• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY (MEMBUAT CONTOH PRAKTIK) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII SMP N 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY (MEMBUAT CONTOH PRAKTIK) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII SMP N 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

TIPE MODELLING THE WAY (MEMBUAT CONTOH PRAKTIK)

TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR

INTRINSIK DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII

SMP N 2 PERBAUNGAN TAHUN

PEMBELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

VERA ADMADINA PANGGABEAN

2101111020

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Selain persyaratan akademis, juga tanggung jawab penulis sebagai seorang akademis, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasanya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan masukan yang konstuktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga Skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan dan membantu kegiatan penelitian selanjutnya.

Banyak dukungan dan bantuan yang didapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd, Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum, Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,

6. Dr. Rosmawaty, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi,

7. Drs. T.R Pangaribuan, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik,

8. Drs. Azhar Umar, M.Pd dan S.Fahmi Dalimunthe.S.Sos.M.I.Kom, selaku Dosen penguji,

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

10. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Perbaungan, M. Hanafia, S.Pd, 11. Guru-guru SMP Negeri 2 Perbaungan,

(7)

iii

Marice Panggabean, Mastiur Panggabean, Ely Sandra Panggabean, Jese Panggabean dan Melinda Panggabean, serta seluruh keluarga tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, motivasi, dan dukungan material, serta moril kepada penulis,

13. Keluarga besar UKMKP UNIMED, Pengurus UKMKP UP FBS Periode 2014 (Maria, Wira, Ria, dan Lisbet), Sahabat Doa penulis (Triadil Saragih), Small Group Alga Tellas (K’Nurlela Manurung, Evi Ginting, Lea Ginting,Ira Barus, Winda Pardede dan Widya Sihombing), teman-teman Reguler A 2010 Basastra Indonesia, teman-teman-teman-teman PPL SMP N 2 Perbaungan 2014 yang selalu mendukung, mendoakan, dan memotivasi, serta memberi waktu berbagi dengan penulis,

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Medan, Agustus 2014 Peneliti,

(8)

i

ABSTRAK

Vera Admadina Panggabean, NIM 2101111020, Pengaruh Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) Terhadap Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Drama Oleh Siswa Kelas VIII SMP N 2 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama oleh siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah selutuh kelas VIII SMP N 2 Perbaungan sebanyak 388 orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 40 orang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah tes menganalisis unsur intrinsik drama. Nilai rata-rata post-test adalah 74,62, sedangkan untuk pre-test adalah 62,75. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa setelah perlakuan (post-test) lebih tinggi daripada sebelum perlakuan (pre-test).

Pengujian hipotesis diperoleh thitung = 4,56, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% = 2,02. Karena thitung = 4,56 > ttabel = 2,02 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) mempengaruhi menganalisi unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan.

(9)

iv

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... IX

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

KONSEPTUALDAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A.Kerangka Teoretis ... 10

1. Model Active Learning Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik ) ... 10

2. Langkah-langkah Model Active Learning Tipe Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) ... 12

3. Keunggulan dan Kelemahan Model Active Learing Tipe Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik ) ... 13

a. Keunggulan ... 13

b. Kelemahan ... 14

(10)

v

C. Unsur-Unsur Intrinsik Drama ... 16

1) Tema ... 16

D. Kerangka Konseptual ... 22

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25

A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

1. Populasi Penelitian ... 25

2. Sampel Penelitian ... 26

C. Metode Penelitian ... 27

D. Desain Penelitian ... 28

E. Defenisi Operasional ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Jalannya Eksperimen ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Kemampuan Menganalisis sebelum Perlakuan ... 40

(11)

vi

3. Pengaruh Model Pembelajaran ... 45

B. Analisis Data ... 47

1. Hasil Kemampuan Menganalisis Sebelum Perlakuan ... 47

a). Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test ... 47

b). Distribusi Frekuensi Hasil Post-test ... 50

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 53

1.Uji Normalitas Data Pre-test ... 53

2. Uji Normalitas Data Post-test... 55

3. Uji Homogenitas ... 57

4. Uji Hipotesis ... 57

D. Temuan Penelitian ... 58

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Desain Eksperimen ... 29

Tabel 3.3 Jalanya Eksperimen ... 32

Tabel 3.4 Indikator Penilaian Menganalisis Unsur Intrinsik Drama ... 34

Tabel 3.5 Kategori dan Penilaian Soenardi ... 36

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Data Pre-test... 41

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Data Post-test ... 43

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Data Pre-test dan Post-test ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test ... 47

