapat diterima dengan jelas, yaitu

dengan melalui penggunaan media pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memegang peranan

penting dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Hubungan

komunikasi antara guru dan siswa akan lebih baik dan efisien jika menggunakan

media. Seringkali terjadi banyaknya siswa yang kurang mengerti materi pelajaran

yang disampaikan guru kepada siswa dikarenakan ketiadaan atau kurang

optimalnya pemberdayaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.3

Salah satu yang menjadi fungsi dari media, yaitu sebagai alat bantu yang dapat

memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampai pesan atau materi

pelajaran kepada siswa. Alat bantu belajar ini memungkinkan siswa belajar secara

mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audio, dan kinestetisnya.

Dampak pada siswa diharapkan dapat memberikan stimulus, mempersamakan

pengalaman dan pemahaman objek pesan yang disampaikan dalam pembelajaran,

mengurangi terjadinya verbalisme, serta menimbulkan gairah belajar karena

terjadi interaksi langsung antara siswa dengan media.4

Fungsi media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran menjadi

efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, jika media yang digunakan

sesuai dengan tujuan, kebutuhan, karakteristik materi serta karakteristik siswa.

Hal ini menyebabkan, proses pemilihan media harus benar-benar didasarkan atas

prosedur pemilihan yang tepat sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Berbicara mengenai konsep listrik dinamis yang bersifat abstrak, maka diperlukan

3

(18)

4

suatu media yang dapat memvisualisasikan materi yang bersifat abstrak menjadi

konkret dan mengakomodasi gaya belajar siswa visual, audio, dan kinestetis, agar

proses komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan baik dengan tujuan materi

yang disampaikan guru dapat diterima dengan jelas oleh seluruh siswa serta

mengurangi terjadinya verbalisme dan miskonsepsi. Dalam pembelajaran

terkadang siswa mengalami verbalisme karena materi yang dijelaskan oleh guru

lebih bersifat abstrak, tidak ada ilustrasi nyata, sehingga siswa hanya bisa

mengatakan tetapi sebenarnya tidak memahami bentuk, wujud atau karakteristik

konsep yang dijelaskan oleh guru, artinya pesan yang disampaikan guru tidak

sama dengan persepsi siswa, sehingga dapat menimbulkan peluang terjadinya

miskonsepsi.

Salah satu media yang dapat mempermudah siswa dalam

memvisualisasikan arus listrik dan dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa

audio, visual, dan kinestetis yaitu, CD interaktif. Penggunaan media CD interaktif

merupakan salah satu usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran, sekaligus memperbaiki, memperbaharui, dan membantu

siswa dalam memvisualisasikan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak

dengan melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati

suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana tanpa resiko. Dengan media

CD interaktif tercipta pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman yang

baik bagi siswa karena dalam CD interaktif terdapat interaksi antara guru dengan

siswa, maupun siswa dengan siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran akan

semakin lebih bermakna guna meningkatkan pemahaman konsep dan mencegah

timbulnya miskonsepsi terhadap konsep yang dipelajari.

CD interaktif merupakan produk dari multimedia interaktif yang

merupakan bagian dari media pembelajaran hasil teknologi berdasarkan komputer

(multimedia). Produk ini merupakan hasil dari pengambilan data dan gambar,

pengolahan, serta pemberian navigasi untuk menjalankan CD tersebut. Dengan

adanya navigasi, maka siswa yang menjalankan CD tersebut dapat menelusuri ke

bagian-bagian yang diinginkan, disini akan terjadi interaksi antara siswa dengan

(19)

5

disampaikan dapat diterima lebih jelas dan mendalam. Kelebihan media ini adalah

menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, dan

sound menjadi satu kesatuan penyajian (multimedia), sehingga dapat

mengakomodasikan siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetis.

Pada penelitian ini, peneliti akan mengunakan media CD interaktif

dengan menerapkan listrik dinamis sebagai materi yang akan disampaikan dalam

proses pembelajaran. Dalam penyampaian materi ini, siswa diharapkan dapat

memahami dan mengidentifikasi konsep-konsep kelistrikan melalui visualisasi

konsep listrik dinamis oleh media CD interaktif yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian lebih lanjut tentang pengaruh CD interaktif terhadap hasil belajar siswa

SMA. Oleh karena itu, maka judul dalam penelitian skripsi ini adalahPengaruh CD Interaktif Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Listrik Dinamis”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:.

