• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKPJ 2015 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN GUBERNUR ACEH TAHUN ANGGARAN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKPJ 2015 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN GUBERNUR ACEH TAHUN ANGGARAN 2015"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KETERANGAN

PERTANGGUNG JAWABAN GUBERNUR ACEH

TAHUN ANGGARAN 2015

(2)

TIM PENYUSUN

- Sekretaris dan Para Kabid Badan Investasi dan Promosi Aceh

- Para Kasubbag dan Kasubbid Badan Investasi dan Promosi Aceh

- Arisandi

- Yudha Elfransyah

- Febiyeni

- Irma Ridwan

- Ayu Mutia J

- Fadliana

- Rahmani

- Nurhutmawati

- Ratna Keumala

- Aris Munandar

- Zulkhaidir

(3)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

| ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami sampaikan atas selesainya penyusunan “Laporan

Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Aceh Tahun 2015” yang

diupayakan sedapat mungkin memenuhi kebutuhan pembangunan Aceh melalui bidang

penanaman modal.

Penyusunan laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Aceh

Tahun 2015 terhadap semua program dan kegiatan yang tercantum dalam Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh (DPA-SKPA) Badan Investasi dan

Promosi Aceh tahun 2015 dapat dirampungkan dengan baik dan tepat waktu.

Secara umum, seluruh kegiatan tahun 2015 dapat dilaksanakan dengan sukses

dan bahkan Badan Investasi dan Promosi selalu masuk dalam kategori hijau dalam

laporan P2K-APBA. Kelancaran serta keberhasilan dari semua kegiatan yang telah

dilaksanakan tidak terlepas dari eratnya kerjasama antar pegawai dan bimbingan dari

Pimpinan lembaga, yang hasilnya sangat berguna untuk kepentingan pelayanan publik.

Laporan ini tak lepas dari kekurangan, karena itu kritik dan saran dari

masyarakat sangat diperlukan. Semoga Aceh menjadi salah-satu daerah tujuan investasi

utama di Indonesia. Insya Allah. Akhirnya, kami mengucapkan ribuan terima kasih

kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan

dokumen perencanaan ini. Semoga Allah SWT memberkahi usaha kita.

Banda Aceh, 28 Januari 2015

KEPALA BADAN INVESTASI DAN PROMOSI

Ir. Anwar Muhammad, M.Si

Pembina Utama Madya

NIP. 19560427 198503 1 002

(4)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

| iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi

... iii

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH ... 1

A. Program dan Kegiatan ... 1

B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan ... 3

C. Permasalahan dan Solusi ... 14

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS DEKONSENTRASI ... 16

A. Tugas Dekonsentrasi yang Diterima ... 16

B. Tugas Perbantuan yang Diberikan ... 16

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ... 17

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga ... 17

LAMPIRAN

Lampiran I – Rencana/Target dan Capaian Kinerja SKPA Tahun Anggaran

2013 – 2015

Lampiran II – Jadwal Kerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2015

Lampiran III – Matriks Pengukuran Kinerja Badan Investasi dan Promosi

Tahun Anggaran 2015

Lampiran IV – Dokumentasi Foto dan Berita Kegiatan Tahun 2015

Lampiran V – Rekam Jejak P2K-APBA Tahun 2015

(5)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

1

BAB III

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

A. Program dan Kegiatan

Urusan penanaman modal dilaksanakan oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh yang mana

melaksanakan 8 (delapan) program utama pada Tahun Anggaran 2015 dengan dukungan

berbagai kegiatan. Ini merupakan bagian dari pencapaian target Rencana Strategis

2012-2017. Beberapa kegiatan tidak dianggarkan karena menyesuaikan dengan kebutuhan bidang

penanaman modal pada tahun ketiga RPJM Aceh 2012-2017 ini.

Tabel 1 menampilkan realisasi keuangan dan fisik program/kegiatan Badan Investasi dan

Promosi Aceh tahun 2015 dengan alokasi anggaran Badan Investasi dan Promosi Aceh

Tahun 2015 sebesar Rp. 16.325.161.443,- dengan realisasi sebesar Rp. 15.831.570.407,-

atau 96,98 % dimana realisasi fisik 100% dengan rincian sebagai berikut :

NO

Program /Kegiatan

Anggaran (Rp)

Realisasi

Keuangan

Fisik

(Rp.)

(%)

(%)

1

2

3

4

5

6

TOTAL BELANJA

16,325,161,443

15,831,570,407

96.98

100

BELANJA TIDAK LANGSUNG

5,574,277,173

5,347,952,939

95.94

100

BELANJA LANGSUNG

10,750,884,270

10,483,617,468

97.51

100

A

Program Pelayanan Admininstrasi

Perkantoran.

1,957,496,290

1,874,343,004

95.75

100

1

Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat.

20,300,000

18,672,650

91.98

100

2

Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi

Sumber Daya Air dan Listrik.

379,272,500

346,554,537

91.37

100

3

Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan

Kantor.

22,753,000

22,512,000

98.94

100

4

Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.

73,089,510

73,085,000

99.99

100

5

Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan &

Penggandaan.

95,758,000

94,927,200

99.13

100

6

Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor.

21,246,000

21,244,500

99.99

100

7

Kegiatan Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor.

376,768,280

376,703,700

99.98

100

8

Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-Undangan.

26,344,000

22,797,000

86.54

100

9

Kegiatan Penyediaan Makanan dan

Minuman.

91,525,000

60,620,750

66.23

100

(6)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

2

10

Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi &

Konsultasi ke Luar Daerah.

187,280,000

177,841,467

94.96

100

11

Kegiatan Peningkatan Pelayanan

Administrasi Perkantoran.

663,160,000

659,384,200

99.43

100

Kegiatan Penyediaan Jasa Keamanan

Kantor.

Tidak dialokasikan pada tahun 2015

B

Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur.

1,937,360,900

1,931,083,350

99.68

100

12

Kegiatan Pengadaan Kendaraan

Dinas/Operasional. (* Keg. Baru)

824,900,000

824,900,000

100.00

100

13

Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/ Operasional.

226,660,000

225,271,950

99.39

100

14

Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor.

237,614,900

233,691,400

98.35

100

15

Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Taman, Tempat Parkir dan Halaman

Kantor.

21,600,000

21,600,000

100.00

100

16

Kegiatan Rehabilitasi sedang/berat rumah

gedung Kantor.

626,586,000

625,620,000

99.85

100

Kegiatan Pengadaan Peralatan Studio dan

Komunikasi.

Tidak dialokasikan pada tahun 2015

C

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

43,500,000

43,500,000

100.00

100

17

Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta

Perlengkapannya.

43,500,000

43,500,000

100.00

100

18

Kegiatan Pengadaan Pakaian KORPRI.

Tidak dialokasikan pada tahun 2015

19

Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus

Hari-Hari Tertentu.

Tidak dialokasikan pada tahun 2015

D

Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

206,850,000

206,849,864

100.00

100

20

Kegiatan Pendidikan Pelatihan Formal

206,850,000

206,849,864

100.00

100

E

Program Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi.

5,226,517,080

5,095,873,107

97.50

100

21

Kegiatan Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

dan Aparatur Badan Penanaman Modal

Daerah.

463,063,000

456,152,698

98.51

100

22

Kegiatan Peningkatan Kegiatan

Pemantauan, Pembinaan, dan Pengawasan

Pelaksanaan Penanaman Modal.

463,966,800

433,961,238

93.53

100

23

Kegiatan Peningkatan Kualitas

Sumberdaya Manusia guna Peningkatan

Pelayanan Investasi.

(7)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

3

24

Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama

Investasi dan Pengembangan Potensi

Unggulan Daerah.

4,299,487,280

4,205,759,171

97.82

100

F

Program Peningkatan Iklim Investasi

dan Realisasi Investasi.

364,820,000

354,985,081

97.30

100

25

Kegiatan Penyederhanaan Prosedur

Perizinan dan Peningkatan Pelayanan

Penanaman Modal.

364,820,000

354,985,081

97.30

100

G

Program Penyiapan Potensi

Sumberdaya, Sarana dan Prasarana

Daerah.

