Analisa data yang dilakukan berdasar data yang telah terkumpul pada bab IV adalah sebagai berikut:
5.1. Menghubungkan Visi, Misi, dan Strategi.
Visi, misi, dan strategi diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, perusahaan menyusun strategi. Strategi adalah hal-hal yang akan dilakukan pihak perusahaan untuk mencapai visi dan misinya. Oleh karena itu, setiap pihak-pihak dalam perusahaan
mulai dari level bawah sampai atas harus terlibat dan mendukung pelaksanaan strategi agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
PT "X" mempunyai visi, yaitu menjadikan PT "X" sebagai suatu perusahaan yang menyediakan produk yang sangat disukai di pasarnya, sementara tetap mempertahankan agar keuntungan perusahaan semakin meningkat sepanjang tahun.
Sehubungan dengan visinya di atas, perusahaan mempunyai misi, yaitu:
meningkatkan kualitas produk, jumlah produk baru, dan pengiriman produk yang tepat waktu secara berkelanjutan setnentara tetap meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Sedangkan strategi yang dilaksanakan oleh PT "X" untuk melaksanakan visi dan misinya adalah sebagai berikut:
1. Menjadi perusahaan yang membuat produk yang berkualitas standar internasional dengan cara memperhatikan proses pembuatan produknya.
2. Menjadi perusahaan yang pertama kalinya tnemperkenalkan produknya di pasarnya. Pasar yang dimaksud di sini adalah pasar untuk produk imitasi.
3. Melakukan penerobosan pasar secara lebih intensif dengan mengembangkan jaringan atau membuka cabang-cabang di seluruh Indonesia sementara tetap
mempertahankan biaya operasional perusahaan tetap rendah.
5.2. Menerjemahkan Visi, Misi, dan Strategi ke dalam Tujuan Strategis dan Ukuran Kinerja.
Dalam mengidentifikasi tujuan strategis dari tiap perspektif dalam Balanced Scorecard dilakukan dengan wawancara, di mana tujuan strategis tersebut harus sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan. Selanjutnya dari tiap tujuan strategis tiap perspektif, dicari ukuran kinerja yang sesuai dengan tujuan strategis tiap perspektif. Dalam menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat tujuan dan ukuran kinerja dapat digunakan 3
cara sebagai berikut:
1. Cause and effects relationship (hubungan sebab akibat).
2. Performance drivers.
3. Linkage tofmancial.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan gabungan antara cara pertama dan ketiga, yaitu: hubungan sebab akibat antara tujuan strategis/ukuran kinerja yang ada dengan arah menuju muara tujuan strategis dengan arah hubungan menuju perspektif finansial/keuangan karena perusahaan ini mempunyai muara tujuan pada perspektif keuangan maka arah hubungan berakhir pada perspektif keuangan. Hubungan sebab akibat antara tujuan strategis/ukuran kinerja dapat
dilihat pada Gambar 5.1.
5.3. Analisa Perencanaan Strategis untuk Tiap-tiap Perspektif.
Adapun analisa perencanaan strategis untuk tiap perspektif dibuat berdasarkan hubungan sebab akibat yang telah dibuat sebelumnya pada gambar
5.1. dan analisa tersebut adalah sebagai berikut:
5.3.1. PerspektifFinansial
Ditinjau dari posisi perusahaan pada siklus hidup bisnis, PT "X" berada pada tahap bertumbuh karena perusahaan ini berusaha meningkatkan pendapatan dengan berusaha meningkatkan penj ualannya.
Analisa perencanaan strategis untuk perspektif fmansial adalah sebagai berikut:
Tujuan strategis perspektif finansial dari perusahaan ini adalah
meningkatkan pendapatarii Peningkatan pendapatan yang diperoleh sehubungan
Gambar 5.1. Cause am/ Effects Relationship
dengan adanya usaha untuk meningkatkan penjualan. PT "X" menggunakan ukuran untuk peningkatan pendapatan, yaitu rasio profitabilitas.
• Ukuran hasil
Adapun tolak ukur yang digunakan untuk mengukur peningkatan laba adalah sebagai berikut:
1. Rasio GPM (Gross Profit Margin)
GPM adalah keuntungan kotor tiap rupiah penjualan. Rasio GPM diperoleh dengan membagi keuntungan kotor dengan penjualan bersih. Rasio ini memberi gambaran tentang keuntungan perusahaan sehubungan dengan penjualan setelah dikurangi HPP. Semakin besar tiilai GPM maka semakin besar laba kotor yang diterima pemsahaan. Hasil perhitungan GPM dapat
dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Perhitungan GPM
Tahun
2000 2001
Penjualan bersih (m) Rp. 2.734.309.797 Rp. 3.265.322.160
HPP (n)
Rp. 2.296.860.369,50 Rp. 2.693.487.725,60
GPM [{(m-n)/m}xJ00]
16 % 17,51 %
Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa rasio GPM pada tahun 2000 sebesar 16% berarti laba kotor adalah sebesar 16 % dari penjualan bersih.
Pada tahun 2001, nilai rasio GPM sebesar 17,51 %. Berarti dari tahun 2000 ke 2001 terjadi kenaikan nilai rasio GPM sebesar 1,51 % yang berarti penjualan naik lebih banyak dibandingkan kenaikan HPP sehingga semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan.
2. Rasio OPM (Operating Proftt Margin)
Ukuran hasil OPM memmjukkan perbandingan antara laba operasi dengan
penjualanbersih. Hasil perhitungan OPM dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Perhitungan OPM
Tahun
2000 2001
Laba operasi (m)
Rp. 112.378.030,64 Rp. 123.725 980,05
Penjualan bersih (n)
Rp. 2.734.309.797 Rp. 3.265.322.160
OPM {(m/n)xl00}
4 , 1 1 % 3,79 %
Rasio ini menggambarkan keuntungan murni yang diterima perusahaan atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio OPM, semakin baik operasi perusahaan karena rasio OPM mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasinya. Rasio OPM sebesar 4,11 % pada tahun 2000 berarti laba operasi perusahaan sebesar 4,11 % dari penjualan. Pada tahun 2000 ke tahun 2001 terjadi penurunan nilai OPM dari 4,11 % ke 3,79 % dan penurunannya sebesar 0,32 %.
Penurunan ini disebabkan karena peningkatan biaya operasional perasahaan lebih besar daripada peningkatan penjualan.
3. Rasio NPM {Net Profit Margiri)
Rasio NPM dihitung dari laba bersih setelah pajak dibagi penjualan bersih.
Rasio NPM memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan setelah memperhatikan semua pengeluaran biaya dan pajak pendapatan. "NPM adalah rasio antara laba bersih, yaitu: penjualan. setelah dikurangi seluruh expenses termasuk pajak terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi nilai NPM, semakin baik karena berarti laba bersih yang diterima oleh perusahaan terhadap penjualan semakin besar. Hasil perhitungan NPM dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Perhitungan NPM
Tahun
2000 2001
Laba bersih setelah pajak (m)
Rp. 88.676.310,20 Rp. 104.685.638,97
Penjualan bersih (n)
Rp. 2.734.309.797 Rp. 3.265.322.160
NPMUmAi)xl00}
3,24 % 3,21 %
Rasio NPM sebesar 3,24 % pada tahun 2000 berarti bahwa laba bersih
setelah pajak yang dicapai perusahaan adalah sebesar 3,24 %. Pada tahun
2000 ke tahun 2001 terjadi penurunan rasio NPM sebesar 0,03 % dari 3,24
% pada tahun 2000 menjadi 3,21 % pada tahun 2001. Adapun faktor- faktor yang berpengaruh terhadap besarnya NPM adalah HPP, biaya operasional, dan pajak. Hasil perhitungan rasio perbandingan faktor-faktor di atas terhadap penjualan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rasio Perbandingan terhadap Penjualan
Keterangan Penjualan HPP B.operasional Pajak
Tahun 2000 2.734.309.797 2.296.860.369,50
325.071.396,86 23.701.720,44
% terhadap penjualan
100 84 11,89
0,87
Tahun2001 3.265.322.160 2.693.487.725,60
448.108.454,35 19.040.341,08
% terhadap penjualan
100 82,49 13,72 0,58
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa penyebab terjadinya penurunan nilai NPM adalah karena peningkatan biaya operasional.
• Ukuran pemacu hasil
- Untuk meningkatkan nilai GPM dapat dilakukan dengan cara menekan HPP tanpa mengabaikan kualitas produk.
- Untuk meningkatkan nilai OPM dapat dilakukan dengan cara mengurangi biaya operasional.
• Target
PT "X" menetapkan target untuk GPM sebesar >18,5 %/tahun, target untuk OPM sebesar > 4,5 %/tahun, dan target untuk NPM sebesar >3,5 %/tahun.
5.3.2. PerspektifPelanggan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada perspektif finansial, maka ditetapkan tujuan dari perspektif pelanggan sebagai berikut:
• Meningkatkan penjualan
Dengan semakin meningkatnya penjualan berarti akan terjadi peningkatan pendapatan perusahaan.
• Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
Kepercayaan pelanggan merupakan hal yang sangat penting dalam memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan penjualan. Kepercayaan pelanggan yang tinggi juga menggambarkan sebuah tmbungan (relationship) yang sangat baik antara perusahaan dengan pelanggan. Dengan hubungan yang baik maka akan tercipta image perusahaan yang baik sehingga hal ini juga dapat menarik pelanggan baru. Kepercayaan pelanggan sangat diperlukan perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang
semakin berat saat ini dan terutama di masa yang akan datang.
Meningkatkan kepuasan pelanggan
Pelanggan yang puas akan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan modal yang sangat penting bagi perusahaan. Bila pelanggan puas dengan produk yang dibeli, maka pelanggan tersebut akan membeli kembali produk tersebut sehingga penjualan akan meningkat. Dengan terpuaskannya keinginan dan kebutuhan pelanggan, maka selain akan meningkatkan jumlah pelanggan juga akan mempertahankan jumlah pelanggan yang sudah ada.
Di bawah ini adalah analisa perencanaan strategis untuk perspektif pelanggan:
1. Meningkatkan penjualan.
• Ukuran hasil
Tolak ukur untuk meningkatkan penjualan adalah meningkatnya penjualan. Tingkat pertumbuhan penjualan akan menggambarkan dan mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan.
Untuk dapat metnbandingkan perubahan persentase penjualan untuk tahun 1999, 2000, dan 2001, maka dilakukan pengkonstanan nilai inflasi harga. Tujuan dilakukan pengkonstanan adalah agar dapat diketahui peningkatan penjualan tidak dipengaruhi oleh harga jual.
Hasil perhitungan perubahan nilai penjualan dari tahun 1999 ke 2000, dan dari tahun 2000 ke 2001 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Perhitungan Pengkonstanan Penjualan
Keterangan Penjualan
Inflasi harga produk
Penjualan selelah pengkonstanan (Rp)
1999 3.011.454.757
3.011.454.757
2000 2.734.309.797
15%
3.144.456.267
2001 3.265.322.160
15%
3.755.120.484
Dari tabel tersebut terlihat adanya kenaikan penjualan sebesar 4,4 % dari tahun 1999 ke 2000, dan kenaikan dalam persentase ini cukup sedikit dibandingkan dengan peningkatan penjualan dari tahun 2000 ke 2001. Hal ini disebabkan karena keadaan ekonomi yang ada (naiknya harga barang, dll) sehingga hal ini mempengaruhi kebijakan penetapan harga produk. Sedangkan pada tahun 2000 ke tahun 2001 terjadi kenaikan penjualan sebesar 19,42 %, dan hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan dari produk baru.
• Ukuran pemacu
Ukuran pemacu untuk meningkatkan penjualan adalah karena adanya promosi, dan memproduksi produk baru sesuai keinginan konsumen.
• Target
PT "X" menetapkan target peningkatan penjualan sebesar > 20 % per tahun.
• Inisiatif
a. Menarik pasar dengan meluncurkan produk baru yang memenuhi keinginan konsumen.
b. Membina hubungan baik dengan pelanggan untuk mempertahankan dan me;iingkatkan jumlah pelanggan dan menjaga kualitas produk dan memberikan layanan yang memuaskan pelanggan.
c. Mengembangkan saluran distribusi pemasaran yang memadai di seluruh Indonesia.
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
• Ukuran hasil
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan tolak ukur, yaitu
jumlah konsumen tidak turun. Ukuran hasil ini menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan
konsumen. Konsumen yang dimaksud di sini adalah konsumen yang
setia terhadap perusahaan atau konsumen lama. Jika semakin banyak
konsumen lama perusahaan yang sekarang sudah tidak menjadi
konsumen lagi maka hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan turun. Hasil perhitungan jumlah konsumen pada tahun 2000 dan 2001 dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan Jumlah Konsumen Tahun
2000
• 2001
Jumlah konsumen 15
17
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan dalam jumlah konsumen yang sekarang sudah tidak menjadi konsumen setia dari perusahaan. Hal ini disebabkan terutama karena adanya sejumlah klaim dari konsumen berkaitan dengan masalah pengiriman tepat waktu.
• Ukuran pemacu
Agar jumlah konsumen tidak turun, maka PT "X" berusaha untuk meningkatkan pengiriman tepat waktu kepada konsumen.
• Target
Target yang ditetapkan PT "X" untuk penurunan jutnlah konsumen adalah sebesar = 0 orang/tahun (tidak ada penurunan jumlah konsumen setia perusahaan/tahun).
• Inisiatif
Agar jumlah konsumen tidak turun maka PT "X" berusaha untuk meningkatkan mutu produk, kepuasan dan layanan kepada konsumen, dan riset pasar untuk mengetahui keinginan konsumen.
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan.
• Ukuran hasil
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan 2 tolak ukur, yaitu:
mengurangi jumlah klaim dan mengurangi sales return.
1. Jumlahklaim
Klaim tidak sama dengan sales return. Ukuran hasil jumlah
klaim mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
keinginan pelanggan dan untuk mengetahui jumlah keluhan yang disampaikan oleh pelanggan kepada perusahaan atas barang yang dibelinya. Dalam pengukuran ini erat kaitannya dengan pelayanan yang telah diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya.
Ukuran hasil ini diperlukan perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas layanannya kepada pelanggan. Ukuran hasil ini perlu diperhatikan bila perusahaan ingin tetap mempertahankan atau bahkan memperbaiki image yang telah ditujukan kepada perusahaan tersebut. Penurunan jumlah klaim dari pelanggan menunjukkan pelayanan yang diberikan perusahaan cukup memenuhi keinginan pelanggan. Jika jumlah klaim mengalami peningkatan, maka perlu adanya perhatian dari pihak perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanannya agar pelanggan merasa puas. Hasil perhitungan jumlah klaim dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Perhitungan Jumlah Klaim Tahun
2000 2001
Jumlah klaim 16
21
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat adanya peningkatan jumlah klaim sebesar 5 klaim, dan hal ini disebabkan karena pengiriman yang tidak tepat waktu.
2. Sales return
Sales return terjadi terutama disebabkan karena kualitas produk
yang kurang baik Ukuran hasil ini untuk mengetahui besarnya nilai
produk yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan. Sales return
merupakan ukuran hasil pengembalian atas penjualan yang secara
tidak langsung memberi kontribusi berkurangnya pendapatan yang
dapat diperoleh perusahaan. Nilai sales return yang semakin kecil
menunjukkan produk yang ditawarkan perusahaan berkualitas baik
dan ini berakibat pada pengurangan biaya, dan juga dapat lebih
memuaskan pelanggan. Hasil perhitungan sales return dapat dilihat padaTabel5.8.
Tabel 5.8. Perhitungan % Sales Return
Tahun
2000 2001
Sales return (Rp)
(m)
0 0
Penjualan (Rp) (n) 2.734.309.797 3.265.322.160
% Sales return [(m/n)x 100]
0 % 0 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa % sales return sebesar 0 % baik pada tahun 2000 dan 2001, dan hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk dari perusahaan baik.
• Ukuran pemacu
- Penyebab peningkatan jumlah klaim adalah karena pengiriman produk yang tidak tepat waktu, dan kurang adanya dukungan yang baik dari pihak cabang dan customer service dalam menangani klaim dari pelanggan.
Untuk sales return, perusahaan selalu berusaha untuk menjaga kualitas produk agar tetap baik. dan didukung pula oleh para salesman yang memberi barang kepada pelanggan dalam jumlah yang cukup sesuai pesanan konsumen supaya barang bisa berputar.
" Target
PT "X" menetapkan target untuk jumlah klaim sebesar = 0/tahun (tidak ada klaim/tahun), dan target untuk sales return sebesar < 0,08 %/tahun.
. • Inisiatif
- Agar jumlah klaim berkurang, perusahaan berinisiatif:
a. Meningkatkan layanannya terutama masalah pengiriman tepat waktu.
b. Memperhatikan penanganan keluhan secara cepat yang
didukung oleh customer service yang ada mengadakan
koordinasi yang baik dengan pihak produksi untuk menangani
klaim yang ada.
Untuk sales return, perusahaan harus selalu menjaga kualitas produknya agar tetap baik, dan memberi barang kepada pelanggan dalam jumlah yang cukup.
5.3.3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada perspektif pelanggan, maka ditetapkan tujuan dari perspektif proses bisnis internal adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan
Dengan dilakukannya proses produksi yang efisien maka biaya produksi dapat ditekan, dan juga dapat mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman produk ke pelanggan. Hal seperti ini harus diperhatikan oleh pihak perusahaan karena dengan meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan, diharapkan pelanggan tetap loyal kepada perusahaan kita dan tidak pindah ke perusahaan lain. Di samping itu, jika kualitas layanan terhadap pelanggan meningkat maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang ditandai oleh semakin berkurangnya jumlah keluhan dari pelanggan. Meningkatkan/mempercepat faktor responsiveness dan timeliness yang berupa on-time delivery sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan kepuasan pelanggan.
• Meningkatkan pengembangan produk.
Dengan adanya pengembangan produk yang menciptakan produk baru sesuai keinginan dan kebutuhan pelanggan merupakan modal untuk perluasan sumber pendapatan perusahaan dan untuk menarik pelanggan baru. Di samping itu, pengembangan produk yang sesuai keinginan pelanggan akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Pengembangan produk sangat diperlukan seiring dengan kemajuan teknologi dan agar perusahaan tetap menguasai pasar yang ada dan tetap bertahan.
• Meningkatkan kualitas produk.
Kualitas produk dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi % produk scrap
dan produk rework. Dengan semakin berkurangnya % produk scrap dan
produk rework berarti akan mengurangi waste produksi, dan secara otomatis
hal ini berdampak langsimg pada penurunan biaya tenaga kerja dan waktu pengerjaan kembali produk yang cacat.
• Pengembangan cabang distribusi
Pengembangan cabang distribusi adalah sebagai upaya pihak perusahaan untuk lebih mendekatkan diri ke pasar (pelanggan) dan untuk meningkatkan pengiriman tepat waktu. Dengan banyaknya cabang distribusi sambil tetap menjaga biaya operasional perusahaan tetap rendah diharapkan dapat
raeningkatkan pengiriman tepat waktu sehingga kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan juga meningkat.
Di bawah ini adalah analisa perencanaan strategis untuk perspektif proses bisnis
internal:
!1. Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan.
• Ukuran hasil
Ukuran hasil yang digunakan adalah pengiriman tepat vvaktu (on-time delivery/OTD). OTD digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggan pada waktu yang telah ditetapkan.
OTD diperlukan untuk menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan.
Hasil perhitungan untuk % OTD dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Perhitungan % OTD
Taliun 2000 2001
Total ordcr (m) 1139
1360
Ordcr tcpat waklu (n) 1123
1339
%OTDl(n/m)xl00]
98,60 % 98,46 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan % OTD yang disebabkan karena tidak tersedianya barang pada saat pengiriman, dan waktu respon kurang cepat terhadap permintaan
pelanggan.
• Ukuran pemacu
Untuk meningkatkan % OTD dapat dilakukan dengan cara waktu respon yang cepat terhadap order dari pelanggan, dan didukung pula oleh barang
yang tersedia sesuai jadwal pengiriman.
• Target
Perusahaaan menetapkan target untuk % OTD sebesar =100 %/tahun (perusahaan menginginkan pengiriman yang selalu tepat waktu/tahun).
• Inisiatif
a. Penjadwalan yang tepat (penjadwalan produksi dan pengiriman) sehingga barang dapat tepat waktu sampai di pelanggan.
b. Adanya komitmen perusahaan yang tinggi terhadap pengiriman tepat waktu.
c. Effisiensi proses produksi, di mana proses produksi harus dilakukan dengan benar sehingga menghindari terjadinya cacat yang berakibat pada effisiensi waktu kerja.
2. Meningkatkan pengembangan produk.
• Ukuran hasil
Pengukuran ini menggunakan 2 tolak ukur yaitu: meningkatkan jumlah produk baru dan penjualan produk baru.
1. Jumlah produk baru.
Jumlah produk baru akan menggambarkan dan mengukur hasil yang dicapai oleh program riset dan pengembangan yang dilakukan perusahaan, dan ini memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Perhitungan jumlah produk baru dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Jumlah Produk Baru
Tahun 2000 2001
Jumlah produk baru 8 produk baru 6 produk baru