Menguji Aksi #2019GantiPresiden ala PKS
Ali Mardani Sera (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)
Liputan6.com, Jakarta - Setahun jelang pagelaran Pilpres
2019, euforia pesta demokrasi sudah mulai terasa.
Masing-masing kubu bersiap menyiapkan pesta demokrasi lima
tahunan tersebut.
Langkah-langkah koordinasi terus digalakkan para partai
pendukung. Mereka membahas tentang sosok cawapres yang
tepat untuk disandingkan dengan Jokowi.
Sementara partai oposisi juga terus beraksi. Ada yang
melontarkan kritik pedas terhadap kinerja pemerintahan dan
juga membahanakan gerakan dunia maya dengan hashtag
#2019GantiPresiden.
Tak dinyana, gerakan di dunia maya membuat heboh alam
nyata. Kaus bertuliskan tagar #2019GantiPresiden dijual pada
acara Rakernas Partai Gerindra bidang advokasi dan hukum di
Hotel Sultan, Jakarta Selatan.
Ada
sejumlah
variasi
warna
kaus
bertuliskan
#2019GantiPresiden itu. Ada merah, hitam, putih. Satu kaus
dipatok dengan harga Rp 75 ribu. Bahkan dalam situs belanja
online, kaus-kaus jenis itu banyak ditawarkan.
Atas fenomena itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi
menanggapinya santai. Di hadapan relawan, ia menyindir
pihak yang ingin ganti presiden.
"Sekarang isu kaus ganti Presiden 2019. Masa dengan kaus
bisa ganti Presiden," kata Jokowi saat memberikan sambutan
dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun
2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu (7/4/2018).
Jokowi menegaskan, hanya dua hal yang bisa mendorong
pergantian Presiden. Yakni rakyat dan kehendak Tuhan. Kaus,
tegas dia, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.
"Masa pakai kaus bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucap
Jokowi disambut tepuk tangan para relawan Galang Kemajuan
Jokowi.
Tanggapan Jokowi diapresiasi Presiden PKS Sohibul Iman.
Respons Jokowi yang dinilainya tidak berlebihan itu sangat
tepat. "Pak Jokowi bagus tanggapi santai," katanya.
Dalam akun twitter, Sohibul juga mengungkapkan tentang
realiasasi terkait hal tersebut. Menurut dia, dari berbagai
aspek, pergantian presiden dinilainya masih jauh.
"Kalau dipikir dg jernih #2019GantiPresiden itu msh jauh
untuk terealisir. Pertama, hrs ada paslon alternatif diluar
petahana. Ini blm ada. Kedua, paslon alternatif tsb hrs lbh
tinggi elektabilitasnya drpd petahana. Ini jg blm ada. Jd sdh
betul pak @jokowi menyikapi dg santai," tulis dia.
Sub Judul 2: Penggagas Hashtag
Tagar #2019GantiPresiden digagas oleh Politisi PKS Mardani
Ali Sera. Menurut dia, gerakan ini sah secara konstitusional
dan sebagai pendidikan politik bagi bangsa.
Dia mengaku gerakan ini berdasarkan data dan analisa yang
sudah dilakukan.
"Gerakan #2019GantiPresiden merupakan antitesa dari
gerakan yang sudah bergulir yaitu 'Dua Periode' untuk Pak
Jokowi. Ini juga gerakan sah, legal dan konstitusional," kata
Mardani dalam keterangan tertulis, Rabu 4 April 2018.
Mardani menjelaskan gerakan ini memiliki tiga esensi.
Pertama sebagai bentuk pengingat bahwa pemilihan presiden
makin dekat. Momentum ini menjadi penting karena akan
menentukan nasib bangsa 5 tahun ke depan. Apalagi Pileg dan
Pilpres dilaksanakan serentak.
"Hampir segalanya naik dan turun karena kepemimpinan.
Apakah Indonesia akan jadi negara yang bersinar atau terbit
atau menjadi negara gagal atau tenggelam tergantung siapa
Presidennya di 2019," kata dia.
Kedua momentum gerakan ini ingin menghimpun dukungan
oleh masyarakat yang ingin berharap ada presiden baru.
Sehingga, persiapan tidak hanya dilakukan partai maupun
organisasi masyarakat. Mardani ingin semuanya bersatu
bersuara agar presiden diganti.
"Kita tidak sedang menyebar kebencian, kita tidak sedang
menjelekkan Pak Jokowi, beliau orang baik, pemerintah
sekarang sedang bekerja. Tapi kami menilai dan ini hak
konstitusional kami, kami ingin #2019GantiPresiden yang
lebih baik," jelasnya.
Mardani menyebut gerakan ini untuk merumuskan agenda
Menuju Indonesia Berkah, Indonesia yang maju, adil, dan
makmur. Tujuannya adalah agar Indonesia tidak lagi terbelit
hutang. Dan pendidikannya menghasilkan mujahid dan
mujahidah berakhlak.
"Jadi Gerakan #2019GantiPresiden insya Allah akan terus
jalan dengan cara yang benar, tidak memfitnah, selalu merujuk
pada ulama dan selalu mengandalkan kekuatan sendiri.
Semoga Allah SWT berkahi dan lindungi gerakan ini,"
tutupnya.
Gerakan ini dinilai Politikus senior Partai Golkar, Akbar
Tanjung sebagai hal yang sah-sah saja dan merupakan suatu
yang lumrah, mengingat sistem rekrutmen capres dilakukan
secara terbuka dan demokratis.
"Saya kira itu hal yang wajar, sesuatu yang normal dalam
kaitannya dengan rekrutmen kepemimpinan nasional kita,"
ucap Akbar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu 7 April
2018.
Karenanya, kata Akbar, menjadi wajar jika terdapat partai
politik lain yang belum resmi memberikan dukungan kepada
calon kandidat manapun namun melakukan propaganda itu.
"Ada peluang untuk memberikan dukungan siapa yang akan
mereka dukung untuk presiden yang akan datang. Nah siapa
itu? Bisa saja mereka mempersiapkan juga," ujar Akbar.
Sub
Judul
3:
Lawan
dengan
Hashtag
#Lanjutkan212
Viral #2019GantiPresiden ditanggapi biasa oleh partai
pendukung Jokowi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ketua Umum PPP Romahurmuziy berkelakar tagar
#2019GantiPresiden dilawan dengan #Lanjutkan212.
"Kalau hashtag yang kemarin itu seperti yang sudah
diumumkan, maka kita juga punya hashtag yang lain yaitu
#lanjutkan212," ucap Romi di Jakarta, Rabu 4 April 2018.
Karena, lanjut dia, Jokowi sudah 2 periode memimpin kota
Solo, satu periode menjadi Gubernur, dan hari ini, diharapkan
akan menjadi presiden 2 periode.
Menurut Romi, Aksi tagar itu dinilainya hal ini biasa dalam
demokrasi. Terlebih pertarungan 2019 pelan-pelan hanya
mengarah ke dua paslon saja.
"Jadi pasti yang melontarkan hashtag itu adalah lawan-lawan
politik Pak Jokowi. Dan itu hal yang biasa, demokrasi," tutur
Romi.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya
Paloh. Dia menganggap semua berhak untuk bermain hashtag.
"Negara demokrasi mau main hastag, mau ganti presiden, mau
calonkan presiden. Apa yang salah? Enggak ada yang salah
menurut Nasdem," jelas dia
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyebut respons
Presiden Jokowi terkait maraknya isu #2019GantiPresiden
bukan sebagai upaya serangan balik.
Jokowi
memang
harus
meluruskan
adanya
isu
#2019GantiPresiden yang beredar, yang dianggap menyerang
kepala negara, karena ia akan kembali maju di Pilpres 2019.
