PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
KUB BURANILAN
(1.2.53.06.16.0819.0919)
DESA LEWOAWANG, KECAMATAN ILE BURA KABUPATEN FLORES TIMUR
PENYULUH PERIKANAN BANTU
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN
PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
ii
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
KUB BURANILAN
( 1.2.53.06.16.0819.0919 )
DESA LEWOAWANG, KECAMATAN ILE BURA KABUPATEN FLORES TIMUR
PENYULUH PERIKANAN BANTU YOHANES SUBAN HEWEN, S.Pi
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN
PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
iii DAFTAR ISI
COVER LUAR ...i
COVER DALAM ...ii
DAFTAR ISI ...iii
I. Sejarah Pendirian Kelompok ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Tujuan ...3
C. Visi dan Misi ...3
II. Data Dasar Kelompok ...5
A. Nama dan Alamat Kelompok ...5
B. Peta Lokasi Kelompok ...6
C. Penumbuhan Kelompok ...7
D. Pengurus dan Anggota Kelompok ...7
III. Struktur Organisasi ...11
IV. Perkembangan Usaha Usaha Kelompok ...12
a. Jenis Usaha ...12
b. Jenis Alat Tangkap ...12
c. Komoditas Hasil Tangkap ...13
d. Sarana Penangkapan ...13
e. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok ...15
f. Aset Kelompok ...15
g. Omset Usaha Kelompok ...16
h. Program Kerja ...17
V. Dokumentasi Kegiatan ...18
VI. Penutup ...20
1 BAB I
SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK A. Latar Belakang
Wilayah perairan Kabupaten Flores Timur dengan luas laut4.170,53 Km2atau 69,70% dari luas wilayah Kabupaten Flores Timur, dan dengan garis pantai sepanjang 652,40 Km, serta jumlah desa pantai sebanyak 127 Desa sangat potensial untuk 8dikembangkan dan mempunyai prospek yangbaik bagi pasar dalam daerah maupun luar daerah Flores Timur. Sektor Perikanan merupakan potensi yang paling diunggulkan di Kabupaten Flores Timur. Sektor ini diharapkan akan menjadi salah satu penggerak dan penopang perekonomian masyarakat.
Lewoawang salah satu desa dari 127 desa potensial dengan luas wilayah 20,62 hektar yang terletak di Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang besar, terutama dalam sektor perikanan. Sebagian besar penduduk di Lewoawang mengandalkan kehidupannya dari hasil perikanan laut. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat khususnya nelayan di Lewoawang sebagai ujung tombak produsen dari produk – produk perikanan.
Kondisi ini akan memaksa mereka untuk menghasilkan produk perikanan yang lebih banyak dan lebih cepat dengan cara apapun, termasuk dengan cara – cara yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan racun potassium cyanide dan bom ikan.
Apabila keadaan tersebut terus berlangsung, maka potensi sumber daya perikanan di Lewoawang akan semakin habis. Pelestarian sumberdaya perikanan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun juga merupakan kewajiban masyarakat Lewotobi itu sendiri. Keterlibatan warga dalam hal ini sangat penting agar pemanfaatan potensi perikanan di Lewoawang bisa terjaga dengan lestari dan masyarakat ikut bertanggung jawab untuk memelihara kelestarian potensi sumberdaya perikanan, khususnya di Desa Lewoawang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam, sesuai ketentuan Pasal 12 ayat (3), salah satu sistem pendekatan pemerintah dalam melakukan pemberdayaan nelayan yaitu melalui penguatan kelembagaan nelayan, dalam hal ini yaitu KUB, sebagai lembaga/badan usaha bagi nelayan untuk meningkatkan skala usaha dengan memperhatikan batas daya dukung sumberdaya ikan dan kelestariannya. Penumbuhan KUB dilakukan sesuai kebutuhan dan potensi wilayahnya, dengan selalu mengutamakan kepentingan nelayan.
