• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN KARAKTERISTIK PERAIARAN SELAT RUPAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA-KIMIA PERAIRAN REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN KARAKTERISTIK PERAIARAN SELAT RUPAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA-KIMIA PERAIRAN REPOSITORY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN KARAKTERISTIK PERAIARAN SELAT RUPAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA-KIMIA PERAIRAN

REPOSITORY

OLEH

RIZKY AGUNG PRABOWO NIM. 1403118195

PROGRAM STUDI S1 FISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

2020

(2)

1 PEMETAAN KARAKTERISTIK PERAIARAN SELAT RUPAT BERDASARKAN SIFAT

FISIKA-KIMIA PERAIRAN

Rizky Agung Prabowo

*

Program S1 Fisika FMIPA-Universitas Riau

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

*

[email protected]

ABSTRACT

Rupat Strait waters are prone to pollution due to the dense industrial activity. This study aimed to determine the distribution pattern of the characteristics of Rupat Strait waters based on physical- chemical properties. The characteristics of a water can be determined based on the physical and chemical properties of its water mass such as temperature, pH, salinity and the dissolved heavy metals it contains. The research was carried out in February 2020 by determining ten stations as water sampling points. At each point the water sample is taken from the surface. The method used in this research is grab sample and data collection is done in situ by direct observation in the field.

The data collected were location, temperature, pH, salinity, and the content of heavy metal lead (Pb). The results of data measurement in the field have an average temperature value is (29.75 ± 0.127) ° C, the average pH value is (7.52 ± 0.042), the average salinity value is (30.3 ± 0.758) ‰, the average Pb concentration is (0.20088 ± 0.049418) ppm.

Keywords: Rupat Strait, mapping, physical characteristics, chemical characteristics, temperature, pH, salinity, Pb

ABSTRAK

Perairan Selat Rupat termasuk perairan yang rentan terhadap pencemaran karena padatnya aktifitas industri di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran karakteristik perairan Selat Rupat berdasarkan parameter fisika-kimia. Suatu perairan dapat diketahui karakteristiknya berdasarkan sifat fisika maupun sifat kimia dari massa airnya seperti suhu, pH, salinitas dan logam berat terlarut yang dikandungnya. Penelitan dilaksanakan pada Februari 2020 dengan menetapkan sepuluh stasium sebagai titik pengambilan sampel air. Pada setiap titik sampel air diambil pada bagian permukaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah grab sample dan pengumpulan data dilakukan secara in situ dengan cara observasi langsung di lapangan.

Data yang dikumpulkan yaitu lokasi, data parameter perairan yaitu suhu, pH, salinitas, dan kandungan logam berat timbal (Pb). Hasil pengukuran data di lapangan memiliki nilai suhu rata-rata adalah (29,75 ±0.127)°C, nilai rata-rata pH adalah (7,52 ± 0.042), nilai salinitas rata-rata adalah adalah (30,3 ± 0,758) ‰, konsentrasi logam berat Pb rata-rata adalah (0,20088 ± 0,049418) ppm.

Kata kunci: Selat Rupat, pemetaan, karakteristik fisika-kimia, suhu, pH, salinitas, Pb

(3)

2 PENDAHULUAN

Selat Rupat merupakan Selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dan Pulau Rupat Riau. Oleh karena Selat Malaka adalah jalur transportasi internasional yang padat akan aktivitas pelayaran dunia menyebabkan Kota Dumai mengalami perkembangan yang pesat (Isty et al., 2017).

Memiliki kawasan yang banyak potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan, tidak selalu memberikan dampak positif bagi lingkungan perairan Selat Rupat. Perairan Selat Rupat adalah perairan yang sangat terpengaruh dengan adanya aktivitas antropogenik seperti kegiatan-kegiatan pemukiman, industri dan aktivitas pelabuhan yang secara langsung akan mengakibatkan timbulnya tekanan terhadap sistem lingkungan di Selat Rupat yang dapat

menimbulkan kerusakan ekosistem perairan (Usman et al., 2016).

