• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

130

Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun

2011-2015

Nining Sudiyarti 1 , Ismawati 2 , Agus Irwansyah 3 Fakultas Ekonomi & Manajemen Universitas Samawa

Program Studi Ekonomi Pembangunan Email: niningsudiyarti@universitassamawa.ac.id

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor perekonomian yang potensial serta memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas karena berada di berbagai sektor ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dari tahun 2011-2015 yang diperoleh dari Diskoperindag dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa berupa data Jumlah UMKM dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sedangkan tehnik analisis yang digunakan adalah Model Regresi Linier Sederhana yaitu untuk mengetahui besarnya koefisien regresi dari variabel bebas (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) terhadap variabel terikat (Pertumbuhan Ekonomi). Dari hasil pengujian analisis Regresi linier sederhana, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa nilai dari uji t

hitung

lebih besar dari nilai t

tabel

yaitu (3,961 > 3,182) dengan taraf signifikan sebesar 5 %, sedangkan dari hasil pengujian koefisien determinasi R

2

diperoleh nilai sebesar 0,839 atau sebesar 83,9 persen. Hal ini berarti bahwa derajat pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah sebesar 83,9 persen.

Sedangkan, sisanya sebesar 16,1 persen disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

Kata Kunci : Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Pertumbuhan Ekonomi

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fisikal produksi barang

dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi

barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,

pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal

(Sadono Sukirno, 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Sumbawa adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan

usaha yang memiliki kesempatan usaha yang luas karena berada di berbagai

sektor ekonomi baik pertanian maupun non pertanian, dan bertujuan untuk

meningkatkan investasi di daerah, terciptanya lapangan kerja dan mengurangi

pengangguran. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tersebut menjadi

(2)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

131

bagian dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan di wilayah kabupaten Sumbawa, salah satunya melalui Festival Moyo yang selalu diagendakan setiap tahunnya, dimana melalui kegiatan ini, selain mengenalkan budaya Sumbawa, juga sebagai sarana dalam upaya untuk membangun potensi produk yang ada di daerah sekaligus memperkuat potensi perekonomian rakyat.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di daerah Kabupaten Sumbawa adalah masih banyaknya terdapat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak memiliki ijin usaha serta modal usaha yang digunakan masih terbata, hal ini dikarenakan sebagian besar para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menggunakan modal sendiri/ milik pribadi sehingga usaha yang akan dikembangkan nantinya masih terbatas. Selain itu, Keterbatasan SDM dan teknologi juga masih menjadi masalah yang serius, hal ini disebabkan sebagian besar para pelaku usaha tersebut masih kurang memahami tentang tehnik manajemen, produksi, pemasaran dan pengembangan produknya. Serta teknologi yang digunakan pada umumnya masih menggunakan teknologi lama atau tradisional yang sifatnya masih manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya hasil produksi dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang akan dihasilkan nantinya.

Peran pemerintah sangat diperlukan untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di daerah Kabupaten Sumbawa, salah satunya yaitu dengan memberikan bantuan berupa tambahan modal usaha dan memberikan kemudahan untuk mengurus ijin usaha kepada para pelaku usaha, serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan- pelatihan. . Sehingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan konstribusi yang besar dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu daerah khususnya di Kabupaten Sumbawa.

Berdasarkan pada uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015”.

KAJIAN PUSTAKA Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitia terdahulu yang menjadi bahan rujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Zubairi (2015), yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm), Dan Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sampang

2. Ade Raselawati (2011),yang berjudul Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Di Indonesia.

3. Maharani Tejasari (2008), yang berjudul Peranan Sektor Usaha Kecil

Dan Menengah Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan

Ekonomi.

(3)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

132 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.

Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya”.

Pengukuran pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara/ wilayah biasanya dihitung dengan persentase dari Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu (Mankiw, 2007). Sedangkan ukuran Pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah/ daerah provinsi, kabupaten/

kota menggunakan perhitungan persentase dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berikut merupakan rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sadono Sukirno, 2011) :

Keterangan :

G = Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB1 = PDRB ADHK Pada Satu Tahun

PDRB0 = PDRB ADHK Pada Tahun Sebelumnya Pengukuran Produktivitas

Berikut ini merupakan beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu (Sadono Sukirno, 2011) :

1) Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan para ahli ekonomi klasik, terdapat empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Para ahli ekonomi klasik menekankan pentingnya faktor-faktor produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Teori pertumbuhan ekonomi klasik melihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marginal adalah lebih tinggi daripada pendapatan perkapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan perkapita.

2) Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha

di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan

bahwa para pengusaha merupakan golongna yang akan terus menerus

membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Menurut

Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin

terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan

(4)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

133

ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan mencapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state”.

3) Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod- Domar ini mempunyai asumsi yaitu: Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh (Subandi, 2012).

4) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Solow (1970) dari Amerika Serikat dan Swan (1956) dari Australia. Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau mempengaruhi pasar. Teori neo-klasik sebagai penerus dari teori klasik menunjukkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna, perekonomian bisa tumbuh maksimal. Kebijakan yang perlu ditempuh adalah Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja dan perlunya penyebaran luas informasi pasar (Sadono Sukirno, 2011).

.

Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

Adapun faktor-faktor yang menentukan sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah (Sadono Sukirno, 2011) :

1) Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayaan alam suatu negara yaitu meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil tanah hutan dan laut yang dapat diperoleh, serta jumlah dan jenis kekayaan dari barang tambang. Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa permulaan pada proses pertumbuhan ekonomi. Karena suatu negara yang kekurangan sumber daya alamnya tidak akan cepat membangun negaranya.

2) Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan

penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di

samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja,

keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Jika sumber daya

manusia suatu negara memiliki keahlian memadai dan terlatih maka output

negara itu akan berkualitas tinggi.

(5)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

134 3) Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi dianggap sebagai faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Kemajuan ini berkaitan dengan perubahan dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi tersebut disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan perkerjaan tradisional, seperti cara menanam padi, membuat pakaian, atau membangun rumah (Subandi, 2012).

Selain faktor-faktor diatas, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dianggap sebagai faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi, dimana UMKM itu sendiri lebih bersifat kepada sektor rill dan berada di berbagai macam sektor ekonomi, sehingga masyarakat lebih merasakan manfaatnya secara langsung yang berimbas kepada meningkatnya pendapatan masyarakat, karena semakin banyak jumlah UMKM yang tersebar maka semakin banyak tenaga kerja yang terserap berarti semakin banyak faktor produksi tenaga kerja sehingga memungkinkan bagi perekonomian tersebut untuk berproduksi lebih maksimal (Subandi, 2012).

Konsep Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan peraturan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut :

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar.

Berdasarkan Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9

Tahun 1995), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK),

termasuk Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000. tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp

1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha

milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara Rp

200.000.000 s.d. Rp10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan.

(6)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

135

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/ KMK 016/ 1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/ badan usaha yang telah melakukan kegiatan/ usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 atau asset (aktiva) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu Usaha Mikro adalah entitas usaha yang memiliki pekerja/ tenaga kerja kurang dari 5 orang. Usaha Kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan Usaha Menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang. Industri rumah tangga adalah industri yang memperkerjakan kurang dari 5 orang. UMKM adalah usaha yang mempunyai modal awal yang kecil atau nilai kekayaan (aset) yang kecil dan jumlah pekerja yang kecil (terbatas).

Kriteria Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008

No Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta 2 Usaha Kecil >50 juta - 500 juta >300 juta – 2,5 miliar 3 Usaha Menengah >500 juta – 10 miliar >2,5 miliar – 50 miliar

Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan aspek manajemen usahanya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat digambarkan atau memiliki karakteristik yang berbeda sebagai berikut (Tambunan, 2009) :

1. Usaha Mikro memiliki karakteristik sebagai berikut antara lain :

a) Jenis komoditinya berubah-ubah dan sewaktuwaktu dapat berganti produk/usaha,

b) Tempat usahanya tidak selalu menetap atau sewaktu-waktu dapat pindah,

c) Belum adanya pencatatan keuangan usaha secara baik,

d) Sumber daya manusianya rata-rata sangat rendah yakni SD-SMP, e) Pada umumnya belum mengenal perbankan dan lebih sering

berhubungan dengan rentenir

f) Umumnya usaha ini tidak memilki ijin usaha.

2. Usaha Kecil memiliki karakteristik sebagai berikut antara lain :

(7)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

136

a) Jenis barang atau komoditinya tidak gampang berubah,

b) Mempunyai kekayaan maksimal 200 Juta dan dapat menerima kredit maksimal 500 Juta,

c) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap,

d) Sudah memiliki pembukuan walaupun masih sederhana artinya pencatatan administrasi keuangan perusahaan sudah mulai dipisah.

e) Memiliki legalitas usaha atau perijinan lainnya,

f) Sumber daya manusianya sudah lumayan baik, dari aspek tingkat pendidikan yakni rata tingkat SMU,

g) Sudah mulai mengenal perbankan.

3 Usaha Menengah memiliki karakteristik sebagai berikut antara lain : a) Kekayaan 200 Juta sampai 10 Milyar, dan dapat menerima kredit antara

500 Juta sampai 5 Milyar.

b) Memiliki managemen dan organisasi yang lebih teratur dan baik dengan pembagian tugas yang lebih jelas antar bagian/unit,

c) Telah memiliki system managemen keuangan sehingga memudahkan untuk dilakukan auditing termasuk oleh pihak auditor publik,

d) Telah melakukan penyesuaian terhadap peraturan pemerintah dibidang ketenagakerjaan, Jamsostek dan lain-lain.

e) Memiliki persyaratan legal secara lengkap,

f) Sering bermitra dengan perbankan dan pelaku usaha lainnya, dan

g) Sumber daya manusianya jauh lebih baik dan handal pada level Manager dan Supervisor.

Klasifikasi Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Untuk kepentingan penyusunan klasifikasi bagi Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB), maka klasifikasi tersebut dibagi menjadi 9 (sembilan) penggolongan utama (pokok) sektor ekonomi yang meliputi :

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

Mencakup segala macam pengusahaan dan pemanfaatan yang berasal dari alam untuk memenuhi kebutuhan atau usaha lainnya.

2. Pertambangan dan Penggalian

Mencakup subsektor minyak dan gas bumi, subsektor pertambangan non migas, dan subsektor penggalian

3. Industri Pengolahan

Mencakup kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih

Mencakup kegiatan pembangkitan transmisi dan distribusi listrik,

pengolahan gas cair, produksi gas dengan karbonasi, penampungan,

(8)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

137

penjernihan, dan penyaluran air baku atau air bersih baik untuk keperluan rumah tangga, usaha, industri, gedung kantor pemerintah, penerangan jalan umum, dsb.

5. Bangunan

Mencakup Kegiatan penyiapan, pembuatan, pemasangan, pemeliharaan maupun perbaikan bangunan/ konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal maupun sarana lainnya

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Mencakup kegiatan penjualan barang baru maupun bekas, yang meliputi penjualan sepeda motor dan mobil, perdagangan eceran, dsb.

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Mencakup kegiatan jasa angkutan, pengepakan dan pengiriman barang, keagenan/biro perjalanan, serta usaha persewaan angkutan darat/

air/udara berikut pengemudinya. Sedangkan Komunikasi mencakup usaha pelayanan komunikasi untuk umum baik melalui pos, telepon, telegraf, pengiriman/ pemindahan berita (surat) paket dan uang.

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Menerima simpanan keuangan, memberikan kredit, mengirim uang, menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokooan, dll. Pemberian jasa hukum, jasa pengolahan, dsb.

9. Jasa-jasa.

Meliputi kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang ditujukan untuk melayani kepentingan rumah tangga, badan usaha, pemerintah dan lembaga- lembaga lainnya

Masalah Yang Di Hadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Masalah yang sering dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan Mennegah (UMKM) antara lain yaitu :

1) Kesulitan pemasaran

Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar domestic dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor.

2) Keterbatasan Financial

Dua masalah utama dalam aspek financial: mobilitas modal awal (star-up capital) dan akses ke modal kerja, financial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang.

3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

(9)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

138

Kendala serius terutama dalam aspek-aspek manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, organisasi bisnis, akuntansi, teknik 4) Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku dan input-input lainnya juga sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada.

5) Keterbatasan Teknologi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) umumnya masih menggunakan teknologi lama atau tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan antara suatu variabel dengan varibael lain atau bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Made Wirartha, 2006).

Identifikasi/ Klasifikasi Variabel

Variabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi 2 variabel bebas dan satu variabel terikat. Klasifikasi variabel dalam penelitian ini di bedakan menjadi :

1) Variabel Independen/ bebas (X)

variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sumbawa.

2) Variabel Dependen/ terikat (Y)

variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Sumbawa..

Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan Klasifikasi variabel diatas maka memudahkan jalannya penelitian, maka variabel yang perlu difenisikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang berdiri sendiri milik perseorangan/ badan usaha milik perorangan. UMKM dalam penelitian ini adalah jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sumbawa dari tahun 2011-2015.

2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah adalah proses meningkatnya pendapatan yang dihasilkan oleh sektor-sektor yang ada di daerah. Pertumbuhan Ekonomi Daerah dalam penelitian ini adalah jumlah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa dari tahun 2011- 2015.

Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelian adalah data kuantitatif, yaitu ,

yaitu teknik data yang berupa angka-angka dan analisis datanya menggunakan

statistik (Sugiyono, 2011) . Data Kuantitatif dalam penelitian ini adalah berupa

(10)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

139

data jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan data PDRB Kabupaten Sumbawa. Selain menggunakan data kuantitatif penelitian ini juga menggunakan data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan atau uraian uraian atas pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sifatnya mendukung penelitian. Data Kualitatif Dalam penelitian ini berupa data Gambaran Umum Kabupaten Sumbawa.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Diskoperindag Kabupaten Sumbawa berupa data jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan dari Badan Pusat Statistik (BPS) berupa data jumlah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menyalin atau mencatat data sekunder, berupa pengambilan data dari beberapa dokumen resmi yang telah dipublikasikan, seperti dinas atau instansi terkait, serta situs-situs, website resmi dengan menyalin atau mencatat data sekunder tersebut (Ridwan, 2004). Data tersebut berupa data jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan jumlah Pertumbuhan Ekonomi.

Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul, kemudian di analisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Sederhana. Regresi Linear Sederhana memperkirakan satu variabel terikat berdasarkan satu variabel bebas. Model dasar regresi tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bX + e Dimana :

Y = Pertumbuhan Ekonomi a = Konstanta

X = Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) b = koefesien regresi linier sederhana

e = trem of error (keselahan pengganggu)

Hasil persamaan dari Regresi Sederhana tersebut nantinya akan dianalisis dengan beberapa uji yaitu:

Uji t – Statistik (Koefisien Regresi Secara Parsial)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :

1) Jika H0 : βi = 0 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen/

bebas dengan variabel dependen/ terikat.

2) Jika Ha : βi ≠ 0, maka terdapat pengaruh antara variabel independen/

bebas dengan variabel dependen/ terikat.

(11)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

140 Uji Koefisien determinasi ( )

Uji koefisien determinasi (R 2 ) merupakan interprestasi ketepatan perkiraan yang menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel bebas dapat menjelaskan variasi variabel tak bebas. Nilai (R 2 ) sama dengan nol (mendekati nol) berarti kemampuan satu variabel dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan.

Nilai (R 2 ) sama dengan satu (mendekati satu) berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variabel dependen atau persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna (Sugiyono, 2011).

.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan pada teori dan hipotesis yang diajukan, Proses analisis regresi linier sederhana tersebut dilakukan menggunakan SPSS seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.1

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5227369.385 598118.027 8.740 .003

UMKM 289.802 73.169 .916 3.961 .029

a. Dependent Variable: Pertumbuhan_ekonomi

Dari tabel diatas, analisis Regresi Linier Sederhana dapat disusun dengan persamaan sebagai berikut :

Y = 5227369,385 + 289,802X + e

Dimana : Y = Pertumbuhan Ekonomi

X = Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Maka dari hasil persamaan dan perhitungan pada tabel diatas, dapat di jelaskan sebagai berikut :

1) Nilai konstanta pada persamaan tersebut sebesar 5227369,385. Ini artinya bahwa apabila variabel X yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak ada perubahan atau dianggap konstan, maka nilai dari variabel Y yakni Pertumbuhan ekonomi adalah sebesar Rp. 5.227.369,385.

2) Variabel Usaha Mikro Kecil dan Menengah (X) berpengaruh positif terhadap

Variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y). Berdasarkan hasil perhitungan

(12)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

141

diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 289,802. Artinya bahwa apabila UMKM dinaikkan sebesar 1 unit maka hal tesebut akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar Rp 289,802 juta.

Uji statistik

Berikut hasil perhitungan t hitung serta tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5.

Hasil Perhitungan t

hitung

dan Signifikansi Variabel X Terhadap Variabel Y

Variabel t hitung Signifikan Keterangan

UMKM 3,961 0,029 Signifikan

Dari hasil perhitungan data dengan menggunakan SPSS diperoleh t hitung untuk variabel UMKM (X) sebesar 3,961 dengan nilai signifikansi 0,029. Sedangkan nilai t tabel pada tingkat derajat kebebasan (df) = n - k = 5 – 2 = 3 pada α = 5%

(0,05) adalah 3,182, maka nilai t hitung tersebut lebih besar daripada nilai t tabel yang berarti H 0 ditolak dan H a diterima. maka dapat disimpulkan bahwa variabel Usaha Mikro Kecil dan Menengah/ UMKM (X) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y).

