• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

Untuk mendapatkan pengertian yang objektif tentang belajar maka dibawah ini ada beberapa pendapat ahli psikologi, khususnya ahli psikologi pendidikan tentang belajar sebagai berikut:

Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkugan yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1983). sedangkan menurut Ratna Wilis Dahar (1989) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Tabrani Ruyan (2006) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan individu melalui interaksi dengan lingkungan. Kemudian Rahadi, Aristo (2003) mengemukakan hal yang senada bahwa belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya.

2.1.2 Hasil Belajar

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan kata hasil belajar sering

disebut prestasi belajar (WJS Poerwadarmanto: 1976). Tri Anni Chaharina

(2004) mengatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar.

(2)

2.1.3 Hakikat IPA

Dorongan ingin tahu telah terbentuk secara kodrati mendorong manusia mengagumi dan mempercayai adanya keterampilan pada alam. Hal ini mendorong munculnya sekelompok orang berfikir. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dipahami oleh orang lain. Dorongan ingin tahu meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya. Penemuan yang dapat diuji kebenarannya oleh orang lain dapat diterima secara universal.

Dengan demikian dari pengetahuan akan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan yang didapat melalui percobaan, didukung oleh fakta menggunakan metode berfikir secara sistematis dapat diterima sebagai ilmu pengetahuan yang selanjutnya disebut produk, sedangkan langkah-langkah dilakukan merupaka suatu proses. Langkah-langkah atau proses ditempuh dalam mengembangkan ilmu menjadi cara atau metode memungkinkan berkembangnya pengetahuan. Ada hubungan antara fakta dan gagasan. Pola memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah dianut orang secara umum. menurut Hendro Darmodjo dan Kaligis, JR E (1992 : 3-5) IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan cara tertentu yang sifatnya analisis, cermat, lengkap dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain. IPA dapat dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia memahami berbagai gejala alam. IPA dapat pula dipadang sebagai fakta yang menyebabkan sikap dan pandangan yang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.

Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Pelajaran IPA tidak semata-mata member pengetahuan tentang IPA pada siswa, tetapi juga ikut membina kepribadian anak.

Mata pelajaran IPA berfungsi untuk :

(3)

a. Memberi pengetauan tentang berbagai jenis dan lingkungan alam dan lingkungan dalam kaitan dengan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. (Depdikbud, 1997)

2.1.4 Penilaian Hasil Belajar IPA

Penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Sebagai alat penilai hasil pencaaian tujuan dalam pembelajaran, penilaian dilakukan secara terus-menerus. Hasil penilaian bermanfaat untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar yang dilaksanakan. (Muhammad Ali, 1983).

Dalam kurikulum mata pelajaran IPA ditetapkan tujuan pengajaran IPA di SD adalah agar siswa :

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitarnya.

c. Sikap ingin tahu, tekan, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.

d. Mampu menggunakan teknologi sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

(4)

e. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

(Depdikbud, 1994/1995).

Untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran IPA yang telah dirumuskan dilakukan penilaian sebagai prestasi belajar siswa dalam bentuk penilaian tes tertulis dan penilaian ketrampilan proses. Penilaian ketrampilan proses dilakukan dengan penilaian :

a. Penilaian perbuatan untuk mengetahui kemampuan sisawa dalam menguasai beberapa keterampilan tertentu.

b. Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan cara kerja anak, selama melakukan kegiatan dan menguji coba alat kerja.

c. Penilaian hasil kerja anak lebih menekankan pada proses dan perilaku sikap teknologi bukan hanya menilai produk saja. (Depdikbud, 1999).

Pendidikan di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek disekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda seperti berat, warna dan bentuknya.

Kemampuan yang dikembangkan adalah menggolongkan dengan berbagai cara, menyusun dan merangkai berurutan, melakukan proses berfikir kebalikan, melakukan operasi matematika, seperti menambah, menguragi dan mengalikan. Anak SD sudah mampu mengklasifikasikan bagian-bagian, struktur dan fungsi. dia berfikir kebalikan misalnya merpati termasuk burung, burung itu bertelur maka anak dapat menyimpulkan bahwa merpati dapat bertelur. Anak belum dapat berfikir abstrak tetapi ia dapat membuat hipotesis sederhana. (Wahyana, 1997).

Ruang lingkup IPA di SD mencakup makhluk hidup dan proses kehidupannya, kesehatan dan makanan, penyakit dan pemecahnya, membudayakan alam dan kegunaannya, pemeliharaan dan pelestariaannya.

2.1.5 Pembelajaran IPA di Kelas III Sekolah DAsar

(5)

Unsur penting dalam pembelajaran ialah merangsang serta mengerahkan sisawa untuk belajar. Belajar dapat dirangsang dan diarahkan dengan berbagai macam cara yang mengarah pada tujuan.

Adapun caranya pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas III SD yaitu:

a. Pendekatan factual merupakan pendekatan dengan menggunakan factual bermaksud menyodorkan hasil-hasil penemuan pada siswa.

b. Pendekatan konseptual merupakan pendekatan dengan memberikan gambaran untuk memahami konsep, dengan obyek-obyek kongkrit memperoleh fakta, melakukan eksplorasi dan manipulasi secara mental dan sekedar menghafal.

c. Pendekatan proses merupakan pendekatan yang didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuwan.

Teori Gagne menganggap belajar sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang mengubah tingkah lakunya cukup tepat dan perubahan tersebut bersifat relative sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi baru. Model belajar Gagne meliputi :

a. Mengaktifkan motivasi.

b. Member tahu pembelajaran tentag tujuan-tujuan belajar.

c. Mengarahkan perhatian.

d. Merangsang ingatan.

e. Menyediakan bimbingan belajar.

f. Membantu transfer belajar.

g. Memperhatikan dan member umpan balik. Noehi Nasution, (1998).

Dari uraian diatas maka pembelajaran IPA kelas III SD dengan metode

Eksperimen sangat relevan. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat dilatih

untuk melakukan kegiatan ilmiah dan berfikir ilmiah. Sebagai hasil belajar

(6)

siswa tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan nilai ilmiah.

2.1.6 Pengertian metode eksperimen

Metode eksperimen ialah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri, sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, merencanakan eksperimen dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata melalui eksperimen siswa tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam percobaan yang dilakukan (Rusna: 1998). Metode eksperimen dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan seperti:

keterampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat pola , membuat hipotesis, merencanakan eksperimen, mengendalikan variable, mengintrespresikan data, membuat kesimpulan sementara, meramal, menerapkan , mengkomunikasikan dan mengajukan pertanyaan (Arsyad, Azhar: 2004).

Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam, dapat dilakukan di laboratorium maupun dialam terbuka.

Metode ini mempunyai arti penting Karena memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk persamaan dan kemauan anak (Haryanto: 2004).

Langkah-langkah Metode Eksperimen

1. Guru menjelaskan kepada siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan serta mengamati alat peraga yang sedang dijelaskan yang bertujuan tercapainya pembelajaran IPA tentang materi Energi Gerak untuk membuat kincir angin dengan menggunakan metode Eksperimen.

2. Guru menjelaskan kepada siswa alat-alat yang akan digunakan yaitu

gunting, paku, jangka, pensil, lem, sedotan, dan bahannya yaitu kertas

(7)

bias berbentuk persegi berukuran sisi 20 cm atau lingkaran bergaris tengah berukuran 20 cm.

3. Guru menyuruh siswa untuk membagi kelompok menjadi 3 (tiga), tiap kelompok berjumlah 3 sampai 4 siswa yang bertujuan untuk berdiskusi tentang materi energi gerak untuk membuat kincir angin mainan dari kertas dengan menggunakan metode eksperimen.

4. Guru membimbing siswa dalam pembuatan kincir angin mainan dari kertas, yang bertujuan supaya siswa tidak banyak mengalami kesulitan.

5. Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok maupun individu dalam pebuatan kincir angin mainan dari kertas.

6. Guru dan observer mengadakan evaluasi dalam bentuk tertulis dan pengamatan secara berkelompok maupun secara individu.

7. Guru memberi umpan balik positif dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat, dan hadiah terhadap keberhasilan siswa.

8. Guru dan observer mengadakan penilaian remidi atau perbaikan bagi siswa yang belum tuntas, penilaian pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas.

9. Tindak lanjut, guru memberi PR.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Kelebihan Metode Eksperimen

a. Siswa aktif mengalami atau membuktikan sendiri.

b. Siswa dapat membuktikan sendiri teori-teori yang pernah diterima.

c. Siswa mendapat kesempatan melakukan langkah-langkah berfikir ilmiah.

Kelemahan Metode Eksperimen

a. Akan kurang berhasil apabila alat-alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.

b. Kemungkinan tidak akan membawa hasil yang diharapkan apabila

siswa belum cukup pengalaman.

(8)

c. Kadang-kadang ada eksperimen yang waktunya panjang, sehingga waktu yang ada dijadwal pelajaran disekolah tidak cukup.

Kesimpulan Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu metode dimana siswa melakukan percobaan atau pekerjaan dalam pelajaran tertentu yang telah diperagakan atau didemonstrasikan oleh guru secara berkelompok atau individu. Juga menurut Djamarah (2003) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan pada anak didik perorangan atau kelompok dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

2.1.7 Penerapan Energi Gerak

Karya yang menunjukkan bahwa angin menghasilkan energi gerak adalah kincir angin. Kincir angin adalah kincir yang digerakkan oleh angin seperti kincir air, kincir angin dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik, kincir angin biasa atau kincir angin mainan.

2.2 Kerangka Berfikir

Kondisi awal

Pembelajaran belum menggunakan metode eksperimen

Hasil belajar siswa rendah

TINDAKAN Pembelajaran sudah

menggunakan metode eksperimen

SIKLUS I

SIKLUS II Kondisi

akhir

Diduga pembelajaran IPA melalui metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(9)

2.3 Hipotesis

penggunaan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Tentang Energi gerak pada siswa kelas III SD Negeri Sentul Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Referensi

Dokumen terkait

Karena mereka adalah sebagai korban lingkungan yang negatif, hal yang mendasari anak/ remaja berperilaku moral menyimpang adalah karena kurangnya pendidikan tentang

Kebebasan individu sebagai warga negara merupakan hak mutlak dan serentak merupakan tuntutan kewajiban untuk bertangungjawab terhadap diri sendiri dan jaminan hak

Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran

Mengakhiri pembahasan artikel sederhana ini maka penulis perlu menegaskan bahwa pada realitasnya masyarakat beragama dalam menjalankan keberagamaannya selalu berpegang pada

Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa timbulnya keahlian tertentu pada seseorang sangat di tentukan oleh bakat yang di milikinya, sehubungan dengan bakat ini mempunyai

Ketepatan pasien perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien yang tidak memungkinkan penggunaan obat tersebut atau keadaan

Dalam penelitian ini dibuat 5 formula mikroenkapsul dan 1 kontrol untuk mendapatkan formula yang efisien sebagai bahan campuran pembuatan roti yang dapat dilihat pada Tabel 1..

Pada strategi SO ( Strengh and Opportunity ) berdasarkan perumusan matrik kualitatif analisis SWOT yang telah dilakukan, maka terdapat empat strategi progresif dalam