• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGESAHAN JURNAL. Oleh NELLY ISHAK NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGESAHAN JURNAL. Oleh NELLY ISHAK NIM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGESAHAN JURNAL

MENINGKATKAN NILAI AGAMA MORAL MELALUI TEKNIK PEMBIASAAN PADA USIA 4-5 TAHUN KELOMPOK

BERMAIN MO’OPIA DESA TOLOMATO KECAMATAN SUWAWA TENGAH

KABUPATEN BONE BOLANGO

Oleh

NELLY ISHAK NIM 153 411 103

Pembimbing I

Dra. Dajani Suleman, M. Hum Nip. 19581007 198501 2 001

Pembimbing II

Dr. Ummyssalam Duludu, M.Pd Nip. 19660515 200312 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo

Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd NIP. 19801101 200912 2 001

(2)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

MENINGKATKAN NILAI AGAMA MORAL MELALUI TEKNIK PEMBIASAAN PADA USIA 4-5 TAHUN KELOMPOK

BERMAIN MO’OPIA DESA TOLOMATO KECAMATAN SUWAWA TENGAH

KABUPATEN BONE BOLANGO

NELLY ISHAK

Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dr. Ummyssalam Duludu M.Pd.

Nelly Ishak, 2015 “Meningkatkan Nilai Agama Moral Melalui Teknik Pembiasaan Pada Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Program S-1 PAUD, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum, dan Pembimbing II Dr. Ummyssalam Duludu M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah: Meningkatkan Nilai Agama Moral Anak Teknik Pembiasaan Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian terdiri dari: tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi. Hasil observasi awal diperoleh data untuk rata-rata peningkatan nilai agama moral anak pada aspek, (a) Mengenal Tuhan melalui Agama yang dianutnya, (b) Meniru gerakan beribadah, (c) Mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, (d) Membiasakan mengucap salam dan membalas salam, diperoleh kriteria mampu 25%. Pada pelaksanaan kegiatan siklus I meingkat menjadi 65%, dan pada kegiatan siklus II meningkat menjadi 85%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui teknik pembiasaan dapat meningkatkan Nilai Agama Moral Anak Pada Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan. Oleh karena itu teknik pembiasaan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan nilai agama moral agar anak mampu mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya, meniru gerakan beribadah, mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, dan membiasakan mengucapkan salam dan membalas salam.

Kata Kunci : Nilai Agama Moral, Teknik Pembiasaan

(3)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

I. LATAR BELAKANG

Nilai agama moral merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua dan pendidik. Anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari sebuah bangsa dan sekaligus merupakan sebuah amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Dalam siklus kehidupan manusia, masa kanak-kanak merupakan periode yang paling penting, namun sekaligus juga merupakan periode yang memerlukan perhatian dan kesungguhan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab mengenai kehidupan anak.

Menurut Drajat (2008:11) bahwa nilai agama moral anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari usia 0-12 tahun. Masa kanak-kanak merupakan sebuah periode pembentukan watak, kepribadian dan karakter dari seorang manusia agar mereka memiliki kekuatan dan kemampuan serta mampu berdiri tegak dalam meniti kehidupan. Oleh sebab itu kedua orang tua dan pendidik di tuntut untuk memenuhi kebutuhan anak agar mereka terpelihara serta dapat menerapkan semua petunjuk dan pedoman yang di berikan kepada mereka untuk bekal kehidupan kelak dikemudian hari.

Berdasarkan observasi awal pada Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango terhadap 20 anak yang jadi objek penelitian hanya 5 anak (25%) yang sudah mampu mengenal Nilai Agama Moral, sedangkan 15 anak (75%) belum nampak adanya perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Nilai agama dan moral yang diharapkan dapat dihubungkan dengan perilaku anak. Hal ini dapat dilihat pada perilaku anak misalnya: (a) Meniru gerakan beribadah, (b) Mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, (c) membiasakan mengucap salam dan membalas salam. Dari ketiga hal tersebut sangat erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian anak yang dapat dilakukan secara bertahap misalnya membiasakan untuk meniru gerakan beribadah, mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, dan membiasakan mengucap salam dan membalas salam.

Namun kenyataannya dilapangan kegiatan seperti ini belum dilaksanakan secara optimal.