Gambar 4.1.

Hasil Distribusi t (Variabel X)

Koefisien Determinasi (R 2 )

Koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan semua variabel independent dalam menjelaskan variasi dari variabel dependent. Untuk perhitungannya dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

3,961 3,182

-3,182 0

Daerah Penerimaan H

0

Daerah tolak

H

0

Daerah tolak

H

0

(13)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

142 Tabel 4.3

Koefisien Determinasi (R

2

) Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .916

a

.839 .786 338,669.77016

a. Predictors: (Constant), UMKM

b. Dependent Variable: Pertumbuhan_ekonomi Sumber : Lampiran diolah

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Koefisien Determinasi Linier sederhana (R2) sebesar 0,839 atau sebesar 83,9 persen. Hal ini berarti bahwa variasi variabel terikat/ pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas/ UMKM adalah sebesar 83,9 persen. Sedangkan, sisanya sebesar 16,1 persen disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti pengeluaran pemerintah, inflasi, dan sebagainya.

Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan hasil uji analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa variabel UMKM berpegaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai koefisien regresi sebesar 289,802. Sedangkan nilai dari uji thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu (3.961 > 3.182) dengan taraf signifikan sebesar 5 %, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya semakin banyak jumlah UMKM yang tersebar di Kabupaten Sumbawa maka semakin memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga dalam jangka panjang UMKM dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Tambunan (2012), UMKM memainkan peran penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, baik di Negara sedang berkembang maupun di Negara maju. Di Negara maju, eksistensi UKM sangat penting, karena kelompok usaha ini menyerap paling banyak tenaga kerja, selain mampu memberi kontribusi besar terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDB dibandingkan kontribusi usaha besar.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten Sumbawa, namun sampai saat ini dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kabupaten Sumbawa masih terkendala dengan modal, perijinan, dan sebagainya. Sekdis Diskoperindag Kabupaten Sumbawa, Awaludin mengatakan

“Sebagai upaya untuk mengembangkan UMKM pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain, memberikan kewenangan terhadap kecamatan untuk mengeluarkan izin UMKM, tanpa biaya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan masyarakat menuju akses permodalan atau perbankan.”

(kabarsumbawa.com/22/08/2017)

(14)

ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 2, Agustus 2017

143 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa variabel UMKM berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015.

Saran

1. Pemerintah selaku pembuat kebijakan diharapkan lebih memperhatikan UMKM yang ada, yaitu dengan melakukan pemberdayaan bagi UMKM seperti pemberian ijin, bantuan modal, dan sebagainya. Karena UMKM di Kabupaten Sumbawa memiliki potensi yang baik untuk kemajuan daerah sehingga dalam jangka panjang dapat membantu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah.

2. Masyarakat sebagai pelaku usaha diharapkan lebih sadar akan pentingnya mengurus ijin usaha, karena adanya ijin usaha tidak hanya menguntungkan bagi pelaku usaha namun juga pemerintah daerah.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah variabel lain yang akan diteliti sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa, 2017. Sumbawa Besar Mankiw, N. Gregory, 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Subandi. 2012. Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta Bandung

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tambunan, H.T, Tulus. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). (diakses 4 April 2017)

Wirartha, Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET (Penerbit Andi).

http://www.kabarsumbawa.com/2017/09/13/temu-usaha-upaya-tingkatkan-daya-

saing-produk-umkm

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PEMBUKTIAN PENUNTUT UMUM BERDASARKAN HASIL CETAK SCREEN CAPTURE SEBAGAI ALAT BUKTI ELEKTRONIK DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS TINDAK PIDANA PENGHINAAN MELALUI

Pardee (1969) mengusulkan super goal (sasaran super) sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan keputusan dengan tujuan jamak.. Super goal merupakan atribut yang

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran biologi berbasis konstruktivis- kolaboratif terhadap kemampuan berpikir

Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah Subahanallah Wa Taala (SWT) yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga dalam penulisan

Di Perpustakaan Nasional Penulis menemukan tesis yang berjudul Modernisasi Priyayi, sementara di Arsip Nasional peneliti menemukan beberapa arsip mengenai kehidupan tokoh

Vitiligo adalah suatu kelainan kulit akibat gangguan pigmentasi (hipomelanosis) idiopatik yang ditandai dengan adanya makula putih yang dapat meluas.. Dapat mengenai seluruh

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan,