• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

10

(Jaya Kumar C. Koran, 2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan (Dong dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

(Rosenberg, 2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan (Cambell &

Kamarga, 2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan (Onno W. Purbo, 2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

2.2 Forum Diskusi Online

Forum diskusi online merupakan media penyalur aspirasi bagi setiap individu. Bisa berupa ide, gagasan, maupun pertanyaan. Ide, gagasan maupun pertanyaan tersebut lebih dikenal dengan istilah informasi. Dalam informasi bias berupa data teks, suara, maupun gambar. Dengan beragamnya bentuk infomasi ini perlu adanya media penyampaian informasi yang informatif.

Manfaat forum online untuk pembelajaran siswa, berikut ini beberapa diantaranya:

1. Pembelajaran Jarak Jauh

2. Tanggapan pribadi di forum tidak terbatas waktunya. Siswa memiliki kebebasan untuk melanjutkan dialog tentang topik yang dibahas.

(2)

3. Siswa memiliki kebebasan untuk merefleksikan pikiran mereka dan membaca tanggapan orang lain.

4. Tidak terbatas pada ruang dan waktu, misalnya seorang siswa bisa berpartisipasi bahkan ketika mereka sakit atau dalam perjalanan.

5. Siswa bias belajar tentang konten dari perspektif lain.

6. Peserta memiliki keuntungan pribadi dan akademik sebagai hasil komunikasi mereka dengan siswa lain dan guru pengajar pengajar.

2.3 Penilaian Keaktifan 2.3.1 Pengertian Keaktifan

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–

banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” (Dimyati,2009:45).

(3)

2.3.2 Klasifikasi Keaktifan

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.

Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah – sekolah tradisonal. Jenis – jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman, 1988:99) :

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan, diskusi , musik, pidato.

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah :

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik)

3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)

(4)

5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

6. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

7. Memberikan umpan balik (feedback)

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau danterukur

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

2.4 Pendekatan Pengukuran Kemiripan

Pendekatan pengukuran kemiripan di gunuakan untuk mengukur kemiripan jawaban yang dimiliki siswa dengan yang dimiliki guru agar pemberian nilai lebih mudah tanpa harus menampilkan semua komentar dan menghitungnya secara manual. Komentar yang tidak memiliki nilai kemiripan tetap akan memiliki nilai keaktifan sesuai dengan kebijakan guru pengajar.Siswa yang tidak aktif tidak diberi nilai, agar siswa tersebut. memahami bahwa untuk mendapat nilai harus ada usaha, seperti bertanya pada guru atau pada siswa yang sudah faham. Berusaha mengerjakan walaupun hasilnya belum memuaskan. Setidaknya ada upaya siswa tsb untuk memahami materi dan memperoleh nilai yang baik.

2.4.1 Algoritma Rabin Karp

Algoritma Rabin-Karp adalah suatu algoritma pencarian string yang diciptakan Michael O. Rabin dan Richard M. Karp pada tahun 1987 yang menggunakan fungsi hashing untuk menemukan pola berupa substring di dalam sebuah teks. Algoritma ini jarang digunakan untuk melakukan pencarian kata tunggal, namun sangat efektif apabila digunakan untuk pencarian lebih dari satu kata (Atmopawiro, 2006).

Dalam algoritma Rabin-Karp, ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam implementasi algoritma tersebut.

1) Preprocessing

Tahap ini adalah tahap dimana dilakukan pemrosesan awal untuk mempersiapkan teks agar dapat digunakan dalam proses selanjutnya. Teks akan diubah ke dalam bentuk k-grams, dimana dalam hal ini teks akan dipotong –

(5)

potong dengan panjang K dari sebuah teks yang secara kontinuitas dibaca dari awal dokumen hingga akhir dari dokumen.

2) Rolling Hash

Fungsi yang digunakan untuk menghasilkan nilai hash dari rangkaian gram dalam Algoritma Rabin-Karp adalah dengan menggunakan fungsi rolling hash.

