• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN TAPANULI UTARA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI

KABUPATEN TAPANULI UTARA OLEH:

NAMA: DANICA VIVIAN LUMBANTOBING NIM: 182600046

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)

BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

DANICA VIVIAN LUMBANTOBING, 182600046 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Adminstrasi Perpajakan

Pembimbing Rizal Iskandar Batubara, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Sejak dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan dari pusat ke daerah, maka daerah memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. Pengalihan ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Tentunya dengan dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) oleh Kabupaten/Kota dengan menjadi pajak daerah, maka penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) akan 100% masuk ke kas Kabupaten/Kota tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2, apa kendala yang dihadapi serta upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kabupaten Tapanuli Utara.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan mengambil data di Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah di Kabupaten Tapanuli Utara, mewawancarai pegawai di Bidang Penagihan dan Evaluasi Pendapatan, pada Sub Bidang Penagihan.

Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan masih rendah. Rendahnya kepatuhan wajib pajak di Kabupaten Tapanuli Utara disebabkan kesadaran masyarakat yang masih kurang, pemahaman masyarakat terhadap guna membayar Pajak Bumi dan Bangunan juga masih kurang. Kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pajak tentunya berpengaruh terhadap realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Tapanuli Utara.

Kata Kunci: Tingkat Kepatuhan, PBB-P2

(6)

BUILDING TAX OF URBAN AND RURAL SECTOR IN NORTH TAPANULI REGENCY

Danica Vivian Lumbantobing, 182600046 Study Program Diploma III

Tax Administration

Advisor Rizal Iskansdar Batubara, M.Si

Faculty of Social Science and Political Science, Universitas Sumatera Utara

Since the transfer of Land and Building Taxes in the Urban and Rural sectors from the center to the regions, the regions have full responsibility for the management of Land and Building Taxes in the Urban and Rural sectors. This transfer is contained in Law Number 28 of 2009 concerning Local Taxes and Retributions. With the management of the Land and Building Tax by the Regency/City by becoming a regional tax, then the receipt of the Urban and Rural Land and Building Tax will go 100% to the Regency/City treasury.

This study aims to discuss the level of taxpayer compliance in paying land and building taxes, what obstacles are faced and what efforts are made to improve taxpayer compliance in North Tapanuli Regency.

The data collection technique in this study was by taking data from the Regional Revenue and Asset Financial Management Agency in North Tapanuli Regency, interviewing employees in the Billing and Revenue Evaluation Division, in the Billing Sub Division.

Through this research, it can be concluded that the level of taxpayer compliance in paying Land and Building Tax is still low. The low compliance of taxpayers in North Tapanuli Regency is due to lack of public awareness, public understanding of how to pay Land and Building Taxes is also still lacking. Public awareness and understanding of taxes certainly affects the realization of Land and Building Tax receipts in North Tapanuli Regency.

Key Words: Level of Compliance, Land and Building Taxes

(7)

senantiasa melimpahkan rahmat dan lindungan-Nya dalam menjalani masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Tapanuli Utara”.

Selama menempuh perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis sudah banyak memperoleh motivasi, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.

Diiringi rasa hormat yang mendalam, penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Administrasi Perpajakan dan Dosen Penguji.

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan.

4. Bapak Rizal Iskandar Batubara, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis mulai dari awal penulisan Proposal Tugas Akhir hingga selesainya penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Dosen Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

6. Seluruh staf pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah banyak membantu segala administrasi selama penulis menjalani perkuliahan sampai dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini.

7. Kantor Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten

Tapanuli Utara yang telah banyak membantu, memberikan data dan informasi

kepada penulis selama melakukan penelitian.

(8)

8. Yang teristimewa keluarga penulis, terkhusunya kedua orangtua yaitu Bapak Daniel H Lumbantobing dan Ibu G.Rismaida Nababan yang selalu memberikan motivasi, saran dan dukungan dalam bentuk moril maupun materil yang tiada hentinya sampai penulis menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Begitu juga saudara-saudara saya Debora, Debbie dan Gerald yang selalu mendukung penulis.

9. Kepada sahabat penulis Chindy, Kornel, Wulan, Sherena, Dyah, yang selalu mendengarkan curahan hati penulis serta memberikan nasehat dan saran yang dapat menjadi dukungan dan semangat penulis.

10. Kepada teman-teman seperjuangan Popy, Desy, Michelle, Rizky yang selalu menjadi teman bertukar pikiran.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan materinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dam masukan yang mendukung kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhhir kata, penulis berharap proposal ini dapat memberikan pengaruh positif dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 27 Juli 2021

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

D. Uraian Teoritis ... 8

E. Metode Penelitian ... 17

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara ... 20

B. Kedudukan, tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah ... 22

C. Stuktur Organisasi ... 25 D. Tugas Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala

viii

(10)

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Ketentuan Umum ... 55 B. Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Kabupaten

Tapanuli Utara ... 55 C. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Yang Diterbitkan

dan Yang Terbayar di Kabupaten Tapanuli Utara ... 57 D. Hasil Wawancara ... 60 BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengelolaan dan Pemungutan PBB-P2 di Kabupaten

Tapanuli Utara ... 62 B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PBB-P2 di Kabupaten

Tapanuli Utara ... 66 C. Upaya-upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak dalam membayar PBB-P2 ... 68 D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam Membayar PBB-P2 ... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... 73

ix

(11)

