• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK-BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BENTUK-BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK-BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : MEISY ARDILA

NIM. 2616.007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021 M/1442 H

(2)

BENTUK-BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : MEISY ARDILA

NIM. 2616.007

Dosen Pembimbing :

ALFI RAHMI, M.Pd NIP. 19790723 200604 2 002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021 M/1442 H

(3)

i

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :Meisy Ardila

NIM : 2616.007

Tempat/tanggal lahir : Kayu Pasak, 12 Mei 1997 Prodi : Bimbingan dan Konseling

Judul Skripsi : Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMP N 2 Bukittinggi.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (Skripsi) saya dengan judul di atas adalah benar asli karya penulis. Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini bukanlah hasil karya penulis sendiri, maka penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Demikianlah pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, Juli 2021 Yang Menyatakan

Meisy Ardila NIM. 2616.007

(4)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “BENTUK-BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI” telah diperiksa dan disetujui untuk sidang munaqasah pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 26 Juli 2021 Pembimbing

Alfi Rahmi, M.Pd

NIP. 19790723 200604 2 002

(5)

iii ABSTRAK

Skripsi ini dibuat oleh Meisy Ardila, 2616.007, dengan judul BENTUK- BENTUK KREATIVITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMP N 2 BUKITTINGGI. Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021.

Pada umumnya dalam melaksanakan proses pembelajaran hendaknya guru mampu menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dan juga mampu merangsang tumbuh kembangnya kreativitas siswa. Dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa, guru BK/konselor dapat memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa.

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Informan kunci 1 guru BK dan informan pendukung 5 orang siswa di SMP N 2 Bukittinggi. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Reduksi data, Display data, Kesimpulan data dan verifikasi.

Teknik keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara informan kunci dengan informan pendukung dan membandingkan apa yang dikatakan secara umum dan secara pribadi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bentuk kreativitas yang sudah dijalankan oleh guru BK di SMP N 2 Bukittinggi, yaitu : 1 Guru BK sudah kreatif dalam memberikan layanan BK kepada siswa, 2 Pada masa pandemi ini guru BK menggunakan e counseling dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar, 3) Memberikan layanan konseling menggunakan email kepada siswa yaitu ruangan konseling online, 4) Memberikan layanan konseling menggunakan chatting kepada siswa seperti via whatsapp, 5) Memberikan layanan konseling menggunakan video conference kepada siswa seperti zoom meeting, 6) Siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan konseling menggunakan e counseling.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Guru BK sudah kreatif dalam memberikan layanan BK kepada siswa pada masa pandemi Covid 19.

Kata Kunci : Kreativitas, Guru BK

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat Taufik dan HidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru Bimbingan Dan

Konseling Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMP N 2 Bukittinggi”.

Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pedoman hidup untuk menuju jalan yang penuh keridhoan Allah SWT.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir syarat dan prosedur untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada prodi bimbingan dan konseling. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, sehingga skrispi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar penulis, yang telah mencurahkan segenap kasih sayang dan perjuangan untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik, selanjutnya penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Adhida, M.Hum, selaku Rektor, Wakil Rektor I Bapak Dr.

Asyari, S.Ag, M.Pd, Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Pd, dan

(7)

Wakil Rektor III Bapak Dr. Miswardi, S.H., M.Hum. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Ibu Dr.Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Bapak Dr. Iswantir, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr.

Supratman Zakir, M.Pd., M.Kom Wakil Dekan III IAIN Bukittinggi.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling sekaligus dosen pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, mengoreksi dan menasehati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

4. Ibu Fadhilla Yusri, M.Pd.,Kons selaku penasehat akademik yang telah memberikan waktu untuk menasehati penulis selama ini.

5. Bapak/Ibu dosen serta Staf dan Pengajar Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

6. Bapak/Ibu pimpinan serta karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Fadhilla Yusri, M.Pd.,Kons dan Ibu Dr. Deswalantri, M.Pd, selaku Narasumber Seminar Proposal sekaligus sebagai Penguji Sidang Munaqasah.

8. Ayah saya (Alm. Syafruddin) dan Ibu saya (Asmaniar) yang selalu memberikan semangat, mendo’akan yang terbaik dan tidak pernah lelah dalam bekerja agar saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(8)

9. Saudara saya, baik kakak maupun abang yang selalu memberikan dukungan menasehati, menyemangati dan mendo’akan saya untuk bisa menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

10. Sahabat saya, Azi Fauziah, Susi Endri Yani, Sisi Yusra, Betty Rahmadani, Nur Arapah Rambe, Riska Aulia Syafitri, yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan agar skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga apa yang telah diberikan dibalas kebaikan oleh Allah SWT, akhirnya kepada Allah penulis berserah dan mohon ampun dari kesalahan dan kekhilafan.

Bukittinggi, Juli2021

Meisy Ardila NIM. 2616.007

(9)

vii DAFTAR ISI COVER

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 11

C. Pertanyaan Penelitian ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat penelitian ... 12

1. Manfaat Teoritis ... 12

2. Manfaat Praktis ... 12

F. Penjelasan Judul ... 13

G. Sistematika penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas ... 1. Pengertian Kreativitas ... 15

2. Ciri-ciri Kreativitas ... 17

3. Aspek-aspek Kreativitas ... 22

4. Bentuk-bentuk Kreativitas ... 23

5. Pentingnya Kreativitas ... 24

6. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ... 25

B. Guru BK ... 1. Pengertian Guru BK ... 28

2. Guru Bimbingan dan Konseling yang Kreatif... 30

3. Cara Menjadi Guru yang Kreatif ... 34

4. Bentuk-bentuk Kreativitas Guru BK dimasa Pandemi ... 34

C. Masa Pandemi ... 38

(10)

D. Penelitian Relevan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 44

C. Informan Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 46

F. Teknik Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN Bentuk-bentuk kreativitas guru BK dalam pelayanan Bimbingan dan konseling pada masa pandemi covid 19 ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.1 Dalam Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.2 Menurut Tohirin bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor kepada individu atau konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.3

1 Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.

Hamka, Vol 17, No 4 Tahun 2011, diakses Sabtu 15 Agustus 2020

2 Saring Marsudi, Penakerja: Implementasi Permendikbud Nomor III Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Sd Muhammadiyah Pk Surakarta Dan Mim Pk Kartusura, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Vol 18, No.2, Tahun 2005, diakses Senin 17 Agustus 2020

3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) hal 15-16

(12)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka membantu konseli untuk bisa melakukan pengembangan potensi dirinya dan membantu memecahkan masalah yang dialami oleh konseli agar konseli memperoleh konsep diri dalam memperbaiki tingkah lakunya kearah yang lebih baik.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan peserta serta masalah yang dihadapi peserta didik.

Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, keterampilan untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya, serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.4 Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 menjelaskan bahwa tujuan bimbingan dan konseling dibedakan menjadi 2, yakni tujuan umum dan

4 Catharina Tri Anni dan Zakki Nurul Amin, Wawasan Bimbingan Dan Konseling... hal 5

(13)

khusus. Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.

berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling yaitu agar konseli mampu mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal, bertanggung jawab atas keputusan dan arah hidupnya.

Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling tentunya membutuhkan kreativitas. Menurut Joyce Wycoff kreativitas adalah menemukan solusi yang baru dan bermanfaat. Orang yang kreatif membawa makna atau tujuan baru dalam suatu tugas, menemukan penggunaan baru, menyelesaikan masalah, atau memberikan nilai tambah atau keindahan.5 Selanjutnya James R. Evans mengemukakan bahwa kreativitas merupakan paduan dari pengetahuan, imajinasi, dan evaluasi.

Proses ini terjadi melalui pengetahuan kembali dan asosiasi pengetahuan serta pengalaman dalam cara yang baru.6 Proses kreativitas dapat dibagi dalam beberapa tahap: tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, konsentrasi, dan mengakrabkan diri sepenuhnya dengan semua aspek masalah, tahap inkubasi yaitu beristirahat sejenak, mengesampingkan

5Joyce Woycof f, Menjadi Superkreatif Melalui Metode Pemetaan- Pikiran, (new york:

mizan pustaka,1991)hlm 44

6James R. Evans, berpikir Kreatif Dalam Pengambilan Keputusan Dan Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) hlm 42

(14)

dulu masalah, memberi waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi, tahap iluminasi dan tahap implementasi yaitu menyelesaikan masalah praktis.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan bahan, informasi, data-data yang ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat, menemukan cara-cara pemecahan masalah, mengaktualisasikan diri, serta mewujudkan potensi diri.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Ra’d Ayat 11 yang menjelaskan tentang pentingnya kreativitas dalam kehidupan.









































































11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

(15)

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Sebagaimana dalam ayat ini di jelaskan bahwa Allah juga mendorong agar kaum muslimin memiliki kompetensi perubahan secara massif berupa kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup di masa yang akan datang.

Pada umumnya dalam melaksanakan proses pembelajaran hendaknya guru mampu menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dan juga mampu merangsang tumbuh kembangnya kreativitas siswa. Dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa, guru BK/konselor dapat memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pelayanan bantuan yang diberikan berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan penanganan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T), baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Pada umumnya, bentuk kreativitas itu lahir dalam tiga bentuk yaitu:

(16)

1. Kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi. Orang kreatif mengkombinasikan bahan-bahan dasar yang sudah ada baik itu ide, gagasan, atau produk sehingga kemudian melahirkan yang baru.

2. Kreativitas lahir dalam bentuk eksplorasi. Bentuk ini berupaya melahirkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang belum tampak sebelumnya.

3. Kreativitas lahir dalam bentuk transformasional, mengubah dari gagasan kepada sebuah tindakan praktis atau dari kultur pada struktur, dari satu fase satu kepada fase yang lainnya. Kreativitas lahir karena mampu menduplikaskan pemikiran kedalam bentuk yang baru.

Dari beberapa bentuk kreativitas guru BK tersebut penulis akan mengambil kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi yaitu beberapa bentuk kreativitas yang telah ada dimana nantinya akan dihubungkan antara kreativitas yang satu dengan yang lainnya untuk menciptakan kreativitas yang baru. Kreativitas yang baru tersebut diharapkan bisa mencapai tujuan pembelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling pada masa pandemi yang terjadi sekarang ini.

Selanjutnya bentuk kreativitas dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah: pelayanan bimbingan dan konseling online (E- Counseling). Perkembangan kamajuan bidang tekonologi dan informasi membawa dampak dalam berbagai kehidupan, baik secara individu maupun kelompok. Kemajuan teknologi ini menuntut individu untuk mampu merancang, membuat dan menggunakan serta melaksanakan

(17)

teknologi dalam kerja sehari-hari, tak terkecuali dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

Begitu juga dengan penyelenggaraan proses konseling yang tidak hanya dilakukan dengan face to face dalam satu ruangan tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh yang dibantu melalu teknologi informasi yang dikenal dengan istilah e-konseling. Istilah e-konseling berasal dari bahasa inggris yaitu e-counseling (electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan sebagai proses penyelenggaraan konseling secara elektronik.

