• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera. tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera. tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).

Mubarak (2011) menyebutkan bahwa pengetahuan adalah segala pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia, hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

b. Tingkatan Pengetahuan

Mubarak (2011) menyebutkan bahwa pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (Recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan

(2)

commit to user

atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja yang dipelajari untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya (Lestari, 2015).

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi dikaitkan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

(3)

commit to user

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal (a) Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan menuju cita-cita seseorang untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi.

(b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

(c) Umur

Semakin cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor eksternal (a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilakuknya.

(b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

(4)

commit to user d. Sumber Pengetahuan

Menurut Lestari (2015) Upaya-upaya serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yaitu:

1) Orang yang memiliki otoritas

Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih tahu. Pada zaman modern ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan pengetahuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi pengetahuan lainnya.

2) Indra

Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah hanyalah pengalaman- pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi indra, seperti persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencicipan dengan lidah.

3) Akal

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang busa dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa mempresepsinya dengan indra terlebih dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan sendirinya karena potensi akal.

(5)

commit to user 4) Intuisi

Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan.

e. Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil presentase 76% - 100%

2) Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

3) Kurang : Hasil presentase <56%

(Wawan, 2010).

2. Praktik Senam Nifas

Praktik merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon (Notoatmodjo, 2012). Sikap dapat terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap tidak dapat terwujud dalam tindakan nyata (Notoatmodjo, 2005).

a. Tingkatan dalam praktik

1) Respons terpimpin (guided responses)

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar.

(6)

commit to user 2) Mekanisme (mechanism)

Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar urutannya.

3) Adopsi (adoption)

Suatu tindakan yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik disebut adopsi.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi praktik menurut Notoatmodjo:

1) Faktor prediposisi: tingkat pendidikan, status ekonomi, pendidikan kesehatan, dan hubungan sosial

2) Faktor pendukung: fasilitas kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan kesehatan

3) Faktor penguat: petugas kesehatan dan tokoh masyarakat c. Cara menilai praktik

Cara menilai praktik dapat dilakukan melalui check list dan kuesioner.

Check list berisi daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Peneliti

dapat memberikan tanda ya atau tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur. Selain menggunakan check list, penilaian praktik juga dapat dilakukan dengan kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan mengenai praktik yang terkait dan responden diberikan pilihan “ya” atau “tidak” untuk menjawabnya (Arikunto, 2010).

(7)

commit to user

d. Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) dalam Wawan &

Dewi (2011) :

1) Baik : presentase 76%-100%

2) Cukup : presentase 56%-75%

3) Kurang : presentase <56%

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula. Senam nifas dimulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinu (Aljahbana, 2008).

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti kaeadaan sebelum hamil, nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (ambarwati dan wulandari, 2010)

e. Tujuan Masa Nifas

Menurut Bahiyatun (2009) tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

(8)

commit to user

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehar-hari.

4) Pelayanan keluarga berencana.

5) Mendapatkan kesehatan emosi.

f. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas 1) Nutrisi dan Cairan

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.

2) Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.

3) Eliminasi

(a) Buang Air Kecil

Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi.

Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak menunggu 8 jam untuk kateterisasi.

(9)

commit to user (b) Buang Air Besar

Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pemcahar per oral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).

4) Personal Hygiene

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.

Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untik tetap dijaga.

5) Istirahat dan Tidur

Hal-hal yang biasa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah berikut:

(a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

(b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

6) Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakuakan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini:

(10)

commit to user

(a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

(b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

g. Latihan dan senam nifas

Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-alat kandungan.

Sebagai akibat kehamilan di dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya striae gravidarum yang membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu.

h. Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis. Wanita yang setelah persalinan seringkali mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usia kehamilan yang terus bertambah. Setelah persalinan otot-otot

(11)

commit to user

tersebut akan mengendur. Selain itu, peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas yang teratur di samping anjuran-anjuran lainnya (Marmi, 2011).

i. Waktu Untuk Melakukan Senam Nifas

Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan, secara teratur setiap hari. Kendala yang sering ditemui adalah tidak sedikit ibu yang setelah melakukan persalinan takut untuk melakukan mobilisasi karena takut merasa sakit atau menambah perdarahan. Anggapan ini tidak tepat karena 6 jam setelah persalinan normal 8 jam setelah persalinan SC, ibu sudah dianjurkan untuk melakukan senam nifas (Marmi, 2011).