Tabel 1.1 Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan PBB di

Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020 ... 3 Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Kabupaten

Tapanuli Utara ... 55

Tabel 3.2 PBB-P2 di Kabupaten Tapanuli Utara Per Jumlah SPPT ... 57

Tabel 4.1

Persentase Tingkat Kepatuhan PBB-P2 berdasarkan pencapaian

Target dan Realisasi ... 63

Tabel 4.2 Persentase Tingat Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan Jumlah

SPPT ... 65

(12)

Grafik 4.1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 67

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemungutan pajak selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara, baik di bidang kenegaraan maupun sosial dan ekonomi. Pada mulanya, pajak bukan suatu pungutan, tetapi pemberian sukarela dari rakyat kepada raja untuk memenuhi kepentingan negara seperti menjaga keamanan negara, menyediakan jalanan umum, membayar gaji pegawai dan lain-lain. Dengan bertambah luasnya tugas-tugas negara, maka tentunya negara memerlukan biaya yang besar untuk menjalankan tugasnya. Maka, pembayaran pajak yang tadinya bersifat sukarela berubah menjadi pembayaran yang ditetapkan secara sepihak oleh negara dalam bentuk undang-undang dan dapat dipaksakan .

Pajak adalah sumber pendapatan negara yang memiliki peran penting untuk menggerakkan roda pembangunan. Pajak digunakan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian negara dan membiayai kepentingan rakyat.

Undang- undang perpajakan sendiri memberikan defenisi dalam pengertian umum yang diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009:

pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak

(14)

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan kewenangan pemungutannya, pajak dibagi menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat merupakan pajak yang pemungutan dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah pusat. Jenis-jenis pajak pusat ialah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai dan Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan (PBB-P3), sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota yang berguna untuk menunjang penerimaan asli daerah. Jenis-jenis pajak daerah ialah Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan salah satunya adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Merujuk pada Pasal 1 ayat 37 Undang- Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) adalah Pajak atas Bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.

Terhitung sejak 1 Januari 2014, semua Kabupaten/Kota diwajibkan

mengelola Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor perdesan dan perkotaan

(P2). Pengalihan ini merupakan bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi

daerah dan desentralisasi fiskal sebagaimana tertuang dalam Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sehingga

(15)

daerah memiliki tanggung jawab penuh guna mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Pada saat Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dikelola oleh pusat, pemerintah Kabupaten/Kota hanya mendapat 64,8% dari total penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di wilayahnya. Tentunya dengan dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) oleh Kabupaten/Kota dengan menjadi pajak daerah, maka penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) akan 100% masuk ke kas Kabupaten/Kota tersebut.

Tabel 1.1

Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020 Tahun Target DHKP (Rp) Realisasi (Rp) %

2016 2.254.510.482 1.698.090.178 75,31

2017 2.288.350.637 1.675.140.766 73,20

2018 3.359.568.266 1.644.727.499 48,89

2019 3.728.102.130 2.934.894.901 78,72

2020 4.477.736.021 3.150.956.706 70,36

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016-2020

penerimaan PBB tidak tercapai sesusai dengan target penerimaannya. Di

tahun 2017 persentase penerimaan turun 2,11%, di tahun 2018 turun lagi

(16)

sebesar 24,31% kemudian di tahun 2019 persentase penerimaannya naik sebesar 29,83% . Dan di tahun 2020 turun lagi sebesar 8,36%. Ditinjau dari target dan realisasi data tersebut, tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Kabupaten Tapanuli Utara masih kurang, sementara pertumbuhan penduduk terus meningkat, berarti meningkat pula kebutuhan pembangunan sekaligus merupakan meningkatnya potensi wajib pajak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meiriska Pebrianti (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah jumlah wajib pajak, jumlah penduduk, jumlah luas wilayah dan jumlah luas bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah jenis pajak daerah yang penerimaannya dapat dioptimalkan dan cukup potensial untuk ditingkatkan, mengingat objek dari Pajak Bumi dan Bangunan itu sendiri adalah meliputi seluruh Bumi dan Bangunan yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wajib pajak adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan, dengan kewajiban pembayaran Pajak hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Oleh karena itu pemerintah daerah seharusnya dapat memaksimalkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan minimal di Kabupaten Tapanuli Utara

masih sangat rendah yaitu Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) per tahun. Separuh

wajib pajak yang berada di daerah pedesaan memiliki Pajak Bumi dan

Bangunan yang terutang hanya sebesar Rp 10.000 dan biasanya pada saat

(17)

jatuh tempo Kepala Desalah yang membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut dari alokasi dana desanya.

Dari penjelasan itu, kurangnya pemahaman dan kesadaran wajib pajak terhadap pentingnya peran pajak bagi pembangunan daerah masih kurang.

Semakin pahamnya wajib pajak atas ketentuan maupun peraturan perpajakan yang berlaku, maka wajib pajak akan lebih sadar dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, ketidakpahaman tersebutlah yang menjadi kendala yang dihadapi pemerintah dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Strategi atau upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai Pajak Bumi dan Bangunan maupun edukasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya membayar pajak.

Kepatuhan pajak adalah suatu keadaan saat Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.

Penelitian terdahulu oleh Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting

(2013) menjelaskan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh dua

jenis faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam diri Wajib Pajak sendiri dan

berhubungan dengan karakteristik individu yang menjadi pemicu dalam

menjalankan kewajiban perpajakannya.

