• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

4. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.43 Dengan demikian hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Menurut Surya (1997) belajar dapat diartikan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.44

Sementara itu, Dahama dan Bhatnagar (1980:150) mengatakan “Any

change of behavior which takes place as a result of experiences may be called learning”, belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung sebagai hasil dari pengalaman. Menurut mereka pengalaman belajar adalah reaksi mental dan fisik terhadap penglihatan, pendengaran, dan perbuatan mengenai sesuatu yang dipelajari dan dengan reaksi mental itu seseorang memperoleh pengertian yang bermanfaat dalam pemecahan masalah baru.45

Makna dari proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku, karena siswa memperoleh pengalaman baru. Melalui pengalaman belajar, siswa memperoleh pengertian, sikap penghargaan, kebiasaan, kecakapan dan sebagainya. Agar siswa memperoleh sejumlah pengalaman baru, maka mereka harus mengikuti kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan aktivitas tingkah

43

Rusman,op.cit.,h. 85

44

Ibid.

45

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

laku yang diperoleh dari dalam proses belajar seperti: mengkaji, mendengar, membaca, menghafal, merasakan dan menerima.46

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh seseorang melalui suatu penemuan pengalaman-pengalaman baru dalam memperoleh pengertian, kebiasaan, sikap, dan lain sebagainya. Proses belajar mencapai puncaknya dengan diukur pada hasil belajar atau unjuk kerja siswa. Setiap proses pembelajaran keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.47

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.48 Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat dan pengalaman. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat prabelajar.49 Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah yang sesuai dengan pernyataan Benyamin Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu :

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Keenam

46

Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi(Jakarta: GP Press Jakarta. 2010), h. 81

47

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.250

48

Ike Putri, “Pengertian Definisi Hasil Belajar dari Beberapa Ahli Pendidikan,” artikel di akses pada 21 Januari 2012 dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertian-definisi-hasil-belajar-dari/

49

tujuan ini sifatnya hierarki, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. 3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Dengan demikian hasil belajar merupakan puncak tingkat perkembangan mental. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.50 Hal ini terkait dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Keputusan hasil belajar merupakan umpan balik bagi siswa dan guru. Secara kejiwaan, siswa terpengaruh tentang hasil belajarnya. Oleh karena itu, sekolah dan guru diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, didapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, cita-cita, keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan Oemar Hamalik,51 yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku termasuk juga perbaikan perilaku. Guru harus dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku setelah dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh dari siswa setelah melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru dapat menentukan prestasi belajar siswanya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan dalam proses

50

Ibid.

51

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,52yaitu:

1) Faktor Internal, diantaranya yaitu: a) Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak lelah, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya itu akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi, misalnya ternyata kemampuan belajarnya dibawah siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab siswa yang kekurangan gizi pada umumnya akan cenderung cepat lelah, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.

b) Faktor psikologis

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Beberapa faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, serta kognitif dan daya nalar.

2) Faktor eksternal, diantaranya yaitu: a) Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang baik akan berpengaruh positif pada hasil belajar. Seringkali guru dan siswa yang sedang belajar akan merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar kelas.

b) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

tujuan-52

tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.

d. Tipe Gaya Belajar

Ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati oleh guru, yaitu gaya belajarvisual, gaya belajarauditif, dan gaya belajarkinestetis.53Gaya belajar tersebut memiliki penekanan-penekanan masing-masing, meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi pada saat tertentu siswa akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya tersebut.

1) Tipe belajarvisual(Visual Learner)

Visual learner adalah gaya belajar dimana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual memiliki ketertarikan yang tinggi jika diperlihatkan gambar, grafik, dan berbagai ilustrasi visual lainnya. Pada gaya belajar ini dibutuhkan banyak model dan metode pembelajaran yang digunakan dengan menitikberatkan pada peragaan.

2) Tipe belajarauditif(Audiotory Learner)

Audiotory learneradalah suatu gaya belajar dimana siswa belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar audiotori akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga. Oleh karena itu, guru sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar audiotori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang disampaikan oleh guru.

3) Tipe belajarkinestetis(Tactual Learner)

Tactual Learner adalah suatu gaya belajar dimana siswa belajar dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak, dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengandalkan belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan tindakan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.

53

Oleh karena itu, pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual dan praktik.

Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran perlu suatu proses yang melibatkan potensi siswa secara keseluruhan yaitu potensi pendengaran, penglihatan, dan gerak motorik. Dari kolaborasi ketiga potensi tersebut siswa lebih mampu menguasai kecakapan tertentu, karena ketiga potensi tersebut terlihat aktif baik secara fisik maupun secara psikologis. Guru harus dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar, sehingga belajar menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, kreativitas guru sangat dibutuhkan untuk mengkolaborasikan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat mengakses ketiga tipe gaya belajar di atas adalah pembelajaran yang berorientasi aktivitas siswa dengan menggunakan media pembelajaran, yang salah satunya yaitu CD interaktif. Jadi, pembelajaran boleh saja secara klasikal tapi sentuhannya individu, artinya guru harus menyentuh siswa yang auditif dengan penjelasan atau narasi yang terdapat dalam CD interaktif. Bagi siswa yang visual, guru menggunakan media gambar dalam CD interaktif, sedangkan tipe kinestetis terdapat pada navigasi-navigasi yang terdapat pada CD interaktif.

Dokumen terkait