• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN SIKAP POSITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DIKELAS VIII SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN SIKAP POSITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DIKELAS VIII SMP."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN SIKAP POSITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG

DI KELAS VIII SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

AGUS JUNSION NAIBAHO NIM : 8136171002

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

AGUS JUNSION NAIBAHO. Perbedaan Sikap Positif dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Langsung dikelas VIII SMP. Tesis. Medan : Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan : (1) sikap positif siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pemebelajaran matematika. (2) kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika. (3) kadar aktivitas siswa selama pemebelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung. (4) kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika realistik. (5) proses jawaban siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran matematika realistik. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar. Pemilihan dampel dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari : (1) angket sikap positif (2) tes kemampuan berpikir kreatif (3) lembar aktivitas aktif siswa (4) kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika (5) lembar jawaban siswa. Tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah bentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan kadar aktivitas siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan proses jawaban siswa dengan pembelajaran matematika realistik. Analisis inferensial data dilakukan dengan uji mann-whitney u-test dan analisis kovarians (ANAKOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan sikap positif antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan yang diberikan pembelajaran langsung. (2) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan yang diberikan pembelajaran langsung. (3) kadar aktivitas siswa dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik memenuhi batas toleransi waktu ideal. (4) kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik masuk ke dalam kriteria cukup baik. (5) proses jawaban siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran langsung.

(7)

ii ABSTRACT

AGUS JUNSION NAIBAHO. Differences Positive Attitude and Creative Thinking Skills Students with Learning Approach Using Realistic Mathematics and Learning Direct in class VIII SMP. Thesis. Medan: Mathematics Education Post-Graduate Program, State University of Medan, 2015.

This study aims to determine differences: (1) positive attitude the students using realistic mathematics learning approach and direct learning in mathematics pemebelajaran. (2) the ability of creative thinking of students using realistic approach to mathematics learning and direct instruction in mathematics. (3) the levels of student activity during pemebelajaran with realistic mathematics approach and direct learning. (4) the ability to manage learning mathematics teacher realistic. (5) the responses of the students in mathematical problem solving with realistic mathematics learning. The study population was students of SMP Negeri 1 Dolok Stone Nanggar. Selection dampel done randomly to randomize the class. The instrument used consisted of: (1) positive attitude questionnaire (2) test the ability of creative thinking (3) active student activity sheet (4) the ability of the teacher to manage the learning of mathematics (5) The student answer sheet. The tests were used to obtain the data is in narrative form. The data were analyzed using inferential statistical analysis. Descriptive analysis is intended to describe the level of activity of the student, the teacher's ability to manage learning, and the learning process of students' answers with realistic mathematics. Inferential analysis of data performed by test Mann-Whitney U-test and analysis of covariance (Anacova). The results showed that: (1) there is a difference between the positive attitude of the students who were given a realistic approach to mathematics instruction given direct instruction. (2) there are differences in the ability of creative thinking among students who were given a realistic approach to mathematics instruction given direct instruction. (3) the levels of activity of students with realistic mathematics learning approach meets the tolerance limits of the ideal time. (4) the ability of teachers to manage learning with realistic mathematics learning approach into the criteria quite well. (5) the student answers using realistic mathematics learning approach is better than the direct learning approach.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis yang berjudul “Perbedaan Sikap Positif dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Langsung di Kelas VIII SMP” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sejak mulai dari persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada : 1) Ayahanda Nota Menry Naibaho (Alm) dan Ibunda Herlina Sinaga tercinta,

serta adik-adikku Ary Fernando Naibaho dan Angga Dodi Naibaho, S.Kep, yang selalu memberikan doa, rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah dalam menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan Tesis ini.

2) Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan berharga bagi penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai. 3) Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian,

M.Pd dan Dr. Edy Surya, M.Si selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan dan menjadi motivator dalam penyelesaian proposal tesis ini.

4) Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika.

5) Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Direktur dan Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED. 6) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna kepada penulis selama menjalani pendidikan.

