• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI FUNGSI AUDIT INTERN PEMERINTAH: MENINGKATKAN KAPABILITAS APIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSFORMASI FUNGSI AUDIT INTERN PEMERINTAH: MENINGKATKAN KAPABILITAS APIP"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

D a d a n g K u r n i a , A k , M B A , C G A P , C A , Q I A . D e p u t i K e p a l a B P K P

B i d a n g P e n g a w a s a n P e n y e l e n g g a r a a n K e u a n g a n D a e r a h

T

RANSFORMASI

F

UNGSI

A

UDIT

I

NTERN

P

EMERINTAH

:

(2)

TRANSFORMASI ??

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia;

Transformasi adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya):

Mengapa Perlu Bertransformasi??:

• Organisasi tidak dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan optimal • Tantangan tugas baru

• Persaingan yang ketat (transform or die) • Perkembangan teknologi

(3)

PERAN APIP DALAM MENGAWAL NAWACITA

PROGRAM/ PROYEK PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT APIP BPK SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH BANGSA KONDISI BANGSA

MITIGASI RISIKO Penguatan

SPIP Penguatan Kapabilitas APIP AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN KINERJA Nawa Cita KONDISI

Kesenjangan Korupsi Kemiskinan Toleransi Utang Hukum

Risiko

•Penyerapan Rendah

.Tidak Efektif

•Terlambat • KKN

(4)
(5)

OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2009 - 2014

5

• Di tahun 2014, masih terdapat 17 KL termasuk LK BUN dengan opini WDP dan 7 LKKL dengan opini TMP.

Opini WDP umumnya disebabkan kelemahan dalam pengelolaan dan pencatatan kas dan setara kas, persediaan, PNBP, aset tetap, belanja barang, dan belanja modal.

Opini TMP disebabkan pencatatan dan pengelolaan yang belum memadai atas

persediaan, aset tetap, pendapatan, belanja barang, belanja modal, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

**Sumber Data: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I 2014 dan 2015

2014 % 62 17 7 0 86 20% 72% 8% 0% 100%

(6)

PERKEMBANGAN DATA OPINI LKPD NASIONAL NO TAHUN WTP WDP TMP TW JUMLAH 1 LKPD 2007 4 282 120 58 464 2 LKPD 2008 13 323 118 31 485 3 LKPD 2009 15 330 111 48 504 4 LKPD 2010 34 341 119 26 520 5 LKPD 2011 67 352 97 7 523 6 LKPD 2012 119 320 79 6 524 7 LKPD 2013 156 308 32 10 506 8 LKPD 2014 252 248 4 34 538

1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan peraturan yang terkait 2. Efektifitas dan kehandalan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

3. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan Sumber: Hasil Pemeriksaan BPK RI

(7)

TREND PENYERAPAN APBD

2011 2012 2013 2014 2015 411.3 480.6 513.3 596.5 640.0 1,295.0 1,491.4 1,650.6 1,876.9 2,019.9 31.8% 32.2% 31.1% 31.8% 31.7% Transfer ke Daerah Belanja Negara

% terhadap Belanja Negara

PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH (Rp Trilyun)

REALISASI PENYERAPAN TAHUN 2015

RATA-RATA PER PROVINSI = 31,3%

13 PROVINSI DI BAWAH RATA-RATA 21 PROVINSI DI ATAS RATA-RATA

PE

NYEBA

B

• TRADISI KEJAR TAYANG PENYE-RAPAN BURUK 7 SiLPA Pemda (Rp60-70 T)

(8)
(9)

9

PERMASALAHAN UMUM APIP

1. Seringnya frukuensi pergantian Pimpinan APIP yang mengindikasikan belum komitnya Pimpinan K/L/Pemda untuk mengefektifkan peran APIP

2. Pimpinan belum memahami pentingnya:  Peran dan fungsi APIP

 Jabatan Auditor yang tersertifikasi

3. APIP belum efektif dalam melaksanakan tupoksinya (belum: profesional, independen, dan obyektif)

 Belum memberlakukan penerapan standar audit, kode etik, kendali mutu, belum membangun program penjaminan kualitas di internal APIP-nya

 PKPT yang disusun belum memperhatikan prioritas manajemen/ belum berdasar kompleksitas risiko

 Belum menerapkan perangkat yang berbasis teknologi dalam pengelolaan kegiatan APIP

(10)

