KAJIAN TEKNIK FEEL SWING DALAM INSTRUMEN
SAXOPHONE PADA LAGU ORNITHOLOGY
OLEH CHARLIE PARKER
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
EPALINDA PARAPAT
NIM 209342041
PROGRAM STUDI SENI MUSIK
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yesus Kristus yang sangat luar biasa yang terus menerus melingkupi dan mencurahkan berkat berkatNya sehingga akhirnya Skripsi yang berjudul “ Kajian Teknik Feel Swing Dalam Instrumen Saxophone Pada Lagu Ornithology Oleh Charlie Parker” dapat penulis selesaikan.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan hasil yang terbaik dalam menyelesaikan Skripsi ini, dan penulis juga menyadari tanpa bantuan berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Panji Suroso, M.Si, Selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Medan.
5. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd. Selaku Dosen PS I 6. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Selaku PS II
7. Adina Sastra Sembiring, M.Pd Selaku Dosen PA.
8. Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung selama perkuliahan.
iii
10. Nixon Alfredy Sianturi S.Pd yang juga telah menjadi narasumber untuk memaksimalkan isi tulisan ini serta memberikan arahan-arahan dalam memahami teknik-teknik permainan pada alat musik saxophone.
11. Kakak saya Roida Parapat S.Pd terimakasih buat dukungan serta materi yang sudah dihibahkan kepada penulis serta abang Rickson Hero Parapat terimakasih sudah menjadi Bapak sekaligus sebagai abang bagi saya.
12. Teman-teman Pend. Seni Musik stambuk 2009 William, Dwi Nova Pandia, Desman Ambarita, Monika Soarez, Rema, serta teman-teman yang lain yang tak mampu penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita smua.
Medan, Juli 2014 Penulis
iv
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A.
Landasan Teoritis ... 107.2 Spesifikasi Saxophone ... 17
7.3 Teknik dalam instrumen Saxophone ... 20
B.
Kerangka Konseptual ... 31BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33
B. Populasi Dan Sampel ... 34
v
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Studi Kepustakaan ... 36
2. Wawancara ... 38
3. Dokumentasi ... 39
4. Kerja Laboratorium ... 39
E. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Teknik feel swing yang terdapat pada ornithology ... 44
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Ketika Memainkan Teknik Feel Swing Dalam Instrumen Saxophone Pada Lagu Ornithology ... 54
C. Suara yang dihasilkan dengan menggunakan teknik feel swing dan yang tidak menggunakan teknik feel swing ………. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam
mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau
melalui ragam alat musik. Instrumen musik berperan sebagai media yaitu alat
pengantar/penyalur ide-ide komponis dalam suatu komposisi yang ditulis dalam
bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya
mewujudkan partitur dalam bentuk nada-nada yang dapat didengar. Dengan kata
lain, pemain musik mewujudkan simbol-simbol musik yang tertulis menjadi nada
dengan menggunakan satu atau beberapa alat musik.
Alat musik digolongkan berdasarkan cara memainkannya, alat musik tiup
menghasilkan suara ketika suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi
rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan
panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh
bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya, contoh alat musik
tiup ini adalah trompet, trombone, flute, dan saxophone.
Saxophone merupakan alat musik jenis aerophone, artinya alat musik yang
memiliki sumber bunyi berdasarkan udara yang bergetar. Pada saxophone bunyi
dihasilkan dengan cara menggetarkan single reed yang melekat pada mouthpiece
dengan cara menempelkan gigi atas pada mouthpiece dan bibir bawah menahan
dalam woodwind (alat musik tiup kayu) bahan alat musik saxophone terbuat dari
logam tipis. Alat musik saxophone memiliki lubang-lubang kecil sepanjang
badannya yang dapat dibuka dan ditutup dengan jari-jari atau dengan
pengontrolan pada pad-nya. Dengan cara itu, pemain dapat mengubah-ubah
panjang pendeknya getaran bunyi sehingga menimbulkan perubahan pitch atau
tinggi rendahnya nada. Alat musik saxophone lebih bersifat individual dan lebih
mempunyai perbedaan warna suara diantara beragam instrumen lain.
