• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenal Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengenal Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Mengenal Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik

Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hydro yang mempunyai arti air dan juga ponos yang mempunyai arti daya. Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam dengan pemberian nutrisi pada tanaman dengan menggunakan air tanpa menggunakan media tanah.

Saat ini pertanian menggunakan hidroponik telah diterapkan secara luas dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional, yaitu mengurangi risiko atau masalah budidaya yang berhubungan dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di tanah. Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan proses penyiangan dan pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya. Selanjutnya, proses budidaya dilakukan dalam kondisi lebih bersih tanpa menggunakan pupuk kotoran hewan.

Faktor-faktor pembatas dalam budidaya di lahan, seperti suhu, kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dengan menggunakan metode hidroponik (Al-Khodmany, 2018).

Menanam dengan cara hidroponik tentu memiliki beberapa kelebuhan dan kekurangan.

Berikut ini kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan Sistem Hidroponik 1. Cukup Mudah dan Praktis

Menanam dengan sistem hidroponik akan lebih mudah dan praktis. Tidak perlu cacing atau sejenisnya untuk menggemburkan tanah. Namun, dapat mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.

2. Hemat Lahan

Dibanding dengan menanam biasanya yang membutuhkan lahan tanah yang luas.

Menanam dengan hidroponik dapat dilakukan dihalaman rumah.

3. Bebas Hama

(2)

Bertanam sistem hidroponik seperti sayur maupun buah, tidak mudah terserang hama dan penyakit. Terutama, untuk sayuran akan tumbuh lebih sehat dan bersih.

Hal ini disebabkan menanam dengan hidroponik tidak menggunakan pestisida.

4. Hasil Panen Banyak

Dengan lahan yang minim, menanam dengan sistem hidroponik akan menghasilkan panen yang cukup banyak, karna instalasi hidroponik, dapat dibuat bertingkat, sehingga lebih banyak menampung tanaman.

Kekurangan Sistem Hidroponik

1. Modal Cukup Besar

Menanam dengan sistem Hidroponik membutuhkan modal yang cukup besar, terutama waktu pertama kali, memulai menanam, terutama dalam skala yang besar.

Adapun beberapa peralatan yang dibutuhkan, yakni ; pipa, selang, pompa akuarium, dan set bor untuk pembuatan proses instalasi.

2. Perlengkapan Sulit Diperoleh

Bahan dan alat dalam system hidroponik masih cukup langka. Tidak semua toko pertanian menjual alat dan bahan untuk menanam dengan sistem hidroponik. Hanya dibeberapa toko khusus saja yang menjual perlengkapan alat dan bahan tersebut..

3. Ketelitian Ekstra

Butuh ketelitian ekstra dalam budidaya sistem hidroponik. Kita harus mengontrol nutrisi berserta tingkat keasaaman PH pada tanaman secara berkala serta perhitungan pemberian nutrisi. Tentunya ini untuk menghasilkan produksi yang lebih berkualitas.

4. Keterampilan Khusus

Selain ketelitian yang ekstra, menanam sistem hidroponik membutuhkan keterampilan khusus, seperti keterampilan menanam, membibit, menyemai hingga perawatannnya.

(3)

Beberapa Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam dengan sistem Hidroponik.

Media Tanam Hidroponik

Pemilihan media tumbuh dalam sistem hidroponik harus memenuhi persyaratan ketersediaan air dan udara untuk pertumbuhan tanaman. Media tumbuh yang ideal untuk system hidroponik antara lain, dapat menopang pertumbuhan tanaman, memiliki pori untuk aerasi, tidak menyumbat instalasi, dan tidak mempengaruhi larutan nutrisi.

Media tidak berfungsi menyediakan nutrisi dan harus bersifat lembam (Orsini, F. et al, 2012).

Media tanam selain tanah yang dapat digunakan antara lain : air, busa, kerikil, rockwool, pasir, serbuk gergaji, gambut, sabut kelapa, perlit, batu apung, kulit kacang, poliester, atau vermikulit (Resh, H.M., 2013). Karakteristik media yang baik dalam Munos, 2010 antara lain ukuran partikel antara 2 – 7 mm, mampu mempertahankan kelembaban dan mengeluarkan kelebihan air, tidak mudah terdegradasi dan terurai, bebas dari mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan manusia atau tanaman, tidak terkontaminasi dengan limbah industri, mudah diperoleh dan dipindahkan. Media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan hara, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam. Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional (Purbajanti, 2017). Ada media tanam yang dibutuhkan sebagai penyangga atau tempat tanaman tersebut tumbuh. Berikut beberapa alternatif media tanam selain air antara lain adalah:

1. Rockwool

Rockwoll ; media tanam sistem hidroponik yang populer digunakan pada saat ini, baik skala rumahan maupun industri. Media tanam ini bersifat ramah lingkungan, terbuat dari kombinasi batu-batuan basalt, batu bara, dan juga batu kapur yang telah dipanaskan di suhu 1.600 derajat celcius. Kemudian, setelah dingin kumpulan serat ini dipotong menyesuaikan kebutuhan.

(4)

2. Expanded Clay (Hidroton)

Expanded clay atau hidroton; adalah produk dari tanah liat yang termasuk media tanam sistem hidroponik. Hidroton didapat dari proses pemanasan pada suhu lebih dari 1000 derajat C. Expanded Clay dianggap sebagai media tanam praktis dan mudah diimplementasikan. Bentuk seperti bulatan-bulatan lempung yang berukuran kecil bagai kelereng. Hidroton sebagai media tanam mempunyai banyak kelebihan untuk membudidaya tanaman secara hidroponik seperti kemampuannya menyimpan kandungan air bersih dengan baik, pH netral, stabil, serta memiliki aerasi yang terbilang sempurna.

3. Hidrogel

Hidrogel; merupakan media tanam yang terbuat kristal polimer dengan kemampuan serap yang cukup tinggi. Biasanya hidrogel digunakan untuk tanaman hias. Warna yang bervariasi juga menambah kemenarikan dari tanaman hias Anda.

.

.4. Zeolit

(5)

Zeolit ; media tanam ini merupakan mineral kristal silika alumina terhidrasi yang mengandung kation-kation alkali. Sifat dari zeolite, yakni penukar ion dan memiliki aktivitas katalis tinggi. Hal inilah yang membuat zeolit cocok untuk hidroponik.

5. Perlit

Perlit; terbuat dari batuan silika yang dipanaskan, kelebihannya yakni kemampuan yang baik dalam menyimpan nutrisi dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

6. Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat)

Cocopeat; tergolong media tanam organik. Media tanam hidroponik ini diklaim mempunyai daya tampung air yang banyak hingga 73% atau 6 hingga 9 kali lipat dari volume aslinya.

(6)

LARUTAN NUTRISI

Nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sistem hidroponik, terdiri dari 13 unsur, diklasifikasikan sebagai makronutrien (diperlukan dalam jumlah yang lebih besar) seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S) dan mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit), seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Zinc (Zn), Molibdenum (Mo) dan Klor (Cl). Sedangkan unsur Karbon (C) dan Oksigen (O) adalah terdapat di atmosfer dan Hidrogen (H) dipasok oleh air (Orsini, F. et al, 2012).

Bahan baku pupuk untuk sistem hidroponik berupa garam anorganik atau garam kimia yang dapat dibeli di toko kimia atau toko pertanian. Nutrisi hidroponik biasanya menggunakan konsep formulasi AB mix.

Adapun proses membuat larutan, sebagai berikut : Membuat larutan A;

- Siapkan kemasan AB mix yang hendak dilarut, dua buah ember atau wadah penampung air dan tempat penyimpanan hasil larutan, bisa ember yang ada tutupnya atau jerigen.

- Isi ember pertama dengan air 5 liter. Buka kemasan larutan A, yang berisi butiran nutrisi dan satu kemasan kecil berisi serbuk di dalamnya. Masukkan butiran-butiran

(7)

ini ke dalam air kemudian diaduk dengan gayung atau kayu hingga terlarut semua. - Simpan hasilnya dalam jerigen yang sudah dibersihkan

Membuat larutan B;

- Sebanyak 5 liter air bersih dituangkan dalam ember, kemudian kemasan B berikut bungkusan kecil di dalamnya dibuka dan isinya dituang ke ke dalam ember.

- Aduk hingga rata. Hasilnya disimpan dalam jerigen yang kedua. Larutan nutrisi yang telah dibuat tadi masih bersifat pekat. Pemakaian larutan AB mix.

- Untuk AB mix model ini, 5 ml larutan A dan 5 ml larutan B dicampurkan lagi ke dalam 1 liter air kemudian diaduk rata. Larutan encer ini siap digunakan untuk nutrisi hidroponik yang ditanam. Untuk membuat 10 liter larutan siap pakai berarti diperlukan 50 ml larutan pekat A dan 50 ml larutan pekat B, demikian seterusnya setiap liter yang diperlukan dikalikan 5

. - Dari 5 liter larutan pekatan A dan B ini dapat diperoleh sebanyak 1000 liter larutan hidroponik siap pakai. Tentunya tidak semua harus langsung dilarutkan, namun disesuaikan dengan kebutuhan.

Pemeliharaan Tanaman

1. Pengukuran pH dan Nutrisi pH penting diketahui untuk mengatur serapan unsur hara tanaman agar tidak terjadi defisiensi. Kadar nutrisi dalam larutan dapat diukur dengan TDS (Total Dissolved Solids) atau PPM (Parts Per Millions). Hasil pengukuran menunjukkan nilai EC larutan yang sangat menentukan kecepatan metabolisme tanaman yaitu jika nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama yang sering menyerang tanaman hidroponik adalah kutu putih, kutu Aphid, siput, lalat pengorok daun dan semut.

Jenis penyakit pada tanaman hidroponik umumnya sama dengan tanaman yang dibudidayakan di tanah. Penyebab penyakit disebabkan oleh jamur, bakteri dan

(8)

virus yang ditularkan melalui vektor serangga ataupun penggunaan alat-alat tanam yang terkontaminasi. Gulma bukan merupakan masalah karena teknik hidroponik meminimalisir tumbuhnya gulma.

3. Penyulaman

Penyulaman tanaman dapat dilakukan pada umur tanaman 15 HST

4. Pengontrolan instalasi Sistem pompa dan selang/pipa ; sangat penting pada pertumbuhan tanaman, terutama ketersediaan Listrik dan air.

5. Panen dan Pasca Panen; masing-masing komoditas sangat penting diperhatikan karena memiliki umur panen dan perlakuan panen yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik budidaya green butterhead secara hidroponik sistem NFT dengan media tanam rockwool yang dilakukan yakni dimulai dari pemilihan lokasi, pembersihan instalasi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran kemampuan awal peserta mengenai teknik budidaya sayuran hidroponik dengan kuisioner, penyuluhan tentang budidaya sayuran dengan

Budidaya dengan sistem hidroponik umumnya fokus pada kebutuhan air dan sumber hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan umur tanaman untuk menghasilkan hasil panen

Tujuan dari kegiatan penerapan teknik budidaya sayuran dengan sistem hidroponik NFT yang mudah dan murah adalah meningkatkan pengetahuan warga mengenai budidaya sayuran dengan

Teknik budidaya green butterhead secara hidroponik sistem NFT dengan media tanam rockwool yang dilakukan yakni dimulai dari pemilihan lokasi, pembersihan instalasi

Sosialisai yang dilakukan kepada masyarakat mengenai sistem tanam hidroponik secara sederhana berjalan dengan baik, setelah rak-rak hidroponik dibuat dengan menggunakan bahan seperti