Dengan melakukan senam nifas tepat waktu, maka hasil yang didapatkan bisa maksimal. Senam nifas tentunya dilakukan secara bertahap hari demi hari. Bentuk latihan senam nifas antara ibu yang habis persalinan SC, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, pernafasan yang dilatih untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.

Walaupun banyak kegunaanya, tidak semua ibu setelah persalinan dapat melakukan senam nifas. Untuk ibu-ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tentu tidak boleh melakukan senam nifas. Demikian juga untuk penderita kelainan seperti jantung, ginjal atau diabetes.

(12)

commit to user

Jangankan untuk melakukan senam, ibu tersebut justru harus istirahat total sekitar 2 minggu postpartum. Sedangkan pada ibu yang persalinan normal dan bila tidak dibatasi dengan pemasangan infuse juga tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi) normal, maka ibu dapat mulai melakukan ambulasi dini seperti ke kamar mandi untuk BAK sendiri dan senam nifas 24 jam setelah persalinan.

j. Tujuan Senam Nifas

Menurut Maryunani (2011) tujuan utama dari senam hamil atau senam pemulihan, antara lain:

1) Mengembalikan atau meningkatkan organ reproduksi terutama otot abdomen pada keadaan semula. Dengan kata lain, membantu relaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan kelahiran atau memperbaiki regangan otot abdomen atau perut setelah hamil.

2) Menguatkan otot yang telah mendukung isi panggul dan menstabilkan otot spingter.

3) Memulihkan kembali elastisitas dan kekuatan rahim. Dalam hal ini, termasuk membantu memulihkan tonus otot yang menunjang kehamilan dan kelahiran (atau memperbaiki tonus otot pelvis), serta mempercepat involusi.

4) Memperbaiki regangan otot tungkai bawah

5) Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul

6) Mencegah komplikasi dan melancarkan sirkulasi darah ibu

(13)

commit to user

7) Melatih dan menjaga agar bentuk tubuh dan sikap tubuh ibu tetap baik, yaitu memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan 8) Memperlancar ASI dalam hal ini membantu fungsi payudara dan

memulihkan ketegangan karena capek merawat bayi

9) Untuk menguatkan tubuh bagian atas yang banyak berfungsi untuk menggendong bayi

10) Mempercepat pemulihan KU ibu 11) Mencegah kesulitan BAK dan BAB k. Manfaat Senam Nifas

Menurut Maryunani (2011) manfaat senam nifas antara lain:

1) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal

2) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut

3) Menghasilkan manfaat psikologi menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan l. Persiapan Senam Nifas

Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau penyulit masa nifas atau diantara waktu makan. sebelum melakukan senam nifas (Marmi, 2012), persiapan yang dapat dilakukan adalah:

(14)

commit to user

1) Mengenakan baju yang nyaman untuk olahraga 2) Minum banyak air putih

3) Dapat diiringi music 4) Perhatikan keadaan ibu m. Syarat Senam Nifas

Menurut Maryunani (2011) syarat senam nifas antara lain:

Senam nifas dilakukan untuk:

1) Partus pervagina 6 jam post partum 2) Partus SC lihat kondisi pasien n. Kontraindikasi Senam Nifas

2) Ibu yang menderita anemia

3) Ibu yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru o. Kerugian Bila Tidak Melakukan Senam Nifas

Kerugian bila tidak melakukan senam nifas (Maryunani, 2011), antara lain:

1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan

2) Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik, sehingga resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan

3) Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekun darah) 4) Timbul varises

