• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK MTK Kelas IV (Bangun Datar-Alat Peraga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PTK MTK Kelas IV (Bangun Datar-Alat Peraga)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATERI BANGUN

DATAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA ALAT PERAGA SISWA

KELAS IV SDN KEDUNGMARON 1 TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

SAHRUL DWI JAYA

NPM : 09141192

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulisan laporan ini melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Vitalis Djarot S., M.Pd selaku dekan FIP IKIP PGRI Madiun yang telah memberi kesempatan menempuh program SI.

2. Drs. Ibadulah Malawi, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan pembekalan dalam penulisan skripsi.

3. Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak Sarno, S.Pd selaku kepala SDN Kedungmaron 01 yang telah mengizikan penulis melakukan penelitian.

5. Ibu Sukesi, S.Pd selaku guru kelas V SDN Kedungmaron 01 yang telah bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian.

6. Bapak dan Ibu guru serta staf karyawan SDN Kedungmaron 01 yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Siswa kelas V SDN Kedungmaron 01 yang bersedia menjadi objek penelitian

dan memberikan informasi yang dibutuhkan.

(3)

9. Teman-teman seangkatan yang selalu memberi semangat agar skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

10. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kebaikan dalam penulisan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca serta bagi sekolah yang bersangkutan dan menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Madiun, Oktober 2012

(4)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN

Halaman Judul ...i

Kata Pengantar ...ii

Daftar Isi ...iv

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Batasan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...3

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

(6)

untuk menyajikan informasi kepada siswa. 7. Evaluasi: Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.

Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran misalnya model pembelajaran kontektual dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara siswanya pasif dan sebagian siswa kelas IV SDN Kedungmaron 1 memiliki nilai yang dibawah standar terutama pada mata pelajaran Matematika. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi pelajaran setiap pertemuan.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah diatas, salah satunya adalah menggunakan alat peraga gambar seperti bangun datar agar terjadi perubahan minat belajar siswa terhadap bangun datar, sehingga tujuan pembelajaran mampu tercapai secara maksimal.

(7)

menciptakan alat peraga yang menarik dan juga skenario pelajaran yang menyenangkan. Seorang guru yang professional adalah menguasai kemampuan dan keterampilan, antara lain:

 Kemampuan menguasai materi ajar.

 Kemampuan dalam mengkondisikan kelas.

 Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar secara akurat.

 Kemampuan untuk melakukan evaluasi.

Dengan menggunakan alat peraga gambar bangun datar pada materi bangun datar Matematika di kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa yang lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas maka, penulis mengadakan penelitian dengan judul ”

Upaya Peningkatan Minat Belajar Materi Bangun Datar Matematika Melalui Media Alat Peraga Siswa Kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang ada dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian guru belum menerapkan model-model pembelajaran dalam proses pembelajaran.

(8)

3. Sebagian siswa kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 memiliki nilai dibawah standar yang ditetapkan, terutama pada mata pelajaran Matematika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam proposal ini adalah:

Adakah peningkatan minat belajar siswa tentang sifat – sifat bangun datar melalui media alat peraga dikelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah peningkatan minat belajar siswa tentang sifat-sifat bangun datar Matematika bagi siswa kelas IV di SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Bagi Siswa

 Melatih siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.

 Melatih siswa agar mampu memahami materi tentang bangun datar.

2. Manfaat Bagi Guru

(9)

3. Manfaat Bagi Sekolah

 Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antar guru dengan warga sekolah.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar

Pada proses belajar mengajar, suatu keberhasilan diukur dari berapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar

1. Oemar Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja.

2. Poerwadarmita (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.

(11)

peningakatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya. (Krisna, 2009:1)

Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. (Handayani, 2003:1)

2.1.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto dalam bukunya, Belajar dan Faktor- yang Mempengaruhinya

(2003,54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

2.1.1.1. Faktor-Faktor Intern 2.1.1.1.1. Faktor Jasmaniah

a. Faktor Kesehatan

(12)

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannyatetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

b. Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh / badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2.1.1.1.2 Faktor Psikologis a. Intelegensi

(13)

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jia siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.

b. Perhatian

Perhatian meurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c. Minat

(14)

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

d. Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “ the capacity to learn’. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.

e. Motif

(15)

Dari uraian diatas jelaslah bahwa motif sangatlah perlu dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan / kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan / kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

Dengan kata lain anak yang sudah matangbelum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan

(16)

2.1.1.1.3. Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut;

a. Tidur b. Istirahat

c. Mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja

d. Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah e. Rekreasi dan ibadah yang teratur.

f. Olah raga secara teratur

g. Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

h. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli

2.1.1.2. Faktor-Faktor Ekstern

(17)

2.1.1.2.1. Faktor Keluarga

a. Cara Orang Tua Mendidik Anak

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar.

Mendidk anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidk yang juga salah.

(18)

b. Relasi Antaranggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

c. Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/ betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d. Kondisi Ekonomi Keluarga

(19)

pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Perhatian Orang Tua

Anak belajar perlu perhatian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orag tua wajib memberi perhatian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

2.1.1.2.2. Faktor Sekolah

a. Metode Mengajar

(20)

b. Kurikulum

Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

c. Relasi Guru dengan Siswa

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

d. Disiplin Sekolah

(21)

Dengan demikian agarsiswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, dirumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.

e. Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pulaoleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. f. Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus – menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

2.1.1.2.3. Faktor Masyarakat

a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat

(22)

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya

b. Teman Bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik harus cukup bijaksana.

c. Bentuk Kehidupan Masyarakat

(23)

2.2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

2.2. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik .(Krisna, 2009:3)

2.2.2 Media Pembelajaran

2.2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arief Sadiman dalam bukunya, Media Pendidikan (2009:6-7), kata

media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

2.3.3. Alat Peraga

2.3.3.1 Pengertian Alat Peraga

(24)

Menurut Dienes (Ruseffendi,2000:92-94), dengan belajar matematika manusia dapat menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat yaitu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan menggunakan alat. Ini berarti bahwa alat peraga dalam suatu pembelajaran sangat menunjang. Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan alat peraga dapat menambah minat dan perhatian siswa untuk belajar serta memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada diri siswa ( Sudjana,2000:100)

2.3.3.2 Fungsi Alat Peraga

(25)

a. Proses pembelajaran termotivasi, baik murid maupun guru, dan utamanya minat siswa akan timbul. Mereka akan senang, terangsang dan tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pelajaran matematika.

b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah.

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda dialam sekitar lebih dapat dipahami.

d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian.

2.3.3.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. ( Imam Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal ( Julius Hambali, Siskandar dan Mohammad Rohmad,1996).

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna,2004). Kualitas penelitian tergantung pada metode yang digunakan oleh peneliti.

Menurut Jabrohim (2003,1) penelitian adalah aktivitas atau prose sistematik untuk mengatasi masalah berdasarkan data yang ada untuk membuat kesimpulan. Ini maksudnya adalah penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian untuk membuat kesimpulan berdasarkan masalah.

3.1. Jenis Penelitian

Banyak sekali macam-macam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif.

(27)

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Penulis menggunakan penelitian ini karena, selain sebagai mahasiswa peneliti juga bertugas sebagai guru. Dimana seorang guru mengajar didalam kelas. Sehingga penelitian dilakukan di kelas untuk memudahkan proses pengambilan data.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN 1 Kedungmaron Kecamatan Pilangkenceng dengan jumlah siswa 21 siswa. Dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.

Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bakerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.2.2. Waktu Penelitian

(28)

3.2.3. Lama Tindakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Februari, mulai dari siklus I dan siklus II.

3.2.4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Kedungmaron Kecamatan Pilangkenceng dengan jumlah siswa 21 siswa. Dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.

Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas V telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti pekerjaan rumah, karena siswa kelas V telah mampu membaca dan menulis.

3.3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut.

3.3.1. Siklus I

3.3.1.1. Perencanaan

1. Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar.

(29)

4. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan konstektual dan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar.

5. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan 6. Menyusun lembar kerja siswa

7. Mengembangkan format evaluasi

8. Mengembangkan format observasi pembelajaran

3.3.1.2. Pelaksanaan

1. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran 2. Siswa membaca materi yang terdapat dalam buku sumber

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang telah dipelajari

5. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa

3.3.1.3. Observasi dan Evaluasi

 Menilai hasil tindakan dengan menggunakan formatlembar kerja siswa.

3.3.1.4. Refleksi

(30)

2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

3.3.2. Siklus II

3.3.2.1. Perencanaan

1. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah

2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar 3. Pengembangan program tindakan II

3.3.2.2. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang sudah ditemukan.

2. Guru melakukan appersepsi

3. Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

4. Siswa bertanya jawab

(31)

3.3.2.3. Observasi dan Evaluasi

 Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

3.3.2.4. Refleksi

1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada silkus II berdasarkan data yang terkumpul

2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi 4. Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan

3.4. Alat Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi, angket dan dokumentasi.

3.4.2. Tehnik Pengumpulan Data

(32)

3.5. Analisis Data

Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mereduksi data atau menulis kembali data yang ada dengan menambah atau mengurangi catatan yang ada tanpa mengubah maksud dan inti catatan yang diperoleh. Data tersebut disingkat dan disusun secara sistematis.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sadiman,Arief S. 2009. Media Pendidikan: pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta

Roseffendi,dkk.2000.Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Aji Cakra Krisna.2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYEDERHANAAN PECAHAN DALAM PELAJARAN.. MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SDN MOJO 04 KECAMATAN CLUWAK

Alat peraga bangun Datar merupakan alat pembantu pangajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik dalam menyelesaikan materi penyederhanaan pecahan.

Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga multimedia sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan

1.5.1.2.5 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan ini merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan fase-fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui Efektivitas Penggunaan Alat Peraga Puzzle Magic Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bangun Datar Kelas

Melihat dari sejumlah keberhasilan dalam pembelajaran menggunakan alat peraga sistem pernapasan manusia guru pun tertarik untuk menerapkan model pembelajaran ini pada materi lain

kesulitan dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing, selain itu sebagian siswa kurang mengerti penjelasan