Di sekitar kawasan perairan Selat Rupat terdapat empat Kawasan Industri Dumai (KID), yaitu KID Pelintung (5084 ha), KID Lubuk Gaung (2158 ha), KID Bukit Kapur Raksa (115 ha) dan KID Dock Yard (300 ha) dan beberapa pelabuhan seperti Pertamina UP2 Dumai (kilang penglohan BBM), PT.

Chevron (pengeboran minyak bumi), PT.

Patra Dock (perbaikan dan perawatan kapal), PT. Pelabuhan Indonesia, serta aktivitas dari pemukiman penduduk (Febrita et al., 2013).

Keberadaan aktivitas seperti transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi pasokan minyak ke berbagai wilayah melalui angkutan kapal ini menyebabkan perairan Selat Rupat rawan terhadap pencemaran logam berat (Nedi et al., 2010).

Gambar 1. Perairan Selat Rupat dan Kawasan Industri Sekitar Periaran Selat Rupat Pencemaran perairan adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga mengakibatkan kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan kegunaannya. Sumber

pencemaran air dapat berasal dari berbagai

jenis limbah seperti limbah industri, limbah

domestik, serta kegiatan lainnya seperti

pertanian, perikanan dan pariwisata (Yudo,

2006). Untuk mengetahui kualitas suatu

perairan diperlukan pemeriksaan beberapa

parameter fisika dan kimia perairan.

(4)

3 Parameter fisika dan kimia sangat erat

kaitannya pada dinamika perairan di Indonesia. Karakteristik suatu perairan dapat diketahui baik melalui sifat fisika maupun sifat kimia dari massa airnya seperti suhu, pH, salinitas dan kandungan logam berat di perairan. Diantara variabel- variabel tersebut, temperatur dan salinitas memiliki peranan penting dalam mencerminkan kondisi massa air laut. Hal ini dikarenakan berbagai aspek distribusi parameter seperti reaksi kimia dan proses biologi merupakan fungsi dari suhu sehingga suhu menjadi variabel yang menentukan. Sedangkan salinitas merupakan faktor penting bagi penyebaran organisme perairan laut (Riter et al., 2018). Hal-hal tersebut sangat dipengaruhi oleh aktivitas daerah pesisir atau estuari, salah satunya akibat kegiatan pembuangan limbah maupun alur pelayaran kapal. Penurunan kualitas perairan laut akibat aktivitas industri juga dapat disebabkan oleh peningkatan kandungan logam berat Pb. Logam berat inu mempunyai sifat non-degradable dan konsentrasinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti perubahan arus, suhu, salinitas, pH, kekuatan ionik, jumlah dan jenis bahan pencemar (Sari et al., 2017).

Berdasarkan asumsi tersebut, maka perlu dilakukan pemetaan perairan Selat Rupat untuk mengetahui sebaran kualitas perairan berdasarkan parameter-parameter lingkungan.

Sebelumnuya, pengkajian kualitas perairan Selat Rupat pernah dilakukan oleh Badrun (2008) dengan metode bentos yang dipadu dengan analisa fisika dan kimia air, sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas perairan di Selat Rupat.

Penelitian kali ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran proses-proses ekologis yang terjadi di perairan Selat Rupat sekitar aktivitas industri Kota Dumai.

METODE PENELITIAN

Materi yang digunakan adalah parameter karakterisitk fisika dan kimia perairan di perairan Selat Rupat.. Pengukuran parameter perairan meliputi suhu, pH, salinitas dan konsentrasi logam berat Pb. Mekanisme penelitian ini adalah dengan mengambil sampel air laut dari 10 titik stasiun dengan menggunakan GPS. Pengukuran sampel dilakukan secara acak dan sesaat (snapshot) disekitar kegiatan perindustrian dan pelabuhan dengan tidak memperhatikan waktu dan musim.

Hal ini untuk mengetahui karakteristik perairan tanpa mengaitkan dengan pengaruh pasang surut.