5) Cara Melakukan Senam Nifas

(15)

commit to user p. Latihan Senam Nifas (Pusdiknakes, 2001)

1) Posisi tidur telentang, dilanjutkan latihan keagel (dasar panggul) untuk mengontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang buang air seni dan lalu anda tiba-tiba menahannya ditengah- tengah, itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator, secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai dua lalu kemudian ke lantai tiga dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara m,elatih otot-otot tersebut. Dengan menggunakan visualisasi dan berkonsentrasi pada otot, angkat dan tarik masuk, tekan dan tahan, kemudian secara perlahan turunkan dan lepaskan

2) Pengencangan abdomen pada penghembusan nafas : (untuk abdomen) berbaringalah atau berbaring miring, lutut dibengkokkan, tangan di bagian perut. Pada saat menghembuskan nafas, tariklah otot abdomen ke dalam hingga paru-paru terasa kosong. Hitung sebanyak tiga kali hitungan panjang kemudian lepaskan. Hiruplah perlahan, dalam-dalam, sambil merasakan abdomen naik.

3) Memiringkan panggul : (untuk punggung bagian bawah dan abdomen) Berbaringlah, dengan lutut dibengkokkan. Putarlah panggul dengan jalan meratakan punggung bagian bawah sampai ke lantai, dengan meniadakan bagian yang berongga. Kontraksikan otot abdomen pada waktu menghembuskan nafas dan kencangkan pantat. Biarkan panggul

(16)

commit to user

miring naik ke atas. Tahan selama tiga hitungan panjang, kemudian lepaskan.

4) Lingkaran pergelangan kaki : (untuk sirkulasi dan kenyamanaan) Dengan kaki dinaikkan atau telapak kaki di atas lutut. Bengkokkan pergelangan kaki sedapat mungkin, jari kaki mendongak ke atas, kemudian menunjuk ke bawah sambil melekukkan kaki. Kemudian lakukan gerakan pergelangan kaki yang melingkar besar, perlahan , mula-mula dalam satu arah kemudian ke arah sebaliknya

5) Bahu berputar dan tangan terlentang : (untuk postur dan peredaan tegangan punggung bagian atas)

6) Selagi duduk, angkat lengan sampai setinggi bahu, siku dibengkokkan, tangan di atas bahu. Putarlah ke kedua arah. Kemudian angkat kedua lengan tinggi-tinggi di atas kepala, secara bergantian angkat salah satunya lebih tinggi dari yang lain. (seakan sedang memetik buah apel dari pohon). Latihan ini juga bisa dilakukan sambil berdiri

7) Merentang: (untuk postur, abdomen dan kenyamanan) Berbaringlah dengan kaki dinaikkan sedikit di atas bangku pendek, pinggir ranjang, atau meja kopi. Kontraksikan dinding abdomen dan pantat, secara perlahan naikkan pinggul menjauh dari lantai hingga tubuh dan kaki berada dalam satu garis lurus. Jangan bengkokkan punggung. Ingat untuk bernafas.

(17)

commit to user

3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Praktik Senam Nifas Terhadap Pelaksanaan Senam Nifas

Pengetahuan merupakan hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, kurangnya minat dan rasa ingin tahu ibu nifas terhadap senam nifas. Apabila semakin besar rasa ingin tahu seseorang, maka makin cepat seseorang mencari tahu hal yang ingin diketahuinya tersebut dan sebaliknya semakin sedikit rasa ingin tahu seseorang, maka tidak ada keinginan untuk mencari tahu hal yang baru.

Minat seseorang juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Tingginya minat seseorang akan sesuatu akan mendorong untuk mencari tahu akan hal yang ingin diketahuinya. Kurangnya pemberian informasi mengenai senam nifas baik melalui penyuluhan, pendidikan formal maupun nonformal berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan ibu nifas itu sendiri. Ibu nifas yang hanya memperoleh informasi dari bidan atau tenaga kesehatan lain ibu nifas tidak mendapatkan informasi dari sumber yang lain seperti media massa elektronik atau cetak seperti internet, surat kabar, majalah.