"Karena menjadi pemimpin itu harus menggelorakan harkat
dan martabat bangsa untuk menyatukan semangat
gotong-royong bahwa seberapa pun berat masalahnya harus diatasi,"
ucap Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (8/4/2018).
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan tak
ambil pusing dengan gerakan #2019GantiPresiden. Sebab
semua keputusan akan ditentukan rakyat.
"Ya orang mau bilang ganti, sila-sila aja, hak dia. Tapi kan kita
melihat yang akhirnya rakyat yang memutuskan," ujar Luhut.
Tentunya pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 2019
mendatang masih memiliki waktu cukup lama. Semua kubu
dapat menyiapkan strategi agar hasil yang dicapai sesuai
dengan tujuan.
Namun pada akhirnya, hashtag itu akan diuji dalam Pilpres
2019. Apakah hashtag itu sesuai dengan fakta atau hanya
bergaung di dunia maya. Rakyatlah nanti yang akan
membuktikan.
Informan 1
Nama : Muhammad Ali
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 13 Juli 1978 Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Redaktur Kanal News Liputan6.com
Wawancara : Senin, 13 Juni 2019, di Green Terrace TMII Keterangan : Q= Question
A= Answer Q : Selamat siang pak.
A : Selamat siang.
Q : Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk wawancara hari ini. Pertama-tama boleh perkenalkan diri terlebih dahulu.
A : Nama saya Muhammad Ali di panggilnya Ali. Q : Tempat tanggal lahir?
A : Tempat tanggal lahir itu, saya lahir di Jakarta, tanggal 13 Juli 1978.
Q : Untuk tinggalnya sekarang di daerah mana? A : Tinggal di daerah Jati Rangon ya, di Bekasi. Q : Untuk agamanya?
A : Agama Islam
Q : Asalnya dari mana?
A : Saya asalnya, ibu bapak saya berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Jadi ibu bapak saya lahir di sana dan kemudian ke sini ke Jakarta merantau dan saya lahirnya di sini gitu.
Q : Untuk pendidikannya?
A : Pendidikan saya S1 di Sekolah Tinggi Publisistik Thawalib Jakarta, Jurusan Komunikasi Pendidikan Islam.
Q : Untuk hobinya?
A : Saya hobinya macam-macam, kadang-kadang jalan, kemudian baca-baca buku, baca-baca berita terkini, terus ya nikmatin aja gitu. Q : Untuk sekarang jabatan di Liputan6.com sebagai apa?
A : Di Liputan6.com saya sebagai Redaktur di kanal news Liputan6.com
Q : Boleh menceritakan pengalaman kerja di Liputan6.com? A : Awal mulanya itu kan, masuk sekitar tahun 2013 di
liputan6.com. jadi kan pas masuk awal ditujukan untuk mem back-up di tv. Tv SCTV Liputan 6, habis di news Liputan 6 SCTV, nah di Liputan 6 SCTV ada semacam berita Liputan 6 pagi, siang, sore. Nah berita-berita itu dijadikan transcript kita buat berita berbentuk online dengan disisipkan videonya. Jadi maskyarakat ketika mencari berita apa nih yang lagi ramai di Liputan 6 SCTV gitu ya. Nanti bisa di
Q : Bapak berapa bersaudara?
A : Saya ada empat bersaudara, saya anak terakhir. Q : Sekarang sudah mempunyai anak?
A : Saya anak ada tiga dan istri ada satu.
Q : Apakah bapak pernah mengikuti anggota parpol?
A : Saya selama ini sih untuk ikut sih tidak pernah ya tapi kalau untuk mengamati-mengamati sih suka ya. Suka mengamati parpol-parpol seperti apa gerakan-gerakannya tapi kalau secara terjun langsung sih gak pernah.
Q : ada tujuan kedepannya kea rah sana?
A : kayaknya untuk masuk atau terjun ke sana kayaknya saya harus mikir beribu-ribu kali ya karena memang background untuk itu kan belum atau tidak tertarik.
Q : Nah tadikan bapak cerita sudah lama berada di Liputan 6, seberapa lama bapak menulis tentang berita politik?
A : Kalau durasinya memang tergantung dari temanya ya kalau memang temanya bisa kita kuasai dengan baik itu akan semakin cepat untuk kita menulis dan kuncinya itu adalah kita harus sering-sering
membaca, sering-sering mengupdate informasi dari semua lini berita sehingga dengan begitu ketika dapat tugas sesuatu dengan isu jadi kita harus udah tangkep, dengan begitu kita akan memudahkan alur cerita atau alur berita yang akan kita sampaikan. Jadi kuncinya kalau kita mau menulis istilahnya dengan cepat atau lambat tergantung dari kitanya. Kalau saya pribadi untuk awal-awal agak lama mungkin sekitar 1 berita sekitar 10 menitan kurang lebih. Nah kita bisa pangkas itu, paling cepat 3 menit atau 4 menit.
Q : Kalau di liputan.comnya sudah berapa lama?
A : Saya di Liputan6.com semenjak Liputan6.com di bentuk itu sih. Dan say kebetulan langsung di desk politik.
Q : Dalam sehari bapak bisa menulis berita tentang politik berapa? A : Kalau dalam sehari saya bisa ada 20 berita, kadang 15, kadang kalau banyak isu bisa 25 berita, jadi memang tidak menentu
tergantung dari pergerakan-pergerakan isu yang sedang berkembang. Q : Sebelum di Liputan 6, bapak pernah bekerja di media lain? A : Saya untuk kerja secara terikat tidak ada tapi secara freelance pernah ada itu di Majalah tapi sebagai fotografer. Saya berpikir ketika
kita terjun ke dunia Jurnalistik maka semua ilmu juga tidak ada salahnya kita bisa pelajari karena buat sisi itu tidak bisa dipisahkan dunia menulis dan dunia foto untuk seorang jurnalis.
Q : Untuk kesibukan di luar medianya ada atau tidak?
A : Untuk saat ini sih saya hanya fokus di Liputan6.com saja. Untuk di luar saya belum ada.
Q : Nah politik kitakan makin panas, pendapat bapak mengenai politik di Indonesia bagaimana secara garis besar?
A : Jadi kalau secara garis besar dari sisi demokrasi di Indonesia sudah mulai berjalan dengan baik ya dari mulai pada saat era-era reformasi. Nah kemudian seiring jalannya waktu sistem politik dari para pemegang-pemegang parpolnya agak kurang memberikan Pendidikan politik bagi masyarakatnya sehingga ketika pada saat masyarakat melihat para elite politik tidak memberikan teladan atau surih teladan yang baik ke arah demokrasi yang bisa memberikan pencerahan bagi Indonesia itu. Jadi mau tidak mau kita harus terus memberikan Pendidikan kepada masyarakat agar berdewasa untuk berpolitik.
Q : Pilpreskan lagi hangat-hangatnya dibicarakan banyak
masyarakat Indonesia, menurut bapak lebih suka gaya kepemimpinan siapa dari kedua pasangan pilpres 2019?
A : masing-masing itu memang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing di antara kedua kubu. Kubu 01 maupun 02, nah kita tinggal melihat seberapa besar diantara dua kubu ini yang memiliki bersama untuk mengembangkan Indonesia. Jadi kalau
ditanya mengenai yang baik saya pikir baik semua karena memang dua orang itu putra terbaik bangsa dan tinggal kita aja untuk
mengawasi atau mungkin dari masyarakat yang bisa masukan atau memberikan penilaian-penilaian tersendiri bagi masing-masing. Q : Kalau dari gayanya lebih suka dari sisi mana?