Tabel 4.5 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-test... 49

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hasil Post-test ... 50

Tabel 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-test ... 52

Tabel 4.8 Uji Normalitas Pre-test ... 53

Tabel 4.9 Uji Normalitas Post-test ... 55

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Silabus Pembelajaran ... 69

Lampiran II RPP ... 70

Lampiran III Menganalisis Unsur Intrinsik Drama... 78

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat secara umum maupun kontemporer. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia selalu berupaya dengan

menggunakan segala akal dan keterampilannya untuk membuat benda-benda atau alat-alat yang dapat digunakan untuk membahagiakan kehidupannya. Sastra sebagai seni sastra, juga salah satu kebutuhan manusia yang dapat menyenangkan

kehidupannya. Seni sastra pada dasarnya adalah untuk digauli, dikenal, dipahami dan dinikmati, sastra adalah untuk dibaca, ditonton, diragakan dengan tujuan

untuk dihayati dan dari sastra diperoleh kenikmatan.

Pengajaran sastra bukanlah pengajaran tentang sastra melainkan proses belajar mengajar yang memberikan kemampuan dan keterampilan mengapresiasi

sastra melalui proses interaksi dan transaksi antara cipta sastra dengan yang dipelajarinya. Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang akan mengajarkan

sastra itu sendiri. Sekolah diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pengembangan untuk merealisasikan pengajaran sastra bagi siswa. Salah satu pembinaan dan pengembangan itu dapat dilakukan melalui proses pengajaran di sekolah tersebut. Sasaran utama untuk merealisasikan pengajaran sastra terutama

drama adalah sekolah. Sebab sekolah merupakan tempat atau wadah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan dan kearifan. Siswa juga bukan sekedar

(16)

2

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memahami unsur intrinsik drama sebagai bagian sastra merupakan salah satu kompetensi dasar yang

harus dipelajari di tingkat SMP kelas VIII tepatnya pada Kompetensi Dasar 5.1. Menanggapi unsur pementasan naskah drama. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menanggapi dan menganalisis unsur intrinsik drama dari

pementasan drama tersebut. Tetapi setelah dilihat dari proses belajar siswa, ternyata masih banyak siswa yang kurang dalam menanggapi ataupun memahami

unsur intrinsik drama. Ini terlihat dari penelitian Hasmi Fauzi Hasibuan yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Listening Team Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Drama Siswa Kelas VIII SMP Swasta al-alum

Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

Berdasarkan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran masih banyak

siswa yang merasa kesulitan dalam menelaah unsur pembentuk drama untuk kemudian ditafsirkan apa yang menjadi objek pembicaraan dan kajian dari drama. Hal ini didukung oleh penelitian dengan data nilai rata-rata sebesar 63, 95,

sebanyak 5 siswa atau 13, 2% termasuk kategori baik, 18 siswa atau 47, 4% termasuk kategori cukup, 13 siswa atau 34, 2 % termasuk kategori kurang, dan 2

siswa atau 5,3 % termasuk kategori sangat kurang. Hasil tersebut menunjukkan kategori yang paling banyak adalah kategori cukup.

Kesulitan siswa dalam mengikuti pelajaran itu disebabkan tidak adanya cara

atau strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menanggapi unsur intrinsik drama. Hal ini dikarenakan pola mengajar guru masih mengarah pada

(17)

3

memilih metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, yaitu dengan cara melibatkan siswa secara

aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Memilih suatu metode pelajaran yaang baik, merupakan suatu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang tenaga pendidik (guru) sehingga nantinya kualitas pembelajaran akan berdampak positif

bagi pengembangan peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan.

Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan

kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Kosasih (2011:240) menyatakan “Pembelajaran drama tidak hanya untuk mendidik atau mencetak siswa menjadi dramawan atau pun aktor drama,

melainkan untuk menambah pengalaman bermain drama”. Bermain drama diharapkan dapat memupuk minat siswa, menciptakan sikap saling menghargai

pada siswa, memupuk rasa tanggung jawab dan memancing siswa untuk mempunyai selera positif terhadap drama. Drama yang dipentaskan siswa diharapkan mampu menanggapi pementasan tersebut, agar siswa lebih aktif dan

terjalin komunikasi dua arah yang baik antara pendengar dan yang didengar. Berdasarkan observasi yang dilakukan ketika Program Pelatihan Lapangan

Terpadu (PPLT) di SMP Negeri 2 Perbaungan dapat dikatakan bahwa pembelajaran sastra khususnya bermain drama dan menganalisis unsur-unsur intrinsik drama di SMP Negeri 2 Perbaungan belum sesuai dengan harapan atau

bisa dikatakan masih rendah (data terlampir). Hal ini diketahui ketika peneliti berwawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia. Pengalaman yang

(18)

4

dengan harapan, antara lain yaitu: 1) siswa kurang berminat dengan pembelajaran sastra, 2) pengetahuan guru kurang dalam mengembangankan metode

pembelajaran, dan 3) pengetahuan siswa kurang terhadap memahami unsur – unsur drama.

Hal ini juga didukung oleh peneliti yang pernah dilakukan oleh Anggun

(2013:12) dengan judul “Efektifitas Metode Modelling The Way dalam Pembelajaran Bermain Drama Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jatilawang

Kabupaten Banyuma Tahun Ajaran 2012/2013.” Peneliti melakukan penelitian ini, bahwa hasil yang diperoleh adalah siswa semakin kreatif dan meningkat didalam proses bermain peran khusunya drama dengan menggunakan metode

modelling the way.

Seorang guru harus mengetahui metode yang tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran, karena metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Djamarah dan Zain (2010:77) menyatakan “Oleh karena itu guru dituntun untuk mampu

menguasai metode pembelajaran yang kreatif agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan”. Dengan adanya metode belajar yang kreatif maka siswa akan

terpancing untuk belajar. Selama ini guru hanya memperkenalkan unsur pementasan drama lewat pemahaman penjelasan materi mengenai drama, dengan tidak diperkenalkan model maka pengetahuan siswa terbatas dalam memahami

unsur-unsur mengenai pementasan drama dan model yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar sastra. Hal

(19)

5

semakin kreatif dalam proses belajar mengajar. Maka dengan adanya permasalahan ini penulis menyarankan model pembelajaran yang membuat siswa

semakin kreatif, yaitu model pembelajaran modelling the way yang akan diterapkan pada siswa di SMP N 2 Perbauangan.

Model modeling the way memberi kesempatan kepada siswa untuk

mempraktikkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan

menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan Silberman (2011:234) “Melalui metode ini, maka siswa dituntut untuk mampu mendengarkan dari apa yang akan dipentaskan oleh siswa

yang lain”. Maka siswa mampu mendengarkan dengan baik dan lebih memahami bagaimana cara menemukan unsur intrinsik drama lewat praktik. Dengan siswa

mepraktikkan hasil skenarionya maka siswa lain memahami dan menemukan unsur-unsur intrinsik drama tersebut lewat tanggapan dan analisis, maka siswa lebih mudah memahami lewat praktik daripada lewat baca lalu temukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modelling The Way

(20)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibatasai identifikasi masalahnya,

yaitu :

1) kurangnya kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik drama 2) model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi

3) proses pembelajaran lebih fokus kepada teori bukan kepada praktik/penerapannya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk dibatasinya masalah yang muncul dalam pembahasan ini, maka

penulis membatasi masalah upaya meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama khususnya (tema, alur, penokohan/tokoh, latar, dan amanat)

dengan menggunakan model pembelajaran modelling the way pada siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan. Adapun alasan penulis membatasi masalah tersebut, agar tidak meluasnya unsur intrinsik drama yang terdapat dari beberapa buku

sastra.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas

VIII SMP N 2 Perbaungan tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum mendapat perlakuan melalui model active learning tipe modelling the way

(21)

7

2. Bagaimana kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan tahun pembelajaran 2013/2014 setelah

mendapat perlakuan melalui model active learning tipe modelling the way

(membuat contoh praktik)?