Fungsi hash 𝐻(𝐶1…𝐶𝑘) didefinisikan sebagai berikut,

𝑐1∗ 𝑏(𝑘−1)+ 𝑐2∗ 𝑏(𝑘−2)+ ⋯ + 𝑐(𝑘−1)∗ 𝑏𝑘 + 𝑐𝑘……….. (2.1) Keterangan :

c : nilai ASCII karakter b : basis (bilangan prima) k : banyak karakter

Metode hashing digunakan untuk mempercepat pencarian atau pencocokan suatu string. Apabila tidak di-hash, pencarian akan dilakukan karakter per karakter. Namun pencarian akan menjadi lebih mangkus setelah di- hash karena hanya akan membandingkan empat digit angka untuk mengetahui kesamaan suatu substring.

Berikut ini merupakan contoh penghitungan rollinghash dengan k-grams

= 6 dan basis = 101:

Diketahui

Teks : abracadabra

ASCII : a = 97, b = 98, r = 114 Maka

hash(“abr”) = ( 97 x 1012 ) + ( 98 x 1011 ) + ( 114 x 1010 ) = 999.509 Untuk menghitung nilai hash dari substring selanjutnya, dapat dilakukan dengan mengurangi hash dengan nilai dari karakter yang hilang kemudian mengalikannya dengan basis dan menambahkannya dengan nilai karakter yang ditambahkan.

hash(“bra”) = [101 x ( 999.509 – (97 x 1012 ))] + ( 97 x 1010 ) = 1.011.309

(6)

3) Pencocokan

Proses pencocokan dalam Algoritma Rabin-Karp dilakukan dengan menggunakan sebuah teorema yaitu:

"Sebuah stringA identik dengan stringB, jika (syarat perlu) stringA memliki hash key yang sama dengan hash key yang dimiliki oleh stringB"

4) Pengukuran Nilai Kemiripan

Mengukur similarity (kemiripan) dan jarak antara dua entitas informasi adalah syarat inti pada semua kasus penemuan informasi, seperti pada Information Retrieval dan Data Mining yang kemudian dikembangkan dalam bentuk perangkat lunak, salah satunya adalah sistem deteksi kesamaan (Salmusih, 2013). Penggunaan ukuran similarity yang tepat tidak hanya meningkatkan kualitas pilihan informasi tetapi juga membantu mengurangi waktu dan biaya proses sehingga memperangkat lunakkan Dice's Similarity Coefficient dalam penghitungan nilai similarity yang menggunakan pendekatan k-gram.

𝑆 = 𝐾 × 𝐶

(𝐴+𝐵)……….. (2.2)

Dimana S adalah nilai similarity, A dan B adalah jumlah dari kumpulan k- grams dalam teks 1 dan teks 2. C adalah jumlah dari k-grams yang sama dari teks yang dibandingkan. Berikut adalah contoh dari penggunaan rumus tersebut.

Terdapat dua buah dokumen teks (dok A dan dok B) dengan nilai k-gram masing- masing dokumen secara bertutur-turut adalah 2608 dan 3040, sedangkan nilai k- gram yang sama adalah sebesar 1203. Maka hasil nilai dari kemiripan kedua dokumen tersebut adalah :

𝑆 = 𝐾 × 𝐶

𝐴 + 𝐵 = 2 × 1203 2608 + 3040 = 2406

5648= 0,4259 𝑥 100% = 42,59%

(7)

MULAI

Teks : string Pattern : string

i=0

Menghitung Nilai Hash

i=Hash teks.

length

Nilai String Sama Bertambah Hash teks[i] =

Hash pattern Ya

SELESAI

Membentuk K-Gram

Substring teks : array Pattern

Hash teks : array Hash pattern :

string

Substring teks[i] = Substring pattern Ya

Ya

Hitung similarity pattern dan teks

Tidak Tidak

Tidak

Gambar 2. 1 Flowchart Proses Metode Rabin Karp

2.4.2 Text Preprocessing

Melihat dari kemungkinan berbagai macam bentuk struktur data teks yang akan diproses, maka sebelum dilakukannya penghitungan kesamaan teks perlu dilakukan beberapa tahap awal yang bertujuan untuk agar teks dapat diubah menjadi lebih terstruktur dan menghilangkan noise pada dokumen. Proses preprocessing tersebut meliputi case folding, tokenizing, filtering, dan stemming.