3. APIP belum memiliki anggaran yang memadai untuk pembiayaan dan pengelolaan pengawasan intern scr efektif.

4. Pengelolaan SDM belum optimal, al:

 Belum memiliki Auditor/ jumlahnya belum dapat memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan beban kerja pengawasan,

 Belum menetapkan kriteria kompetensi SDM yang dibutuhkannya,

 Belum memiliki pola promosi/mutasi/ hubungan kerja/pemeranan yang baik

 Belum memenuhi kebutuhan diklat-diklat pengawasan untuk melaksanakan PKPT nya

(11)

URAIAN

JUMLAH APIP

SUDAH BELUM TIDAK

ADA KET

Memiliki Juklak/Juknis 7 53 26

Mengimplementasikan Kode Etik 16 63 7

Membuat Internal Audit Charter 7 73 6

Melakukan analisis kebutuhan auditor 2 66 18 Memperoleh Diklat sesuai kebutuhan 11 71 4

HASIL AUDIT

KINERJA

BPK 2013

AUDIT KINERJA TERHADAP 86 APIP

(12)

DATA AUDITOR APIP TAHUN 2014

12

APIP Pusat 2.023

15,86% Termasuk BLU dan BHMN

6 0,05% BPKP 3.445 27,01% APIP Daerah 7.281 57,08% APIP Pusat BLU dan BHMN BPKP APIP Daerah

Sd. saat ini, Auditor berjml 12.755 atau (27,94%) dari total kebutuhan nasional 46.560 sehingga terjadi kekurangan 33.805 auditor. • Pada tahun 2019 diharapkan berjumlah 20.255 auditor atau 43,50%

(13)

KONDISI KAPABILITAS APIP

(MARET 2015)

13 Level 1 85,23% (404 APIP) Level 2 14,56% (69 APIP) Level 3 0,21% (1 APIP)

Jumlah APIP yang di-assess atau ditingkatkan sampai dengan akhir Maret 2015 = 474

- Level 1 = 404 APIP; Level 2 = 68 APIP;Level 3 = 1 APIP

Level 1 = 37 APIP (64,91%) Level 2 = 19 APIP (33,33%) Level 3 = 1 APIP (1,75%) APIP PUSAT APIP DAERAH Level 1 = 367 APIP (88,01%) Level 2 = 50 APIP (11,99%) APIP DAERAH

(14)

LEVEL KAPABILITAS APIP

PER 31 MARET 2016

Level 1, 376, 60% Level 2, 145, 23% Level 3, 5, 1% Belum Assesmen, 102, 16%

KAPABILITAS APIP NASIONAL (628 APIP) Level 1, 32, 37% Level 2, 21, 24% Level 3, 5, 6% Belum Assesmen, 28, 33% KAPABILITAS APIP K/L (86 APIP) Level 1 59% Level 2 38% Level 3 0% Belum Assesmen 3%

KAPABILITAS APIP PROVINSI (34 APIP) Level 1, 324, 64% Level 2, 111, 22% Level 3, 0, 0% Belum Assesmen, 73, 14%

KAPABILITAS APIP KAB/KOTA (508 APIP)

(15)

LEVEL 5 Optimizing LEVEL 4 Managed LEVEL 3 Integrated LEVEL 2 Infrastructure LEVEL 1 Initial

APIP menjadi agen perubahan

APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis suatu

kegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

APIP mampu memberikan keyakinan yang memadai proses sesuai dengan peraturan,mampu

mendeteksi terjadinya korupsi

APIP belum dapat memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan mencegah korupsi

TINGKATAN

OUTCOME

LEVEL APIP

15

APIP yang efektif (Ps.

(16)

1. APIP belum mampu untuk memberikan

assurance

bahwa program atau kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah telah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2. APIP belum mampu mencegah tindak pelanggaran

terhadap ketentuan

3. APIP belum mampu memberikan

assurance

atas

efisiensi dan efektivitas program/kegiatan Pemerintah

ARTI LEVEL 1

(17)

Perencanaan belum berdasarkan prioritas/risiko

Ruang lingkup kegiatan pengawasan masih terbatas pada akurasi perhitungan

Anggaran dan sarana termasik IT belum memadai Kompetensi dan Profesionalisme SDM belum memadai

Seringnya mutasi tanpa kaderisasi mengindikasikan kurangnya komitmen Pimpinan dlm memberdayakan APIP