(4)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

II. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Nilai Agama Moral

2.1.1 Pengertian Nilai

Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola pemikiran, perasaan, keterkaitan maupun perilaku. Namun akan berbeda jika nilai itu dikaitkan dengan agama, karena nilai sangat erat kaitannya dengan perilaku dan sifat-sifat manusia, sehingga sulit ditentukan batasannya dan keabstrakannya itu.

Menurut Muda (2008:387) bahwa nilai adalah sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan suatu konsep yang mengandung tata aturan yang dinyatakan benar oleh masyarakat karena mengandung sifat kemanusiaan yang pada gilirannya merupakan perasaan umum, identitas umum yang oleh karenanya menjadi syariat umum dan akan tercermin dalam tingkah laku manusia.

2.1.2 Hakekat Agama

Dalam bahasa Arab, agama berasal dari kata ad-din yang artinya sejumlah aturan yang disyariatkan Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang menyembah kepada-Nya, baik aturan yang menyangkut kehidupan duniawi dan yang berkenaan dengan ukhrowi.

Menurut Nasution (2010 : 9) kata agama tersusun atas dua kata yakni: kata a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun-temurun. Sedangkan menurut Muda (2008:18) agama adalah kepercayaan kepada tuhan dengan aturan syarat-syarat tertentu.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa nilai agama Islam adalah sejumlah tata aturan yang menjadi pedoman manusia dalam setiap tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga dalam kehidupannya dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir dan batin dunia dan akhirat.

2.1.3 Sumber Nilai Agama

Nilai agama merupakan bagian dari nilai material yang terwujud dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani. Nilai agama (religi) merupakan

(5)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

tindakan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan kamil). Nilai agama sifatnya mutlak kebenarannya, universal dan suci. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan, nafsu manusiawi, dan mampu melampaui subjektifitas golongan, ras, bangsa dan stratifikasi sosial. Islam merupakan ajaran yang dapat membina pribadi muslim seutuhnya dalam wujud sifat-sifat iman, taqwa, jujur, adil, sabar, cerdas, disiplin, tenggang rasa, bijaksana, dan tanggung jawab (Muda, 2008:128)

Dari berbagai sumber nilai keagamaan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa setiap tingkah laku manusia haruslah mengandung nilai-nilai agama Islam yang pada dasarnnya bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang harus senantiasa dicerminkan oleh setiap manusia dalam tingkah lakunya di kehidupan sehari-harinya dari hal-hal kecil sampai yang besar sehingga ia akan menjadi manusia yang berprilaku utama dan berbudi mulia.

2.1.4 Penanaman Nilai Agama Moral

Menurut Suyadi (2010:125-131) Penanaman nilai agama pada anak adalah menulis diatas lembaran kertas berlapis tembaga dengan tinta emas tersebut, sehingga anak dapat menerima rasa beragama sesuai dengan tahap perkembangannya.

2.2 Hakekat Moral

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda. (KBBI, 2009:592).

Widjaja (2008:154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (Drajat 2008 : 458) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.

(6)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan ulasan bahwa substansi materil dari ketiga batasan tersebut tidak berbeda, yaitu tentang tingkah laku. Akan tetapi bentuk formal ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua hampir sama, yaitu seperangkat ide tentang tingkah laku dan ajaran tentang tingkah laku. Sedangkan batasan ketiga adalah tingkah laku itu sendiri.

Pada batasan pertama dan kedua, moral belum berwujud tingkah laku, tapi masih merupakan acuan dari tingkah laku.

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral

Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan anak. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama orang tua.

Dia belajar untuk mengenal nilai-nilai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

2.2.2 Proses Perkembangan Moral

a. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Disamping itu, yang paling penting dalam pendidikan moral ini adalah keteladanan dari orang tua, guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.

b. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kiyai, artis, atau orang dewasa lainnya).

c. Proses coba-coba (trial dan eror), yaitu dengan cara membangkitkan tingkah laku moral secara tiba-tiba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.

2.2.3 Fase Perkembangan Moral

Menurut Hurlock (2010:181-182) Moralitas yang sesungguhnya mencapai perkembangan moral yang terjadi dalam fase yang jelas sebagai berikut:

1. Perkembangan perilaku moral.

Anak dapat belajar untuk berperilaku sesuai dengan cara yang disetujui melalui coba-ralat melalui pendidikan langsung, atau melalui identifikasi.