Dengan kondisi dimana teknologi sudah menjadi sarana dalam menjalankan setiap aktivitas khususnya dalam bidang konseling maka guru bimbingan dan konseling/konselor harus menguasai keterampilan e- counseling secara umum dan e-counseling secara khusus. Jika tidak maka kondisi bimbingan dan konseling kita akan semakin terpuruk, dan guru bimbingan dan konseling/konselor akan disebut gagap teknologi dan tidak mau berkembang. Beberapa bentuk layanan konseling secara online dapat dilakukan melalui internet/e-counseling, layanan konseling melalui e- mail, dan juga melalui chatting.7

Akhir-akhir ini dunia di kejutkan oleh suatu wabah yang mengancam masyarakat dalam dunia pendidikan, dunia kerja dan perekonomian yaitu pandemi Covid 19. Pandemi Covid 19 merupakan musibah yang memilukan seluruh masyarakat. Seluruh segmen kehidupan

7 Catharina Tri Anni dan Zakki Nurul Amin, Wawasan Bimbingan Dan Konseling... hal 29

(18)

manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Salah satu dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 adalah dengan melakukan pembelajaran secara online. Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya apalagi peserta didik yang tinggal di lokasi yang sumber teknologinya masih terbatas.

Adaptasi kebiasaan baru mengubah perilaku relasi dan komunikasi masyarakat, termasuk lingkungan pendidikan sekolah. Kini sudah hampir satu semester peserta didik melaksanakan anjuran sekolah dari rumah, yang artinya selama rentang waktu tersebut mereka tidak bertemu teman sebayanya, dan hanya berinteraksi dengan lingkungan yang terbatas. Pada saat seperti inilah peran guru bimbingan dan konseling makin diperlukan untuk membangun komunikasi dan memberikan perhatian kepada peserta didik. Guru BK perlu untuk mengenal dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk dapat menjalankan peran mereka sebagai mediator antara sekolah dengan murid juga orang tuanya. Serta membangun komunikasi yang baik dengan konseli, khususnya pada masa pandemi ini.

Guru BK professional salah satunya cirinya mampu mengelola strategi layanan konseling dengan baik. Membangun komunikasi

(19)

interpesonal dengan peserta didik. Pentingnya guru BK menguasai kompetensi kreativitas dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan.8

Guru BK adalah konselor yang betugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik guru BK harus mempunyai kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi dan mendalam dan menambah wawasan kelimuan guru. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional. Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

Ketiga, mengembangkan materi pelajaran secara kreatif. Keempat, mengembangkan keprofesionalan seacara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

8 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, hal 2

(20)

Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginspirasi siswa dalam belajar dan menumbuhkan kreativitas tentunya diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual.

Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa. Guru juga diharapkan mampu menunjukan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untuk mentransfer pengetahuan dalam berbagai situasi.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru BK di SMP N 2 Bukittinggi yang berinisial OS penulis menemukan fenomena di lapangan bahwa pada masa pandemi ini layanan konseling dilakukan secara daring atau konseling secara online, untuk itu guru BK yang kreatif membuat ruangan konseling online untuk siswa yang ingin melakukan konseling atau menyampaikan permasalahannya. Di SMP N 2 Bukittinggi ini guru bimbingan dan konseling sudah kreatif dalam memberikan layanan BK namun belum maksimal dikarenakan kendala yang di temui

(21)

oleh guru BK adalah sulit membuat siswa terbuka dalam menyampaikan permasalahannya.

Menurut AZ salah satu siswa yang penulis wawancarai mengatakan bahwa konseling melalui ruang konseling online yang dilakukan guru BK kurang berjalan efektif karena siswa merasa bingung dengan masalah apa yang akan di sampaikannya sehingga membuat siswa kurang terbuka kepada guru BK. Selanjutnya untuk sistem pemberian materi layanan BK, guru BK memberikan materi layanan melalui pdf kemudian siswa di minta untuk meringkas materi tersebut. Dalam hal ini pemberian materi sudah cukup berjalan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengajukan rancangan sebuah penelitian dengan judul “Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru BK Dalam Pelayanan Bimbingan

Dan Konseling pada masa Pandemi Covid 19 di SMP N 2 Bukittinggi”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini memfokuskan kepada “Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru BK Dalam

Pelayanan Bimbingan Dan Konseling pada masa Pandemi Covid 19 di SMP N 2 Bukittinggi”.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka masalah yang akan diteliti secara operasional dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, yaitu: Bagaimanakah Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru Bimbingan dan Konseling Dalam

(22)

Pelayanan Bimbingan Dan Konseling pada masa Pandemi Covid 19 di SMP N 2 Bukittinggi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling pada masa Pandemi Covid 19 di SMP N 2 Bukittinggi.

E. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai Bentuk-bentuk kreativitas guru Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan BK dimasa pandemi di SMP N 2 Bukittinggi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Bentuk- bentuk kreativitas guru BK dalam pelayanan BK.

b. Bagi sarjana

untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bimbingan dan konseling dan mengatasi masalah yang sama berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling pada masa pandemi.