Standar Audit, Kendali Mutu,pengelolaan kualitas -QAIP belum memadai Kuantitas SDM yang belum memadai

(18)

18

STRATEGI PENINGKATAN

KAPABILITAS

(19)
(20)

20

Kondisi Saat Ini

Dari 474 APIP yang sudah di-assess

Kondisi Yang diharapkan RPJMN 2015-2019

PENDEKATAN IACM

VISI RB (PerPres 81/2010) Pengawasan: TerwujudnyaTujuan RB pada Area pemertintahan yg bersih, bebas dari KKN sd 31 Desember 2014: -404 APIP (85,23%) di level 1, -69 APIP (14,56%) di level 2, - 1 APIP (0,21%) di level 3

APIP melakukan Peran yang Efektif Psl 11, 59 PP 60 Th 2008

Kapabilitas APIP berada pada level 3 (Integrated), Outcome:

reasonable assurance atas ketaatan, meningkatkan 3E dan

advisory services untuk

perbaikan GRC

Dengan Peraturan Presiden 192 Th 2014, PP 60 Th 2008 BPKP meningkatkan kapabilitas APIP

APIP perlu meningkatkan kualitas hasil audit intern dan perlu meiningkatkan kemampuan (kapabilitasnya) organisasinya

KEBUTUHAN PENINGKATKAN LEVEL KAPABILITAS APIP

Inpres No. 4 /2011 ttg percepatan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, terutama Instruksi No. 2 mempercepat penyelenggaraan SPIP dan 3 mengintensifkan peran APIP Semua Instansi Pemerintah

berbenah diri melakukan RB

Pemerintahan Sekelas

Dunia (World Class)

Untuk mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik

First / Second line

of defense

Third line of defense

(21)

TARGET RPJMN 2015-2019

Baseline 2014

• SPIP ... Level x • Kapabilitas APIP ... Level 1

Target RPJMN 2015-2019

• SPIP ... Level 3 • Kapabilitas APIP ... Level 3

(22)

TARGET KINERJA PENINGKATAN KAPABILITAS APIP (%) Unit

APIP

Kondisi s.d 2014 % Target Kumulaif Level 2 % Target Kumulatif Level 3 L1 L2 L3 Jml 2015 2016 2017 2018 201920152016 2017 2018 2019 s.d 2024 K/L 64 19 1 84 10 50 60 80 100 5 20 40 60 80 100 Prov 28 6 34 10 20 40 60 80 5 10 20 30 50 100 Kab/Ko ta 460 44 504 10 20 30 40 50 5 10 15 20 25 100 Jml 552 69 1 622 22

TARGET KINERJA PENINGKATAN KAPABILITAS APIP (JUMLAH UNIT APIP) Unit

APIP

Kondisi s.d 2014 Target Kumulatif Level 2 Target Kumulatif Level 3 L1 L2 L3 Jml 2015 2016 2017 2018 2019 20152016 2017 2018 2019 s.d 2024 K/L 64 19 1 84 8 42 50 67 84 4 17 34 50 67 84 Prov 28 6 34 3 7 14 20 27 2 3 7 10 17 34 Kab/Ko ta 460 44 504 50 101 151 202 252 25 50 76 101 126 504 Jml 552 69 1 622 62 150 215 289 363 31 61 101 161 210 622 0 100 200 300 400 500 600 L1 L2 L3 Jumlah 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19 s.d 20 24 Kondisi s.d 2014 % Target Kumulaif Level 2 % Target Kumulatif Level 3 K/L Prov Kab/Kota

(23)

STRATEGI NASIONAL

1. Penyediaan Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP.

2. Peningkatan kesadaran untuk memiliki tingkat kapabilitas berkelas dunia.

3. Penilaian secara mandiri (self assessment) kapabilitas APIP sesuai kriteria internasional, menggunakan Internal Auditor Capability Model (IACM).

4. Proses penjaminan kualitas (quality assurance) oleh BPKP terhadap proses peningkatan kapabilitas APIP.

5. Peningkatan secara mandiri (self improvement) kapabilitas APIP berdasarkan hasil self assessment.

6. Peningkatan kompetensi APIP melalui e-Learning.

(24)

Memenuhi Kebutuhan Jumlah Auditor

dan Meningkatkan Kompetensi

Perkiraan Kebutuhan Nasional 46.560

• Pusat 14.000 (84 APIP)

• APIP Daerah 32.560 Auditor (537 APIP)

• APIP Kabupaten/Kota rata-rata 40-60 orang • APIP Propinsi rata-rata 70 orang

Tahun 2014 jumlah Auditor mencapai 12.755

(27,39%) dari total kebutuhan Nasional 46.560 sehingga saat ini terjadi kekurangan 33.805 Auditor.

Prognosa penambahan 1000 Auditor per tahun (reguler kecuali dgn perlakuan khusus)

Jumlah 14 ribu tersebut setara dengan jml auditor dan

investigator pada seluruh

Inspector General (70 IG) di

(25)

Persoalan Bangsa a. Kesejahteraan belum merata;

b. Banyak penyelenggara negara tersangkut kasus korupsi, IPK masih rendah;

c. Kinerja organisasi Kementerian/Lembaga/Pemda belum optimal.

Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Kurang Kuat untuk Modal Mengatasi

Persoalan Bangsa

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Yang belumEfektif

Kapabilitas APIP saat ini a. 0,21% APIP pada level-3

b. 14,56% APIP pada level-2 c. 85,23% APIP pada level-1

25

Target Peningkatan (Tahun 2019) a. 80% APIP pada level-3

b. 20% APIP pada level-2

I A C M

Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan

Yang Kuat sebagai Modal Mengatasi Persoalan Bangsa

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Yang Efektif

Solusi bagi Persoalan Bangsa a. Kesejahteraan merata;

b. Berkurangnya penyelenggara Negara yang tersangkut kasus korupsi, IPK tinggi;

c. Kinerja organisasi Kementerian/Lembaga/Pemda lebih optimal.

KONSEPSI PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

I A C M

Tahapan Peningkatan Kapabilitas

(26)

KONDISI AUDITOR SAAT INI…??

Dimensi Individu:

• Kompetensi masih bersifat umum dan minimal, kurang memiliki kompetensi teknis

• Belum seluruhnya tersertifikasi (Jabatan/Profesi)

• Belum mampu mengembangkan profesi secara mandiri

Dimensi Organisasi APIP:

• Latar belakang pendidikan tidak proporsional

• Auditor belum diperankan sesuai sertifikat yang dimiliki

• Belum seluruh APIP mempunyai Auditor

• Hubungan antara pejabat struktural – auditor belum tertata baik

(27)

Dimensi Individu:

Dimensi Organisasi:

 Kompetensi yang tersertifikasi JFA

 Berkompetensi teknis unggul sehingga mampu

meningkatkan kualitas hasil pengawasan

 Mempunyai kemauan untuk mengembangkan

profesi dengan didukung sarana dan sumberdaya yang memadai

 Efisien dan efektif dalam penggunaan iptek di

bidang pengawasan

 Profesional dalam sikap dan perilaku dengan

menerapkan kode etik dan standar audit

 Auditor APIP bertitik berat pada assurance and

consulting services

 Independen dan Objektif

 Latar belakang pendidikan yang proporsional  Seluruh APIP menerapkan JFA

 Penataan pola hubungan kerja pejabat struktural

dan auditor

 Auditor diperankan sesuai dengan sertifikat yang

dimiliki

 Ketersediaan Anggaran yang memadai untuk

operasional dan diklat berkelanjutan

(28)

Terbentuk di Seluruh Provinsi Indonesia

Surat Ka BPKP No. S -106 /K/JF/2014, tgl 24 Feb 2014 Tentang Fasilitasi Pembentukan AAIPI Wilayah

Saat ini: 17 AAIPI Wilayah yaitu AAIPI Wilayah Papua Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, NTT, Papua, Riau, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Kaltim,

Kalteng, Sumbar, Kaltara, DIY, Aceh, Bangka Belitung

PENINGKATAN Jumlah AAIPI Wilayah

Forbes APIP Daerah secara otomatis melebur menjadi AAIPI Wilayah

MENINGKATKAN LEVEL KAPABILITAS APIP DAN

MENCIPTAKAN IKLIM PROFESI YANG KONDUSIF

(29)

PEMBINAAN KAPABILITAS APIP

DENGAN PENDEKATAN IACM

a. Internal Audit Capability Model (IA-CM) adalah suatu kerangka kerja yang

mengindentifikasi aspek-aspek

fundamental

yang dibutuhkan untuk

pengawasan intern yang efektif di sektor publik yang dikembangkan oleh

IIA

b. Menggambarkan jalur evolusi organisasi sektor publik dalam

mengembangkan pengawasan intern yang efektif untuk memenuhi

persyaratan tata kelola organisasi ke arah profesional.

c.

