• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

lxxiv BAB IV ANALISIS DATA

4.7 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif dilihat menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi.

Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskripsi

Variabel n Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Tengah

Deviasi Standar Corporate Social

Responsibility

124 ,13 ,41 ,2529 ,05825

(2)

lxxv (%)

Size (Rp. Ln) 124 28,08 34,23 31,0647 1,64247

ROA (%) 124 -,08 ,03 ,0126 ,01349

Ukuran Dewan Komisaris

(Orang)

124 2,00 9,00 5,0565 1,80019

Umur Perusahaan (Tahun)

124 ,00 31,00 11,9839 7,48004

Valid (Listwise) 124

Sumber : Data Output SPSS diolah

Dari hasil analisis deskriptif pada tab el 4.1, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Nilai minimum CSR setelah dilakukan perhitungan rasio item pengungkapan CSR berdasarkan GRI 3.1 adalah sebesar 0,13 yang diperoleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, sedangkan nilai maksimum CSR berdasarkan GRI 3.1 adalah sebesar 0,41 yang diperoleh PT Bank Central Asia Tbk Tbk. Nilai rata- rata variabel CSR tahun 2010-2013 sebesar 0,2529 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,05825.

2. Nilai minimum ukuran perusahaan dari presentase total asset adalah sebesar 28,08 yang diperoleh PT Bank Saudara Tbk sedangkan nilai maksimum presentase total assetukuran perusahaan adalah sebesar 34,23 yang diperoleh PT Bank Mandiri Tbk. Nilai rata-ratapresentase total asset variabel ukuran perusahaan tahun 2010-2013 sebesar 31,0647 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,64247

(3)

lxxvi

3. Nilai minimum ROAadalah sebesar -0,08 yang diperoleh PT Bank Mutiara Tbk yang berarti PT Bank Mutiara mengalami kerugian, sedangkan nilai maksimum ROA adalah sebesar 0,03 yang diperoleh PT Bank Central Asia Tbk. Nilai rata- rata variabel ROA tahun 2010-2013 sebesar 0,0126 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,01349

4. Nilai minimum UDK sebesar 2 orang komisarisyang diperoelh PT Bank Sinarmas Tbk sedangkan nilai maksimum UDK adalah sebesar 9 orang komisaris yang diperoleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Nilai rata-rata UDKtahun 2010-2013 adalah sebesar 5,0565 dengan standar deviasi sebesar 1,80019.

5. Nilai minimum umur perusahaan adalah sebesar 0tahun yang diperoleh seperti PT BSIM Tbk sedangkan nilai maksimum umur perusahaan adalah sebesar 31 tahun yang diperoleh PT PNBN Tbk. Nilai rata-rata variabel umur perusahaan perusahaan tahun 2010-2013 sebesar 11,9839 dengan nilai standar deviasi sebesar 7,48004.

(4)

lxxvii 4.8 Uji Asumsi Klasik

4.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan uji statistik kolmogorov-smirnov.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 124

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,03725827

Most Extreme Differences

Absolute ,090

Positive ,090

Negative -,054

Kolmogorov-Smirnov Z ,999

(5)

lxxviii

Asymp. Sig. (2-tailed) ,271

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Output SPSS

Dari hasil uji kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2 di atas, dihasilkan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,271.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig. (2- tailed) di besar 0,05 dan model regresi tersebut layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.8.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai VIF, jika nilai tolerance >

0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi tersebut. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

SIZE ,544 1,839

ROA ,770 1,299

Ukuran Dewan Komisaris

,687 1,455

(6)

lxxix

Umur Perusahaan ,780 1,282

a. Dependent Variable: CSR

Sumber : Data Output SPSS

Dari hasil analisis uji multikolinieritas pada tabel 4.3 di atas, dihasilkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi ini dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.8.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplots, jika grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(7)

lxxx

Sumber : Data Output SPSS diolah

Dari hasil analisis uji heteroskedastisitas pada gambar 4.1 di atas, pada grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.8.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan adanya kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji durbin watson.Nilai D-W dari model regresi berganda terpenuhi jika nilai du <

dhitung < d4-du. Hasil analisis uji autokorelasi dengan uji durbin watson adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

(8)

lxxxi

Model Durbin-Watson

1 2,012a

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahaan, ROA, Ukuran Dewan Komisaris, SIZE b. Dependent Variable: CSR

Sumber : Data Output SPSS

Dari hasil pada tabel 4.4 di atas, dihasilkan durbin Watson sebesar 2,012.

Nilai ini akan dibandingkan dengan DW tabel dengan jumlah sample 124, jumlah variabel bebas 4 dan tingkat kepercayaan 5% di dapat nilai batas bawah (dl) = 1,6375 dan batas atas (du) = 1,7727. Oleh karena nilai DW 2,2012 berada di antara batas atas (du) = 1,7727 dan (4-du) = 2,2273, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

4.9 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

(9)

lxxxii

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,586 ,080 -7,334 ,000

SIZE ,028 ,003 ,799 10,044 ,000

ROA ,774 ,289 ,179 2,681 ,008

Ukuran Dewan Komisaris

-,006 ,002 -,179 -2,535 ,013

Umur Perusahaan

-,002 ,001 -,227 -3,423 ,001

a. Dependent Variable: CSR

Sumber : Data Output SPSS

Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas, maka model persamaan regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

CSR = -0,586+0,028SIZE+0,774ROA-0,006UDK-0,002UMUR

Dari hasil model persamaan regresi diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Nilai intercept konstanta sebesar -0,586. Hasil ini dapat diartikan bahwa apabila besarnya nilai seluruh variabel independen adalah 0, maka besarnya kinerja perusahaanakan sebesar -0,586.

2. Nilai koofisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,028. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila ukuran perusahaan bertambah satu satuan, maka CSR akan mengalami peningkatan sebesar 0,0282 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan

(10)

lxxxiii

3. Nilai koofisien regresi variabel ROA sebesar 0,774. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila ROA bertambah satu satuan, maka CSR akan mengalami peningkatan sebesar 0,774 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan

4. Nilai koofisien regresi variabel ukuran dewan komisaris sebesar -0,006. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila ukuran dewan komisris bertambah satu satuan, maka CSR akan mengalami penurunan sebesar 0,006 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan

5. Nilai koofisien regresi variabel umur perusahaan sebesar -0,002. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila umur perusahaan bertambah satu satuan, maka CSRakan mengalami penurunan sebesar 0,002 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan.

4.10 Analisis Koofisien Determinasi (R2)

Hasil analiss koofisien determinasi berganda dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6

Hasil Koofisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,769a ,591 ,577 ,03788

a. Predictors: (Constant), UMUR, ROA, UDK, SIZE b. Dependent Variable: CSR

(11)

lxxxiv Sumber : Data Diolah, 2015

Hasil analisis koofisien determinasi, dihasilkan nilai koofisien determinasi (Adjusted R Square)sebesar 0,577. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya variasi variabel independent dalam mempengaruhi model persamaan regresi adalah sebesar 57,7% dan sisanya sebesar 42,3% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

4.11 Analisis Uji F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi telah lolos uji kesesuaian model. Nilai sig < 0,05 menunjukan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7

(12)

lxxxv Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,247 4 ,062 42,963 ,000b

Residual ,171 119 ,001

Total ,417 123

a. Dependent Variable: CSR

b. Predictors: (Constant), UMUR, ROA, UDK, SIZE

Sumber : Data Diolah, 2015

Hasil uji F dihasilkan nilai F hitung sebesar 42,963 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan..

4.12 Uji Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistic t. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.6. Adapun hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Pertama

(13)

lxxxvi

Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel ukuran peruahaan.Hipotesis pertama penelitian ini menyatakan bahwa Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.Besarnya koefisien regresi ukuran perusahaan yaitu 0,028 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSRsehingga hipotesis pertama penelitian ini dapat didukung.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan akan meningkatkan pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.Ukuran perusahaan salah satu kriteria yang di gunakan oleh para investor dalam menilai asset yang dimiliki perusahaan ataupun kinerja perusahaan. Selain sebagai salah satu kriteria dalam penilaian investor, ukuran perusahaan juga merupakan cerminan dari besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari nilai total asset yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan yang besar pasti mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak serta memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat sekitar perusahaan.

Dampak dari aktivitas operasi yang lebih besar mengharuskan perusahaan melakukan program sosial serta pengungkapan informasi tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan secara lebih luas lagi di bandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil.Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang

(14)

lxxxvii

dilakukan oleh Hasibuan (2001), Sembiring (2005), Gray et.al.(2001), dan Purnasiwi (2011).

