• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun alat uji pengereman pin on disk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Rancang bangun alat uji pengereman pin on disk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

NARASUMBER

ENERGI DAN TERMOFLUID

[ET-001]

Catu Daya Sel Surya Serba Guna (Portable) Untuk Telepon Genggam (Handphone) 1-8 -Wahyu Hidayat , Riri Sadiana

[ET-002]

Kajian eksperimental perbandingan performansi mesin sepeda motor berkapasitas 125

cc menggunakan bahan bakar premium dengan LPG 9-16

-Abdul Halim Nasution, Rizaldi Rahim , Amanda Julian Pranata

[ET-003]

Pengujian Performansi Pompa Hidram dengan Katup Tekan Bentuk Bola dan

Setengah Bola 17-24

-Nuartha, Made Suarda, I Gusti Ketut Sukadana

[ET-004]

Analisa Kinerja Sistem pendingin Peltier Yang Menggunakan Sel Pvdengan Sumber

Energi Radiasi Matahari 25-32

-Terang UHSG, Zulkifli Lubis, Tulus Burhanuddin Sitorus

[ET-005]

Simulasi Uji Kebisingan Pada Pesawat Tanpa Awak Prototipe NVC USU

Menggunakan Perangkat Lunak FEM 33-38

-Dedi Agustianto, Sakinah Rahmi, Ikhwansyah Isranuri

[ET-006]

Performansi mesin otto empat langkah yang menggunakan bahan bakar biogas dari

limbah cair kelapa sawit 39-46

-Jaya Arjuna, Mulfi Hazwi, Tulus Burhanuddin Sitorus, Agustinus Sitio

[ET-007]

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar

Campuran Biodiesel Sesamum Indicum 47-54

-Arthur K.M. Bintang dan Benni Agustinus Siregar

[ET-008]

Kajian Potensi Pelet Biomassa Dari Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Dan Tandan

Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bahan Bakar 55-60

-Roynaldo dan Vernando Sinambela

[ET-009]

Peningkatan Unjuk Kerja Destilasi Air Energi Surya Jenis Vertikal Menggunakan

Pelacak Matahari 61-70

-Doddy Purwadianto, A. Prasetyadi, Dian Artanto

(3)

ENGINEERING PERHOTELAN

[EP-001]

Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Pengerajin Seni Ukir Batu Paras di Desa Sakti Nusa Penida

I Wayan Surata, Tjokorda Gde Tirta Nindhia

319-324

[EP-002]

Analisa pengaruh temperatur lingkungan terhadap akurasi pompa bahan bakar minyak

Komang Ayu Ratnawati, I Ketut Suarsana, Wayan Nata Septiadi

325-328

[EP-003]

Karakteristik kekerasan material di bawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating

Mustika, I Made Widiyarta, I Made Parwata, I Putu Lokantara

329-332

[EP-004]

Penerapan european foundation for quality management’s (efqm) excellence model pada sistem pengukuran kinerja jurusan teknik mesin universitas udayana

I Made Dwi Budiana Penindra

333-338

[EP-005]

Sistem kontrol gerak kinematika robot gripper manipulator

Wayan Widhiada, Putu Agus Suryawan dan Beny Maximin Messakh

339-346

[EP-006]

Pompa kincir sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih di banjar jempanang desa belok/sidan

I Gusti Ketut Sukadana, I Wayan Nata Septiadi

347-352

[EP-007]

Rancang bangun alat uji pengereman pin on disk

IGAK.Suriadi, I Ketut Adi Atmika, AAIA. Sri Komaladewi 353-359 [EP-007]

Rancang bangun alat uji pengereman pin on disk

IGAK.Suriadi, I Ketut Adi Atmika, AAIA. Sri Komaladewi adi 353-359

(4)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VII - 2016 (353-359)

Korespondensi: Tel. +62 08123890706; Fax: +62 361 703321 E-mail:gungsuriadi@yahoo.co.id

Rancang bangun alat uji pengereman pin on disk

I Gusti Agung Kade Suriadi1), I Ketut Adi Atmika1), AAIA.Sri Komaladewi1)

1)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali.

E-mail: gungsuriadi@yahoo.co.id

Abstrak

Beberapa tahun belakangan ini angka kecelakaan kendaraan bermotor terus meningkat secara signifikan. Salah satu faktor penyebab kecelakaan kendaraan bermotor baik roda dua maupun lebih adalah tidak berfungsinya sistem rem secara maksimal.

Rem merupakan komponen pengarah, pengatur gerak dan untuk keamanan kendaraan yang sangat penting keberadaannya. Akan tetapi untuk pengereman yang maksimal tidak terlepas dari kemampuan kampas rem dalam menyerap besarnya energi kenetik yang terjadi. M enjawab fenomena kurang optimalnya system pengereman yang dihadapi masyarakat yang sehari-harinya memakai kendaraan dalam beraktifitas, maka dilakukan pengembangan Alat Uji Pengereman Vertikal Pin-on Disk berupa prototipe dalam skala laboratorium berbasis teknologi tepat guna. Kegiatan perancangan menggunakan metode statik margin dan quasi dinamik yang didasari atas basic desain perancangan meliputi 1. Proses sintesa dan 2. Proses analisa. Penelitian dilakukan dengan melakukan rancangan bangun dan analisa matematik untuk komponen– komponen system. Analisa sintesa dan analisa matematis dilakukan adalah untuk mengetahui kebutuhan rancangan alat uji. Disamping itu dipasangkan beberapa alat control berupa alat control temperature dan dynamo-meter. Prototype a l a t u j i p e n g e r e m a n vertical pin on disk yang ekonomis, presisi dan mobilitas berhasil dirancang.

Keywords: Water wheel performance, water power, water wheel power, Eficiency.

1. Pendahuluan

Perkembangan kendaraan bermotor pada akhir–akhir ini mengarah pada perwujudan Inteligent Stability Controlled Vehicle, yang betul–betul dapat menjamin keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna kendaraan pada berbagai kondisi gerak. Keamanan operasi kendaraan menjadi semakin penting, karena kecepatan kendaraan berkembang semakin tinggi, dimana pengereman adalah salah satu komponen pendukung keamanan aktif pada kendaraan bermotor. Menurut data kecelakaan kendaraan bermotor terbesar terjadi akibat faktor rem blong, yaitu 59,03%, atau terdapat 10.566 kasus, yang artinya, tiap hari ada sebanyak 29 kasus kecelakaan karena kegagalan fungsi rem (Anonim, 2015). Sistem rem pada dasarnya mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran hingga berhenti dengan sempurna, juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki (Sukamto, 2012). Akan tetapi untuk pengereman yang maksimal tidak terlepas dari kemampuan kampas rem dalam menyerap besarnya energi kenetik yang terjadi (Bosh, 2012)

Banyak teknologi pengereman kendaraan telah dikembangkan diataranya Antilock Braking System (ABS) yaitu piranti untuk mencegah terjadinya rem mengunci saat pedal rem ditekan dalam-dalam, supaya gaya traksi pada ban ke permukaan jalan tetap ada dan tidak slip, sehingga roda masih bisa diarahkan untuk mencegah kecelakaan. Kemudian Brake Assist System (BAS) yaitu piranti untuk menambahkan tekanan pada rem secara otomatis untuk memaksimalkan kerja dari ABS agar sempurna. Bosch (2006), Menjelaskan bahwa keunggulan teknologi sistem rem tidak terlepas dari kinerja kampas rem, dalam hal ini berfungsi untuk menyerap energi kinetik saat pengereman. Berdasarkan fakta, kegagalan kinerja kampas rem menjadi salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan, umumnya melibatkan kehilangan material yang progesif akibat adanya gesekan (friksi) antar permukaan padatan (Ikhbal et al, 2014). Keausan bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak permukaan). Keausan telah menjadi perhatian praktis sejak lama, tetapi hingga beberapa saat lamanya masih belum mendapatkan penjelasan ilmiah, sebagaimana halnya pada mekanisme kerusakan akibat pembebanan tarik, impak, puntir atau fatigue.