(7)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

2. Perkembangan konsep moral

Fase kedua ini perkembangan moral adalah fase belajar tentang konsep moral, atau prinsip-prinsip benar dan salah dalam bentuk abstrak dan verbal. Latihan dalam prinsip moral harus menunggu hingga anak telah mempunyai kemampuan mental untuk membuat generalisasi dan mentransfer prinsip tingkah laku dari situasi ke situasi yang lain.

2.2.4 Aspek Nilai Agama Moral

Berdasarkan kajian teori yang dipaparkan diatas maka indikator dalam penelitian ini sesuai Permendiknas No. 58 tahun 2009 disebutkan bahwa aspek yang termasuk dalam perkembangan nilai agama dan moral pada anak meliputi:

a. Meniru gerakan beribadah

b. Mengucapkan doa sebelum/sesudah melakukan sesuatu.

c. Membiasakan mengucap salam dan membalas salam 2.3 Pengertian Teknik Pembiasaan

Teknik pembiasaan dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah anak terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang anaknya tergolong aktif dengan kelas yang anaknya tergolong pasif. Dalam hal ini, pendidik pun dapat berganti ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2.3.1 Tujuan Pembiasaan

Menurut Andrianto (2009:48) tujuan pembiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada.

Pembiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar anak memperoleh sikap dan kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif di atas

(8)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

adalah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural.

2.3.2 Bentuk Pembiasaan

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan diadakannya teknik pembiasaan dilembaga pendidikan adalah untuk melatih serta membiasakan anak didik secara konsisten dan kontinyu dengan sebuah tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan dikemudian hari.

2.3.3 Kekurangan dan Kelebihan Teknik Pembiasaan

Sebagaiman teknik pendidikan lainnya didalam proses pendidikan, teknik pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan kekurangan. Tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan.

2.4 Upaya Meningkatkan Nilai Agama Moral Melalui Teknik Pembiasaan Anak belum mampu berfikir abstrak, karena perkembangan pemikiran logis baru mulai pada umur tujuh tahun. Mereka berfikir terkait apa yang dapat dijangkau dengan panca inderanya. Diantara panca indera yang paling besar pengaruhnya dan lebih lama tinggal di otak adalah penglihatan, kemudian pendengaran, sedangkan sisanya sentuhan, penciuman, dan pencicipan. Anak yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang taat beribadah dan sayang kepada anak-anaknya, akan menyerap nilai-nilai agama dari orang tuanya.

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Kutsianto (07410243) lulusan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yokyakarta Jurusan PAI Tahun 2012, yang berjudul

“Perkembangan Nilai Agama Moral Anak Melalui Metode Pembiasaan Anak Pada TK At-Taqwa Balapan Ksatrian Yokyakarta.” Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa perkembangan nilai agama moral anak sangatlah tepat menggunakan metode pembiasaan.

2. Skripsi Suryaningrum (0731114116) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Jurusan PAI Tahun 2011, yang berjudul “Peningkatan Nilai Moral Anak Pada Pembelajaran Agama Islam Melalui Pembiasaan Di TK Aisiyah Kradenan 3

(9)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

Trucuk Klaten”. Dari penelitian tersebut hasilnya adalah nilai moral anak dapat ditingkatkan dalam pembelajaran Agama Islam di TK Aisiyah Kradenan 3 Trucuk Klaten yang dilakukan melalui pembiasaan.

2.6 Hipotetis Tindakan

Hipotetis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Jika Pendidik menerapkan teknik pembiasaan dalam pembelajaran, maka nilai Agama Moral pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan”.

2.7 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatkan nilai agama dan moral pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kabupaten Bone Bolango dari 5 orang (25%) meningkat menjadi 17 orang (85%) dari jumlah anak seluruhnya 20 orang sehingga penelitian ini dikatakan berhasil.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah anak yang menjadi subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah 20 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dengan usia 4-5 tahun. Peserta didik berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai kemampuan yang berbeda pula.

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan diawali observasi awal yang dilaksakan pada tanggal 02 Maret 2015. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2015, sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 05 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 Jam (1xPertemuan). Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Maret 2015, sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Maret 2015. Pelaksanaan observasi awal guna memperoleh data seberapa besar nilai agama moral pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.