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel profitabilitas.Hipotesis kedua penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.Besarnya koefisien regresi profitabilitas yaitu 0,774 dan nilai signifikansi sebesar 0,008. Pada tingkat signifikansi α = 5%;

maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSRsehingga hipotesis kedua penelitian ini dapat didukung.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar profitabilitas akan mengurangi pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas.Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi timbulnya biaya-biaya atas pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut.Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan dengan lebih

(15)

lxxxviii

luas.Terdapat hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan teori keagenan. Menurut teori keagenan perolehan laba yang semakin besar akan menyebabkan perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara lebih luas. Hasil penelitian yang menunjukan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gray et.al.

(2001).

3. Pengujian hipotesis ketiga

Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel ukuran dewan komisaris.Hipotesis ketiga penelitian ini menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.Besarnya koefisien regresi ukuran dewan komisaris yaitu -0,006 dan nilai signifikansi sebesar 0,013. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,013< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaristidak berpengaruhsignifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSRsehingga hipotesis ketiga penelitian ini tidak dapat didukung.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan ukuran dewan komisaris terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin besar dewan komisaris akan mengurangi pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR.

Hasil yang menyatakantidak ada pengaruhsignifikanukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR

(16)

lxxxix

disebabkan karena pengangkatan dewan komisaris tidak diimbangi efektifitas dari peran dewan komisaris itu sendiri. Komisaris yang terlalu besar akan dapat membuat proses mencari kesepakatan dan membuat keputusan menjadi sulit, panjang, dan „bertele-tele‟ sehingga dewan komisaris tidak dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Hal tersebut juga didukung keputusan dalam menentukan jumlah anggota dewan komisaris yang tidak memperhatikan mengenai komposisi, kemampuan, dan integritas anggota sehingga dewan komisaris yang terpilih belum mampu memberikan arahan kepada manajemen dengan baik untuk mencapai transparasi dan meningkatkan kinerja perusahaan.

4. Penjelasan Variabel Kontrol

Pengujian terhadap variabel kontrol ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel umur perusahaan. Besarnya koefisien regresi umur perusahaan yaitu –0,002 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena signifikansi 0,001< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan umur perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility/CSR. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan umur perusahaan terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Semakin besar umur perusahaan akan mengurangi pengungkapan CSR.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Singhvi dan Desai (1971) yang menyatakan bahwa dengan umur yang lebih lama, perusahaan diperkirakan akan meningkatkan praktik pengungkapannya karena dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalam pengungkapan laporan tahunannya dan lebih

(17)

xc

memahami kebutuhan pengguna informasi yang berkepentingan terhadap perusahaan salah satunya adalah pengungkapan CSR. Jika ditelaah lebih lanjut berdasarkan data variabel penelitian dan tahun mulai beroperasinya perusahaan, ternyata terdapat banyak perusahaan dengan nilai umur listing yang tua maupun muda melakukan pengungkapan CSRyang hampir sama. Hasil ini juga disebabkan karena belum banyak perusahaan perbankan yang mengungkapan CSR perusahaan secara luas. Hal tersebut didukung dengan resiko yang rendah dari perbankan terutama dalam bidang lingkungan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.4 Kesimpulan

Hasil Penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Corporate

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pola komunikasi ini, maka akan terbangun kohesivitas kelompok dalam KNPI Kota Pekanbaru, karena adanya kebebasan yang diberikan oleh Ketua KNPI Kota Pekanbaru

Hasil penelitian menemukan faktor-faktor pendorong keterpilihan tiga caleg perempuan dari faktor determinan, mereka menguasai modal politik hal ini memudahkan untuk membangun

atas hasil kerja rekan sejawat secara obyektif, penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan perusahaan, mengetahui kemampuan karyawan yang akan

Selain itu terdapat faktor lain yang juga berpengaruh dalam mekanisme penyelesaian sengketa Pemilukada terletak pada keyakinan Hakim Konstitusi berdasarkan alat

b) Fungsi keperawatan. Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran instalasi gawat darurat, fungsi ini suatu profesi yang dilaksanakan perawat dengan cara merawat

Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode analisis data sekunder, karena menggunakan data-data yang telah ada untuk membahas perbandingan batas aman

Beberapa kendala partisipasi perempuan termasuk kader NU berkiprah dalam politik di Indonesia menurut Khofifah ada beberapa faktor, yaitu: (1) budaya patriarki

Pada tahap proses bimbingan ini penyandang AK dan KS mengikutinya dengan baik walaupun membutuhan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil, dalam penelitian dilapangan