(18)

Faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak adalah faktor pendidikan, faktor kesadaran perpajakan, faktor pemahaman terhadap undang-undang dan peraturan perpajakan. Berbeda dengan faktor internal, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri Wajib Pajak, seperti situasi dan lingkungan sekitar Wajib Pajak. Pelayanan terhadap Wajib Pajak yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2) di Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara. Maka penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesan dan perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Tapanuli Utara”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Tapanuli Utara?

2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kepatuhan PBB- P2 di Kabupaten Tapanuli Utara?

3. Apa upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan PBB-

P2 di Kabupaten Tapanuli Utara?

(19)

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah:

a. Mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Tapanuli Utara.

b. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Tapanuli Utara.

c. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Manfaat

Selain memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Diploma III Administrasi Perpajakan, Manfaat dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Sebagai media untuk menambah wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam bidang perpajakan khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung

jawab dan disiplin serta ikut patuh dalam membayar PBB-P2.

(20)

D. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (1) Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa defenisi yang diungkapkan oleh para ahli, antara lain:

a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. (Iwan Sidharta 2017:1),

“Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontrasepsi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

b. Menurut S.I Djajadiningrat (Ira Zuraida dan Hari 2011:3), “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatana yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum.”

c. Menurut Rimsky K Judisseno (Rismawati dan Antong 2012:3), “Pajak

merupakan suatu kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran

aktif warga Negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai

(21)

keperluan Negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara.”

Berdasarkan defenisi pajak di atas, maka dapat disimpulkan bahwasannya ciri-ciri pajak itu meliputi; dipungut berdasarkan undang-undang/aturan hukum, merupakan peralihan kekayaan orang/badan ke kas Negara, tidak ada imbalan langsung yang dapat ditunjukkan dalam pembayaran pajak secara individual, dapat dipaksakan, pembayaran berulang-ulang atau sekaligus, untuk membiayai pengeluaran pemerintah, alat untuk mencapai tujuan tertentu, serta pemungutan dapat langsung maupun tidak langsung.

Manfaat yang diterima karena pembayaran pajak diantaranya berupa sarana dan prasarana jalan, pendidikan, kesehatan, kemanan dan sebagainya.

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi Pendapatan

Pendapatan Negara melalui pajak cukup besar jumlahnya. Pajak

merupakan suatu sumber atau alat untuk memasukkan uang ke kas

Negara sesuai dengan peraturan. Menurut fungsi ini pajak digunakan

untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan. Jika masih ada

sisa, maka dapat digunakan untuk membiayai investasi pemerintah.

(22)

b. Fungsi Stabilitas

Melalui penerimaan pajak, pemerintah dapat mengatur kegiatan perekonomian, sehingga tercipta kondisi yang lebih stabil di bidang ekonomi.

c. Fungsi pemerataan

Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan.

Pembangunan sarana dan prasarana dilakukan dengan tujuan agar dapat mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, sehingga pemerataan pembangunan dapat dicapai.

3. Jenis pajak

a. Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung merupakan pajak yang dibebankan langsung kepada wajib pajak berdasarkan perhitungan wajib pajak sendiri dan atau Pemerintah dan dipungut secara teratur yang tidak dapat dialihkan kepada wajib pajak lain dan wajib diselesaikan oleh wajib pajak yang bersangkutan pada saat yang sudah ditetapkan oleh peraturan.

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung

sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat

dialihkan kepada pihak.

(23)

2. Pajak tidak Langsung

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dibebankan kepada wajib pajak berdasarkan perhitungan wajib pajak sendiri dan atau Pemerintah dan dipungut secara teratur dan suatu saat dapat dibebankan kembali kepada wajib pajak lain dan wajib diselesaikan pada saat yang sudah ditetapkan oleh peraturan.

b. Menurut keadaannya

1. Pajak subjektif ialah pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi wajib pajak. Untuk menetapkan pajaknya harus ditemukan alasan-alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialya. Sebagai contoh dari pajak ini dikemukakan Pajak Penghasilan yang sasarannya adalah penghasilan seseorang.

2. Pajak objektif pertama-tama melihat kepada objeknya yang selain daripada benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar.

Kemudian baru dicari subjeknya ( orang atau badan hukum) yang bersangkutan langsung dengan tiada mempersoalkan apakah subjek pajak ini berkediaman di Indonesia atau tidak

c. Berdasarkan wewenang pemungut

1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh Negara yang menjadi

salah satu sumber penerimaan Negara dan digunakan untuk

membiayai belanja Negara, dalam hal pelaksanaan pemungutannya

(24)

Negara diwakili oleh aparatur Negara yang telah dihunjuk Negara yakni Direktorat Jendral Pajak yang berada dalam naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

2. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (Provinsi, Kota dan Kabupaten) yang menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan digunakan untuk membiayai belanja daerah, dalam hal ini pemerintah daerah diwakili oleh Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) dan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di Kabupaten Tapanuli Utara.

Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan, Pajak Reklame.

4. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap

bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun

1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No

12 tahun 1994. Bumi adalah permukaan bumi permukaan bumi dan tubuh

bumi yang ada di bawahnya, permukaan bumi meliputi tanah dan perairan

pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak perairan) serta wilayah

(25)

Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

Sejak 1 Januari 2014, semua Kabupaten/Kota diwajibkan mengelola Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor perdesan dan perkotaan (P2).

Pengalihan ini merupakan bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota dan Pajak Bumi Bangunan sektor Pertambangan, Perhutanan, dan Perkebunan (PBB P3) masih berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

a. Undang-Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

b. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 11 Tahun 2010

tentang Pajak daerah sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan

(26)

Daerah Kabupaten Tapanuli Utara No 1 Tahun 2019 Pasal 53 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, yang berisi:

1. Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

2. Besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

3. Pendapatan besarnya NJOP ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Besarnya tarif Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan sebesar 0,1%

dan untuk besar tarif Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak (NJOTKP) sebesar Rp 10.000.000 untuk setiap wajib pajak.

Untuk besaran pokok PBB terdapat di pasal 55, yaitu:

1. Besaran pokok PBB yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif PBB dengan Dasar Pengenaan Pajak atau NJOP dan dikurangi dengan NJOTKP

2. Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang dipungut di wilayah daerah.

6. Objek dan Bukan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

a. Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Sebagaimana dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat 1 ditetapkan bahwa yang menjadi

objek pajak PBB Perdesaan Perkotaan adalah bumi dan atau bangunan

(27)

yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Objek pajak bumi berupa tanah kosong, sawah, ladang, dan objek sejenis lainnya. Yang termasuk dalam pengertian bangunan yang menjadi objek pajak adalah:

1. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan empalasemennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;

2. Jalan tol;

3. Kolam renang;

4. Pagar mewah;

5. Tempat olah raga;

6. Galangan kapal, dermaga;

7. Taman mewah;

8. Tempat penampungan/ kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;

9. Menara.

b. Bukan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan

Berdasarkan Undang-Undang PDRD pasal 77 ayat 3, Objek

Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan adalah objek pajak yang:

(28)

1. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;

2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

3. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;

4. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;

5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan

6. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

7. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 78 dijelaskan bahwa:

a. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah

orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak

atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau

memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

(29)

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Dimana hal tersebut mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif (perbandingan) dan dapat menjadi sebuah studi hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya.

2. Jenis Data Penelitian

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan beserta data yang berasal dari wawancara dengan pihak yang mengetahui dan memahami tentang objek penelitian di Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) seperti Kepala bidang (Kabid) Pendataan dan Penetapan Pendapatan atapun seksi Pajak dan Retribusi Daerah.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi atau sumber-

sumber informasi yang sudah ada seperti dokumen resmi dari instansi

yang sudah dipublikasi seperti Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi

dan Bangunan, serta data dari internet, buku Kabupaten Tapanuli

Utara dalam Angka 2016-2020 dan jurnal tentang kepatuhan wajib

pajak atau yang mendukung laporan penelitian.

(30)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi (pengamatan)

Pengumpulan data dan pencarian data dengan cara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan peninjauan yang dilakukan penulis dengan melakukan pengamatan di Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara (BPKPAD) khususnya di bidang Pendataan dan Penetapan Pendapatan.

b. Wawancara

Melaukan wawancara langsung dengan informan seperti Kepala Bidang (Kabid) Pendataan dan Penetapan Pendapatan ataupun pegawai yang mampu memberikan data dan informasi yang bermanfaat dalam menyusun laporan tugas akhir.

c. Studi Dokumen

Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) di Kabupaten Tapanuli Utara, Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku,dan dokumentasi lain sebagai pelengkap dengan menggunakan dokumen- dokumen resmi dari instansi.

4. Alat Pengumpul Data

Untuk memudahkan penulis dalam mengambil data, penulis

menggunakan alat perekam suara dan kamera selama kegiatan

wawancara, internet, buku tentang Pajak Bumi dan Bangunan, jurnal-

(31)

jurnal tentang kepatuhan wajib pajak dan yang berkaitan dengan Proposal Tugas Akhir.

5. Informan Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, informan yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara adalah Pegawai atau Kepala bidang (Kabid) Pendataan dan Penetapan Pendapatan di Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara atau Seksi Pajak dan Retribusi Daerah.

6. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis

data secara Kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menginterpretasi

tabel-tabel dan angka-angka yang ada kemudian melakukan uraian dan

penarikan kesimpulan.

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang kemudian diturunkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2016, maka untuk Tahun Anggaran 2017, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara mengalami perubahan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dimana terjadi perampingan pada jumlah SKPD yang sebelumnya 33 (tiga puluh tiga) unit menjadi 27 (dua puluh tujuh) unit.

Perubahan tersebut juga berpengaruh pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DIPENLOKA) Kabupaten Tapanuli Utara yang kemudian berubah nomenklatur menjadi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara.

Perubahan ini juga menghasilkan perubahan intern dimana Dipenloka memiliki 4 (empat) bidang , 1 (satu) sekretariat dan 11 (sebelas) seksi menjadi BPKPAD yang terdiri dari 5 (lima) bidang, 1 (satu) sekretariat dan 18 (delapan belas) sub bidang/bagian.

Rencana Kerja (Renja) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan

Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2017 adalah

dokumen perencanaan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset

Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara untuk Tahun Anggaran 2017

(33)

yang memuat program dan kegiatan yang didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan nyata Kabupaten Tapanuli Utara yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun.

Renja Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan rencana pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara.

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (Kabupaten/Kota) harus menetapkan :

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan 20 tahun dan ditetapkan dengan Perda.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memiliki jangka waktu perencanaan 5 tahun dan ditetapkan dengan Perda.

3. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan 1 tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Berkaitan dengan dokumen perencanaan tersebut diatas, dokumen

perencanaan disusun sebagai berikut :

(34)

1. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahun sebagai penjabaran dari RPJMD.

2. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari Renstra SKPD.

Renja Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2017, merupakan rencana kegiatan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan sejak dari Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Asset (Dipenloka) Kabupaten Tapanuli Utara, seperti tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Asset (Dipenloka) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2014 - 2019 yaitu “Terwujudnya Penatausahaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Yang Sesuai Standart”

dan visi tersebut dilanjutkan oleh Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) sebagai Organisasi Perangkat Daerah pengganti Renja Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Dipenloka.

B. Kedudukan, tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kedudukan, tugas, dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan,

Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara diuraikan sebagai

berikut :

(35)

1. Kedudukan :

a. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang selanjutnya disingkat BPKPAD dipimpin oleh seorang Kepala

b. Dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

c. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan lembaga teknis Daerah yang merupakan unsur pelaksana tugas tertentu.

d. Kepala Badan dalam melaksanakan tugas penatausahaan pendapatan keuangan dan kekayaan daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

e. Kepala Badan dalam melaksanakan tugas dan mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

2. Tugas

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD.

b. Menyusun rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD)

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan Daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

d. Melaksanakan penatausahaan kekayaan daerah

e. Melaksanakan Fungsi Bendahara Umum Daerah.

(36)

f. Menyusun Laporan Keuangan dan Asset yang merupakan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD setiap tahunnya.

g. Menyusun dan melaporkan realisasi DAU, DAK, TP dan dana-dana lain yang bersumber dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.

3. Fungsi

Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selaku Bendahara Umum Daerah dalam melaksanakan fungsinya berwenang untuk :

a. Menyusun Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan APBD.

b. Mengesahkan DPA – SKPD / DPPA – SKPD dan DPAL setiap tahunnya.

c. Melakukan Pengendalian Pelaksanaan APBD.

d. Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan APBD/PAPBD setiap tahunnya.

e. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan dan asset daerah.

f. Melaksanakan Pemungutan Pajak Daerah dan pengendalian retribusi dan pendapatan lainnya.

g. Menetapkan SPD.

h. Menyiapkan Pelaksanaan Pinjaman dan Pemberian Pinjaman atas nama Pemerintah Daerah.

i. Melaksanakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah

j. Menyajikan Informasi Keuangan Daerah.

(37)

k. Melaksanakan Kebijakan dan Pedoman Pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

C. Struktur Organisasi

Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan (Eselon II B), Sekretaris (Eselon III A), dibantu 4 (empat) orang Kepala Bidang/Bagian (Eselon III B), dan 15 (lima belas) orang Kepala Sub Bidang/Bagian (Eselon IV A) :

1. Sekretaris Dinas, yang membawahi 3 (tiga) sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Sub Bagian Keuangan.

c. Sub Bagian Program.

2. Kepala Bidang Anggaran, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang, yaitu : a. Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Langsung.

b. Sub Bidang Analisis dan Evaluasi.

c. Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Tidak Langsung 3. Kepala Bidang Keuangan, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang, yaitu :

a. Kepala Sub Bidang Kas Daerah b. Sub Bidang Verifikasi

c. Sub Bidang Akuntansi

4. Kepala Bidang Penagihan dan Evaluasi Pendapatan, membawahi 3 (tiga)

Sub Bidang, yaitu :

(38)

a. Sub Bidang Evaluasi dan Penagihan b. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan c. Sub Bidang Penagihan

5. Kepala Bidang Asset, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang, yaitu : a. Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Penatausahaan b. Kepala Sub Bidang Penggunaan dan Pemanfaatan

c. Kepala Sub Bidang Pemindahtanganan dan Penghapusan 6. Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan membawahi 3 (tiga) Sub Bidang, yaitu :

a. Kepala Sub Bidang Pendataan dan Penilaian

b. Kepala Sub Bidang Pengolahan dan Penetapan

c. Kepala Sub Bidang Pemeriksaan dan Keberatan

(39)

SUB BID ANALISA &

EVALUASI SUB BID PENYUSUNAN ANGGARAN BTL

BIDANG ANGGARAN

SUB BID PENYUSUNAN ANGGARAN BL

SUB BID EVALUASI &

PENAGIHAN

UPT

SUB BID PEMERIKSAAN

& KEBERATAN SUB BID

PEMINDAHTANGANAN

& PENGHAPUSAN SUB BID

PERBENDAHARAAN &

PENGELOLAAN KAS

SUB BID PENGOLAHAN DATA & PENETAPAN SUB BID PENGGUNAAN

& PEMANFAATAN SUB BID

PEMBUKUAN &

PELAPORAN

SUB BID PENDATAAN &

PENILAIAN SUB BID

PERENCANAAN &

PENATAUSAHAAN SUB BID PENAGIHAN

SUB BID VERIFIKASI

BIDANG PENDATAAN &

PENETAPAN BIDANG

ASSET BIDANG PENAGIHAN &

EVALUASI PENDAPATAN BIDANG

KEUANGAN

SUBBAG PROGRAM SUBBAG

UMUM &

KEPEGAWAIAN SUBBAG

KEUANGAN JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIAT KEPALA BADAN

SUB BID AKUNTANSI BAGAN ORGANISASI

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN TAPANULI UTARA TA. 2017

D. Tugas Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Sub Bidang BPKPAD Tapanuli Utara

1. Kepala Badan, Mempunyai Tugas:

a. Membantu Bupati dalam bidang tugasnya;

b. Merumuskan dan menyusun program kerja BPKPAD;