200,795,000

167,061,132

83.20

100

26

Kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya

yang terkait Investasi.

200,795,000

167,061,132

83.20

100

H

Program Perencanaan Pembangunan

Ekonomi.

813,545,000

809,921,930

99.55

100

27

Kegiatan Perencanaan Pengembangan

Penanaman Modal.

813,545,000

809,921,930

99.55

100

Tabel 1. Realisasi Program/Kegiatan Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2015

B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Secara kumulatif, sebagaimana ditunjukkan Gambar 1, realisasi investasi PMA dan PMDN

pada tahun 2015 sebesar Rp. 5,72 triliun atau melebihi 216 persen dari target jumlah nilai

realisasi investasi yang ditetapkan perjanjian kinerja Badan Investasi dan Promosi Aceh

sebesar Rp. 2,64 triliun, serta melampaui proyeksi penanaman modal tahun 2015 yang

ditetapkan pada Renstra BKPM RI 2015-2019 sebesar Rp. 5,57 triliun.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih mendominasi porsi realisasi investasi

Provinsi Aceh tahun 2015 yang ditetapkan Badan Investasi dan Promosi Aceh, dengan

prosentasi mencapai 190 persen dengan nilai Rp. 5,03 Triliun dari target jumlah nilai

realisasi investasi yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar Rp 2,64 Triliun. Penanaman

Modal Asing (PMA) pencapaian nilai target realisasi investasi tercatat diangka Rp. 697

Milyar atau mengisi capaian target realisasi investasi Aceh tahun 2015 sebesar 26 persen.

Capaian realisasi investasi sebagaimana tertera dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa iklim

investasi semakin membaik. Kepatuhan perusahaan dalam menyampaikan Laporan Kegiatan

Penanaman Modal (LKPM) juga semakin meningkat. Seiring dengan itu, permasalahan

penanaman modal terus diupayakan penyelesaiannya melalui pembentukan satuan tugas

taskforce yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota.

(8)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

4

Gambar 1. Perkembangan Realisasi Investasi Aceh hingga Tahun 2015

Capaian realisasi investasi tiap tahun diharapkan dapat membuka lapangan kerja

seluas-luasnya untuk mengatasi pengangguran dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi

Aceh. Data tahun 2015 menunjukkan bahwa terjadi serapan tenaga sebanyak 31.725 orang

pada perusahaan/proyek PMA maupun PMDN, dengan serapan Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) sebanyak 31.618 orang dan Tenaga Kerja Asing (TKA) sebanyak 107 orang, yang

tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh.

No

Strategis

Sasaran

Indikator Sasaran

Target

Realisasi

Persentase

Tingkat

Capaian

Target (%)

1

Meningkatnya

jumlah

penanam modal

- Jumlah

perusahaan

yang mendapat

persetujuan

(izin)

penanaman

modal.

72 Perusahaan

75 Perusahaan

104.17

- Rasio daya serap

tenaga kerja.

1:150

1:151

100.67

- Jumlah nilai

realisasi

investasi.

2,645,000,000,000 rupiah 5,728,003,112,484 rupiah

216.56

2

Meningkatnya

nilai investasi.

- Jumlah nilai

rencana

investasi.

8,397,875,000,000 rupiah 19,839,938,195,000

rupiah

236.25

- Persentase

kenaikan nilai

rencana

investasi.

15%

236%

1573.33

(9)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

5

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI dalam hal realisasi investasi melaporkan

bahwa pada Triwulan IV-2015, untuk PMDN, Aceh berada pada peringkat ke-16 dengan

realisasi Rp 399,9 (Rp Miliar) dari 21 proyek. Sedangkan untuk PMA, Aceh berada pada

peringkat ke-30 dengan realisasi USD 3,0 (USD Juta) dari 24 proyek.

BKPM juga menyebutkan bahwa secara keseluruhan, pada tahun 2015 Aceh berada pada

peringkat ke-12 untuk PMDN dengan realisasi Rp 4.192,41 (Rp Miliar) dari 169 proyek.

Sedangkan untuk PMA, Aceh berada pada peringkat ke-31 dengan realisasi USD 21,19

(USD Juta) dari 78 proyek. Jadi, total realisasi Investasi Aceh Tahun 2015 adalah sebesar

Rp 4.457.285.000.000,-.

Beberapa fakta menarik lain yang terjadi pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.

1. Ada 209 proyek/perusahaan yang melakukan realisasi investasi di Aceh, dan

sebanyak 172 proyek/perusahaan atau 82 % di antaranya adalah PMDN.

2. Kabupaten Aceh Utara adalah lokasi favorit investor dalam negeri dengan

perkembangan realisasi investasi sebanyak 13 proyek/perusahaan.

3. Kabupaten Aceh Besar adalah lokasi favorit investor asing dengan perkembangan

realisasi investasi sebanyak 3 proyek/perusahaan.

4. PMDN dengan tambahan realisasi investasi tertinggi, yaitu Rp 1,14 Triliun adalah

PT. Mifa Bersaudara dengan lokasi proyek di Kabupaten Aceh Barat.

5. PMA dengan tambahan realisasi investasi tertinggi, yaitu sebesar USD 24,18 Juta,

adalah PT.Asphalt Bangun Sarana dengan lokasi proyek di Kabupaten Aceh Besar.

6. Bidang usaha perdagangan memiliki realisasi tertinggi untuk PMA yaitu USD 25,89

juta, dan bidang usaha perkebunan untuk PMDN sebesar Rp 1,55 triliun.

Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan realisasi investasi asing dan domestik

dengan menyederhanakan prosedur perizinan dan memperkuat kelembagaan penanaman

modal dan PTSP. Demikian pula pengembangan agroindustri, infrastruktur pelabuhan dan

jalan tembus, serta pengembangan pariwisata menjadi prioritas penanganan yang

memerlukan dukungan segenap lapisan masyarakat. Selain itu, diperlukan peningkatan

peran pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota agar dapat mendukung program prioritas

pemerintah pusat melalui sektor listrik, infrastruktur, dan kemaritiman.

Badan Investasi dan Promosi Aceh melaksanakan 4 (empat) program prioritas yang

dijabarkan sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Program ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan realisasi investasi PMA dan

PMDN pada tahun 2015 sebanyak Rp 5.728.003.112.484,- atau melebihi 216 persen dari

target jumlah nilai realisasi investasi yang ditetapkan perjanjian kinerja Badan Investasi

dan Promosi Aceh sebesar Rp. 2,64 triliun, serta melampaui proyeksi penanaman modal

tahun 2015 yang ditetapkan pada Renstra BKPM RI 2015-2019 sebesar Rp. 5,57 triliun.

Nilai realisasi investasi tersebut didapat dari kegiatan pemantauan ke

perusahaan-perusahaan di Kabupaten/Kota se-Aceh melalui Laporan Kegiatan Penanaman Modal

(LKPM).

(10)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

6

Minat investasi pada tahun 2015 yaitu 76 perusahan/proyek, sebanyak 54

perusahaan/proyek PMDN dan 22 perusahaan/proyek PMA telah mendapat persetujuan

Izin Persetujuan (IP) pada tahun 2015.

Selain itu, program ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan realisasi investasi

sebesar Rp 5,72 Triliun di akhir tahun 2015 karena telah melampaui ketetapan target

investasi.

Dilain pihak, kegiatan promosi perlu diperbaiki kualitasnya dengan strategi koordinasi

lebih lanjut dengan pemerintah di 23 Kab/Kota mengenai proyek di 3 (tiga) sektor utama

yaitu agrobisnis, energi dan infrastruktur dan pariwisata yang bisa dikerjasamakan.

Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman

modal yang dilaksanakan yaitu :

- Pemantuan realisasi pelaksanaan penanaman modal baik PMDN maupun PMA

dari sumber dana APBA untuk dalam daerah realisasi 7 kali untuk 15

perusahaan/proyek, melaksanakan 2 kali rapat Koordinasi Pengendalian

Pelaksanaan Penanaman Modal, 2 kali rapat taskforce, 1 kali BIMTEK SPIPISE

LKPM, dan konsultasi luar daerah realisasi 4 kali.

