• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DARING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

154 Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021

ANALISIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DARING

Lukman Hakim1, Avita Khoiru Nisa’2, Linawati Ningsih3, Siti Khodijah3 Pendidikan Agama Islam, STAI Muhammadiyah Kota Probolinggo

Email : avitanisa513@gmail.com

ABSTRAK

Covid 19 mulai menyebar ke Negara Indonesia di tahun 2020 hal tersebut masih belum bisa menemukan solusi memutuskan rantai penyebaran covid 19 hingga saat ini, pola asuh orang tua dalam mendampingi dan mendidik anak belajar selama di rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mendeskripsikan mengenai pola asuh orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah selama masa pandemi covid-19.

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian di atas, pada situasi pandemi covid 19 telah mengubah tatanan hidup dari berbagai aspek. Termasuk dalam kegiatan belajar daring dirumah, undang-undang perguruan tinggi nomor 12 tahun 2012, pasal 31 tentang pendidikan jarak jauh (PJJ) Pembelajaran yang dulunya dilakukan di sekolah kini dipelajari di rumah. Namun, pembelajaran daring menimbulkan banyak tantangan. Pola asuh yang diterapkan orang tua sudah semaksimal mungkin di berikan kepada anak, orang tua selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik dalam proses pendidikan untuk menanamkan nilai - nilai dan menumbuhkan kecerdasan spiritual anak , dengan selalu mengupayakan mendampingi anaknya belajar secara rutin dan orang tua juga selalu memberikan pengawasan dan pembatasan kepada anak agar anak tidak selalu memainkan gadget yang nantinya akan berakibat kecanduan gadget.

Abstract

Covid 19 began to spread to the State of Indonesia in 2020 it still could not find a solution to break the chain of spread of covid 19 until now, parenting parents in accompanying and educating children to learn while at home.. The method used in this study is qualitative research with a case study approach that describes the parenting of parents in accompanying children to study at home during the covid-19 pandemic. Based on the results of the discussion and research above,, there is asituation ofthe covid 19 pandemic has changed the order of life from various aspects. Included in online learning activities at home, college law number 12 of 2012, article 31 on distance education (PJJ) Learning that was once done in school is now studied at home. However, online learning poses many challenges. Parenting applied by parents has been as much as possible given to children, parents always want to make their children the best in the educational process to instill values and foster the child's spiritual intelligence, by always trying to accompany their children to learn regularly and parents also always provide supervision and restrictions to children so that children do not always play gadgets that will later result in gadget addiction.

Kata Kunci : Pola Asuh, Orang Tua, Pembelajaran Daring

LATAR BELAKANG

Negara-negara besar di dunia kini terkena wabah, yaitu Coronavirus Disease tahun 2019 (Covid -19) sejak akhir tahun 2019 di Negara Cina. Covid 19 mulai menyebar

(2)

Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021 155 ke Negara Indonesia di tahun 2020 hal tersebut masih belum bisa menemukan solusi memutuskan rantai penyebaran covid 19 hingga saat ini.. Dalam hal ini mengharuskan negara untuk terus waspada, dan menetapkan kebijakan untuk melakukan kegiatan di rumah (lockdown), dalam menerapkan physical distancing sebagai upaya memperlambat penyebaran virus Covid -19.

Semua perkumpulan merasa terhambat karena pandemi virus corona ini, (para siswa) dan para pendidik (pengajar) juga orang tua. Pasalnya, selama ini para orang tua mempermasalahkan kewajiban menyekolahkan anaknya pada pendidik dan sekolah.

Jadi, ketika dihadapkan dengan keadaan seperti ini, orang tua harus menyesuaikan diri dengan kecenderungan baru. Satu lagi efek yang dirasakan oleh orang tua, adalah dari sisi moneter. Banyak orang tua menggerutu dan perlu mempertimbangkan pengeluaran untuk standar web dan kebutuhan kredit. Bahkan ada mahasiswa yang membeli ponsel baru untuk bekerja dengan anak-anak mereka (Fitriana Septi, Adisel, 2021).

Pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012, dijelaskan bahwa PJJ adalah proses belajar mengajar yang diselenggarakan dari jarak jauh dengan menggunakan berbagai media komunikasi. Pjj memberikan layanan pendidikan tinggi kepada sekelompok orang yang tidak mengikuti pelatihan tatap muka atau reguler, memperluas akses dan mempromosikan layanan pendidikan tinggi untuk pendidikan dan peserta didik.

Terdiri dari berbagai model dan jangkauan formal yang didukung oleh fasilitas pembelajaran PJJ dan sistem penilaian yang menjamin kualitas lulusannya sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan signifikan bagi semua kehidupan, termasuk perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam aktivitas sehari hari untukimengarahkanifitrahnya agariberkembangisesuaiidenganiapaiyangidi inginkan berdasarkan agama, norma-norma, dan perilaku yang baik, dengan sadar atau tidak sadar semua orang akan selalu berinteraksi dengan proses pendidikan.

Pendidikan seseorang dimulai sejak manusia lahir ke dunia. Seorang anak bagaikan selembar kertas putih. Lingkungan yang kelak akan menjadi warnanya. Pada usia ini, anak mudah sekali menyerap apa yang ada di sekitarnya, baik perkataan maupun perbuatan. Informasi yang telah disebarluaskan akan terus disebarluaskan hingga mereka dewasa (Yanuarti, 2019; Prasetiya et al., 2018).

Pola asuh orang tua merupakan kebiasaan ayah dan ibu, dalam memimpin, membimbing dan mengasuh anak. Oleh karna itu, pentingnya menerapkan pola asuh yang positifsebagaipondasi awal anak. Lingkungan dan madrasah pertama yang berperan besar dalam membangun kompetensi dan sosial anak adalah orang tua.

Orang tua, sangatlah dibutuhkan dalam proses pendidikan untuk menanamkan nilai- nilai dan menumbuhkan kecerdasan spiritual anak. Dengan beragam polaiasuh, orang tua yangibaik harus mampu membanguniemosi anak stabil untuk meningkatkan pembelajarannya serta memiliki polaaasuhayang tepat dan secara efektifasesuaiadenganakebutuhannya.

Namun, tidak semua orang tua dapat menerapkan polaaasuhayangatepat, perbedaan aktivitas sehari-hari dapat mempengaruhi anak dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua. Ada beberapa orangatua yang sangat memperhatikan anaknya dalamnmendidik. Deminperkembangan potensinya, namun ada sebagian orang tua yang kurang memperhatikan anaknya akibat pekerjaannya. Perbedaan pola

(3)

156 Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021

asuh yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dapat menimbulkan masalah dalam tumbuh kembang anak. Misal, sebagai orang tua yang bekerja tidak bisa mengasuh dan tidak bisa membimbing anaknya dengan baik sehingga berdampak pada psikologis diriaanak.

Kondisi ini sering terjadi pada saat proses pembelajaran, terutama di masa pandemic karena tingginya dukungan orang tua dalam pembelajaran (Fauzi, I., &

Sastra Khusuma, 2020). Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka di sekolah selama masa pandemi telah digantikan dengan pembelajaran secara daring. Oleh karena itu, diperlukannya kerjasama guru, orang tua, dan siswa untuk membuat kegiatan pembelajarannjaraknjauh (PJJ) yangnmaksimal. Selain itu, ada juga orang tua yang paham teknologi dan gagap teknologi (gaptek) dalam menggunakan smartphone. Orang tua juga perlu meluangkan waktu untuk menyampaikan tugas langsung kepada wali kelas mereka. Guru terlalu banyak memberikan tugas sehingga ada keluhan oleh beberapa orang tua, tetapi pada akhirnya mereka membantu tugas anaknya untuk meningkatkan nilai mereka. (Fitriana Septi, Adisel, 2021).

Pada situasi pandemi covid 19 telah mengubah tatanan hidup dari berbagai aspek. Termasuk dalam kegiatan belajar daring dirumah, dalam proses interaksi, kita dapat secara aktif memberikan banyak waktu luas antara anak dan orang tua. Yang tujuannya untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal.

Namun, dalam hal mendorong anak untuk belajar, sebagian orang tua mengalami kesulitan dalam memotivasi anak untuk belajar (Sabiq, 2020). Namun sebagian dari orangntuancenderungnmengalami kesulitan dalam mendampingi anak dalam sehari selama 24 jam. Selain dalam proses belajar, dimungkinkan juga bagi orang tua untuk mengajari anak mereka tentang pentingnya pola hidup sehat anak selama hari-hari biasa..

Berdasarkannuraianndiatas, maka penulis tertarik untuk menelusuri lebih dalam lagi terkait kesuksesan seorangnanaknyang hubungannya dengannpolanasuh orangntuandalamnmendampingi dan mendidik anak belajar selama di rumah. Maka judul penelitiannini adalahnPolanAsuhnOrangnTuanDalamnProses Pembelajaran Daring PadanMasanPandeminCovid-19.

Makna Pola Asuh Orang Tua

Menurut tata bahasa, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pola diartikan sebagai bentuk, sistem, cara kerja, dan model, sedangkan kata asuh ialah mendidik, menjaga dan merawat anak agar dapat mandiri. (Dayak & Kabupaten, 2017; Prasetiya et al., 2020). Menjadi orang tua dapat dipahami sebagai proses hubungan erat antara orang tua dan anak, termasuk pemeliharaan (makan, kebersihan dan perlindungan) dan proses sosialisasi Menjadi orang tua dapat dipahami sebagai proses hubungan intim antara orang tua dan anak, termasuk pemeliharaan (hadiah makan, kebersihan & perlindungan) dan proses sosialisasi (mengajarkan perilaku umum dan menyelaraskan aturan masyarakat).

Proses ini juga melibatkan bagaimana orang tua dapat mengkomunikasikan pengaruh agama, nilai, perilaku, dan minat anak-anaknya. (Putro Zarkasih Khamim, Amri Adly Muhammad, Wulandari Nuraisah, 2020)

Pengasuhan orang tua merupakan sikap orang tua dalam membimbing, menyambut, berinteraksi dan mengasuh anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari

(4)

Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021 157 dengan harapan ingin menjadikan anak sukses dan menjalani kehidupan yang baik.

(Fitriyani, 2015; benny A. D. S. H. Prasetiya, 2019). Pengasuhan anak adalah pola pengasuhan anak yang berlaku dalam keluarga, cara keluarga membentuk perilaku generasi penerus menurut norma dan nilai yang baik, sesuai dengan kehidupan masyarakat. Pola pengasuhan anak yang diterapkan setiap keluarga tentu berbeda dengan keluarga lainnya.

Orang tua adalah ayah dan/atau ibu dari seorang anak melalui hubungan biologis atau sosial. Secara umum, orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam pengasuhan anak-anak, dan dapat memberi mereka gelar ibu/ayah perempuan/laki- laki daripada orang tua biologis (biologis) dari orang yang memenuhi peran ini.

Orangmtua bertanggung jawab atas kebahagiaan kehidupanmkeluarga.

Mengingat peran serta tersebut sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan yang sangat penting bagi anak dalam kehidupan dan kehidupannya kelak, maka orang tua hendaknya meningkatkan bimbingan yang diharapkan. Selama anak berada di rumah pada saat pandemi virus corona, orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak dan peran orang tua sangat mendesak. Ia melahirkan generasi penerus (keturunan) yang cerdas dan bermoral (pribadi) dari sudut pandang orang tua dan masyarakat.. (Chusna Asmaul Puji, 2020)

Orang tua/Wali sebagai perintis dalam sebuah keluarga memiliki tanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka dan tidak boleh ditujukan kepada orang lain, kecuali jika mereka tidak dapat mendidik mereka. Tentang sekolah adalah tempat mereka belajar dan mencari informasi, di mana pendidik memiliki kewajiban sejauh sekolah mereka. Kontribusi para wali sangat besar dalam mendidik dan benar - benar fokus pada anak-anak mereka.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, Quran Surat At Tahrim ayat 6 dalam bahasa arab dalam terjemah Muhammad Quraisy Shihab berbunyi :

ِ ُ ْمٌزٌاٌٌِا ٌاٌِ َلّٰهِ ٌ ُىْوُصٌعِ ا يَِغ ٌٌاَدِغ ٌاظَلِغ ٌةَكىِِٕ لٌاِ ٌهُيٌلٌعِْةٌر ٌجَحُلٌٌوِْس ا ينلٌِ ٌمْ ُىْقا يوًٌِر ٌنُِ ْةُيَلُمٌٌٌوُِ ْةٌسْفُنٌٌٌِاُىْقٌُِىْنٌا ٌٌِنُعَذا يلٌِ ٌهُّعٌ ا ع

ٌِ ُوْزٌاُؤْعِ ٌاِ ٌ ُىْلٌصُفٌعٌو

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dari ayat di atas, sangat terlihat betapa pentingnya pengasuhan yang dimaksudkan untuk sebuah keluarga. Melalui sekolah, bimbingan, dan pendidikan dari wali kepada anak-anaknya, akan membantu peningkatan semangat anak untuk melanjutkan hidupnya.

Penerapan yang diterapkan oleh orang tua paling banyak di Indonesia adalah pola asuh terkait penggunaan internet adalah pola asuh tak acuh atau dengan kata lain orang tua kurang bisa mengontrol kegiatan anak yang berkaitan dengan gawai.

Padahal, orang tua tentu memiliki harapan terhadap anak untuk berperilaku baik sesuai dengan norma.(Gawai & Masa, 2021; Prasetiya et al., 2018)

Dilihat dari bahasanya, memelihara terdiri dari kata-kata contoh dan mengolah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata desain mengandung arti model, kerangka, cara kerja, struktur (konstruksi yang layak), sedangkan kata mendorong

(5)

158 Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021

berarti melanjutkan, sungguh-sungguh memusatkan perhatian, mendidik anak-anak dengan tujuan agar mereka dapat tetap sendirian. (Dayak & Kabupaten, 2017) Dalam situasi pandemi Covid 19 ini, Pola pengasuhan yang digunakan oleh orang tua dalam mendukung, mendidik, dan mendidik anak-anak sangat penting. Karena keluarga merupakan pondasi dasar bagi kehidupan seorang anak, dalam keluarga, anak-anak dapat memahami dan meniru semua jenis kecenderungan, perilaku, sifat-sifat baik dan ketat yang telah menjadi kecenderungan dalam keluarga.

Menurut (Gawai & Masa, 2021) pola asuh anak dalam dunia psikologi, terdiri dari tiga jenis pola asuh, sebagai berikut :

a. PolanAsuhnOtoriter

Pola asuh pertama menempatkan orang tua sebagai otoritas tertinggi (otoriter) dan mendominasi pola asuh. Ciri-ciri orang tua otoriter: tegas, tegas, dan menghukum jika tidak mengikuti aturan.

Pola asuh ini membentuk anak dengan kepribadian yang disiplin dan patuh.