Keberadaan KUB memberikan manfaat bagi nelayan yaitu: 1. menumbuhkan rasa kepentingan bersama; 2. menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama;
3. mempermudah proses kemitraan usaha; 4. mempermudah akses teknologi, informasi, pasar dan permodalan; 5. meningkatkan kemampuan pengelolaan, pengembangan dan diversifikasi usaha; 6. sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat; 7. sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama;dan 8. sebagai fasilitasitor penyampaian dan pelaksanaan kebijakan pemerintah bagi nelayan.
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Buranilan adalah sebuah wadah nelayan yang berada di Desa Lewoawang Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, dibentuk atas kesadaran dan keinginan para anggota yang bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan nelayan. Selain itu kelompok ini dibentuk agar nelayan dan masyarakat pesisir lainnya bisa belajar untuk me manajemen sebuah usaha agar bisa berkembang dan mandiri dengan
2
harapan agar nelayan khususnya anggota kelompok bisa hidup sejahtera dan jauh dari kemiskinan.
Kelompok ini secara kelembagaan dibentuk pada Tanggal 10 September 2019 dengan jumlah anggota awalnya 11 (Sebelas) orang dan aktif sejak awal tahun 2019 dengan binaan dari Penyuluh Perikanan Bantu Kabupaten Flores Timur. Sejak awal kelompok ini mengembangkan usaha dibidang perikanan tangkap.
Untuk bidang penangkapan ikan, anggota KUB Buranilan menggunakan metode alat tangkap seperti: Pancing ulur dan Pukat. Potensi perikanan di Indonesia khususnya di Kabupaten Flores Timur masih sangat melimpah untuk dimamfaatkan sebaik baiknya dan tentunya membutuhkan sebuah penanganan yang serius oleh nelayan itu sendiri, dan tentunya juga harus didukung dan dibantu oleh semua pihak terutama oleh Pemerintah Republik Indonesia agar potensi yang besar ini bisa membawa mamfaat untuk kita semua.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kelompok ini adalah : 1.Menanamkan prilaku nelayan yang mulia 2.Meningkatkan pendapatan nelayan kecil 3.Menguasai teknologi alat tangkap perikanan
4.Mengatasi masalah-masalah yang terjadi baik di laut maupun didarat
5.Menjalin kerjasama kelompok dengan kelompok lain dan dinas kelautan dan perikanan serta dinas yang mendukung lainnya
6. Mengembangkan sumber daya alam yang ada di laut
7. Menjadi nelayan yang dapat dicontoh oleh kelompok nalayan lain C. Visi dan Misi
A. Visi
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para nelayan kecil yang berorientasi pada pemberdayaan sosial, ekonomi dan ekologi.
B. Misi
Membangun pribadi nelayan yang berwawasan luas terutama dalam bidang lingkungan dan kelautan
Meningkatkan Kebersamaan Nelayan
Meningkatkan Kesejahteraan taraf hidup masyrakat nelayan
Membangun perekonomian nelayan dibidang Tangkap, pengolahan, pemasaran, dan budidaya
Membangun semangat bahari dan ikut menjaga biota laut
Peningkatan sumber daya manusia dan aktif dalam pelatihan pelatihan, penyulhan dan peningkatan ketrampilan nelayan
3 BAB II
DATA DASAR KELOMPOK
Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Ketersediaan data dan informasi perikanan yang akurat hingga saat ini masih dipandang sebagai hal yang tidak begitu penting dan mendesak dalam pembangunan perikanan nasional. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan.
Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan.
Sesuai intruksi Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor; 389/206 tanggal 30 Mei 2016, tentang Sistem Informasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Program satu Data (one data) Kelautan dan Perikanan, maka hal tersebut memberikan pemahaman bahwa data memiliki peran penting yang signifikan dalam pembangunan bangsa, sinergi antara pemerintah sebagai penyedia data dan masyarakat sebagai pengguna yang akan terbangun ketika data pemerintah dapat diakses dengan mudah dan dapat digunakan untuk inovasi dan kolaborasi.
A. Nama dan Alamat Kelompok Kelautan dan Perikanan
Tujuan dibuatnya nama dan identitas Kelompok lainnya antara lain adalah: (a) Memudahkan orang atau kelompok lain mengetahui letak sekretariat kelompok; (b) Memberikan informasi tentang keberadaan kelompok dan jenis usahanya; dan (c) Menjadi sarana promosi kelompok.
Beberapa informasi yang sebaiknya ada pada kelompok, antara lain:
a. Nama : KUB Buranilan
b. Nomor Badan Hukum : -
c. Alamat : Buranilan, RT 002/RW 001
d. Dusun : Dusun
e. Kelurahan : Desa Lewoawang
f. Kecamatan : Ile Bura
g. Kabupaten : Flores Timur h. No. Tlp Sekretariat : -
i. No. HP Ketua Kelompok : 0813 3786 4390
j. Email : [email protected]
k. Koordinat : 8052’88” S, 122048’29.43”
4 B. Peta Lokasi Kelompok
C. Penumbuhan Kelompok
Penumbuhan kelompok adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku
utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan prinsif kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antara pelaku utama, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari apa yang ada dalam kelompok.
Dalam proses penumbuhan KUB tersebut diperlukan landasan untuk maju dan mandiri bersama, yaitu memiliki: 1. kesamaan pandangan dan kepentingan dalam berusaha dan berkelompok; 2. tanggung jawab dan saling percaya; 3. motivasi untuk maju dan mengembangkan usaha;dan 4. keinginan untuk meningkatkan taraf hidup bersama. Landasan – landasan tersebut telah dimiliki oleh KUB Buranilan, dan didirikan pada :
a. Tanggal/Bulan/Tahun Pendirian :10 September 2019
b. Kelas Kelompok : Pemula
c. Nomor Sertifikat Pengukuhan : 1.2.53.06.16.0819.0919 D. Pengurus dan Anggota Kelompok
Kepengurusan kelompok paling tidak terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang disesuikan dengan kebutuhan. Dalam menyusun struktur organisasi perlu dipertimbangkan jumlah anggota yang akan dilayani, artinya semakin besar jumlah anggota yang akan dilayani, maka struktur organisasi/kepengurusan akan semakin lengkap.
Berdasarkan struktur organisasi maka tugas-tugas masing-masing pengurus adalah sebagai berikut :
5
Ketua Kelompok
Tugas Ketua Kelompok antara lain mengkoordinasikan, mengorganisasikan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelompok, dengan rincian sebagai berikut : memimpin rapat pengurus, memimpin rapat anggota, menandatangani surat menyurat, mewakili kelompok dalam pertemuan dengan pihak lain dan memimpin pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Apabila diperlukan dapat juga dipilih wakil ketua dengan tugas antara lain mewakili ketua bilamana ketua berhalangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ketua sebatas ruang lingkup tugas-tugas ketua tersebut.
Sekretaris Kelompok
Tugas Sekretaris kelompok bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi kegiatan non keuangan dengan rincian sebagai berikut : mencatat segala keputusan penting dalam setiap rapat, menindaklanjuti hasil-hasil rapat, menyampaikan hasil-hasil rapat dengan cara membuat notulen dan disampikan dalam rapat berikutnya, membuat dan menyimpan serta menyampaikan hasil notulen rapat kepada pengurus, membuat undangan-undangan, menyiapkan surat menyurat dan pengarsipannya, membuat laporan-laporan (laporan bulanan, laporan tahunan). Apabila diperlukan dapat di tunjuk wakil sekretaris dengan tugas antara lain mewakili sekretaris bilamana sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekretaris sebatas ruang lingkup tugas-tugas sekretaris tersebut.