(23)

c. Bagi guru BK

Untuk meningkatkan krativitas guru Bk dalam pelayanan BK.

F. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul penelitian ini penulis perlu menjelaskan maksud dari judul tersebut. Maksud dari judul penelitian ini adalah:

Kreativitas : adalah menemukan solusi yang baru dan bermanfaat.

Orang yang kreatif membawa makna atau tujuan baru dalam suatu tugas, menemukan penggunaan baru , menyelesaikan masalah, atau memberikan nilai tambah atau keindahan.

Guru Bk : Guru bimbingan konseling adalah seorang guru yang bertugas memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan professional sehingga seorang guru bimbingan konseling harus berusaha menciptakan komunikasi yang baik dengan murid dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup.9

Pelayanan Bk : adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan

9 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal 6

(24)

tuntutan dan keadaan lingkungan kesekolah, keluarga dan masyarakat.

Jadi yang dimaksud dari judul penelitian ini adalah Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelayanan disekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh guru BK agar berkembang secara optimal. Guru yang dimaksud yaitu guru SMP N 2 Bukittinggi.

G. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan gambaran dari garis besar penyusunan yang bertujuan memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi proposal. Dalam penulisan proposal ini, sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang permasalahan, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi landasan teoritis yang menguraikan tentang tinjauan teori mengenai bentuk-bentuk kreativitas guru BK dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masa pandemi Covid 19 di SMP N 2 Bukittinggi.

BAB III : Berisi metode penelitian yang berisikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, variable penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

(25)

15 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengkolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) sesuatu gagasan.10 Dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan yang di miliki oleh seseorang untuk dapat mengembangkan cara berpikir yang lebih kreatif terhadap sesuatu gagasan. Sedangkan menurut E. Mulyasa kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada dan dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.11

Slameto, yang di kutip oleh Fadhilla Yusri, menyatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, suatu bangunan, hasil kesusastraan dan lain-lain.

Kreativitas tidak ada hubungannya dengan kecerdasan individu.

Individu yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukan tingkat kreativitas yang tinggi, dan siswa yang tinggi tingkat

10 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah Panduan Bagi Guru Dan Orang Tua, (Jakarta: Grasindo, 1999) hal 50

11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, cet 3 (Bandung: Rosdakarya, 2005) hal 51

(26)

kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya. Dalam kenyataan, akan menjadi sukar untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu perlu untuk menghadapi perubahan yang tidak dapat di hindari dalam kehidupan manusia.12

Sedangkan menurut Utami Munandar, kreativitas adalah hasil interaksi individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu walaupun di dalam lingkungan dapat menujang atau dapat menghambat upaya kreatif.13 Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, hasil atau ide-ide baru tersebut sebelumnya tidak dikenal oleh ataupun orang lain, kemampuan ini merupakan pembuatan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, menjadi hal yang baru dan bermanfaat. 14

Berdasarkan pengertian dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang baru yang diiringi dengan adanya motivasi dan pengalaman serta dipengaruhi oleh inteligensi, cara berfikir, ingatan, minat dan bakat sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan unik. Seseorang yang kreatif akan mampu untuk

12 Fadhilla Yusri, Meningkatkan Kreativitas Untuk Menaklukkan Persaingan Ketat Di Pasar Bebas, Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling Dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar , (Bukittinggi: Jurnal IAIN Bukittinggi, 2015), hal. 108

13 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999) hal 12

14 Fuad Ansori dan Rahmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas Dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2003) hal 23

(27)

melakukan deteksi dini terhadap permasalahn yang dihadapinya dan memiliki rasa keingintahuan yang luas terhadap berbagai macam informasi. Kreativitas tidak dapat dinilai berdasarkan hasil fisiknya saja, tetapi proses kreatifnya perlu mendapat perhatian.

2. Ciri-ciri Kreativitas

Menurut Guilford yang dikutip oleh M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, menemukan bahwa faktor penting yang merupakan ciri dari kreativitas antara lain:15

a. Kelancaran berpikir (Fluency of Thinking)

Yaitu kemampuan untuk menentukan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Kelancaran berpikir sebagai banyaknya respon yang dibuat terhadap suatu stimulus.

Utami Munandar membagi kelancaran berpikir atas empat bentuk:

1) Kelancaran kata merupakan kemampuan untuk menghasilkan kata-kata dari huruf –huruf yang sudah ditentukan sebelumnya atau suatu kombinasi dari huruf-huruf.

2) Kelancaran asosiasi merupakan kemampuan untuk menghasilkan persamaan-persamaan sebanyak mungkin dalam waktu terbatas.

15 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010) hal 106

(28)

3) Kelancaran ekspresi merupakan kemampuan untuk menghasilkan kalimat yang disusun dengan cepat dan memenuhi syarat tata bahasa.

4) Kelancaran ide merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang memenuhi beberapa syarat dalam waktu yang terbatas.

Berdasarkan uraian diatas, kelancaran berpikir dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengemukakan banyak ide atau gagasan secara lancar.

b. Keluwesan berpikir (Flexbility)

Keluwesan berpikir adalah kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau bermacam-macam jalan pemecahan terhadap masalah, yang ditandai dengan adanya kemampuan merespon atau stimulus dengan cara yang berbeda- beda.

Keluwesan berpikir merupakan kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan- pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mamou menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.16 Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat

16 C Sagala, e journal hubungan positif antara persepsi terhadap iklim kelas dengan kreatifitas, USU Institusional Repository Universitas Sumatera Utara, 2010

(29)

meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru.