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan jangka menengah dan tahunan di bidang pendapatan;

d. Menetapkan kebijakan daerah dan melaksanakan kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

e. Merumuskan pengelolaan kebijakan/pelaksanaan, dan pemberian

pinjaman atas nama pemerintah daerah;

(40)

f. Merumuskan, mempersiapkan, mengkoordinasi dan menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Rancangan Perubahan APBD bersama-sama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Tapanuli Utara;

g. Melaksanakan pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah serta mengkoordinasi pendapatan- pendapatan lainnya;

h. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk pengembangan di bidang pendapatan, keuangan dan asset daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

i. Pembinaan dan fasilitas tekhnis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD);

j. Melaksanakan fungsi Badan Usaha Daerah;

Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

k. Menyusun kebijakan dan pedoman pengelolaan APBD;

l. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD);

m. Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

n. Melaksanakan sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD);

o. Menyajikan Informasi keuangan daerah;

(41)

p. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan Barang Milik Daerah (BMD);

q. Memberikan saran dan masukan kepada Bupati dan Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang, tugas dan fungsinya;

r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati;

s. Melaksanakan tugas pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Sekretaris mempunyai tugas :

a. Membantu Kepala Badan di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sekretariat;

c. Menyelenggarakan pengelolaan tertib administrasi di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan Dan Aset Daerah meliputi surat- menyurat, ekspedisi, dokumentasi, kearsipan, keprotokolan, alat tulis kantor, penyediaan fasilitas dinas serta administarsi perjalanan dinas;

d. Menatausahakan penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan inventaris kantor dan usul penghapusan barang serta pelaporan inventaris barang di lingkungan BPKPAD;

e. Melaksanakan dan menanggungjawabi urusan kantor yang meliputi:

keamanan, kenyamanan, serta kebersihan dilingkungan kantor;

f. Mempersiapkan pemberian penerangan dan informasi yang menyangkut pelaksanaan tugas BPKPAD;

g. Mencatat, mengolah dan menganalisis data untuk bahan penyusunan

anggaran belanja pada BPKPAD;

(42)

h. Melaksanakan administrasi kepegawaian BPKPAD;

i. Melaksanakan fungsi tata usaha pada BPKPAD;

j. Menginventarisasi dan menganalisa permasalahan di bidang ketatausahaan serta merumuskan langkah-langkah saran pemecahannya;

k. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Badan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Kepala Bidang;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan;

n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Kepala Badan.

3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,mempunyai tugas:

a. Membantu Sekretaris di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja sub bagian umum;

c. Melaksanakan urusan kantor yang meliputi kebersihan, kemanan, ketertiban dan keindahan di lingkungan kantor;

d. Melakukan urusan surat menyurat yang meliputi: surat masuk, surat keluar, ekspedisi, dokumentasi dan kearsipan;

e. Melaksanakan urusan administrasi perjalanan dinas;

f.Melaksanakan urusan penerimaan tamu dan keprotokolan;

g. Melaksanakan pengurusan sarana prasarana kantor di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

h. Melakukan pengaturan dan pengadaan fasilitas rapat dinas dan upacara;

i.Mempersiapkan pemberian penerangan dan informasi yang menyangkut

pelaksanaan tugas;

(43)

j.Mempersiapkan Laporan Inventarisasi Barang Milik Negara di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

k. Menyelenggarakan Urusan Administrasi Kepegawaian, Pensiun dan lain-lain dalam lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

l.Memberikan saran dan masukan kepada Sekretaris yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris;

n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

4. Kepala Sub Bagian Program, mempunyai tugas : a. Membantu Sekretaris di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bagian Program;

c. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan informasi untuk penyusunan dan penyempurnaan pelaksanaan kewenangan daerah dan pelaksanaan tugas-tugas dalam Sub Bagian Program data dan Informasi serta melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program yang telah ditetapkan;

d. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk menyusun rencana jangka menengah dan tahunan dalam pelaksanaan monitoring evaluasi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah sesuai ketentuan yang ditetapkan;

e. Merumuskan dan menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (R-APBD) dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan

(44)

Belanja Daerah (RP-APBD) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

f. Melaksanakan penelitian terhadap Rancangan Kerja Anggaran (RKA) yang disampaikan oleh bidang-bidang di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

h. Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data di bidang pendapatan, keuangan dan aset daerah;

i. Mempersiapkan, merumuskan dan mengendalikan rencana program dan kegiatan pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

j. Melaksanakan tata laksana pengendalian rencana program dan kegiatan pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

k. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana, program dan kegiatan pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

l. Menginventarisasi dan menganalisa permasalahan dibidang program dan perencanaan, serta merumuskan langkah-langkah saran pemecahannya;

m. Menyusun rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah sesuai ketentuan dari standar yang ditetapkan;

n. Menyusun rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan,

perawatan inventaris kantor dan usul penghapusan barang perlengkapan

yang meliputi: gedung, perabot, alat kantor dan mobilitas;

(45)

o. Merencanakan pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana serta meningkatkan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaannya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

p. Mempersiapkan perencanaan kebutuhan data/bahan untuk penyusunan dan penyempurnaan perlengkapan kepada Sekretaris;

q. Memberikan masukan dan saran kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris;dan s. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

5. Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas:

a. Membantu Sekretaris di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bagian Keuangan;

c. Mencatat, mengolah dan menganalisa data dan bahan penyusunan anggaran;

d. Melaksanakan pencatatan, dan pengarsipan dokumen keuangan.

e. Mengkoordinir laporan penerimaan dan pertanggungjawaban keuangan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

f. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan kelengkapan sesuai standar maupun laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

g. Menghimpun dan memverifikasikan usulan Dokumen Pelaksanaan Anggaran masing-masing bidang berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran;

h. Menyajikan Data Pelaksanaan Anggaran pada Badan Pengelolaan

Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

(46)

i. Menghimpun dan menatausahakan Surat Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD);

j. Bertindak sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja PerangkatDaerah (PPK SKPD);

k. Memberikan saran dan masukan kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris; dan m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

6. Kepala Bidang Anggaran, mempunyai tugas : a. Membantu Kepala Badan di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah;

c. Merumuskan kebijakan teknis Pengelolaan Pendapatan, dan Kekayaan Daerah;

d. Menyelenggarakan rencana penerimaan daerah yang bersumber dari pusat provinsi daerah;

e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan dan program dan menganalisa rencana susunan proyek yang disampaikan oleh instansi lingkungan Pemerintah Kabupaten;

f. Menyelenggarakan perumusan petunjuk kebijakan teknis pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) dan pembangunan dari

pusat dan provinsi serta dana bantuan lainnya;

(47)

g. Melaksanakan penelitian terhadap Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang disampaikan oleh instansi pengguna anggaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten;

h. Merencanakan anggaran penanganan urusan pemerintahan kabupaten;

i. Merumuskan kebijaksanaan pengelolaan pinjaman.

7. Kepala Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Langsung,mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Langsung;

c. Merencanakan anggaran penanganan urusan pemerintahan kabupaten;

d. Merumuskan penetapan kebijakan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadikan tanggung jawab bersamaan antara kabupaten dan desa;

e. Menerima dan mengolah bahan untuk merencana/Rancangan Anggaran Belanja Langsung serta Perubahan Anggaran Belanja Lansung dilingkungan Pemerintah Daerah;

f. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan serta dan mengolah data belanjalangsung untuk penyusunan Rancangan-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(R-APBD) danRancangan Perubahan-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah9R-P.APBD);

g. Merumuskan dan menyusun R-APBD dan R-P.APBD;

h. Mempersiapkan petunjuk kegiatan teknis pelaksanaan APBD dan dana

pembangunan dari pusat dan provinsi serta dana bantuan lainnya;

(48)

i. Melaksanakan penelitian terhadap Rencana Kerja Anggaran (RKA) belanja langsung yang disampaikan oleh instansi pengguna anggaran di Lingkungan Pemerintah Daerah;

j. Memberikan masukan dan saran kepada Kepala Bidang, dan k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang 8. Kepala Sub Bidang Analisa dan Evaluasi, mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Analis dan Evaluasi;

c. Memproses pembuatan dan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)SKPD yang menjadi beban APBD;

d. Mencatat Surat Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan;

e. Mempersiapkan bahan dan menyusun laporan dalam melaksanakan pelaporan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD);

f. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk penyusunan rencana jangkah menengah dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sesuai ketentuan yang ditetapkan;

g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan data sesuai ketentuan yang ditetapkan;

h. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan informasi untuk

penyusunan dan penyempurnaan pelakasanaan kewewenangan daerah dan

pelaksanaan tugas-tugas dalam bidang penyusunan program data dan

informasi;

(49)

i. Penyelenggaraan sosialisasi, evaluasi, pembinaan, pemberdayaan dan pengendalian penerapan standar monitoring dan evaluasi data sesuai ketentuan yang ditetapkan;

j. Mengevaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) desa sesuai dengan pedoman evaluasi yang ditetapkan perintah dan perumusan keseimbangan kebijakan fiscal antar desa;

k. Memberikan masukan dan saran kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, dan m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

9. Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Tidak Langsung,mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana perogram kerja Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja tidak Langsung;

c. Merencanakan anggaran penanganan urusan pemerintahan kabupaten;

d. Merumuskan penetapan kebijakan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama antara kabupaten dan desa;

e. Merumuskan penetapan kebijakan pendanaan kerja sam pemerintahan antar desa;

f. Memfasilitasi perencanaan penganggaraan pemerintahan desa;

(50)

g. Menerima dan mengolah bahan untuk rencana/Rancangan Anggaran Belanja Tidak Langsung serta perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Tidak Langsung (P.APBD) di lingkungan Pemerintah Daerah;

h. Menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA0 dan Prioritas Plafon Anggarn Sementara (PPAS) belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

i. Mengumpulkan mengklarifikasikan dan mengolah data untuk R-APBD dan RP-APBD;

j. Merumuskan dan menyusun R-APBD dan RP-APBD;

k. Mempersiapkan petunjuk kebijakan teknis pelaksanaan APBD dan dana pembangunan dari pusat dan provinsi serta dana bantuan lainnya;

l. Melaksanakan penelitian terhadap Rencana Kerja Anggaran (RKA) belanja tidak langsung pada SKPD yang disampaikan oleh instansi pengguna anggaran di Lingkungan Pemerintah Daerah;

m. Melaksanakan pengendalian terhadap pergeseran anggaran Belanja Tidak Langsung;

n. Memberikan masukan dan saran kepada Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya;

