KARAKTERISTIK PIODERMA SUPERFISIALIS
PADA BAYI DAN ANAK DI SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN
PERIODE TAHUN 2010 – 2012
T E S I S
RIZKY KURNIAWAN NIM : 097105001
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAN KELAMIN RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE TAHUN 2010 – 2012
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Magister Kedokteran Klinik
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIZKY KURNIAWAN NIM : 097105001
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Judul Tesis : Karakteristik Pioderma Superfisialis Pada Bayi dan Anak
di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2010 – 2012
Nama : dr. Rizky Kurniawan Nomor Induk : 097105001
Program Studi : Magister Kedokeran Klinik
Konsentrasi : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
(dr. Salia Lakswinar, SpKK) (dr. Kristo A. Nababan, SpKK,FAA.DV) NIP. 195911181987102001 NIP. 196302081989031004
Program Magister Kedokteran Klinik Dekan Sekretaris Program Studi
(dr. Murniati Manik, Msc, SpKK, SpGK) (Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH)
NIP. 19530719 198003 2 001 NIP. 19540220198011 1 001
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah penulis nyatakan dengan benar
Nama : dr. Rizky Kurniawan NIM : 097105001
Tanda tangan :
Karakteristik Pioderma Superfisialis pada Bayi dan Anak
di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012
Rizky Kurniawan
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin , Kristo A. Nababan, Salia Lakswinar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP. H. Adam Malik Medan - Indonesia
Abstrak
Latar belakang : Pioderma Superfisialis adalah infeksi kulit yang terjadi dibawah stratum korneum sampai dermis atau pada folikel rambut.
Tujuan : Mengetahui karakteristik pioderma superfisialis pada bayi dan anak di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.
Subyek dan metoda : Dilakukan penelitian retrospektif dari data rekam medis pasien pioderma superfisialis pada bayi dan anak yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.
Hasil : Ditemukan 87 kasus pioderma superfisialis pada bayi dan anak, laki-laki sebesar 52,9 % dan perempuan 47,1 %. Kasus terbanyak pada kelompok usia 1-5 tahun sebesar 47,1 %. Bentuk klinis yang terbanyak adalah IB sebesar 43,7%.
Lokasi lesi PS pada bayi dan anak setiap tahunnya menunjukkan lokasi lesi yang relatif berbeda. Lokasi lesi untuk pasien PS pada bayi dan anak secara berurutan dari tahun 2010 - 2012 yaitu pada wajah sebanyak 31,0 %, lengan dan ketiak, tungkai masing-masing sebesar 21,4 %, wajah dan ketiak masing-masing sebesar 23,5%. Pengobatan PS pada bayi dan anak umumnya menggunakan pengobatan secara kombinasi yang sesuai bentuk klinisnya masing-masing.
Kesimpulan : Di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan PS pada bayi dan anak lebih banyak dijumpai pada anak laki-laki, kelompok usia 1-5 tahun. Bentuk klinis terbanyak IB. Lokasi lesi setiap tahunnya menunjukkan perbedaan. Pengobatan PS pada bayi dan anak umumnya diberikan golongan antibiotika secara topikal.
Kata kunci: Pioderma superfisialis, penelitian retrospektif, karakteristik.
ii
Characteristics of Superficial Pyoderma in Infants and Children At Department of Dermatology and Venereology
H. Adam Malik General Hospital Period of January 2010 – December 2012
Rizky Kurniawan
Department of Dermatology and Venerealogy , Kristo A. Nababan, Salia Lakswinar Faculty of Medicine of North Sumatera University H. Adam Malik General Hospital Medan - Indonesia
Abstract
Background : Superficial pyoderma (SP) is skin infection that located under stratum corneum until dermis or hair follicle.
Objective : To identify the characteristic of SP in infants and children at Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan, from period of January 2010 to December 2012.
Subject and Method : retrospective study was carried out from medical records of SP patients in infants and children who had visited to Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan, from period of January 2010 to December 2012.