Guilford, yang dikutip oleh M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, membedakan keluwesan berpikir menjadi dua:17

1) Keluwesan yang bersifat spontan

Merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide yang sudah ada melalui berbagai variasi, walaupun stimulus khusus tidak diterima oleh subjek. Seseorang dikatakan memiliki keluwesan spontan apabila dapat berpikir luwes meskipun keadaan tidak menuntut demikian.

2) Keluwesan yang bersifat adaptif

Merupakan kemampuan untuk mencari, menemukan dan mengembangkan berbagai ide serta variasi yang baru dalam memecahkan suatu masalah. Seseorang dikatakan memiliki keluwesan adaptif pada saat yang dibutuhkan, jika orang tersebut tidak mampu berpikir secara luwes, maka akan terjadi kegagalan dalam pemecahan masalah.

c. Keaslian berpikir (Originality)

Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Keaslian berpikir adalah kemampuan memberikan respon yang secara statistik langka, relevan, dan mampu menghasilkan respon yang

17 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi..., hal 108

(30)

tepat. Utami Munandar mengemukakan bahwa keaslian berpikir merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide yang baru dan memikirkan cara yang tidak lazim agar dapat mengungkapkan diri serta mampu membuat berbagai kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur.

Menurut Utami Munandar pentingnya pengembangan kreativitas ini memiliki empat alasan yaitu:18

1) Berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.

2) Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan.

3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada individu.

4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

18 Utami munandar, jurnal pendidikan empirisme,

(31)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keaslian berpikir adalah kemempuan memberikan jawaban yang tidak diduga dan tidak terpikirkan oleh orang pada umumnya atau mempunyai gagasan yang belum atau jarang diberikan orang lain.

d. Elaborasi (memerinci)

Elaborasi adalah kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambah atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi menarik.

Kemampuan elaborasi ini dapat dilihat dari perilaku seseorang berupa kemampuan mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan menggunakan langkah- langkah yang terperinci, mengembangkan, atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah-arah yang akan ditempuh, dan mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

Dari penjelasan di atas dan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kreativitas atau seseorang dapat dikatakan kreatif apabila ia mempunyai kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu karya dan menghasilkan banyak ide, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda dan dapat berkreasi untuk memecahkan masalah

(32)

secara spontanitas, mampu mengembangkan suatu gagasan agar lebih unik dan menarik.

3. Aspek-aspek Kreativitas

Ada beberapa aspek-aspek pokok dalam kreativitas yaitu sebagai berikut:19

a. Aktivitas berpikir

Kreativitas selalu melibatkan proses berpikir didalam diri seseorang. Aktivitas ini merupakan suatu proses mental yang tidak tampak oleh orang lain dan hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Aktivitas ini bersifat kompleks karena melibatkan sejumlah kemampuan kognitif seperti persepsi, atensi, ingatan, penalaran, imajinasi, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

b. Menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru

Menemukan atau menciptakan sesuatu yang mencakup kemampuan menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula tampak tadak berhubungan. Kemampuan mengubah pandangan yang ada dan menggantikannya dengan cara pandang lain yang baru dan kemampuan menciptakan suatu kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang telah ada dalam pikiran.

c. Sifat baru atau orisinil

19 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi..., hal 104

(33)

Umumnya kreativitas dilihat dari adanya suatu produk baru.

Produk ini biasanya akan dianggap sebagai karya kreatif yang belum pernah diciptakan sebelumnya, bersifat luar biasa dan dapat dinikmati oleh masyarakat.

d. Produk yang berguna atau bernilai

Suatu karya yang dihasilkan dari proses kreatif harus memiliki kegunaan tertentu seperti lebih enak, lebih mudah dipakai, mempermudah, memperlancar, mendorong, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, dan mendatangkan hasil lebih baik atau lebih banyak.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek pokok dalam kreativitas ada 4 yaitu: 1) aktivitas berpikir yaitu kreativitas selalu melibatkan proses berpikir didalam diri seseorang, 2) menemukan atau menciptakan yang baru, 3) sifat baru atau orisinil, 4) produk yang berguna atau bernilai.

4. Bentuk-bentuk Kreativitas

Berdasarkan pengertian kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi tiga tipe atau bentuk kreativitas yang berbeda yaitu:20

a. Menciptakan

Menciptakan adalah proses, berupa untuk mencari sesuatu dari tidak ada menjadi ada

b. Memodifikasi sesuatu

20 http://wirausahasmk.blogspot.co.id/2011/02/tipe-tipe-kreativitas.html, diakses tanggal 12 Oktober 2020.

(34)

Dalam memodifikasi sesuatu, berupa untuk mencari cara-cara membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaannya oleh orang lain.

c. Mengkombinasikan

Mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan. Contohnya seperti pesawat telepon yang diciptakan karena hasil sintesis atau kombinasi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk- bentuk kreativitas ada 3 yaitu menciptakan adalah proses yang dilakukan untuk mencari sesuatu yang baru, memodifikasi sesuatu adalah merubah sesuatu menjadi lebih menarik, dan mengkombinasi adalah menggabungkan 2 hal atau lebih menjadi sesuatu yang saling berhubungan.

5. Pentingnya kreativitas

Pentingnya kreativitas menurut S. C. Utami Munandar adalah:21

a. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia.

b. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian suatu masalah.

21 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk Bagi Para Guru Dan Orang Tua), (Jakarta: Grasindo, 1992) hal 43-44

(35)

c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan pada individu. Contohnya seperti ketika anda mendapatkan penghargaan karena berhasil menciptakan sesuatu yang bermakna.

d. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas sangatlah penting yaitu dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, kreativitas sebagai kemampuan untuk penyelesaian masalah, bersibuk diri secara kreatif dapat memberikan kepuasan pada individu, dan dengan kreativitas manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

6. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mendukung perkembangan kreativitas adalah keterbukaan seseorang terhadap pengalaman sekitarnya, kemampuan mengevaluasi hasil yang diciptakan, kemampuan untuk menggunakan konsep yang telah ada. Di samping itu faktor kepribadian juga mendukung tumbuh kembangnya kreativitas seseorang, salah satunya assertivitas. Ciri-cirinya adalah kepercayaan diri, kebebasan berekspresi secara jujur, tegas dan terbuka tanpa mengecilkan dan mengesampingkan orang lain dan berani bertanggung jawab. Faktor eksternal, yaitu lingkungan yang mendukung berkembangnya kreativitas. Adat istiadat yang

(36)

mengandung unsur kebudayaan serta pendidikan yang membangun juga dapat dijadikan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi sebuah kreativitas.

Kuwanto, yang dikutip oleh Nur Aeni, menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi kreativitas, yaitu:22

a. Faktor kemampuan berpikir yang mencakup intelegensi dan pemerkayaan bahan berpikir. Intelegensi merupakan kualitas kemampuang berpikir, sedangkan pemerkayaan bahan berpikir dibedakan atas perluasan dan pendalaman dalam bidang dan bidang lain di sekitarnya.

b. Faktor kepribadian

c. Faktor lingkungan, suasana dan fasilititas yang memberikan rasa aman, kreativitas akan dapat berkembang bila lingkungan memberi dukungan dengan kebebasan sebagai suasana yang mendukung perkembangan kreativitas. Kebebasan yang diperlukan adalah kebebasan yang tetap mengacu pada norma yang berlaku tapi saling menghargai sehingga memungkinkan rasa aman yang dinamis yang akan memberikan rangsangan dan kesempatan bagi kreativitas.

Sedangkan Amabile menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi kreativitas, yaitu:

22 Nur Aeni, Ada Apa Dengan Kreativitas, (http:www. Jurnal .ump.ac.id,) diakses tanggal 11 Oktober 2020

(37)

a. Kemampuan kognitif, pendidikan formal dan informal mempengaruhi keterampilan sesuai dengan bidang dan masalah yang dihadapi individu yang bersangkutan.

b. Karakteristik kepribadian yang behubungan dengan disiplin diri, kesungguhan dalam menghadapi frustasi dan kemandirian. Faktor- faktor ini akan mempengaruhi individu dalam menghadapi masalah dengan menemukan ide-ide yang kreatif untuk memecahkan masalah.

c. Motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik sangat mempengaruhi kreativitas seseorang, karena motivasi intrinsik dapat membangkitkan semangat individu untuk belajar sebanyak mungkin untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga individu dapat menemukan ide secara lancar dapat memcahkan masalah dengan luwes, mampu mencetuskan ide-ide yang orisinal dan mengelaborasi ide.

d. Lingkungan sosial, yaitu tidak adanya tekanan-tekanan dari lingkungan sosial seperti pengawasan, penilaian, maupun pembatasan dari pihak luar.

Guru kreatif sangatlah dibutuhkan dalam pembelajaran.

Kreativitas sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang telah disebutkan diatas.

(38)

Dari penjelasan dan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor kemampuan berpikir yang mencakup intelegensi dan pemerkayaan bahan berpikir, faktor kepribadian, faktor lingkungan, kemampuan kognitif, karakteristik kepribadian yang behubungan dengan disiplin diri, kesungguhan dalam menghadapi frustasi dan kemandirian, motivasi intrinsik, dan lingkungan sosial.

B. Guru BK

1. Pengertian Guru BK

Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang betugas memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional sehingga seorang guru bimbingan dan konseling harus berusaha menciptakan komunikasi yang baik dengan murid dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup.23

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pembimbing berasal dari kata bimbing, dengan tambahan prefiks pe- yang berarti orang atau pelaku pembimbingan.24 Jadi pembimbing merupakan orang yang melakukan proses bimbingan atau pembimbingan.

Sedangkan arti bimbingan itu sendiri adalah proses pemberian bantuan kepada murid atau peserta didik dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan makhluk sosial serta memperhatikan murid itu

23 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal 6

24 Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 141

(39)

sebagai individu dan makhluk sosial serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu, agar murid itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar dia dapat menolong dirinya menganalisa dan memecahkan masalah- masalahnya semuanya itu demi kebahagiaan hidup, terutama ditekankan pada kesejahteraan mental.25

Adapun pengertian konselor sekolah menurut rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal adalah sarjana pendidikan (S-1) bidang bimbingan dan konseling yang telah menyelesaikan program Pendidikan Profesi Konselor (PPK), sedangkan individu yang menerima pelayanan bimbingan dan konseling disebut konseli.26

Menurut W. S Winkel, seorang guru BK adalah orang memimpin suatu kelompok konseling sepenuhnya bertanggung jawab terhadap apa yang telah terjadi dalam kelompok itu. Dalam hal ini guru pembimbing (konselor) dalam institusi pendidikan tidak dapat lepas tangan dan menyerahkan tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompok sepenuhnya kepada para konseling sendiri. Ini berarti guru pembimbing baik dari segi teoritis maupun segi praktis harus bertindak sebagai ketua kelompok diskusi dan sebagai pengatur wawancara konseling bersama. Oleh karena itu guru pembimbing harus memenuhi syarat yang menyangkut pendidikan akademik,

25 Abu Ahmadi, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, hal 6

26 Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, 2007, hal 8

(40)

kepribadian, keterampilan berkomunikasi dengan orang lain dan penggunaan teknik-teknik konseling.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan guru BK adalah seorang guru yang berfungsi sebagai pemberi bimbingan kepada individu atau siswanya, untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarakat atau dengan kalimat lain guru pembimbing adalah guru yang menjadi pelaku utama dalam suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat. Bantuan semacam ini sangat tepat diberikan disekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang kearah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

2. Guru Bimbingan dan Konseling yang Kreatif

Definisi guru yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari ialah digugu dan ditiru. Guru adalah seseorang yang memiliki karisma atau wibawa sehingga patut untuk kita tiru dan teladani. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah

(41)

orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan akhirnya dapat mencapai tingkat sehingga tujuan akhir dari proses pendidikan.27

Guru adalah tenaga pengajar yang sebagian waktunya khusus diperuntukan bagi pelayanan bimbingan.28 Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai instrumen sekolah mempunyai tugas membantu kelancaran proses belajar dan penyesuaian diri. Bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.29 Artinya bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat memahami dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya, baik disekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Sedangkan pengertian konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain dapat dikatakan konseling adalah teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.30 Dengan demikian guru bimbingan dan konseling adalah seorang tenaga pengajar yang memberikan bantuan kepada individu dalam mencapai tujuannya dengan bertatap muka serta

27 Umi Mahmudah, dkk, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:

UIN Malang-press, 2008), hal 9

28 W. S Winkel, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, hal 130

29 Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, hal 6

30 Anas Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal 15-16

(42)

dengan sikap penerimaan dan pemberian dari konselor kepada klien dalam mengatasi masalahnya.

Andi Yudha, dalam Sri Narwanti menjelaskan bahwa ada beberapa ciri guru kreatif yaitu fleksibel, optimal, respek, cekatan, humoris, inspiratif, lembut, disiplin, responsif, empati.31 Untuk mengukur kreatif tidaknya seorang guru, dapat dilihat melalui ciri-ciri tersebut.

a. Guru yang fleksibel, kecerdasan majemuk, keragaman gaya belajar, dan perbedaan karakter siswa menuntut guru harus fleksibel. Guru harus luwes menghadapi segala perbedaan ini agar mampu menumbuhkan segala potensi siswa.

b. Guru yang optimis, guru harus optimis bahwa setiap siswa memang memiliki potensi dan setiap anak adalah pribadi yang unik. Keyakinan guru bahwa interaksi yang menyenangkan dalam pembelajaran akan mampu memfasilitasi siswa berubah menjadi lebih baik dan akan berdampak pada perkembangan karakter siswa yang positif.

c. Guru yang respect, guru hendaknya senantiasa munumbuhkan rasa hormat di depan siswa sehingga mampu memacu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran sekaligus hal-hal lain yang dipelajarinya.

31 Sri nawanti, creative learning (kiat menjadi guru kreatif dan favorit), yogyakarta:

familia, 2011), hal 7

(43)

d. Guru yang cekatan, anak-anak yang selalu aktif dan dinamis harus diimbangi oleh guru yang aktif dan dinamis pula, sehingga muncul saling pemahaman yang kuat dan akan berdampak positif bagi proses dan hasil pembelajaran.

e. Guru yang humoris, humor-humor yang dimunculkan guru disela- sela pembelajaran tentunya akan menyegarkan suasana pembelajaran yang membosankan. Dengan humor-humor yang segar akan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

f. Guru yang inspiratif, fasilitasilah setiap siswa agar mampu menemukan hal-hal baru yang bermanfaat. Jadikan setiap siswa menjadi pribadi yang bermakna dengan menemukan sesuatu yang positif untuk perkembangan kepribadiannya.

g. Guru yaang lembut, jika siswa merasakan kelembutan setiap kali berinteraksi dengan guru maka hal ini aka membuat pembelajaran menjadi lebih efektif.

h. Guru yang disiplin, ketika seorang guru membuat kebijakan kedisiplinan, maka ingatlah tujuan awal yang diharapkan terhadap perubahan sikap siswa ke arah yang lebih positif.

i. Guru yang responsif, guru hendaknya cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada siswa, sosial budaya, ilmu pengetahuan maupun teknologi.

(44)

j. Guru yang empati, bisa memahami bahwa siswa yang beragam memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang berbeda. Dengan empatinya guru harus mampu membantu siswa yang mungkin kurang cepat dalam menerima pembelajaran.

3. Cara Menjadi Guru yang Kreatif

Adapun 5 cara menjadi guru yang kreatif yaitu sebagai berikut:32

a. Guru menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual.

b. Guru mengukur dengan hati, seberapa keterlibatan siswa dalam tugas yang ia berikan.

c. 5 menit terakhir yang menentukan yaitu untuk merangkum mengenai pelajaran yang sudah dilakukan.

d. Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan hanya budaya asal menjawab dengan betul.

e. Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.

4. Bentuk-bentuk Kreativitas Guru BK dimasa Pandemi

Perkembangan kamajuan bidang tekonologi dan informasi membawa dampak dalam berbagai kehidupan, baik secara individu maupun kelompok. Kemajuan teknologi ini menuntut individu untuk mampu merancang, membuat dan menggunakan serta melaksanakan

32 http://jendela-dunia-pendidikan.blogspot.co.id/. Di akses tanggal 12 Oktober 2020

(45)

teknologi dalam kerja sehari-hari, tak terkecuali dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

Begitu juga dengan penyelenggaraan proses konseling yang tidak hanya dilakukan dengan face to face dalam satu ruangan tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh yang dibantu melalu teknologi informasi yang dikenal dengan istilah e-konseling.

Istilah e-konseling berasal dari bahasa inggris yaitu e-counseling (electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan sebagai proses penyelenggaraan konseling secara elektronik.

Dengan kondisi dimana teknologi sudah menjadi sarana dalam menjalankan setiap aktivitas khususnya dalam bidang konseling maka guru bimbingan dan konseling/konselor harus menguasai keterampilan e-counseling secara umum dan e-counseling secara khusus. Jika tidak maka kondisi bimbingan dan konseling kita akan semakin terpuruk, dan guru bimbingan dan konseling/konselor akan disebut gagap teknologi dan tidak mau berkembang. Beberapa bentuk layanan konseling secara online dapat dilakukan melalui internet/e-counseling, layanan konseling melalui e-mail, dan juga melalui chatting.33

a. Konseling menggunakan e-mail

Konseling dengan menggunakan layanan e-mail lebih bersifat pribadi. Siswa-siswi dapat menguraikan permasalahan dengan cukup lengkap dan jelas karena layanan via e-mail sendiri seperti

33 Catharina Tri Anni dan Zakki Nurul Amin, Wawasan Bimbingan Dan Konseling... hal 29

(46)

surat menyurat, jadi siswa-siswi dapat menguraikan masalahnya sesuai dengan kebutuhannya.

b. Konseling menggunakan chatting

Chat adalah salah satu teknologi yang lebih tua dari internet, sebagai seorang konselor yang menggunakan layanan online mungkin akan menggunakan chatting.

c. Konseling menggunakan video conferense

Adalah seperti menggunakan teks chat, dalam komunikasi yang menyalurkan secara real-time. Videoconferencing membutuhkan peserta didik untuk menggunakan soft ware ( misalnya skype atau iChat). Secara umum peserta harus menggunakan perangkat lunak yang sama. Untuk berpartisipasi dalam sesi konferensi video, webcam dan mikrofon adalah hal-hal yang diperlukan.34

Adaptasi kebiasaan baru New Normal mengubah perilaku relasi dan komunikasi masyarakat, termasuk lingkungan pendidikan sekolah. Kini sudah hampir satu semester peserta didik melaksanakan anjuran sekolah dari rumah, yang artinya selama rentang waktu tersebut mereka tidak bertemu teman sebayanya, dan hanya berinteraksi dengan lingkungan yang terbatas. Pada saat seperti inilah peran guru bimbingan dan konseling makin diperlukan untuk membangun komunikasi dan memberikan perhatian kepada peserta

34 Catharina Tri Anni dan Zakki Nurul Amin, Wawasan Bimbingan Dan Konseling... hal 30

(47)

didik. Guru BK perlu untuk mengenal dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk dapat menjalankan peran mereka sebagai mediator antara sekolah dengan murid juga orang tuanya. Serta membangun komunikasi yang baik dengan konseli, khususnya dimasa pandemi ini.

Guru BK professional salah satunya cirinya mampu mengelola strategi layanan konseling dengan baik. Membangun komunikasi interpesonal dengan peserta didik. Pentingnya guru BK menguasai kompetensi kreativitas dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan.35

Guru BK adalah konselor yang betugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik guru BK harus mempunyai kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi dan mendalam dan menambah wawasan kelimuan guru. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional. Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.

35 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, hal 2

(48)

Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Ketiga, mengembangkan materi pelajaran secara kreatif. Keempat, mengembangkan keprofesionalan seacara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginspirasi siswa dalam belajar dan menumbuhkan kreativitas tentunya diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual.

C. Masa pandemi

Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang dikemudian hari menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. Diduga Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei pada akhir tahun 2019. 36Bencana non alam ini bukan pertama kalinya dihadapi negaranegara di dunia. Sejarah mencatat pernah ada sebelumnya beberapa virus yang juga dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani seperti virus Ebola, SARS, H5N1 atau Flu Burung, HIV, MERS,

36 Eli Satiyasih Rosali, Aktivitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Vol 1, No 1 Tahun 2020, diakses Tanggal 14 Oktober 2020

(49)

dan lain -lain. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan, sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini.

Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 25 Juni telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai 479.433 orang. Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut. Menurut Hongyue dan Rajib dampak pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah, perilaku masyarakat pada masa pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual, transport mode choice, sampai dengan controll access.

Referensi

Dokumen terkait

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMAISLAM NEGERI (IAIN). TULUNGAGUNG

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Tulungagung sebagai Persyaratan. Penyelesaian

2811123133, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Guru

3211113079, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam

12010101032 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, telah diuji dan dipertahankan dalam

Berdasar hasil penelitian yang telah dilaksanakan bahwa peran guru BK dimasa pandemi Covid-19 SMA Negeri 10 Pontianak sudah melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dengan cukup