• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

34

pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment selama 40 menit melalui unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Pengambilan hasil sampel pada masing-masing unit pengolahan pada menit ke 0, 10, 20, 30 dan 40.

A. Pengaruh Perubahan Tingkat Kekeruhan Air, Nilai Kadar DO (Dissolved Oxygen), dan Kadar pH Setelah Mengalami Proses Koagulasi Flokulasi.

1. Kekeruhan Air Setelah Mengalami Proses Koagulasi-flokluasi Tabel 5.1 Hasil pengujian kadar kekeruhan Titik

Pengambilan

Waktu Menit ke

0 Menit ke

10 Menit ke

20 Menit ke

30 Menit ke 40

Input 162 162 162 162 162

Koagulasi flokuasi

117 93 126 137 136

Sumber : Hasil Pengujian, 2016 (dalam lampiran III)

Gambar 5.1 Grafik kadar Kekeruhan air terhadap waktu

(2)

Berdasarkan tabel 5.1 dan gambar 5.1 setelah mengalami proses koagulasi dan flokuasi dengan alat uji water treadmen kadar kekeruhan mengalami penurunan dari inlet 162 NTU pada menit 0 turun menjadi 117 NTU,menit ke 10 turun menjadi 93 NTU, menit ke 20 turun menjadi 126 NTU, menit ke 30 turun menjadi 137 NTU dan menit ke 40 turun menjadi 136 NTU.

Gambar 5.2 Grafik kadar kekeruhan terhadap waktu

Dilihat dari gambar 5.2 penurunan kadar kekeruhan air selama pengujian pada proses koagulasi dan flokulasi dari menit ke- 0, 10, 20, 30 dan 40 hasilnya mengalami (fluktuasi). Hal dikarenakan selama proses flokolasi berjalan, flok yang telah terbentuk sebagian besar tertinggal pada unit flokulasi dan sebagian flok ada yang ikut terbawa oleh aliran air sehingga menyebabkan terjadinya fluktuasi pada hasil pengujian air sampel yang diuji.

(3)

2. Kadar DO (Dissolved Oxygen) Setelah Mengalami Proses Koagulasi Flokulasi

Tabel 5.2 Hasil pengujian kadar DO (Dissolved Oxygen) Titik

Pengambilan Waktu

Menit ke 0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40

Input 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2

Koagulasi

flokuasi 5,8 6,1 6,2 6,2 6,5

Sumber : Hasil Pengujian, 2016 (dalam lampiran III)

Gambar 5.3 Grafik kadar DO (Dissolved Oxygen) air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.2 dan gambar 5.3 dapat di simpulkan setelah air sampel selokan mataram yang di uji melalui proses koagulasi flokulasi dengan alat uji water treatment kadar DO (Dissolved Oxygen) dalam air mengalami penurunan, dimana awal mula air input yang masuk memiliki kadar DO (Dissolved Oxygen) sebesar 6,2 mg/l, pada menit ke- 0 turun menjadi 5,8 mg/l,menit ke-10 turun menjadi 6,1 mg/l, menit ke- 20 tetap menjadi 6,2 mg/l, menit-30 tetap menjadi 6,2 mg/l dan menit ke-40 naik menjadi 6,5 terjadi nya penurunan dan ketetapan nilai kadar DO (Dissolved

(4)

Oxygen) pada menit 0,menit 10, dan menit 30 di sebabkan karena kecepatan debit aliran yang kecil sehingga tidak terjadi difusi oksigen dalam air. Pada menit ke 40 terjadi peningkatan jadar DO (Dissolved Oxygen) sebesar 0,3 disebabkan karena selama proses flokuasi berjalan, flok yang terakumulasi menyebabkan ruang antar partikel mengecil, kecepatan meningkat sehingga mengakibatkan difusi oksigen dalam air. Beberapa faktor yang mempengaruhi difusi dalam air adalah kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut (salmin 2005).

