• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dasarnya komunikasi adalah sebuah alat penyampaian yang dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dasarnya komunikasi adalah sebuah alat penyampaian yang dilakukan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dasarnya komunikasi adalah sebuah alat penyampaian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih untuk suatu tujuan tertentu, tetapi dewasa ini komunikasi bentuk penyampaiannya tidak hanya dapat diterima oleh 2 (dua) atau sekelompok orang, melainkan dapat diterima oleh semua orang dalam waktu yang bersamaan, salah satunya adalah komunikasi yang biasa disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi biasanya menggunakan sebuah alat untuk menyampaian pesannya yaitu media massa, dan media massa terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektonik (radio, televisi, serta internet).

Media yang paling banyak diminati adalah televisi, karena selain penyampaian pesannya dilakukan dengan audio visual, televisi juga memberikan kemasan yang menarik pada setiap tayangannya, disamping harganya yang relatif terjangkau, maka televisi dapat dengan mudah dimiliki oleh semua kalangan.

Sementara itu pertumbuhan stasiun TV di Indonesia terus meningkat, hal ini menyebabkan pula sistem persaingan di Indonesia yang menyebabkan pula sistem persaingan diantara stasiun-stasiun televisi, tercatat 11 (sebelas) stasiun televisi nasional yang mengudara secara nasional dan televisi lokal yang ada di daerah, hingga 2010 AGB Nielsen mencatat 31 stasiun TV lokal di 10 kota besar yang kepemirsaannya sudah dapat dianalisis. Jumlah yang cukup banyak, meskipun

(2)

jumlah aktual dari stasiun televisi yang bersiaran lokal lebih besar. 1Akibat pertumbuhan stasiun TV yang cukup pesat, maka masing-masing stasiun saling berlomba membuat program-program yang menarik. Persaingan tersebut menyebabkan stasiun TV terkadang melupakan dampak siaran yang di timbulkan pada setiap tayangannya, baik positif maupun dampak negatif.

Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program acara. Seperti yang telah dikemukakan oleh Peter Herdford Chief Presiden of TV CBS berpendapat bahwa setiap televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan, seperti: film, musik, talk show dan sebagainya.2

Stasiun TPI dulu merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia adalah stasiun televisi swasta kedua setelah RCTI yang mengudara secara teresterial dari Jakarta. TPI didirikan oleh Siti Hardiyanti Rukmana putri pertama mantan presiden RI Soeharto, dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Cipta Lamtoro Persada.

TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 19.00-21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukasi saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam.

Salah satunya dengan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak TPI

1 http//www.bataviase.co.id

2Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, 2005, hal, 2

(3)

mengudara 4 jam, lalu sejak 1 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam.

Penulis dalam penelitiannya akan menggunakan film kartun sebagai program yang dipilih, lebih tepatnya Upin & Ipin yang tayang di stasiun TPI.

Upin Ipin adalah sebuah tayangan animasi anak-anak yang diliris pada 14 September 2007 di Malaysia di siarkan di TV9 dan diproduksi oleh Les’Copaque.

Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Kini Upn dan Ipin sudah mempunyai tiga musim. Di Indonesia Upin dan Ipin hadir di TPI. Di Turki Upin dan Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit setiap episodenya. Kartun ini tayang setiap hari di TV9 pukul 16.30 dan di TPI tayang setiap hari jam 19.00 WIB.3

Tokoh utama dalam tayangan ini adalah Upin dan Ipin, anak kembar yang berusia sekitar 5 tahun. Upin mempunyai sehelai rambut tebal di kepalanya, dia menjadi pemimpin anak kembar ini, adiknya Ipin dengan suaranya yang khas selalu mengulangi kata sebanyak tiga kali seperti betul, betul, betul. Kedua anak tersebut tinggal bersama dan diasuh sang nenek (Opah) dan kakak perempuannya (kak Ros). Sang nenek adalah perempuan tua yang berhati lembut, bijak, dan suka bercanda, sedangkan sang kakak adalah sumber segala larangan, namun sering menggoda adiknya. Upin Ipin digambarkan berteman dengan Jarjit, Mail, Ehsan, Fizi dan satu gadis kecil berkaca mata bernama Mei-Mei.