Sayangnya, bagaimanapun, orang tua otoriter sering menggunakan ungkapan

"pendapatan" untuk mengekspresikan pendapat mereka tanpa mengkhawatirkan pendapat atau keinginan anak-anak mereka. Orang tua cenderung berpikir bahwa mereka selalu benar dalam memberikan pendapat. Sering kali orang tua hanya bisa menyalahkan saja, akibatnya anak sering berbohong dengan mengatakan tidak menggunakan gawai karena takut dimarahi, padahal gawainya di balik buku atau di balik bantal. Selain itu, saat pembelajaran daring mereka memanfaatkan kelihaiannya dalam menggunakan gawai dengan meng-copy tugas atau mengganti nama temannya yang mengumpulkan tugas dengan namanya sendiri agar mendapat nilai bagus.

b. PolanAsuhnPermisif

Merupakan Pengasuhan lunak 180 derajat terbalik dari pengasuhan diktator.

Contoh ini dikenal sebagai sifat memanjakan anak-anak atau "di seluruh papan".

Wali yang toleran menjadi teman lama bagi anak-anak mereka karena mereka memberikan perhatian, kehangatan, dan koneksi yang luar biasa tanpa adanya batasan dan aturan. Satu lagi atribut dari desain pengasuhan ini adalah bahwa wali secara konsisten mendorong anak-anak mereka untuk bertindak tanpa pamrih, sesuai keinginan mereka, untuk mengakui apa yang mereka butuhkan, dan tidak menetapkan batasan untuk anak-anak mereka sehingga mereka jarang mendisiplinkan mereka. Akibatnya anak semakin terbuai dengan penggunaan gawai, bermain “TikTok” tanpa batasan, bermain game berjam-jam dan kebebasan lainnya.

Anak-anak yang tumbuh dengan pengasuhan yang lembut memang menjadi imajinatif karena mereka terbiasa untuk mengungkapkan pikiran mereka. Namun, dalam jangka panjang, anak-anak menjadi bingung karena mereka tidak terbiasa dengan batasan saat ini. Hal ini dapat mempersulit anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan iklim, egois, individualistis, meminta, akan secara umum agitator, dan membutuhkan inspirasi untuk belajar.

c. PolanAsuh Demokratis

Pola asuh demokratis merupakan kombinasi dari pola asuh otoriter dan pola asuh yang toleran. Jika batasan itu dilanggar, anak-anak diberikan batasan dan hasil

(6)

Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021 159 yang konsisten. Maksud dari batasan dan konsekuensinya juga dijelaskan kepada anak agar komunikasi tetap berjalan efektif. Ini juga berlaku pada penggunaan gawai, mereka diberi otonomi tetapi juga dituntut bertanggung jawab dengan penggunaannya.

Orang tua mengajak anak untuk berpikir dampak positif dan negatifnya dalam menggunakan gawai, menentukan bersama konsekuensinya, seandainya anak melanggar kesepakatan awal. Dengan begitu timbul kesadaran anak untuk menggunakan gawai secara bijak. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak memungkinkan mereka untuk jujur dan patuh kepada anak-anaknya.

Makna Pembelajaran daring

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, sebagai keluaran dari interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat berkesinambungan, fungsional, aktif, proaktif, dan terarah. Menurut interpretasi para ahli pendidikan dan psikologi, proses perubahan perilaku dapat terjadi dalam berbagai kondisi. Pembelajaran merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan ke dalam skemata pelajar.

Pembelajaran daring Adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan internet yang memiliki kemampuan memunculkan berbagai jenis interaksi.

Pembelajaran ini juga membutuhkan sebuah media pembelajaran seperti laptop, handphone maupun komputer. Dengan adanaya media tersebut interaksi antar guru, orang tua, dan anak secara bersamaan dapat mempermudah dalam proses pembelajaran.