Bendahara Kelompok
Tugas Bendahara Kelompok bertanggung jawab menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan kelompok dengan rincian tugas sebagai berikut : menerima pembayaran atas nama kelompok dan menyimpannya dengan baik, melakukan pembayaran atas persetujuan ketua kelompok, menyimpan dan memelihara arsip transaksi keuangan, menyelenggarakan dan memelihara administrasi keuangan kelompok dan menyusun laporan keuangan secara berkala (bulanan dan tahunan).
Seksi-Seksi
Tugas Seksi-Seksi dalam Kelompok sesuai dengan keperluannya kelompok dapat menetapkan beberapa seksi.
Kelompok KUB Buranilan memiliki jumlah anggota kelompok sebanyak 11 orang. Sebagaimana rincian sebagai berikut :
No. Nama L/P Umur (tahun)
Pendidikan terahir
Alamat Jabatan di Kelompok 1 Benediktus
Gelang Muda
L 57 SD Buranilan, RT
002/ RW 001, Desa
Lewoawang
Ketua
2 Hendrikus Likon Tobi
L 34 SMA Buranilan, RT
009/ RW 005, Desa
Lewoawang
Sekertaris
3 Stanislaus Dopen Knoba
L 30 SD Buranilan, RT
012/ RW 006, Desa
Lewoawang
Bendahara
6 4 Andreas
Rusa Kwuta
L 33 SMP Buranilan, RT
001/ RW 001, Desa
Lewoawang
Seksi Produksi
5 Damianus Bele Tobi
L 50 SMP Buranilan, RT
009/ RW 005, Desa
Lewoawang
Humas
6 Rafael Ratu Blolon
L 50 SD Buranilan, RT
010/ RW 005, Desa
Lewoawang
Anggota
7 Aloysius Sina Muda
L 30 SMP Buranilan, RT
006/ RW 003, Desa
Lewoawang
Seksi Pemasara n
8 Trasius Jawa Parera
L 63 SD Buranilan, RT
004/ RW 002, Desa
Lewoawang
Anggota
9 Andreas Aran Uran
L 69 SD Buranilan, RT
004/ RW 002, Desa
Lewoawang
Anggota
10 Paulus Baga Tobi
L 44 SD Buranilan, RT
004/ RW 006, Desa
Lewoawang
Anggota
11 Markus Deda Muda
L 52 SD Buranilan, RT
001/ RW 001, Desa
Lewoawang
Saprokan
7 BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Pembina
Kepala Desa Lewoawang
Penyuluh Perikanan Yohanes Suban Hewen, S.Pi
Ketua
Benediktus Gelang Muda
Bendahara Stanislaus Dopen
Koba Sekertaris
Hendrikus Likon Tobi
Seksi Pemasaran Aloysius S. Muda Seksi Produksi
Andreas R. Kwuta
Seksi Saprokan Markus D. Muda Humas
Damianus B. Tobi
Seksi Keamanan Kanisius L.U
Anggota : 1. Paulus Baga Tobi 2. Andreas Aran Uran 3. Trasius Jawa Parera
STRUKTUR ORGANISASI KUB WAIN TOBI 2
8 BAB IV
PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK
a. Jenis Usaha : Penangkapan Ikan
Penangkapan ikan merupakan usaha seseorang dalam mencari atau menangkap ikan. Kegiatan penangkapan ikan bisa mengunakan alat tangkap atau tidak, dan metode maupun teknik bisa menggunakan cara tradisional maupun penangkapan ikan dengan cara modern. Banyaknya jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup di perairan yang lingkungannya berbeda – beda, menimbulkan cara penangkapan termasuk menggunakan alat penangkapan yang berbeda –beda pula.