A : Gaya kepemimpinan? Q : Iya
A : Kalau dari sisi merakyat mungkin pak Jokowi menang yang bisa tetapi kalau dari sisi ketegasan bisa dilihat dari pak Prabowo. Nah mungkinkan dari masyarakat yang bisa melihat seperti apa, masing-masing mempunyai pilihannya.
Q : Apa yang bapak ketahui mengenai #2019GantiPresiden? A : Jadi isu #2019GantiPresiden itu memang pertama kali dicetuskan oleh Politikus PKS yang bernama pak Mardani Ali Sera. Hashtag itu muncul ketika saat ada acara di sebuah stasiun televisi acara talkshow. Nah setelah isu tersebut bergulir terus sampai pada saat awal Mei kalau tidak salah itu, sekitar bulan Mei itu akan ada deklarasi tentang hashtag atau tentang relawan aksi
#2019GantiPresiden. Nah disitu mulai bergemah, mulai muncul. Hashtag ini untuk mengimbangi tentang #Jokowi2Periode kalau tidak salah. Jadi memang dua hashtag itu muncul memang saling berebut opini masyarakat, nah kemudian uniknya pada saat di Lembaga survey, di twitter kah dan yang mengikuti mention dengan
#Jokowi2Periode itu lebih banyak dari #2019GantiPresiden dan
#2019GantiPresiden mengungguli hashtag. Dan juga ada beberapa faktor dan berbagai sisi bisa dibahas disitu. Jadi memang awalnya dicetuskan oleh pak Mardani lalu mulai berkembang dan jadi menggemah samapi kemarin tanggal 13 April 2019 isu itu sudah ditutup karena memeang dasarnya #2019GantiPresiden sudah berlangsung pemilihan Presiden. Nah isu #2019GantiPresiden dari sejumlah pihak menganggap itu tidak bertentangan dengan konstitusi
karena memang sah. Hashtag tersebut mendapatkan pro dan kontra dan memang meraka menganggap ini adalah fenomena demokrasi di Indonesia.
12:34:34
Q : Apakah bapak pernah liputan langsung ke lapangan tentang gerakan #2019GantiPresiden?
A : Kalau saya sih belum pernah
Q : Menurut bapak bagaimana pandangan mengenai #2019GantiPresiden?
A : Kalau saya pribadi sih, hashtag itu kan hanya untuk bagian dari fenomena demokrasi di Indonesia. Jadi memang dari sejumlah pihak tokoh pun tidak mempermasalahkan asal dilaksanakan sesuai dengan konstitusional dan itu sudah di sepakati untuk
#2019GantiPresiden dan memang akan berlangsung pemilihan
presiden baru. Jadi memang bagi saya sah-sah saja selama di jalankan sesuai dengan konstitusi.
Q : Pesan apa yang ingin disampaikan melalui pemberitaan yang bapak buat dimuat di Liputan6.com mengenai #2019GantiPresiden?
A : Jadi memang ini saya tulis dalam desk rajut di Liputan6.com ada tugas bagi sejumlah staf redaksi untuk menulis Panjang. Nah menulis Panjang ini disesuaikan dengan isu-isu yang sedang hangat, jadi ketika itu saya yang kebagian tugas untuk menulis panjang ini dipikir saya kan sebelum bulan April sebulan setelahnya itu bulan Mei itu akan ada gerakan aksi #2019GantiPresiden di Patung Kuda. Nah saya pikir ini menarik dalam artian di tengah hirup pikuk demokrasi kemudian muncul segini dan masyarakat menyambut untuk aksi #2019GantiPresiden. Dan nyatanya kita tidak tau dalam artian nanti akan terbukti di pilpres 2019 atau tidak gitu karena memang semua itu tergantung dari pilihan dari masyarakat. nah makanya saya bilang menguji aksi ketika kita menguji kita belum tau, kita saksikan saja setelah pemilu, apakah aksi ini akan berhasil atau tidak.
Q : Apa harapan bapak kepada khalayak dalam memaknai pemberitaan ini?
A : Jadi memang setiap isu pasti kan mempunyai tujuan tertentu ya, jadi tergantung pandangan dari masing-masing masyarakatnya. Nah kalau dari tulisan yang saya ingin sampaikan kepada masyarakat, kita berharap bahwa proses demokrasi Indonesia akan berjalan dengan
baik karena memang selama itu di jalankan dengan konstitusional dan secara hukum sah asalkan di jalankan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditentukan oleh hukum di Indonesia. Dan bagi mereka pun yang tidak setuju dengan ini tidak masalah, dalam artian ini kan demokrasi bisa semua setuju dan tidak itu hal yang wajar dalam setiap negara demokrasi. Jadi harapan saya dengan adanya berita atau tulisan ini akan memberikan wacana kepada masyarakat bahwa ini loh
demokrasi yang ada di Indonesia segala hirup pikuknya seperti ini. Q : Menurut bapak kenapa isu ini layak untuk diterbitkan dengan skala yang banyak?
A : Jadi memang isu ini muncul ketika itu yang tadi saya jelaskan muncul ketika pada saat di cetuskan oleh pak Mardani Ali Sera dan isu ini terus running karena dapat tanggapan dari pak Jokowi dan pak Jokowi menanggapi “masa ganti presiden pakai kaos tidak mungkin” artinya ada pembelajaran politik yang bagus. Jadi seolah-olah
masyarakat kita sampaikan bahwa ini tidak masalah selama isu ini berjlaan dengan baik tidak masalah. Kalau ditanyakan tentang di
running isu ini yang terus menerus di beritakan itu sebenarnya
apa yang mau kita naikan, apa yang kita mau bahas dari isu-isu yang ada dan ternyata isu #2019GantiPresdien memang sedang ramai dibicarakan dan di masyarakat lalu masyarakat butuh pencerahan-pencerahan akan baik itu dari sisi kubu yang pemerintahnya maupun dari sisi yang oposisi. Jadi intinya atau poinnya itu isu itu di beritakan secara terus-menerus karena isu tersebut sedang mendapatkan
perhatian dari masyarakat.
Q : Oke sekian wawancaranya hari ini, terima kasih banyak pak. A : Sama-sama.
Nama : Fandi Akbar Saputra
Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 03 Febuari 1998 Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa Universitas Pancasila
Wawancara : Senin, 03 Juni 2019, di Kopi Janji Jiwa (Pasar Lama, Tangerang)
Keterangan : Q= Question A= Answer
Q : Selamat malam hari ini saya ingin mau mewawancarai tentang #2019GantiPresiden, pertama-tama perkenalkan diri?
A : Pertama-tama gw mau ucapin terima kasih buat wili udah jadiin gw narasumber. Jadi langsung aja ya, perkenalkan nama gw Fandi Akbar Saputra. Ini gw eluh gpp kan ya?. Usia gw sekarang 21 tahun, gw belum bekerja dan Pendidikan gw sekarang lagi ambil kuliah di fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila jenjang S1, agama Bergama Islam, tempat tinggal gw sekarang di Tangerang, Banten. Tanggal lahir gw 03 Febuari 1998.
A : Tangerang. Terus hobi gw sekarnag sih, paling ini yaa, bikin konten-konten fotography di Instagram. Gw anak ke tiga dari 3 bersaudara. Kesibukan gw saat ini selain kuliah, selain gw kerjain skripsi , gw lagi coba menggali potensi gw di bidang fotography dan coba memanfaatkan Instagram sebagai media belajar gw untuk menggali lagi potensi gw di bidang fotography.
Q : Sering membaca media online?