Walaupun ibu nifas telah mendapatkan informasi dari tenaga

(18)

commit to user

kesehatan maupun dari media massa cetak atau elektronik, tetapi apabila keinginan untuk sekilas saja (Notoatmodjo, 2012).

Praktik senam nifas merupakan tindakan nyata dri adanya suatu respon (Notoatmodjo, 2012). Sikap dapat terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedi fasilitas atau sarana dan prasarana. Tanpa adanya fasilitas, atau sikap tidak dapat terwujud dalam tindakan nyata (Notoatmodjo, 2005).

Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan senam nifas yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri karakteristik ibu, keyakinan, psikologis, dan fisiologis. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari dukungan keluarga dan sosial budaya. Menurut Aisyah (2010), satus psikologis berpengaruh perilaku ibu postpartum dalam merawat diri. Senam nifas merupakan aktualisasi dari konsep menjadi perilaku sehat yang dilakukan oleh ibu nifas selama nifas. Menurut Ratna (2015) dalam penelitiannnya yang berjudul Hubungan Postpartum Blues dan Efikasi diri dengan Pelaksanaan Senam Nifas di

Polindes Tunas Bunda Desa Menddelen Kecamatan Lenteng, Sebagai bentuk perilaku, senam nifas harus dapat menjadi kebiasaan yang merepresentasikan aktifitas harian ibu nifas selama nifas.

(19)

commit to user B. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan dua variabel, variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas dengan variabel terikat (dependent) praktik ibu nifas terhadap pelaksanaan senam nifas.

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 1 Kerangka Konsep Hubungan Antara Pengetahuan dengan Praktik Ibu Nifas di Puskesmas Gajahan

Keterangan

: variabel x (pengetahuan tentang senam nifas) : variabel y (praktik senam nifas)

: variabel yang tidak diteliti C. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesisnya adalah:

Ha : Ada Hubungan Antara Pengetahuan dengan Praktik Senam Nifas di Puskesmas Gajahan

Pengetahuan ibu nifas tentang senam

nifas

Minat

Praktik ibu nifas terhadap

pelaksanaan senam nifas

Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Umur 4. Lingkungan 5. Sosial budaya

Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik:

a. Faktor prediposisi: tingkat pendidikan, status ekonomi, pendidikan kesehatan, dan hubungan sosial

b. Faktor pendukung: fasilitas kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan kesehatan

c. Faktor penguat: petugas kesehatan dan tokoh masyarakat

(20)

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Dari ujicoba terhadap sinyal suara kata “atas”, “bawah”, “kanan”, “kiri”, “maju”, “mundur”, “naik”, “turun”, “buka”, “tutup” yang di- rekam

K oMISI Pemberantasan Korupsi memanggil man- tan anggota Komisi VIII DPR, nurul Iman Mustofa seba- gai saksi kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji 2012-2013

Suatu penelitian di Pakistan terhadap pasien yang dilakukan operasi seksio sesaria secara elektif menunjukkan hasil bahwa pemberian eritromisin 250 mg oral yang diberikan 1 jam

Berdasarkan Gambar 11, daya tertinggi yang dapat dicapai dari pemodelan modul fotovoltaik sebelum pemasangan MPPT dengan variasi radiasi, suhu dan resistansi

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa proses bisnis warehouse management terdiri dari 4 proses utama yaitu proses penyimpanan barang ( putaway), perhitungan stok (

Det lykkedes os ikke at svare på vores problemformulering i arbejdet med opgaven, og hvor opgaven i højere grad kom til at blive en redegørelse for Rambøll rapporten,

Untuk menentukan masing-masing gambaran variabel bebas dan terikat terlebih dahulu dicari skor harapan terendah (perkalian angka 1 dengan banyaknya item, dan skor

Buku ini menjelaskan tentang kehidupan seorang K.H Hasan Basri selama 70 tahun dan kepemimpinannya di Majelis Ulama Indonesia (MUI). Buku ini