1. Masih rendahnya hasil belajar fisika siswa.

2. Siswa sulit memahami konsep fisika yang bersifat abstrak.

3. Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran terutama

materi yang bersifat abstrak, sehingga proses komunikasi antara guru dan

siswa tidak berjalan dengan baik yang dapat menimbulkan peluang terjadinya

miskonsepsi.

4. Masih banyak media yang belum dapat memvisualisasikan konsep bersifat

abstrak serta mengakomodasi gaya belajar siswa yang audio, visual, dan

(20)

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi

pada :

1. Hasil belajar yang diukur pada konsep listrik dinamis adalah hasil belajar

ranah kognitif pada tingkatan C1, C2, C3, dan C4.

2. CD (Compact Disk) interaktif yang digunakan yaitu CD interaktif investigatif

dengan menggunakan pembelajaran CAI (Computer Assisted Intruction). CD

interaktif investigatif adalah media pembelajaran berbasis komputer yang

memiliki beragam bentuk variasi audio dan visual menjadi satu kesatuan

dengan dilengkapi linkdantool yang tepat sehingga memungkinkan pemakai

multimedia dapat melakukan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan tujuan

meningkatkan pemahaman siswa dengan melalui suatu penyelidikan terhadap

fenomena atau visual yang disajikan dalam bentuk animasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah dalam penelitian ini,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah

terdapat pengaruh CD (Compact Disk) interaktif investigatif terhadap hasil belajar

fisika pada konsep listrik dinamis?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CD (Compact

Disk) interaktif investigatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep listrik

dinamis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, yaitu:

1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar fisika khususnya pada

konsep listrik dinamis, karena visualisasi pada media dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap konsep listrik dinamis

2. Bagi guru, yaitu memberikan informasi bahwa penggunaan media CD

interaktif merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan hasil belajar

(21)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran berasal dari dua kata dasar yaitu media dan

pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah, perantara atau pengantar”.1 Gerlach dan Ely (1971) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap.2

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa.3Media

dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan dan menjadi

sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran. Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.4Dalam proses

pembelajaran guru tidaklah dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar,

sehingga dalam pembelajaran guru harus mampu merencanakan dan menciptakan

sumber-sumber belajar lainnya yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang

1

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 3. 2

Ibid. 3

Edy S Purnama, Optimalisasi Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran dengan Media CD Interaktif (Multimedia) bagi Siswa Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen,

(22)

8

kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai media

pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud dengan media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan

atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (software).5

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar yang akan

disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana

atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar.

Pada awal sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu

yang dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Berbeda

dengan saat ini, kehadiran media selain sebagai alat bantu guru tetapi juga dapat

memberikan motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang

abstrak menjadi konkrit serta mempertinggi daya serap belajar. Hal ini

dikarenakan, adanya perkembangan teknologi yang mempunyai dampak

berkembangnya media, tidak hanya dalam bentuk visual ataupun audio saja tetapi

dalam bentuk audio visual yang dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe

belajarvisual,auditif, sertakinestetis.

b. Fungsi dan Manfaat Media

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting

adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu sangat mempengaruhi

jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun terdapat aspek lain yang harus

diperhatikan, seperti tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan sebagainya.

Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media adalah

5

(23)

9

sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru.6

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton,7 dapat memenuhi tiga

fungsi apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok

pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)

menyajikan informasi dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi

motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau

hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para

siswa untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, minat,

dan emosi.

Selain dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, fungsi utama

media secara umum, yaitu:8

1) Fungsi atensi

Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan teks materi. Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa

terhadap materi ajar.

2) Fungsi afektif

Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan

atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Media pembelajaran yang tepat guna dapat

meningkatkan penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Penerimaan itu

adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan

proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap

rangsangan yang diterima. Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat falsafah

hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya.

3) Fungsi kognitif

Aktifitas kognitif meliputi persepsi, mengingat dan berfikir. Siswa yang

belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan

bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu

6

(24)

10

berupa orang, benda, atau kejadian. Objek-objek itu akan dihadirkan dalam diri

seseorang melalui tanggapan atau gagasan yang kemudian dituangkan dalam

bentuk kata-kata yang disampaikan kepada temannya.

4) Fungsi imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi

siswa. Imajinasi berdasarkan kamus lengkap psikologi adalah proses menciptakan

objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensorik. Imajinasi ini mencakup

kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang yang didominasi

oleh pikiran-pikiran autistik.