Kampas rem adalah komponen rem yang langsung bergesekan dengan bagian yang berputar pada sistem rem susuai dengan jenis dan tipe rem (disk/drum) yang digunakan (Pramuko, 2012). Pemakaian kampas rem biasanya tidak lebih dari 10000 kali kontak pengeraman, artinya penggunaan dalam kota bisa jadi tidak lebih dari 6 bulan, apalagi terjadi keluhan umur yang lebih pendek akibat kampas rem ausnya tidak rata, sehingga pengereman tidak efektif atau tukar–tukar adaptor rem ( P r a mu ko , 2 0 1 4 ) . Pada umumnya kampas rem dibuat dari material asbestos karena unggul pada ketahanan temperatur hingga 800˚C (Sivarao et al, 2009) dan baik pada penyerapan suara serta rendah dalam penyerapan air (Aigbodion et al, 2010). Akan tetapi, bahan asbestos telah dihentikan penggunaannya karena memilik sifat carcinogenic yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Louis St, 2004). Kemudian serat asbes diganti dengan material serat aramid, kevlar, twaron, rockwool, fiberglass, potasiumtitanate, carbon fiber, graphite, cellulose, vermiculate, steel fiber, BaSO4, resin, nitrile butadiene rubber.

Kemudian penelitian lain yang menguji kinerja pengereman menyatakan rem cakram lebih baik atau lebih pakem dibanding rem tromol dan pada kecepatan tinggi baru terlihat perbedaan waktu berhenti dan performansi yang signifikan antara rem cakram dan rem tromol (Ian Hardianto, 2013). Harley, 2013 menjelaskan bahwa u j i k i n e r j a p e n g e r e m a n m e m b u t u h k a n a l a t u j i f u l l m o d e l k e n d a r a a n u n t u k m e n d a p a t k a n k a r a k t e r i s t i k d a n e f f i s i e n s i p e n g e r e m a n n y a .

(5)

IGAK.Suriadi, et.al Prosiding KNEP VII – 2016ISSN 2338-414X

354 2. Tinjauan Pustaka

2.1. Penelitian Pendahulu

Sistem rem semi lock mekanis–hidrolis dengan mengkombinasikan penggunaan load sensing proporting valve untuk mengatur tekanan sesuai beban dan membran untuk membuat fluktuasi tekanan rem sehingga meningkatkan stabilitas arah kendaraan (Sutantra, 2009). Sistem ini dapat memberi effect Anti Breaking System (ABS) yang baik dengan slip roda saat pengereman rata-rata 33% yang menjamin roda tidak lock saat direm. Jarak pengereman dapat dikurangi antara 6-10% dan stabilitas arah kendaraan dapat sedikit ditingkatkan. Fluktuasi gaya rem lock dan semi lock ditunjukan pada gambar 1, dimana terlihat frekwensi dan amplitudo gaya rem semi lock lebih besar disbanding sistem lock.

Gambar 1. Fluktuasi Gaya Rem Lock dan Semi lock (Sutantra, 2009)

Sutantra et.all, 2012, merancang suatu elastic component untuk meningkatkan kinerja pengereman ABS dan meningkatkan stabilitas arah kendaraan. Penelitian ini menunjukan terjadinya peningkatan stabilitas kendaraan seperti ditunjukan pada gambar 2 dengan membandingkan perilaku kendaraan dengan dan tanpa ABS.

(6)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VII, UniversitasUdayana, Bali, 22-24 September 2016

355 Gambar 2. Perilaku arah kendaraan tanpa dan dengan ABS (Sutantra et.all, 2012)

Sistem ABS dengan menggunakan multi control parameter yaitu prosen (%) slip roda, understeer index, dan yaw control index dalam usaha meningkatkan kinerja pengereman dan stabilitas arah kendaraan (Sutantra, Agus Sigit, et.all, 2012). Salah satu hasil yang menunjukan kondisi yaw rate actual dan ideal (Ackerman) ditunjukan pada gambar 3.