(8)

Gambar 2. 2 Tahapan Text Preprocessing

2.4.2.1 Case Folding

Case folding merupakan proses pertama dari rangkaian preprocessing dokumen. Dalam proses ini akan dilakukan perubahan pada kata – kata dalam dokumen menjadi huruf kecil (a sampai z). Gambar 2.4 menunjukan flowchart dari proses case folding. Berikut ini merupakan contoh dari proses case folding :

[1] Input : Rabin Karpadalah algoritma pencarian kata yang mencari sebuah pola dalam sebuah teks.

[2] Output : rabin karp adalah algoritma pencarian kata yang mencari sebuah pola dalam sebuah teks.

2.4.2.2 Tokenizing

Tokenizing merupakan tahapan dimana dilakukannya pemotongan terhadap stringinput berdasarkan atas delimiter yang telah ditentukan. Karakter selain huruf akan dianggap sebagai delimiter dan akan dihilangkan atau dihapus untuk proses mendapat kata – kata penyusun teks. Dari proses ini akan dihasilkan kata – kata penyusun string/ teks atau yang sering disebut token/term. Berikut ini merupakan contoh dari proses tokenizing:

[1] Input : rabin karp adalah algoritma pencarian kata yang mencari sebuah pola dalam sebuah teks.

[2] Output :{rabin} {karp} {adalah} {algoritma} {pencarian} {kata} {yang}

{mencari} {sebuah} {pola} {dalam} {sebuah} {teks}

(9)

2.4.2.3 Filtering

Filtering merupakan tahap pengambilan kata – kata penting dari hasil tokenizingstring. Filtering dilakukan dengan membuang kata – kata yang telah terdaftar ke dalam stopword/stoplist. Stopwordadalah kata-kata yang sering muncul dalam teks dalam jumlah besar dan dianggap tidak memiliki makna penting. Berikut ini merupakan contoh dari proses filtering :

[1] Input : {rabin} {karp} {adalah} {algoritma} {pencarian} {kata} {yang}

{mencari} {sebuah} {pola} {dalam} {sebuah} {teks}

[2] Output : {rabin} {karp} {algoritma} {pencarian} {kata} {mencari} {pola}

{teks}

2.4.2.4 Stemming

Stemming merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan kata dasar dari suatu kata. Stemming Nazief – Adriani merupakan suatu algoritma stemming yang dibuat oleh Bobby Nazief dan Mirna Adriani.

Pencarian kata dasar dilakukan dengan menghilangkan semua imbuhan dari kata, baik itu awalan (prefiks), sisipan (infiks), maupun akhiran (suffiks).

Berikut ini merupakan contoh dari proses stemming :

[1] Input : {rabin} {karp} {algoritma} {pencarian} {kata} {mencari} {pola}

{teks}

[2] Output : {rabin} {karp} {algoritma} {cari} {kata} {cari} {pola} {teks}

2.5 Metodelogi Pengembangan Sistem

Model proses mencakup kegiatan yang merupakan bagian dari proses perangkat lunak, produk perangkat lunak, dan peran orang yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak. Model proses Waterfall merupakan suatu model proses klasik yang bersifat sistematis, berurutan dari satu tahap ke tahap lain dalam membangun perangkat lunak(Sommerville, 2011).

Selain itu Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai oleh para pengembang software.Inti dari metodewaterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melanjutkan kelangkah 2, 3 dan seterusnya.

(10)

Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.

Gambar 2. 3 Fase dalam Waterfall model (Somervile,2011)

Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam model proses Waterfall:

1. Analisis kebutuhan dan definisi (requirements analysis and definition) Layanan sistem, kendala, dan tujuan yang ditetapkan dengan berkonsultasi dengan pengguna sistem.Kemudian didefinisikan secara rinci dan dijadikan sebagai spesifikasi sistem.

2. Design sistem dan perangkat lunak (system and software design)

Software desain meliputi mengidentifikasi dan menggambarkan abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan mereka.

3. Implementasi dan pengujian unit (implementation and unit testing) Selama tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program.Unit pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

4. Integrasi dan pengujian sistem (integration and system testing)

Tahapan dimana unit program individu atau program yang terintegrasi diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi.Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pengguna.

(11)

5. Pengoprasian dan maintenance (operation and maintenance)

Biasanya tahap ini merupakan tahapan dengan masa waktu paling lama.Pemeliharaan meliputi kesalahan mengoreksi yang tidak ditemukan pada awal tahap siklus hidup, meningkatkan implementasi unit sistem dan meningkatkan pelayanan sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

Model ini memiliki keunggulan dalam kemudahan pengaplikasiannya, selain itu kelebihan lain yang dimiliki oleh model proses Waterfall adalah ketika seluruh kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara lengkap, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka fase - fase dalam pembangunan sistem akan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan kekurangan utama dari model proses Waterfall ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan telah selesai sebelum dapat lanjut mengerjakan fase berikutnya.

2.6 PHP

PHP adalah kependekan dari PHP Hypertext Preprocessor, bahasa interpreter yang mempunyai kemiripan dengan bahasa C dan Perl yang mempunyai kesederhanaan dalam perintah, yang digunakan untuk pembuatan aplikasi web. (Sidik, 2004)

PHP/FI merupakan nama awal dari PHP (Personal Home Page/Form Interface). Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff tahun 1994. PHP awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Kemudian dikembangkan oleh orang lain dan setelah memulai tiga kali karya penulisan, akhirnya PHP menjadi bahasa pemrograman web. PHP adalah sebuah produk yang berbentuk open source, sehingga source code-code dari PHP dapat digunakan, diganti, diedit tanpa harus dikenakan biaya. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.

(12)

2.7 MySQL

MySQL adalah sebuah database management system atau lebih dikenal DBMS yang multithread dan multi-user. MySQL merupakan sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (GeneralPublicLicense). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya yaitu SQL (StructuredQueryLanguage). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untukpemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Kehandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya.

Sebagai pelaku basis data, MySQL mendukung operasi basis data transaksional maupun operasi basis data non-transaksional. Pada modus operasi non- transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak pelaku basis data kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis website (wordpress), CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat disarankan untuk menggunakan modus basis data transaksional, hanya saja sebagai konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk kerja pada modus non- transaksional.

Terdapat beberapa API (Application Programming Interface) tersedia yang memungkinkan aplikasi komputer yang ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman untuk dapat mengakses basis data MySQL antara lain: bahasa pemrograman C, C++, C#, bahasa pemrograman Eiffel, bahasa pemrograman

(13)

Smalltalk, bahasa pemrograman Java, bahasa pemrograman Lisp, Perl, PHP, bahasa pemrograman Python, Ruby, REALbasic dan Tcl. Sebuah antarmuka ODBC memanggil MyODBC yang memungkinkan setiap bahasa pemrograman yang mendukung ODBC untuk berkomunikasi dengan basis data MySQL.

Kebanyakan kode sumber MySQL dalam ANSI C.

Keunggulan MySQL, di antaranya:

1. Bekerja pada berbagai platform (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).

2. Pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah.

3. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.

4. Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang bervariasi.

5. MySQL dan PHP saling terintegrasi, maksudnya adalah pembuatan database dengan menggunakan sintak PHP dapat dibuat. Sedangkan input yang dimasukkan melalui aplikasi web yang menggunakan script server side seperti PHP dapat langsung dimasukkan ke database MySQL yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.