Bahkan realisasi berbasis web yang awalnya hanya 14 hari, kini telah diperpanjang hingga April 2020. Selain itu, Ujian Nasional (UN) telah dibatalkan, dan observasi internet dilakukan oleh masing-masing sekolah pada siswanya. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, sejak 2015 UN sampai saat ini belum menjadi penentu kelulusan dan pilihan masuk sekolah. Begitu pula dengan kesedihan yang mendalam untuk dilewatkan pada tahun ini karena kasus krisis Covid- 19, pihaknya tidak dapat menyelesaikan perencanaan yang matang. (Chusna Asmaul Puji, 2020)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mendeskripsikan mengenai pola asuh orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah selama masa pandemi covid-19. Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia dini dan usia sekolah dasar dengan jumlah 6 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kedopok Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo melalui prosedur intervew.

Tabel. Data Subyek Penelitian

No Nama Usia Jenjang Pendidikan

1 ST 35 SD

2 DN 30 SMP

3 HM 25 SD

4 AH 32 SMA

5 SK 30 SMP

(7)

160 Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021

6 LW 29 SMP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejak terjadinya pandemi COVID-19, pemerintah meliburkan semua sekolahpada bulan Maret 2020 dan dialihkan dengan pembelajaran jarak jauh yang biasa disebut dengan pembelajaran DARING (dalam jaringan). pembelajaran ini di lakukan karena semakin maraknya orang yang terpapar covid 19.

Pandemi covid-19 ini membuat semua kehidupan mengalami perubahan yang berarti termasuk perubahan dalam dunia Pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam aktivitas sehari hari untuk mengarahkan fitrahnya agar berkembang sesuai dengan apa yang di inginkan berdasarkan agama, norma-norma, dan perilaku yang baik, dengan sadar atau tidak sadar semua orang akan selalu berinteraksi dengan proses pendidikan. Pola asuh orang tua lah yang sangat berpengaruh dalam pendidikan dan lainya, tetapi tidak semua orang tua bisa mengasuh dengan baik anaknya.

Berdasarkan penemuan penelitian di daerah kedopok bahwasannya setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda.

Sebagaimana seorang dari respond menurut ST beliau mengalami kendala yaitu kurangnya bantuan paket data dari sekolah. Dalam belajar daring beliau selalu berusaha mrngontrol dan mendampinginya di karnakan beliau sibuk dengan urusan di rumahnya, selain itu beliau memberikan pembatasan gadged, di karenakan si anak tersebut sering memainkan gadged dan lupa akan tugas sekolahnya.

Responden DN mengatakan di dalam pebelajaran daring orang tua selalu mengupayakan, memantau dan mengontrol anak agar selalu mengikuti pembelajaran secara rutin,dan dapat memberikan pengawasan lebih dan batasan waktu dalam penggunaan gadged agar tigak membiasakan si anak kecanduan dengan gadged.

Kendala yang di alami seperti biasa kurangnya bantuan paket data dari sekolah.

Sedangkan menurut HM dalam mendampingi anak sudah berusaha lebih akan tetapi HM kualahan di karnakan si anak kurang bisa di kontrol dan HM melelakukan tindakan berupa hukuman ringan tujuan nya agar si anak dapat mengikuti proses pembelajaran yang berikan oleh gurunya.

Menurut responden AH mengatakan bahwa mendampingi anak belajar tidak mudah baginya di karnakan AH tersebut termasuk orang tua yang pekerja, AH bisa mendampingi anaknya sepulang dari bekerja. Kendala dari AH selama daring adalah sarana hp, beliau selalu membatasi penggunaan hp, karna putrinya tidak di bekali hp selama beliau bekerja, selain usia yang masih belia sebagai orang tua khawatir, dan kendala yang lain anak tidak mudah untuk mendapatkan penjelasan dari kita, rasa emosional orang tua ke anak selalu terbawa, beda jika mereka mendapat penjelasan langsung dari guru. Dalam mengerjakan tugas sekolah beliau meminta dispensasi waktu kepada wali kelas, baru sepulang kerja anak bisa mengerjakan tugasnya dan sekaligus beliau bisa mendampinginya. AH sebagai orang tua tidak pernah memaksakan kehendak diri sendiri, beliau memberikan pemahaman yang mudah untuk di cerna ataudi mengerti oleh si anak. AH merasakan putrinya lebih ceria ketika sebelum pandemi karena bisa bertatatap muka dengan guru dan teman teman nya, dan saat pandemi semua kegiatan terbatas, anak kurang bebas dalam berkretifitas yang paling mereka rasakan ialah rindu guru dan teman teman sekolah. Selama mendampingi anak belajar AH memberikan hukuman ringan berupa belajar dengan