7) Kepada Ibu Arimbi,S.Pd,M.Pd selaku kepala sekolah dan Ibu Gokni Sitio, S.Pd selaku guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, serta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesepatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(9)

iv

M.Pd, Rizka Fahruza Siregar,M.Pd, Oktaviana Nirmala Purba, M.Pd, Dita Puja Lestari, M.Pd, teman-teman dikmat A-1 dan juga sahabat seperjuangan angkatan XXII Prodi Matematika yang telah memberikan dorongan, semangat serta bantuan lainnya kepada penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang baik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, 03 Agustus 2015 Penulis

(10)

v

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 19

2.1.Belajar dan Pembelajaran... 19

2.1.1. Belajar Matematika ... 19

2.1.2. Pembelajaran Matematik ... 22

2.2. Pembelajaran Matematika Realistik ... 25

2.2.1. Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik ... 25

2.2.2. Ciri-ciri Pembalajaran Matematika Realistik ... 27

2.2.3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika Realistik... 28

2.2.4. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik... 28

2.2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik ... 30

2.3. Pembelajaran Langsung ... 33

2.4. Sikap Positif Matematis Siswa... 37

2.5. Berpikir Kreatif Matematis Siswa... 47

2.6. Materi Pelajaran ... 56

2.7. Penelitian Relevan ... 62

2.8. Kerangka Konseptual... 66

2.9. Hipotesis ... 72

BAB III METODE PENELITIAN ... 73

3.1. Jenis Penelitian... 73

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 73

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 74

3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian ... 75

3.5.Variabel Penelitian... 82

3.6. Validitas Internal... 83

3.7. Instrumen Penelitian ... 88

3.7.1. Lembar Pengamatan Aktivitas Aktif Siswa ... 88

3.7.2. Angket Sikap Siswa ... 89

(11)

vi

3.8. Uji Coba Perangkat ... 98

3.8.1. Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen... 99

3.8.2. Validasi Empirik (Uji Coba) terhadap Instrumen Penelitian ... 102

3.9.Teknik Analisis Data... 106

3.10. Uji Hipotesis ... 123

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 125

4.1. Hasil Penelitian ... 125

4.1.1. Hasil tentang Sikap ... 125

4.1.2. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif ... 126

4.2. Temuan Penelitian ... 174

4.2.1. Sikap Positif Siswa ... 175

4.2.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ... 176

4.2.3. Kadar Aktivitas Siswa... 176

4.2.4. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 177

4.2.5. Proses Jawaban Siswa... 178

4.3. Pembahasan Penelitian... 179

4.3.1. Sikap Positif... 179

4.3.2. Kemampuan Berpikir Kreatif... 181

4.3.3. Kadar Aktivitas Aktif Siswa... 183

4.3.4. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 184

4.3.5. Proses Jawaban Siswa... 184

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 187

5.1. Simpulan ... 187

5.2. Saran ... 188

(12)

vii

DAFTAR TABEL

2.1. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistik... 33

2.2. Sintaks pendekatan pembelajaran langsung... 35

3.1. Data Jumlah Sampel Penelitian Siswa/i SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar T.A 2014/2015...75

3.2. Rancangan Penelitian...80

3.3. Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Terikat, Dan Kontrol... 81

3.4. Kisi-kisi Aktivitas Siswa... 89

3.5. Kisi-kisi Angket Sikap Positif... 90

3.6. Kisi-kisi Instrumen Skala Sikap Positif... 91

3.7. Skor Alternatif Jawaban Skala Sikap Positif... 92

3.8. Kisi-kisi Postes... 96

3.9. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 97

3.10. Daftar Nama Validator... 99

3.11. Hasil Validasi Ahli terhadap Perangkat Pembelajaran... 99

3.12. Hasil Validasi Anget Sikap Positif... 101

3.13. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 102

3.14. Karakteristik Angket Sikap Positif... 105

3.15. Karakteristik Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 106

3.16. Rentang Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif... 107

3.17. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa... 110

3.18. Analisis Data Anakova... 113

3.19. Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat Uji, dan Uji Statistik... 122

4.1. Data Skala Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol... 126

4.2. Frekuensi dan Persentase Sikap Positif... 128

4.3. Perhitungan Varians dan Simpanagan Baku Kelas Eksperimen... 128

4.4. Hasil Uji Normalitas Sikap Positif... ... 129

4.5. Hasil Uji Homogenitas Sikap Positif... ... 129

4.6. Uji Perbedaan Sikap Positif... ... 130

4.7. Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol... ... 131

4.8. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol... ... 132

4.9. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen ... 134

4.10. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen ... 135

4.11. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Indikator 1... ... 137

4.12. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Indikator 2... 138

4.13. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Indikator 3 ... 139

4.14. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Indikator 4... ... 140

4.15. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Kelas Eksperimen ... 141

4.16. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif ... 142

4.17. Deskripsi Pretes Kemampuan Berpiki Kreatif Matematik Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen... 144

(13)

viii

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 146

4.20. Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 144

4.21. Hasil Perhitungan Koefisien Persamaan Regresi Kelas Kontrol ... 147

4.22. Hasil Perhitungan Koefisien Persamaan Regresi Kelas Eksperimen... 147

4.23. Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 148

4.24. Analisis Varians untuk Uji Linieritas Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 149

4.25. Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 150

4.26. Analisis Varians untuk Uji Linieritas Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 151

4.27. Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif... 152

4.28. Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif... 153

4.29. Koefisien Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 153

4.30. Analisis Kovarians Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Untuk Kesejajaran Model Regresi... 154

4.31. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ... 156

4.32. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran... 157

4.33. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 160

4.34. Kriteria Proses Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kreatif ... 172

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Jawaban Sikap Siswa terhadap Matematika ... 3

Gambar 1.2. Jawaban Tes Berpikir Kreatif Siswa ... 10

Gambar 3.1. Tahap Alur Penelitian... 79

Gambar 4.1. Bagan Skor Skor Rata-rata Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 127

Gambar 4.2. Frekuensi Skala Sikap Positif... 128

Gambar 4.3. Bagan Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 129

Gambar 4.4. Bagan Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol ... 130

Gambar 4.5. Bagan Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen.. 132

Gambar 4.6. Bagan Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen . 133 Gambar 4.7. Diagram Kategori Kemampuan Siswa Indikator 1 ... 135

Gambar 4.8. Diagram Kategori Kemampuan Siswa Indikator 2 ... 136

Gambar 4.9. Diagram Kategori Kemampuan Siswa Indikator 3 ... 137

Gambar 4.10. Diagram Kategori Kemampuan Siswa Indikator 4 ... 138

Gambar 4.11. Diagram Persentase Waktu Aktivitas Kelas Eksperimen ... 156

Gambar 4.12. Proses Jawaban Siswa Butir 1 Kelas Kontrol ... 161

Gambar 4.13. Proses Jawaban Siswa Butir 1 Kelas Eksperimen... 162

Gambar 4.14. Proses Jawaban Siswa Butir 2 Kelas Kontrol ... 163

Gambar 4.15. Proses Jawaban Siswa Butir 2 Kelas Eksperimen... 164

Gambar 4.16. Proses Jawaban Siswa Butir 3 Kelas Kontrol ... 166

Gambar 4.17. Proses Jawaban Siswa Butir 3 Kelas Eksperimen... 166

Gambar 4.18. Proses Jawaban Siswa Butir 4 Kelas Kontrol ... 168

Gambar 4.19. Proses Jawaban Siswa Butir 4 Kelas Eksperimen... 169

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan ahli pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu diterapkan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Pelajaran matematika adalah salah satu studi yang telah dikenal setiap orang sejak masih dalam bangku sekolah dasar. Pelajaran matematika yang diajarkan disekolah berperan dalam melatih siswa berpikir logis, kritis dan praktis, serta bersikap positif dan berpikir kreatif. Hal ini sesuai dengan pendapat cockroft (Abdurrahman,2003:253) yang menyatakan bahwa ;

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1. Selalu digunakan dalam segi kehidupan, 2. Semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai, 3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, 4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, 6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

(16)

2

Namun demikian usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika belum menampakkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil laporan The Trends International in Mathematics and Science Study (TIMSS) 1999, 2003, 2007, dan 2011. Dari hasil kajian TIMSS

menunjukkan bahwa peringkat Indonesia masih berada pada urutan 34 pada tahun 1999, urutan 35 pada tahun 2003, urutan 36 pada tahun 2007, dan urutan ke 35 pada tahun 2011 (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss#page).

Berdasarkan kondisi tersebut, untuk menghadapi perubahan keadaan yang selalu berkembang, maka dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki dan ditumbuhkembangkan pada siswa salah satunya adalah sikap positif. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika menyatakan bahwa tujuan nomor 5 pelajaran matematika disekolah adalah agar para siswa : “Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”.

(17)

3

melalui pemberitahuan”. Kenyataan dilapangan, juga menunjukkan demikian, bahwa kondisi pembelajaran yang berlangsung dalam kelas membuat siswa pasif. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dengan memberikan satu pertanyaan kepada 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, yaitu apakah kalian menyukai pelajaran matematika? Mendengar pertanyaan tersebut siswa dengan spontan dan secara bersamaan menjawab tidak suka. Kemudian penulis mengarahkan agar siswa menuliskan ke dalam kertas satu lembar.

(a)

(b)

Gambar 1.1. Jawaban sikap siswa terhadap matematika

Pandangan sikap siswa terhadap matematika yang cenderung negatif.

(18)

4

Dari hasil jawaban siswa, banyak variasi jawaban kenapa siswa tidak menyukai pelajaran matematika, diantaranya karena matematika pelajaran yang sulit, membosankan, tidak menarik, dan ada juga yang mengatakan bahwa guru dalam mengajar tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik. Diantara 35 siswa hanya 11 yang menjawab suka pada mata pelajaran matematika. Faktor penyebab timbulnya sikap negatif siswa terhadap matematika menurut Supatmono (2009;1) adalah ;

1.Faktor sistem pendidikan 2. Faktor sistem penilaian, 3. Faktor orangtua atau keluarga, 4. Faktor sifat bidang studi, 5. Faktor guru.

(19)

5

dengan baik, berpikir kreatif menghadapi persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir”.

Oleh karena itu, pembelajaran matematika jelas harus menjadi prioritas utama untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kreatif yang nantinya dibutuhkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-harinya. Menghitung dan berpikir untuk mencari kesimpulan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari aplikasi matematika itu sendiri. Bahkan pemecahan suatu permasalahan juga membutuhkan bantuan dari matematika. Hal ini sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalm rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(20)

6

dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah turut menunjang mereka dalam mengekspresikan kemampuan berpikir kreatif.

Keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir sebelumnya dan keterampilan untuk memecahkan masalah secara divergen (dari berbagai sudut pandang). Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967). Rogers menekankan (1962) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Dalam pemecahan masalah matematika, diperlukan pemikiran dan gagasan yang kreatif dalam membuat (merumuskan) dan menyelesaikan model matematika serta menafsirkan solusi dari suatu masalah matematika. Pemikiran dan gagasan yang kreatif tersebut akan muncul dan berkembang jika proses pembelajaran matematika di dalam kelas menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.

(21)

7

menjadi penting sifatnya dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dunia yang sangat pesat.

Pengembangan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2004). Pengembangan kemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukuan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department of LABOR usa, 2004).

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan lingkungan di dalam kelas, yang merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Demikian juga pentingnya peranan guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa dapat merasakan belajar dengan suasana yang menyenangkan tidak merasa tertekan atau ketakutan yang hal ini menyebabkan siswa merasa nyaman yang mengakibatkan proses pembelajaran lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(22)

8

sebesar 0,728 dari nilai ideal sebesar satu dan menempatkan Indonesia pada peringkat ke 107 dari 177 negara yang diukur.

Salah satu mata pelajaran yang ‘populer’ sebagai pelajaran yang kurang

disukai adalah matematika. Mitos tersebutlah yang ikut mendorong masyarakat mengadopsi pandangan yang negatif terhadap matematika (Hanafi, 2011). Pandangan negatif ini pun tampaknya berlaku di Indonesia, yang tergambar dalam beberapa artikel berita, yang salah satunya dengan kreatif menganalogikan matematika dengan obat pahit, sesuatu yang dibenci tetapi harus ditelan (Nasution, 2011), sementara artikel lain mengkiaskan matematika sebagai hantu, sesuatu yang harus dibenci, ditakuti, dan dihindari (Hanafi, 2011). Matematika merupakan pelajaran yang penting, terutama karena matematika dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah (Bishop, dalam Mohamed & Waheed, 2011). Akan tetapi, siswa justru kurang menyukai mata pelajaran yang penting ini.

