• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT DESAIN POLA BATIK BERDASARKAN CORAK RAGAM HIAS KARO PADA KERTAS GAMBAR OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BOHOROK TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT DESAIN POLA BATIK BERDASARKAN CORAK RAGAM HIAS KARO PADA KERTAS GAMBAR OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BOHOROK TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT DESAIN POLA BATIK

BERDASARKAN CORAK RAGAM HIAS KARO

PADA KERTAS GAMBAR OLEH SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 2 BOHOROK

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ARIP PATDLI

NIM. 071222610040

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Modelling The Way terhadap Kemampuan Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak Ragam Hias Karo Pada Kertas Gambar Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok Tahun ajaran 2013/2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa ada bantuan dan partisipasi dari semua pihak penulisan Skripsi ini tidak dapat terwujud sebagaimana mestinya. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, Selaku Rektor UNIMED

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa, sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis

6. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED

(7)

iii 8. Kepada kakak dan adik-adik penulis

9. Terima kasih untuk semua pihak yang selalu membantu dan memberikan semangat penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih terdapat kekurangan. Maka saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi Jurusan Seni Rupa. Terima kasih.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(8)

i

ABSTRAK

Arip Patdli (Nim. 071222610040) Pengaruh Model Pembelajaran Modelling The Way Terhadap Kemampuan Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak Ragam Hias Karo Pada Kertas Gambar Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok Tahun Ajaran 2013/2014

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa membuat desain pola batik dikelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Modelling The way Terhadap Kemampuan Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak Ragam Hias Karo Oleh Siswa Kelas VIII.

Penelitian ini Dilakasanakan di SMP Negeri 2 Bohorok pada tahun pembelajaran 2013/2014, dengan jumlah populasi 102 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan random sampling yang terdiri dari kelas eksperimen 35 orang dan kelas kontrol 35 orang. Metode dalam penelitian ini bersifat quasi

experimen (eksperimen semu). Instrumen dalam penelitian ini untuk mengukur

Kemampuan siswa adalah tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan menentukan nilai rata-rata, varians, menghitung uji normalitas menggunakan uji Lilifors, uji homogenitas menggunakan uji F, menghitung uji hipotesis dengan uji t dengan kriteria terima hipotesis apabila thitung > ttabel pada α = 0,05.

Dari hasil analisis data dan perhitungan diperoleh nilai rata-rata postest pada kelas eksperimen 81,29 dengan standard deviasi 8,40 dan kelas kontrol diperoleh rata-rata 67,71 dengan standard deviasi 6,80. Dari uji data hasil pre test dan post test di dapat kedua hasil berdistribusi normal. uji homogenitas di dapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan α = 0,05. Setelah uji normalitas dan homogenitas, di dapat t0 sebesar 7,727. Setelah t0 diketahui,

kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan

dk=n-k=(35+35)-2=68 diperoleh ttabel= 2,003. Karena t0 yang diperoleh lebih besar dari

ttabel yaitu 7,727>2,003, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif

(Ha) diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan Model Pembelajaran Modelling The Way terhadap kemampuan membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias Karo pada kertas gambar oleh siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok.

(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... 8

A. KerangkaTeoretis ... 8

1. Model Pembelajaran Modelling The Way ... 8

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

b. Pembelajaran Kooperatif ... 9

c. Model Pembelajaran Modelling The Way ... 9

(10)

v

3. Membuat Desain Pola Batik Corak Ragam Hias Karo

(11)

vi

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumpak Salah Silima-Lima ... 14

Gambar 2.2 Tupak Salah Sipitu-Pitu ... 14

Gambar 2.3 Desa Siwaluh ... 15

Gambar 2.4 Panai ... 15

Gambar 2.5 Bindu Matagah ... 16

Gambar 2.6 Bindu Matoguh ... 16

Gambar 2.7 Tapak Raja Sulaiman ... 17

Gambar 2.8 pantil Manggis ... 17

Gambar 2.9 Indung-Indung Simata ... 17

Gambar 2.10 Tulak Paku petundal ... 18

Gambar 2.11 Lipan Nangkih Tongkeh ... 18

Gambar 2.12 Kite-Kite Perkis ... 19

Gambar 2.13 Tutup Dadu/ Cimpa Lau ... 19

Gambar 2.14 Ipen-Ipen ... 19

Gambar 2.15 Lukisen Suki... 20

Gambar 2.16 Pucuk Merbungi ... 20

Gambar 2.17 Bunga Bincole ... 21

Gambar 2.18 Pucuk Tenggiang ... 21

Gambar 2.19 Surat Buta ... 22

Gambar 2.20 Pengeret-Ret ... 22

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Modelling The Way .. 52

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Konvensional... 64

Lampiran III Hasil Kemampuan Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak ragam Hias Karo Pada Kertas Gambar di Kelas Eksperimen ... 73

Lampiran IV Hasil Kemampuan Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak ragam Hias Karo Pada Kertas Gambar di Kelas Kontrol ... 77

