Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxvii
COVER ... i
KATA PENGANTAR ... ii
SAMBUTAN REKTOR ... iii
SAMBUTAN DEKAN ... iv
REVIEWER ... v
PANITIA ... vii
JADWAL ACARA ... viii
DAFTAR ISI ... xxvii KEYNOTE SPEAKER ... xlix
BIDANG KONVERSI ENERGI
NO JUDUL KODE
1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara KE 01
2 Unjuk Kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah KE 02
3 Analisis Unjuk Kerja Sistem Turbin Gas Mikro Bioenergi Proto X-3 Berbahan Bakar LPG KE 04
4 Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor
surya pelat datar KE 06
5 Pengembangan Model Matematika Kinetika Reaksi Torefaksi Sampah KE 07
6 PENGGUNAAN GAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERMESIN INJEKSI KE 10
7 STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID DAN PEMBAKARAN PADA TANGENTIALLY
FIRED PULVERIZED-COAL BURNER DENGAN VARIASI SUDUT TILTING KE 11
8 Pemanfaatan Panas Buang Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 12
9 Sistem Pendingin Adsorpsi dengan Single Bed Adsorber KE 13
10 Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe
Terpisah (AC Split) KE 14
11 Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada
Residential Air Conditioning Hibrida KE 15
12 Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius KE 17
13 PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KARAKTERISITIK ALIRAN DUA FASE GAS DAN AIR KE 22
14 Karakteristik Pembentukan Cincin Vorteks pada Jet Sintetik akibat Perubahan Frekwensi Eksitasi
pada Aktuator Ber-cavity Kerucut KE 23
15 KAJI TEORITIK KONSUMSI GAS LPG SEBAGAI SUMBER PANAS PADA PETERNAKAN AYAM BROILER
TIPE KANDANG TERTUTUP (CLOSED HOUSE) KE 24
16 STUDI AWAL GASIFIKASI SERBUK KAYU PADA OPEN TOP STRATIFIED DOWNDRAFT GASIFIER KE 25
17 Prototipe Sistem Pengering Cengkeh Dengan Energi Surya KE 26
18 Drag Reduction in Flow Separation Using Plasma Actuator in Cylinder Models KE 28
19 PENGARUH VARIASI NORMALITAS AKTIVATOR PADA AKTIVASI NaOH-FISIK ADSORBEN FLY ASH
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxviii
20 PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN AWAL TIPE STRAIGHT PADA MINYAK KELAPA TERHADAP
SUDUT SEMPROT NOSEL KE 30
21 Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri
Rumah Tangga KE 32
22 Rancang Bangun Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 34
23 ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR DENGAN PELAT KOLEKTOR BENTUK-V KE 35
24 Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja KE 37
25 Pengaruh Jarak Concentric dan Eccentric Reducer Pada Sisi Isap Pompa Sentrifugal Terhadap
Gejala Kavitasi KE 38
26 Karakterisasi Pembentukan Deposit pada Ruang Bakar Mesin Diesel Dengan Metode Tetesan Pada
Pelat Panas KE 40
27 Pengujian Performa Sistem Pendingin Absorpsi dengan Energi Panas Matahari di Universitas
Indonesia Depok KE 41
28 Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas Campuran Air dan Minyak Nabati untuk aplikasi
sebagai refigeran sekunder KE 42
29 PENGGUNAAN SOLAR COLLECTOR SEBAGAI PEMANAS AWAL DAN PIPA KONDENSAT SEBAGAI HEAT
RECORVERY PADA BASIN SOLAR STILL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KE 43
30 Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar KE 44
31 Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner KE 45
32 Theoretical Study of Forced Convective Heat Transfer in a Hexagonally Configured
Seven-Vertical-Rod Bundle in Zirconia-Water Nanofluid KE 47
33 KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK
MEmproduksi GARAM Dan AIR TAWAR KE 48
34
ANALISIS KARATERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT dengan VARIASI BAHAN PEREKAT (BINDER) KANJI dan TAR MENGGUNAKAN METODE THERMOGRAVIMETRI ANALYSIS (TGA)
KE 50
35 PENINGKATAN HASIL EKSTRAKSI MINYAK NILAM DENGAN METODE HYDRO-STEAM MICROWAVE
DISTILLATION KE 51