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, dan p. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

10. Kepala Bidang Keuangan, mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Badan di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Bidang Keuangan;

(51)

c. Merumuskan penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur Akuntansi pengelolaan keuangan daerah;

d. Menyiapkan dokumen anggaran beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan;

e. Menyusun rencana peraturan daerah dalam bidang keuangan daerah;

f. Merencanakan program kerja triwulan tahunan di bidang penerimaan maupun pengeluaran;

g. Melaksanakan pengawasan intern dalam hal pengeluaran dana melalui APBD;

h. Merumuskan petunjuk-petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Daerah dalam bidang keuangan daerah;

i. Menyajikan data keuangan/informasi keuangan daerah dalam berbagai bentuk sesuai kebutuhan;

j. Mempersiapkan laporan realisasi semester pertama dan laporan keuangan pemerintah daerah akhir tahun dalam rangka pelaksanaan APBD;

k. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan realisasi anggaran;

l. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Badan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan, dan

n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

11. Kepala Sub Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas, mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang dibidang tugasnya;

(52)

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas;

c. Menyusun petunjuk teknis pengelolaan keuangan daerah;

d. Menyiapkan proses penerbitan SP2D dan pemeriksaan kebenaran daftar penguji SP2D;

e. Mencatat Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan;

f. Melaksanakan rekonsiliasi pengeluaran kas berdasarkan SP2D dengan SKPD dalam rangka pengendalian kas;

g. Melakukan pengadministrasian pemungutan dan pemotongan pihak ketiga;

h. Memeriksa, analisis dan pengevaluasian penerimaan dan pengeluaran kas;

i. Melaksanakan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening Kas Umum Daerah;

j. Menyusun konsep pertimbangan dalam hal penyelesaian permasalahan perbendaharaan dan ganti rugi;

k. Menyiapkan bahan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama Pemerintah Daerah;

l. Menyiapkan bahan pengelolaan utang dan piutang daerah;

m. Menyajikan data dan informasi perbendaharaan dan pengelolaan kas;

n. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas pokoknya;

o. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, dan

(53)

q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

12. Kepala Sub Bidang Verifikasi, mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Verifikasi;

c. Mengorganisir pejabat penatausahaan keuangan SKPD;

d. Melakukan pengujian terhadap Surat Perintah Membayar (SPM), Uang Persediaan, Uang Ganti, Tambahan Uang dan Langsung;

e. Mencatat Surat Perintah Membayar (SPM), Uang Persediaan (UP), Ganti Uang (GU), Tambahan Uang (TU) dan Langsung yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna Anggaran ke dalam buku register;

f. Melakukan pengawasan gaji dan non gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

g. Memelihara buku register Surat Permintaan Pembanyaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dan menjadi beban APBD;

h. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka penerbitan nota persetujuan untuk pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) UP, GU, TU, dan LS;

i. Mempersiapkan dan mengolah bahan-bahan dalam rangka penerbitan SK Pejabat Pengelola Keuangan Daerah;

j. Merencanakan dan mempersiapkan petunjuk yang berkenan dengan pembanyaran yang menjadi APBD sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

k. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Bidang Keuangan sesuai

dengan Bidang dan fungsinya;

(54)

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang; dan m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

13. Kepala Sub Bidang Akuntansi, mempunyai tugas:

a. Membantu Kepala Bidang di bidang tugasnya;

b. Menyusun rencana program kerja Sub Bidang Akuntansi;

c. Mempersiapkan Laporan Semester Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara;

d. Menyusun laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD;

e. Menetapkan kebijakan Laporan KeuangaN dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;

f. Mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

g. Menyusun petunjuk teknis kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah;

h. Melakukan penyajian informasi keuangan daerah;

i. Melaksanakan pencatatan, rekonsiliasi dan pelaporan pendapatan daerah;

j. Melaksanakan pengkoordinasian dan pelaporan piutang daerah;

k. Menyiapkan bahan pemutahiran data Sistem Informasi Keuangan;

l. Melaksanakan monitoring Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

m. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang; dan

o. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari perancangan ini adalah mampu memberikan identitas visual yang menggambarkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Jarum dan media promosi yang sesuai dengan

Gambar Tampilan Program Enkripsi... Gambar Tampilan

Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Pkn pada materi mengenal lembaga – lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat saat diberikan

Proyek ini telah memberikan pengetahuan bagi pemerintah Indonesia dan, khususnya, Kementerian Kehutanan, dalam membuat kebijakan yang memajukan pengelolaan hutan

skripsi yang berjudul “Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan Di Bagian Pengolahan PTPN 2 Tanjung Garbus

Pada hoc tampak bahwa terdapat peningkatan kadar MCP-1 pemberian polifenol buah tindosis C, kadar MCP-1 berada yang berbeda secara bermakna antara kelompok kontrol

Siapkan alat dan bahan yang telah kamu bawa hari ini untuk percobaan membuat rangkaian lampu seri sederhana?. Amati kembali gambar rangkaian seri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja di bagian pengolahan