A : Kalo sekarang sih, jarang ya untuk membaca di media online biasanya tapi kalo gw main sosial media ada beberapa media atau akun twitter media online yang suka upload beritanya dan gw paling seringnya baca judulnya aja sih. Judul sama beberapa paragraf
awalnya ya udah. Tapi kalo gw gak tertarik sama judulnya gw gak mau baca lebih lanjut lagi gitu.
Q : Desk apa yang suka di akses? Politik? Ekonomi? Olahraga? A : Buat sekarang politik sama olahraga gw itu tertarik banget, apalagi kalo udah memasuki bursa transfer pemain internasional nah tuh gw baru gw buka, gw baca secara lengkap, gitu….
A : Oke, kalo buat sekarang sih gw ngerasanya perpolitikkan di Indonesia sebenernya baik-baik aja. Tentang politik Indonesia ya, gw merasa sekarang politik Indonesia sudah berjalan baik banget sistem demokratis kita udah menuju ke arah yang baik dan benar sudah rapi Cuma kalo disuruh aaaa… menggambarkan kondisi perpolitikan yang sekarang nih ya gw ngerasa sih lebih agak kecewa, lebih kepada hmmmm aktor-aktor di balik pepolitikan di Indonesia itu sendiri gitu. Tapi untuk sistem politiknya gw rasa sih di Indonesia masih baik-baik aja gitu.
Q : Nah tadikan disebutin suka membaca media online tentang politik, mengikuti politik juga, apakah ada ketertarikan terjun ke dunia politik?
A : hahahahaa, aaaa untuk sekarang belum, gitu aja sih. Gw gatau mungkin beberapa tahun lagi kalo misalnya sudah mendalami ilmu politik mungkin gw tertarik terjun ke dunia politik entah sebagai actor politiknya, atau sebagai calon pemimpin di sebuah daerah ataupun Cuma turut andil di dalam partai politik yang ada.
Q : Dari dua kepemimpinan ini, lebih suka gaya kepemimpinan siapa?dari pihak Prabowo atau Jokowi?
A : Kalo ditanya gaya kepemimpinan siapa yang gw suka atas dua tokoh ini Prabowo dengan Jokowi, kalo boleh jawab jujur hmmmm, sebenarnya gw agak bingung nih kalo untuk gaya kepemimpinan Prabowo sendirikan gw belum merasakan dia memimpin suatu daerah atau suatu provinsi dan sebaginya dia paling baru menjadi ketua karate Indonesia atau apa gitu. Aaaa kali misalnya emang dibandingkan gw rasa sih, gw belum bisa membandingkan, tapi kalo misalkan ditanya suka gaya kepemimpinannya Jokowi, gw suka gaya kepemimpinan beliau karena gw merasa dari presiden-presiden sebelumnya atau pemimpin-pemimpin sebelumnya, Jokowi hadir membawa gaya perpolitikan yang baru, gaya kepemimpinan yang baru. Lebih coba dekat dengan rakyat gitu ya, dengan ini di laur dari agendanya dia sebagai petugas partai atau apapun itu. Tapi gw liat gaya
kepemimpinan dia bagus banget sih beda daripada presiden-presiden sebelumnya. Jadi kalau ditanya sekarang lebih suka gaya
kepemimpinan siapa, gaya kepemimpinan Jokowi sih yang gw suka. Q : Kalo mendengar isu besar tentang ada kata hashtagnya itu pernah denger gak, isu besar yang menggunakan kata hashtag?
A : Pengunaan hashtag ya di momen setahun belakangan ini, di momen politik hashtag banyak banget bertebaran sih terutama di twitter ya. Gw seringnya main twitter ya itu hashtag bertebaran banget entah dari kubu politik mana, kubu ini, kubu poltik yang itu. Hashtag digunakan buat menyatakan dukungan atau bahkan sesekali buat memberikan kritik pada kubu-kubu politik tertentu. Jadi menurut gw hashtag ini ya ada pro dan kontranya sih.
Q : Jelaskan secara singkat mengenai hashtag #2019GantiPresiden?
A : Oke, #2019GantiPresiden kayaknya baru muncul beberapa tahun belakangan ini karena ada tahun politik di Indonesia khususnya buat pemilu 2019, pemili serentak khususnya. Tapi hashtag ini yang paling sering muncul di mana, sering digaungkan di mana-mana, sering di kampanyekan di mana-mana-mana, tapi menurut hashtag ini cukup besar sih, cukup massif keberadaannya di media sosial saat ini. Q : Tau gak sih awal mula #2019Gantipresiden bagaimana?
A : Kalo awal mulanya gw tau hashtag ini dicanangkan atau digagas sama politikus PKS kalo gak salah ketua PKS namanya Mardani Ali Sera itu dia kalo gak salah politikus partai PKS dia yang
menggagas, dia yang mengakui sendiri bahwa dia yang menggagas hashtag tersebut dengan tujuan untuk mengekpresikan cara dia untuk berdemokrasi di Indonesia, dengan menggunakan hashtag
#2019GantiPresiden. Gw rasa sih dia beserta di lingkungan politiknya dia berharap dengan keberadaan hashtag ini sih, dia pengen ada
pergantian presiden di pemilu selanjutnya.
Q : Bagaimana pandangan anda mengenai hashtag #2019GantiPresiden?
A : oke, kalo pandangan gw sebenernya oke-oke aja ya kalo ada hashtag apapun selama itu ada di koridor yang positif, ada di koridor yang sejalan, gw rasa sih fine-fine aja Cuma yang gw tangkep
belakangan ini hashtag itu kayak agak disalah gunakan oleh segelintir petinggi politik atau aktor politik di Indonesia. Disalah gunakan dalam arti hashtag ini kadang digunakan untuk mengujar kebencian kepada salah satu capres atau salah satu lawan politiknya dari penggagas 2019GantiPresiden ini untuk menjelekan dan bubuhkan di akhir captionnya 2019 ganti presiden. Tapi menurut gw sih fine-fine aja sih karena itu bentuk ekpresi mengungkapkan cara berdemokrasi buat si penggagas dan yang tertarik dengan hashtag itu sih gitu.
Q : Nah sekarang gw punya artikel mengenai #2019GantiPresiden yang di beritakan oleh Liputan6.com, dipersilahkan untuk membaca terlebih dahulu.
Q : Nah tadikan sudah baca mengenai #2019GantiPresdien yang diberitakan Liputan6.com, bagaimana anda memaknai hashtag ini dari segi judul?
A : Dari segi judul menguji aksi 2019 ganti Presiden ala PKS, jadi yang gw tangkep di sini yang tadi gw bilang di awal kalau
#2019GantiPresiden memang digagas oleh petinggi parta PKS yaitu, si Mardani Ali Sera, yang mana PKS ini adalah oposisi dari pada partai-partai yang ada di pemerintahan sekarang atau oposisi dari pemerintah atau oposisi calon lawan di pemilu 2019. Jadi menurut gw sih PKS terutama Mardani Ali Sera ini pengen tau seberapa besar efek dari hashtag ini.
Q : Kalau dari segi isi, bagaimana anda memaknainya?
A : Kalau dari segi isinya sih, gw rasa tepat-tepat aja tadi juga Mardani Ali Sera bilang kalau ini sebuah gerakan yang sah secara konstitusi, terus sebagai pendidikan politik bagi bangsa. Gw setuju kalau ini sebuah gerakan yang sah secara konstitusional dilindungi
oleh UUD. Ini juga gerakan yang ibaratnya kayak perlawanan gerakan partai pendukung Jokowi yaitu, dua periode lagi tadikan dibilangnya. Gw setuju dengan pendapatnya Mardani Ali Sera kalo ini sah secara konstitusional tapi gw kurang setuju dengan pendapatnya ini sebagai Pendidikan politik bagi bangsa karena yang gw lihat di lapangan atau di sekitar gw entah dari media sosial, temen-temen bahkan dari
saudara-saudara gw sendiri, hashtag atau gerakan 2019 ganti presiden justru lebih ke arah sebuah gerakan yang lebih kea rah intimidatif atau sebuah gerakan untuk melawan kekuasaan, melawan pemerintah tapi gak jelas gitu tujuan hashtag ini apa. Mau ganti presiden, presidennya siapa, apakah #2019GantiPresiden lebih condong ke lawan dari pak Jokowi itu sendiri lawan politiknya ya yaitu pak Prabowo tapi beberapa kali Mardani Ali Sera di wawancarai dia bilang aksi atau #2019GantiPresiden bukan untuk mendukung salah satu capres dan lalu siapa gitu makanya kadang suka kurang jelas tujuannya
#2019GantiPresiden, sebenarnya di tujukan untuk mendukung salah satu capres atau memang seperti yang di bilang Mardani Ali Sera juga sebagai gerakan untuk pendidikan bagi politik bangsa aja gitu, gw masih bingung sih sampai sekarang.
Q : Kalau dari segi judul dan isi, menurut lu nyambung atau
clickbait?
A : Oke, kalau gw baca tadi ya, judul sama isinya gak clickbait ya, masih berhubungan satu sama lain tadi kan di judul bilangnya menguji aksi #2019GantiPresiden ala PKS dan di isinya nyambung di sini isinya ada keterangan dari Mardani Ali Sera langsung, sebenarnya apa sih tujuan dia untuk membuat hashtag itu terus gimana caranya
hashtag ini bisa menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan. Jadi kayak Mardani Ali Sera benar-benar serius untuk ciptakan hashtag ini untuk mengganti presiden atau pemimpin yang dia rasa kurang cukup mempuni buat memimpin Indonesia dan dia akhirnya mengeluarkan hashtag itu dan gw rasa judul sama isinya sih nyambung.
Q : Menurut lu pemberitaan ini lebih pro ke arah mana?
A : Sebenarnya tadi yang gw bilang di awal masih bingung juga ya, tujuan hashtag ini di ciptakan sama Mardani Ali Sera buat apa. Sementara hashtag ini udah mergaung sebelum ada pencalonan capres dan cawapres buat pemilu 2019. Isu ini dan hashtag ini udah bergaung tapi lambat laun karena pengerucutan capres dan cawapres Cuma ada dua yaitu nomor urut satu Jokowi dan Maruf Amin terus
Prabowo-Sandi. Jadi kalau gw lihat lagi kelanjutannya lama-lama hashtag ini lebih condong ke no urut 02 yaitu Prabowo-Sandi.
Q : Kalau dari segi artikel?
A : kalau dari segi artikel netral sih karena di sini juga ada keterangan dari kubunya 01 yaitu Jokowi-Maruf terus penulis juga tidak ada ajakan, tidak ada tulisan yang mengatakan mendukung atau menjelekan paslon satu dengan yang lainnya. Menurut gw netral aja. Q : Dari pemberitaan ini, setuju gak sih dengan
#2019GantiPresiden?
A : Oke, kalau diambil dari berita, setuju-setuju aja sih hashtag ini. Sependapat gw sama Mardani Ali Sera kalau emang hashtag atau gerakannya dia ini sah secara konstitusional, jadi menurut gw entah gerakan ini digalakan di mana, entah di tempat-tempat terbuka tapi kemarin kalau tidak salah gerakan ini sempat menuai kontra atau kecaman karean di adakan di institusi Pendidikan yang diaman di institusi Pendidikan tidak boleh untuk menjerumuskan membicarakan politik ke salah satu capres tertentu. Tapi kalau di lihat dari berita sih gw setuju aja sih dengan adanya hashtag ini di Indonesia.
A : Oke, Thankyou.
Informan 3
Nama : Ilviana
Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 03 Januari 1997 Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Pengusaha
Wawancara : Minggu, 02 Juni 2019, di Kedai Bijie Kopi Keterangan : Q= Question
Q : Selamat siang, perkenalkan diri terlebih dahulu, dari nama, usia, hobi, agama, tinggal di mana, tempat tanggal lahir dan berapa bersaudara?
A : Oke, nama gw Ana, Ilviana biasa di panggil Ana, usia 22 tahun, hobi bernyanyi, hangout bareng teman-teman.
Q : Agamanya?
A : Agama di KTP Budhis. Q : Sekarang tinggal di mana? A : Di Sektor 8 A Gading Serpong. Q : Untuk tempat tanggal lahir? A : Tangerang, 03 Januari 1997. Q : Berapa bersaudara?
A : 3 bersaudara dan saya anak kedua. Q : Pendidikan terakhir?
A : SMA.
Q : Nama sekolahnya apa? A : SMA Budhi.
Q : Kesibukan saat ini?
A : Kesibukan paling bisnis-bisnis kecil aja sih. Q : sering membaca di media online?
A : Lumayan, biasa Instagram atau berita-berita dari Line Today, atau dari Detik.com atau apapun lah itu.
Q : Dalam sehari bisa membaca artikel berita berapa kali? A : Mungkin, tergantung ketertarikan paling satu sampai dua artikel.
Q : Desk berita apa yang suka di akses?
A : Sebenarnya lebih suka kea rah yang fashion tapi kalo politik akhir-akhir ini aja karena memang naik politik. Ya itu-itu aja.
Q : Jelaskan secara singkat mengenai politik di Indonesia? A : Indonesia, perpolitikan sebenarnya sih yang namanya politik gak ada yang bersih ya. Mungkin siapa pun yang menjabat ya ada minus dan ada plusnya tapi kalau buat politik Indonesia kayaknya udah lumayan bagus sih dari yang sebelum-sebelumnya, menurut gw.
Q : Kan tadi dibilang suka mengikuti politik juga nih, ke depannya bakal tertarik terjun ke dunia politik?
A : Tidak sama sekali. Q : Alasannya kenapa?
A : Punya banyak teman yang ada di orang hukum segala, cerita mengenai dunia politik. Menurut gw dunia politik bukan dunia sembarangan, kejam dan benar-benar butuh resiko lebih kalau misalkan terjun ke dunia politik.
Q : Dari kedua kepemimpinan, lu lebih suka gaya kepemimpinan siapa?
A : Sejujurnya gw belum tau, kan ini masalahnya Prabowo sama Jokowi ya. Kalau Jokowi kan udah jelas kita tau karena 4 setengah tahun dia sudah memimpin negara dan it’s fine bagus-bagus aja menurut gw. Infrastruktur jalan, ekonomi juga makin oke Indonesia. menurut gw makin oke sih, nah kalau Prabowo gw gak bisa nge judge, kalau Prabowo juga gw tidak tau gaya kepemimpinan dia seperti apa. Kalau dari yang gw baca-baca sih emang dia orangnya mungkin agak otoriter. Tapi gw gak bis nge judge gw gak tau kalau Prabowo
Q : Jadi lebih ke pihak Jokowi ya? A : Kalau gw pribadi iya
Q : Selanjutnya, Isu besar apa yang anda ketahui yang menggunakan kata tagar atau hashtag?
A : Hashtag. #2019GantiPresiden, #LupaBapak, lu tau hashtag #LupaBapak gak?
Q : Boleh jelaskan gak secara singkat tentang hashtag #2019GantiPresiden?
A : Kalau 2019 ganti presiden memang lagi booming ya karena kita kita sebgaai rakyat Indonesia dituntut untuk memilih ya diantara dua pemimpin, dua anak bangsa yang luar biasa. Susah juga untuk milih banyak yang ada di pihak kubu 01, ada yang di pihak kubu 02, banyak yang main caci-caci makian kan gara-gara kayak gitu. Nah #2019GantiPresiden di buat sama orang-orang dari kubu 02 dari pendukung-pendukungnya Prabowo karena kalau misalnya yang 01 setau gw #JokowiLagi.
A : Ya menurut gw itu bagus-bagus aja karena kita kan juga punya hak untuk memilih siapa pun presidennya yang menurut kita lebih baik yang mana, kita juga gak boleh langsung nge judge yang lain, kita harus lihat-lihat yang mana kah yang lebih bagus di agamanya, di pemerintahannya, bagaimana orangnya, bagaimaan kepribadiannya, ya kita harus lihat semuanya.
Q : Nah sekarang gw punya artikel mengenai #2019GantiPresiden, gw persilahkan untuk membca terlebih dahulu.
Q : Nah tadikan udah baca artikel yang diberitakan oleh Liputan6.com tentang hashtag ini ya, bagaimana lu memakanai hashtag ini dari segi judul?
A : Dari judulnya menguji aksi #2019GantiPresiden ala PKS, menguji aksi #2019GantiPresiden ala PKS, ya menurut gw sebenarnya sah-sah aja sih menguji aksi apapun itu dari hashtag, apalagi hashtag yang belum tentu pasti ya. Itu kan #2019GantiPresiden itu kan masih opini kan karena kita semua belum tau siapa yang bakal jadi presiden. Q : Dari segi isi, bagaimana lu memaknainya?
A : Menurut gw sah-sah aja ada #2019GantiPresiden, itu kan masyarakat yang buat ya. Netizen-netizen Indonesia yang buat. Dan
itu dari pendukung paslon nomor 02 yang mengharapkan 2019 ganti presiden tapi menurut gw dari artikel itu benar apa kata Jokowi toh kita tidak tau siapa yang akan jadi presiden. Apakah pak Jokowi atau Prabowo karena yang memang bisa menentukan menjadi presiden adalah rakyat sama ya tuhan. Menurut gw itu semua benar yang ada di artikel. Sah-sah aja dan tidak ada masalah #2019GantiPresiden toh nanti juga kita lihat aja hasilnya.
Q : Kalau dari segi judul dan isi, menurut lu nyambung atau
clickbait?
A : Nyambung-nyambung aja sih, bukan clickbait. Q : Menurut lu, pemberitaan ini lebih pro kemana?
A : Emang di situ ada komen-komen orang-orang besar ya, kayak Surya paloh dan petinggi-petinggi partai lain. Menurut gw ya itu netral sih karena mereka juga tidak membicarakan yang dari kubu 01 doang mereka juga melihat dari sisi kubu 02 dan sah-sah aja.
Q : Dari pemberitaan ini lu setuju gak sih ada #2019GantiPresiden?
A : Menurut gw gak meresakhan #2019GantiPresiden membuat seru dunia perpolitikan Indonesia. mungkin kalau gak ada
#2019GantiPresiden ya udah gak ada gempar-gemparnya ya udah Jokowi gampang aja menangnya. Tapi kan yang gw liat dari
Instagram dari media sosial lainnya #2019GantiPresiden mencakup sama artikel-artikel dari kubu 02 yang memberikan kebanggan kepada kubu 02 dan dia juga kasih hasil-hasil kerja segara dan hasil
positifnya, dan kita juga bisa baca. Jadi kita bisa ukur juga yang positif dari kubu 01 dan kubu 02 kita juga gak bisa lihat sisi
negatifnya daong kalau emang untuk #2019GantiPresiden ada yang bilang itu kritik, ada yang bilang untuk menyemangatin paslon 02. Sebenarnya itu bagus-bagus aja gw bilang, kalau bisa ada hashtag #PrabowodanJokowiJadiPresiden biar makin gembar dan makin seru. hahahahahah
Q : Oke, Terima kasih untuk wawancaranya hari ini. A : Thankyou.
Nama : Novrando
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 11 November 1996 Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Wawancara : Jumat, 07 Juni 2019, di Melati Mas (BSD)
Keterangan : Q= Question A= Answer
A : Iya, Nama saya Novrando saat ini saya sedang sibuk kuliah masih menjadi mahasiswa aktif di salah satu Universitas swasta di Jakarta. Usia saat ini 21 tahun dan agama saya Budha Q : Kalau boleh tau kuliahnya dimana?
A : Di Universitas Bunda Mulia, Ancol Q : Tempat dan tanggal lahir?
A : Saya lahir di Jakarta, 11 November 1996 Q : Berapa bersaudara?
A : Saya anak keempat dari 4 bersaudara Q : Kalau hobi?
A : Bermain bola sih, sama main game Q : Kalau membaca tidak ada ketertarikan?
A : Membaca sih terkadang aja sih, di waktu kayak aduh sibuk bosen main game atau tidak ngapa-ngapain, bosen nonton
youtube baru kadangkan di handphone kan ada baca-baca lah,
Q : Selain menjadi mahasiswa, kesibukan apa di luar dari kuliah?
A : Kalau kesibukan yang rutin tidak ada sih, kuliah doang Q : Tadikan suka membaca media online ya, seberapa sering sih sehari membaca media online?
A : Gak ketebak sih berapa kali ya soalnya kan membaca media online, berita online tuh kayak ya udah pengen baca, jadi enggak diperhatikan berapa kali, paling dua kali itu juga paling melihat kalau ada yang lagi booming kayak contohnya Ani Yudhoyono
Q : Desk apa yang suka diakses? Apa politik? Ekonomi? Olahraga?
A : Enggak sih, dibaca semuanya balik lagi saya baca yang lagi booming-booming jadi kalau yang booming-nya kalau yang lagi politik, ya politik. Kalau ceritanya final champions sepak bola tuh yang eropa baca juga, travel juga di baca.
Q : Pokoknya yang lagi booming aja ya yang di baca? A : Iya, jadinya gk ada yang terfokus sih
Q : Jelaskan secara singkat politik di Indonesia? kayak gimana?
A : Perpolitikan ya, kampanye, pileg, pilgub, pemilihan-pemilihan lah, kalo pemilihan-pemilihan-pemilihan-pemilihan gitu partai politik tuh pasti ada lah, nonggol lah kalo gak ada itu pasti enggak sih Q : Dengan membaca berita politik, ada rencana untuk terjun ke dunia politik?
A : Enggak sih
Q : Kenapa tuh alasannya?
A : Ya enggak tertarik aja sih, bukan di bidangnya juga soalnya, jadi untuk saat ini tidak berpolitik
Q : Kan pilpres masih baru-barunya, dari kedua kepemimpinan ini lebih suka gaya kepemimpinannya siapa? A : Kalau saya sih, lebih suka ya untuk saya sebagai anak muda pak Jokowi ya karena dari infrastruktur kita kalau mau kemana-mana mudah, kalau gaya. Kalau gaya kepemimpinan pak Jokowi selow tapi mungkin tegas juga, kalau yang pak Prabowo mungkin dia tegas Cuma ya karena dia belum
memimpin jadi saya juga gak tau ya gayanya, jadi untuk saat ini kalau dikedua pilihan saya pilih yang sudah, sudah apa yaaa.. Sudah terlihat lah wujudnya jadi ya ngapain milih yang baru kalau masih belum terlihat. Kalau pak Jokowi kan menurut saya sudah terlihat kerjanya gitu
Q : Isu besar apa yang anda ketahui kalau mendengar kata tagar atau hashtag?
A : Hashtag, hashtag pertama #2019GantiPresiden, hashtag aaa.. curang lah pokoknya kubu itu curang. Yang tau booming hanya Hashtag #2019GantiPresiden aja
Q : Pas denger Hashtag #2019GantiPresiden ini, apa yang anda ketahui dengan hashtag ini?
A : Kalau Hashtag #2019GantiPresiden booming mungkin karena hashtag itu muncul di saat belum kampanye ya, jadi masih kampanye hitam ya kalau disebutnya belum ada tapi udah ada yang mendominasi ke arah kubu A dan kubu B, itu deh yang bikin booming.
Q : Kalau tau, awal mula #2019gantipresiden muncul bagaimana?
A : Awal mula sih gak tau sih, liat nya pas booming banyak tuh di sosial media-sosial media di media online, koran online. Q : Bagaimana pandangan anda mengenai #2019GantiPresiden?
A : Kalau hashtag ini sebenernya sih gak ada masalah dengan hashtag ini ya, masalahnya cuma kayak muncul di saat belum kampanye yang di mana hashtag #2019GantiPresiden kan kalau secara gak langsung itu mengarahkan hashtag GantiPresiden di mana calonnya aja ada dua, jadi kan mengarahkan, ibaratkan kata mengarahkan ke kubu yang satu, kubu yang sekarang bukan jadi Presiden, itu sih paling jadi enggak masalah dengan Hashtagnya Cuma agak di permasalahkan di waktu munculnya hashtag itu yang di mana munculnya itu pas sebelum kampanye, kalau menurut saya ya Q : Menurut anda, Bagaimana dampak yang anda dapat terhadap isu #2019gantipresiden?
A : Kalau dampak saya juga gak pasti dampak kalau untuk dampaknya, orang sekitar saya sih enggak ada ya. Tapi kalau dampak yang buat ke masyarakat luas ada ya
Q : Kira-kira apa tuh?
A : Kira-kira kaya dari hashtag itu kenapa harus ganti Presiden, jadi orang berpikir oh iya ya dia begini-gini tapi tidak tau juga sih saya dampak secara detail nya. Kalau untuk saya tidak ada sih dan lingkungan sekitar tidak ada.
Q : Sebelumnya saya punya artikel mengenai #2019GantiPresiden yang diberitakan oleh Liputan6.com, dipersilahkan untuk membaca terlebih dahulu
Q : nah tadi kan sudah baca artikel yang sudah saya kasih tentang #2019GantiPresiden yang diberitakan oleh Liputan6.com, kalau dari segi judul menurut anda bagaimana memaknainya?
A : Kalau dari judul beritanya sih saya nangkepnya menjelaskan hashtag #2019GantiPresiden itu asalnya siapa yang buat terus ternyata dari PKS yang membuat hashtag #2019GantiPresiden terus dimaknai oleh berbagai partai itu hal yang lumrah dan biasa bagi masyarakat demokrasi ini yang di mana itu, mungkin sesuatu yang apa yaaaa, bukan mengajak publik sih sebenernya kan dari hashtag itu mungkin keresahan
dari PKS gitu. Aaa hashtag #2019GantiPresiden mungkin menurut partai itu Presiden saat ini kurang baik makanya #2019GantiPresiden kalau di baca itu di buat saat partai-partai pengusung belum mendaftarkan diri ke partai-partai calon Presidennya jadi tidak memihak kemana-mana sih #2019GantiPresiden
Q : Dari segi isinya opini apa atau makna apa yang di dapat setelah membaca artikel tersebut?
A : Kalau makna sih….. aaa gk ada sih paling mereflekan apa yaaaa. Membuat kita mikir dari ada #2019GantiPresiden mungkin apakah membuat rakyat ini masyarakat berpikir, iya ya ganti Presiden aja apa ya kinerjanya kan gini-gini kenapa gak ganti Presiden aja karena kinerjanya tidak ….. tidak sesuai atau tidak berjalan tidak baik tapi nyatanya kan kalau menurut saya kinerjanya ada, wujudnya ada jadi ya hashtag itu Cuma kayak buat orang cari tau lah orang kenapa harus ganti Presiden
Q : Menurut anda, isi dan judul ada keterkaitan atau tidak? A : kalau dari segi judul Cuma satu partai doang ya kalau tidak salah, terus ternyata pernyataan ke bawah-bawah ada dari
Surya Paloh, Nasdem, PDIP ada, Presiden PKS ada, menyatakan menjelaskan pak Presiden pun pak Jokowi pun juga ada. Jadi clickbat apa yaaa, menjatuhkan enggak juga sih jadi aaaaa… tidak realat kalau menurut saya
Q : Menurut anda pemberitaan ini lebih pro kemana? Jokowi atau Prabowo? Atau netral?
A : Kalau di baca sih, harusnya dari isinya ya netral ya soalnya kan hashtag itu di buat pada saat partai-partai belum mendaftarkan diri jadi netral sih harusnya karena dia aja belum daftar gitu, gimana kita tau dia dukung ini dukung ini secara hukum atau secara ini nya ya belum daftar gimana kita tau ya. Jadi sih enggak sih netral menurut saya
Q : Dari pemberitaan ini anda setuju adanya isu #2019gantiPresiden?
A : Kalau setuju atau tidak setuju itu balik lagi ya… kalau menurut saya menganggap hashtag itu gak sama sekali menganggu ya, mau ganti atau enggak, tidak ada efek misalkan ada hashtag ganti presiden beneran karena hashtag itu berhasil
membuat hashtag tersebut, jadi balik lagi masyarakat mau ganti presiden atau enggak
Q : Terima kasih ya untuk wawancaranya hari ini A : Oh iya sama-sama
Informan 5
Nama : Vinaya Deva
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 26 April 1994 Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Wawancara : Minggu, 09 Juni 2019, di Gading Serpong Keterangan : Q= Question
A= Answer
Q : Selamat siang, boleh perkenalkan diri terlebih dahulu? A : Selamat siang, nama saya Vinaya Deva
Q : Umur berapa? A : Umur 25 tahun Q : Pekerjaan saat ini? A : Wirausaha
Q : Pendidikan terakhir?
A : Pendidikan terakhir saya sarjana Sistem Informatika Q : Untuk agamanya?
A : Saya beragama Budha
Q : Sekarang tinggal di daerah mana? A : Saya tinggal di daerah kelapa dua Q : Untuk tempat dan tanggal lahirnya? A : Saya di Jakarta 26 April 1994 Q : Hobby?
A : Hobby saya adalah editing video, main game, membantu sesama
Q : Berapa bersaudara?
A : Saya anak pertama dari anak kedua Q : Adik umur berapa?
A : Adik saya umur 23 tahun Q : Untuk kesibukan saat ini?
A : Belajar trading saham, buka took dan membantu di vihara Q : Apakah anda suka membaca di media online?
A : Beberapa media saya sering baca
Q : Untuk skala sehari bisa mengkonsumsi berita berapa kali? A : Biasanya kalau sedang seru bisa membaca artikel dalam sehari 8- 10 artikel berita, kalau lagi beritanya tidak ada yang hangat
biasanya Cuma 4 sampai 5
Q : Biasanya desk apa yang sering anda akses?
A : Karena saya lagi belajar trading makanya saya lagi sering baca ekonomi, politik juga karena itu mengejar berita yang hangat
Q : Jelaskan secara singkat politik di Indonesia bagaimana? A : Yang saya tangkap berita-berita selama ini, perpolitikan di Indonesia lagi terbagi dalam dua kubu yaitu kubu presiden Jokowi dan calon presiden Prabowo yang sekarang. Dan mereka lagi bertarung sengit untuk menjadi presiden 2019-2024 dan kita dalam tahap membaca keputusan MK atau siding MK atas permintaan calon presiden Prabowo
Q : Dengan aware dengan politik Indonesia, apakah anda kedepannya ingin terjun ke dunia politik?