Dalam memainkan sebuah lagu atau mengisi sebuah lagu baik itu lagu
pop, keroncong, dangdut, bahkan jazz tentunya diperlukan sebuah teknik yang
baik agar lagu tersebut lebih enak didengar. Teknik dalam memainkan alat musik
saxophone merupakan suatu cara untuk memainkan berbagai macam
variasi-variasi teknik sesuai tingkat kesulitan yang bermanfaat bagi usaha pengembangan
keterampilan untuk memainkan berbagai jenis repertoar secara terampil. Adapun
berbagai macam teknik yang terdapat dalam memainkan alat musik saxophone
seperti breathing(pernapasan), embouchure (formasi bibir, gigi, rahang, dan
otot-otot disekitar mulut), tongue (teknik lidah), fingering (teknik penjarian), teknik
extra tone/altissimo (nada-nada tinggi), digglisando (bending), slur (teknik
memainkan nada yang berlegato), feel swing. Variasi teknik yang digunakan
dalam alat musik saxophone dapat diaplikasikan ketika saat latihan dengan
menggunakan backing track atau minus one, atau pada saat jamming bersama
teman guna memperlancar berbagai macam teknik serta memiliki tone yang baik.
membaca reportoar merupakan hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemain
saxophone untuk memperlancar musikalitas dalam membaca reportoar.
Awalnya saxophone digunakan untuk kelompok-kelompok seperti
marching band dan brass section kemudian saxophone mulai diterapkan pada
musik – musik dansa diera swing. Era swing muncul pada tahun 1930 sampai
dengan 1940-an dimana alat musik saxophone sudah dipergunakan untuk
mengiringi acara disebuah club . Hal ini sesuai dengan tulisan yang pernah dibuat
oleh Hadi (2011:14) yang mengatakan bahwa “Dalam perkembangan sejarah,
Saxophone sangat berperan penting dalam perkembangan musik Jazz. Pada tahun
1930 kelompok musik Jazz dominan dengan permainan alat musik saxophone
yang disebut dengan brass section. Saxophone semakin popular dan makin
diminati banyak orang, tidak hanya orang yang ingin belajar dan menjadi pemain
saxophone, tetapi para penikmat musik pada waktu itu pun selalu menantikan
pertunjukan musik yang menggunakan alat musik saxophone”. Hadi menjelaskan
bahwa pada waktu itu yaitu pada tahun 1930 saxophone sudah popular dikalangan
orang banyak. Setelah era swing berakhir muncullah beberapa musisi yang
disebut-sebut sebagai pelopor munculnya musik era baru yang disebut dengan
bebop salah satu musisi yang disebut sebagai pelopor munculnya era baru tersebut
adalah Charlie Parker.
Charlie Parker merupakan seorang pemain saxophone sekaligus sebagai
arranger dan komposer. Charlie Parker memiliki ciri-ciri seperti orang negro
lainnya yaitu mempunyai kulit gelap lahir di kansas city, New York- Amerika
menghasilkan beberapa karya musik dalam bentuk instrumental. Oleh beberapa
penggemarnya Charlie Parker mempunyai nickname atau nama panggilan dengan
nama „yardbird‟. Dalam bidang musik Charlie Parker memberikan semacam
pengaruh kepada penikmat musik bahkan kepada orang-orang yang ingin belajar
musik pada saat ini. Musik yang disuguhkan oleh Parker lebih bersifat kepada jati
diri sebagai seniman daripada sebagai musik hiburan yang produktif. Beberapa
karya Charlie Parker yang terdapat pada realbook (sebuah buku yang menyajikan
sejumlah partitur lagu jazz standar) berjudul billy’s bounce, ornithology, yardbird
suite, now’s the time, dona lee, dan antroplogy.
Ciri khas permainan saxophone oleh Charlie Parker pada umumnya
mempunyai tempo yang cepat bahkan tidak ada dijumpai tempo yang lambat,
kromatis tapi tetap melodis dan masih tetap terdengar harmonis pada jalur akor.
Teknik permainan Charlie Parker sangat susah untuk ditiru karena kecepatan jari
tangannya menekan klep saxophone sangat cepat dan rapi sehingga nada-nada
kromatis dengan menggunakan beberapa teknik seperti teknik feel swing pun tetap
mempunyai suara yang jelas dan tidak seperti adanya suatu kesalahan serta tidak
seperti dipaksakan. Teknik lain yang Parker pergunakan untuk memainkan
saxophone adalah teknik dengan menggunakan tanda istirahat penuh dalam satu
bar, hal tersebut Parker lakukan untuk memanfaatkan situasi dimana adanya suatu
kesempatan untuk mengambil nafas. Hal lain yang mendukung teknik permainan
Parker adalah memainkan notasi ghost note yaitu memainkan nada dengan
Bebop muncul setelah era swing yang merupakan sub genre dari jazz
memiliki karakter tempo yang cepat, teknik virtuoso dan improvisasi yang
diambil dari struktur harmonik. Ciri khas Frase yang terdapat pada bebop lebih
panjang dan tidak begitu repetitif dan sekaligus tidak terstruktur. Secara umum
melodi bebop tidak simetris tetapi lebih kromatis dengan menggunakan duabelas
nada dalam satu oktaf. sumber, szwed (2008:130). Didalam bebop tidak
dipergunakan pola irama atau ritme yang lurus atau straight eight note seperti
bermain pada musik klasik dan pop, akan tetapi menggunakan irama yang lebih
memberikan kesan aksen pada setiap upbeat atau nada-nada yang berada diatas
ketukan bawah. Jenis pola Irama atau ritme tersebut merupakan sebuah aset atau
sebuah modal dalam belajar dasar bebop karena irama tersebut tidak dapat
diterapkan disetiap aliran musik. Jika dipaksakan untuk memainkan irama tersebut
dalam sebuah lagu yang mempunyai irama-irama lurus seperti lagu pop misalnya,
maka lagu tersebut terkesan aneh dan tidak wajar demikian sebaliknya jika irama
lurus dimainkan pada bebop akan sangat aneh. Jenis pola ritem yang terdapat pada
musik bebop menggunakan istilah feel swing.
Feel swing menjadi salah satu ciri khas pola ritem pada musik bebop. Jika
diamati dengan serius pada musik bebop feel swing sangat terasa dan sangat jelas
didengar oleh para pendengarnya. Kata feel swing berarti memiliki arti rasa
swing, akan tetapi pada tulisan ini feel swing yang dimaksud adalah memainkan
pola ritem yang berbeda dari penulisannya. Memahami bagaimana cara
memainkan feel swing adalah dengan cara mendengarkan lagu jazz standar
straigh feel yaitu irama-irama yang lurus seperti klasik dan pop kemudian
bandingkan irama straigh feel dengan feel swing. Pada musik klasik serangkai
notasi seperdelapan dimainkan dengan nilai perbandingan yang sama sedangkan
pada musik bebop dengan menggunakan teknik feel swing rangkaian notasi
seperdelapan tersebut dimainkan secara tidak merata. Perbandingan tersebut tentu
saja memiliki efek suara yang ditimbulkan yang selanjutnya akan penulis bahas di
bab IV.
Penulis melihat teknik feel swing ini terdapat pada lagu Ornithology yang
merupakan salah satu karya oleh Charlie Parker. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengangkat judul penelitian “Kajian Teknik Feel swing Dalam Instrument
Saxophone Pada lagu Ornithology Oleh Charlie Parker”.
B. Identifikasi Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian serta masalah yang di hadapi maka
umumnya penelitian menggunakan identifikasi masalah, agar penelitian yang
dilakukan menjadi terarah serta cakupan tidak terlalu luas. Identifikasi masalah
tersebut sesuai dengan pendapat Tanjung (2007:25) yang mengatakan bahwa:
“Mengidentifikasikan masalah tidak lain menguraikan lebih jelas tentang masalah
yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian. Di dalamnya berisi
perumusan eksplisit masalah yang terkandung pada suatu fenomena”.
Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
1. Bagaimana teknik memainkan feel swing pada instrumen saxophone yang
terdapat pada lagu Ornithology yang dimainkan oleh Charlie Parker?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi ketika memainkan teknik feel
swing dalam instrumen saxophone pada lagu Ornithology
3. Bagaiman suara yang dihasilkan dengan menggunakan teknik feel swing?
4. Jenis lagu apakah yang sesuai untuk dimainkan dengan mempergunakan
teknik feel swing?
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu
memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan jelas,
masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu:
1. Bagaimana teknik permainan feel swing pada instrumen saxophone yang
terdapat pada lagu Ornithology yang dimainkan oleh Charlie Parker?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi ketika memainkan teknik feel
swing dalam instrumen saxophone pada lagu Ornithology
3. Bagaiman suara yang dihasilkan dengan menggunakan teknik feel swing?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan titik fokus dari sebuah penelitian yang
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.
Hal ini sejalan dengan pendapat Idrus (2009:48) yang mengatakan bahwa :
“Rumusan penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang dijadikan dasar pijakan bagi peneliti untuk menentukan berbagai desain dan strategi penelitiannya. Adapun untuk lebih operasionalnya, rumusan masalah penelitian harus dituliskan dalam wujud kalimat tanya dengan bahasa yang singkat dan jelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Kajian
Teknik Feel swing Dalam Instrumental Saxophone Pada Lagu Ornithology Oleh
Charlie Parker.
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian mempunyai tujuan, tanpa adanya tujuan yang
jelas maka arah kegiatan yang dilakukan tidak mencapai hasil yang diinginkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Riduan (2006:25) : “Tujuan penelitian merupakan
keinginan-keinginan peneliti atau hasil penelitiannya dengan mengetengahkan
indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang
berkaitan deengan variabel-variabel penelitian”. Berdasarkan pendapat tersebut
maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik permainan feel swing pada instrumen saxophone
2. Untuk mengetahui gaya permainan saxophone Charlie Parker pada saat
menggunakan teknik feel swing pada lagu Ornythology
3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan yang ditemukan untuk memainkan
teknik feel swing dalam instrumen saxophone pada lagu Ornithology
4. Untuk mengetahui perbedaan suara yang dihasilkan teknik feel swing
dengan yang tidak menggunakan teknik feel swing.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan untuk studi kepustakaan di Jurusan Sendratasik Program
Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan, Khususnya mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah saxophone.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat khususnya kepada pecinta
saxophone
3. Sebagai bahan referensi dikemudian hari yang ingin meneliti dengan kasus
yang sama
4. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori
yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Charlie Parker lahir di kota Kansas pada 29 Agustus 1920. Sebelum
mempelajari alto saxophone Charlie Parker awalnya mempelajari Bariton.
Pada tahun 1936 Parker mulai bekerja reguler disebuah cafe di New York.
Charlie Parker dijuluki dengan nama Yardbird oleh para penggemarnya.
Charlie Parker disebut sebagai salah satu revolusioner masa transisi swing ke
era bebop.
2. Ornithology merupakan salah satu karya musik intrumental saxophone yang
dimainkan oleh Charlie Parker. Ornithology ini direkam pada tanggal 24
Desember 1945 di Carniage Hall, New York bersama sahabatnya Red
Rodney pada terompet, Al Halg pada piano, Tommy Potter pada bass, Roy
Haynes pada drum dan Charlie Parker pada alto saxophone. Ornithology ini
adalah musik intrumental saxophone yang beraliran bebop yang mempunyai
durasi 3:29 menit dengan jumlah 128 bar, tempo 168-232 BPM, birama 4/4
dengan nada dasar E = do.
3. Teknik feel swing merupakan cara untuk memainkan berbagai macam variasi
pola ritem yang dalam penulisannya berbeda dengan cara memainkannya.
swing itu adalah Feel swing bagian I adalah teknik memainkan notasi
seperdelapan swing, bagian II adalah teknik memainkan notasi seperdelapan
yang digabungkan dengan notasi seperdelapan triplet, bagian III adalah teknik
memainkan notasi seperenambelas triplet dengan not seperdelapan, feel swing
bagian IV adalah teknik memainkan notasi seperenambelas yang
digabungkan dengan notasi seperdelapan triplet, feel swing bagian V adalah
teknik memainkan notasi dimana setelah notasi tersebut terdapat tanda
istrahat, feel swing bagian VI adalah teknik memainkan slur pada notasi
seperdelapan, feel swing bagian VII adalah teknik memainkan slur pada
notasi seperenambelas dengan jumlah ketukan selama 3 ketuk dimana notasi
tersebut terdapat 14 notasi, feel swing VIII adalah teknik memainkan ghost
note.
4. Kendala-kendala yang dihadapi pada saat menggunakan tekni feel swing pada
lagu ornithology adalah Kesulitan dalam mengikuti tempo yang cepat yang
menyebabkan penggunaan tongue atau teknik sentuhan lidah pada ujung reed
tidak tepat sehingga intonasi yang dihasilkan oleh alat musik saxophone
kurang jelas dan pola ritem menjadi tidak sesuai dengan teknik feel swing.
kemudian kesulitan yang lain berupa kesulitan dalam memainkan frasering
yang seharunya yang terdapat pada lagu ornithology.
5. Ada perbedaan suara berupa perubahan pada nada dengan menggunakan
teknik feel swing dan yang tidak menggunakan teknik feel swing. Perubahan
tersebut adalah apabila menggunakan teknik feel swing nada-nada yang
pada setiap nada offbeat atau upbeat walaupun secara tertulis tidak ditandai
dengan aksentuasi berupa aksen, sedangkan sebuah lagu yang tidak
menggunakan teknik feel swing atau straight feel nada – nada yang dimainkan
terdengar rata atau mempunyai perbandingan yang sama disetiap ritem yang
ditulis.
B. SARAN
Berdasarkan dari beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan beberapa saran diantaranya:
1. Banyak mendengarkan lagu jazz standart
2. Pergunakan waktu latihan sebaik mungkin
3. Sight reading sangat diperlukan untuk menambah kemampuan untuk
membaca notasi secara baik dan benar
4. Pada saat latihan, gunakan metronom agar tempo tetap terjaga
5. Pada saat latihan membaca notasi usahakan untuk memainkan teknik feel
swing karena teknik feel swing tersebut merupakan modal awal atau modal
dasar dalam bermain musik Jazz.
6. Mengenal genre-genre dalam musik karena tidak semua genre musik
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Desman Ferinata. Skripsi. Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Together Again Oleh Dave Koz. FBS. Unimed
Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hariman, Herman. 2008. Improvisasi Jazz Siapa Takut?.Jakarta : Gramedia pustaka utama
Mulyanto, Eko. 2008. Panduan Dasar Bermain Jazz. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Rizzo, Jacques. 1989. The New Method For Learning to Read Written Jazz Music. U.S.A: International copyright Secured
Sianturi, Nixon Alfredy. Skripsi. 2012. Teknik Permainan Saxophone Dalam Musik Tradisonal Batak Toba Di Wisma Bethesda Medan. FBS. Unimed.
Sihombing, Boy Hadi. Skripsi.2010. Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Hey Jude Karya Warren Hill.FBS Universitas HKBP Nommensen.
Sinaga, Doli. Skripsi. 2013. Pembelajaran Saxophone Alto Pada Lagu Nothing Gonna Change My Love Mahasiswa Prodi Seni Musik Universitas Negeri Medan.FBS.Unimed.
Soekarno, Ari. 2002. Buku Pintar Musik. Inovasi : Jakarta
Sugyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Szwed, John F.2008. Memahami Dan Menikmati Jazz. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.
Tanjung, Bahdin Nur.2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Taylor,Dennis. 2002. Amazing Pharasing 50 Way To Improve Your Improvisational Skill. Nashville: Hal Leonard Corporation
Teal, Larry. 1963. The Art Of Saxophone playing. USA : Scoth
Yoyok. 2008. Teknik Bermain Saxophone. Jakarta : Grafindo.
Yusuf, Muhammad.Skripsi. 2005. Aspek Kesejarahan Instrumen Saxophone dan Analisa Concertino Op.26 Instrumen Klarinet Karya C.M.Weber Yang
Diadaptasikan Pada Saxophone Alto.FBS.Universitas HKBP