Sistem database MySQL memiliki sistem sekuritas dengan tigaverifikasi yaitu username, password dan host. Verifikasi host memungkinkan untuk membuka sekuriti di 'localhost', tetapi tertutup bagihost lain (bekerja di lokal komputer). Sistem sekuriti ini ada di dalamdatabase mysql dan pada tabel user.

Proteksi juga dapat dilakukan terhadap database, tabel, hingga kolom secara terpisah.

2.8 Tinjauan Studi

i. Sistem E-learning Untuk Meningkatkan Proses Belajar Mengajar : Studi Kasus Pada Sma Negeri 10 Bandar Lampung (Novi Hidayati, 2010 )

(14)

Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan pendapat bahwa masih banyak kekurangan pada system yang dibuat. Hal ini karena, adanya beberapa kendala yang dihadapi pada saat penelitian dan pengujian. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan yang ada di penelitian ini. Peneliti juga menjelaskan kekurangan dari pihak manajemen yang terkait, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai implikasi dari hasil tindak lanjut penelitian yang telah dilakukan. Hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain adalah aturan atau kebijakan, peningkatan kualitas penggunaan sistem e-learning, dan dari sisi personil atau user yang menggunakan sistem. Peneliti juga menyarankan agar system elearning yang dibuat selanjutnya bisa dikembangakan lebih lanjut dengan penajaman dan penambahan pada factor elemen juga alternative.

ii. Arsitektur Untuk Aplikasi Deteksi Kesamaan Dokumen Bahasa Indonesia (Anna Karniawati, dkk, 2012)

Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan pendapat bahwa kesamaan dokumen bukan hanya ditinjau dari sisi kata yang digunakan sebagai penyusun kalimat adalah sama, akan tetapi juga dikatakan mirip apabila isi dokumen memiliki makna yang sama. Penelitian pengukuran kesamaan dokumen Bahasa Indonesia yang ada hanya mengukur kesamaan kata ataupun kalimat, belum mempertimbangkan struktur kalimat, jumlah kalimat, posisi kalimat dan makna kata untuk membandingkan kalimat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan arsitektur aplikasi deteksi kesamaan dokumen teks Bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan struktur kalimat, jumlah kalimat, posisi kalimat dan memperhitungkan faktor sinonim kata untuk melihat dari sisi makna kata. Arsitektur aplikasi deteksi kesamaan dokumen meliputi tahap pemilahan dokumen menjadi kalimat, pemilahan kalimat menjadi kata, menentukan struktur kalimat dan membandingkan kesamaan dokumen.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengguna pada Admin memiliki menu Dashboard, menu Master Data yang memiliki sub menu Master Data Divisi, Master Data Jabatan, Master Data Karyawan, Master Data User, Master

Nur dan Widyastuti (2014) dalam penelitian yang dilakukan pada tiga orang subjek dengan anak terlambat bicara menunjukkan bahwa salah satu reaksi negatif yang

management pada perusahaan di Surabaya yang baik akan mampu meningkatkan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. 2) Terdapat pengaruh signifikan

Babadoko (2016) melakukan penelitian terhadap pasien normal menunjukkan bahwa nilai rerata hitung hema- tokrit dan hitung jumlah leukosit menggunakan metode manual tidak

Berdasarkan persoalan dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai signifikansi dan manfaat secara teoritis maupun praktis: (1) sebagai masukan bagi departemen agama,

Untuk meningkatkan aspek usability maka dibuatlah model UX untuk pengenalan aplikasi belajar berhitung, penulis melakukan analisis task menggunakan hierarcichal task analysis

Hasil analisa perilaku produksi dan tekanan dari sumur-sumur yang berproduksi dari formasi produktif vulkanik jatibarang menyimpulkan bahwa distribusi zona produksi

Melakukan survey atas data calon tertanggung yang diberikan oleh bagian pemasaran, dengan mengambil gambar kendaraan yang akan di asuransikan, memeriksa kelengkapan surat