3 http//id.Wikipedia.org/wiki/TPI

(4)

Alasan penulis memilih tayangan Upin Ipin, karena program anak ini menjadi salah satu tayangan yang banyak di tonton dan sedang di gemari, terlihat dari rating share yang di dapat oleh tayangan ini, pada 28 Febuari 2010 tayangan ini berada di posisi kedua dengan rating 5.3 dan shere 19.5.4 selain itu tayangan Upin Ipin secara keseluruhan tema cerita yng disodorkan adalah tentang kehidupan sehari-hari, baik ketika didalam maupun diluar rumah, dan di sekolah taman kanak-kanak. Pesan moral yang disampaikan tayangan ini dengan cara sederhana, misalkan saja saat hari pertama Upin dan Ipin berpuasa, saat mereka sedang bermain dengan teman-temannya, salah satu temannya Rajoo mengajak mereka membeli minuman, namun temannya Mei-Mei yang beragama lain mengingatkan bahwa mereka sedang berpuasa dan itu tidak baik. Cerita kehidupannya pun dibungkus dalam keseharian yang penuh kepolosan, kenakalan, dan dengan mempergunakan bahasa Melayu yang khas yang belum begitu familiar untuk anak-anak yang menyaksikan, serta dibantu dengn teks yang memudahkan anak untuk memahami arti dari bahasa Melayu yang dipakai dan hal ini juga membantu anak untuk didapat belajar membaca cepat.

Saat ini banyak sekali tayangan yang sasaran audiennya adalah anak-anak, terutama dengan maraknya film-film kartun yang kian hari kian bermunculan dibanyak stasiun, sebut saja Crayon Shincan, Ben 10, Tom and Jerry, dan sebaginya, tapi dari sekian banyak adegan banyak sekali adegan kekerasan yanjg diperlihatkan, serta dialog yang melontarkan kata-kata kasar dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Indonesia.

4 http//www.kaskus.com

(5)

Berbeda sekali dengan Upin Ipin. Hampir setiap serinya disisipkan nilai- nilai budaya melayu yang banyak persamaannya dengan nilai-nilai di Indonesia tanpa mengurangi kenakalan Upin dan Ipin sebagai anak-anak. Misalkan saja saat Upin mengaku melihat tuyul pada malam hari yang ternyata adalah sang adik Ipin yang tidur sambil berjalan dan memakan makanan yang terdapat dikulkas, sang Opah pun memberi penjelasan bahwa tidak ada hantu-hantu seperti yang mereka takuti, kalaupun ada bila kita rajin beribadah dan berdoa hantu-hantu itu yang akan takut. Bertolak belakang sekali dengan tayangan Ben 10 yang justru menjual keghaiban atau kekuatan yang dimiliki Ben. Hal ini tentu saja sangat merusak logika berpikir anak.

Penulis memilih dampak terhadap pola berpikir karena pesan-pesan media saat ini tidak dapat dipisahkan dari dampak yang akan ditimbulkan, dan dampak tayangan juga bisa tejadi pada anak-anak, karena banyak program televisi yang memang dirancang khusus untuk anak-anak. Bagi pengelola stasiun TV anak-anak merupakan segmen penonton yang potensial. Hasil penelitian Murray menunjukkan rata-rata anak prasekolah menghabiskan setengah dari waktu kerja orang dewasa untuk menonton televisi, waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton televis semakin bertambah ketika mereka berusia 6 (enam) atau 7 (tujuh) tahun (usia SD).5

Masyarakat luas sering mengganggap bahwa film kartun pasti aman ntuk anak-anak, terutama jika ditambah dengan tulisan “untuk semua umur”

5 Aini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, PT. Pustaka Pelajar, Jogyakarta, 1998, hal. 78

(6)

sayangnya, film “semua umur” itu ternyata bisa mengandung hal-hal yang negatif untuk perkembangan jiwa seorang anak, jika tidak diteliti mungkin kita tidak menemukan hal yang negatif disana. Namun, jiwa seorang anak berbeda dengan orang dewasa, cara berpikir mereka masih “hitam putih”. Yang baik sungguh baik dan yang jelek sungguh jelek. Mereka belum mengerti besarnya komplikasi kepribadian seseorang. Bahwa seseorang pada saat bisa melakukan hal yang baik dan kemudian hari melakukan hal yang tidak perlu dicontoh, masih telalu sulit untuk pengertian mereka. Mereka suka meniru, melalui meniru mereka mencari pengalaman untuk memahami dan memasuki dunia orang yang ditiru yang makin lama makin menarik. Melalui meniru pula mereka mendidik dirinya sendiri.

Sebab itu perlu sekali mereka melihat teladan yang baik. Karena mereka akan meniru segala sesuatu yang menarik perhtiannya, baik atau buruk. 6

Pola pemikiran anak tergantung pada orang tua atau guru mereka. Itu sebabnya mengapa orang tua harus selalu mengawasi putra putri mereka saat menyaksikan tayangan televisi, terutama tayangan televisi yang dapat merusak perkembangan anak, pola penilaian positif yang ditanamkan oleh orang tua atau guru mempunyai pengaruh besar dalam hidup merekadalam rangka membangun kepribadian anak, sebaiknya mereka diberi kesempatan untuk belajar mengambil keputusan atas hal-hal yang sederhana, juga diizinkan bertaya atau memberikan pendapat yang spontan.