(23)

9

Ketika belajar kesetimbangan disekolah, Siska penasaran ingin mempraktekkannya di rumah. Setelah sampai dirumah dia melihat 10 buah bola besi yang beratnya sama dan dua buah lempengan besi yang juga beratnya sama. Ayahnya berkata bahwa satu buah bola besi beratnya 1 Kg, tetapi berat lempengan besi tidak diketahuinya. Penasaran ingin mengetahui berapa berat lempengan besi sesungguhnya, ia melakukan percobaan sebagai berikut.

1) Pada percobaan pertama Siska menemukan bahwa 1 buah lempengan besi ditambah dengan 1 buah bola besi setimbang dengan 4 buah bola besi.

2) Pada percobaan kedua Siska menemukan bahwa 1 buah lempengan besi ditambah dengan 2 buah bola besi setimbang dengan 5 buah bola besi.

3) Pada percobaan ketiga Siska menemukan bahwa 1 buah lempengan besi ditambah dengan 3 buah bola besi setimbang dengan 6 buah bola besi.

4) Pada percobaan keempat Siska menemukan bahwa 2 buah lempengan besi setimbang dengan 6 buah bola besi.

(24)

10

Berikut ini adalah pola jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut.

(a)

(b)

Gambar 1.2. Jawaban Tes Berpikir Kreatif Siswa

Dari jawaban terlihat siswa masih belum mampu memahami masalah sehingga penyelesaian yang dihasilkan tidak benar. Hal ini dikarenakan siswa selalu diberi soal rutin dan pembelajaran di sekolah sehingga kurang merangsang kemampuan siswa untuk berpikir kreatif.

Siswa belum mampu menerjemahkan soal cerita ke dalam bentuk matematika.

(25)

11

Belajar matematika sesungguhnya juga dapat menunjang kemampuan siswa untuk berfikir kreatif, inovatif dan pasti. Kemampuan inilah yang menjadikan matematika mempunyai sifat yang khas jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lain. Hal ini seharusnya menjadikan matematika itu seyogianya tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain, karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar mengajar haruslah diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar.

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan pembelajaran matematika realistik. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic Mathematics Education (pembelajaran matematika realistik) yang artinya pendidikan matematika realistik.

(26)

12

masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah kontekstual (contextual problems) sebagai titik tolak dalam belajar matematika. Perlu dicermati bahwa suatu hal yang bersifat kontekstual dalam lingkungan siswa di suatu daerah, belum tentu bersifat konteks bagi siswa di daerah lain. Contoh berbicara tentang kereta api, merupakan hal yang konteks bagi siswa yang ada di pulau Jawa, namun belum tentu bersifat konteks bagi siswa di luar Jawa. Oleh karena itu pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik harus disesuaikan dengan keadaan daerah tempat siswa berada.

Masalah dalam pembelajaran matematika merupakan suatu “keharusan”

dalam menghadapi dunia yang tidak menentu. Siswa perlu dipersiapkan bagaimana mendapatkan dan menyelesaikan masalah. Masalah yang disajikan ke siswa adalah masalah kontekstual yakni masalah yang memang semestinya dapat diselesaikan siswa sesuai dengan pengalaman siswa dalam kehidupannya.

Dari permasalahan yang dipaparkan maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Sikap Positif Dan Kemampuan Berpikir Kreatif

(27)

13

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa masalah-masalah kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah disebabkan :

1. Siswa jarang dituntut untuk mencoba memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari/ nyata.

2. Sikap siswa yang cenderung negatif terhadap matematika.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang membutuhkan kreativitas dalam berpikir.

4. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk mengekspresikan berpikir kreatif.

5. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda dari contoh yang telah diberikan.

6. Pembelajaran hanya menekankan pada latihan mengerjakan soal dengan mengulang prosedur.

7. Pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru.

8. Kemampuan guru menggunakan pendekatan pembelajaran selain pembelajaran langsung masih kurang.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi masalah, agar penelitian ini lebih fokus maka penulis membatasi pada:

(28)

14

2. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan pendekatan matematika realistik dengan model pembelajaran langsung. 3. Kadar aktivitas siswa selama proses pembelajaran langsung.

4. Kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika realistik.

5. Proses penyelesaian masalah pada masing-masing model pembelajaran.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan sikap positif siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika?

3. Bagaimana kadar aktivitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung?

4. Bagaimana kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika realistik ?

(29)

15

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sikap positif siswa dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika.

3. Untuk mendeskripsikan kadar aktivitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung.

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika realistik.

5. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses jawaban siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran matematika realistik.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Mengetahui perbedaan sikap positif siswa dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika

(30)

16

3. Mengetahui kadar aktivitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung.

4. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika realistik.

5. Mendeskripsikan bagaimana proses jawaban siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran matematika realistik.

1.7. Asumsi dan Keterbatasan

Penelitian ini diadakan di sekolah yaitu SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dalam menyelesaikan tes berpikir kreatif pada materi persamaan linear dua variabel. Kegiatan pembelajaran dilakukan berkelompok dan setiap siswa berperan aktif dalam kegiatan kelompok tersebut, bukan didominasi hanya satu atau dua orang anggota saja.

(31)

17

1.8. Definisi Operasional

1. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang berpandangan bahwa matematika adalah sebuah aktifitas manusia, sehingga belajar matematika yang dipandang baik adalah dengan melakukan penemuan kembali melalui masalah sehari-hari dan selanjutnya secara bertahap berkembang menuju kepemahaman matematika.

2. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada sekelompok siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

3. Sikap adalah penerimaan, tanggapan, dan penilaian seseorang terhadap suatu obyek, situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses belajar maupun pengalaman di lapangan.

4. Sikap positif adalah menyenangi, terlibat sungguh-sungguh, memperhatikan, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi/ kelompok belajar.

(32)

18

6. Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang bersifat baru yang diperoleh dengan mencoba-coba dan ditandai dengan keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinil, dan elaborasi.

7. Kadar aktivitas siswa adalah hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

8. Proses guru mengelola pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, dan penilaian.

(33)

187

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan penelitian selama pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan menekankan pada sikap positif dan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan sikap positif antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan yang diberikan pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan yang diberikan pembelajaran langsung.

3. Kadar aktivitas aktif siswa dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik memenuhi toleransi waktu ideal.

4. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik masuk kedalam kriteria cukup baik.

(34)

188

5.2. Saran

Penelitian tentang perbedaan sikap positif dan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik baik untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran matematika. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Bagi guru matematika

a. Pendekatan pembelajaran matematika realistik pada pembelajaran matematika yang menekankan pada sikap positif dan kemampuan berpikir kreatif siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya dalam mengajarkan materi persamaan linier dua variabel. b. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai

bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada materi persamaan linier dua variabel.

(35)

189

menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian matematika bukan lagi momok yang sangat menyulitkan bagi siswa.

d. Agar pendekatan matematika realistik lebih efektif diterapkan pada pembelajaran matematika, sebaiknya guru harus membuat perencanaan mengajar yang baik dengan daya dukung sistem pembelajaran yang baik (LAS, RPP, dan media yang perlu untuk mendukung pembelajaran). e. Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori

pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran langsung secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa.

2. Kepada Lembaga terkait

a. Pendekatan pembelajaran matematika realistik masih sangat asing bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu adanya sosialisasi oleh sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya sikap positif dan kemampuan berpikir kreatif dapat meningkat.

(36)

190

3. Kepada peneliti lanjutan

a) Dalam penelitian ini pendekatan pembelajaran yang dibandingkan adalah pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran langsung. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar membandingkan pendekatan pembelajaran yang lebih setara.

b) Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah sikap positif dan kemampuan berpikir kreatif, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel yang lain seperti kemampuan pemecahan masalah, kritis, penalaran dan lain-lain.

c) Dalam penelitian ini indikator kemampuan berpikir kreatif terendah adalah kejelasan (elaborasi), dan yang tertinggi adalah keaslian (orisinaliti). Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar mampu meningkatkan indikator kejelasan (elaborasi) demi memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

(37)

191

DAFTAR PUSTAKA

Andre, Yenni. How a Realistics Education Approach and Microcomputer-Based Laboratory Worked in Lesson on Graphing at an Indonesian Junior High Scholl. Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, 2003, Vol.26. No 2

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Revisi). Jakarta : Bumi Aksara

Dickinson, Paul, Frank Eade, Steve Gough, Sue Hough. Using Realistic Mathematics Education With Low To Middle Attaining Pupils in Secondary Schools. Joubert, M, and Andrews,P.(eds) Proceedings of the British Congress for Mathematics Education April 2010

Fauzan, Ahmad. 2002. Applying Realistic Mathematics Education (RME) In Teaching Geometry In Indonesian Primary Schools. Thesis University of Twente, ISBN 90 365 18 43 1.

Fergusson, G, A. (1985). Statistical Analysis In Psychology and Education. Fifth Edition, Singapore: Mc. Graw-Hill International Book Co.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : UM Press.

Lomax, G Richard. 2001. An Introduction to Statistical Concepts For Education and Behavioral Science, America: Lawrence Erlbaum Associates.

Mardapi Djemari, 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendikia.

Munandar, S. C. U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Netter, J., Kutner, M.H., Nachtseim, C.J and Wasserman, W. (1996). Applied Linier Statistical Models. Fourth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc., United States of America.

Nicholas Zaranis, Michail Kalogiannakis, Stamatios Papadakis. Using Mobile Devices for Teaching Realistic Mathematics in Kindergarten Education. Departement of Preschool Education, Faculty of Education, University of Crete, Crete, Greece. Creative Educational. 2013. Vol.4, No.7 A1

(38)

192

Universitesi Egitim Facultesi Dergisi (H.U. Journal of Education) 40: 332-343[2011]

Prastuti, T. D. 2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME Dan Pengetahuan Awal Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Matematika Siswa SMP Kelas VII. Didaktika, Vol. 2. No. 1.

Pribadi. A. Benny. 2009.Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat

Ratnaningsih, N. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung : PPs UPI.

Ruseffendi, E. T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Supardi, U.S. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif 2(3) : 248-262 ISSN: 2088-352X 2005.

Sagala, H. S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Sinaga, B. 1999. Efektivitas Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) pada kelas 1 SMU dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis. Tidak dipublikasikan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

_________ 2007. Pengembangan Model pembelajaran matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBMB3). Disertasi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

Siswono, T. Y. E. 2011. Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics. Departement of Mathematics, Surabaya State University. (ISSN 1990-3839 Academic Journals) Vol.6 (7). 551

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika, Bandung :Penerbit Tarsito. Sugiono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(39)

193

Turmudi, 2009. Student’s Responses To The Realistic Mathematics Teaching Approach In Junior Secondary School In Indonesia. Indonesia University of Education. Proceedings of IICMA 2009.

Gambar

Gambar 1.1. Jawaban sikap siswa terhadap matematika

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini untuk mengetahui manakah yang memiliki waktu pengerjaan yang lebih cepat dan nilai biaya yang ekonomis antara plafon gypsum dengan plafon

Untuk aplikasi Backhaul maka WiMAX dapat dimanfaatkan untuk Backhaul WiMAX itu sendiri, Backhaul Hotspot dan Backhaul teknologi lain.. Ÿ

a) Kajian ini dilakukan secara amnya ialah untuk mengenal pasti sumber-sumber sejarah yang sahih. Ini akan dapat membantu saya membuat satu kajian ilmiah dengan tatacara yang

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah: 1) belum ada informasi dan penjelasan mengenai tingkat

7 yang menjadi akhir dari Otorita Batam sebagai salah satu pelaksana pembangunan Kota Batam berdasarkan pasal 3 PP No 46 Tahun 2007 yang berbunyi : Pasal 3 ayat (1) :

Hal ini didukung oleh penelitian Izzah (2002) tentang hubungan teknik dan frekuensi kegiatan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat

dilakukan dengan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 2 pot yang berisi 25 tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bahan tanam berupa benih cemara

Sedangkan porositas hasil sambungan las gesek Al-Mg-Si terendah terdapat pada spesimen dengan variasi sudut chamfer 15° dan gaya tekan akhirnya 202 kgf, dengan nilai