(10)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

3.2 Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Input

Adapun yang menjadi variabel input adalah :

1. Anak Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango

2. Pendidik yang mengajar tentang nilai agama moral melalui teknik pembiasaan 3. Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran tentang nilai agama dan

moral melalui teknik pembiasaan.

4. Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang digunakan dalam pembelajaran tentang nilai agama dan moral melalui teknik pembiasaan.

5. Sumber Belajar yang digunakan dalam pembelajaran.

6. Lingkungan belajar yaitu lingkungan kelas tempat belajar, keadaan sekolah, dan perlengkapan sekolah.

3.2.2 Variabel Proses

Variabel proses dalam penelitian ini yakni menyangkut proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah direncanakan dalam meningkatkan Nilai Agama Moral melalui Teknik Pembiasaan Pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dengan aspek yang mencakup : (a) Meniru gerakan beribadah, (b) Mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, (c) Membiasakan mengucap salam dan membalas salam.

3.2.3 Variabel Output

Yang menjadi variabel output yang dicapai dalam meningkatkan nilai agama dan moral melalui teknik pembiasaan pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dengan indikator sebagai berikut:

a. Meniru gerakan beribadah.

b. Mengucap do’a sebelum/sesudah melakukan sesuatu.

c. Membiasakan mengucap salam dan membalas salam

(11)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Arikunto, (2008:3-4) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus terdiri dari siklus I dan II. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Adapun penelitian ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan tindakan, tahap analis dan refleksi, tahap pemantauan dan evaluasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan evaluasi, tes perbuatan, dan catatan lapangan. Data yang diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriftif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam Meningkatkan Nilai Agama Moral Melalui Tekhnik Pembiasaan Pada Anak Usia 4-5 Tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Adapun data yang berbentuk kuantitatif prosentase dengan rumus sebagai berikut:

x 100%

1.5 Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini dapat dilihat pada tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan tindakana. Penelitian dikatakan berhasil apabila:

1. Meningkatnya nilai agama moral anak melalui teknik pembiasaan yang ditandai rata-rata nilai hasil kegiatan anak mencapai 85% dari jumlah peserta didik.

(12)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

2. Adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kategori baik dan baik sekali yang mencapai 85%.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dengan jumlah anak 20 orang. Dalam penelitian ini peneliti merupakan pelaksana kegiatan pembelajaran dibantu oleh teman sejawat selaku observer. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan diawali observasi awal yang dilaksakan pada hari senin tanggal 02 Maret 2015. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2015, sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 05 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 Jam (1xPertemuan). Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Maret 2015, sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Maret 2015. Pelaksanaan observasi awal guna memperoleh data seberapa besar nilai agama moral pada anak usia 4-5 tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat tahapan yakni, persiapan, pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi, pemantauan dan evaluasi. Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal dalam penelitian. Sebelum pelaksanaan kegiatan siklus, peneliti menguraikan terlebih dahulu tentang hasil observasi awal.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research classroom). Penelitian ini dilaksanakan Pada Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah anak 20. Penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya untuk Meningkatkan Nilai Agama Moral Melalui Teknik Pembiasaan Pada Anak Usia 4-5 Tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah

(13)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

Kabupaten Bone Bolango. Dalam hal ini peneliti terlihat secara penuh dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada setiap siklusnya. Ketiga tindakan itu saling terkait dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksakan dalam dua siklus, masing-masing satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dengan memperhatikan hasil observasi awal, siklus 1 maupun siklus 2, ditunjukkan dengan perolehan ketuntasan hasil belajar peserta didik dari observasi awal sebesar 25% meningkat menjadi 65% pada siklus I, dan meningkat menjadi 85%

pada siklus II. Meskipun tidak 100% tuntas, namun hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan dan menarik minat peserta didik untuk belajar sehingga hal ini berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, walaupun dalam proses pembelajaran ada peserta didik yang tidak sepenuhnya aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dilihat dari hasil yang dicapai maka penelitian ini dianggap berhasil dan tidak dilanjutkan pada tahapan berikutnya karena pada setiap siklus terjadi peningkatan sehingga mencapai hasil yang sesuai harapan peneliti (85%). Dengan melihat hasil capaian ini, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas yang menyatakan ”jika guru menerapkan teknik pembiasaan dalam pembelajaran, maka Nilai Agama Moral Pada Anak Usia 4-5 Tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kabupaten Kecamatan Suwawa Tengah Bone Bolango dapat ditingkatkan”.