5) Fungsi manipulatif

Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas

ruang dan waktu, yaitu menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan

dalam bentuk asli, menjadikan objek yang menyita waktu panjang menjadi

singkat, dan menghadirkan kembali peristiwa yang telah terjadi.

Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan

inderawi manusia, yaitu membantu siswa dalam memahami objek yang sulit

diamati karena terlalu kecil, membantu siswa dalam memahami objek yang

bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, membantu siswa dalam memahami

objek yang membutuhkan kejelasan suara, dan membantu siswa dalam memahami

objek yang terlalu kompleks.

Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses

belajar mengajar sebagai berikut:9

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara

siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu:

9

(25)

11

4) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang

kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.

5) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat

disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.

6) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan

tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping

secara verbal.

7) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan

secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

8) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan

dengan media seperti komputer, film, dan video.

9) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang

dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi

kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti video, slide,

atau simulasi komputer.

10) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya

misalnya melalui karyawisata, dan kunjungan ke museum-museum.

Berdasarkan uraian diatas bahwa media memiliki fungsi yang jelas yaitu

dapat memperjelas, memudahkan, dan menarik pesan pembelajaran yang akan

disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat memotivasi belajarnya dan

mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian menurut Raharjo menunjukkan

bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu

dengan sarana visual, dimana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera

(26)

12

c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya

dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Achsin, menyatakan bahwa tujuan

penggunaan media pembelajaran diantaranya yaitu:11

1) Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan

dengan tepat guna dan berdaya guna,

2) Untuk mempermudah bagi guru daiam menyampaikan informasi materi

kepada anak didik.

3) Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

4) Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan

mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.

5) Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara siswa yang

satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh

guru.

d. Alasan Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam

pembelajaran selain metode pembelajaran. Oleh karena itu, maka seharusnya

dalam pembelajaran guru menggunakan media. Proses pemilihan media menjadi

penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran.

Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas

konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu

totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan. Kedudukan media dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan

dari keseluruhan sistem pembelajaran. Penggunaan media akan meningkatkan

kebermaknaan hasil belajar. Dengan demikian pemilihan media menjadi penting

11

Suwarsih Hadi Ningsih, “Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Penggunaan Media

Pembelajaran,” artikel diakses pada 18 Desember 2013 dari

(27)

13

dengan melihat kedudukan media dalam pembelajaran. Berikut beberapa

penyebab orang memilih media, antara lain sebagai berikut:12

1) Demonstrasi. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk

mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara

mengoperasikan, dan sebagainya. Karena itu, media merupakan alat peraga

yang sangat penting dalam proses belajar dan mengajar, serta memudahkan

siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan dengan baik

dan menyenangkan.

2) Familiaritas. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi dalam

menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media

tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media

lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu,

tenaga, dan biaya, sehingga secara terus menerus guru menggunakan media

yang sama. Oleh karena itu, familiaritas media pembelajaran menjadi sesuatu

yang paling dipilih oleh setiap guru.

3) Kejelasan. Alasan ketiga mengapa guru menggunakan media adalah untuk

lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang

lebih konkret. Artinya, jika guru hanya menggunakan media verbal dalam

memberikan media pembelajaran dengan bermodalkan penguasaan materi,

maka akan terjadi perbedaan persepsi antara guru dan siswa. keadaan

semacam ini, tentu saja akan mengarah pada ketidakberhasilan guru dan

siswa mencapai tujuan pembelajaran. Karena itu, dengan menggunakan

media pembelajaran, maka akan ada kejelasan yang tidak bisa diungkapkan

oleh guru secara verbal, sehingga tujuan pengajaran akan tercapai dengan

efektif dan efisien.

4) Pembelajaran aktif. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh

guru. Salah satu aspek penggunaan media pembelajaran akan membuat siswa

ikut berperan aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Akhirnya siswa

(28)

14

e. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses

belajar mengajar. Media terdiri atas berbagai macam, karena beranekaragamnya

media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat

digunakan secara tepat guna. Oleh sebab itu, penggunaan media dalam proses

pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa prinsip antara lain:13

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen

utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan

media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam

bentuk perilaku.

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih

media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media akan berdampak

pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi

guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur,

intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan anak menjadi

titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.

4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain

sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi

pertimbangan seorang guru. seringkali suatu media dianggap tepat untuk

digunakan di kelas akan tetapi disekolah tersebut tidak tersedia media atau

peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu

media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.