3. Kadar Derajat Keasaman (pH) Setelah Mengalami Proses Koagulasi Flokuasi

Tabel 5,3 pengujian derajat keasaman(pH) Titik

Pengambilan

Waktu Menit ke

0 Menit ke

10 Menit ke

20 Menit ke

30 Menit ke 40

Input 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7

Koagulasi flokuasi

6,5 6,2 6,5 6,8 7,0

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

(5)

Gambar 5.4 Grafik kadar derajat keasaman (pH) air terhadap waktu

Dilihat dartabel 5.3 dan gambar 5.4 dapat di simpulkan setelah air sampel selokan mataram yang di uji melalui proses koagulasi flokulasi dengan alat uji water treatment kadar keasaman (pH) dalam air mengalami penurunan, dimana awal mula air input yang masuk memiliki kadar keasaman (pH) sebesar 6,5, pada menit ke- 0,menit ke-10 turun menjadi 6,2 ,menit ke- 20 naik menjadi 6,5, menit ke- 30 naik menjadi 6,8 dan pada menit ke- 40 naik menjadi 7 . Ini disebabkan karena koagulan tawas bila dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan senyawa yang akan menurunkan pH air.

(6)

B. Pengaruh Perubahan Tingkat Kekeruhan Air, Nilai Kadar DO (Dissolved Oxygen), pH Setelah Mengalami Proses Koagulasi flokuasi dan Sedimentasi

1. Kekeruhan Air Setelah Megalami Proses Sedimentasi

Tabel 5.4 Hasil pengujian kadar kekeruhan Titik

Pengambilan

waktu Menit ke

0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40 Koagukasi

flokuasi

117 93 126 137 136

Sedimentasi 88 76 78 77 75

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

Gambar 5.5 Grafik kadar kekeruhan air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.4 dan gambar 5.5 dapat disimpulkan bahwa setelah sampel air selokan mataram yang di uji melalui proses sedimentasi dengan alat uji water treatment kadar kekeruhan air mengalami penurunan, pada menit ke- 0 dari 117 NTU kekeruhan turun menjadi 88 NTU, menit ke-10 dari 93 NTU turun menjadi 76 NTU, menit ke- 20 dari 126 turun menjadi 78, menit ke- 30 dari 137 turun menjadi 77 NTU dan menit ke- 40 dari 136 NTU turun menjadi 75 . Hal ini terjadi karena pada unit

(7)

sedimentasi air mengalami waktu tinggal lebih lama sehingga terjadi proses pengendapan koloid atau flok yang telah terbentuk.

Gambar 5.6 Grafik kadar kekeruhan air terhadap waktu

Dilihat dari gambar 5.6 penurunan kadar kekeruhan air selama pengujian pada proses sedimentasi dari menit ke- 0, 10, 20, 30 hasilnya mengalami (fluktuasi) dikarenakan selama proses sedimentasi berjalan, flok yang telah terbentuk sebagian besar tertinggal pada unit sedimentasi dan sebagian flok ada yang tidak sempat mengendap ikut terbawa oleh aliran air dan mempengaruhi sampel uji.

2. Kadar DO (Dissolved Oxygen) Setelah Mengalami Proses Sedimentasi Tabel 5.5 Hasil pengujian kadar DO (Dissolved Oxygen) Titik

Pengambilan

Waktu Menit ke

0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40 Koagukasi

flokuasi 5,8 6,1 6,2 6,2 6,5

Sedimentasi 6,4 6,4 6,4 6,0 6,3

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

(8)

Gambar 5.7 Grafik kadar DO (Dissolved Oxygen) air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.5 dan gambar 5.7 setelah sampel air selokan mataram yang di uji melalui proses sedimentasi dengan alat uji water treatment kadar DO (Dissolved Oxygen) pada menit ke- 0 tetap 5,8 mg/l naik menjadi 6,4 mg/l, menit ke- 10 naik dari 6,1 mg/l naik menjadi 6,4 mg/l, menit ke- 20 naik dari 6,2 mg/l menjadi 6,4 mg/l ,dan menit ke- 30 turun dari 6,2 mg/l menjadi 6 mg/l dan menit ke- 40 turun dari 6,5 mg/l menjadi 6,3 mg/l. Ini disebabkan karena disfusi oksigen dalam air pada saat air masuk ke dalam unit sedimentasi.

3. Kadar Derajat Keasaman (pH) Setelah Mengalami Proses Sedimentasi Tabel 5.6 Hasil pengujian kadar kekeruhan

Titik Pengambilan

waktu Menit ke

0 Menit ke

10 Menit ke

20 Menit ke

30 Menit ke 40 Koagukasi

flokuasi 6,5 6,2 6,5 6,8 7,0

Sedimentasi 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

(9)

Gambar 5.8 Grafik kadar derajat keasaman (pH) air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.6 dan gambar 5.8 dapat di simpulkan setelah sampel air selokan mataram yang di uji melalui proses sedimentasi dengan alat uji water treatment kadar keasaman (pH) pada menit ke- 0 dari 6,5 naik menjadi 7,2, menit ke- 10 dari 6,2 naik menjadi 7,2, menit ke- 20 naik dari 6,5 menjadi 7,2, dan menit ke- 30 dari 6,8 naik menjadi 7,2 dan menit ke 40 naik dari 7 menjadi 7,2. Dilihat dari grafik kadar derajat keasaman (pH) terjadi kenaikan hal ini diakibatkan oleh pengaruh perubahan suhu air, selain itu proses dalam pengolahan air juga mempengaruhi nilai pH setiap waktu.

(10)

C. Pengaruh Perubahan Tingkat Kekeruhan Air, Nilai Kadar DO, pH, Setelah Mengalami Setelah Mengalami Proses Koagulasi flokuasi, sedimentasi dan Filtrasi.

1. Kekeruhan Air Setelah Mengalami Proses Filtrasi

Tabel 5.7 Hasil pengujian kadar kekeruhan Titik

Pengambilan waktu

Menit ke 0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40

Sedimentasi 88 76 78 77 75

Filtrasi 23 28 20 31 15

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

Gambar 5.9 Grafik kadar kekeruhan air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.7 dan gambar 5.3 dapat disimpulkan bahwa setelah sampel air yang di uji melalui proses filtrasi dengan media batu kerikil kadar kekeruhan air mengalami penurunan, pada menit ke- 0 dari 88 NTU turun menjadi 23 NTU, menit ke-10 turun dari 76 NTU menjadi 28 NTU, menit ke- 20 turun dari 78 NTU turun menjadi 20 NTU, menit ke- 30 turun dari 77 NTU menjadi 31 NTU dan menit- ke 40

(11)

turun dari 75 NTU menjadi 15 NTU. Penurunan tingkat kekeruhan ini terjadi akibat polutan atau flok tersaring oleh media filtrasi batuan kerikil.

Gambar 5.10 Grafik kadar kekeruhan air terhadap waktu

Dilihat dari gambar 5.10 penurunan kadar kekeruhan air selama pengujian pada proses filtrasi dari menit ke- 0, 10, 20, 30 dan 40 hasilnya mengalami (fluktuasi). Hal ini disebabkan karena air yang masuk memiliki tingkat kekeruhan yang berbeda sehingga hasil filtrasi terjadi fuktuasi, selain itu juga menurunnya efektifitas unit filtrasi menyaring polutan atau flok, sehingga ada sebagian yang ikut terbawa oleh aliran air.

2. Kadar DO (Dissolved Oxygen) Setelah Mengalami Proses Filtrasi Tabel 5.8 Hasil pengujian kadar kekeruhan Titik

Pengambilan

waktu Menit ke

0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40

Sedimentasi 6,4 6,4 6,4 6,0 6,3

filtrasi 6,2 6,2 6,3 6,4 6,1

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

(12)

Gambar 5.11 Grafik kadar DO (Dissolved Oxygen) air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.8 dan gambar 5.11 setelah sampel air selokan mataram yang di uji melalui proses filtrasi dengan alat uji water treatment kadar DO (Dissolved Oxygen) pada menit ke- 0 dari 6,4 mg/l turun menjadi 6,2 mg/l, menit ke- 10 dari 6,4 mg/l turun menjadi 6,2 mg/l, menit ke- 20 dari 6,4 turun menjadi 6,3 mg/l, menit ke- 30 dari 6 mg/l naik menjadi 6,4 mg/l dan menit ke- 40 turun dari 6,3 mg/l menjadi 6,1 mg/l. Ini disebabkan karena disfusi oksigen dalam air pada saat air masuk ke dalam unit sedimentasi dan filtrasi.

3. Kadar Derajat Keasaman (pH) Setelah Mengalami Filtrasi Tabel 5.9 Hasil pengujian kadar kekeruhan Titik

Pengambilan waktu

Menit ke 0

Menit ke 10

Menit ke 20

Menit ke 30

Menit ke 40

Sedimentasi 7.2 7,2 7,2 7,2 7,2

filtrasi 2.7 7,1 7,0 7,2 7,2

Sumber : Hasil Pengujian BBTKLPP Yogyakarta, 2016 (dalam lampiran)

(13)

Gambar 5.12 Grafik kadar derajat keasaman (pH) air terhadap waktu

Dilihat dari tabel 5.9 dan gambar 5.12 dapat di simpulkan setelah sampel air selokan mataram yang di uji melalui proses filtrasi dengan alat uji water treatment kadar keasaman (pH) pada menit ke- 0 dari 7,2 tetap menjadi 7,2, menit ke-10 dari 7,2 turun menjadi 7,1, menit ke- 20 dari 7,2 turun menjadi 7, menit ke- 30 dari 7,2 tetap menjadi 7,2 . Dilihat dari grafik kadar derajat keasaman (pH) terjadi kenaikan dan penurunan hal ini diakibatkan oleh pengaruh perubahan suhu air, selain itu proses dalam pengolahan air juga mempengaruhi nilai pH setiap waktu.

(14)

D. Kadar Lumpur Terendap Yang Tertinggal Pada Alat Uji

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Kadar Lumpur Terendap

Media Pada Alat Uji Kadar Lumpur Terendap (mg/l)

Unit Koagulasi, Flokulasi 13,11

Unit Sedimentasi 14,76

Unit Filtrasi 16,31

Gambar 5.13 Grafik kadar lumpur terendap

Dilihat dari tabel 5.10 dan gambar 5.13 dapat di simpulkan setelah sampel air selokan mataram yang telah di uji selanjutnya penguji melakukan uji lumpur yang tersuspensi pada alat water treatment dapat diketahui kadat lumpur yang terendap yaitu pada bagian unit koagulasi, flokuasi sebesar 13,11 mg/l, pada unit sedimentasi yaitu sebesar 14,76 mg/l sedangkan pada unit filtrasi yaitu sebesar 16,31 mg/l

Gambar

Gambar 5.1 Grafik kadar Kekeruhan air terhadap waktu
Gambar 5.2 Grafik kadar kekeruhan terhadap waktu
Tabel 5.2 Hasil pengujian kadar DO (Dissolved Oxygen)  Titik  Pengambilan  Waktu  Menit ke  0  Menit ke 10  Menit ke 20  Menit ke 30  Menit ke 40  Input  6,2  6,2  6,2  6,2  6,2  Koagulasi  flokuasi  5,8 6,1  6,2  6,2  6,5
Gambar 5.4 Grafik kadar derajat keasaman (pH) air terhadap waktu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian sensor kecepatan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran anemometer yang dibuat pada tugas akhir ini dengan anemometer standart yang ada di Stasiun

Sehingga pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning akan dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana pada akhir

Pada reaksi transesterifikasi biodiesel minyak biji dengan katalis lempung reaksi bersifat reversible , sehingga pemakaian katalis dalam jumlah berlebih

pemicu stres (stressor) tidak dapat dilihat, yang dapat dilihat adalah akibat.. dari

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah upaya yang dilakukan untuk memberi bekal kepada anak agar mereka bisa menghadapi tantangan di masa depan. Menurut UU Sisdiknas No. 20

1) Barang mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta itu seolah-olah keterangannya

Bagi responden yang beralasan tingkat pendidikan rendah, karena mereka latar pendidikannya rendah sebagian besar tamatan SD (85%), sedangkan selebihnya tamatan SMP

Sampai saat ini, seni dan industri batik sudah tumbuh subur di Indonesia, bahkan menyebar hampir ke seluruh pelosok Indonesia.Nuryanti mengemukan bahwa pada tahun