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni Meningkatkan Nilai Agama Moral Melalui Teknik Pembiasaan Pada Anak Usia 4-5 Tahun Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Hal tersebut dicapai secara bertahap yaitu; pada observasi awal, masih 5 anak (25%) kategori mampu. Pada kegiatan siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 9 anak (45%), dan siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 13 anak

(14)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

(65%). Pada kegiatan siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 15 anak (75%), dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 17 anak (85%).

Dengan demikian, anak yang belum dapat ditingkatkan nilai agama moral melalui teknik pembiasaan hingga akhir penelitian ini sebanyak 3 anak dari jumlah anak yang dikenai tindakan yaitu 20 anak. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini adalah lebih memaksimalkan kegiatan pembelajaran sehingga nilai agama moral pada Kelompok Bermain Mo’opia Desa Tolomato Kecamatan Suwawa tengah Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan secara keseluruhan sehingga mencapai 100%.

5.2 Saran-Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Anak; hendaknya secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran terutama dalam meningkatkan nilai agama moral yang pada akhirnya potensi lainnya pun akan mengalami peningkatan secara sempurna.

5.2.2 Bagi Pendidik, diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan teknik pembiasaan pada kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan nilai agama moral anak.

5.2.3 Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan di Kelompok Bermain lainnya. Namun tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi seperlunya sesuai dengan konteks anak ataupun sekolah masing-masing

(15)

Nelly Ishak, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Dosen Jurusan PG PAUD

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, 2009. Membentuk Anak Cerdas dan Tangguh, PT. Bumi Aksara Jakarta Drajat, 2008. Metodik Khusus Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara : Jakarta.

Hurlock, 2010. at-Tarbiyah wa Turuku at-Tadris, Darul Ma’arif : Mesir.

Kutsianto, (2012) Skipsi Perkembangan Nilai Agama Moral Anak Melalui Metode Pembiasaan Pada TK At-Taqwa Balapan Ksatrian Yokyakarta.

Muda , 2008. Motivasi Kegiatan Pengembagan agama Islam untuk memotivasi belajar siswa taman kanak, Karya prima : Jakarta.

Nasution, 2010. Islam Rasional; Gagasan dan pemikiran, Mizan : Bandung.

Suryaningrum, 2011. Skripsi Meningkatkan Nilai Moral Anak Pada Pembelajaran Agama Islam Melalui Pembiasaan di TK Aisiyah Kradenan 3 Trucuk Klaten

Suyadi, 2010. Perkembangan Nilai Agama Moral Anak , PT Bumi Aksara : Jakarta

Tim Penyusun. 2009. Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta.

Widjaja, 2008. Psikologi Perkembangan Anak Mengenai Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak, Gramedia Widia Sarana Indonesia : Jakarta.

---.2009. Permendiknas Nomor 58 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan TK dan SD Tahun : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Adanya celah pada palatum dapat menimbulkan beberapa masalah yaitu gangguan pada fungsi bicara, penelanan, pendengaran, keadaan malposisi gigi-geligi, fungsi pernafasan,

4.23 Keputusan Analisis Korelasi Person Bagi Dimensi Keseimbangan Kerja Beban Tugas, Keseimbangan Kerja Peranan, Budaya Organisasi Penambahbaikkan, Budaya Organisasi

na.rm: TRUE, calcula a média considerando apenas os dados existentes, ignora os dados faltantes.. FALSE, calcula a média apenas se todos os valores estiverem preenchidos,

dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, tingkat kualifikasi prestasi atau produk ( output ) yang

Pada masing-masing kuadran pengamatan terdapat empat hingga enam jenis lamun yang berasosiasi, kondisi ini mencerminkan bahwa perairan dan lingkungan pesisir Desa Bahoi

The Kind Of Literature And A

6 Halaman menu pengetahuan umum tentang closed house 11 7 Halaman persyaratan pembangunan kandang tertutup 11 8 Halaman utama yang memuat pertanyaan pada sistem pakar 12 9

2 Jumlah pelepah dipertahankan per umur tanaman sesuai SOP BGA 15 3 Persentase jumlah pelepah yang dipertahankan pada blok C-021 16 4 Persentase jumlah pelepah yang