1
`BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Khususnya batu bara, minyak bumi dan gas bumi yang merupakan sumber energi industri saat ini, sebagian besar sektor industri menggunakan energi ini untuk berproduksi.
Potensi alam Indonesia yang kaya akan sumber daya mineral serta dukungan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif menunjukan terbukanya pertumbuhan perusahaan yang bergerak pada sektor ini. Namun, sifat dan karakteristik industri pertambangan yang memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi, menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan, terutama pada perusahaan publik.
Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) mengelompokan sektor pertambangan dalam lima sub sektor, yaitu:
1. Pertambangan batu bara (coal mining)
2. Pertambangan minyak dan gas bumi (crude petroleum and natural gas)
3. Pertambangan logam dan mineral lainnya (metal and mineral mining)
4. Pertambangan batu-batuan (stone quarrying) 5. Pertambangan lainnya (others mining)
Dalam penelitian ini sub sektor yang diteliti adalah sub sektor batu bara dan sub sektor minyak dan gas bumi. Sub sektor ini merupakan sektor yang menyediakan energi dan dibutuhkan oleh sebagian besar industri untuk beroperasi. Tentunya sektor ini memiliki volume dan nilai transaksi yang
2
tinggi tiap tahunnya serta menjadi penggerak pasar di tengah-tengah melemahnya saham-saham unggulan BEI yang dikarenakan tidak stabilnya ekonomi dunia belakangan ini.
Perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada sub sektor batu bara dan sub sektor minyak dan gas bumi sebanyak 15 perusahaan. Daftar perusahaan tersebut akan di uraikan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 sesuai dengan sub sektornya.
Tabel 1.1
Sub Sektor Pertambangan Batu Bara
Kode Perusahaan
ADRO Adaro Energy Tbk.
ATPK ATPK Resources Tbk.
BUMI Bumi Resources Tbk.
BYAN Bayan Resources Tbk.
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
KKGI Resources Alam Indonesia Tbk.
PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk.
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
PTRO Petrosea Tbk.
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.2
Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Kode Perusahaan
ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.
BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk.
ELSA Elnusa Tbk.
ENRG Energi Mega Persada Tbk.
MEDC Medco Energi International Tbk.
RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
Sumber : www.idx.co.id
3 1.2 Latar Belakang Penelitian
Sub sektor batu bara, minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor industri yang sangat dipengaruhi keadaan ekonomi global. Perubahan harga pasar di dunia akan berakibat besar terhadap investasi di sektor ini.
Relatif tingginya harga pasar dunia akan menimbulkan kekhawatiran investor terhadap tingkat inflasi global. Tingkat inflasi tersebut dikhawatirkan mengurangi daya beli perusahaan terhadap batu bara, minyak dan gas bumi.
Hal tersebut menambah ketakutan investor untuk menginvestasikan modalnya di sektor ini mengingat investasi pada sektor pertambangan memiliki resiko yang besar dan berjangka waktu panjang.
Dengan kondisi ekonomi global yang fluktuatif membuat sektor ini menarik untuk diteliti. Karena perubahan yang terjadi pada kondisi ekonomi global akan memiliki pengaruh juga terhadap tingkat investasi dan berpengaruh juga terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan pada sektor ini.
Dalam akuntansi terdapat persamaan dasar : Assets = Liabilities + Owner’s Equity (Warren et al,. 2009:11). Persamaan ini menjelaskan bahwa dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan memiliki sumber daya (assets) yang berasal dari sumber dana eksternal (liabilities) dan sumber dana internal (owner’s equity) yang mana komposisi pendanaan eksternal dan internal tersebut akan membentuk struktur modal perusahaan.
Menurut Gitman (2008:488), definisi struktur modal adalah sebagai berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.
Ada dua macam tipe modal menurut Gitman (2008) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan
4
struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
Ada tiga teori mengenai capital structure, yaitu Modigliani & Miler theory (M&M), trade-off theory (TOT) atau terkadang disebut juga balancing theory dan pecking order theory (POT). Teori M&M adalah teori pertama tentang capital structure, teori ini menjelaskan bahwa perusahaan yang dibiayai oleh seluruh hutang adalah optimal. Teori ini pun memiliki kekurangan yaitu teori ini hanya berlaku saat kondisi pasar adalah persaingan sempurna. Setelah itu muncul teori trade-off dan pecking order untuk menyempurnakan teori M&M tersebut.
Trade-off theory (TOT) sangat berkaitan dengan dua konsep biaya agency cost dan financial distress. Tujuan penting dari teori ini adalah menjelaskan bahwa perusahaan dibiayai oleh sebagian hutang dan sebagian modal pemilik.
Financial distress adalah suatu kondisi dimana ketika kewajiban kepada pemegang hutang sulit atau bahkan tidak bisa dibayarkan. Jika perusahaan terus gagal dalam melakukan pembayaran kepada pemegang hutang dinyatakan bangkrut. Kemungkinan financial distress meningkat ketika perusahaan memiliki fixed cost tinggi, asset yang tidak likuid, atau revenue yang sensitif terhadap kemerosotan ekonomi.
Agency cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh entitas yang berhubungan dengan masalah seperti perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham dan information asymmetry. Agency cost terbagi menjadi dua yaitu agency cost of equity dan agency cost of debt.
Agency cost of equity adalah biaya yang dikeluarkan karena adanya keputusan manajemen yang tidak optimal dan biaya pengawasan pemegang saham terhadap keputusan manajemen. Agency cost of debt adalah biaya resiko atas hutang yang tidak dapat dikembalikan dan biaya pengawasan
5
terhadap keputusan manajemen untuk menghindari resiko hutang yang tidak dapat dikembalikan.
Gambar 1.1
Agency Cost dan Financial Distress
Sumber: Darminto dan Manurung (2008)
Komposisi dari agency cost of equity dan agency cost of debt pada suatu titik akan menciptakan total cost yang paling rendah yang menyebabkan nilai perusahaan ada pada tingkat yang optimal terlihat pada Gambar 1.1. Hal ini tentu saja mendukung trade-off theory yang mengatakan bahwa perusahaan dibiayai oleh sebagian hutang dan sebagian modal pemilik.
Hipotesa lain dikenal dengan pecking order theory (POT) menyarankan bahwa keputusan financing dimulai menggunakan uang yang paling tidak beresiko, di mana sumber pendanaan dari dalam perusahaan (internal financing) seperti retained earning lebih didahulukan daripada sumber pendanaan eksternal (external financing). Apabila pendanaan dari retained earning tidak mencukupi maka sumber pendanaan eksternal dapat
6
digunakan, pinjaman (debt) lebih diutamakan daripada pendanaan dengan tambahan modal dari pemegang saham baru (external equity).
Pengujian terhadap kedua teori ini telah banyak dilakukan, seperti penelitian oleh Happyani (2009) yang meneliti sektor pertambangan, properti, dan manufaktur yang hasilnya sektor pertambangan dan manufaktur konsisten terhadap teori trade-off dan sektor property konsisten terhadap teori pecking order. Penelitian lainnya dilakukan oleh Swinnen, et. al (2004) meneliti keputusan pembiayaan perusahaan kecil dan menengah di Belgia yang menyatakan bahwa perusahaan kecil dan menengah di Belgia konsisten terhadap teori pecking order.
Berbagai teori capital structure menjelaskan bagaimana faktor-faktor determinan mempengaruhi tingkat leverage suatu perusahaan. Menurut Harris dan Raviv (1991) faktor-faktor determinan capital structure yang telah menjadi konsensus para ahli meliputi besarnya fixed tangible assets yang dapat dijadikan jaminan (collateral), non-debt tax shield yaitu besarnya biaya yang mendatangkan keuntungan pajak bagi perusahaan selain biaya bunga, besarnya peluang investasi atau tingkat pertumbuhan perusahaan (growth), besarnya ukuran (size) perusahaan, tingkat profitabilitas, volatilitas dari pendapatan, besarnya pengeluaran biaya advertensi, dan keunikan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam hal ini penulis hanya mengambil lima faktor saja menurut data yang dapat diambil dari laporan keuangan perusahaan, yaitu fixed tangible assets, non-debt tax shield, growth, size, dan profitabilitas.
Sebagai variabel dependen pengganti struktur modal menggunakan leverage. Leverage adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk melipatgandakan keuntungan ataupun kerugiannya (Brigham dan Houston, 2009).
7
Seperti hasil yang telah dihitung pada PT. Adaro Energy Tbk.
ditahun 2007 terdapat hasil sebagai berikut; fixed tangible assets bernilai 0,1742, non-debt tax shield bernilai 0,6059, growth bernilai 0,1008, size bernilai 13,2575, profitabilitas bernilai 0,1533, serta leverage bernilai 5,5705.
Untuk berbagai alasan PT. Adaro Energy Tbk. pada tahun 2007 lebih konsisten terhadap trade-off theory. Namun untuk mengetahui teori yang konsisten terhadap sektor ini dilihat dari koefisien regresi yang cenderung menambah proporsi hutang atau mengurangi proporsi hutang.
Atas dasar latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis melakukan penelitan dengan judul “Identifikasi Capital Structure Menggunakan Teori Trade-off dan Teori Pecking Order Pada Sektor Pertambangan Batu Bara, Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2007-2011”
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah fixed tangible assets, non-debt tax shield, growth, size, dan profitabilitas mempengaruhi tingkat perubahan leverage secara simultan pada sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2011?
2. Apakah fixed tangible assets, non-debt tax shield, growth, size, dan profitabilitas mempengaruhi tingkat perubahan leverage secara parsial pada sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2011?
8
3. Bagaimana implementasi teori trade-off dan teori pecking order terhadap tingkat perubahan leverage pada sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007- 2011?
1.4 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menguji apakah fixed tangible assets, non-debt tax shield, growth, size, dan profitabilitas mempengaruhi tingkat perubahan leverage secara simultan.
2. Menguji apakah fixed tangible assets, non-debt tax shield, growth, size, dan profitabilitas mempengaruhi tingkat perubahan leverage secara parsial.
3. Mengetahui implementasi teori trade-off dan teori pecking order terhadap tingkat perubahan leverage pada sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007- 2011.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Penulis
Penelitian ini dapat mengalokasikan ilmu atau teori yang telah dipelajari dan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai identifikasi capital structure menggunakan teori trade-off dan teori pecking order kepada perusahaan publik di Indonesia khususnya perusahaan sektor batu bara, minyak dan gas bumi.
9 2. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat khususnya bagi perusahaan pada sektor batu bara, minyak dan gas bumi di Indonesia, mengenai struktur modal atau capital structure yang diimplementasikan pada teori trade-off dan teori pecking order baik diimplementasikan masing-masing maupun yang secara bersamaan.
3. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk mengambil keputusan menanamkan investasinya.
4. Pembaca
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak pembaca untuk menambah literatur, wawasan dan bahan kajian khususnya mengenai topik-topik seputar capital structure dan faktor- faktor yang mempengaruhi capital structure pada sektor batu bara, minyak dan gas bumi di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang tinjauan terhadap objek studi, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka ini berisi tentang teori yang digunakan untuk menganalisis sehingga hasilnya dapat membuktikan hipotesis yang penulis ajukan.
10 BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi obyek penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel serta metode analisis dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan deskriptif obyek penelitian dan analisisnya yang hasilnya penulis sajikan untuk mengambil kesimpulan dan memberikan masukan sebagai saran-saran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan hasil analisa data serta berisi juga saran-saran yang dianggap perlu dan berguna bagi penelitian ini.