• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Sisilia Bety Ratnasari NIM: 121134101. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Sisilia Bety Ratnasari NIM: 121134101. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orangtuaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku. Kakakku tersayang yang selalu memberiku semangat. Para sahabat yang bersedia berjuang bersama dan saling memberikan semangat. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Urusan kita dalam kehidupan bukanlah mendahului orang lain, tetapi maju mendahului diri sendiri. (Stuart B. Johnson) Janganlah menjadi diri anda sendiri. Jadilah lebih besar daripada diri anda yang kemarin. (Anonim). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR. Sisilia Bety Ratnasari Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya pemahaman siswa kelas II di SD Negeri Sendangadi 2 terhadap macam dan unsur bangun datar sederhana. Potensi yang ada adalah konsep bangun datar sederhana dapat membantu mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan ruang-visual siswa. Masalah yang ada pada siswa adalah 48% belum paham macam-macam segitiga, 30% belum paham macam-macam segiempat, 43% belum paham sisi lingkaran, dan 39% belum paham sudut lingkaran karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Maka peneliti mengembangkan prototipe dengan tujuan untuk menjelaskan proses pengembangan dan mendeskripsikan kualitas produk yang dikembangkan. Penelitian dan pengembangan (R & D) ini menggunakan 6 langkah menurut Sugiyono meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana untuk kelas II SD berdasarkan lima fase van Hiele yaitu: (1) fase informasi, (2) fase orientasi langsung, (3) fase penjelasan, (4) fase orientasi langsung, dan (5) fase integrasi. Prototipe telah divalidasi dengan skor rata-rata 3,75 dengan kategori sangat baik, sehingga layak diujicobakan. Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Sendangadi 2 pada tanggal 16 Desember 2015. Peneliti hanya mengujicobakan pembelajaran tentang macammacam segi empat berdasarkan lima fase van Hiele. Dari fase integrasi, peneliti mendapatkan data bahwa siswa memahami macam-macam segi empat (persegi dan persegi panjang). Data tersebut ditunjukkan dari fase integrasi yaitu 28% siswa mendapat nilai 60, 50% siswa mendapat nilai 70, 14% siswa mendapat nilai 80 dan 7% siswa mendapat nilai 93. Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, bangun datar sederhana, van Hiele.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF LEARNING GEOMETRY INSTRUMENT PROTOTYPE ABOUT BASIC GEOMETRIC SHAPES BASED VAN HIELE THEORY FOR 2ND GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL. Sisilia Bety Ratnasari Sanata Dharma University 2016 This research started from the potential and problems related to a lack of understanding second grade students of SD Negeri Sendangadi 2 about various and basic geometric shapes elements. The potential is basic geometric shapes concept can help students to develop logical-mathematical intelligence and visualspace. The problems are 48% of students do not understand the various triangular, 30% of student do not understand the various quadrilateral, 43% of students do not understand the circle, and 39% of students do not understand the angle circle because of learning model which used by teacher is less variation. Researcher then develop the prototype with the aim to explain the development process and describe the quality of the products developed. This research and development (R & D) used 6 steps by Sugiyono, which named: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) the revision of the design, and (6) testing the product. The product is instrument prototype of geometry learning based on the five phases of van Hiele which named: (1) information phase, (2) direct orientation phase, (3) explication phase, (4) free orientation phase, and (5) integration phase. The prototype has been validated with the average score of 3.75, the result mean excellent category then deserves tested. Limited trial implementable at SD Negeri Sendangadi 2 on 16 December 2016. Researcher just implement a learning instrument the various of quadrilateral based on five phases of van Hiele. From the last phase mean the integration phase, researcher get data that students understand the various of quadrilateral (square and rectangular). The data is showed on the integration phase, 28% of students get scored 60, 50% of students get scored 70, 14% of students get scored 80 and 7% of students get scored 93. Keywords: development, learning instrument, basic geometric shapes, van Hiele.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M.A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi. 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi instrumen dan produk. 6. Sumayarti, S.Pd.,S.D selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sendangadi 2 yang. memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SD Negeri. Sendangadi 2.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. HALAMAN MOTTO .................................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... ABSTRAK ................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR BAGAN ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 1.5 Spesifikasi Produk ...................................................................... 1.6 Definisi Operasional .................................................................. BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 2.1 Kajian Teori ............................................................................... 2.1.1 Pembelajaran Matematika .......................................................... 2.1.2 Teori van Hiele ........................................................................... 2.1.3 Pembelajaran Kontekstual .......................................................... 2.1.4 Teori Inteligensi Ganda Howard Gardner .................................. 2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................. 2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan Teori van Hiele . 2.2.2 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ........................................ 2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................... 2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................. BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 3.2 Setting Penelitian ....................................................................... 3.3 Rancangan Penelitian ................................................................. 3.4 Prosedur Pengembangan ............................................................ 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 3.7 Tenik Analisis Data .................................................................... 3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................... xii. i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi xvii 1 1 5 5 5 6 12 13 13 13 19 24 25 27 27 30 31 32 33 33 34 35 37 39 49 50 51.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 4.2 Pembahasan ................................................................................ BAB V PENUTUP ....................................................................................... 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 5.3 Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN .................................................................................................. xiii. 53 53 78 84 84 84 85 86 88.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ........................................................ Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................... Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Siswa .............................. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen Ahli ................................................................................................... Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen Ahli ................................................................................................... Tabel 3.6 Kisi-Kisi Lembar Validasi Produk untuk Dosen Ahli ................. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Lembar Validasi Produk untuk Guru ........................... Tabel 3.8 Instrumen Tes Fase Informasi ....................................................... Tabel 3.9 Instrumen Tes Fase Orientasi Langsung ...................................... Tabel 3.10 Instrumen Tes Fase Penjelasan .................................................. Tabel 3.11 Instrumen Tes Fase Orientasi Bebas .......................................... Tabel 3.12 Instrumen Tes Fase Integrasi ..................................................... Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Produk ........................................................... Tabel 4.1 Rekapan Hasil Observasi Pembelajaran ..................................... Tabel 4.2 Rekapan Hasil Angket oleh Guru ................................................ Tabel 4.3 Persentase Ketidaktercapaian Angket Pra-Penelitian Siswa......... Tabel 4.4 Persentase Ketidaktercapaian Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian Siswa ..................................................................................... Tabel 4.5 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli ......................... Tabel 4.6 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Guru ................................... Tabel 4.7 Rata-rata Skor Validasi ................................................................. Tabel 4.8 Rekapan Hasil Rubrik Penilaian ................................................... xiv. 40 41 41 42 43 44 45 47 47 48 48 49 51 54 56 57 58 62 63 66 77.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................... 30 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono ......................................................................................... 34. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Segitiga Sama Sisi .................................................................... Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki .................................................................. Gambar 2.3 Segitiga Sembarang (sisi) ......................................................... Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku .................................................................... Gambar 2.5 Segitiga Sembarang (sudut) ...................................................... Gambar 2.6 Persegi ...................................................................................... Gambar 2.7 Persegi Panjang ........................................................................ Gambar 2.8 Lingkaran ................................................................................. Gambar 4.1 Siswa melakukan tanya jawab mengenai isi lagu .................... Gambar 4.2 Siswa menemukan perbedaan bentuk benda dengan mengamati kertas HVS dan ubin lantai ............................................ Gambar 4.3 Siswa melakukan observasi dan mencatat hasilnya ................. Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil observasinya ........................... Gambar 4.5 Siswa menyusun puzzle persegi dan persegi panjang .............. Gambar 4.6 Siswa menggambar rumah impian dan salah satu hasil gambaran siswa ............................................................ Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi ............................................. Gambar 4.8 Siswa merangkum materi pembelajaran .................................. Gambar 4.9 Siswa menuliskan refleksi ......................................................... xvi. 16 16 17 17 17 18 18 19 68 68 69 71 72 73 74 75 76.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI ............. 1.1 Lembar Observasi ................................................................................... 1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi I ................................................... 1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi II ................................................... LAMPIRAN 2. HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN .............................. 2.1 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Guru ........................................... 2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Guru .................................................. 2.3 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Siswa .......................................... 2.4 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Siswa ................................................ 2.5 Rekapan Skor Hasil Angket Pra-Penelitian Siswa ................................. LAMPIRAN 3. HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN ......... 3.1 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen .................. 3.2 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Guru oleh Dosen ........................ 3.3 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen ................. 3.4 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen ....................... LAMPIRAN 4. HASIL VALIDASI PRODUK ........................................... 4.1 Lembar Validasi Produk untuk Dosen ................................................... 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ......................................................... 4.3 Lembar Validasi Produk untuk Guru ..................................................... 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ........................................................... LAMPIRAN 5. HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE ............................................................................................................. 5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi .......................................... 5.2 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Langsung ........................... 5.3 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan ......................................... 5.4 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas ................................. 5.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi ............................................ 5.6 Rekap Nilai Soal Evaluasi ...................................................................... 5.7 Hasil Rubrik Penilaian ........................................................................... LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG DIUJICOBAKAN ................................................................................................... 6.1 Silabus .................................................................................................... 6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 6.3 Rubrik Penilaian ..................................................................................... 6.4 Lembar Kerja Siswa ............................................................................... LAMPIRAN 7. FOTO PRAKTEK UJI COBA PRODUK .......................... LAMPIRAN 8. CURRICULUM VITAE ....................................................... xvii. 89 89 90 91 92 92 94 98 100 102 103 103 105 107 109 111 111 113 115 118 121 121 125 126 127 131 134 135 136 136 139 149 154 166 169.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di. sekolah dasar. Beth dan Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Tujuan pembelajaran matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan. sehari-hari.. mengembangkan. Pembelajaran. kecerdasan. matematika. matematis-logis.. juga. Kecerdasan. bertujuan. untuk. matematis-logis. merupakan kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin,dkk, 2008: 43). Materi yang dipelajari dalam matematika salah satunya adalah geometri. Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Siswa perlu belajar geometri agar mereka dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar matematika lanjutan (Runtukahu, 2013: 149). Tujuan mempelajari geometri diantaranya adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik (Budiarto, 2000: 439). Bangun.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. datar merupakan salah satu bagian dari kajian geometri. Batasan materi bangun datar yang diajarkan pada kelas bawah hanya sebatas pengenalan berbagai bentuk bangun datar. Materi bangun datar yang diajarkan pada kelas II khususnya meliputi pengenalan macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, segiempat, dan lingkaran) dan pengenalan unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, segiempat, dan lingkaran. Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas II, siswa kelas II harus memahami tentang macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, segiempat, dan lingkaran) dan siswa mengetahui unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, segiempat, dan lingkaran. Apabila siswa memahami konsep tentang bangun datar sederhana maka akan dapat mengembangkan kecerdasan ruang-visual siswa. Kecerdasan ruang-visual merupakan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Armstrong, 2002: 20). Pada. saat. peneliti. melaksanakan. kegiatan. Program. Pengamatan. Lingkungan (Probaling), peneliti berkesempatan untuk melakukan pengamatan pembelajaran matematika di kelas II tentang materi bangun datar sederhana. Berdasarkan pengamatan selama Probaling, peneliti mengamati kecenderungan guru mengajar tentang materi bangun datar sederhana dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Guru kurang memaksimalkan penggunaan media dalam menjelaskan materi dan siswa kurang diberi kesempatan untuk mengeksplorasi media tersebut. Guru juga tidak menerapkan model pembelajaran tertentu dalam mengajarkan materi, guru hanya menerapkan pembelajaran yang konvensional dan saat pembelajaran yang tampak seperti menerapkan model pembelajaran kontekstual, penerapannya tersebut pun kurang maksimal. Masalah.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. tampak pada beberapa siswa yang masih bingung dalam membedakan macammacam bentuk segitiga dan namanya saat mempelajari materi segitiga. Siswa juga masih kesulitan membedakan dan memahami sudut dan sisi persegi dan persegi panjang saat mempelajari materi segi empat. Kesulitan siswa dan cara mengajar guru tersebut tentunya dapat menimbulkan miskonsepsi pada pemahaman macammacam bentuk bangun datar dan unsur-unsur bangun datar. Peneliti bersama teman-teman penelitian kolaboratif membagi angket kepada 11 guru kelas yang terdiri dari guru 1 guru kelas I, 2 guru kelas II, 2 guru kelas III, 2 guru kelas IV, dan 4 guru kelas V. Pembagian angket tersebut bertujuan untuk menetahui metode, model, dan media yang digunakan saat mengajarkan materi geometri sekaligus menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi geometri. Data yang diperoleh dari 11 guru kelas tersebut secara keseluruhan dominan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan presentasi dalam mengajarkan materi geometri. Model pembelajaran yang dominan diterapkan yaitu model pembelajaran kontekstual atau CTL. Peneliti menggarisbawahi pernyataan guru kelas II yang mengatakan jika siswa memiliki kesulitan dalam siswa masih kesulitan membedakan macammacam. bentuk. segitiga. maupun. segiempat,. siswa. juga. belum. bisa. membentuk/menggambarkan bangun datar secara simetris, dan masih ada beberapa siswa yang kesulitan membedakan sisi dan sudut bangun datar. Peneliti kemudian memberikan angket kepada siswa untuk memperkuat data tersebut. Angket diberikan kepada siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 pada semester ganjil karena siswa tersebut sudah mempelajari tentang materi bangun.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. datar sederhana di kelas II pada semester genap. Data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: dari jumlah keseluruhan 23 siswa, 48% siswa belum paham tentang macam-macam segitiga, 30% siswa belum paham tentang macam-macam segiempat, 43% siswa belum paham tentang sisi lingkaran, dan 39% siswa belum paham tentang sudut lingkaran. Kesulitan belajar tersebut. hendaknya harus. segera diatasi agar masalah yang menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep geometri dengan benar dapat diminimalisir dengan menggunakan model pembelajaran geometri yang sesuai. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar. Peneliti menerapkan teori van Hiele karena van Hiele adalah seorang ahli matematika yang khusus mencetuskan teori tentang tahapan berpikir geometri siswa dalam mempelajari geometri. Teori pembelajaran van Hiele terdiri dari lima tingkatan/ level cara pemahaman ide-ide ruang, yakni level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). Seseorang bisa memahami konsep geometri berdasarkan level-level tertentu apabila pemahaman berdasarkan level-level tertentu tersebut dikemas dalam pembelajaran dengan menginterasikan lima fase van Hiele meliputi: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. 1.2. Rumusan Masalah. 1.2.1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?.. 1.2.2. Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana?.. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.2.3. Untuk. menjelaskan. proses. pengembangan. prototipe. perangkat. pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. 1.2.4. Untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana.. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:. 1.4.1. Bagi Siswa. 1.4.1.1 Membantu memahami materi tentang bangun datar sederhana dengan mudah melalui penerapan teori van Hiele dalam pembelajaran. 1.4.1.2 Mendapat pengalaman baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.4.2. 6. Bagi Guru. 1.4.2.1 Menambah pengetahuan baru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep bangun datar sederhana menggunakan teori van Hiele. 1.4.2.2 Menambah wawasan baru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif menggunakan teori van Hiele. 1.4.2.3 Mengetahui dan memahami tingkatan berpikir geometri siswa dalam teori van Hiele. 1.4.3. Bagi Sekolah. 1.4.3.1 Menambah sumber referensi dan informasi tentang teori van Hiele yang diterapkan dalam prototipe perangkat pembelajaran. 1.4.4. Bagi Peneliti. 1.4.4.1 Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian Research and Development (R&D) dengan menerapkan teori van Hiele.. 1.5. Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan ini mengambil materi bangun datar sederhana. untuk kelas II Sekolah Dasar dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Penelitian ini akan mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1.5.1. Bagian 1: bahan ajar menggunakan model pembelajaran van Hiele Bahan ajar ini dikembangkan sesuai dengan 5 fase van Hiele, yaitu: 1) fase. informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi. Materi pada bahan ajar disusun pada setiap pembelajaran. Bahan ajar terdiri dari 3.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. pembelajaran, yakni pembelajaran 1 dengan materi segitiga, pembelajaran 2 dengan materi segi empat, dan pembelajaran 3 dengan materi lingkaran. Bahan ajar memuat langkah-langkah pembelajaran dan dilengkapi dengan foto atau gambar media yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar juga memuat kekhasan tahapan berpikir geometri siswa berdasarkan teori van Hiele yakni pada level visualisasi. 1.5.2 Bagian 2: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1.5.1.1 Silabus Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik. Silabus ini disusun menggunakan tabel yang memiliki komponen: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus yang dibuat memuat rincian kegiatan inti pembelajaran selama tiga pembelajaran. Kegiatan inti pada setiap pembelajaran dalam silabus ini menunjukkan fase-fase dalam model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran matematika yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK dan IPA. Format silabus KTSP dapat dilihat pada lampiran 6.1. 1.5.2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 1.5.2.1.2 Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. 1.5.2.1.3 Materi pembelajaran Materi pembelajaran. adalah. materi pokok yang digunakan untuk. mencapai tujuan pembelajaran. 1.5.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran Langkah kegiatan pada silabus menggunakan pendekatan tematik pada 2 mata pelajaran lain yaitu SBK dan IPA yang dikaitkan dengan pokok bahasan bangun datar sederhana pada mata pelajaran Matematika dan memadukan fase-fase pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Kegiatan pembelajaran pada silabus ini menguraikan langkah-langkah inti dalam pembelajaran pada setiap pembelajaran. 1.5.2.1.5 Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penilaian dalam kegiatan pembelajaran ini menyesuaikan dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. 1.5.2.1.6 Alokasi Waktu Alokasi waktu ini diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Satu jam pelajaran (1 JP) berdurasi 35 menit. Setiap muatan pelajaran berdurasi 2 JP..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. 1.5.2.1.7 Sumber belajar Sumber. belajar. mencakup. sumber. rujukan,. lingkungan,. media,. narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar ini berupa media cetak atau elektronik dan lingkungan alam serta sosial. 1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat 3 RPP tentang materi bangun datar sederhana untuk kelas II. RPP disusun dengan menerapkan 5 fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran. RPP terdiri dari 3 pembelajaran. RPP pembelajaran 1 dengan materi macam-macam segitiga yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 2 dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 3 dengan materi unsur lingkaran yang dikaitkan dengan mata pelajaran IPA. yang dikembangakan. memiliki. komponen. identitas,. standar. RPP. kompetensi,. kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, model/ pendekatan/ metode pembelajaran, media/ alat/ sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Format RPP dapat dilihat pada lampiran 6.2. 1.5.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi. penguasaan kompetensi yang operasional. yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 1.5.2.2.2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran tujuan. pembelajaran.. adalah Materi. materi yang digunakan untuk mencapai pembelajaran. dikembangkan. dengan. mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran adalah pelajaran matematika materi macammacam bangun datar segitiga, segiempat, dan unsur lingkaran serta dikaitkan dengan pelajaran SBK materi seni rupa, dan pelajaran IPA materi kegunaan panas dan cahaya matahari. 1.5.1.2.3 Model, pendekatan, dan metode pembelajaran Model, pendekatan, dan metode pembelajaran pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran van Hiele. Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan tanya jawab, ceramah, observasi, diskusi kelompok, kerja kelompok, presentasi, dan pemberian tugas. 1.5.1.2.4 Media, alat, bahan dan sumber belajar Media, alat, bahan dan sumber belajar merupakan komponen pendukung pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mempelajari materi dan menanamkan konsep. Pembelajaran menggunakan media, alat, bahan dan sumber belajar yang ada di sekitar siswa, lingkungan kelas maupun sekolah. Media dalam pembelajaran bersifat kontekstual, sehingga menggunakan benda-benda konkret di sekitar siswa. Media yang disebutkan berkaitan dengan bangun datar segitiga (sama sisi, sama kaki,.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. siku-siku, dan sembarang), segi empat (persegi dan persegi panjang), dan lingkaran sehingga membantu siswa memahami konsep geometri. 1.5.1.2.5 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan ini merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan fase-fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi pada mata pelajaran matematika materi macam-macam bangun datar segitiga, segiempat, dan unsur lingkaran serta dikaitkan dengan pelajaran SBK materi seni rupa, dan pelajaran IPA materi kegunaan panas dan cahaya matahari. Kegiatan pada RPP meliputi kegiatan awal, akhir, dan penutup. RPP juga dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. 1.5.1.2.6 Penilaian Rubrik penilaian memuat penilaian yang diperoleh dari penjabaran kompetensi dasar pada RPP yang berupa penilaian yang mengacu pada penilaian kognitif, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama proses pembelajaran yang berupa rubrik penilaian. Penilaian juga diperoleh dari pemberian soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan untuk memperoleh komponen penilaian pemahaman siswa. Penilaian soal evaluasi berupa penghitungan skor dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan rumus yang telah dicantumkan pada lembar rubrik penilaian..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.5.2. 12. Bagian 3: Lembar Kerja Siswa Komponen pada LKS memuat identitas sekolah pada bagian atas, tujuan pmbelajaran yang terletak pada awal sebelum kegiatan pembelajaran. LKS ini memuat aktifitas siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Setiap kegiatan siswa di LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele. LKS juga dilengkapi dengan gambar yang menarik supaya siswa terdorong untuk melakukan kegiatan pada LKS.. 1.6. Definisi Operasional. 1.6.1. Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar suatu produk.. 1.6.2. Matematika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan dasar-dasar penghitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.. 1.6.3. Pembelajaran geometri adalah bagian dari matematika yang mempelajari tentang bangun-bangun yang ada hubungannya antara titik, garis dan bidang.. 1.6.4. Fase van Hiele adalah lima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) informasi (information), 2) orientasi langsung (directed orientation), 3) penjelasan (explication), 4) orientasi bebas (free orientation), dan 5) integrasi (integration).. 1.6.5. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garisgaris lurus dan lengkung.. 1.6.6. Siswa kelas II adalah peserta didik yang berada pada umur sekitar 8-9 tahun..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini terdiri dari 4 bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. 2.1. Kajian Teori Kajian teori akan membahas empat bagian. Bagian pertama pembelajaran. matematika. Bagian kedua teori pembelajaran van Hiele. Bagian ketiga pembelajaran kontekstual. Bagian keempat teori intelegensi ganda Howard Gardner. 2.1.1. Pembelajaran Matematika. 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 186). Beth dan Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) menjelaskan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Pengertian matematika lain juga diungkapkan oleh Kline (dalam Runtukahu, 2014: 28) bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan masalah dalam kehidupannya..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. 2.1.1.2 Tujuan Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika sangat diperlukan bagi siswa sejak di jenjang Sekolah Dasar. Permendiknas (dalam Wijaya, 2012: 7) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika yaitu supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika yakni menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika sangat penting dan diperlukan bagi siswa. Materi yang dipelajari dalam matematika salah satunya adalah geometri. Geomeri merupakan bagian dari pembelajaran matematika. Materi geometri terdiri dari materi tentang bangun datar dan bangun ruang. 2.1.1.3 Geometri Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang (Haryono, 2014:139). Tujuan pengajaran geometri menurut Zeeman (dalam Mateya, 2008: 10) adalah: 1) untuk mengembangkan kesadaran spasial, intuisi geometris dan kemampuan untuk memvisualisasikan; 2) untuk memberikan.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. keluasan pengalaman geometris bangun 2 dan 3 dimensi;. 15. 3) untuk. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk menggunakan sifat dan teorema geometri; 4) untuk mengembangkan keterampilan menerapkan geometri melalui pemodelan dan pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata; 5) untuk mendorong pengembangan dan penggunaan dugaan, penalaran deduktif dan bukti; 6) untuk mengembangkan ICT yang berguna (teknologi komunikasi informasi) khusus dalam konteks geometris; 7) untuk menimbulkan sikap positif terhadap matematika; 8) untuk mengembangkan kesadaran tentang warisan sejarah dan budaya geometri di masyarakat, dan aplikasi kontemporer geometri. Siswa perlu belajar geometri agar mereka dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar matematika lanjutan (Runtukahu, 2014: 149). Pengajaran geometri di Sekolah Dasar dimulai dari bangun-bangun datar (bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga dimensi) (Runtukahu, 2014: 150). Bangun datar yang dipelajari siswa SD antara lain adalah segitiga, segiempat, dan lingkaran. Materi bangun datar yang diajarkan kelas II SD meliputi pengenalan macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran) dan pengenalan unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. 2.1.1.4 Bangun Datar Sederhana Bangun datar atau bangun dua dimensi adalah kurva tertutup sederhana yang terletak pada bidang (Runtukahu, 2014: 153). Jenis bangun datar diantaranya ialah persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Bangun datar yang dipelajari oleh siswa kelas bawah.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. ialah bangun datar sederhana yang terdiri dari segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. 2.1.1.4.1 Segitiga Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut (Djuwita, 2015: 8). Besar jumlah sudut pada segitiga adalah 1800. Segitiga memiliki beberapa bentuk. Berdasarkan sisinya, segitiga dibedakan menjadi 3 yaitu: 1). Segitiga sama sisi, adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan ketiga sudutnya sama besar (Djuwita, 2015: 10). Sifat-sifat segitiga sama sisi yaitu: 1) mempunyai tiga sisi yang sama panjang, 2) mempunyai tiga sudut sama besar yaitu 600, 3) mempunyai tiga simetri putar, 4) mempunyai tiga simetri lipat.. Gambar 2.1 Segitiga sama sisi 2). Segitiga sama kaki, adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang dan memiliki dua sudut yang sama besar (Djuwita, 2015: 12). Sifat-sifat segitiga sama kaki yaitu: 1) mempunyai sepasang sisi yang sama panjang, 2) mempunyai sudut lancip yang sama besar dan saling berhadapan, 3) mempunyai satu simetri lipat dan simetri putar.. Gambar 2.2 Segitiga sama kaki.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3). 17. Segitiga sembarang (sisi), adalah segitiga yang sisinya tidak sama panjang (Djuwita, 2015: 16). Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu sisinya tidak sama panjang.. Gambar 2.3 Segitiga sembarang (sisi) Berdasarkan sudutnya, segitiga dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1). Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya sama dengan 900 dan sisi di depan sudut 900 disebut sisi miring atau hipotenusa (Djuwita, 2015: 14). Sifat-sifat segitiga siku-siku yaitu: 1) salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku sebesar 900, 2) mempunyai satu sisi miring, 3) tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar, 4) mempunyai dua sisi yang saling tegak lurus.. Gambar 2.4 Segitiga siku-siku 2). Segitiga sembarang (sudut), adalah segitiga yang sudutnya tidak sama besar (Djuwita, 2015: 16). Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu ketiga sudutnya tidak sama besar.. Gambar 2.5 Segitiga sembarang (sudut) 2.1.1.4.2 Persegi Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku (Djuwita,.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. 2015: 4). Sifat-sifat persegi yaitu: 1) mempunyai empat titik sudut, 2) mempunyai empat sudut siku-siku 900, 3) mempunyai dua diagonal yang sama panjang, 4) mempunyai empat simetri lipat, 5) mempunyai empat simetri putar. Contoh benda yang berbentuk persegi adalah ubin, saputangan, dll.. Gambar 2.6 Persegi 2.1.1.4.3 Persegi Panjang Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut siku-siku (Djuwita, 2015: 6). Sifat-sifat persegi panjang yaitu: 1) sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, 2) sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus, 3) mempunyai empat sudut siku-siku 900, 4) mempunyai dua diagonal yang berpotongan di satu titik, 5) mempunyai dua simetri lipat, 6) mempunyai dua simetri putar. Contoh benda yang berbentuk persegi panjang adalah papan tulis, uang kertas, pintu rumah, dll.. Gambar 2.7 Persegi Panjang 2.1.1.4.4 Lingkaran Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana beraturan, membagi bidang menjadi bagian luar dan bagian dalam (Djuwita, 2015: 28). Sifat-sifat lingkaran yaitu: 1) mempunyai satu titik pusat, 2) jumlah derajat lingkaran sebesar 3600,.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. 3) memiliki simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tak terhingga. Contoh benda berbentuk lingkaran adalah uang koin, roda, dll.. Gambar 2.8 Lingkaran Materi geometri tentang bangun datar sederhana yang merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari dalam matematika hendaknya dipelajari dengan cara yang tepat. Pembelajaran geometri dalam pengajarannya dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran geometri. Salah satu model pembelajaran yang secara khusus dapat diterapkan dalam pembelajaran geometri yaitu model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. van Hiele merupakan tokoh matematika yang ahli dalam teori tentang konsep pembelajaran geometri. 2.1.2. Teori Pembelajaran van Hiele. 2.1.2.3 Sejarah van Hiele Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre van Hiele dan isterinya yaitu Dina van Hiele yang mengungkapkan tentang proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri (Mason, 2002: 4). van Hiele telah mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasi pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan oleh van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Penelitian tersebut mereka selesaikan bersama di. Universitas Utrecht. Sejak Dina van Hiele meninggal tak lama setelah.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. menyelesaikan disertasinya, Pierre van Hiele kemudian mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1). Teori van Hiele telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri berdasar pada teori van Hiele. Uni Soviet melakukan perubahan kurikulum menjadi sesuai dengan teori van Hiele pada tahun 1960-an, sedangkan di Amerika Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an. Sejak tahun 1980-an, terjadi peningkatan minat penelitian yang memusatkan pada teori van Hiele (Crowley, 1987: 1). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran geometri. 2.1.2.4 Tahapan Berpikir Geometri menurut van Hiele Model pembelajaran van Hiele memiliki hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang cara kita berpikir dan jenis ide-ide geometri yang kita pikirkan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan berpikir geometri menurut van Hiele (Walle, 2007: 151-154) : a). Level 0: Visualisasi Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan bentuk-. bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati,.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Tujuan umum tingkatan ini yaitu menelusuri bagaimana bentuk-bentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental). b). Level 1: Analisis Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk. bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ ciri-cirinya. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. c). Level 2: Deduksi Informal Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada. tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal, deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat objek geometri. d). Level 3: Deduksi Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek. geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan abstrak tentang sifat-sifat geometri dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan pada logika daripada naluri. e). Level 4: Ketepatan Objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari. geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Hasil.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. pemikiran dari tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Siswa kelas II termasuk ke dalam level 0 yaitu visualisasi. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi benda-benda disekitar siswa yang dapat diamati dan dirasakan sendiri oleh siswa. 2.1.1.2 Lima Fase Model Pembelajaran van Hiele van Hiele menegaskan bahwa kemajuan melalui tingkat lebih tergantung pada usia atau pematangan metode, instruksi organisasi, konten dan bahan yang digunakan merupakan area penting yang menjadi perhatian pedagogis. Mengatasi masalah ini, van Hiele mengungkapkan lima fase urutan pembelajaran yaitu penyelidikan, orientasi langsung, penjelasan, orientasi bebas, dan integrasi (Crowley, 1987: 5), berikut adalah penjelasannya: a). Fase 1: Penyelidikan/ Informasi Fase awal ini, guru dan siswa terlibat dalam percakapan dan aktivitas. tentang obyek belajar pada tingkat ini. Pengamatan dilakukan, pertanyaan dimunculkan, dan tingkat spesifik kosakata diperkenalkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah guru belajar memahami pengetahuan yang siswa miliki tentang topik yang dibahas dan siswa belajar tentang arah penyelidikan lebih lanjut yang akan diambil. b). Fase 2: Orientasi Langsung Siswa mengeksplorasi topik pembelajaran melalui bahan-bahan yang telah. diurutkan oleh guru secara cermat seperti pelipatan, pengukuran, atau.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. pengkonstruksian. Kegiatan ini secara bertahap harus mengungkapkan kepada siswa struktur karakteristik pada fase ini. Oleh karena itu, banyak materi akan menjadi tugas singkat yang dirancang untuk memperoleh respon tertentu. c). Fase 3: Penjelasan Pada fase ini, untuk membangun pengalaman siswa sebelumnya, siswa. saling mengekspresikan dan bertukar pandangan yang muncul tentang topik yang telah diamati dengan kata-kata mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam menggunakan kosa kata yang benar dan akurat dan guru memperkenalkan istilahistilah matematika yang relevan. Selain untuk membantu siswa dalam menggunakan bahasa yang akurat dan tepat, peran guru menjadi lebih minim. Hal ini terjadi selama fase ini sehingga sistem hubungan pada tingkat ini mulai menjadi jelas. d). Fase 4: Orientasi Bebas Siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang mereka pelajari. untuk memecahkan soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka (open-ended). Siswa dengan mengorientasikan diri di bidang investigasi, banyak hubungan antara obyek penelitian menjadi eksplisit bagi siswa. e). Fase 5: Integrasi Siswa meringkas/ membuat ringkasan dan mengintegrasikan apa yang. telah dipelajari, dengan mengembangkan gambaran dari suatu jaringan baru objek-objek dan relasi-relasi. Pada akhir fase kelima, siswa telah mencapai tingkat baru pemikiran. Domain baru pemikiran menggantikan yang lama, dan siswa siap untuk mengulang tahapan pembelajaran di tingkat berikutnya..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. Secara kolektif, lima fase tersebut membuat masa, yang merupakan proses pembelajaran yang mengarahkan siswa dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Siswa harus dialihkan melalui setiap fase dalam rangka mengembangkan pemahaman konsep (Martin, 2007: 23). Model pembelajaran van Hiele yang telah diuraikan di atas tidak terlepas dari pembelajaran yang kontekstual. Hal tersebut terbukti dari sumber belajar dan media yang digunakan dalam model pembelajaran van Hiele. Sumber belajar dan media yang digunakan diperoleh dari pengalaman siswa dan lingkungan sekitar siswa. 2.1.3. Pembelajaran Kontekstual Pengertian dari pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and. Learning) menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2011: 189) adalah konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengertian lain dari pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam Sugiyanto, 2011: 14) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal yan teoritis ke praktis (Taniredja, 2014: 50). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. kontekstual adalah sebuah konsep belajar dalam pendidikan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari. Penerapan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran matematika materi geometri yang telah diuraikan, secara garis besar bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan atau inteligensi yang dimiliki setiap siswa. Salah satu teori yang membahas tentang macam-macam kecerdasan yang dimiliki setiap orang adalah Howard Gardner. Howard Gardner mengungkapkan ada sembilan kecerdasan atau inteligensi ganda yang dimiliki setiap orang. 2.1.4. Teori Intelegensi Ganda Howard Gardner. 2.1.4.1 Pengertian Intelegensi Kemampuan atau intelegensi merupakan kemahiran atau keterampilan yang ditunjukkan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemunya dalam kehidupan (Suparno, 2004: 21). Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yan mempunyai nilai budaya (Armstrong, 2002: 19). Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan hanya dapat diukur dengan tes tertulis, melainkan lebih cocok dengan cara begaimana orang tersebut memecahkan persoalan dalam hidup nyata. Inteligensi seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan intelegensi itu banyak jumlahnya. 2.1.4.2 Inteligensi Ganda Teori intelegensi ganda (multiple intellegences) dikembangkan oleh Howard Gardner. Howard Gardner adalah seorang ahli psikologi perkembangan.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mengusulkan dalam bukunya “Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences”, bahwa kecerdasan memiliki sembilan komponen dan menamakan kesembilan komponen tersebut sebagai sembilan kecerdasan ganda (Lwin,dkk, 2008: 2). Sembilan kecerdasan ganda yang diungkapkan oleh Howard Gardner adalah: 1) inteligensi linguistik (linguistic intelligence), 2) inteligensi matematis-logis (logical mathematical intelligence), 3) inteligensi ruang-visual (spatial intelligence), 4) inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), 5) inteligensi musikal (musical intelligence), 6). inteligensi. interpersonal. (interpersonal. intelligence),. 7). inteligensi. intrapersonal (intrapersonal intelligence), 8) inteligensi lingkungan (naturalist intelligence), dan 9) inteligensi eksistensial (existential intelligence). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan kecerdasan ruang-visual. 2.1.4.2.1 Kecerdasan matematis-logis (logical mathematical intelligence) Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan untuk menangani bilangan, perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin,dkk, 2008: 43). Cara mengembangkan kecerdasan matematis-logis yang dimiliki siswa adalah siswa dapat dilatih membuat simbol, membuat kesimpulan dari konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, membuat grafik, mengurutkan bilangan, berhitung, membiasakan problem solving. Hal tersebut membantu siswa untuk mengembangkan penalaran dengan selalu melihat sebab-akibatnya (Suparno, 2004: 67). Pada penelitian ini siswa diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dalam materi bangun datar sederhana dengan.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. menghitung jumlah sisi dan sudut macam-macam bangun datar sederhana (segitiga, segi empat, dan lingkaran). 2.1.4.2.2. Kecerdasan ruang-visual (spatial intelligence). Kecerdasan. ruang-visual. merupakan. kemampuan. untuk. memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Armstrong, 2002: 20). Cara mengembangkan kecerdasan ruang-visual yang dimiliki siswa adalah siswa dapat dilatih membayangkan sesuatu bentuk/ benda di otaknya, berlatih dengan warna, menggambar, membuat peta, membangun suatu bangun petak-petak yang mengembangkan gambaran, mematung, bermain mencari jejak, mengamati gambar 3 dimensi sesuai dengan situasi kelas (Suparno, 2004: 70). Pada penelitian ini siswa diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan ruang-visual dalam materi bangun datar sederhana dengan mengenal dan memahami bentuk benda 2 dimensi yang merupakan bangun datar sederhana (segitiga, segi empat, dan lingkaran).. 2.2. Penelitian yang Relevan. 2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan teori van Hiele Peneliti memaparkan 4 hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang pembelajaran menggunakan model van Hiele yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Berikut ini adalah penjelasan dari keempat penelitian tersebut. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Lonnie pada tahun 2002 dengan judul “Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemahaman geometri siswa.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui penerapan teori van Hiele. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak positif yang nyata pada hasil kinerja kelompok eksperimen dan hasil tersebut ditunjukkan dalam persentase hasil nilai pre-test dan post-test. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Pareka pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran van Hiele terhadap Kemampuan Memahami pada Kosep Geometri Bangun Datar dalam Pelajaran Matematika Kelas V SD”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan model pembelajaran van Hiele berpengaruh. terhadap. kemampuan. memahami.. Kemampuan. memahami. kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sasmita, dkk pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Teori Belajar van Hiele dalam Pembelajaran Geometri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Desa Sinabun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di desa Sinabun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele lebih baik dari.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Kusumawati pada tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geometri dan untuk mengetahui hasil implementasi perangkat pembelajaran geometri materi lingkaran berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R & D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi siswa yang diperoleh sebelum menggunakan teori van Hiele lebih rendah dibanding setelah siswa menggunakan teori van Hiele. Keempat penelitian yang telah dipaparkan di atas digunakan peneliti untuk menambah referensi terhadap penelitian yang menggunakan model van Hiele dalam pembelajaran geometri di sekolah dasar. Semua penelitian relevan yang dipaparkan tersebut menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan dan pengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Semua penelitian yang dipaparkan sudah relevan dengan penerapan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran geometri, namun penelitian-penelitian tersebut belum ada yang membahas tentang pengaruh atau penerapan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan memahami konsep geometri bangun datar di kelas bawah. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk membuat penelitian baru untuk melengkapi, memperkaya, dan menambah wawasan tehadap penelitian-penelitian sebelumnya..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.2.1. 30. Peta Konsep Penelitian yang Relevan. Lonnie (2002). Pareka (2014). Teori van Hiele meningkatkan hasil kinerja siswa yang tampak pada nilai post-test kelompok eksperimen.. Model pembelajaran van Hiele meningkatkan kemampuan memahami konsep bangun datar siswa kelas V.. Yang akan diteliti Ratnasari, Sisilia Bety (2016) “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Sasmita, dkk (2012). Kusumawati (2015). Hasil belajar siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran geometri menggunakan teori van Hiele lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.. Teori van Hiele meningkatkan prestasi siswa V dalam memahami materi lingkaran.. Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.3. 31. Kerangka Berpikir Penelitian Lonnie (2002) menginspirasi peneliti jika teori van Hiele. meningkatkan hasil kinerja siswa yang tampak pada nilai post-test kelompok eksperimen. Penelitian Pareka (2014) menginspirasi peneliti jika model pembelajaran van Hiele meningkatkan kemampuan memahami konsep bangun datar siswa kelas V. Menurut penelitian Sasmita (2012), hasil belajar siswa pun bisa lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Selain itu, menurut penelitian Kusumawati (2015), prestasi siswa dalam mempelajari materi lingkaran dapat meningkat. Keempat penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran kelas II tentang bangun datar sederhana, khususnya mengenai macam dan unsur bangun datar segitiga, segi empat (persegi dan persegi panjang), dan lingkaran dengan menerapkan model pembelajaran van Hiele. Ada 3 perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan. Pembelajaran I tentang materi mengenal macam-macam segitiga, pembelajaran II tentang materi mengenal macam-macam segi empat, dan pembelajaran III tentang materi unsur-unsur lingkaran. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti susun untuk menjawab permasalahan siswa di SD Negeri Sendangadi 2. Permasalahan yang ada ialah siswa belum paham tentang macam-macam segitiga, macam-macam segiempat, dan unsur (sisi dan sudut) lingkaran. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti kembangkan juga untuk menjawab kebutuhan guru yang memerlukan satu contoh model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi geometri tentang bangun datar sederhana..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Prototipe. perangkat. pembelajaran. peneliti. kembangkan. 32. dengan. memperhatikan tingkat berpikir siswa kelas II yang termasuk ke dalam level 0 yaitu visualisasi. Tujuannya adalah mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi benda-benda berbentuk bangun datar sederhana di sekitar siswa dengan mengamati dan merasakan sendiri bentuk benda tersebut. hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam menyusun RPP menggunakan lima fase van Hiele yaitu: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi.. 2.4. Pertanyaan Penelitian. 2.4.1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?. 2.4.2. Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana?.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut akan membahas jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan atau biasa. disebut R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Pengertian penelitian pengembangan lain juga diungkapkan oleh Sukmadinata (2011: 164), yaitu suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang proses atau langkah-langkahnya bertujuan untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang terdiri dari: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. Potensi dan Masalah. Pengumpulan data. Desain Produk. Validasi Desain. Uji coba pemakaian. Revisi Produk. Ujicoba Produk. Revisi Desain. Revisi Produk. Produksi Masal. Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono 3.2. Setting Penelitian. 3.2.1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri Sendangadi 2. Sekolah tersebut terletak di Tegalturi, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri Sendangadi merupakan sekolah inklusi yang memiliki beberapa siswa berkebutuhan khusus.. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Mei 2015 sampai Februari 2016. Tahap pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.. 3.2.3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II di SD Negeri Sendangadi 2. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas II. Adapun siswa di kelas ini berjumlah 14 siswa..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.2.4. 35. Objek Penelitian Objek penelitian berupa pengembangan produk prototipe perangkat pembelajaran geometri menggunakan model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran matematika materi bangun datar sederhana.. 3.3. Rancangan Penelitian Sugiyono (2011: 298) menguraikan 10 langkah penelitian R&D yang. terdiri dari: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi massal. 3.3.1. Potensi dan Masalah Penelitian dapat dilakukan berdasarkan adanya. potensi dan masalah.. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang diungkapkan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data yang empirik. 3.3.2. Pengumpulan data Langkah selanjutnya setelah mengetahui potensi dan masalah yaitu mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang akan dicapai.. 3.3.3. Desain Produk Desain produk penelitian dan pengembangan berupa desain produk baru yang disesuaikan dengan kesulitan yang dialami siswa dan kebutuhan guru.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. dalam pembelajaran geometri yang telah diketahui sebelumnya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan penilaian. Penilaian yang didesain berupa rubrik penilaian proses pembelajaran dan penilaian soal evaluasi. 3.3.4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Setiap pakar atau tenaga ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.. 3.3.5. Revisi Desain Langkah selanjutnya setelah desain produk divaidasi oleh pakar atau para ahli, maka kelemahannya akan dapat diketahui. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Orang yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut.. 3.3.6. Uji Coba Produk Desain yang telah direvisi kemudian diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi keefektifan dan keefisiensian metode mengajar yang baru dan metode mengajar yang lama..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.3.7. 37. Revisi Produk Revisi produk dilakukan agar produk yang telah dibuat dapat benar-benar teruji baik untuk digunakan. Revisi perlu terus dilakukan jika produk masih memiliki kelemahan dan kekurangan.. 3.3.8. Uji Coba Pemakaian Produk dapat diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas apabila pengujian produk dan telah direvisi. Penerapan produk tersebut masih tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.. 3.3.9. Revisi Produk Revisi produk perlu dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Revisi pada tahap ini merupakan revisi tahap akhir untuk menyempurnakan dan membuat produk baru lagi.. 3.3.10 Produksi Massal Pembuatan produk masal dillakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Pembuatan produk masal dapat diterapkan pada pembelajaran selanjutnya. 3.4. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh. peneliti menerapkan prosedur penelitian pengembangan menurut Sugiyono, namun langkah prosedur yang diterapkan hanya sampai pada tahap uji coba produk. Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan dengan penjabaran sebagai berikut:.

Gambar

Gambar 2.1 Segitiga sama sisi
Gambar 2.3 Segitiga sembarang (sisi)  Berdasarkan sudutnya, segitiga dibedakan menjadi  2 macam yaitu:
Gambar 2.6 Persegi   2.1.1.4.3 Persegi Panjang
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini daerah diberi kewenangan untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan daerah, kedua, makin tingginya bantuan pemerintah

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar pengamatan aktivitas guru selama berlangsungnya pembelajaran (2) lembar pengamatan aktivitas anak

ada bagian ini Penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini yang telah mendukung Penulis dalam seluruh proses studi di Fakultas Hukum

Masyarakat agama merupakan bentuk kehidupan individu yang saling berinteraksi, bergaul cukup lama dan menganut kepercayaan atau agama sebagai dasar hidup

Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku, kewajiban penyertaan dokumen hasil pemeringkatan Efek dalam Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum

Paulus menyediakan sebuah konstruksi (iman, pengharapan dan kasih) untuk penerapan kebenaran ke dalam kehidupan yang bisa digunakan dengan percaya diri sebagai fondasi

Justeru, permasalahan ini telah mendorong guru-guru untuk meneroka wadah teknologi yang terkini seperti Ruang Pembelajaran Pelajar (Students’ Learning Space(SLS)) dan

Sururi dengan judul Skripsi “Rekonstruksi Nisbah Zakat Mal Atas Pemikiran Yusuf Qardhawi”, membahas bahwa zakat mal merupakan hasil ijtihad yang sesuai dengan perkembangan