Suatu alat untuk melakukan dukungan (advocacy) fungsi-fungsi internal

audit kepada pimpinan

d. Menunjukkan langkah-langkah untuk maju dari pengawasan intern yang

kurang kuat

menuju kondisi yang kuat dan efektif.

(30)

Elemen IA-CM

Enam elemen penting bagi aktivitas audit internal yang

diidentifikasi dalam model IACM yaitu :

Services and Role of Internal Auditing (Peran dan Layanan)

People Management (Manajemen SDM)

Professional Practices (Praktik Profesional)

Performance Management and Accountability (Manajemen Kinerja dan

Akuntabilitas)

Organizational Relationships and Culture (Hubungan dan Budaya

Organisasi)

(31)

Key Process Area (Area proses kunci)

• Setiap elemen terdiri satu atau lebih KPA

• Setiap KPA menggambarkan suatu kumpulan kegiatan terkait yang jika

dilaksanakan bersama-sama akan mencapai tujuan (purpose) dan

menghasilkan output langsung dan outcome jangka panjang.

• Suatu tatanan utama (building blocks) yang menentukan level

kapabilitas suatu unit audit internal.

• Total KPA ada 41 buah sd Level 5

(32)

No. Infrastruktur

1 Penerapan Standar Audit, Kode Etik dan PedomanTelaahan Sejawat 2 PKPT dengan prioritas manajemen/berbasis risiko

3 Internal Audit Charter

4 Pedoman /SOP/Juklak tentang Pelaksanaan Penugasan Pengawasan sejak

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan (Penyusunan PKA, KKA, Simpulan, Pelaporan, Reviu berjenjang)

5 SOP mengenai Pelaporan Ikhtisar Hasil Pengawasan ke Pimpinan K/L/D 6 Pedoman /SOP/Juklak tentang Pemantauan Tindak Lanjut

7 Peta Kompetensi SDM

8 Uraian jabatan yang disusun berdasarkan atas analisis jabatan dan keputusan pemberlakuannya

(33)

No. Infrastruktur

9 Klasifikasi pemberian insentif untuk setiap posisi jabatan di unit kerja APIP 10

Pengitungan kebutuhan auditor beserta panduan rekrutmen 11 Dokumen rencana diklat dan realisasinya bagi setiap pegawai

12 Nota Dinas / Surat Edaran tentang kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan organisasi pengembangan profesi

13 Penyusunan rencana PKS /In House training dan penyelenggaraan 14

Dokumentasi dalam melakukan tindakan alternatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya dan perubahan lingkungan pengawasan

15 Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(34)

No. Infrastruktur

16 Pemberlakuan kendali mutu audit mengacu ke PerMenPan No. 19 Thn 2009 17 Pemberlakuan panduan internal reviu mengacu PerMenAan No. 28 Thn 2012

18 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) / Rencana Kerja ( RENJA) / Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

19 Nota Dinas/SOP pelaksanaan reviu periodik terhadap kecukupan,ketepatan penggunaan anggaran operasional

20 Nota Dinas/ Memo / SE tentang penyelenggaraan komunikasi internal APIP 21 Aplikasi sistem informasi berbasis teknologi seperti SIM HP, SIM Monev

22 Peraturan tentang SOTK (Struktur Organisasi Tata Kerja)

(35)
(36)

PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

KAPABI LITAS APIP Asosiasi Profesi Auditor

(37)

MARI

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena yang terdapat di Indonesia ini adalah berlomba-lombanya partai politik untuk menginklusifkan diri dan mewadahi semua basis pemilih. Sedangkan ideologi partai tidak

Berdasarkan penjelasan di atas dan dengan melihat pentingnya pelanggan bagi kelangsungan usaha, maka yang menjadi msalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan tidak langsung antara persepsi kerentanan dengan kejadian MDR TB melalui variabel kepatuhan pasien dalam minum

Dua operator terbesar yaitu Telkom dan Bakrie, tingkat pemanfaatan kapasitas yang relative cukup tinggi khususnya pada tahun 2007 yang hampir mencapai 70%

Penyusun kebijakan harus menggunakan praktik-praktik baik (good practices) yang diterapkan di tempat lain atau di dalam negeri, termasuk di luar sistem pegawai negeri sipil

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif melalui aktivitas menulis matematika lebih

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh seorang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Guided Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas