Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 78 HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO
JAYA TAHUN 2015 Syafriani
Lecturer STIKes Tambusai Riau Syafrianifani@ymail.com
ABSTRAK
Menurut WHO (World Health Organization ) angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 6 juta jiwa yang sebagian besar terjadi di negara berkembang dan makanan jajanan anak sekolah merupakan salah satu penyebab dari penyakit diare pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian penyakit diare di SDN 001 Teratak kecamatan Rumbio Jaya Tahun 2015. Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Desain yang digunakan pada penelitian ini kuantitatif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya, metode pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling yaitu sebanyak 52 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015. Hal ini dibuktikan dengan p value 0,002, Rasio Prevalens 2,43 (95% CI 1,33-4,46). Oleh karena itu diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan kepada anak SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tentang pemilihan makanan jajanan sehingga dapat mengurangi kejadian diare pada siswa.
Kata Kunci : Pengetahuan makanan jajanan, Diare Daftar Bacaan : 18 ( 2001 – 2014 )
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 79
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pemerintah berusaha untuk mewujudkan suatu kondisi lingkungan yang berkualitas melalui upaya kesehatan lingkungan agar kualitas lingkungan secara fisik, kimia, biologi maupun sosial dapat memungkinkan setiap orang untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Soedarto, 2012).
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama bidang kesehatan dimana penyakit pada gangguan saluran cerna merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Walaupun gangguan saluran pencernaan bukan merupakan penyebab langsung kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan salah satu penyebab kematian tersering yang mana penyakit yang banyak ditemukan berkaitan dengan saluran pencernaan adalah penyakit diare.
Kematian diare pada anak dinegara berkembang diperkirakan meningkat dari 3,6 juta kematian pada tahun 2008 menjadi 4,8 juta kematian pada tahun 2010. Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari. Diare masih menjadi permasalahan di berbagai negara seperti di Afrika, Amerika, Asia termasuk Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009 menunjukkan angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 6 juta jiwa yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Kematian diare pada anak dinegara berkembang diperkirakan meningkat dari 3,6 juta kematian pada tahun 2008 menjadi 4,8 juta kematian pada tahun 2010 (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2010, prevalensi diare pada anak di Indonesia anak laki-laki yang menderita diare berjumlah 10,8%dan perempuan berjumlah 11,2%. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6- 11 bulan (11,4 %), 12-23 bulan (14,8 %), dan 24-35 bulan (12,0 %) dan pada usia anak sekolah (10,2%) (Biro Pusat Statistik, 2009).
Di Provinsi Riau penderita diare pada tahun 2012 berjumlah 55.000 jiwa (33,8%), pada tahun 2013 terjadi penurunan yang mana penderita berjumlah 46.800 jiwa (28,8%) dan kemudia pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 61.000 jiwa (37,4%) (Rahmi, 2009).
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 80 Berdasarkan laporan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar, Puskesmas Rumbio Jaya merupakan Puskesmas yang banyak menderita
penyakit diare dengan jumlah 1449 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel1.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Penyakit Diare di Kabupaten Kampar Tahun 2012 s/d 2014
No Puskesmas Kejadian Diare
2012 % 2013 % 2014 %
1 Rumbio Jaya 880 9,8 1044 9,6 1449 12,7
2 Tambang 754 8,4 975 9,0 983 8,6
3 Bkn. Seberang 516 5,8 971 8,9 921 8,0
4 Kampar Utara 439 4,9 933 8,6 946 8,2
5 Kampar kiri tengah 405 4,5 806 7,4 901 8,1
6 Pulau Raja 422 4,7 815 7,5 819 7,8
7 Bangkinang 411 4,6 708 6,5 829 7,4
8 Kampar 326 3,6 798 7,3 778 7,0
9 Tapung II 312 3,5 779 7,2 765 6,9
10 Kampar Timur 309 4,7 671 6,2 623 5,6
11 Siak Hulu 1 370 4,1 337 3,1 435 4,9
12 Gunung Sahilan 278 3,1 272 2,5 330 3,9
13 X111 Koto Kampar 111 306 3,4 239 2,2 186 2,8
14 Bkn. Barat 308 3,4 299 2,7 211 2,6
15 Kampar Kiri Hulu 251 2,8 130 1,4 278 2,5
16 Tapung Hulu I 204 2,9 210 1,9 232 2,1
17 Siak Hulu II 291 3,2 105 0,9 245 2,2
18 Tapung Hulu II 225 2,5 197 1,8 287 2,6
19 Salo 310 3,4 189 1,7 191 1,7
20 Siak Hulu 111 316 3,5 171 1,5 175 1,6
21 Kampar Kiri 308 3,4 165 1,5 186 1,7
22 Tapung hilir II 172 1,9 161 1,4 104 1,5
23 Kampar Kiri Hilir 122 1,3 151 1,3 71 1,2
24 XIII Koto Kampar I 90 1,0 107 0,9 98 0,8
25 XIII Koto Kampar II 71 0,8 46 0,4 50 0,5
26 Tapung 1 50 0,6 44 0,4 54 0,4
27 XIII Koto Kampar II 103 1,1 58 0,5 110 0,9
28 XIII Koto Kampar III 67 0,7 71 0,6 209 1,8
29 Koto Kampar Hulu 60 0,6 40 0,3 60 0,5
30 Tapung 100 1,1 102 0,9 110 0,9
31 Gunung Sahilan 68 0,7 106 0,9 61 0,5
Jumlah 8894 100 10802 100 11409 100
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2014
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 81 Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa
penderita diare mengalami peningkatan setiap tahunnya di Puskesmas Rumbio Jaya. Pada tahun 2012 angka kejadian diare berjumlah 880 (9,8%), pada tahun 2013 angka kejadian diare berjumlah 1044 (9,6%). Sedangkan angka kejadian diare pada tahun 2014 meningkat menjadi 1449 (12,7%) (Dinas Kesehatan Kab.
Kampar, 2014).
Makanan jajanan anak sekolah merupakan salah satu penyebab dari penyakit diare pada anak, hal yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan jajanan anak sekolah potensialberisiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak menganggu kesehatan seperti terjadinya diare (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).
Anak usia sekolah adalah anak yang berumur 6-12 tahun yang masih sekolah pada tingkat sekolah dasar (SD), anak usia sekolah sangat rentan terkena diare karena mereka memiliki kegemaran untuk makan makanan yang mengandung pemanis buatan dan makanan yang mengandung bahan pengawet (Mustaida.
2008).
Aspek negatif makanan jajanan yaitu pada makanan jajanan berkaitan dengan tingkat keamanannya.
Penyalahgunaan bahan kimia berbahaya atau penambahan bahan tambahan pangan yang tidak tepat oleh produsen pangan jajanan adalah salah satu contoh rendahnya tingkat pengetahuan produsen mengenai keamanan makanan jajanan.
Pengetahuan merupakan sesuatu hal yang dapat diketahui melalui panca indera, kurangnya pengetahuan tentang makanan jajanan, bahaya makanan
jajanan dapat memicu terjadinya penyakit diare kepada anak sekolah. Pengetahuan bagi anak tentang makanan dan kesehatan sangat penting untuk dipelajari karena pengetahuan tentang makanan dan kesehatan adalah faktor internal yang mempengaruhi konsumsi makanan jajanan. Pengetahuan tentang makanan dan kesehatan adalah penguasaan anak Sekolah Dasar tentang makanan bergizi seimbang, kebersihan dan kesehatan makanan serta penggunaan bahan tambahan makanan dalam makanan jajanan (Haryanto, 2007).
Survei awal yang dilakukan di SDN 001 Teratak, kepada 15 orang anak, 10 orang diantaranya tidak mengetahui tentang bahaya makanan jajanan dan mengalami diare pada anaknya.
Sedangkan hasil wawancara terhadap 15 anak, 11 orang diantaranya mengatakan bahwa mereka menyukai makanan jajanan yang berada di luar sekolah.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui seberapabesar pengetahuan anak tentang jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional) yang mana merupakan suatu penelitian untuk mempelajari hubungan pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbio Jaya Tahun 2015. penelitian ini adalah siswa kelas V berjumlah 52 orang.