A : Terjun secara langsung tidak, mungkin ke arah mengedukasi tetangga teman-teman mengenai bagaimana keadaan politik Indonesia yang sebenarnya yang tidak bias dan sesuai dengan keadaan
sesungguhnya karena sekarang banyak berita hoax ya, terutama tagar-tagar yang sebenarnya tidak eksis di twitter karena lini masa lagi ramai pendukung-pendukung dari kedua kubu yang memboosting postingan-postingan tagar tersebut jadi itu memang harus di luruskan kadang-kadang
Q : Dari kedua kepemimpinan ini anda lebih suka gaya kepemimpinan siapa?
A : Saya lebih suka gaya kepemimpinan Jokowi karena lebih tenang, tidak banyak riak politiknya atas. Dia dalam membuat keputusan tidak menggembar-gemborkan dulu membuat semacam prediksi-prediksi yang boombastis jadi tidak menciptakan gejolak-gejolak di dunia ekonomi terutama. Soalnya saya lagi belajar trading jadi saya mengamati apa saja yang terjadi kalau ada keputusan politik A, politik B. Nah itu Jokowi yang paling stabil keputusan politiknya maksudnya tidak mempengaruhi secara besar untuk keadaan ekonomi Indonesia
Q : Isu besar apa yang anda ketahui jika mendengar kata hastag? A : Ada dua, yang pertama #2019GantiPresiden dan yang kedua #InaelectionobserverSos. Itu dua tagar utama yang sering saya dengar Q : Jelaskan secara singkat #2019GantiPresiden?
A : Jadi dari berita yang saya banyak baca, hastag ini pertama dicetuskan oleh salah satu tim bicara Prabowo lalu baru disemarakan oleh tim-timnya kemudian berekspansi menjadi real lagi dengan jalan massal di car free day kalau tidak salah kemudian semakain kencang menggaung hingga menyebabkan konflik saat car free day yang memakai kaos #2019GantiPresiden bertemu dengan 2019JokowiLagi
jadi pendukungnya saling berantem/ cekcok. Nah itu yang terkahir saya ketahui
Q : Bagaimana anda memandang #2019GantiPresiden?
A : #2019GantiPresiden itu kalau menurut saya hastag yang tidak ada fungsinya ya, maksudnya bukan tidak jelas tapi memang jelas mau meminta agar ada penggantian presiden itu kan melalui pemilu yang artinya di pilih kembali oleh rakyat se Indonesia maka tagar itu tidak memiliki badan hukum tidak memiliki kekuatan pasti akan fungsinya dari itu, kata ganti presiden tidak memiliki kekuatan yang jelas untuk menggantikan posisi presiden karena ujung-ujungnya adalah ganti presidennya melalui pemilu kecuali kita ada serangan militer atau gmn atau ada seperti tahun 98 ada penggulingan presiden seperti bapak presiden Soeharto dulu tapi tidak akan terulang kondisi seperti itu karena kondisi saat ini sangat stabil ya. Bukan kerusuhan seperti 98
Q : Bagamana yang ada rasakan dengan adanya #2019GantiPresiden di dalam lingkungan sekitar?
A : Banyak teman online saya di dunia facebook dan twitter mulai terlihat mengkubu-kubukan diri jadi ada yang pihak Jokowi, Prabowo.
Saya pihak netral karena saya di unfriend dihilangkan pertemanan saya yang kubu Prabowo. Kubu Prabowo ini kelakuannya agak-agak ekstrim kalau dari yang saya rasakan yang kedua adalah dari
lingkungan dari lingkungan secara fisik seperti itu mereka mengkubu-kubukan dan mereka saling menjelekan lawan presidennya. Seperti kubu Prabowo jelekin kubu Jokowi dan sebaliknya
Q : Saya mempunyai artikel mengenai #2019GantiPresiden, boleh anda baca terlebihdahulu
Q : Tadikan sudah membaca artikel yang saya kasih, pesan apa yang didapat dari pemberitaan tersebut? Dari segi judul dan isi A : ok, dari segi judulnya tadi itu membahas faedah
#2019GantiPresiden lalu di isinya itu membahas faedahnya dari sisi kubu oposisi yaitu salah satunya anggota PKS Mardani Ali Sera yang menggaungkan #2019GantiPresiden lalu wawancara dilanjutkan ke pihak-pihak yang dituju yaitu pihak-pihak pak Jokowi, ada ketua partai Nasdem Surya Paloh, ada anggota Golkar yaitu bapak Akbar Tanjung. Menurut mereka memang betul itu sah cuman memang tidak ada kebutuhan powernya gitu itu Cuma bisa bergaung di dunia maya
saja karena memang menggantikan presiden di Indonesia ya mau tidak mau harus Pilpres atau penggulingan seperti Soeharto yang tadi saya bilang jadi gak ada gunanya gitu/ gk ada powernya soalnya
Q : Kalau dari segi isi pesan apa yang anda dapat?
A : pesan yang saya baca adalah ternyata #2019GantiPresiden ini lebih terstruktur ya soalnya sampai melibatkan anggota partai yang kita tahu hingga akhirnya ternyata memang kubu Prabowo jadi
memang terlihat bahwa sekilas ini ada Gerakan independen, Gerakan yang memang ingin menggantikan Jokowi karena kerjanya kurang baik namun ternyata yang menggagas adalah pendukung calon presiden Prabowo pada akhirnya terlihat bahwa ini adalah serangan dari lawan politik ke lawan politik lainnya bukan Gerakan independen lagi jadinya
Q : Menurut anda, kalau dari segi isi dengan judul nyambung? A : Clickbait, sebab isinya itu hanya rangkuman bukan ada suatu hal baru atau suatu temuan baru gitu jadi judulnya itu terkesan ada penemuan baru atau rangkuman baru dari #2019GantiPresiden namun ternyata isinya cuman komentar-komentar dari beberapa tokoh politik
yang ternyata sudah ada di berita-berita sebelumnya hanya dirangkum saja disitu
Q : Menurut anda, pemberitaan ini lebih pro kemana atau netral? A : Netral, sebab dia sudah mewawancara pihak yang mendukung Gerakan #2019GantiPresiden, pihak yang netral terhadap
#2019GantiPresiden, dan pihak yang menolak alias yang tidak setuju yaitu pihak Jokowi sendiri
Q : Dari pemberitaan ini anda setuju adanya tagar ini?
A : Untuk sebuah lelucon ya setuju aja tapi kalau dibuat untuk Gerakan politik kurang bermakna atau untuk mendukung pihak atau bapak Prabowo ingin mendapatkan dukungan lebih banyak harusnya bikin tagar seperti #PrabowoLebihBaik itu lebih jelas karena ada subjeknya yaitu bapak Prabowo nah kan ini #2019GantiPresiden tidak ada targetnya siapa kita tidak ada alternatif tidak diberitahukan
alternatifnya selain presiden yang sekarang yaitu presiden Jokowi siapa? Yaitu tidak ada jadi kurang kerasa efeknya ke paslon presiden lainnya
A : Yang paling saya ingat adalah siapa saja orang-orang yang mendukung Gerakan ini yang dituliskan dalam berita tersebut lalu siapa saja yang masih netral lalu siapa saja yang menolak. Yang paling utama terasa sih itu yang paling saya ingat
Q : ok terima kasih untuk wawancara hari ini A : ok sama-sama