Penelitian ini menunjukan bahwa yaw rate yang terjadi mendekati Ackerman sehingga stabilitas kendaran dapat mendekati Ackerman.

Gambar 3. Karakteristik ABS dengan Multi Control Parameter (Sutantra, Agus Sigit, et.all,2012) 2.2. Studi Pendahuluan

Keterkaitan antara penelitian yang diusulkan dengan pengalaman peneliti diantaranya berkaitan dengan pengembangan, pengkajian dan inovasi teknologi otomotive baik pada kendaraan roda empat maupun pada kendaraan roda dua sehubungan dengan peningkatan kinerja stabilitas kendaraan diantaranya; Peneliti ikut dalam penelitian Hibah Penelitian Jurusan Teknik Mesin tahun 2011 sebagai komponen penunjang penelitian dengan judul penelitian; “Kajian Dan Analisa Kebutuhan Torsi Engine Minimum Kendaraan Truk Angkutan Barang”.Melalui dana PNBP UNUD tahun 2015 mengembangkan penelitian dengan judul “Perancangan Rasio Sistem Transmisi Pada Kendaraan Penggerak Roda Belakang”

Disamping itu, model proporsi gaya pengereman disimulasikan terhadap stabilitas arah kendaraan menghasilkan kinerja perilaku belok yang lebih baik dibandingkan dengan ABS standar. (Adi Atmika, et. all, 2006).

(7)

IGAK.Suriadi, et.al Prosiding KNEP VII – 2016ISSN 2338-414X

356

(a) (b)

Gambar 4. Respon pengereman kecepatan 50 km/h, (a) ABS standar, (b) ABS dengan proporsi gaya pengeremanan (Adi Atmika, et.all., 2006)

Pada kendaraan roda dua (sepeda motor), peneliti mengembangkan Continuose Variable Transmission (CVT) dengan memvariasikan berat roller sentrifugal.

Gambar 5. Model centrifugal roller CVT pada sepeda motor (Adi Atmika et.all, 2008) 2.3. Sistem Pengereman

Sistem pengereman dari suatu kendaraan adalah merupakan salah satu elemen terpenting dari suatu kendaraan, karena ia bagian terpenting untuk keamanan kendaraan. Sistem rem kendaraan harus mampu mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan secara aman baik pada kondisi jalan lurus maupun belok pada segala kecepatan. Pada dasarnya besar ideal gaya rem yang dibutuhkan setiap kendaraan adalah berbeda, begitu juga distribusi ideal gaya rem pada setiap roda untuk setiap kendaraan berbeda. Hal ini mengandung arti bahwa sistem rem dari suatu kendaraan tidak langsung memenuhi kebutuhan pengereman untuk kendaraan lain.

Secara umum sistem pengereman yang berkembang untuk kendaraan saat ini ada 2 jenis, yaitu:

1. Sistem pengereman jenis lock

Yaitu sistem rem yang menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara membuat roda berhenti berputar (lock). Gaya gesek antara ban yang lock dengan jalan dimanfaatkan untuk mengurangi kecepatan dari kendaraan.

2. Sistem pengereman jenis anti lock (anti lock breaking system/ABS)

Yaitu sistem rem yang untuk menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara mempertahankan roda tidak lock atau dalam keadaan slip tertentu dimana koefisien adhesi antara jalan dan ban adalah paling besar sehingga jarak berhenti kendaraan lebih pendek dan kendaraan masih tetap stabil walau direm pada saat kendaraan belok. Koefisien adhesi terbesar terjadi justru pada saat roda belum lock, yaitu pada kondisi roda skid sekitar 20%. Itu berarti bahwa jika pada pengereman roda dapat dipertahankan sedemikian rupa tidak lock dan skid pada sekitar 20% (desireble range) maka diharapkan jarak pengereman menjadi lebih pendek (Sutantra, Agus Sigit, et.all, 2012).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode experimen berdasarkan konsep perancangan dan simulasi data pengujian untuk mendapatkan performan alat uji dan kinerja pengereman beberapa jenis kampas rem. Gambaran kegiatan meliputi;

1. Proses Sintesa adalah proses perancangan yang menekankan pada dimensi dan bentuk geometri model dari mekanisasi alat uji pengereman pin on disk.

2. Proses analisa adalah proses yang dilakukan terhadap pemilihan material dan kualitas peralatan model yang

(8)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VII, UniversitasUdayana, Bali, 22-24 September 2016

357 direncanakan.

3. Pemodelan dan simulasi kinerja pengereman

Metode penelitian tersebut diatas, dilakukan dengan tiga tahapan proses desain yaitu;

 Phisikal model; Suatu model phisik yang menggambarkan secara lengkap suatu produk yang dirancang.

 Skematik model; adalah model fisik (prototipe) yang memperensentasikan sistem secara akurat terhadap fungsi dan efisiensi kerja sistem yang simple dan akurat.

 Matematika model; kumpulan persamaan atau formula matematik yang dapat menggambarkan sifat kekuatan, sifat gerakan, atau korelasi dari parameter pendukung model.

4.Hasil dan Pembahasan.

 Pemilihan daya

Sesuai dengan mesin motor yang adadi pasaran, mesin sepeda motor yang kami gunakan adalah supra-x 125 keluaran tahun 2005 dengan spesifikasi :

Mesin 4 lgkh, SOHC, pendingin udara

Volume Langkah 124,8 cc

Diameter X Langkah 52,4 x 57,9 mm

Kompresi 9,0 : 1

Daya Maksimum 9,3 PS / 7.500 rpm

Torsi Maksimum 1,03 kgf.m / 4000 rpm

Volume Pelumas mesin 0,7 liter

Pengoperan Gigi N-1-2-3-4-N (rotari)

Piringan Cakram Tebal = 3,3 mm. D = 25 cm

 Pemilihan rantai dan sprocket

Sprocket di sini mempunyai gigi dengan bentuk khusus dan terpasang pas ke dalam sambungan rantai . Sprocket dan rantai dipaksa untuk bergerak bersama-sama tanpa slip dan rasio kecepatan dijamin sempurna. Transmisi jenis ini sangat cocok dipakai untuk menghubungkan dua poros mesin yang sejajar, mudah dipasang dan dibongkar.

Penyelesaian :

Diketahui : T1 = 14 N1 = 8000 rpm

T2 = 35 X= 65 cm

P = 13 mm

Jumlah mata rantai dapat diperoleh dari pernyatan berikut, yaitu : K = ்ଵା்ଶ +ଶ௫ + ቀ்ଶି்ଵଶగ 2

K = ଵସାଷହ +ଶ×଴.଺ହ଴.଴ଵଷ + ቀଶ×ଷ.ଵସଷହିଵସ×଴.଴ଵଷ଴.଺ହ = 135 Panjang rantai (L) = K.p

L = 135 x 13= 1755 mm

Kecepatan maksimum rantai adalah V =ሺగ∗஽∗ேሻ଺଴

dimana ; D = diameter lingkar pitch dari sprocket, meter.

P = pitch dari rantai, meter.

V= π.D.N/60

= 3,14.0,065.8000/60 = 27,2 m/s Mencari diameter sprocket besar D= 27,2 ∗ଷ,ଵସ∗ଷଶ଴଴଺଴ = 0,16 m

 Perhitungan Diameter Poros

Poros yang digunakan dalam perencanaan mesin uji kampas ini lebih panjang dari poros motor supra standar.

Hal tersebut bertujuaan untuk mennkombinasikan simtem pengereman ganda, yaitu rem tromol dan cakram.

Penyelesaian :

Diketahui : P = ଶ∗గ∗ே∗் ଺଴∗ଵ଴଴଴

= ሺ2 ∗ 3,14 ∗ 8000 ∗଺଴∗ଵ଴଴଴ଽ,଼ ሻ = 8,2 kW

(9)

IGAK.Suriadi, et.al Prosiding KNEP VII – 2016ISSN 2338-414X

358 1. Dengan diketahui daya yang ditransmisikan P = 8,2 kW dan untuk mendapat kerja mesin yang baik, maka mesin meggunakan variasi beban kecil, untuk jumlah jam 8 perhari (faktor koreksi) = 1,2 untuk daya normal, maka daya rencana dapat dihitung sebagai berikut :

Pd = . P

= 1,2 . 8,2 = 9,84 kW

2. Untuk bahan poros saya memilih poros yang standar dipakai yaitu S30C, dengan karakteristik sebagai berikut (Tabel 2.1 hal: 5 dilampiran) : Tegangan tarik = 48 kg/mm2 , faktor keamanan untuk bahan (Sf1)

= 6, faktor keamanan poros untuk pengaruh tegangan, kekerasan dan lain-lain (Sf2)= 3 Jadi tegangan geser dapat dihitung sebagai berikut :

= = = 2,67 kg/mm2

Gambar 6. Desain akhir alat uji pengereman.

Perhitungan Umur Pemakaian Kampas Rem

Berat awal kampas rem 42 gram setelah diberikan pengereman selama 1800 detik mengalami penurunan berat sebesar 0,08 gram. Diasumsikan pengereman dalam 1 hari adalah 30 menit atau ½ jam , Maka umur pemakaian dapat dihitung melalui

Umur pemakaian = massa kampas rem : gram terbuang dalam 1800 detik

= 42 : 0,08 = 525 kali pemakaian

= 525 kali x 1800 detik = 945000 detik

= 945000 detik : 3600 = 262,5 jam

= 262,5 : 0.5 jam

= 525 hari

(10)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VII, UniversitasUdayana, Bali, 22-24 September 2016

359 4. Simpulan

Dari hasil perhitungan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :

 Sproket yang digunakan untuk memutar roda lebih besar dari sproket motor, ini bertujuan untuk memperkecil putaran pada roda yang digerakkan oleh motor.

 Panjang rantai yang digunakan adalah 1,35 m

 Kecepatan maksimum rantai adalah o V= π.D.N/60

o = 3,14.0,065.8000/60 = 27,2 m/s

 Dengan mengetahui daya yang ditransmisikan sebesar 1,2 kW dan faktor koreksi (fc) yang dipertimbangakan sebesar 1,2 Maka daya rencana diperoleh :

o Pd = ݂. P

 = 1,2 . 8,2 = 9,84 kW

5. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih yang besar kami sampaikan kepada: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana yang telah mendanai dan memberikan fasilitas sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

Daftar Pustaka

Anonim.2016. http://nasional.kompas.com/ Tanggal akses 02 Pebruari 2016

Adi Atmika I Ketut., Suriadi IGAK., 2006, “Pengendalian Stabilitas Arah Kendaraan Melalui Pengaturan Proporsi Gaya Pengereman Pada Masing-masing Roda”, Jurnal Teknik Mesin INDONESIA, Vol 1. No.2.

Adi Atmika I Ketut., Ary Subagia IDG., Dwi Budiana Made, Suriadi IGAK., 2008, “Variasi Berat Roller Sentrifugal Pada Continuose Variable Transmission terhadap Kinerja Traksi Sepeda Motor”.

Aigbodion, V. S. , Akadike, Hassan, U.S.B., Asuke, F., and Agunsoye, J.O.. 2010. Development of asbestos - free brake pad using bagasse, Tribology in industry, vol. 32, No.1, pp. 12-18. Jurnal Teknik Mesin CAKRAM, Vol 2. No.2 Bosch R. G., 2006. Safety, comfort and convenience system. England: John Wiley & Son Ltd.

