• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Dalam proses perancangan media informasi ini penulis menggunakan metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Dalam proses perancangan media informasi ini penulis menggunakan metode"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB III

METODOLOGI

Metodologi Pengumpulan Data

Dalam proses perancangan media informasi ini penulis menggunakan metode pengumpulan data hybrid yaitu gabungan metode kualitatif dan kuantitatif, diantaranya adalah wawancara, observasi dan survei. Febriana D.S., Rompis, & Sangkertadi (dalam Ardan & Mahendra, 2017) menyatakan bahwa “Hybrid merupakan hasil persilangan atau penggabungan dari sesuatu yang berbeda. Penekanan pengertian hybrid ini adalah hasil dari persilangan atau penggabungan.”

Creswell (2014) menyatakan dalam mengumpulkan data terdapat dua metode yaitu kualitatif dan kuantitatif (hlm.11). Metode kuantitatif adalah metode yang dipakai untuk mengumpulkan bukti dalam cangkupan populasi berupa numerik maupun angka-angkat yang dapat dihitung (hlm.13), sedangkan metode kualitatif adalah metode yang dipakai untuk mencari tahu suatu fenomena dan masalah manusia dalam cangkupan populasi yang lebih sempit berupa laporan yang rinci maupun pandangan narasumber/responden (hlm.15).

Menurut Yusuf (2016) Dalam mengolah data penelitian menggunakan metode kualitatif, analisis terkait data tidak menggunakan statistik melainkan naratif. Bentuk data yang didapat bisa berbentuk gambar, kata-kata, dan bukan dalam bentuk angka. Berbeda dengan kualitatif, kuantitatif justru mengumpulkan data yang dapat dikuantitatifkan. Bentuk data membutuhkan pembuktian statistik dalam bentuk tabel, diagram, bagan maupun gambar.

(2)

46 3.1.1. Wawancara

Edi (2016) menyatakan bahwa wawancara adalah proses percakapan yang biasa dilakukan oleh dua orang untuk tujuan tertentu, biasanya wawancara antara interviewer dan interviewee dapat dilakukan langsung dengan bertatap muka maupun tidak. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan Pak Iskandar Soemowiloto selaku pecinta wayang dan Heri Wahyono selaku dalang profesional sebagai narasumber wawancara.

3.1.1.1. Wawancara Iskandar Soemowiloto

Wawancara dilakukan terhadap pak Iskandar Soemowiloto, pecinta wayang kulit yang berdomisili di Purwokerto untuk mendapatkan data mengenai Drupadi dan wayang melalui perspektif seorang penggemar wayang. Wawancara dilakukan via Google meet pada hari Rabu, 16 September 2020.

Gambar 3. 1 Wawancara dengan Pak Iskandar

Pak Iskandar menjelaskan Drupadi adalah anaknya prabu Drupada, Istri dari Yudistira dan berasal dari negara Pancala. Drupadi bersaudara

(3)

47 dengan Drestajumena dan Srikandi. Drupadi adalah putri raja yang cantik, selayaknya putri-putri Jawa selalu idaman dan langsing. Drupadi juga perempuan sempurna. Ia sangat mendukung suaminya “kalo orang Jawa bilang itu benar-benar anu mendampingi suami itu dalam keadaan susah maupun senang”.

Pak Iskandar juga menjelaskan wayang sangat perlu dilestarikan karena wayang adalah warisan dan UNESCO sendiri sudah mengakui wayang sebagai kekayaan budaya internasional. Menurutnya jika sudah diakui UNESCO, seharusnya kita yang empunya harus menyukai, merawat, mencintai wayang, dan yang namanya mencintai itu tidak harus selalu menjadi pelaku, tapi mengerti dan ikut bangga dengan adanya wayang. Selain itu wayang sangatlah penting untuk diketahui karena wayang itu sangat sarat dengan nilai falsafah dan nilai kehidupan sebagai manusia. Semua sifat-sifat pandawa 5 itu harus ada di dalam diri manusia, tidak bisa dipisah-pisahkan.

Menurut Pak Iskandar ada banyak masalah saat melestarikan wayang, salah satunya karena banjirnya budaya dari luar, disitulah dalang-dalang dituntut untuk berusaha disukai oleh generasi muda dengan penyajian yang mudah dicerna dari segi bahasa, dari segi teaternya, dan mungkin guyon-guyon yang membat anak muda senang, dan itu butuh proses dan butuh waktu lama. Selain itu menurutnya buku ilustrasi adalah media yang relevan untuk mengenalkan cerita-cerita wayang pada anak muda “seperti dulu kan ada komik wayang sekarang dari RA Kosasih,

(4)

48 sekarang ga ada. Dan kalo ada itu akan sangat membantu mengenalkan pada generasi muda,” tutup pak Iskandar.

Dari wawancara yang sudah dilakukan, perancang kemudian membuat kesimpulan wawancara dalam bentuk poin seperti berikut: a. Drupadi adalah putri raja yang cantik, setia, dan sempurna.

b. Wayang patut dilestarikan karena wayang adalah warisan budaya dunia. c. Buku ilustrasi adalah media yang relevan untuk mengenalkan

cerita-cerita wayang pada generasi muda.

3.1.1.2. Wawancara Heri Wahyono

Wawancara dilakukan terhadap pak Heri Wahyono, seorang dalang profesional wayang kulit yang berdomisili di Bandung untuk mendapatkan data mengenai Drupadi dan wayang melalui perspektif seorang ahli wayang. Wawancara dilakukan via Google meet pada hari Jumat, 18 September 2020.

(5)

49 Pak Heri menjelaskan Drupadi adalah anak dari seorang raja dari Pancala, bapaknya seorang raja bernama Prabu Drupada kemudian ibunya Dewi Gondowati. Nama Dewi Drupadi berasal dari kata “anaknya Prabu Drupodo” istilahnya Drupodo Siwi, jadi anaknya bernamanya Drupadi.

Drupadi mempunyai perangai seperti kilat. Berbahaya tapi berwibawa walaupun ia seorang perempuan. Kemudian Pak Heri menambahkan “dia itu cantik kalau orang-orang melihatnya itu bisa menjadi jatuh hatilah. Bersanding dengan orang tinggi itu tidak kependekan, jadi pas.” Menurut penggambaran Pak Heri, Drupadi mempunyai fisik yang cantik, berkulit putih, rambutnya panjang lebih dari sepinggang. Drupadi juga perempuan sempurna.

Selain cantik dan rupawan, Drupadi juga setia dan tahan menderita. Ia setia pada suaminya dalam susah maupun senang. Pak Heri menjelaskan “Dalam masa-masa penderitaannya itu justru membentuk karakter Drupadi itu menjadi seorang yang bermental negarawan lah kalau laki-laki, kalau perempuan yang mestinya yaitu perempuan-perempuan yang pahlawan.” Jika disejajarkan, Drupadi itu sejajar dengan istrinya Arjuna yaitu Dewi Subodro atau sejajar dengan istrinya Prabu Salyo yaitu Dewi Setiawati, Konon Dewi Setiawati adalah dewi yang paling setia kepada suaminya, belum ada tandingannya. Nah ini bobotnya sejajar atau equal dengan dewi Drupadi.

(6)

50 Pak Heri menjelaskan wayang itu sebenarnya seni adiluhung. Adi itu besar, luhung itu luhur jadi yang tinggi juga, jadi kesenian yang bernilai tinggi. Secara legal pergaulan internasional wayang itu sudah menjadi milik dunia, UNESCO sudah menganggap wayang menjadi wajah dunia. Selain itu wayang juga menjadi sarana dakwah agama yang pada zaman itu sangat efektif membantu, juga mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan karakter budaya Jawa pada umumnya. Dalam konteks religius, dibandingkan dengan karakter aslinya dari tanah indi sana itu yang versi jawa jauh lebih maju bila diadaptasikan dengan agama terutama agama Islam di Jawa Tengah. Jadi wayang itu perlu dilestarikan karena di situ banyak seni yang terlibat, ada seni musik, seni tari, seni drama, politik, religius, budaya, dan sebagainya. Walalupun sekarang kesulitannya dia akan kalah efektif dengan seni-seni kontemporer pada umumnya tetapi meskipun dengan berbagai tantangan sebuah budaya harus tetap dilestarikan.

Selain itu menurutnya buku ilustrasi adalah media yang masih relevan untuk mengenalkan cerita-cerita wayang pada anak muda. “tetapi itu akan menjadi seperti komik online aja tapi secara prodak saya nggak tahu ya pasar kayak apa nanti tapi nalarnya kalau segala seni itu bisa digambarkan atau bisa disajikan dalam bentuk multimedia saya rasa akan lebih banyak penggemarnya, dan kalau buku untuk sekedar mempopulerkan ya oke.” tutup Pak Heri.

Dari wawancara yang sudah dilakukan, perancang kemudian membuat kesimpulan wawancara dalam bentuk poin seperti berikut:

(7)

51 a. Drupadi adalah putri Raja Drupada yang sangat cantik, berwibawa,

setia, tahan menderita, dan sempurna.

b. Drupadi mendapatkan karakter tangguh dari penderitaan yang sudah dilalui dari kesetiaannya.

c. Wayang patut dilestarikan selain karena sudah diakui dunia, wayang juga seni yang bernilai tinggi, di situ banyak seni yang terlibat, ada seni musik, seni tari, seni drama, politik, religius, budaya, dan sebagainya. d. Buku ilustrasi adalah media yang cukup baik untuk mempopulerkan

cerita wayang pada generasi muda.

3.1.2. Survei

Polland (1998) menyatakan bahwa survei adalah langkah sistematis untuk mendapatkan data dari responden mengenai sikap, kepercayaan, dan pendapat responden. Selain itu, menurut Michael (dalam Duli, 2019) “Pada umumnya, penelitian survei dilakukan untuk menggambarkan apa, dalam jumlah berapa dan dalam konteks apa?”.

Penulis mengumpulkan data melalui kuesioner dengan metode random sampling. Lalu menggunakan rumus Slovin dengan derajat ketelitian sebesar 0,1 untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung. n = sampel yang dibutuhkan, N = populasi, dan e = margin of error.

(8)

52 Dari rumus tersebut, perancang mendapat target sampel berjumlah 100 orang dari total 1.923.484 remaja menurut Badan Pusat Statistik. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari Selasa, 15 September 2020 untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan, kebiasaan, dan perspektif target perancangan terhadap media informasi dan Drupadi.

Target perancangan media informasi ini adalah remaja akhir yang berumur 17-25 tahun dan berada di Jabodetabek, karena menurut wawancara dengan seorang dalang, jika seseorang menetap dan tumbuh di daerah Jawa wayang adalah hal yang umum dan sudah pasti diketahui oleh remaja-remaja. Oleh karena itu target perancangannya adalah Jabodetabek. Berikut ini adalah hasil survei dengan jumlah responden yang terkumpul adalah 100 remaja:

Gambar 3. 3 Kuesioner 1

Hasil kuesioner menunjukan bahwa dari 100 responden, 43 responden merupakan golongan target perancangan dengan kategori dewasa awal berumur 21-25 tahun dan 57 responden lain merupakan remaja akhir berumur 17-20 tahun.

(9)

53

Gambar 3. 4 Kuesioner 2

Hasil kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar dari mereka mengetahui tentang kesenian tradisional wayang sedangkan 9% (N=9) tidak tahu.

Gambar 3. 5 Kuesioner 3

Hasil kuesioner menunjukan bahwa dari 100 responden, lebih dari setengah responden (N=54) memilih “tidak atau sulit mengerti bahasa yang digunakan dalang dalam pertunjukan wayang” sebagai permasalahan yang dihadapi saat melihat pertunjukan wayang.

(10)

54

Gambar 3. 6 Kuesioner 4

Dari 100 responden, 18% (N=18) sangat tertarik. 44% (N=44) tertarik. 33% (N=33 ) cukup tertarik dan 5% (N=5) tidak tertarik dengan kisah-kisah wayang.

tabel 3.1 Kuesioner 1

Pertanyaan Ya Tidak

Apakah kamu pernah mendengar mengenai Drupadi?

29.3% (N=24)

70.7% (N=58) Apakah kamu tahu jalan cerita

tokoh wayang Drupadi?

4.9% (N=4)

95.1% (N=78) Apakah kamu tahu pesan moral

dalam kisah Drupadi?

4.9% (N=4) 95.1% (N=78) tabel 3.2 Kuesioner 2 Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Saya ingin mengetahui lebih

dalam tentang drupadi

3.7% (N=3) 24.4% (N=20) 54.9% (N=45) 17.1% (N=14) Mengetahui tentang Drupadi

penting untuk menambah

4.9% (N=4) 17.1% (N=14) 54.97% (N=45) 23.2% (N=19)

(11)

55 wawasan saya akan kesenian

tradisional wayang

Dari survei yang telah dilakukan, penulis mendapat kesimpulan bahwa rata-rata remaja tahu tentang wayang dan sulit memahami Bahasa yang digunakan dalang saat menonton pertunjukan wayang. Selain itu, rata-rata remaja tidak mengetahui Drupadi dan ingin mengetahui Drupadi lebih dalam. Oleh karena itu dibutuhkan media informasi mengenai tokoh wayang Drupadi agar para remaja dapat mengetahui dan mengerti alur cerita Drupadi.

3.1.3. Studi Eksisting

Penulis melakukan studi eksisting untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk perancangan media informasi ini berupa konten teks, jalan cerita maupun visual mengenai drupadi dan buku-buku cerita adaptasi.

Buku pertama yang diobservasi oleh penulis adalah buku berjudul Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma untuk mengumpulkan informasi berupa konten teks dan jalan cerita Drupadi. Lalu untuk referensi warna media informasi cerita-cerita yang diadaptasi dari sebuah cerita rakyat, penulis mengobservasi buku berjudul Karya adalah doa untuk nusantara karya Yoga Adhitrisna.

(12)

56 3.1.3.1. Drupadi

Gambar 3. 7 Buku Drupadi

Drupadi adalah sebuah novel dari Seno Gumira Ajidarma yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2017. Novel ini terdiri dari 132 halaman dan 10 bab. Bisa dibilang novel ini adalah cerita Mahabharata dari perspektif seorang Dewi Drupadi.

Isi novel ini mengisahkan Dewi Drupadi dari ia lahir sampai tua dan meninggal, selain itu dalam novel ini juga terdapat penggambaran masalah yang dihadapi oleh seorang Drupadi dan bagaimana ia bisa mendapatkan kembali apa yang menjadi haknya.

(13)

57 Kata-kata yang digunakan Seno dalam menyajikan novel ini sederhana dan mudah dipahami. Terdapat berberapa ilustrasi sederhana yang tidak berwarna (hanya outline) dan jumlahnya sangat sedikit dalam buku Drupadi, menurut saya ilustrasi ini seperti hanya hiasan dan pelengkap novel tanpa ada maksud atau tujuan tertentu.

Kesimpulannya adalah buku ini disajikan oleh Seno dengan singkat dan padat, padahal jika ingin dikaji lebih dalam cerita pewayangan sangatlah panjang oleh karena itu biasanya pagelaran wayang berlangsung semalam suntuk. Selain itu buku ini hanya fokus kepada tokoh Drupadi, bukan Pandawa, bukan Srikandi atau yang lainnya, jadi buku ini sangat cocok untuk dijadikan acuan dalam membuat konten perancangan media informasi yang penulis rancang.

3.1.3.2. Karya Adalah Doa Untuk Nusantara

Gambar 3. 8 Cover buku karya adalah doa untuk nusantara

(https://ebooks.gramedia.com/ebookcovers/46244/image_highres/ID_KDN2019MTH02K DN.jpg, 2019)

(14)

58

Gambar 3. 9 Isi buku karya adalah doa untuk nusantara

(https://pbs.twimg.com/media/D3R2Ze8UEAE3xiv?format=jpg&name=900x900, 2019)

Buku kedua berjudul Karya adalah doa untuk nusantara karya Yoga Adhitrisna yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2019, buku ini terdiri dari 240 halaman dan 14 bab. Penulis mengobservasi salah satu bab berisikan cerita wayang yang berjudul Menembus Batas.

Dari segi visual, cerita ini menggunakan jenis ilustrasi cerita bergambar karena terlihat jelas bahwa ilustrasi disini lebih dominan daripada teks, bisa dikatakan isi dari bab itu adalah gambar yang diberi teks, tujuannya adalah menggambarkan kejadian atau peristiwa-peristiwa penting dalam setiap cerita.

Pewarnaan pada ilustrasinya adalah full color, bisa juga hitam-putih tergantung pada mood atau suasana yang sedang diceritakan atau ingin disampaikan. Buku ini menggunakan font sanserif dan layout teks mengisi kekosongan ilustrasi, atau bisa juga rata kiri/kanan.

(15)

59 3.1.4. Observasi Referensi Media Informasi

Sebagai acuan dalam membuat media informasi, penulis melakukan observasi referensi buku ilustrasi sebagai contoh. Referensi buku yang diobservasi adalah The Ladybird Book of The Hipster sebagai referensi layout/tata letak ilustrasi dalam buku.

3.1.4.1. The Ladybird Book of The Hipster

(16)

60 Buku berjudul The Ladybird Book of The Hipster ini terdiri dari 56 halaman. Buku ini menggunakan jenis ilustrasi naturalis dengan warna dan proporsi yang realistik, setiap halaman terdapat teks dan ilustrasi. Buku ini menggunakan font sanserif.

Perancang menggunakan metode analisis SWOT menurut teori Pearce & Robinson (2009) untuk menganalisis buku The Ladybird Book of The Hipster. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Strength

- Penggunaan ilustrasi yang realistik dapat mempermudah pembaca untuk memahami apa yang ingin disampaikan penulis tanpa harus menerka-nerka dan menasfirkan sendiri.

- Penempatan teks pada buku tidak terlalu padat, isi teks juga singkat dan mudah dipahami.

- Tiap teks atau halaman mempunyai ilustrasi sendiri sehingga pembaca dapat menikmati cerita dan ilustrasi bersamaan.

b. Weakness

- Pemilihan warna pada buku ini terlihat jadul (zaman dulu), tidak sesuai dengan generasi muda.

c. Opportunities

- Buku ini akan menarik untuk orang yang ingin mengetahui bagaimana gambaran dunia orang dewasa dan masalahnya.

(17)

61 - Banyak buku cerita yang gaya ilustrasinya lebih menarik, modern

dan cocok dengan generasi muda. Metodologi Perancangan

Dalam perancangan media informasi, peneliti menggunakan proses yang digunakan Male (2007) dan Guan (2012) untuk perancangan buku dan ilustrasi.

3.2.1. Metodologi Perancangan Buku

Guan (2012) dalam bukunya yang berjudul Book Design menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan dalam mendesain buku, diantaranya adalah:

3.2.1.1. Gridding

Dalam tahap merancang buku, grid adalah kerangka yang utama dikarenakan fungsinya yang dapat membentuk komposisi dalam setiap elemen desain (hlm. 30).

3.2.1.2. Memilih font

Font sangat penting karena dapat mempengaruhi kenyamanan pembaca dalam membaca buku, selain itu juga font dapat mendukung emosi atau suasana terhadap buku.

3.2.1.3. Menentukan Warna

Pemilihan warna dalam mendesain buku sangat penting karena dengan memilih warna yang sesuai dengan mood cerita akan menentukan ciri khas dari buku tersebut, selain itu juga warna dapat memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suasana dalam cerita.

(18)

62 3.2.1.4. Merancang Tata Letak

Penempatan teks dan ilustrasi dalam layout dibantu dengan grid sehingga dapat membentuk komposisi tata letak yang baik, yang dapat memberikan kesan terstruktur, rapih dan bersih pada buku.

3.2.2. Metode Perancangan Ilustrasi

Male (2007) dalam bukunya yang berjudul Illustration: A Theoretical and Contextual Perspective menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan dalam membuat ilustrasi, diantaranya adalah (hlm. 26):

3.2.2.1. Conceptual Design

Dalam tahap ini peneliti melakukan brainstorming dan mind mapping, hasil dari proses kreatif yang telah dikumpulkan kemudian dievaluasi sehingga membentuk sebuah ide dan konsep yang sesuai.

3.2.2.2. Research

Lalu peneliti melakukan tahap analisis terkait informasi/data yang dibutuhkan untuk kebutuhan ilustrasi.

3.2.2.3. Drawing

Terakhir, peneliti melakukan tahap menggambar dari referensi dan analisis yang telah dilakukan untuk mengembangkan ide visual dari persepsi pribadi.

Gambar

Gambar 3. 1 Wawancara dengan Pak Iskandar
Gambar 3. 2 Wawancara dengan Pak Heri
Gambar 3. 5 Kuesioner 3
tabel 3.1 Kuesioner 1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apakah memang penggunaan media sosial di kalangan para pemuda tani dapat menjadi subsitusi atau hanya komplementer bagi saluran komunikasi politik berbasis

Tingkat risiko yang berpengaruh terhadap usahatani jeruk nipis yaitu risiko produksi dan risiko pasar memiliki nilai berturut turut (43,9%) dan (33,5%). Strategi alternatif

Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas delapan fakultas yang terdiri dari sejumlah jurusan yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah secara profesional

Nilai R Square menginformasikan bahwa koefisien determinasi yang didapat dari hasil pengolahan yang terlihat pada Tabel 4.17 sebesar 0,597 yang mengindikasikan bahwa sebesar

1) Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang melalui SKPD penanggung jawab kegiatan, dalam hal ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas)

Apakah kenaikan harga BBM bersubsidi akan mempengaruhi jumlah pemakaian bahan bakar untuk usaha jasa Anda.. Apakah Anda akan mengurangi frekuensi pembelian bahan bakar

Berdasarkan hasil identifikasi dan pengamatan yang dilakukan di Kawasan Tanjung Bila Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas ditemukan 8 spesies penyusun hutan

Beberapa masalah yang akan diungkap melalui kajian dan penelitian ini antara lain (1) profil perempuan pedagang sayur di pasar tradisional Gabus Jatinom di