5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang disampaikan

kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang

ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

13

(29)

15

6) Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan

hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang lebih sederhana mungkin

lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih bilamana

hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

f. Langkah-langkah dalam Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara

efektif dan efisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga

langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media, yaitu:14

1) Persiapan Sebelum Menggunakan Media

Pada tahap ini guru menyusun desain instruksional, yang mencakup juga

rancangan perangkat media yang akan digunakan. Selanjutnya mempersiapkan,

mengadakan, memproduksi berbagai media yang telah dirancang, yang

selanjutnya disusun dalam urutan tertentu secara sistematis. Pada tahap persiapan

guru sebaiknya juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) cantumkan media yang akan digunakan. Selain itu, guru juga

sebaiknya menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam

pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru, sehingga siswa dapat melihat dan

mendengar dengan baik.

2) Kegiatan Selama Menggunakan Media

Kegiatan yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah

suasana ketenangan. Pada tahap ini media yang telah dirancang dapat

dioperasionalkan secara teknis dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Guru

pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran perlu mempertimbangkan, seperti: a) yakinkan bahwa semua media

dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan. b) jelaskan tujuan yang

(30)

16

proses pembelajaran, d) hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat

mengganggu perhatian atau konsentrasi, dan ketenangan siswa.

3) Kegiatan Tindak Lanjut

Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa

tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu, kegiatan

ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah

dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya diskusi,

eksperimen, observasi, latihan dan tes.

g. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media memiliki berbagai macam, ada yang hanya dapat dimanfaatkan bila

ada alat untuk menampilkannya. Ada pula yang tergantung pada hadirnya seorang

guru. Dari berbagai ragam dan bentuk media pembelajaran, pengelompokkan atas

media dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk penyajian, yang meliputi:15

1) Media grafis, bahan cetak, dan gambar diam.

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, gagasan

melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol. Contoh media

grafis, misalnya: poster, grafik, dan diagram.

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui

proses pencetakan atau printing. Contoh media bahan cetak, misalnya: buku teks,

modul, dan sebagainya.

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang

dihasilkan melalui proses fotografi.

2) Media proyeksi diam

Media proyeksi diam yaitu media visual yang diproyeksikan atau media

yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau

sedikit unsur gerakan. Contoh media ini, misalnya: OHP, slide, film strip, dan

sebagainya

15

(31)

17

3) Media audio

Media audio yaitu media yang penyampaian pesannya hanya dapat

diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan

dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan

sound effect. Contoh dari media audio ini adalah program kaset suara dan program

radio.

4) Media audiovisual diam

Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat

diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang

dhasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak.

5) Televisi

Televisi yaitu media yang dapat menyampaikan pesan secara audiovisual

dan gerak (sama dengan film). Jenis media ini adalah televisi terbuka, televisi

siaran terbatas, danVideo-Cassette Recorder(VCR).

6) Multimedia (Media Berbasis Komputer)

Multimedia adalah suatu sistem penyampaian dengan menggunakan

berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Multimedia

terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear dan multimedia interaktif.16

Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan

alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini

berjalan berurutan, contohnya: TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif

adalah suatu multimedia yang dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioperasikan

oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk

proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia

pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan sebagainya.17

Berdasarkan uraian diatas, CD interaktif merupakan bentuk multimedia

interaktif yang dikelompokkan ke dalam media berbasis komputer.

16

(32)

18

2. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran a. Pengertian Multimedia Interaktif

Multimedia berasal dari kata multi dan media.18Multi berasal dari bahasa

Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata

media berasal dari bahasa Latin, yaitu mediumyang berarti perantara atau sesuatu

yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu.

Gayeski (1993) mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan media berbasis

komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun,

menyimpan, menghantarkan, dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik,

audio, video, dan sebagainya.19

Multimedia bisa digunakan sebagai media pendidikan yang dapat

diandalkan dibandingkan dengan media-media lain. Hal ini karena, multimedia

mempunyai berbagai kelebihan, yaitu mampu merangkum berbagai jenis media,

seperti teks, suara, gambar, grafik, dan animasi dalam satu kajian digital.

Multimedia juga memiliki akses interaktif dengan pengguna, sehingga keberadaan

multimedia dalam pendidikan telah menunjukkan suatu perkembangan baru yang

diharapkan mampu membantu dunia pendidikan menjadi lebih bermakna melalui

pembelajaran.

Multimedia dianggap sebagai media pembelajaran yang menarik

berdasarkan upaya yang menyentuh berbagai panca indera: penglihatan,

pendengaran, dan sentuhan. Menurut Schade dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa daya ingat bagi orang yang membaca sendiri adalah yang

terendah (1%). Daya ingat ini bisa ditingkatkan hingga (25%-30%) dengan

adanya bantuan alat pembelajaran, seperti televisi. Metode pembelajaran bisa

menjadi lebih menarik dan memberikan rangsangan hingga 60% apabila

menggunakan media tiga dimensi. Multimedia memiliki kemampuan

menampilkan konsep 3D dengan menarik, setidaknya kurikulum pembelajaran

18

Munir,Multimedia(Bandung: ALFABETA, 2012), h. 2. 19

(33)

19

dapat dirancang secara sistematik, komunikatif, dan interaktif sepanjang proses

pembelajaran.20

Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari

komponen-komponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia

interaktif adalah hubungan antara manusia (sebagai user atau pengguna produk)

dan komputer (software/aplikasi, biasanya dalam bentuk CD).21 Dengan

demikian, produk ini memiliki hubungan dua arah atau timbal balik antara

software dengan usernya. Interaktifitas dalam multimedia meliputi:22 (1)

pengguna dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi, (2) aplikasi

interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang

diinginkan saja tanpa harus melahap semua informasi.

Berdasarkan pengertian multimedia dan interaktif tersebut, maka dapat

disimpulkan multimedia interaktif adalah media yang mengkombinasikan

beberapa media audio, video, dan teks yang memiliki hubungan timbal balik

antara pengguna dengan program sehingga dapat mengendalikan suatu perintah

yang diinginkan.

b. Karakteristik Multimedia Interaktif

Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi dan

efektivitas hasil belajar bagi penggunaannya. Oleh karena itu, dalam

pengembangan multimedia interaktif maka harus memperhatikan karakteristik

multimedia interaktif yang diantaranya sebagai berikut:23

1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen

Materi harus dikemas secara multimedia yang didalamnya terdapat teks,

animasi, sound dan video sesuai tuntutan materi. Dengan menggabungkan unsur

audio dan visual, materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sulit terjangkau,

berbahaya apabila langsung dipraktekkan, dan memiliki tingkat keakurasian tinggi

akan menjadi lebih efektif dalam proses pembelajaran

20

Ibid., h. 109-110 21

(34)

20

2) Bersifat interaktif

Media yang dikemas harus bersifat interaktif, maksudnya didesain agar

dapat melakukan perintah balik kepada pengguna untuk melakukan suatu aktivitas

sehingga pengguna terlibat interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang

dipelajari. Adanya interaktivitas tersebut merupakan ciri paling menonjol dari

program multimedia. Tingkat interaktivitas ini merupakan salah satu tolak ukur

dalam menilai kualitas program multimedia interaktif.

3) Bersifat mandiri

Media harus memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga

pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan dari orang lain serta memudahkan

bagi penggunanya dalam mempelajari materi. Pembelajaran interaktif dapat

digunakan oleh siswa secara individual, tidak hanya dalam sekolah, tetapi juga

dirumah. Materi dapat diulang-ulang sesuai kehendak siswa. Dapat pula

digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang dengan

dipandu guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang tersedia

dalam program.24

c. Keunggulan dan Kelemahan Multimedia Interaktif

Secara umum manfaat yang diperoleh dalam proses pembelajaran

multimedia interaktif adalah pembelajaran menjadi lebih menarik, jumlah waktu

mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi dan

belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap dan

perhatian belajar siswa dapat ditingkatkan dan dipusatkan.

Manfaat diatas dapat direalisasikan mengingat terdapat keunggulan dari

pembelajaran multimedia, diantaranya yaitu sebagai berikut:25

1) Daya coba tinggi

Melalui penggunaan multimedia interaktif, memungkinkan siswa untuk

melakukan kegiatan interaktif dengan software, yang dapat menumbuhkan

24

Susilana dan Cepi Riyana,op.cit.,h. 129 25

(35)

21

sifat keingintahuan siswa melalui kegiatan yang dirancang sedemikian rupa

sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin untuk mempelajarinya lebih lanjut.

2) Visualisasi informasi atau proses yang bersifat abstrak

Rancangan isi dan desain multimedia interaktif merupakan informasi yang

cenderung abstrak (tidak kasat mata), jika ditampilkan melalui multimedia

interaktif, akan lebih memudahkan siswa memahaminya.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

4) Ada stimulus dan respon

5) Meningkatkan motivasi belajar

6) Visualisasi relevan dengan materi

Selain kelebihan yang dimiliki, proses pembelajaran komputer sebagai

sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan, hal tersebut

sejalan dengan Benny A. Pribadi yang diantaranya sebagai berikut:26

1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama

yang dirancang khusus untuk pembelajaran. Disamping itu, pengadaan,

pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif

tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan biaya dan manfaat perlu dilakukan

sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan

pendidikan

2) Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras

dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali

tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama.

Disamping kedua hal di atas, merancang dan memproduksi program

pembelajaran berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah.

Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan

waktu yang cukup lama dan membutuhkan suatu keahlian serta memerlukan

adanya tim yang profesional. Harus diingat bahwa teknologi multimedia hanya

(36)

22

tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru.27 Namun masih terdapat

kekeliruan pandangan dalam konsep pembelajaran multimedia, diantaranya

sebagian besar pengguna teknologi multimedia masih menganggap teknologi

multimedia hanya sebagai alat penampil suatu materi yang akan disampaikan.

Multimedia dipandang sebagai wahana yang selalu memberikan dampak positif

pada pembelajaran. Padahal bisa jadi tidak, jika materi yang disiapkan tidak

mengena dengan mata pelajaran yang ingin disampaikan.

d. Aspek Penilaian Multimedia Interaktif

Untuk mengetahui efektivitas media yang akan digunakan tentunya perlu

dilakukan penilaian atau uji keberhasilan suatu media. Instrumen yang biasa

digunakan untuk mengukur kualitas media adalah berupa tes atauexpert judgment

dari ahli media dan ahli materi yang selanjutnya diujicobakan dilapangan.

Menurut Wahono (2007) penilaian multimedia pembelajaran berdasarkan

beberapa aspek, yaitu:28

1) Aspek rekayasa perangkat lunak, diantaranya yaitu:

a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media

pembelajaran

b) Reliabel (handal)

c) Maintainable(dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)

d) Usabilitas(mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasian)

e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tooluntuk pengembangan

f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/ dijalankan diberbagai

hardwaredansoftwareyang ada)

g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi

h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk

instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan

antisipatif), desain program ( jelas, menggambarkan alur kerja program)

27

Ariani dan Dany Haryanto,op.cit.,h. 6 28

(37)

23

i) Reusable (sebagian atau seluruh program, media pembelajaran dapat

dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain).

2) Aspek desain pembelajaran, diantaranya yaitu:

a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)

b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/kurikulum

c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran

d) Ketetapan penggunaan strategi pembelajaran

e) Interaktivitas

f) Pemberian motivasi belajar

g) Kontekstualitas dan aktualitas

h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan ajar

i) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

j) Kedalaman materi

k) Kemudahan untuk dipahami

l) Sistematis, runut, alur logika jelas

m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan

n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran

o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi

p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

3) Aspek komunikasi visual, diantaranya yaitu:

a) Komunikatif, sesuai dengan pesan dan dapat diterima atau sejalan dengan

keinginan sasaran

b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan

c) Sederhana dan memikat

d) Audio (narasi,sound effect,backsound, musik)

e) Development Visual(layout design,typography, warna)

(38)

24

e. Model Multimedia Interaktif

Beberapa model multimedia interaktif di antaranya :29

1) ModelDrill

Model drills dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya

merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan

pengalaman belajar pada diri siswa melalui penyediaan latihan-latihan soal untuk

menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan

yang disediakan oleh program.

Meskipun kemasan model ini menyajikan soal-soal, namun bukan

bertujuan untuk mengevaluasi hasil akhir belajar siswa, namun tes tersebut pada

dasarnya merupakan sajian-sajian materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk

latihan soal. Semakin sering siswa menjawab dan berlatih untuk mengerjakan soal

maka akan semakin menguasai materi pembelajaran.

2) ModelTutorial

Model tutorial adalah pembelajaran melalui komputer dimana siswa

dikondisikan untuk mengikuti alur pembelajaran yang sudah terprogram dengan

penyajian materi dan latihan soal. Tutorial dalam pembelajaran komputer

ditujukan sebagai pengganti tutor yang proses pembelajarannya diberikan lewat

teks, grafik, suara, video dan animasi yang juga menyediakan poin-poin

pertanyaan dan permasalahan, jika respon siswa salah maka komputer akan

mengulangi materi sebelumnya. Program ini juga menuntut siswa untuk

mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam

kegiatan pembelajaran.

3) ModelSimulasi

Model simulasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui penciptaan

tiruan –tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.

29

(39)

25

4) ModelGames

Model games adalah model pembelajaran berbasis komputer dengan

menggunakan format permainan yang bertujuan untuk menyediakan suasana atau

lingkungan yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan

siswa. Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas pembelajaran

menyenangkan, di mana siswa akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan

aturan permainan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan CD Interaktif dengan tipe

penyajian tutorial dan simulasi. Hal ini dikarenakan, pada model tutorial materi

pembelajaran lebih mudah disajikan. Selain itu, keunggulan dari model tutorial

adalah kemampuannya menyajikan informasi dalam bentuk bercabang.30 Bentuk

ini memberikan kebebasan bagi siswa untuk mempelajari bahan ajar yang lebih

disukai dulu. Sementara itu, model simulasi berguna memberikan pengalaman

belajar yang lebih konkret terhadap materi yang bersifat abstrak melalui suatu

penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya

tanpa resiko yang nyata.

f. Peran Multimedia Interaktif

Terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran secara garis besar

multimedia dapat dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu:31

1. CAI (Computer Assisted Intruction)

CAI adalah bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer. Pada CAI,

multimedia yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran

seperti sebagai alat bantu dalam presentasi maupun demonstrasi atau alat bantu

dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada CAI, disini komputer mengambil lebih

banyak bagian dari pekerjaan seorang instruktur atau guru. Seluruh bahan dapat

dipresentasikan dengan komputer, sementara sebagian bahan yang lain masih

dapat dipresentasikan oleh instruktur atau guru.32

30

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi

(40)

26

2. CBI (Computer Based Intruction)

CBI adalah bentuk pembelajaran berbasis komputer. Pada CBI,

multimedia digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran, bahkan sistem

pembelajaran dilaksanakan secara individual (individual learning) dan

menerapkan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana siswa dapat

berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau

dimanfaatkan oleh guru. Kontrol pembelajaran dalam pembelajaran berbasis

komputer ini sepenuhnya ada di tangan siswa (student center), karena

pembelajaran berbasis komputer menerapkan pola pembelajaran bermedia, yaitu

secara utuh sejak awal hingga akhir mengggunakan piranti komputer (CD

interaktif). Media berbasis komputer ini kemungkinan akan gagal jika siswa tidak

diorientasikan pada perangkat keras dan lunak, serta tidak ada mekanisme untuk

memberikan bantuan ketika ada masalah. Karena itu, siswa patut mendapatkan

pengetahuan tentang perangkat keras dan lunak terlebih dahulu, dan memberikan

bantuan terhadap siswa dalam menjalankannya, sehingga dalam pembuatannya

media harus dibuat semenarik dan semudah mungkin baik isi materi maupun

desain media agar siswa dapat menggunakannya sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan CD Interaktif dengan sistem

pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction). Hal ini karena, melalui

pertimbangan prinsip – prinsip belajar dalam pembelajaran berbasis komputer

(CBI) yang salah satu diantaranya berorientasi pada pembelajaran tuntas dan

bersifat individual,33 dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua

pengalaman belajar dikemas dalam program pembelajaran berbasis komputer.

Prinsip-prinsip ini tidak cocok dengan sebagian sekolah yang tidak menerapkan

sistem pembelajaran tuntas, yang sebagian besar terjadi di kebanyakan sekolah di

Indonesia termasuk sekolah yang dijadikan peneliti sebagai objek penelitian.

Selain itu, pada CBI pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara individu

sehingga bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi akan lebih

cepat selesai dalam mempelajari materi pelajaran yang diprogram, tetapi yang

memiliki tingkat kemampuan yang rendah akan lambat dalam mengerjakan.

33

(41)

27

Proses pembelajaran ini cenderung menyebabkan siswa yang lebih cepat selesai

akan banyak mendapatkan waktu luang, sehingga sangat mengganggu siswa yang

memiliki tingkat kemampuan yang rendah.

Selain melalui pertimbangan diatas, isi media menjadi faktor utama

menggunakan CD interaktif dengan sistem pembelajaran CAI, karena berdasarkan

evaluasi ahli media menunjukkan bahwa media yang dikembangkan peneliti

masih banyak kekurangan terutama dalam hal interaktifitasnya, sehingga menjadi

kurang maksimal jika digunakan sistem pembelajaran CBI (sistem pembelajaran

berbasis komputer).

3. CD Interaktif

a. Pengertian CD Interaktif

CD interaktif merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang

berbasis komputer dan digunakan sebagai bahan ajar interaktif yang memiliki

beragam bentuk variasi. CD pembelajaran interaktif termasuk media audio visual

gerak karena menampilkan unsur suara dan gambar bergerak.34

Kata “interaktif” mengandung arti bersifat saling melakukan aksi atau

saling aktif.35 Dengan demikian, CD interaktif dapat juga disebut bahan ajar

interaktif yang dimaknai sebagai bahan ajar yang bersifat aktif, maksudnya bahan

ajar ini tidak seperti bahan ajar cetak yang hanya pasif dan tidak bisa melakukan

kendali terhadap penggunanya. Dalam bahan ajar interaktif ini, pengguna terlibat

interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari.

Sementara itu, menurut Guidelines for Bibliographic Description Of

Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar

(2004), bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio,

teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk

34

(42)

28

mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.36 Bahan

ajar interaktif dapat ditemukan dalam dua bentuk, yaitu CD interaktif dan orang.37

CD interaktif merupakan salah satu produk dari multimedia.38 Definisi

kata multimedia dalam dunia komputer, menurut Hofstetter (2001), adalah

pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar

bergerak (video dan animasi) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang

tepat sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi,

berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.39

CD interaktif dalam penelitian ini diberi nama investigatif yang

berdasarkan pada indikator-indikator yang tersedia dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Arti kata

investigatif berhubungan dengan investigasi yaitu penyelidikan dengan mencatat

atau merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan (tentang peristiwa, sifat atau khasiat suatu

zat, dan sebagainya). Investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman

siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan belajar dimulai dengan diberikan

masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar

selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru,

yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi. Menurut

Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan

mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah

proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut

mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan

perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau

lebih hasil. Sesuai dengan namanya proses penyajian materi dalam CD interaktif

investigatif bertujuan agar siswa dapat mengamati beberapa simulasi yang

36

Ibid. 37

Ibid., h. 330 38

Mulyanta dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif-Media Pembelajaran Kolaborasi Tool Macromedia Director MX, Macromedia Fireworks, dan Swish Max,(Yogyakarta: Unversitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009), h. 1.

39

(43)

29

diberikan dengan melalui suatu pertanyaan yang bersifat mengembangkan proses

berfikir siswa terhadap materi listrik dinamis, sehingga siswa dapat memahami

konsep yang dipelajari.

Berdasarkan pengertian CD interaktif dan investigatif, maka dapat

disimpulkan bahwa CD interaktif investigatif adalah media pembelajaran berbasis

komputer yang memiliki beragam bentuk variasi audio dan visual menjadi satu

kesatuan dengan dilengkapi link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan

pemakai multimedia dapat melakukan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan

tujuan meningkatkan pemahaman siswa dengan melalui suatu penyelidikan

terhadap fenomena atau visual yang disajikan dalam bentuk animasi.

b. Kelebihan dan Kekurangan CD Interaktif

CD interaktif termasuk bagian dari bahan ajar berbasis komputer. Seperti

halnya media lain, CD interaktif juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti

pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Berbasis Komputer40

Kelebihan Kekurangan

Dapat menayangkan informasi dalam

bentuk teks

Memerlukan komputer dan

pengetahuan program

Interaktif dengan siswa Membutuhkanhardwarekhusus

untuk proses pengembangan dan

penggunaannya

Dapat mengelola laporan atau

respons siswa

Resolusi untukimagegrafik sangat

terbatas pada sistemmicroprocessor

Dapat diadaptasi sesuai kebutuhan

siswa

Hanya efektif jika digunakan untuk

penggunaan seseorang atau beberapa

orang dalam kurun waktu tertentu

Dapat mengontrolhardwaremedia

lain

Gambar

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Berbasis Komputer40
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bullying dan perilaku tidak menyenangkan yang didapatkan di tempat kerja merupakan salah satu gambaran kondisi di tempat kerja yang berpengaruh terhadap

Jika konsep matematika merupakan “Noun”( kata benda), maka.. ketrampilan matematikan merupakan kata

Akibat hukum ketiadaan regulasi guru asing terhadap sistem pendidikan nasional terkait dengan keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jenis penelitian yang digunakan

[r]

Kandungan bakteri heterotrofik menunjukkan bahwa di lokasi penelitian perairan Selat Buton lebih tinggi bila dibandingkan dengan Selat Kabaena, Selat Muna,

Pengukuran kinerja berdasarkan data aktiva intern/lazim disebut pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan dengan banyak metode antara lain tingkat earning atau

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media

Anonim,Switching Power Supply Saturday, September 13th, 2014 -