- Pemantauan realisasi pelaksanaan penanaman modal baik PMDN maupun PMA

dari sumber dana dekonsentrasi (APBN) untuk dalam daerah dan luar daerah

realisasi 24 kali untuk 125 perusahaan/proyek.

- Pengawasan kepada perusahaan yang memiliki permasalahan penanaman modal,

target 2 kali pengawasan, terlaksana 2 Kali, capaian 100%.

- Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur badan penanaman modal daerah

meliputi koordinasi dengan aparatur didaerah sebanyak 2 kali dari 1 kali

direncanakan (capaian 200%) dan cetak buku Analisis Jabatan dan Angka Beban

Kerja sebanyak 50 buku dari 50 buku direncanakan (capaian 100%).

- Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang diikuti oleh

Instansi Teknis Provinsi, Kabupaten/Kota dan Perusahaan dengan peserta 54

orang dari 54 orang ditargetkan (capaian 100%).

- Rapat Koordinasi Realisasi Penanaman Modal yang diikuti oleh Instansi Teknis

dan perangkat daerah Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta 100 orang dari 100

orang yang ditargetkan (capaian 100%).

- Rapat Koordinasi Pegendalian Pelaksanaan Penanaman Modal ditargetkan

sebanyak 1 kali, realisasi 1 kali (100 %).

- Rapat Koordinasi Realisasi Penanaman Modal ditargetkan sebanyak 2 kali,

realisasi 2 kali (100%).

- Rapat fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal (taskforce) target 2

kali, realisasi 2 kali (100%).

- Publikasi informasi terkait Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM),

kegiatan ini meliputi publikasi iklan pengumuman di media cetak tentang

kewajiban perusahaan untuk menyampaikan LKPM sebagaimana amanah dari

Perka BKPM No.3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tatacara Pengendalian

Pelaksanaan Penanaman Modal. Dari target 4 kali, dapat dilaksanakan sebanyak

4 kali (capaian 100%).

(11)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

7

Dari hasil pemantauan data realisasi LKPM yang disampaikan tahun 2015, jumlah

realisasi perusahaan/proyek mencapai 209 perusahaan/proyek, dengan PMDN 172

perusahaan/proyek dan PMA 37 perusahaan/proyek, dengan total tambahan nilai

realisasi investasi PMA dan PMDN sebesar Rp 5.728.003.112.484,-. Hasil ini

menunjukkan bahwa kegiatan pemantauan mengelami perbaikan yang sangat

signifikan. Pembinaan dan pemantuan yang dilakukan serta pelaporan LKPM

melalui email telah meningkatkan kepatuhan perusahaan untuk menyampaikan

LKPM. Jumlah serapan tenaga kerja tahun 2015 sebanyak 31.725 orang dengan

penggunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 31.618 orang dan Tenaga Kerja Asing

(TKA) 107 orang. Dari jumlah perusahaan dan tenaga kerja dapat diketahui bahwa

Rasio serapan tenaga kerja terhadap realisasi penanaman modal tahun 2015 sebesar

1:151 dengan jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap sebanyak 31.618 orang.

Dalam Pengingkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Guna Peningkatan Pelayanan

Investasi, telah mengikutsertakan 34 orang aparatur bidang penanaman modal dalam

kegiatan bimbingan ketentuan/kebijakan penanaman modal dari 34 orang

direncanakan atau 100% dari yang direncanakan. Mengikutsertakan 8 orang aparatur

bidang penanaman modal dalam kegiatan kursus-kursus singkat untuk mendukung

tugas di bidang penanaman modal dari 8 orang direncanakan atau mencapai 100%

dan keikutseraan aparatur dalan training/seminar diluar negeri. Kerjasama dengan

Pemerintah China dalam “Human Resource Development Cooperation Program”

dengan mengirim 2 orang staf BIP ke China untuk mengikuti kegiatan “2015

Seminar on Infrastructure Planning for Eurasia Countries”.

Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama Investasi dan Pengembangan Potensi

Unggulan Daerah yang dilaksanakan dalam kegiatan proyek-proyek investasi yang

siap dikerjasamakan tercakup dalam 3 (tiga) sektor utama (Agro Industry,

Infrastruktur & Energi dan Pariwisata) sebagai berikut :

1) Agro Industry

a. Tanaman Pangan - Proyek Industri Pengolahan Padi di Kab. Pidie -

Proyek Industri Pengolahan Jagung di Kab. Aceh Selatan - Proyek

Hortikultura di Lineung Buleun, Kab. Bener Meriah - Proyek

Pengembangan Komoditi Kentang di Kab. Bener Meriah.

b. Perkebunan - Industri Pengolahan CPO di Aceh Tamiang, Aceh Utara, -

Industri Pengolahan Minyak Makan (sawit) di Aceh Barat & Aceh

Tamiang - Industri Pengolahan Kopi Instan di Aceh Tengah - Industri

Pengolahan Virgin Coconut Oil (VCO) di Aceh Besar - Industri

Pengolahan Minyak Nilam di Aceh Jaya - Industri Pengolahan Serai

Wangi di Gayo Lues.

c. Proyek Pengembangan Industri Daging Sapi di Aceh Besar, Pidie, Bener

Meriah, Aceh Tengah dan Nagan Raya.

d. Perikanan - Pengembangan Industri Perikanan di Pelabuhan Ikan

Lampulo di Kota Banda Aceh, Pelabuhan Ikan Idi di Kab. Aceh Timur,

Pelabuhan Ikan Sawang Ba'U di Aceh Selatan, dan Pelabuhan Ikan

Simeulue - Proyek Akuakultur dan Budidaya Rumput Laut di Kab.

Simeulue.

(12)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

8

2) Infrastruktur dan Energi

a. Infrastruktur - Banda Aceh Urban Railway - Proyek Pengembangan

Pelabuhan Krueng Geukueh di Kab. Aceh Utara dan Pelabuhan Kuala

Langsa di Kota Langsa.

b. Energi - Proyek Geothermal di 8 (delapan) titik berlokasi di Sabang,

Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh

Tamiang, dan Gayo Lues.

c. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas

3.894 MW di 10 (sepuluh) titik di Aceh Utara,Gayo Lues, Aceh Timur,

Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Tengah,

Aceh Tenggara dan Aceh Jaya.

3) Pariwisata

a. Proyek Pengembangan Pariwisata Banda Aceh - Krueng Aceh River

Walk - Kawasan Pantai Ulee Lheu - Pusat Edukasi Madani.

b. Proyek Pengembangan Pariwisata Simeulue - Diving Center - Surfing

Center.

Selain focus terhadap 3 (tiga) proyek utama promosi investasi Aceh pada tahun 2015

terdapat pula kegiatan :

1) Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang - Sabang International

Water Front - Cruise Passenger Terminal - Yacht Marina & Fasilitas Pendukung

- Diving Center - Kawasan Industri Balohan - Sektor Perikanan.

2) Pengembangan Kawasan Industri Ladong, Aceh Besar & Kawasan Industri

Lhokseumawe.

Kegiatan-Kegiatan Promosi Investasi :

1) Business Leader Forum (BLF) di Sari San Pacific Hotel, Jakarta pada 21 Mei

2015, terdiri dari kegiatan Forum Bisnis dan Pameran Mini peluang investasi

sektor unggulan. Sekitar 200 peserta menghadiri event ini, diantaranya duta besar

dan perwakilan dari negara sahabat, para CEO perusahaan dalam dan luar negeri,

dan asosiasi usaha dalam & luar negeri.

2) Sabang Fair di Arena Sabang Fair dari 31 Mei s.d 08 Juni 2015. Stand BIP

menampilkan penyajian informasi peluang investasi kepada pengunjung pameran

berupa buku Aceh Investment Profile dan leaflet.

3) Workshop Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Kawasan Sabang pada

27-28 Agustus 2015 di Aula Pemkot Sabang.

4) IMEU (Indonesia Middle East Update). Famillirizatiom Trip (Famtrip) delegasi

duta besar dan perwakilan negara Timur Tengah dan Pemaparan Potensi

Investasi Aceh pada 7 Agustus 2015. Kegiatan puncak IMEU berlangsung di

Hermes Palace Hotel, Banda Aceh pada 18-19 Oktober 2015. Kegiatan ini

mencakup one-on-one/table top meeting pengusaha Timur Tengah dengan para

pengusaha Aceh dan Pameran Gelar Potensi Investasi Daerah oleh Bener Meriah,

Aceh Tengah, dan Pengusaha Kopi.

(13)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

9

5) Forum Bisnis Invest Penang. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan tahunan

promosi luar negeri, kegiatan ini bertujuan memberikan informasi potensi Aceh

dan diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah

melalui proyek-proyek investasi yang siap dikerjasamakan.

6) Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) di Lhong Raya, Aceh Besar pada . BIP

menampilkan video profil investasi di Aceh dan penyajian informasi berupa buku

Aceh Investment Profile dan leaflet.

7) Pendampingan Tim Specialty Coffee Associaltion of Europe (SCAE) ke Bener

Meriah dan Aceh Tengah pada 15-23 November 2015. Kegiatan meliputi Coffee

Stakeholder Meeting dan kunjungan ke perkebunan kopi dan cupping test.

8) Ketersediaan sarana Multi media display electronik berupa video dalam bentuk

CD yang menampilkan potensi komoditi di sektor:

- Hortikultura dan tanaman pangan, yaitu: kubis & sayur mayur (Aceh Besar,

Bener Meriah & Aceh Tengah), padi (Pidie Jaya & Aceh Utara), jagung (Aceh

Tenggara & Aceh Selatan), kedelai (Bireuen & Aceh Utara), kacang tanah

(Aceh Besar & Aceh Selatan), cabai dan bawang (Pidie & Pidie Jaya).

- Perkebunan, yaitu: karet (Aceh Timur), kelapa (Aceh Timur & Aceh Utara),

Tebu (Bener Meriah & Aceh Tengah), Nilam (Aceh Selatan & Aceh Barat

Daya) dan Cengkeh (Aceh Besar & Sabang).

CD tersebut didistribusikan dalam kegiatan promosi investasi Aceh terutama

forum bisnis, workshop, seminar dan pameran.

9) Penyusunan 1 judul buku Aceh Investment Profile 2015 dan cetak buku Aceh

Investment Profile 2015 sebanyak 1.490 buah. Buku Aceh Investment Profile

2015 didistribusikan pada berbagai kegiatan promosi, yaitu: - Workshop

Percepatan Implementasi Pembangunan Sabang - Business Leader Forum di

Jakarta - Indonesia-Middle East Update (IMEU) di Banda Aceh - Specialty

Coffee Association of Europe (SCAE) - Pameran Pekan Raya Jakarta (PRJ) di

Jakarta - Penang Fair di Pulau Penang, Malaysia - Pameran Teknologi Tepat

Guna (TTG) - IMT-GT - Calon investor yang berminat untuk membuka usaha di

Aceh - SDM Badan Investasi dan Promosi yang berminat mendalami

peluang/potensi di sektor strategis di Aceh - Masyarakat Umum.

10) Cetak leaflet We Welcome Yout to Invest in Amazing Aceh dalam bahasa

Indonesia dan Inggris sebanyak 2.000 lembar. Leaflet yang berisikan intisari

potensi/peluang investasi di 23 kab/kota didistribusikan pada kegiatan promosi

termasuk workshop dan seminar, forum bisnis dan pameran. Selain itu juga

diperuntukkan bagi calon investor terutama investor asing.

Kegiatan Kerjasama G to G :

1) Kerjasama dengan Pemerintah Pulau Penang (Invest Penang)

Beberapa rekomendasi penting dari business matching pada ini adalah :

- Kedua pemerintah sepakat melakukan joint promotion untuk meningkatkan

arus kunjungan pariwisata kedua provinsi.

- Pemerintah Penang dan Pemerintah Aceh sepakat membantu mewujudkan

rencana Pemda Sabang untuk pembukaan rute baru penerbangan

(14)

Sabang-LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

10

Penang. Kedua belah pihak membicarakan langkah detail untuk

mewujudkannya.

- Pemerintah Penang akan melakukan pembahasan dengan maskapai

penerbangan Firefly dan Malindo untuk maksud ini. Apindo bersama

pemerintah Aceh dalam waktu dekat akan mengadakan lawatan ke Penang

untuk mendetailkan dan merealisasikan kerjasama bidang pariwisata dan

pemerintah penang akan memfasilitasi pertemuan dengan pemerintah dan

pengusaha disana.

- Terdapat kesepakatan antara pengusaha Aceh-Penang untuk melakukan

trading bidang agro (kopi).

- Pembahasan untuk investasi dibidang pengolahan coklat di Kawasan Industri

Ladong Aceh Besar.

- Kapal kargo kayu dari Krueng Geukuh direncanakan akan melayari rute

Krueng Geukuh-Penang.

- Kerjasama pemasaran ekspor produk halal.

2) Kerjasama Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)

Penguatan konektivitas terutama konektivitas udara menjadi isu penting untuk

mendorong tumbuhnya perekonomian di kawasan strategis Aceh. Hasil KTT

IMT-GT ke-9 di Langkawi, Kedah Malaysia yang dilaksanakan pada 28 April

2015 melahirkan beberapa hasil penting:

- Konektivitas udara: Phuket/Krabi/Langkawi/Sabang.

- Konektivitas maritim Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati dan Krueng

Geukueh – Penang/Port Klang.

- Potential Reverse Investment; trading produk pertanian/hortikultura, trading

produk perikanan, pendirian pabrik pakan ternak, pendirian Malaysia

Agrobazaar (produk makanan dan minuman dari Malaysia) di Banda Aceh.

Terkait agro bazaar, NAFASindo melalui NAFASindo Aceh Berjaya telah

menyewa 2 (dua) bangunan berlokasi di Punge, Banda Aceh. Sarana seperti

rak produk makanan dan minuman telah tersedia.

Dalam kerjasama Potential reverse Investment, kendala yang dihadapi oleh

eksportir lokal untuk ekspor komoditi pertanian diantaranya kentang, jahe dan

kelapa yaitu: harga jual dengan harga beli di tingkat petani tidak sesuai, ongkos

angkut (kapal), sewa alat bongkar muat di Pelabuhan Krueng Geukeh mahal dan

kontinuitas komoditi unggulan untuk diekspor ke Port Klang Malaysia masih

belum maksimal. harus ada pembinaan/kemitraan antara petani dengan eksportir

melalui farming contract system dan perlu melibatkan pembinaan lebih lanjut

terhadap petani, dalam hal ini oleh instansi terkait (Dinas Pertanian dan Tanaman

Pangan, Dinas Perkebunan, dan Dinas Ketahanan Pangan).

Kerjasama B to B :

1) IMEU merupakan acara yang diprakarsai oleh Direktorat Timur Tengah Direktur

Jendral Kementerian Luar Negeri secara Swakelola sejak tahun 2007 sebagai

(15)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

11

upaya Diplomasi Ekonomi di kawasan Timur Tengah sebagai pasar

non-tradisional Pemri paska 2008. Pertemuan IMEU ini bertujuan untuk meningkatkan

hubungan bilateral antara Indonesia dengan Timur Tengah, meningkatkan

pertumbuhan Ekonomi serta melakukan promosi potensi daerah kepada Dubes

dan calon investor dari Timur Tengah dan tentu untuk menghemat anggaran

promosi Daerah ke luar Negeri.

Hasil kesepakatan antara pelaku usaha dari Timur Tengah dengan beberapa

pelaku usaha lokal melalui one on one meeting di forum bisnis pada 18 Oktober

2015 di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, yaitu joint venture dengan investor

lokal (pembangunan hotel di Sabang).

2) Kerjasama dengan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE)

Kunjungan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) ke Takengon dan

Bener Meriah. Kunjungan ini merupakan hasil tindak lanjut dari keikutsertaan

Pemerintah Aceh pada event world coffee di Gothenburg Swedia. Rangkaian

kunjungan dilakukan selama 6 hari dari 15 s.d 21 November 2015 dengan

didampingi oleh Tim BIP Aceh. Kunjungan ini bertujuan mengenal kopi dari

Gayo dan diversifikasi kopi di Indonesia khususnya Arabica Gayo. Tahun 2014

produksi kopi nasional sebesar 685.000 ton yang 65 % nya di ekspor ke berbagai

Negara seperti Philipina, Malaysia, Thailand , Singapura, RRC dan Uni Emirat

Arab. Diharapkan pada tahun tahun mendatang pangsa pasar ekspor kopi ini dapat

lebih luas mencapai Negara-negara Eropa.

Tim Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) melakukan kunjungan ke

perkebunan kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dan bertemu

dengan MPIG ( Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis), kelompok petani

dan pengusaha kopi gayo. Aktivitas selama kunjungan meliputi mengapresiasi

kehidupan petani kopi dan aktivitas kesehariannya, cupping test dan pertemuan

bisnis. Kunjungan Tim SCAE ini membuka kesempatan untuk memperpendek

jalur ekspor, karena petani / kelompok tani bisa mengekspor secara langsung

kepada pengusaha anggota SCAE, sehingga harga yang diperoleh petani kopi

meningkat. Kesempatan ini juga membuka peluang bagi pengusaha di Uni Eropa

untuk dapat melakukan investasi, khususnya dibidang Agro Industri di Aceh.

Kunjungan tim SCAE tersebut menghasilkan kontrak dagang langsung antara

beberapa calon investor di antaranya dari Arab Saudi dengan pembelian langsung

kopi Arabika.

2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan informasi prosedur regluasi dan

perizinan investasi kepada masyarakat, serta meningkatnya realisasi investasi. Rata-rata

total capaian kegiatan tahun 2015 adalah 100%. Sehingga untuk tahun ketiga RPJMA

2012-2017 ini, pencapaian outcome program adalah 78% dari target 78%. Total nilai

rencana investasi tahun 2015 yang dicatat adalah sebesar Rp 19.839.938.195.000,-

terjadi kenaikan nilai rencana investasi sebesar 236.25% dari target yang ditetapkan

sebesar Rp 8.397.875.000.000,-.

Dalam rangka Penyederhanaan Prosedur Perizinan dan Peningkatan Pelayanan

Penanaman Modal, telah dilaksanakan pemberian Izin Prinsip Penanaman Modal untuk

perusahaan PMDN dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh

(16)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

12

dan untuk perusahaan PMA dikeluarkan oleh BKPM Pusat. Pada tahun 2015, izin yang

telah diterbitkan adalah sebanyak 22 proyek/perusahaan PMA yang mendapatkan izin

prinsip penanaman modal dan 54 proyek/perusahaan PMDN yang mendapatkan izin

prinsip penanaman modal.

Total nilai rencana investasi tahun 2015 adalah sebesar Rp 19.839.938.195.000,- dengan

rincian PMDN sebanyak 54 proyek/perusahaan dan nilai rencana investasi sebesar Rp

1.580.681.945.000,- Jumlah TKI yang direncanakan adalah sebanyak 916 orang.

Sedangkan

untuk

perusahaan

PMA,

telah

diterbitkan

izin

sebanyak

22

proyek/perusahaan dengan nilai rencana investasi Rp 18.259.256.250.000,- (USD

1,460,740,500) jumlah TKI 3.821 orang dan TKA 42 orang.

Selain itu juga telah dilaksanakan penyebaran informasi prosedur-prosedur perizinan dan

peraturan perundang-undangan penanaman modal melalui :

- Cetak Buku Saku Perizinan Penanaman Modal target 250 buah, realisasi sebanyak

250 buah, 100%.

- Cetak Leaflet Permit Licence Mechanism of Investment in Aceh target 300 lembar,

realisasi sebanyak 300 lembar, 100%.

- Cetak buku qanun no. 4 tahun 2013 tentang perubahan atas qanun no. 5 tentang

Penanaman Modal dan buku List of Business Fields that are Closed to Investment and

Business Fields that are Conditionally Open for Investment target sebanyak 80 buah,

realisasi 80 buah, 100%.

Sosialisasi regulasi penanaman modal direncakan adalah sebanyak 1 kali dan

direalisasikan 1 kali atau 100% dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang dari target 50

orang, capaian 110%. Dan melaksanakan Diklat Teknis Pelayanan Perizinan Penanaman

Modal atau Bimbingan teknis Pelayanan Perizinan Penanaman Modal dengan jumlah

peserta 60 orang dari target 50 orang, capaian 110% dimana target pelaksanaan 1 kali

dan realisasi 1 kali, 100%.

3. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan data potensi sumberdaya,

sarana dan prasarana daerah. Realisasi kegiatan ini mencapai 100% dari target yang

direncanakan. Program ini berupa kegiatan kajian yang dilakukan bersama dengan

pihak ke tiga, jasa konsultasi tenaga ahli kajian dimana judul kajian ini adalah Kajian

Perkembangan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Aceh (Studi Kasus Pada KPI Wilayah

I-Aceh Tamiang & KPI Wilayah II-Lampulo). Hasil kajian ini menjadi bahan bagi

pengembangan kawasan investasi di Aceh.

Buku kegiatan kajian Pengembangan Kawasan Perhatian Investasi Aceh (KPI) wilayah

Aceh I dan Aceh II dicetak sebanyak 100 buku atau 100% dari yang direncanakan

sebanyak 100 buku.

4. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Bidang Penanaman Modal pada tahun

ketiga RPJMA 2012-2017 ini mencapai target yang direncanakan yaitu 64%. Ini

ditunjukkan oleh keberhasilan disetiap indicator kinerja yang hamper semuanya

mencapai 100%.

Kegiatan Perencanaan Pembangunan Penanaman Modal Daerah pelaksanaan yang

dilakukan dalam kegiatan ini adalah :

(17)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

13

-

Dokumen perencanaan investasi dan laporan adalah sebanyak 450 buku dan dapat

direalisasikan sebanyak 450 buku atau 100% dari target yang direncanakan.

-

Koordinasi perencanaan penanaman modal adalah 2 kali dan dapat direalisasikan 2

kali atau 100% dari target direncanakan meliputi kegiatan rapat koordinasi

perencanaan Tim Koordinasi Kawasan Perhatian Investasi Aceh dan mengadakan

kegiatan sosialisasi Pergub RUPM Aceh.

-

Koordinasi pada peserta perencanaan Tim Koordinasi Kawasan Perhatian Investasi

Aceh adalah sebesar 70 orang dan dapat direalisasikan sebesar 85 orang atau 121%

dari target yang direncanakan.

-

Sosialisasi pada peserta Sosialisasi Pergub RUPM Aceh adalah sebesar 50 orang

dan dapat direalisasikan sebesar 67 orang atau 134% dari target yang direncanakan.

-

Operasional Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Investasi Aceh menjadi

salah-satu kegiatan utama sejak tahun 2013 hingga 2015. PUSDATIN dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan calon investor sekaligus sebagai pelaksanaan amanah UU

Kebebasan Informasi Publik. Anggaran yang digunakan untuk honorarium tim

Pusdatin 11 orang untuk 12 bulan dan tenaga kontrak Pusdatin 2 orang selama 12

bulan. Ini mencapai 100% dari yang ditargetkan.

C. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan :

- Taskforce 1: Belum adanya reguler line service kapal barang dari dan ke pelabuhan

Krueng Geukueh, belum adanya konsolidasi barang ekspor komoditi aceh,kurangnya

frekuensi aktifitas ekspor-impor, kurangnya fasilitas pendukung Taskforce 2:

Penyorobotan, penggarapan areal HGU perusahaan di titik desa Cot mee, desa Cot

Rambongan, desa Tripa. ketiga titik tersebut kasusnya belum masuk ke dalam ranah

hukum.

- Terdapat 140 perusahaan yang mendapatkan surat teguran dari BKPM karena tidak

pernah menyampaikan LKPM secara reguler dan tepat waktu, dan sekitar 72

perusahaan sudah dibatalkan perizinannya oleh BKPM. Instansi penanaman modal

kabupaten/ kota belum sepenuhnya melaksanakan fungsi pengendalian pelaksanaan

penanaman modal hal ini disebabkan oleh kelembagaan penanaman modal yang belum

terintegrasi dengan PTSP dan kurangnya dana untuk pemantauan.

- Sebagian perusahaan berpotensi melakukan pelanggaran ketentuan terkait dengan

pelaksanaan penanaman modal seperti masa berlaku izin Pendaftaran Penanaman

Modal (PPM), dan Izin Prinsip yang sudah jatuh tempo. Sebagian perusahaan belum

memahami regulasi terkait perizinan dan nonperizinan penanaman modal.

- Banyak izin yang telah dikeluarkan tidak ada realiasi.

- Kurangnya kepatuhan perusahaan untuk menyampaikan LKPM, sebagian besar

perusahaan masih melaporkan LKPM secara manual (belum online).

- Kab/Kota kurang/belum memahami tujuan Kawasan Perhatian Investasi. Hasil kajian

belum disosialisasikan. KPI I: untuk Aceh tamiang Kendala Pembebasan Lahan Gayo

lues kendalanya adalah belum jelas status lahan. KPI II: untuk lampulo, belum

tersedianya kapasitas listrik yang cukup untuk industri.

(18)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

14

- Belum semua kabupaten/kota memiliki proyek investasi yang bisa ditawarkan kepada

investor.

- Proyek hydropower - fdari titik-titik PLTA yang ditawarkan untuk kerjasama, ada

investor yang sudah mengurus izin prinsip, namun belum ada realisasi kegiatan proyek.

- Terbatasnya waktu untuk membahas rencana peluang investasi dengan calon investor

asing potensial pada Kegiatan Business Leader Forum Jakarta.

- Terbatasnya rencana investasi baru yang potensial (industri) melakukan realisasi dalam

waktu cepat, sehingga peningkatan tambahan realisasi juga kecil. Sebagian perusahaan

belum menyampaikan LKPM secara reguler dan tepat waktu, sehingga mempengaruhi

pencatatan hasil akhir tambahan realisasi investasi.

- Semua perizinan PMDN yang dikeluarkan oleh BP2T dilaporkan kepada Badan

investasi dan Promosi Aceh secara reguler setiap awal bulannya. Namun, yang

dilaporkan hanya rekapitulasinya tanpa melampirkan salinan lengkap dokumen

perizinan penanaman modal. Sedangkan perizinan PMA yang diterbitkan oleh BKPM

dan BPKS tidak semuanya disampaikan ke Badan Investasi dan Promosi Aceh.

- Instansi penanaman Modal belum melakukan koordinasi optimal dengan perusahaan

yang berada dilokasi masing-masing. Masih sedikit dari instansi Penanaman Modal

Kab/kota yang melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

penanaman modal. Perusahaan masih sedikit yang menyampaikan LKPM melalui

SPIPISE, padahal sebahagian sudah mendapatkan kode akses.

Solusi :

- Taskforce 1: Diperlukan adanya Kapal yang memiliki jadwal reguler baik yang di

investasikan oleh pemerintah maupun swasta, perlunya konsilidasi komoditi barang,

sehingga sistem jaringan pasok komoditi hasil pertanian dan produk lainnya lebih

terjamin pada muat barang pelabuhan krueng geukueh, perlu adanya brand image aceh

yang positif sehingga pengusaha pelayaran berani untuk melakukan investasi di Aceh,

pemerintah Provinsi harus (Leading) memimpin dalam percepatan investasi di

pelabuhan Krueng Geukueh. Taskforce 2: Perusahaan wajib melengkapi perizinan

penanaman modal dan perizinan teknis lainnya sesuai dnengan peraturan yang berlaku,

perlunya di lakukan sosialisasi oleh instansi terkait kepada aparatur dan warga terkait

regulasi UU Pokok Agraria baik di provinsi maupun kabupaten, tim terpadu

penyelesaian sengketa pertanahan yang sudah dibentuk dalam SK Bupati nagan raya

bekerja secara optimal berkoordinasi dengan tim Provinsi. evaluasi fasilitas

penyelesaian sengketa HGU perkebunan PT. Fajar Baizury & Brothers akan

dilaksanakan pada pertengahan Bulan Desember 2015 Solusi : perlu peningkatan

jumlah alokasi anggaran dan frekuensi pelaksanaan kegiatan fasilitasi permasalahan

penanaman modal.

- BKPM, Instansi penanaman modal provinsi dan kabupaten/ kota diharapkan dapat

memberikan teguran kepada perusahaan yang tidak melaksanaan realisasi penanaman

modal setelah mendapatkan perizinan penanaman modal, dan jika tidak menyampaikan

LKPM secara reguler dan tepat waktu, melalui sanksi yang berjenjang diharapkan

kepatuhan perusahaan dalam menyampaikan LKPM dapat meningkat.

(19)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

15

- Perlu peningkatan frekuensi pengawasan kepada perusahaan penanaman modal, dan

peningkatan sosialisasi ketentuan pelaksanaan penanaman modal, serta penambahan

sumberdaya manusia aparatur yang berbasis ilmu hukum bisnis.

- Publikasi tentang LKPM dapat dilakukan setiap triwulan dan dilakukan bukan hanya

melalui media cetak.

- KPI I: Percepatan pembebasan lahan perlu disegerakan KPI II: perlu persiapan

masterplan KPI II. Perlunya dilakukan sosialisasi mengenai KPI. Melibatkan Kab/Kota

dalam rapat yang membahas mengenai KPI.

- Perlu koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah di 23 kabupaten/kota mengenai proyek

di 3 (tiga) sektor utama yaitu Agrobusiness, Energi & Infrastructure dan Pariwisata

yang bisa dikerjasamakan.

- Perlu diperkuat koordinasi dan kerjasama promosi investasi antara pemerintah dengan

pelaku usaha dengan mengedepankan kemitraan dengan masyarakat.

- Perlu koordinasi yang berkesinambungan antara SKPA mengenai kerjasama investasi

yang telah berjalan dan yang masih dalam perencanaan.

- BIP perlu menjemput bola ke dinas-dinas terkait proyek investasi sehingga tercipta

kesamaan visi dan tujuan dalam kegiatan promosi investasi dan implementasinya.

- Proyek hydropower, perlu koordinasi intensif dengan instansi terkait, khususnya Dinas

Pertambangan dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), untuk mendapatkan informasi

kecukupan energi listrik terutama untuk industri. Perlu verifikasi titik-titik PLTA yg

sudah ada realisasi proyek.

- Perlu dialokasikan waktu khusus/tersendiri untuk pertemuan antara pelaku bisnis (one

on one meeting) pada kegiatan Business Forum selanjutnya.

- Perlu penjaringan investor potensial yang kuat dari sisi pendanaan dan berkomitmen

dalam merealisasikan di lapangan, terutama dari bidang agroindustri, infrastruktur dan

energi. Selain itu, perlu penegakan regulasi yang lebih tegas terhadap pengendalian

pelaksanaan penanaman modal terutama bagi perusahaan yang tidak aktif.

- Melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait pengurusan izin penanaman modal

dan dokumen izin yang diterbitkan dapat dilaporkan kepada Badan Investasi dan

Promosi Aceh sesuai dengan amanat Perka BKPM No 5 Tahun 2013 dan perka BKPM

no 12 tahun 2013 tentang Pedoman dan Tatacara Pelayanan Perizinan dan Non

Perizinan Penanaman Modal.

- Rapat Koordinasi harus dihadiri oleh pengambil kebijakan, baik dari instansi terkait

maupun dari perusahaan agar pengambilan kebijakan dapat segera diambil untuk

menjadi solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Perlu Peningkatan kerjasama,

Konsolidasi dengan pemerintah pusat dan daerah mengenai data dan informasi realisasi

investasi yang disampaikan perusahaan. Perlu meningkatkan sosialisasi kebijakan dan

strategi pengendalian pelaksanaan realisasi penanaman modal bagi PDKPM dan

Instansi Teknis kab/kota. pembinaan kepada perusahaan harus terus dilakukan dan

diharapkan perusahaan dapat mengisi sendiri LKPM melalui SPIPISE.

(20)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

16

BAB V

PENYELENGGARAAN TUGAS DEKONSENTRASI

A. Tugas Dekonsentrasi yang Diterima

1. Dasar Hukum.

DIPA Nomor: SP DIPA-065.01.3.060038/2015 tanggal 14 November 2014.

2. Instansi Pemberi Tugas Dekonsentrasi.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Melaksanakan.

Badan Investasi dan Promosi Aceh.

4. Program dan Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya.

Program peningkatan daya saing penanaman modal, Kegiatan pengendalian pelaksanaan

penanaman modal wilayah IV adalah Kegiatan Pemantauan Realisasi Pelaksanaan Penanaman

Modal di Provinsi Aceh meliputi Pemantauan Realisasi Pelaksanaan Penanaman Modal dan

Rapat (Konsinyering) realisasi pelaksanaan penanaman modal.

5. Sumber dan Jumlah Anggaran.

Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 734.274.000,- dengan realisasi

sebesar Rp. 631.757.585,- atau 86,04%.

6. Permasalahan dan Solusi.

a. Permasalahan 1:

Terkait realisasi keuangan. Dalam realisasi keuangan dekonsentrasi menerapkan sistem/

aplikasi keuangan dan barang yang sering berubah sehingga membutuhkan waktu

penyesuaian bagi tenaga aparatur dalam proses penggunaan aplikasi baru yaitu aplikasi

SAIBA, dan SIMAK BMN. Selain itu, revisi anggaran Dekonsentrasi membutuhkan waktu

yang relatif lama, karena memerlukan persetujuan dari Eselon I BKPM RI, sementara

perencanaan awal tidak melibatkan Badan Investasi dan Promosi Aceh, sehingga beberapa

pos anggaran yang sudah direncanakan tidak bisa dilaksanakan dan ada yang dibutuhkan

namun tidak tersedia. Disisi lain dalam pelaksanaan revisi, penambahan perjalanan dinas

untuk pemantauan tidak dibenarkan, sementara dana dekonsentrasi hanya diperuntukkan

untuk kegiatan pemantauan yaitu sebagian besar untuk perjalanan dinas dalam rangka

pemantauan realisasi penanaman modal.

Solusi 1:

Aplikasi diharapkan tidak terlalu sering di upgrade dan berubah, sehingga dapat

mempercepat realisasi keuangan, selain itu, revisi anggaran dipermudah dan dipersingkat

sehingga dapat mempercepat realisasi keuangan.

b. Permasalahan 2:

Dalam pelaksanaan pemantauan realisasi penanaman modal sering tidak ditemukan

perusahaan di lokasi dan kantor perwakilan tidak tersedia di lokasi proyek, ataupun pindah

alamat tanpa pemberitahuan kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh. Disisi lain

penanggung jawab pengisian Laporan Kegiatan Penananaman Modal (LKPM) pada

umumnya berada di kantor pusat diluar Aceh dan jarang ditemukan di lokasi proyek,

sehingga ketika pemantauan ke lokasi proyek tidak banyak informasi yang dapat diperoleh

oleh tim pemantauan. Selanjutnya, koordinasi antar lembaga sulit ditindaklanjuti karena

(21)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

17

kelembagaan penanaman modal dan PTSP sebagian besar masih belum terintegrasi di

kabupaten/ kota..

Solusi 2:

Perlu pemberitahuan lebih awal sebelum pemantauan baik kepada kantor pusat perusahaan

maupun perwakilan di lokasi proyek, perubahan alamat perusahaan disampaikan update

kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh, perlu penunjukan petugas penanggung jawab

pengisian LKPM dari perusahaan, selanjutnya rapat koordinasi perlu diperbanyak kuantitas

dan kualitasnya sehingga berbagai pihak dapat melaksanakan tupoksi masing-masing dan

saling memperkuat dalam menciptkan iklim investasi di daerah, dan kelembagaan

penanaman modal perlu segera terintegrasi dengan PTSP, sehingga dapat memperkuat

koordinasi dan fungsi pengendalian penanaman modal di daerah.

B. Tugas Perbantuan yang Diberikan

Tidak ada tugas perbantuan yang diberikan oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh ke pihak

lain.

(22)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

18

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1. Kebijakan dan Kegiatan

Dalam upaya peningkatan investasi di Provinsi Aceh, telah diupayakan berbagai

kebijakan dan kegiatan dalam bentuk forum/pertemuan/rapat/seminar/lokakarya dengan instansi

terkait dan dunia usaha. Setiap forum pertemuan, baik dalam dan luar negeri, selalu aktif diikuti

dengan mengikutsertakan perwakilan dunia usaha. Kegiatan ini merupakan salah-satu usaha

untuk mewujudkan Sasaran ke-3 Badan Investasi dan Promosi dalam Rencana Strategis

2012-2017, yaitu meningkatnya jumlah penanam modal.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan forum/ pertemuan/ rapat/ seminar/ lokakarya dengan instansi terkait dan dunia

usaha yang ditargetkan adalah 7 kali event/pertemuan. Semua target dapat tercapai 100%

dengan menghabiskan dana sebesar Rp 4.205.759.171,- atau 97,82% dari yang dianggarkan,

yaitu Rp 4.299.487.280,- pada Kegiatan Peningkatan Promosi, Kerjasama Investasi dan

Pengembangan Potensi Unggulan Daerah.

Adapun pertemuan yang dimaksud adalah:

1) Business Leader Forum (BLF) di Sari San Pacific Hotel, Jakarta pada 21 Mei 2015, terdiri

dari kegiatan Forum Bisnis dan Pameran Mini peluang investasi sektor unggulan. Sekitar

200 peserta menghadiri event ini, diantaranya duta besar dan perwakilan dari negara

sahabat, para CEO perusahaan dalam dan luar negeri, dan asosiasi usaha dalam & luar

negeri.

2) Sabang Fair di Arena Sabang Fair dari 31 Mei s.d 08 Juni 2015. Stand BIP menampilkan

penyajian informasi peluang investasi kepada pengunjung pameran berupa buku Aceh

Investment Profile dan leaflet.

3) Workshop Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Kawasan Sabang pada 27-28 Agustus

2015 di Aula Pemkot Sabang.

4) IMEU (Indonesia Middle East Update). Famillirizatiom Trip (Famtrip) delegasi duta besar

dan perwakilan negara Timur Tengah dan Pemaparan Potensi Investasi Aceh pada 7

Agustus 2015. Kegiatan puncak IMEU berlangsung di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh

pada 18-19 Oktober 2015. Kegiatan ini mencakup one-on-one/table top meeting pengusaha

Timur Tengah dengan para pengusaha Aceh dan Pameran Gelar Potensi Investasi Daerah

oleh Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Pengusaha Kopi.

5) Forum Bisnis Invest Penang. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan tahunan promosi

luar negeri, kegiatan ini bertujuan memberikan informasi potensi Aceh dan diharapkan dapat

membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui proyek-proyek investasi

yang siap dikerjasamakan.

6) Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) di Lhong Raya, Aceh Besar pada . BIP menampilkan

video profil investasi di Aceh dan penyajian informasi berupa buku Aceh Investment Profile

dan leaflet.

(23)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

19

7) Pendampingan Tim Specialty Coffee Associaltion of Europe (SCAE) ke Bener Meriah dan

Aceh Tengah pada 15-23 November 2015. Kegiatan meliputi Coffee Stakeholder Meeting

dan kunjungan ke perkebunan kopi dan cupping test.

Kegiatan Kerjasama G to G :

1) Kerjasama dengan Pemerintah Pulau Penang (Invest Penang)

Beberapa rekomendasi penting dari business matching pada ini adalah :

- Kedua pemerintah sepakat melakukan joint promotion untuk meningkatkan arus

kunjungan pariwisata kedua provinsi.

- Pemerintah Penang dan Pemerintah Aceh sepakat membantu mewujudkan rencana

Pemda Sabang untuk pembukaan rute baru penerbangan Sabang-Penang. Kedua belah

pihak membicarakan langkah detail untuk mewujudkannya.