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan Distribusi Kejadian diare
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 82 Berdasarkan Pengetahuan siswa SDN 001
Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
dapat dilihat pada tabel di bawah ini : a. Umur
Tabel 4.1Distribusi Siswa SDN 001 Teratak Menurut Umur di Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
No Umur F (%)
1 10 tahun 11 21,2
2 11 tahun 23 44,2
3 12 tahun 18 36,4
Jumlah 52 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada umur
11 tahun tahun yaitu sebanyak 23 siswa(44,2%).
b. Pengetahuan
Tabel 4.2 Distribusi Siswa SDN 001 Teratak Menurut Pengetahuandi Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
No Pengetahuan F (%)
1 Kurang 27 51,9
2 Baik 25 48,1
Jumlah 52 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang
tentang makanan jajanan yaitu sebanyak 27 siswa(57,9%).
c. Kejadian Diare
Tabel 4.3 Distribusi Siswa SDN 001 Teratak Berdasarkan Kejadian DiarediKecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
No Kejadian Diare F (%)
1 Ya 29 55,8
2 Tidak 23 44,2
Jumlah 52 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 83 Dari tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian diare yaitu sebanyak 29 siswa (55,8%).
B. Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini memberi gambaran hubungan melihat hubunganpengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015. Analisa bivariat ini menggunakan uji secara statistik, sehingga dapat dilihat hubungan antara
kedua variabel tersebut. Hasil analisis disajikan pada tabel berikut:
1. Hubungan Pengetahuan Anak tentang Makanan Jajanan dengan Kejadian Diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
Untuk melihat hubungan pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Kejadian Berdasarkan Pengetahuan siswa SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015
Pengetahuan Kejadian diare Total
RP CI 95% P value
Ya Tidak
N % N % N %
Kurang 21 77,8 6 22,2 27 100 2,43
(1,33-4,46) 0,002
Baik 8 32,0 17 68,0 25 100
Jumlah 29 55,8 23 44,2 52 100
X2=9,25
Berdasarkan tabel 4.5dapat dilihat bahwa dari 27 siswayang berpengetahuan kurang tentang makanan jajanan, mengalami kejadian diare sebanyak 21 siswa(77,8%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,002. dengan demikian secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian
diaredi SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015. Hal ini dibuktikan dengan p value < 0,002, Rasio Prevalens 2,43(95% CI 1,33-3,99), dimana siswa SDN 001 Teratak yang berpengetahuan kurang terhadap makanan jajanan beresiko untuk menderita diare 2,30 lebih besar dibanding siswa SDN 001 Teratak yang berpengetahuan baik.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015. Setelah dilakukannya
penyebaran kuesioner dan data tersebut dianalisis secara univariat dan bivariat, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
A. Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Makanan Jajanan dengan Kejadian Diare Di SDN 001
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 84 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya
Tahun 2015
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 27 siswayang berpengetahuan kurang tentang makanan jajanan, mengalami kejadian diare sebanyak 21 siswa(77,8%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,002. dengan demikian secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diaredi SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015. Hal ini dibuktikan dengan p value < 0,002, Rasio Prevalens 2,43(95% CI 1,33-3,99), dimana siswa SDN 001 Teratak yang berpengetahuan kurang terhadap makanan jajanan beresiko untuk menderita diare 2,30 lebih besar dibanding siswa SDN 001 Teratak yang berpengetahuan baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kindi Amelia (2012) tentang hubungan pengetahuan makanan dan kesehatan dengan frekuensi kinsumsi makanan jajanan dengan kejadian diare pada anak Sekolah dasar Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang yang menyatakan bahwa persentase tertinggi (44%) siswa memiliki pengetahuan tentang makanan dan kesehatan dalam kategori kurang.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian juga terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng.
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama.
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, stimulus tersebut bisa ditolak atau diterima. Apabila stimulus mendapat perhatian (diterima), maka akan terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang diterimanya. Proses selanjutnya diharapakan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang dikatakan perilaku kesehatan, perilaku ini mencakup salah satunya adalah perilaku anak dalam memilih makanan jajanan yang dikonsumsi (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan anak tentang makanan jajanan merupakan kepandaian anak dalam memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian anak dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi pada anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan mereka (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal.
Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup.
Pengetahuan secara eksternal yaitu pengetahuan yang diperoleh dariorang lain termasuk keluarga dan guru.
Pengetahuan baik yang diperoleh secara internal maupun eksternal akan menambah pengetahuan anak tentang gizi (Solihin, 2005).
Menurut Sarwono (2010) pengetahuan yang kurang tentang kesehatan akan mempengaruhi derajat kesehatan individu. Untuk meningkatkan pengetahuan individu tentang kesehatan dibutuhkan pendidikan kesehatan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 85 Pendidikan kesehatan akan berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan individu yang tampak dari perilaku sehari-hari apakah individu tersebut menjalankan perilaku hidup sehat atau sebaliknya.
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan wawancara dengan 10 orang siswa, 6 orang (60%) diantaranya kurang mengetahuai tentang makanan jajanan karena sumber informasi dari orang tua dan guru tentang makanan jajanan yang kurang sehingga anak sekolah hanya membeli makanan yang rasanya enak tanpa memikirkan efek yang ditimbulkannya.
Faktor lain yang dapat menambah pengetahuan anak memilih makanan jajanan adalah tayangan pada media massa. Makanan jajanan yang sering masuk iklan itulah yang diketahui anak baik makanan yang mengandung bahan pengawet maupun tidak mengandung bahan pengawet sehingga membuat anak tertarik meskipun makanan tersebut tidak sehat.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015dengan jumlah sampel 52 siswa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Proporsi pengetahuan siswa di SDN 001 Teratak Kecamatan Rubio Jaya Tahun 2015 yang kurang tentang makanan jajananyaitu sebanyak 27 orang (42,9%)
b. Proporsi kejadian diaredi SDN 001 Teratak Kecamatan Rubio Jaya Tahun 2015 yaitu sebanyak 29 orang (55,8%)
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak tentang makanan jajanan dengan kejadian diare di SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tahun 2015 (p value
<0,002,RP 2,43 (95% CI 1,33- 4,46).
B. Saran
1. Bagi Siswa dan Orang Tua
Diharapkan kepada kepada orang tua untuk menjaga anaknya agar tidak terjadi diare pada anak dan menyediakan oralit sebagai obat penyakit diare untuk mengantisipasi terjadinya beehidrasi pada anak.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada pihak sekolah agar lebih memantau atau mengontrol sekolah seperti pengawasan jangan ada penjualan makanan liar di sekolah
3. Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan kepada anak SDN 001 Teratak Kecamatan Rumbio Jaya tentang pemilihan makanan jajanan sehingga dapat mengurangi kejadian diare pada siswa.
4. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Karena masih banyak lagi faktor lain yang menyebabkan diare pada siswa.
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 86 DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, (dkk), 2008. Analisis & aspek
Kesehatan Bahan
TambahanPangan/Ed.2. Jakarta: Bumi Aksara.
DepKes RI, (2005). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025. Jakarta : Depkes RI.
Februhartanty, dkk, (2010). Amankah Makanan Jajanan Anak Sekolah di Indonesia. http:www.gizi.net/cgi bin/berita/fullnews.cgi/newsid. Diakses : 25 Mei 2004.
Hidayat, A, (2007). Metode penelitian dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.
Khomsan, A, (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Institut Pertanian Bogor.
Jakarta.
Kindi, (dkk), (2012). Hubungan pengetahuan makanan dan kesehatan dengan frekuensi kinsumsi makanan jajanan dengan kejadian diare pada anak Sekolah dasar Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang.Diakses 28 September 2015 Marwani,(2006). Peran ibu dalam mengatasi
krisis Bangsa. Diakses Kamis 5 April 2011 dari : http://belajarpsikologi.com.
Meliono, (dkk), (2007). Pengetahuan.
http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahua n. Diakses tanggal 20 Maret 2011 Notoatmojo, S, (2007). Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
______________, (2010). Metodologi penelitian kesehatan, Edisi ke-3.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmi, (2012).Konsep dasar diare.Dari http//makalahku.co.id. Diakses tanggal 04 April 2015
Rizki, (dkk), (2011). Manfaat Ajari Anak
Makan Sehat.:
http://female.kompas.com. Diakses 28 maret 2015 dari
Sinar, A,(2011). Gerakan Jajanan Sehat Harus Lebih Gencar di Sumut. Diakses
9 Maret 2011 dari :
http//eksponews.com.
Solihin, P,(2005).Ilmu Gizi Pada Anak.
Fakultas Kedokteran
UniversitasIndonesia, Jakarta.
Setiawan, (2013). Hubungan pengetahuan tentang makanan jajanan dengan perilaku anak sekolah dalam memilih
makanan jajanan.
http://www.persi.com. Diakses rabu 16 Mei 2015:
Setiadi, (2006). Konsep dan Penulisan Riset Kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Suratmaja, (2012). Pencegahan diare.
http//adobereader.wordpress.
Diakses tanggal 03 Mei 2015 Umiati, (2010). Hubungan sanitasi
lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Nogosari.
http//digiblir//unimas.ac.id/files/i.
Diakses tanggal 03 Mei 2015
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau | 87