3. Apakah model active learning tipe modelling the way (membuat contoh

praktik) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan Tahun Pembelajaran

2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yakni sebagai berikut :

1. untuk mengetahui kemampaun menganalisis unsur intrinsik drama siswa

kelas VIII SMP N 2 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum mendapat perlakuan melalui model active learning tipe modelling the way

(membuat contoh praktik)

2. untuk mengetahui kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan tahun pembelajaran 2013/2014 setelah

mendapat perlakuan melalui model active learning tipe modelling the way

(membuat contoh praktik)

3. untuk mengetahui pengaruh model active learning tipe modelling the way

(membuat contoh praktik) terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N 2 Perbaungan Tahun

(22)

8

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa manfaat teoretis

dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

a. memperkenalkan model active learning tipe modelling the way

(membuat contoh praktik) kepada siswa

b. sebagai bahan informasi kepada calon guru atau guru bidang studi

Bahasa Indonesia dalam meningkatkan mutu pengajaran khsusunya dalam pembelajaran menanggapi unsur intrinsik drama

c. sebagai bahan rujukan dalam penelitian lanjutan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru,

siswa, sekolah, dan peneliti: a. Bagi Guru

Hasl peneliti ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif

dalam proses pembelajaran keterampilan menanggapi unsur intrinsik drama dan dapat mengembangkan

keterampilan/kecakapan guru bahasa Indonesia, khususnya dalam menerapkan model modelling the way.

b. Bagi Siswa

(23)

9

c. Bagi Sekolah

Manafaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

alternatif dalam proses pembelajaran sastra, khususnya drama dengan menggunakan mdel-model pembelajaran dan dapat menjadi pembaharuan bagi sekolah, sehingga sekolah lebih kreatif dan

inovatif. d. Bagi Peneliti

(24)

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh dan

disimpulkan seperti yang tertera di bawa ini.

1. Kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N

2 Perbaungan tahun pembelajaran 2013/2014 tanpa menggunakan perlakuan masi tergolong rendah, terlihat dari nilai rata-rata siswa dalam menganalisis unsur intrinsik drama adalah sebesar 62,87. Nilai tersebut

dikategorikan cukup

2. Kemampuan menganalisis unsur intrinsik drama siswa kelas VIII SMP N

2 Perbaungan tahun pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan perlakuan yaitu model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) dikategorikan baik. Nilai rata-rata siswa dalam menganalisis unsur intrinsik drama setelah menggunakan model Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) adalah sebesat 72,62.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) dan setelah menggunakan model pembelajaran Modelling The

(25)

64

B. Saran

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) dapat meningkatkan hasil belajar

menganalisis unsur intrinsik drama, karena itu disarankan agar guru bidang studi menggunakan model pembelajaran ini dalam meningkatkan kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik drama siswa.

4. Mahasiswa dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang pengaruh model pembelajaran Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik) sebagai

Gambar

Gambar  4.1 Frekuensi hasil prestest menganalisis unsur intrinsik drama ....... 50

Referensi

Dokumen terkait

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Gagasan atau kata-kata orang lain digunakan tanpa memberi penghargaan atau pengakuan atas sumbernya. Plagiarisme dapat terjadi ketika mengajukan usul penelitian,

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 200s tentang standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran l.legara Republik lndonesia Nomor 4503); Peraturan Pemeriniah Nomor 17 Tahun

WELCOMING the establishment of the ASEAN Defence Ministers' Meeting-Plus (ADMM-Pius), in Ha Noi, Viet Nam, in October 2010 to serve as a robust, effective, open

[r]

Peningkatan serum sTnI setelah melakukan latihan intensitas tinggi pada kelompok yang tidak menggunakan kreatin monohidrat menandakan bahwa telah terjadi kerusakan otot akibat

[r]

yang dimiliki, masalah yang dihadapi oleh perempuan yang melakukan kegiatan ekonomi di saptosari Kabupaten Gunungkidul, dan melaksanakan kegiatan pelatihan, serta