Results : There were total 87 SP cases in infants and children, consist of 52,9 % boys and 47,1 % girls. Most common case was found in 1-5 years age group as much as 47,1 %. The most common clinical presentation was IB at 43,7%. The locations of SP lesions in infants and children showed relatively different annually. The locations of SP lesion in order from 2010-2012 are as followed; in the facial area was 31,0 %, lower hands, armpit and lower limbs were 21,4 % each, facial and armpit were 23,5 % each. The treatment in infants and children usually using combination therapy depends on each clinical types.
Conclusion : The most common case of SP in infants and children at Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan were found in boys of 1-5 years age group. The most common clinical presentation was IB. Each year showed different locations. The general treatment of SP in infants and children is topical antibiotics.
Keywords : Superficial pyoderma, retrospectice study, characteristics
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian punyusunan tesis yang berjudul: “Karakteristik Pioderma Superfisialis Pada Bayi dan Anak di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2010 – 2012” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Tidak ada satupun karya tulis dapat diselesaikan seorang diri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam penyelesaian tesis ini, baik ketika penulis melakukan penelitian maupun saat penulis menyusun setiap kata demi kata dalam penyusunan proposal dan hasil penelitian, ada banyak pihak yang Allah SWT telah kirimkan untuk membantu, memberikan dorongan dan masukan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan perhargaan yang setinggi – tingginya kepada:
1. Yang terhormat dr. Salia Lakswinar, SpKK, selaku pembimbing utama penulis, yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan dan koreksi kepada penulis selama proses penyusunan tesis ini.
2. Yang terhormat dr. Kristo A. Nababan, SpKK,FAA.DV selaku pembimbing kedua penulis, yang juga dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan dan koreksi yang sangat bermanfaat selama penyusunan tesis ini.
3. Yang terhormat Prof. Dr. dr. Irma D. Roesyanto-Mahadi, SpKK(K), FINS DVsebagai Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sebagai guru besar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Yang Terhormat dr. Chairiyah Tanjung,SpKK(K),FINS DV Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai tim penguji, yang juga telah banyak membantu saya, senantiasa mengingatkan dan memberikan dorongan selama menjalani pendidikan sehari – sehari.
5. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. DR.
Syahril Pasaribu, SpA(K), DTM&H, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat melaksanakan studi pada Universitas yang Bapak pimpin.
6. Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran
iv
Klinik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
7. Yang terhormat dr. Rointan Simanungkalit, SpKK(K), sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.
8. Yang terhormat dr. Remenda Siregar, SpKK sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.
9. Yang terhormat para Guru Besar, (Alm) Prof. Dr. dr. Marwali Harahap, SpKK(K), Prof. dr. Mansur A. Nasution, SpKK(K), Prof. dr. Diana Nasution, SpKK(K) serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU, RSUP. H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan membimbing saya selama mengikuti pendidikan ini.
10. Yang terhormat Bapak Direktur RSUP. H. Adam Malik Medam, Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada saya selama menjalani pendidikan keahlian ini.
11. Yang terhormat Dr Surya Dharma, MPH, selaku staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu saya dalam metodologi penelitian dan pengolahan statistik penelitian saya ini.
12. Yang terhormat seluruh staf/pegawai dan perawat di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, baik di RSUP. H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, atas bantuan, dukungan, dan kerjasama yang baik selama ini.
13. Yang tercinta Ayahanda (Alm) H. Darwis Dawood dan Ibunda Dra. R.A.
Zoraida R, yang dengan penuh cinta kasih, keikhlasan, doa, kesabaran, dan pengorbanan yang luar biasa untuk mengasuh, mendidik, dan membesarkan saya. Tiada ungkapan yang mampu melukiskan betapa bersyukurnya saya mempunyai kedua orangtua seperti kalian. Kiranya hanya Allah SWT, yang dapat membalas segala kebaikan kalian.
14. Yang terkasih Abang, kakak dan Adik saya, terima kasih atas doa, dukungan dan pengertian yang telah kalian berikan kepada saya selama ini.
15. Yang terkasih seluruh keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan nasehat selama masa pendidikan dan penelitian saya ini.
16. Kepada seluruh keluarga dan kerabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
17. Teman-teman seangkatan saya, dr. Dinna Devi, M.Ked(DV),SpDV,
dr.Juliyanti, M.Ked(DV),SpDV, dr. Maulina, M.Ked(DV), SpDV,
dr. Rini Chrisna,dr. Ade Sri Wahyuni, dr. Riri Arisyafrin Lubis dan
dr. E.Heriawati, terima kasih untuk kerja sama, kebersamaan, waktu dan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani pendidikan ini.