Setiap usaha penangkapan di laut pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan daerah penangkapan, gerombolan ikan, dan keadaan potensinya untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya.
b. Jenis Alat Tangkap
Alat tangkap adalah salah satu faktor yang terutama dan paling kompleks yang dipelajari bagi nelayan. Salah satu keahlian untuk menjadi nelayan уаіtu harus bіѕа membuat alat untuk menangkap ikan. Dі Indonesia sendiri ada banyak alat untuk menangkat ikan уаng ѕеrіng digunakan nelayan Indonesia. Rata - rata jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan di wilayah Kecamata Ile Bura termasuk KUB Buranilan adalah :
Pancing Ulur
Pancing ulur terdiri atas beberapa komponen, yaitu : gulungan tali, tali pancing dan pemberat. Alat tangkap pancing ulur terbagi menjadi dua macam yaitu pancing ulur perairan dalam dan pancing ulur permukaan. Pancing ulur perairan dalam dioperasikan di perairan sampai dengan mencapai kedalaman tertentu dan menggunakan umpan hidup. Sedangkan pancing ulur permukaan dioperasikan di bagian permukaan air dengan cara menggerak-gerakkan umpan buatan sehingga menarik perhatian ikan target penangkapan untuk memangsa.
Pukat ikan/jaring insang (Gill net)
Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah.
Jaring insang digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menghadang ruaya gerombolan ikan
c. Komoditas Hasil Tangkap
Komoditas hasil tangkap yang paling banyak di Desa Lewoawang khususnya KUB Buranilan ada 2 jenis yaitu :
Ikan Dasar (Kerapu, Kakap Merah, Swanggi, Kerisi, Biji Nangka, Kuniran, Kurisi, dll)
Ikan Plagis Permukaan (Layang, Selar, Kombong) d. Sarana Penangkapan
Sarana penangkapan ikan merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat untuk mencapai usaha menangkap ikan yang ada di laut.
9 No Nama
Anggota
Kepemilikan Sarana Penangkapan Status Kepem ilikan
Jenis Perair an Alat
Tangkap J m l
Armada Tangkap
J m l
Jenis Mesin
J m l 1 Benediktus
Gelang Muda
Pancing ulur dan pukat ikan
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
2 Hendrikus Likon Tobi
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
3 Stanislaus Dopen Knoba
Pancing ulur dan pukat ikan
4 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
4 Andreas Rusa Kwuta
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
5 Damianus Bele Tobi
Pancing ulur dan pukat ikan
4 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
6 Rafael Ratu Blolon
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
7 Aloysius Sina Muda
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
8 Trasius Jawa Parera
Pancing ulur dan pukat ikan
3 Perahu motor tempel
1 Ketinti ng 5 PK merk Hond a
1 Milik Sendiri
Laut
9 Andreas Aran Uran
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
10 Paulus Baga Tobi
Pancing ulur dan Pukat ikan
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
11 Markus Deda Muda
Pancing ulur
3 Perahu tanpa motor
1 - - Milik sendiri
Laut
10 e. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok
No. Komoditas Alat Tangkap
Produksi (ton/bln)
Produktivitas (ton/thn)
Keterangan 1 Ikan dasar
(Kerapu, kakap merah, kuniran merah, kurisi, sewanggi kerisi, biji nangka, dll)
Pancing Ulur
2,70 32,40 Rata Per Hari setiap anggota nelayan
mendapatkan 5 Kg ikan
2 Ikan plagis (Layang, selar, kembung)
Gillnet/pu kat
1,05 12,6 Ada 7 anggota
kelompok yang menggunakan alat atngkap Gillnet/pukat
f. Aset Kelompok
Pengertian Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas yang diharapkan dapat memberikan manfaat usaha di masa depan.
Sumber ekonomi atau kekayaan tersebut adalah semua sumber daya yang dimiliki, baik itu dalam bentuk benda ataupun hak kuasa yang diperoleh di masa lalu dan dimaksudkan agar memberikan manfaat di kemudian hari.
Untuk mendapatkan pengakuan sebagai aset, maka semua sumber ekonomi tersebut terlebih dahulu harus dapat diukur dengan satuan mata uang, baik itu dollar, rupiah, atau mata uang lainnya.
Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk mendapatkan aset, misalnya dengan cara membeli, membangun sendiri, dan pertukaran aset.
No. Jenis Barang Jumlah Nama Pemilik Nominal 1 Perahu tanpa motor 1 buah Benediktus Gelang Muda 3.000.000 2 Perahu tanpa motor 1 buah Hendrikus Likon Tobi 3.000.000 3 Perahu tanpa motor 1 buah Stanislaus Dopen Knoba 3.000.000 4 Perahu tanpa motor 1 buah Andreas Rusa Kwuta 3.000.000 5 Perahu tanpa motor 1 buah Damianus Bele Tobi 3.000.000 6 Perahu motor tempel 1 buah Rafael Ratu Blolon 6.000.000 7 Perahu motor tempel 1 buah Aloysius Sina Muda 6.000.000 8 Perahu tanpa motor 1 buah Trasius Jawa Parera 3.000.000 9 Perahu tanpa motor 1 buah Andreas Aran Uran 3.000.000 10 Perahu motor tempel 1 buah Paulus Baga Tobi 6.000.000 11 Perahu motor tempel 1 buah Markus Deda Muda 6.000.000
g. Omset Usaha Anggota Kelompok
Omset sendiri diartikan sebagai jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu masa jual.
Omset kelompok sebesar Rp 78.560.000,- selama 1 tahun, dengan rincian :
11
No. Nama Anggota Kelompok Omset per tahun (Rp) 1 Benediktus Gelang Muda 6.936.000
2 Hendrikus Likon Tobi 6.072.000
3 Stanislaus Dopen Knoba 9.520.000
4 Andreas Rusa Kwuta 6.504.000
5 Damianus Bele Tobi 7.080.000
6 Rafael Ratu Blolon 6.216.000
7 Aloysius Sina Muda 6.792.000
8 Trasius Jawa Parera 8.800.000
9 Andreas Aran Uran 6.496.000
10 Paulus Baga Tobi 7.360.000
11 Markus Deda Muda 6.784.000
Total 78.560.000
h. Program Kerja
Pertemuan rutin / rembuk kelompok : Ada
Pertemuan ini bertujuan agar penyuluh bisa mengetahui perkembangan kelmpok. Selain itu pertemuan bulanan ini dimanfaatkan untuk sosialisasi IPTEK keanggota kelompok. Dengan tujuan SDM anggota KUB Buranilan bisa berkembang
Pertemuan bulanan dengan penyuluh : Ada
Perawatan armada tangkap tiap bulan : Ada
Perawatan armada rutin dilakukan agar armada tangkap serta bantuan ketinting yang didapatkan dari desa bisa terawat dengan baik dan jangka waktu pemakaiannya bisa lebih lama.
Pengawasan dan perawatan terumbu karang : Ada
12 BAB V
DOKUMENTASI KELOMPOK
Bersama Kepala Desa Lewoawang, Ketua KUB Buranilan stelah pembentukan Kelompok
Anggota Kelompok yang hadir dalam Pembentukan KUB Buranilan
13
Pendataan KUSUKA dan Pendaftaran Asuransi Nelayan KUB Buranilan Desa Lewoawang
Bersama Petugas LPMUKP sosialisasi akses permodalan di KUB Buranilan
14 BAB VI PENUTUP
KUB Buranilan tumbuh secara partisipatif melalui inisiasi masyarakat nelayan sendiri atau fasilitasi oleh instansi pembina yaitu Dinas Provinsi atau Dinas Kabupaten/Kota atau Penyuluh Perikanan.
Proses pembentukan KUB Buranilan sudah sesuai dengan pedoman pembentukan KUB dan didukung penuh oleh pemerintah desa Lewoawang. Semoga dengan adanya KUB Buranilan ini dapat meningkatkan sumber daya manusia, serta membawa perubahan yang signifikan secara ekonomi bagi anggota kelompok.
Profil KUB Buranilan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami sangat mengharapkan masukan demi kesempurnaan profil kelompok ini.