Teknik pengambilan sampel yang dilaksanakan untuk air laut adalah grab sample, pengambilan sampel pada masing- masing antar stasiun penelitian dengan jarak 0,5 km sampai 1 km dengan mengambil sampel di permukaan (10 cm – 50 cm) sebanyak 600 ml untuk setiap sampel. Hasil pengukuran yang telah diperoleh dari lokasi penelitian dan uji laboratorium, seluruhnya dimasukkan dalam software Microsoft Excel.

Melakukan pemindahan data dari lembar survey ke dalam sheet pada Microsoft Excel yang berisi hasil atau nilai dari parameter dan koordinat pengambilan data. Seluruh data yang telah diukur dan diuji kemudian dibuat pemetaan untuk mengetahui sebaran parameter perairan menggunakan software Surfer. Hasil penelitian parameter kualitas perairan yang diperoleh kemudian disimpulkan menggunakan analisa deskriptif yang dibandingkan dengan kriteria baku mutu air laut yang bertujuan untuk meninjau data yang didapatkan dari hasil penelitian untuk mendapatkan gambaran kualitas perairan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan secara keseluruan dari

rangkaian penelitian ini ditampilkan dalam

bentuk tabel pemetaan dan grafik. Data yang

ditampilkan adalah suhu, pH, kekeruhan,

salinitas, konduktivitas dan kandungan logam

berat Pb dan Fe dari sepuluh titik stasiun

pengambilan data di perairan Selat Rupat.

(5)

4 Pengambilan data dilakukan pada pukul 13.00

WIB tanggal 12 Februari 2020. Suhu lingkungan saat pengambilan data diakses melalui laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah 27°C-29°C.

Pada penelitian, suhu permukaan peraiaran Selat Rupat berkisar antara 29,6°C – 29,9°C.

Hasil pengukuruan parameter suhu lingkungan perairan memperlihatkan bahwa rata-rata suhu permukaan air Selat Rupat adalah (29,75 ±0,127) °C dan peta persebarannya ditunjukkan pada Gambar 2.

Menurut Suwoyo (2002), suhu perairan sangat berpengaruh terhadap kelarutan gas- gas terlarut, kecepatan reaksi unsur serta senyawa yang terkandung di dalam air itu sendiri. Kisaran suhu yang diperoleh dari

pengujian merupakan kisaran umum yang dijumpai pada lapisan permukaan perairan tropis. Tingginya suhu permukaan laut perairan Selat Rupat juga dipengaruhi oleh aliran massa air dari sungai disekitar kawasan ini. Disamping itu, juga karena kedalaman perairan yang lebih dangkal, sehingga pemanasan lebih intensif. Faktor meteorologi juga berperan terhadap tinggi-rendahnya suhu perairan dipengaruhi curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensi radiasi matahari. Peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tidak meberikan batasan nilai toleransi untuk suhu perairan sebagai perairan pelabuhan dan biota laut, karena suhu untuk setiap lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim).

Gambar 2. Peta persebaran suhu permukaan perairan Selat Rupat Nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang

khusus, adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan yang diukur adalah konsentrasi ion hidrogen. Nilai derajat keasaman (pH) perairan Selat Rupat berkisar antara 7.5-7.6. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Selat Rupat cenderung bersifat bassa.

persebaran nilai pH perairan Selat Rupat relatif homogen di setiap stasiun pengamatan

ditunjukkan pada Gambar 3. Berdasarkan

Baku Mutu yang diperbolehkan untuk pH

perairan pelabuhan adalah 6.5 – 8.5 dan 7 –

8.5 untuk biota laut, sehingga dapat dikatakan

bahwa pH yang terdeteksi pada penelitian

tergolong rendah namun berada pada kisaran

normal pH yang diperbolehkan sebagai

wilayah pelabuhan dan kehidupan laut

berdasarkan Baku Mutu yang ditetapkan oleh

Kep-51/KMNLH/2004.