Ian Hardianto.2013. ”Kinerja Rem Tromol Terhadap Kinerja Rem Cakram Kendaraan Roda Dua Pada Pengujian Syasioner”. Jurnal Teknik Mesin INDONESIA, Vol 3. No.2.

Ikhbal Mursan, Daswarman Daswarman, and Alwi, E. 2014. Pengaruh intensitas tekanan kampas rem terhadap tingkat keausan kampas rem sepeda motor yamaha mio tahun 2008. Automotive Engineering Education Journal, vol. 1, No 2.

Louis St, 2004. U.S. Survey shows imports of asbestos brake materials increasing. St. Louis.

Pramuko Ilmu Purboputro, 2012. Pengembangan kampas rem sepeda motor dari komposit serat bambu, fiber glass, serbuk aluminium dengan pengikat resin polyester terhadap ketahanan aus dan karakteristik pengeremannya.

pp. 237-373.

Pramuko Ilmu Purboputro, 2014. Pengembangan ketahanan keausan pada bahan kampas rem sepeda motor dari komposit bonggol jagung. MEDIA MESIN, vol. 15, No.1, pp. 41-48.

Sivarao, M. Amarnath, M.S.Rizal, and Kamely, A. 2009. An investigation toward development of economical brake lining wear alert system. International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS vol. 09, No. 09, pp. 63-68 Sukamto, 2012. Analisis keausan kampas rem pada sepeda motor. JURNAL TEKNIK vol. 2 NO. 1, pp. 31-39.

Sutantra I Nyoman, 2009, “Rancang Bangun Sistem Pengereman Semi Lock Mekanis – Hidrolis Dengan Kombinasi Load Sensing Proportioning Valve dan Membran” Laporan Penelitian Hibah Kompetensi, DIKTI, Jakarta

Sutantra, I Nyoman, Agus Sigit.P., Didik N., 2012, “Modification and Design Elastic Component to Improve Performance of ABS and Directional Stability of Vehicle”, Proceeding FISITA Word Automotive Congress (FISITA – 34), Beijing.

Sutantra I Nyoman, Agus Sigit P., Yunarko T., Harly Muchammad, 2012, “Development to Improvement of ABS Performance Through Application of Yaw Control Index”, Proceeding International Symposium on Advanced Vehicle Control (AVEC – 2012), Seoul.

Gambar

Gambar 1. Fluktuasi Gaya Rem Lock dan Semi lock (Sutantra, 2009)
Gambar 3. Karakteristik ABS dengan Multi Control Parameter (Sutantra, Agus Sigit, et.all,2012)  2.2
Gambar 4. Respon pengereman kecepatan 50 km/h, (a) ABS standar, (b) ABS dengan proporsi gaya pengeremanan  (Adi Atmika, et.all., 2006)
Gambar 6. Desain akhir alat uji pengereman.

Referensi

Dokumen terkait

perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Pengawas Alat dan Mesin Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi

Digunakan untuk mengetahui pengaruh besaran daya resap air hujan ke dalam tanah terhadap konservasi air di Kota Batu, yakni dengan menghitung daya resap air

Aspek- aspek informasi fisik yang digunakan dalam pemrograman rancangan fasilitasnya dapat disebutkan sebagai berikut : bentuk pelingkup, demensi pelingkup

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting pada berbagai

Responden harus memilih dari salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia dari pertanyaan yang diajukan. Setiap pertanyaan akan diberi bobot sesuai dengan

Setelah dilakukan analisis terhadap tension yang terjadi, tension maksimum kondisi ALS, in-line mengalami gagal pada saat sistem tambat FPSO menggunakan SPM CALM buoy tipe

Perencanaan perletakan pada kereta api layang Medan ini direncanakan menggunakan landasan yang terbuat dari karet yang di dalamnya dilengkapi dengan pelat baja

Kami laporkan satu pasien DM tipe 1 yang telah sakit lebih dari 5 tahun dengan hipertensi, rerata tekanan darah sistolik berhubungan dengan umur pasien.. Diperkirakan hal