18. Semua teman-teman PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan kerjasama kepada saya selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
Saya menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Akhir kata, dengan penuh kerendahan hati, izinkanlah saya untuk menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya atas segala kesalahan, kekhilafan dan kekurangan yang telah saya lakukan selama proses penyusunan tesis dan selama saya menjalani pendidikan. Semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang telah diberikan kepada saya selama menjalani pendidikan, kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Medan, November 2014 Penulis
dr. Rizky Kurniawan
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA ... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Dalam Bidang Akademik atau Ilmiah ... 4
1.4.2 Dalam Bidang Pengembangan Penelitian ... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Pioderma Superfisialis ... 5
2.2 Etiologi ... 5
2.3 Patogenesis ... 6
2.4 Klasifikasi dan Gambaran Klinis ... 6
2.4.1 Impetigo ... 7
2.4.2 Folikulitis ... 10
2.4.3 Furunkel dan Karbunkel ... 11
2.4.4 Ektima ... 13
2.5 Pemeriksaan Penunjang ... 14
2.6 Pengobatan ... 15
2.7 Kerangka Teori... 17
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 18
3.1. Desain Penelitian ... 18
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
3.3 Sampel Penelitian ... 18
3.4 Bahan dan Cara Kerja ... 18
3.4.1 Bahan ... 18
3.4.2 Cara Kerja ... 19
3.5 Kerangka Operasional ... 20
3.6 Definisi Operasional ... 20
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 22
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 23
4.2 Karakteristik Bentuk Klinis Pasien Pioderma Superfisialis ... 25
4.3 Karakteristik Lokasi Lesi Pasien Pioderma Superfisialis ... 27
4.4 Karakteristik Pengobatan Pasien Pioderma Superfisialis ... 29
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33
5.1 Kesimpulan ... 33
3.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian ... 23
4.2. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Bentuk Klinis ... 25
4.3. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Lokasi Lesi ... 27
4.4. Jenis Pengobatan Berdasarkan Bentuk Klinis Pioderma Superfisialis . 29
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Impetigo Bulosa dan Impetigo Non Bulosa ... 10
2.2. Klasifikasi Penyakit Infeksi Bakteri Pada Folikel Rambut ... 13
2.3. Penyakit Infeksi Kulit Ektima ... 14
2.4. Kerangka Teori ... 17
3.1. Diagram Kerangka Operasional Penelitian ... 20
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Status Penelitian………37
2. Persetujuan Komite Etik………..40
3. Hasil Uji Statistik………...41
DAFTAR SINGKATAN
IB : Impetigo Bulosa IK : Ilmu Kesehatan PS : Pioderma Superfisialis
RSUP H : Rumah Sakit Umum Pusat Haji SBHA : Streptok okus β-hemolitikus grup A SMF : Satuan Medis Fungsional
SSSS : Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
i
Karakteristik Pioderma Superfisialis pada Bayi dan Anak
di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012
Rizky Kurniawan
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin , Kristo A. Nababan, Salia Lakswinar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP. H. Adam Malik Medan - Indonesia
Abstrak
Latar belakang : Pioderma Superfisialis adalah infeksi kulit yang terjadi dibawah stratum korneum sampai dermis atau pada folikel rambut.
Tujuan : Mengetahui karakteristik pioderma superfisialis pada bayi dan anak di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.
Subyek dan metoda : Dilakukan penelitian retrospektif dari data rekam medis pasien pioderma superfisialis pada bayi dan anak yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.
Hasil : Ditemukan 87 kasus pioderma superfisialis pada bayi dan anak, laki-laki sebesar 52,9 % dan perempuan 47,1 %. Kasus terbanyak pada kelompok usia 1-5 tahun sebesar 47,1 %. Bentuk klinis yang terbanyak adalah IB sebesar 43,7%.
Lokasi lesi PS pada bayi dan anak setiap tahunnya menunjukkan lokasi lesi yang relatif berbeda. Lokasi lesi untuk pasien PS pada bayi dan anak secara berurutan dari tahun 2010 - 2012 yaitu pada wajah sebanyak 31,0 %, lengan dan ketiak, tungkai masing-masing sebesar 21,4 %, wajah dan ketiak masing-masing sebesar 23,5%. Pengobatan PS pada bayi dan anak umumnya menggunakan pengobatan secara kombinasi yang sesuai bentuk klinisnya masing-masing.
Kesimpulan : Di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan PS pada bayi dan anak lebih banyak dijumpai pada anak laki-laki, kelompok usia 1-5 tahun. Bentuk klinis terbanyak IB. Lokasi lesi setiap tahunnya menunjukkan perbedaan. Pengobatan PS pada bayi dan anak umumnya diberikan golongan antibiotika secara topikal.
Kata kunci: Pioderma superfisialis, penelitian retrospektif, karakteristik.
Characteristics of Superficial Pyoderma in Infants and Children At Department of Dermatology and Venereology
H. Adam Malik General Hospital Period of January 2010 – December 2012
Rizky Kurniawan
Department of Dermatology and Venerealogy , Kristo A. Nababan, Salia Lakswinar Faculty of Medicine of North Sumatera University H. Adam Malik General Hospital Medan - Indonesia
Abstract
Background : Superficial pyoderma (SP) is skin infection that located under stratum corneum until dermis or hair follicle.
Objective : To identify the characteristic of SP in infants and children at Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan, from period of January 2010 to December 2012.
Subject and Method : retrospective study was carried out from medical records of SP patients in infants and children who had visited to Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan, from period of January 2010 to December 2012.
Results : There were total 87 SP cases in infants and children, consist of 52,9 % boys and 47,1 % girls. Most common case was found in 1-5 years age group as much as 47,1 %. The most common clinical presentation was IB at 43,7%. The locations of SP lesions in infants and children showed relatively different annually. The locations of SP lesion in order from 2010-2012 are as followed; in the facial area was 31,0 %, lower hands, armpit and lower limbs were 21,4 % each, facial and armpit were 23,5 % each. The treatment in infants and children usually using combination therapy depends on each clinical types.
Conclusion : The most common case of SP in infants and children at Departement of Dermatology and Venerealogy, H. Adam Malik General Hospital Medan were found in boys of 1-5 years age group. The most common clinical presentation was IB. Each year showed different locations. The general treatment of SP in infants and children is topical antibiotics.
Keywords : Superficial pyoderma, retrospectice study, characteristics
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Stafilokokus aureus, streptokokus, atau keduanya.
1,2Dalam praktek sehari-hari pioderma dengan berbagai bentuk dan jenisnya, masih sering dijumpai, terutama pada anak-anak.
Hal ini dapat di maklumi karena anak-anak sering bersentuhan dengan benda - benda sekelilingnya yang boleh jadi sebagian diantaranya terpapar kuman stafilokokus atau streptokokus.
1,3Penyakit pioderma ini terdiri atas beberapa bentuk klinis, yaitu impetigo, ektima, folikulitis, furunkel dan karbunkel, abses, erisepelas, selulitis, serta infeksi sekunder pada kelainan kulit yang sudah ada. Pioderma superfisialis (PS) menggambarkan infeksi terjadi di bawah stratum korneum sampai dermis, atau di folikel rambut, sehingga semua bentuk di atas dapat dimasukkan ke dalam PS, kecuali abses, erisipelas dan selulitis. Menurut kepustakaan bentuk PS yang tersering dijumpai adalah impetigo.
1,2,4,5Kulit bayi berbeda dari orang dewasa karena lebih tipis (40-60%), kurang berambut, dan perlekatan epidermis dengan dermis lebih lemah. Rasio luas tubuh dengan berat badan bayi juga lebih besar daripada dewasa. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya trauma, absorpsi perkutan dan infeksi pada kulit.
2Infeksi bakteri kulit terjadi bila flora normal mengalami perubahan karena
pengaruh faktor-faktor seperti suhu lingkungan kulit, kelembaban, higiene yang
buruk dan karena pengobatan antimikroba sebelumnya, yang memungkinkan
bakteri patogenik menempel dan berkembang biak pada kulit. Infeksi bakteri kulit pada anak-anak bervariasi dari yang terlokalisasi, seperti impetigo dan folikulitis, hingga menjadi kondisi sistemik, seperti Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)
1,2Infeksi bakteri pada kulit umumnya ditemukan pada anak-anak. Dalam sebuah survei, dari 24% kasus dermatologi di klinik anak di Amerika Serikat, didapati infeksi bakteri kulit mencapai persentase paling tinggi (17,5%).
1Berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi dermatologi pediatrik di Indonesia dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSU Dr. Soetomo Surabaya pada bulan Januari sampai Desember 2010 dijumpai kasus PS baru sebanyak 869 kasus. Sedangkan berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi dermatologi pediatrik di Indonesia dari RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP H.
Adam Malik Medan, RSU Dr. Soetomo Surabaya, RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Januari sampai Desember
2011 dijumpai kasus PS baru sebanyak 657 kasus. Data jumlah kunjungan pasien
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Dr. Cipto
Mangunkusumo selama tahun 2002 menunjukkan pasien pioderma anak sebesar
328 kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan baru. Pioderma primer terbanyak secara
berturut-turut adalah furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15%), impetigo
vesikobulosa (14,02%), dan ektima (11,59%). Infeksi sekunder terbanyak
dijumpai pada skabies dan dermatitis atopik.
5Data jumlah kunjungan pasien
penyakit kulit pada bayi dan anak pada periode tahun 2010 – 2012 yang berobat
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 721 kunjungan.
Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penyakit PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan, sehingga peneliti melakukan penelitian retrospektif terhadap pasien PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan pada periode Januari 2010 - Desember 2012. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian terhadap beberapa jenis PS yang paling sering dijumpai di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Melalui penelitian ini diharapkan SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan akan memiliki data mengenai penyakit PS pada bayi dan anak pada beberapa tahun terakhir.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik PS bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui karakteristik PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit
dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 -
Desember 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui jumlah pasien PS pada bayi dan anak yang berobat
ke SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan pada periode Januari 2010 - Desember 2012.
2. Untuk mengetahui data demografik yaitu berupa jenis kelamin dan umur pasien PS pada bayi dan anak yang bekunjung di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012
3. Untuk mengetahui karakteristik penyakit PS pada bayi dan anak berdasarkan bentuk klinis, lokasi lesi dan pengobatan di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Dalam Bidang Akademik atau Ilmiah
Memberikan informasi kepada institusi kesehatan, institusi pendidikan dan pihak - pihak terkait lainnya mengenai karakteristik pasien PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP.
H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012.
1.4.2 Dalam Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data dasar
ataupun data pendukung untuk penelitian - penelitian selanjutnya
mengenai penyakit PS pada bayi dan anak.
5 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pioderma Superfisialis
PS adalah infeksi pada kulit yang terjadi dibawah stratum korneum sampai dermis atau pada folikel rambut.
5,6,7Pada anak-anak PS pada kulit dan aneksa yang sering dijumpai antara lain impetigo, folikulitis, furunkulosis dan karbunkel.
Pada PS ini jika diagnosis ditegakkan sejak awal dan diberikan terapi adekuat, infeksi hampir selalu dapat disembuhkan, namun jika diagnosis terlambat dan atau terapi tidak adekuat, beberapa infeksi mempunyai potensi untuk terjadinya komplikasi yang serius.
8
2.2 Etiologi
Penyebab utama PS adalah kuman Gram positif, yaitu stafilokokus dan
streptokokus, sedangkan sebagian kecil kasus disebabkan oleh kuman Gram
negatif. Beberapa galur kuman yang dianggap penting pada penyakit ini, antara
lain Stafilokokus aureus yang digolongkan ke dalam 3 grup faga utama, yaitu
grup I, II, dan III. Kuman ini merupakan penyebab tersering PS. Genus
streptokokus yang tersering menyebabkan infeksi pada manusia adalah
Streptokokus β-hemolitikus grup A (SBHA). Kuman penyebab Gram negatif
jarang dijumpai, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Proteus vulgaris, Proteus
mirabilis, Escherichia, dan Klebsiella.
52.3 Patogenesis
Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan penyakit pioderma:
1,2,5,81. Higiene yang buruk dan kondisi iklim yang lembab
2. Penurunan daya tahan tubuh, misalnya karena penyakit menahun, kurang gizi, penyakit keganasan, penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
3. Adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan terganggunya faktor perlindungan kulit, misalnya dermatitis, gigitan serangga, trauma kulit, ulserasi, infeksi jamur dan abrasi kulit minor
Proses kolonisasi kuman pada kulit melibatkan reseptor spesifik terhadap kuman pada sel pejamu yang akan berikatan dengan adesin, yaitu antigen pada dinding sel kuman. Komponen utama adesin pada streptokokus dan stafilokokus adalah techoic acid, sedangkan pada reseptor hospes berupa fibronektin.
1,5,11,12Beberapa keadaan yang berhubungan dengan ketidak utuhan kulit seperti pada kulit bayi prematur (imaturitas kulit bayi) merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi pada kulit. Selain itu keadaan seperti berat badan lahir rendah, maserasi, ekskoriasi dan ketidak utuhan sawar epidermal juga merupakan faktor risiko terjadinya infeksi pada kulit. Apabila terjadi infeksi pada kulit umpamanya pada penyakit pioderma biasanya tempat masuknya bakteri akan muncul gejala atau tanda inflamasi.
132.4 Klasifikasi dan Gambaran Klinis
Pioderma menggambarkan infeksi di kulit dan folikel rambut. Pioderma
dibedakan menjadi pioderma superfisialis dan profunda. PS oleh stafilokokus
maupun streptokokus terdiri pioderma primer yang terdiri atas beberapa bentuk
klinis, yaitu impetigo, ektima, folikulitis, furunkel dan karbunkel, serta pioderma
sekunder. Sedangkan bentuk profunda terdiri atas limfadenitis, erisepelas, selulitis, dan ganggren.
52.4.1 Impetigo
Impetigo merupakan pioderma yang tersering dijumpai, mencapai 50-60%
dari seluruh kasus infeksi kuman kulit pada anak. Impetigo merupakan infeksi superfisial yang terbatas pada subkorneal epidermis.
1,2,5Terdapat 2 bentuk klinis impetigo, yaitu bulosa (vesikobulosa) dan nonbulosa (krustosa, kontangiosa).
Impetigo bulosa (IB) disebabkan oleh kuman Stafilokokus aureus. Sedangkan impetigo nonbulosa biasanya disebabkan oleh Streptokokus β-hemolitikus.
1,2,14IB sering terjadi pada bayi baru lahir, meskipun dapat terjadi juga pada semua umur. Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa insiden tahunan dari impetigo adalah 2.8 % terjadi pada anak-anak usia di bawah 4 tahun dan 1,6%
pada anak - anak usia 5 sampai 15 tahun.
2Impetigo nonbulosa atau impetigo krustosa meliputi kira-kira 70% dari semua kasus impetigo
1,15Impetigo nonbulosa terjadi pada anak - anak dari segala usia dan juga pada orang dewasa. Kulit utuh biasanya resisten terhadap kolonisasi atau impetiginisasi, mungkin disebabkan ketiadaan reseptor fibronektin untuk gugus techoic acid pada Stafilokokus aureus dan Streptokokus grup A. Dalam rangkaian
tipikal, Stafilokokus aureus menyebar dari hidung ke kulit normal (kira - kira 11
hari kemudian) dan kemudian berkembang kedalam lesi kulit. Lesi umumnya
muncul pada kulit wajah (terutama sekitar lubang hidung) atau pada ekstremitas
setelah trauma. Karier Stafilokokus aureus nasal bisa muncul dengan tipe
impetigo sangat terlokalisasi yang terbatas pada lubang hidung anterior dan
daerah bibir didekatnya dimana pruritus atau perih di daerah tersebut merupakan
keluhan umum. Kondisi yang mengganggu integritas epidermis memberikan jalan masuk impetiginisasi, meliputi gigitan serangga, dermatofitosis epidermal, herpes simpleks, varisela, abrasi, laserasi dan luka bakar panas.
2,16