(8)

Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021 161 waktu yang lebih lama, jika anaknya tersebut melakukan kesalahan atau nilai si anak memburuk, sebaliknya jika si anak melakukan perkerjaan baik dan mendapat nilai yang baik AH memberikan hadiah sebegai motivasi agar putrinya lebih rajin belajar.

Menurut SK pembelajaran di rumah tetap di lakukan seperti biasa, beliau mengajari anak dengan pedoman yang ada di buku serta beliau memberikan pemahaman sendiri kepada anak dan juga ikut memyimak sehingga nantinya beliau jelaskan ulang ketika anak tidak paham dengan pelajaran yang guru berikan. Kendala yang di alami SK ketika pembelajaran daring ialah orang tua baru mengenal aplikasi seperti Zoom Meeting, apalagi menggunakanya, beliau sebagai orang tua merasa terbatas pengetahuannya di karnakan zaman sekarang beda dengan zaman dahulu, dan orang tua di tuntut untuk memiliki hp juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli kuota yang harganya juga di anggap lumayan. Menutut beliau pembelajaran daring kurang efektif karana terbatasnya jam pelajaran serta materiyang di berikan guru ujung-ujungnya selalu dengan pemberian tugas akhirnya anak kurang memahami pelajaran tersebut. Perubahan perilaku anak SK sebelum pandemi baik baik saja seperti biasanya sedangakan saat pandemi anak dari SK mengalami perubahan yaitu selalu bermalas malasan, dan sering bermain hp di karnakan terlalu lama di rumah an tidak ada kegiatan sama sekali

Menurut responden yang terakhir LW , beliau merasa sebagai orang tua kurang mempunyai skill untuk mengajarkan materi meteri yang di berikan oleh guru yang sudah berkompeten dan beliau lebih bergantung pada google serta lebih memilih mengajarkan anak nya kepada orang lain (Les / Bimbel). Selama pandemi beliau memperbolehkan banyak hal yang dapat anaknya lakukan asalkan tetap dalam pengawasan beliau. Selama pandemi anaknya juga lebih sering bermain h

PENUTUP

Berdasarkannhasil pembahasan dan penelitian di atas Pada situasi pandemi covid 19 telah mengubah tatanan hidup dari berbagai aspek. Termasuk dalam kegiatan belajar daring dirumah, undang-undang perguruan tinggi nomor 12 tahun 2012, pasal 31 tentang pendidikan jarak jauh (PJJ) Pembelajaran yang dulunya dilakukan di sekolah kini dipelajari di rumah. Namun, pembelajaran daring menimbulkan banyak tantangan.

Problem ini di alami olehnsiswa maupun orang tua. Selama pembelajaran di rumah siswa leibh banyak bermain entah itu bermain gadget ataupun lainnya sehingga tak banyak dari orang tua memberikan hukuman ringan kepada anaknya.

Polanasuhnyangnditerapkannorangntua sudah semaksimal mungkin di berikan kepada anak, orang tua selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik dalam proses pendidikan untuk menanamkan nilai - nilai dan menumbuhkan kecerdasan spiritual anak , dengan selalu mengupayakan mendampingi anaknya belajar secara rutin dan orangntua juga selalunmemberikannpengawasan dan pembatasan kepada anak agar anak tidaknselalu memainkan gadget yang nantinya akan berakibat kecanduan gadget.

DAFTAR PUSTAKA

Chusna Asmaul Puji, A. D. M. U. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Anak Usia Sekolah Dasar. Premiere, 2(1), 11–30.

(9)

162 Al-Muaddib, Volume. III Nomor 2, Oktober 2021

Dayak, M., & Kabupaten, H. (2017). POLA ASUH ORANG TUA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK. Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1), 33–48.

Fauzi, I., & Sastra Khusuma, I. H. (2020). Teachers’ Elementary School in Online Learning of COVID-19 Pandemi Conditions. Jurnal Iqra’ : Kajian Ilmu Pendidikan, 5(1), 58–70.

Fitriana Septi, Adisel, I. D. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mensukseskan

Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas III Sekolah Dasar.

Jurnal of Elementary School (JOES), 4(1), 22–30.

Fitriyani, L. (2015). Peran pola asuh orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak. Lentera, XVIII(1), 93–110.

Gawai, P., & Masa, D. I. (2021). Tantangan pola asuh orang tua dalam penggunaan gawai di masa pandemi. Pendidikan, Soaial, Dan Agama, 6(6), 117–123.

Prasetiya, benny A. D. S. H. (2019). Bimbingan Orang Tua, Kedisiplinan dan

Kosntribusinya Terhadap Pencegahan Perilaku Menyimpang. Shautut Tarbiyah, 25(2), 221–238.

Prasetiya, B., Hasan, M., Sitaresmi, P. D. W., & Dheasari, A. E. (2020). The

Contribution of The Intensity of Playing Online Games and The Supervision of Both Working Parents Towards Children’s Religiosity. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 171–186. https://doi.org/10.14421/jpai.2020.172-05

Prasetiya, B., Rofi, S., & Setiawan, B. A. (2018). PENGUATAN NILAI KETAUHIDAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN ISLAM. Journal of Islamic Education (JIE), III(1), 1–15.

Putro Zarkasih Khamim, Amri Adly Muhammad, Wulandari Nuraisah, K. D. (2020).

Pola interaksi anak dan orangtua selama kebijakan pembelajaran di rumah. Jurnal of Islamic Educatiaon, 1(1), 125–140.

Sabiq. (2020). Persepsi orang tua siswa tentang kegiatan belajar dirumah sebagai dampak penyebaran covid 19. Ilmu Pendidikan Pkn Dan Sosial Budaya, 4(1), 01–07.

Yanuarti, E. (2019). Pola Asuh Islami Orang Tua dalam Mencegah Timbulnya Perilaku LGBT Sejak Usia Dini. Cendikia, 17(1), 57.

Referensi

Dokumen terkait

kembali ke bentuk semula ( irreversible). Hasil pertumbuhan 19 genotipe gandum menunjuk- kan perbedaan pada beberapa genotipe. Hal ini tampak jelas pada parameter umur berbunga,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pelaksanaan diklatpim IV pada tahun 2014 di Kabupaten Pringsewu telah menggunakan pola baru dengan perubahan kurikulum, penekanan

konsep adaptasi mahluk hidup terhadap lingkungan. Kondisi ekosistem sungai Padang Guci, Air Nelenagau, dan Air Nipis sebagai habitat ikan Sicyopterus

(1) Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah melaksanakan tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan pemungutan pendapatan daerah dari pajak dan

Website menampilkan informasi data yang dikirimkan oleh data logger Untuk menjamin kesesuaian informasi yang disediakan oleh website dengan kondisi aktual data sensor

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, maka penelitian tentang optimasi parameter respon mesin cetak sistem injeksi perlu dilakukan dengan prosedur terpadu yang

Oleh karena itu kerja sama orang tua dan guru dalam membina minat belajar peserta didik selama “Stayhome” Covid-19 SMKN 1 Nurussalam sangat penting dan akan

Hasil pengujian model ANSWERS pada lima kejadian hujan menunjuk- kan antara nilai limpasan prediksi de- ngan model (Q-prd) dan nilai aktual- nya (Q-act) tidak