36 PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN SUDUT TURBULATOR TERHADAP LAJU PERPINDAHAN PANAS
PADA ALAT PENUKAR KALOR ALIRAN BERLAWANAN (COUNTER FLOW HEAT EXCHANGER) KE 52
37 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik KE 53
38 EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE KE 54
39 Penentuan Sub-sub Pola Aliran StratifiedAir-Udara pada Pipa Horisontal MenggunakanPengukuran
Tekanan KE 56
40 Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD KE 57
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Analisis Performa Modul
Solar Cell
Dengan Penambahan
Reflector
Cermin Datar
Made Sucipta
1,a*,
Faizal Ahmad
2,bdan Ketut Astawa
3,c1,2,3
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung – Bali (80362)
a
m.sucipta@gmail.com, bfaizalahmad1025@gmail.com, cawatsa@yahoo.com
Abstrak
Photovoltaic adalah salah satu metode pengkonversi energi matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan material semikonduktor. Sistem photovoltaic ini menggunakan solar cell yang dapat menghasilkan energi listrik secara langsung dari matahari. Untuk memaksimalkan energi listrik yang diperoleh dari modul solar cell, salah satu teknik yang dapat diterapkan adalah dengan menambah luas permukaan tangkap sinar matahari pada sisi bidang modul solar cell dengan pemanfaatan cermin datar yang berfungsi sebagai reflector sinar matahari. Pada penelitian ini,
reflector tersebut dipasang mengelilingi seluruh bidang modul solar cell dengan kemiringan tertentu. Sedangkan luasan cermin datar yang digunakan sebagai reflector divariasikan dengan mengatur panjang cermin datar tersebut pada beberapa variasi panjang tertentu. Pada pengujiannya, modul solar cell tersebut diletakkan dengan menggunakan kemiringan tertentu yang besarnya mengikuti arah timur ke barat pergerakan matahari. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa semakin luas reflector akan menghasilkan daya listrik yang semakin besar, demikian pula dengan efisiensi yang dihasilkan. Akan tetapi, menarik untuk dicermati bahwa peningkatan tersebut tidak linier yang menunjukkan ada batas tertentu dimana pengaruh penambahan luas reflector akan menjadi tidak signifikan lagi terhadap performa modul solar cell tersebut.
Kata kunci : photovoltaic, solar cell, reflector, performa
Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka kebutuhan energi listrik penduduk terus juga meningkat. Peningkatan kebutuhan ini akan memerlukan sumber energi yang lebih banyak, padahal persediaan bahan bakar fosil sudah semakin menipis. Hal ini membuat banyak usaha yang telah dan sedang dilakukan untuk pencarian sumber-sumber energi alternatif yang sering disebut sebagai sumber energi baru dan terbarukan.
Energi surya merupakan salah satu sumber energi potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada dua macam teknologi yang dapat diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan photovoltaic.
Energi surya photovoltaic adalah sebuah alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat menyerap energi panas matahari untuk menyuplai energi listrik.
Saat ini efisiensi penggunaan modul solar cell yang didapat masih relatif rendah. Penerimaan radiasi matahari pada modul
solar cell dapat mempengaruhi hasil keluaran daya listrik [1]. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensinya tersebut adalah dengan menambah luasan permukaan tangkap sinar matahari pada sisi bidang modul solar cell dengan pemanfaatan cermin datar sebagai
reflector.
Dasar Teori
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Besarnya arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh modul solar cell tergantung jumlah modul yang di susun secara seri atau paralel.
Secara umum pembangkit listrik tenaga surya (solar electric system) terdiri dari lima bagian, yaitu modul solar cell, rechargeable batteries, control unit, distribution dan beban listrik [2].
Solar cell atau sering disebut sel surya bekerja melalui suatu mekanisme yang dikenal dengan nama efek photovoltaic untuk merubah energi surya menjadi energi listrik. Pada solar cell terdapat sambungan antara dua lapisan tipis dari bahan semikonduktor yang masing-masing diketahui sebagai semikonduktor jenis p (positif) dan n (negatif) [3].
Hingga saat ini terdapat beberapa jenis modul solar cell yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti untuk mendapatkan modul yang memiliki efisiensi yang tinggi, murah dan mudah dalam pembuatannya, yaitu diantaranya adalah polikristal ( poly-crystalline), monokristal (mono-crystalline)
dan amorphous silicon [4]. Dari ketiga jenis diatas, salah satu modul solar cell yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis monokristal.
Prinsip kerja modul solar cell monokristal adalah berdasarkan konsep semikonduktor p-n junction. Pada sel surya terdapat junction
antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing-masing merupakan semikonduktor tipe-n sebagai elektron (muatan negatif), dan semikonduktor tipe-p sebagai hole (muatan positif). Junction
akan membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka elektron bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p dan membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Ketika cahaya matahari mengenai susunan p-n junction ini maka akan mampu mendorong elektron bergerak menuju kontak negatif yang dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang [5].
Besarnya energi yang mampu diserap oleh modul solar cell tersebut adalah perkalian antara intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas permukaan timpa, secara matematika dapat ditulis:
E = It . A (1)
dimana:
E = Energi [W]
It = Intensitas radiasi matahari [W/m2] A = Luas modul [m2]
Sedangkan untuk besarnya daya sesaat yaitu perkalian antara tegangan dan arus yang dihasilkan oleh sel photovoltaic, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pp = V . I (2)
dimana:
Pp = Daya [W] V = Tegangan [V] I = Arus [A]
Efisiensi keluaran maksimum didefinisikan sebagai prosentase keluaran daya optimum terhadap energi cahaya yang digunakan, yang dapat ditulis sebagai :
sesaat =
!"
#$%& x 100% (3)
dimana :
= Efesiensi [%] (4)
Metode
Pada penelitian ini telah diuji dua modul
solar cell, dimana satu modul diuji setelah diberi reflector dan modul yang lainnya diuji tanpa reflector, sebagai pembanding, yang skemanya dapat dilihat pada Gambar 1. Cermin kaca datar telah digunakan pada penelitian ini sebagai reflector. Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Universitas Udayana di Denpasar. Waktu pengujian ditentukan mulai pukul 08.00 s/d 16. 00 Wita. Skema alat uji selama penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.
Modul solar cell yang digunakan pada penelitian ini adalah solar cell model Sp 75 (Siemens) dengan beberapa spesifikasi teknis seperti electrical rating pada 1kW/m2, suhu cell 25°C, panjang modul 120cm, lebar 53cm, maximum power rating 75W, minimum power rating 70W, Arus 4.4A, voltage rated
v dinding refl dari panel modul solar sebesar 65o memariasika sebesar r1= Definisi ! pada Gamb modul solar
jam untuk m matahari yan
Hasil dan P
Penjelasa penelitian u penambahan
receiver se modul solar cavity receiv
1 Rancangan tenaga
2 Skema ala engan dan tan
Variasi sudut
wal pengujian ut reflector, ( an panjang =20cm, r2= dan r dapat bar 3. Sela
r cell diatur mendapatkan
ng tegak luru
Pembahasan
an pada g untuk modu n reflector
edangkan npa reflector
t dan panjang
n adalah m (!), yaitu su permukaan Pada pen pada sudut n dilanjutka g reflector, =40cm dan
t diilustrasik ama penguj
kemiringan
ditulis deng sebagai pe
reflector di
roceeding Sem
it listrik
dengan
r
g reflector
menentukan udut antara horizontal nelitian ini t reflector
an dengan
al Tahunan Te
ari semua p njukkan ba
tor akan gan yang an tanpa refle
Gambar 4 njukkan aru an variasi p 0cm dan r=60
mbar 4 Arus l
eknik Mesin X Banjarmasin
anjang refle
ahwa denga menghasilk lebih besa
ector. Sepert sampai den us listrik y panjang refl
0cm secara b
listrik yang d
reflector r1=
listrik yang d
reflector r2=
listrik yang d
reflector r3=
XIV (SNTTM n, 7-8 Oktober
ector yang an penamb kan arus ar dibandin
ti dapat kita ngan Gamb yang dihas
r dicapai pa r3=60cm besarnya in 928W/m2. dihasilkan p dan r1=20c dan 4,81A matahari ma 966W.
Demikian dihasilkan m sama, yaitu lebih besar dibandingka
reflector. T diperoleh te hampir sama variasi panj pada Gamb Dari Gamba panjang refl
listrik yang Demikian r2=40cm d tegangan l sebesar 19,8 lihat pada G
Seperti y 4 sampai kecenderung tegangan lis mengikuti b yang diterim sudah jelas intensitas ra satunya sum yang diuji.
Pada saa maka arus dihasilkan j pula sebalik daya listrik hasil yang l dengan pen dengan mod ini jelas d
trik yang di ada panjan yaitu sebe ntensitas rad Sedangkan pada panjan m masing-m
yaitu pad asing-masing
n pula untuk menunjukkan tegangan l modul solar
an dengan m Tegangan lis
ernyata men a yaitu sekit ang reflecto
bar 7 sampa ar 7 dapat k
lector r3=60 dihasilkan pula untuk an r1=20cm listrik yang 8V dan 19,7 Gambar 8 dan yang dapat k
dengan gan perubah
strik yang esarnya inte ma oleh mod
s disebabk adiasi matah mber energi
at intensitas s dan teg
juga cende knya dengan radiasi ma ecenderunga gangan listr
solar cell ya sil perhitung k yang dih
lebih besar p nembahan re
dul solar ce
dapat ditunj
P
ihasilkan pa ng reflector
esar 6,18A diasi mataha arus list ng reflector
masing sebe da intensita g sebesar 1
k tegangan li n kecenderu
istrik yang
r cell dengan modul solar
strik maksim nunjukkan h tar 19,7V un
or, seperti d ai dengan G kita lihat, bah 0cm besarnya adalah sebe k panjang m diperoleh g dihasilka 7V. Hal ini n 9.
kita lihat pad Gambar 9 han besarnya dihasilkan s ensitas radias dul solar ce
kan karena hari merupa pada modul
radiasi mata gangan list erung naik, menurunny atahari ma an penurunan ik yang dap ang diuji.
gan diperol hasilkan me pada modul
eflector dib
ll tanpa refl
ukkan bahw
roceeding Sem
istrik yang ungan yang dihasilkan n reflector
cell tanpa mum yang hasil yang ntuk semua itunjukkan Gambar 9. hwa untuk a tegangan sar 19,7V. si matahari
ell. Hal ini a besarnya aka akan n besarnya pat dicapai
leh bahwa enunjukkan
solar cell
bandingkan
al Tahunan Te
an persama itian ini, unt dihasilkan le engan penam k yang diha
Hal ini dap ai dengan Ga
mbar 7 Tegan pada panjan
mbar 8 Tegan pada panjan
mbar 9 Tegan pada panjan
eknik Mesin X Banjarmasin
an yang d tuk arus dan ebih besar un mbahan refle
asilkan juga pat dilihat p ambar 12.
ngan listrik y ng reflector
ngan listrik y ng reflector
ngan listrik y ng reflector
XIV (SNTTM n, 7-8 Oktober
digunakan n tegangan li
ntuk modul s ector, maka a akan sem pada Gamba
h
s
Demikian efisiensi yan
celltanpa pe hasil yang
solar cell d ini dapat ki dengan Gam
Gambar 10 pan
Gambar 11 pan
Gambar 12 pan
n pula untu ng diperoleh enambahan r
lebih kecil dengan penam
ita lihat pad mbar 15.
Daya listrik njang reflect
Daya listrik njang reflect
Daya listrik njang reflect
P
uk hasil p h bahwa m
reflector me dibandingk mbahan refl
da Gambar
k yang dihasi tor r1=20cm
k yang dihasi tor r2=40cm
k yang dihasi tor r3=60cm
roceeding Sem
erhitungan odul solar
enunjukkan kan modul
flector. Hal 13 sampai
ilkan pada m.
ilkan pada m.
ilkan pada m.
minar Nasiona
Gamb
Gamb
Gamb
Me perhit dihasi adany r1=20 dilihat modu besarn
al Tahunan Te
bar 13 Efisie refle
bar 14 Efisie refle
bar 15 Efisie refle
enarik untu tungan rata ilkan menun ya penamba 0cm sampai t pada Gam l solar cell
nya daya li
eknik Mesin X Banjarmasin
ensi dihasilk ector r1=20c
ensi dihasilk ector r2=40c
ensi dihasilk ector r3=60c
uk dicermat a-rata daya njukkan pen
han panjan r3=60cm. A mbar 16, s tanpa penam istrik yang
XIV (SNTTM n, 7-8 Oktober
kan pada panj cm.
kan pada panj cm.
kan pada panj cm.
ti bahwa a listrik
ingkatan de g reflector
Akan tetapi k sebenarnya mbahan refle
dihasilkan t
XIV) r 2015
njang
njang
njang
hasil yang engan dari kalau pada
ector
m
stabil, artin menunjukka berfluktuasi fluktuasi be yang diterim demikian m bahwa pena menghasilka linier, yaitu
reflector da terjadi pe dibandingka pada penam r1=20cm ditunjukkan
nya penguji an rata-rata
. Hal ini dap esarnya inten
ma modul masih dapat k
ambahan pa an daya li
r 16 Daya lis n pada varia
Efisiensi rat a variasi pan
rupa juga d rata-rata e u dibandin
rata-rata Menarikny efisiensi ya u dengan ari r2=40cm
ningkatan pat disebabk nsitas radias
solar cell. kita lihat de anjang refle
istrik yang
strik rata-rata si panjang re
ta-rata yang njang reflecto
diperoleh un efisiensi mo ngkan deng daya list a, peningka ang diperole
penambahan m menjadi
yang leb
hasil yang anjang refle
0cm, sepe
al Tahunan Te
mpulan engan sudu
oleh bahwa d
tor akan
rma modul s
us dan tega jam cende nya intensit mpa modul s
gangan mak ir sama bes ng reflector
oleh mening ng reflector
k dan efisien dengan pen modul solar
rensi
Amalia, 2012 nformation o Roberts, S,
Pratical Gu nstalling sm
Cambridge, P
eknik Mesin X Banjarmasin
asil penelitia
cell denga dapat dibu penambahan
l, yang dib ningkatkan uji.
ut reflector
dengan pena mampu
solar cell. angan listrik
erung meng tas radiasi
solar cell. ksimum yang
sarnya untuk
r, tetapi ar gkat dengan
r. Sehingga nsi yang sem nambahan p
cell yang di
2, Efisiensi m on
http://hfi-1991. Sola uide to D mall Photo
Prentice Hall , Pengertia
awhat.blogsp n, 7-8 Oktober
an pada perfo an penamb
uat kesimp n reflector
uat dari ce performa m
r sebesar ambahan pan
meningka
k yang diper gikuti perub
matahari
g mampu dic k semua va rus listrik n bertamba
diperoleh makin menin panjang refle
iuji.
module solar diyjateng.or
ar Electricit Designing ovoltaic Sys
l
an Sel Su
pot.com odule solar
http://z
Prinsip kerja