- Pemerintah Penang akan melakukan pembahasan dengan maskapai penerbangan Firefly

dan Malindo untuk maksud ini. Apindo bersama pemerintah Aceh dalam waktu dekat

akan mengadakan lawatan ke Penang untuk mendetailkan dan merealisasikan kerjasama

bidang pariwisata dan pemerintah penang akan memfasilitasi pertemuan dengan

pemerintah dan pengusaha disana.

- Terdapat kesepakatan antara pengusaha Aceh-Penang untuk melakukan trading bidang

agro (kopi).

- Pembahasan untuk investasi dibidang pengolahan coklat di Kawasan Industri Ladong

Aceh Besar.

- Kapal kargo kayu dari Krueng Geukuh direncanakan akan melayari rute Krueng

Geukuh-Penang.

- Kerjasama pemasaran ekspor produk halal.

2) Kerjasama Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)

Penguatan konektivitas terutama konektivitas udara menjadi isu penting untuk mendorong

tumbuhnya perekonomian di kawasan strategis Aceh. Hasil KTT IMT-GT ke-9 di Langkawi,

Kedah Malaysia yang dilaksanakan pada 28 April 2015 melahirkan beberapa hasil penting:

- Konektivitas udara: Phuket/Krabi/Langkawi/Sabang.

- Konektivitas maritim Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati dan Krueng Geukueh –

Penang/Port Klang.

- Potential Reverse Investment; trading produk pertanian/hortikultura, trading produk

perikanan, pendirian pabrik pakan ternak, pendirian Malaysia Agrobazaar (produk

makanan dan minuman dari Malaysia) di Banda Aceh. Terkait agro bazaar, NAFASindo

melalui NAFASindo Aceh Berjaya telah menyewa 2 (dua) bangunan berlokasi di Punge,

Banda Aceh. Sarana seperti rak produk makanan dan minuman telah tersedia.

Dalam kerjasama Potential reverse Investment, kendala yang dihadapi oleh eksportir

lokal untuk ekspor komoditi pertanian diantaranya kentang, jahe dan kelapa yaitu: harga

jual dengan harga beli di tingkat petani tidak sesuai, ongkos angkut (kapal), sewa alat

bongkar muat di Pelabuhan Krueng Geukeh mahal dan kontinuitas komoditi unggulan

untuk diekspor ke Port Klang Malaysia masih belum maksimal. harus ada

pembinaan/kemitraan antara petani dengan eksportir melalui farming contract system dan

(24)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

20

perlu melibatkan pembinaan lebih lanjut terhadap petani, dalam hal ini oleh instansi

terkait (Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, dan Dinas Ketahanan

Pangan).

Kerjasama B to B :

1) IMEU merupakan acara yang diprakarsai oleh Direktorat Timur Tengah Direktur Jendral

Kementerian Luar Negeri secara Swakelola sejak tahun 2007 sebagai upaya Diplomasi

Ekonomi di kawasan Timur Tengah sebagai pasar non-tradisional Pemri paska 2008.

Pertemuan IMEU ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia

dengan Timur Tengah, meningkatkan pertumbuhan Ekonomi serta melakukan promosi

potensi daerah kepada Dubes dan calon investor dari Timur Tengah dan tentu untuk

menghemat anggaran promosi Daerah ke luar Negeri.

Hasil kesepakatan antara pelaku usaha dari Timur Tengah dengan beberapa pelaku usaha

lokal melalui one on one meeting di forum bisnis pada 18 Oktober 2015 di Hermes

Palace Hotel, Banda Aceh, yaitu joint venture dengan investor lokal (pembangunan hotel

di Sabang).

2) Kerjasama dengan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE)

Kunjungan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) ke Takengon dan Bener

Meriah. Kunjungan ini merupakan hasil tindak lanjut dari keikutsertaan Pemerintah Aceh

pada event world coffee di Gothenburg Swedia. Rangkaian kunjungan dilakukan selama

6 hari dari 15 s.d 21 November 2015 dengan didampingi oleh Tim BIP Aceh. Kunjungan

ini bertujuan mengenal kopi dari Gayo dan diversifikasi kopi di Indonesia khususnya

Arabica Gayo. Tahun 2014 produksi kopi nasional sebesar 685.000 ton yang 65 % nya di

ekspor ke berbagai Negara seperti Philipina, Malaysia, Thailand , Singapura, RRC dan

Uni Emirat Arab. Diharapkan pada tahun tahun mendatang pangsa pasar ekspor kopi ini

dapat lebih luas mencapai Negara-negara Eropa.

Tim Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) melakukan kunjungan ke

perkebunan kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dan bertemu dengan

MPIG ( Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis), kelompok petani dan pengusaha

kopi gayo. Aktivitas selama kunjungan meliputi mengapresiasi kehidupan petani kopi dan

aktivitas kesehariannya, cupping test dan pertemuan bisnis. Kunjungan Tim SCAE ini

membuka kesempatan untuk memperpendek jalur ekspor, karena petani / kelompok tani

bisa mengekspor secara langsung kepada pengusaha anggota SCAE, sehingga harga yang

diperoleh petani kopi meningkat. Kesempatan ini juga membuka peluang bagi pengusaha

di Uni Eropa untuk dapat melakukan investasi, khususnya dibidang Agro Industri di

Aceh.

Kunjungan tim SCAE tersebut menghasilkan kontrak dagang langsung antara beberapa

calon investor di antaranya dari Arab Saudi dengan pembelian langsung kopi Arabika.

3. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan

- Belum siapnya Pemerintah Aceh dalam menyiapkan lahan untuk calon investor potensial.

- Kurangnya koordinasi yang intens dengan instansi terkait dan pengurus Kadin/Dunia Usaha.

- Kurangnya koordinasi jadwal pertemuan/dialog antara kedua belah pihak.

(25)

LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2015 - Badan Investasi dan Promosi Aceh

21

- Kurang terlibatnya pengurus kadin/dunia usaha kabupaten/kota dalam kerjasama investasi.

b. Solusi

 Menyiapkan kawasan investasi yang terpadu dari hulu sampai hilir dengan dukungan

peraturan gubernur.

 Segera menyiapkan Project Proposal dan Detail Plan Investasi Aceh dengan data yang akurat

dan kerjasama serta koordinasi dengan instansi teknis terkait.

 Meningkatkan hubungan kemitraan yang lebih erat antara pemerintah dan pengurus Kadin

serta dunia usaha dalam mendukung investasi di daerah.

 Segera menindaklanjuti rekomendasi dari pertemuan yang telah dilaksanakan.

 Meningkatkan hubungan silaturahmi antara Pemerintah, Kadin serta dunia usaha dengan

Kabupaten/Kota.

Gambar

Tabel  1  menampilkan  realisasi  keuangan  dan  fisik  program/kegiatan  Badan  Investasi  dan  Promosi  Aceh  tahun  2015  dengan  alokasi  anggaran  Badan  Investasi  dan  Promosi  Aceh  Tahun  2015  sebesar  Rp
Tabel 1. Realisasi Program/Kegiatan Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2015
Tabel 2. Pengukuran Kinerja Badan Investasi dan Promosi Aceh Tahun 2015
FOTO PELAKSANAAN FOTO PENUTUPAN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya sehinggapenulisdapat menyelesaikan penulisan skripsi denganjudul “Prevalensi

Cara memilih format gambar adalah dengan menampilkan menu toolbox, lalu pilih salah satu item untuk membuat satu objec gambar, misal gambar lingkaran maka kita pilih perintah

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Leverage terhadap

(1) Dalam hal NJKB sebagai dasar pengenaan PKB dan BBN- KB untuk Kendaraan Bermotor tahun pernbuatan 2017 yang jenis, merek, tipe dan nilai jualnya belum ditetapkan oleh

This research has been done used the combination of Papua Red Fruit Oil (Pandanus conoideus Lam.) and red ginger root (Zingiber officinale Roxb. merah) as the increased

[r]

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara serempak current ratio dan debt ratio berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan property dan

aureus, dengan adanya komponen biokatif pada ekstrak andaliman seperti alkaloid, glikosida, flavonoid dan steroid (Houghton dan Raman 1998) kemungkinan mengakibatkan