Lampiran V Tabel Data Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 81

Lampiran VI Perhitungan Rata-Rata dan Standard Deviasi (SD) ... 83

Lampiran VII Perhitungan Uji Normalitas ... 86

Lampiran VIII Perhitungan Uji Homogenitas... 90

Lampiran IX Uji Hipotesis ... 92

Lampiran X Daftar Tabel ... 95

Lampiran XI Hasil Pretest dan Postest ... 100

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, dengan pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat

terwujud. Untuk mencapai sumber daya yang berkualitas mutu pendidikan harus

ditingkatkan. Dalam mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, tentunya tidak

akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Tujuan

pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada

perubahan-perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sosial, untuk mencapai tujuan

pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dengan kata

lain proses belajar mengajar meliputi tindakan yang dilakukan guru mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam

pengajaran. Dalam kegiatan belajar-mengajar guru harus berusaha menciptakan

kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan dapat mengajar

dengan lancar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk mengikuti pelajaran serta menguasai tujuan-tujuan

pengajaran yang harus mereka kuasai. Untuk mencapai hal tersebut, guru dituntut

(15)

2

siswa karena siswa objek utama dalam belajar. Dengan adanya pembelajaran yang

menyenangkan, siswa akan termotivasi untuk belajar.

Pembelajaran seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata

pelajaran. Pendidikan seni rupa diberikan di sekolah karena keunikan, bermakna,

dan bermanfaat terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak

pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi

dan berapresiasi melalui pendekatan.

Pada dasarnya pendidikan seni rupa yang berkualitas adalah apabila

dilandasi pada aspek kreativitas dan emosi karena kreativitas memiliki nilai

konstruktif sedangkan emosi memiliki nilai ekspresi komunikasi. Pendidikan seni

sebagai bagian dari Pendidikan Nasional seharusnya memperhatikan makna yang

terkandung di dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu berperan dalam

mengembangkan kehidupan individu dalam pengembangan kepribadiannya baik

dalam aspek kecerdasan maupun perasaan dan kehendak.

Peserta didik perlu dilatih untuk mengembangkan keterampilan yang

dimiliki. Misalnya dalam hal menggambar desain pola batik. Kemampuan

menggambar motif batik adalah suatu kemampuan yang harus dapat dikuasai oleh

siswa, karena motif batik merupakan salah satu aspek dari pembelajaran seni rupa.

Data dari lapangan yang didapat penulis dari hasil observasi yang

dilakukan pada bulan Oktober 2013 di SMP Negeri 2 Bohorok menunjukkan

(16)

3

menggembirakan. Hal ini dapat ditunjukan dengan data karya siswa yang diberi

guru Tahun Pembelajaran 2012/2013” adalah kurang dengan skor rata-rata 65

Kemampuan Membuat Desain Pola Batik, yakni sebanyak 35 siswa, 2 orang

mendapat nilai yang baik sekali dengan skor nilai 85 – 100, 5 siswa mendapat

nilai baik dengan skor nilai 75 – 84, 13 siswa mendapat nilai cukup dengan skor

nilai 65 – 74, dan 15 siswa mendapat nilai kurang dengan skor nilai 50-64.

Kurangnya kreativitas siswa dalam menggambar motif batik disebabkan

oleh kurangnya motivasi dan variasi model pembelajaran yang dikembangkan

guru. Untuk mengoptimalkan peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran

menggambar motif batik diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih

menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas menggambar motif batik, serta

pengembangan daya imajinasi siswa untuk berpikir lebih aktif dan kreatif.

Berdasarkan hal di atas, peneliti menetapkan model pembelajaran

Modelling The Way (membuat contoh praktek), yaitu model belajar kelompok

yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berperan serta dalam kerja kelompok, dimana siswa berkerja sama dalam satu

kelompok. Keistimewaan model pembelajaran Modelling The Way ini adalah

dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa melalui belajar kelompok.

Pada model pembelajaran ini guru memberikan satu contoh model praktek yang

kemudian siswa dapat mengembangkan dari contoh-contoh yang diberikan oleh

guru sebagai latihan awal bagi siswa. Model pembelajaran Modelling The Way ini

diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan

(17)

4

diperkirakan akan mampu mengatasi permasalahan pembelajaran yang sifatnya

masih konvensional, sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat

desain pola batik. Model ini memungkinkan siswa untuk belajar membuat desain

pola batik melalui praktek dengan memanfaatkan potensi interaksi dan kerja sama

dalam kelompok. Ketika proses belajar berlangsung, siswa dapat berdiskusi dan

saling mengoreksi, sehingga siswa dapat menemukan dan menyadari

kekurangannya sendiri, kemudian memperbaikinya agar tidak mengulangi lagi

kesalahan yang sama.