Televisi hanyalah satu bagian dari konsumsi media yang membanu mempengaruhi tingkah laku serta pola berpikir masyarakat yang

6 http// www.google.com//lead.sabda.org/perkembangan_alam_pikir_anak

(7)

mengkonsumsinya. Banyaknya program acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi mengabaikan bentuk tayangan yang tidak sesuai dengan segmentasi usia si penonton tayangan, tidak dipungkiri dalam perjalanannya tayangan televisi dapat menyebabkan perubahan perilaku pada pola pikir dan perubahan psikis masyarakat Indonesia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya. Disatu sisi kondisi seperti ini memang satu hal yang kita patut kita sesalkan karena bagaimanapun juga anak-anak adalah generasi di kemudian hari.

Berdasarkan uraian di atas maka unuk membekali anak dalam menyongsong masa depannya tidak perlu anak dijejali dengan hal-hal yang akan membebani mereka, akan tetapi cukup dengan memberikan pengertian-pengertian tentang lingkungannya terutama masyarakat, orang tua dan lingkungan pendidikannya. Hal ini sangat didukung dengan adanya tayangan Upin Ipinyang menyampaikan pesan moral dengan cara sederhana, mudah dimengerti, dibungkus dalam cerita kehidupan keseharian, memberika pesan-pesan yang positif bagi anak, dan pesan tersebut tentunya sangat membantu pada perkembangan anak

Penulis dalam hal ini menetapkan sempel kepada murid kelas 4 (empat) dan 5 (lima) SD Negeri Slipi 18 pagi, dipilih dijadikan sampel penelitian dengan asumsi mereka seperti anak-anak lainnya, menyukai dan sering menonton film kartun termasuk film kartun yang berjudul Upin & Ipin yang disiarkan di TPI.

Selain itu, siswa kelas 4 (empat) dan 5 (lima) SD sudah bisa memahami dengan baik pertanyaan yang diajukan lewat kuesioner. Dalam psikologi anak usia 10-13 tahun berada pada tahap motivasional dimana mereka mempunyai harapan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan sebagai orang dewasa bukan anak-anak lagi,

(8)

pada tahap ini anak-anak sudah menggunakan kemampuan berpikir, kemampuan perasaan dan kemampuan fisik.7

Dari hal yang telah dikemukakan oleh penulis, saya selaku penulis akan mencoba menganalisis dengan “Dampak Tayangan Film Kartun “Upin & Ipin” di TPI Terhadap Pola Berpikir Anak di SD Negeri Slipi 18 Pagi”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat di buat perumusan masalah sejauhmana “Dampak Tayangan Film Kartun “Upin & Ipin”

di TPI Terhadap Pola Berpikir Anak di SD Negeri Slipi 18 Pagi”?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Dampak Tayangan Film Kartun “Upin & Ipin” di TPI Terhadap Pola Berpikir Anak di SD Negeri Slipi 18 Pagi”.

1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis

Bahwa signifikansi di harapkan mengkaji teori tentang dampak, sehingga memberikan bukti referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan komunikasi massa khususnya Mahasiswa Broadcasting.

Abubakar Baraja, Psikologi Perkembangan, Stdiia Pers, 2008, hal. 147

(9)

1.4.2 Signifikansi Praktis

Penulis mengharapkan pihak produser dapat mengembangkan isi tayangan dengan hal-hal yang lebih memiliki pesan moral serta edukasi, sehingga dapat menguntungkan baik dari pihak media televisi maupun dari pihak penonton yang menyaksikan program tersebut dilayar kaca.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam membuat kertas kerja (Worksheet) menggunakan Microsoft Excel sebagai pengelolah data. Kertas kerja ini digunakan untuk membantu untuk memudahkan agar pos-pos akun

Pengguna  gedung  wajib  membayar  biaya  sewa  gedung  pembayaran  pertama  minimal  50%  pada  4  bulan  sebelum  pelaksanaan  acara  dan  melunasi 

Permata Agro Palma sudah menunjukkan bukti kepedulian perusahaan yang merupakan tanggung jawab mereka, secara khusus dalam bidang pendidikan yaitu dengan

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pendidikan maka guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai suatu jabatan

Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari : (1) catatan lapangan dari rangkaian pembelajaran dan tingkah laku siswa selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran; (2)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah sub bagian dari sub kromatografi cair, dimana fase geraknya cair dan fase diamnya berupa lapis tipis pada permukaan lempeng

Gangguan penghidu pada penyakit sinonasal seperti rinosinusitis kronik atau rinitis alergi disebabkan inflamasi dari saluran nafas yang menyebabkan berkurangnya aliran udara

1. Menyediakan fasilitas untuk melihat siswa dan guru yang sedang terhubung pada website ini. Menyediakan fasilitas untuk menambah, mengedit, dan menghapus informasi