(6)

5 Gambar 3. Peta persebaran pH perarian Selat Rupat

Salinitas atau biasa disebut kadar garam atau keragaman ialah jumlah berat garam yang terlarut dalam satu liter air Parameter ini diperlukan untuk menentukan kualitas perairan yang berperan penting dalam proses- proses fisika, kimia maupun biologi di laut, seperti dalam proses percampuran, konsentrasi oksigen terlarut dan penyebaran organisme laut (Kalangi et al., 2013). Hasil pengukuran saliniatas menunjukkan nilai yang bervariasi berkisar antara 29,3‰ – 31,5‰ dengan rata-rata( 30,3 ± 0,758) ‰.

Wilayah persebaran salinitas ditunjukkan pada Gambar 4. Salinitas di perairan bersifat heterogen, dimana variasi nilai salinitas air

berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin tinggi salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya (Hamuna et al., 2018). Perbedaan salinitas perairan dapat terjadi karena adanya perbedaan penguapan dan presipitasi. Keragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad- jasad hidup akuatik berdasarkan kemampuan pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik. Berdasarkan baku mutu air laut dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, rentang salinitas perairan ini dapat digunakan untuk biota laut dan perairan pelabuhan.

Gambar 4. Peta persebaran salinitas perairan Selat Rupat

(7)

6 Nilai konsentrasi logam Pb pada perairan

berkisar antara 0,144 ppm – 0,2577 ppm dengan rata-rata (0,20088 ± 0,049418) ppm.

Peta persebaran logam Pb dapat dilihat pada Gambar 5. Kandungan Pb dalam perairan biasanya ditemukan berupa bentuk terlarut dan tersuspensi dan kadarnya relatif sedikit.

Namun, sumber kontaminasi logam juga cenderung berhubungan dengan limpahan limbah perkotaan, pabrik, pengolahan limbah, industry, perkapalan. Aktivitas tersebut yang menyebabkan akumulasi logam berat yang

semakin besar.

Gambar 5. Peta persebaran logam Pb (timbal) di perairan Selat Rupat

Jika dibandingkan hasil pengukuran kandungan logam Pb di perairan dan Baku Mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, wilayah perairan ini berada di atas Nilai Ambang Batas yang diperbolehkan, yaitu <0.05 mg/l Konsentrasi logam Pb pada perairan ini paling banyak ditemukan disekitar wilayah pelabuhan dan industri minyak, dimana logam Pb digunakan secara luas sebagai komposisi untuk produksi bahan bakar bensin pada semua jenis alat transportasi yang berfungsi mencegah terjadinya ledakan saat berlangsungnya pembakaran dalam mesin

KESIMPULAN

1. Hasil pengujian yang diperoleh dibandingkan dengan NAB yang telah ditetapkan dalam Kep-51/KMNLH/2004.

Dimana, rata-rata nilai suhu perairan Selat Rupat 29.75°C±0.127, jika dibandingkan dengan peraturan yang berlaku, suhu tersebut tergolong baik dan berada di dalam kisaran nilai normal yang umumnya terdapat di wilayah perairan Indonesia.

2. Berdasarkan penelitian, rata-rata nilai pH 7.52±0.042 dan pH yang diperbolehkan untuk wilayah pelabuhan dan organisme di perairan adalah 7 – 8.5, maka menunjukkan perairan tergolong pada kategori layak bagi organisme perairan dan pelabuhan

3. Rata-rata nilai salinitas di wilayah

perairan Selat Rupat adalah 30.3 ‰ ±

0.758 memilki sebaran nilai yang hampir

merata diseluruh stasiun penelitian, dan

tergolong normal untuk wilayah perairan

semi tertutup, sehingga masih baik

(8)

7 digunakan sebagai wilayah pelabuhan dan

tempat hidup organisme air

4. Nilai rata-rata konsentrasi logam berat Pb dan Fe berturut-turut adalah 0.20088 ppm±0.049418 berdasarkan peraturan yang berlaku, kandungan Pb di perairan Selat Rupat berada di atas NAB yang ditetapkan, sementara kandungan Fe masih berada dalam NAB yang dibolehkan oleh pemerintah. Dimana NAB untuk Pb <0.05 mg/l.

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Y. 2008. Analisis kualitas perairan selat rupat sekitar aktivitas industri minyak bumi kota dumai. Journal of Enviromental Science, 1(2): 17–25.

Febrita, E., Darmadi & Trisnani, T. 2013.

Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) pada Siput Merah (Cerithidea Sp) di Perairan Laut Dumai Provinsi Riau.

Semirata 2013 FMIPA Unila. hal.259–

264.

Hamuna, B., Tanjung, R.H.R., Maury, H.K., Ilmu, J., Cenderawasih, U., Biologi, J., Cenderawasih, U., Kimia, J., Cenderawasih, U., Perikanan, J. &

Papua, U. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre , Jayapura. 16(1): 35–

43.

Isty, H.T., Rifardi & Mubarak 2017. Pola Arus Pasang Surut Kondisi Surut Perbani di Selat Rupat Provinsi Riau.

Kalangi, P.N., Mandagi, A., Masengi, K., Luasunaung, A., Pangalila, F. & Iwata, M. 2013. Sebaran suhu dan salinitas di teluk manado. Perikanan dan Kelautan Tropis, 9(2): 71–75.

Nedi, S., Pramudya, B., Riani, E. &

Manuwoto 2010. Karakteristik

lingkungan perairan selat rupat. Journal of Enviromental Science, 1(4): 25–35.

Riter, J., Suryono, C.A. & Pratikto, I. 2018.

Pemetaan Karakteristik Fisika-Kimia Perairan Dan Pemodelan Arus Di Kabupaten Sidoarjo. Journal of Marine Research, 7(3): 223–230.

Sari, S.H.J., Kirana, J.F.A. & Guntur 2017.

Analisis Kandungan Logam Berat Hg dan Cu Terlarut di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya.

22(1): 1–9.

Usman, A., Nedi, S. & Amin, B. 2016.

Analisis Kandungam Minyak dalam Air dan Sedimen di Perairan Pantai Rupat Utara dan Selatan. Journal of Enviromental Science, 1–7.

Yudo, S. 2006. Kondisi Pencemaran Logam

Berat Di Perairan Sungai. Lingkungan-

bppt, Pusat Teknologi, 2(1): 1–15.

Gambar

Gambar 2. Peta persebaran suhu permukaan perairan Selat Rupat  Nilai  pH  suatu  perairan  memiliki  ciri  yang
Gambar 4. Peta persebaran salinitas perairan Selat Rupat
Gambar 5. Peta persebaran logam Pb (timbal) di perairan Selat Rupat

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Paket Penunjang Diagnostik diberikan pada Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, Pelayanan Satu Hari (One Day Care), Pelayanan Rawat Inap Tingkat

Hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-AC menunjukkan bahwa karyawan di gedung TVRI Kota Medan yang melakukan pencegahan Sick

Petani di kabupaten Kulon Progo sebagian besar tergabung dalam kelompok – kelompok usaha bersama (KUBE) untuk mengumpulkan hasil produksi dari industri rumah tangga

Dalam tulisan ini akan dicari suatu metode dalam menentukan solusi umum dari persamaan diferensial eksak empat variabel dan jika persamaannya tidak eksak, maka

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa tes hasil belajar ranah kognitif yang terdiri dari 25 butir soal berbentuk pilihan ganda yang telah dikerjakan oleh 116 siswa akan

a) Lingkungan sekolah adalah adalah keadaan di sekitarSMAN 12 Makassar yang terdiri dari guru, alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin yang

Ketika seseorang dihadapkan pada suatu keadaan yang cenderung menimbulkan perasaan tertekan, maka mereka sangat membutuhkan sebuah kompensasi agar perasaan yang dirasakan

Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah tempat tinggal 24 Juni 2012; Menimbang, bahwa oleh karena masalah ini adalah masalah perceraian sehingga meskipun Tergugat