Pembelajaran kooperatif tipe Modelling The Way dilakukan dengan cara

siswa dikelompokan menurut ketentuan aturan kelompok pembelajaran

kooperatif. Para siswa akan belajar dengan kelompok kecilnya itu untuk

mengembangkan keterampilan masing-masing, jika siswa diberikan konsep

tentang membuat desain pola batik yang bertujuan untuk memudahkan siswa

dapat membuat desain pola batik.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menetapkan judul penelitian

“Pengaruh Model Pembelajaran Modelling The Way terhadap Kemampuan

Membuat Desain Pola Batik Berdasarkan Corak Ragam Hias Karo Pada Kertas

(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Bambang dan Rati berpendapat, “Identifikasi masalah adalah suatu

kegiatan mencari sebanyak-banyaknya masalah yang sekiranya dapat dicarikan

jawabannya melalui penelitian” (2005:34-35).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam menggambar desain pola batik

2. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru kurang bervariasi

3. Kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa dalam menggambar desain pola

batik.

4. Pola pikir siswa kurang terangsang untuk lebih berpikir kreatif dalam

menggambar desain pola batik

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan ini dibatasi pada permasalahan yang lebih khusus untuk

mencapai hasil yang maksimal. Bambang dan Rati mengatakan, “Pembatasan

masalah berkaitan erat dengan bagian identifikasi masalah. Jika peneliti memiliki

keterbatasan, masalah-masalah yang diidentifikasi mungkin tidak semuanya

diteliti melainkan hanya beberapa saja” ( 2005 : 36).

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Bagaimanakah pengaruh

Model pembelajaran Modelling The Way terhadap kemampuan membuat desain

pola batik Berdasarkan Corak Ragam Hias Karo Pada Kertas Gambar Oleh Siswa

(19)

6

D. Rumusan Masalah

Bambang dan Rati menyatakan, “Rumusan masalah merupakan upaya

untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya.

Rumusan masalah seyogyanya diformulasikan secara ringkas, padat, jelas, dan

dituangkan dalam bentuk kalimat Tanya” (2005:36).

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah Model pembelajaran Modelling The Way berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias

Karo pada kertas gambar oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok tahun

ajaran 2013/2014?.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan yang telah dipaparkan di atas, maka yang

menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh Model pembelajaran Modelling The Way

terhadap kemampuan membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias

Karo pada kertas gambar oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok tahun

(20)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Masukan bagi guru khususnya guru bidang studi Seni Rupa dalam kegiatan

belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The

Way.

b. Bahan masukan bagi pembaca untuk mengetahui kebaikan dari pemakaian

(21)

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh signifikan dari penggunaan model pembelajaran Modelling

The Way terhadap kemampuan membuat desain pola batik berdasarkan

corak ragam hias karo pada kertas gambar oleh siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Bahorok.

2. Hasil kemampuan membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam

hias karo pada kertas gambar lebih tinggi dari siswa yang diajarkan

dengan metode konvensional, dengan perbandingan nilai rata-rata kelas

eksperimen 81,29 dan kelas kontrol 67,71.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka disarankan :

1. Bagi guru khususnya untuk guru Seni Budaya untuk menggunakan model

pembelajaran Modelling The Way dalam proses belajar mengajar

Khususnya pada materi membuat desain pola batik.

2. Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu memilih model pembelajaran

yang sesuai dan mampu melibatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam

proses pembelajaran

3. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan agar lebih

(22)

49

siswa untuk berekspresi membuat desain pola batik dengan corak

nusantara agar siswa dapat mencintai kebudayaan Indonesia melalui seni

budaya.

4. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

model-model pembelajaran/strategi-strategi pembelajaran yang digunakan

di sekolah khususnya dalam pembelajaran membuat desain pola batik

berdasarkan corak ragam hias nusantara.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama

diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau

(23)

50

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusataka

Achjadi, Judi. 1994. Batik Klasik. Jakarta: Sabdodadi

Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Reneka Cipta.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta

Gustami SP. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: STSRI

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga.

Sirait, Baginda. 1980. Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di

Sumatera Utara. Medan: Pemda Tingkat I Provinsi Sumatera Utara

Sitepu A.G. 1980. Mengenal Seni Kerajinan Tradisional Karo. Medan

Slavin E. R. 1995. Cooperative Learning Theory Research and Practice. USA : Massachusets.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 1999. Metode penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alvabeta

Sulchan, Ali. 2011. Proses Desain Kerajinan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize.

(24)

51

Yudoseputro, Wiyoso. 2000. Jejak-Jejak Tradisi Bahasa Seni Rupa Indonesia

Gambar

Gambar Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok Tahun ajaran 2013/2014”.
Gambar Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bohorok Tahun ajaran 2013/2014”.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik komunikasi antara pekerja sosial dan penerima manfaat, aliran pada proses komunikasi, pesan yang disampaikan,

Karakteristik dari sistem yang dibangun pada penelitian ini adalah kendaraan yang mampu melakukan beberapa perjalanan pada setiap periode dan kendaraan tersebut

[r]

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 200s tentang standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran l.legara Republik lndonesia Nomor 4503); Peraturan Pemeriniah Nomor 17 Tahun

The result concludes that: (1) net transparency affected the Japanese Jack mackerel behaviour in relation to contrast colour of the net panel; (2) the effect of usage -

Sebagai persyaratan untuk mencapai derajat sarjana Studi Hubungan

[r]

Selanjutnya label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang- undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum pada label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan