• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tugas akhir merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

Penelitian mengenai batuan karbonat atau batugamping sangat menarik untuk dilakukan mengingat bahwa batuan karbonat adalah salah satu reservoir minyak terbesar di dunia (Pringgoprawiro, 1977). Studi mengenai fasies dalam hubungannya dengan sistem rekahan yang berkembang pada batugamping akan sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Dalam dunia industri, fasies dan sistem rekahan memegang peranan yang cukup penting terkait dengan masalah porositas dan jalur migrasi pada reservoir batugamping.

Pada tugas akhir ini akan diteliti mengenai fasies dan rekahan pada singkapan batugamping di daerah Gunung Kromong, Kabupaten Cirebon – Majalengka, Jawa Barat.

Batugamping yang terdapat di daerah Gunung Kromong setara dengan batugamping Formasi Cibulakan Atas dan Formasi Parigi, pada daerah ini tersingkap batugamping seluas ± 2,2 X 2 km (Pringgoprawiro, 1977). Terdapat rembesan minyak dan semburan air panas di daerah ini, keterdapatan tersebut diduga berkaitan erat dengan rekahan yang disebabkan oleh aktivitas tektonik. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap fasies dan distribusi rekahan pada batugamping, maka dilakukan studi fasies dan karakterisasi rekahan pada fasies batugamping dengan skala singkapan di lapangan.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan pendidikan tingkat sarjana srata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

(2)

2 Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui tatanan geologi daerah penelitian, meliputi studi geomorfologi, stratigrafi, dan struktur daerah penelitian. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan meneliti fasies dan rekahan batugamping di daerah Gunung Kromong.

I.3 Lokasi Penelitian

Daerah penelitian terletak di bagian timur Jawa Barat, sekitar 110 km dari Kota Bandung ke arah timur, atau sekitar 25 km dari Kota Cirebon ke arah barat (Gambar 1.1). Secara administratif, daerah penelitian ini terletak pada perbatasan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada 108o22’30” – 108o25’00” BT dan 06o42’00” – 06o45’30” LS, dengan luas Gunung Kromong mencapai ± 29,6 km2 (6,44 km X 4,6 km).

Gambar 1.1 Lokasi penelitian di daerah Gunung Kromong, terletak di Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat

Daerah penelitian dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dari Bandung selama kurang lebih 4 – 5 jam perjalanan atau sekitar 45 menit dari Kota Cirebon.

(3)

3 I.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dipelajari dalam penelitian meliputi tatanan geologi, struktur geologi, sebaran fasies batugamping, studi sebaran asosiasi fasies dan sistem rekahan pada batugamping di daerah Gunung Kromong.

I.5 Metode dan Tahapan Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: survei lapangan, pengamatan lapangan, pengambilan data lapangan, kalkulasi data, analisis data lapangan, interpretasi berdasarkan data lapangan, dan ditunjang dengan hasil dari laboratorium, meliputi: Laboratorium Petrologi, Laboratorium Petrografi, Laboratorium Mikropaleontologi, dan Laboratorium Struktur.

1.5.2 Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi penyusunan proposal dan melengkapi beberapa persyaratan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas akhir.

1.5.3 Tahap Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan ini dilakukan untuk mempelajari geologi regional daerah penelitian serta studi khusus terkait yang diambil dari berbagai literatur berupa laporan, jurnal, proceeding, dan makalah-makalah geologi terdahulu serta tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan daerah penelitian. Kemudian dilakukan analisis pendahuluan peta topografi dengan skala 1 : 25.000, meliputi:

a) Interpretasi pola kelurusan dan struktur geologi.

b) Pembagian kelas sudut lereng.

c) Interpretasi pola aliran sungai, tipe genetik, dan tahap genetik sungai.

(4)

4 Pada tahap ini dilakukan pula interpretasi citra satelit yang selanjutnya akan digunakan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi geologi dan morfologi daerah penelitian sehingga dapat digunakan untuk perencanaan lintasan dan kegiatan lapangan lainnya.

Tujuan tahap ini adalah agar kegiatan selama penelitian lapangan dilakukan secara terstruktur dan terencana dengan baik.

1.5.4 Tahap Penelitian Lapangan

Tahap penelitian di lapangan terdiri atas rangkaian dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahapan observasi, meliputi survei secara umum daerah pemetaan 2. Tahapan Pemetaan Geologi,

Tahap pemetaan geologi berupa pemetaan kondisi geologi daerah penelitian meliputi pengamatan morfologi dan singkapan, pengambilan sampel batuan, dan dokumentasi, dengan tujuan untuk mendapatkan data sebaran litologi, data struktur geologi, hubungan stratigrafi, serta sebaran fasies batugamping.

3. Tahapan Pengamatan Sistem Rekahan

Tahap pengamatan sistem rekahan merupakan tahap pengambilan data-data atribut rekahan. Tahap ini dilakukan pada beberapa singkapan satuan batugamping yang baik dan menerus. Stasiun pengamatan dipilih secara acak untuk mendapatkan data yang representatif secara statistik. Pada tahapan ini digunakan metode scanline.

Tujuan dari setiap tahapan adalah untuk mengumpulkan selengkap mungkin data di lapangan, meliputi data sebaran litologi, data struktur rekahan, data fasies karbonat, data hubungan penampang stratigrafi, serta mencoba untuk menginterpretasikan kaitan intensitas rekahan pada setiap fasies.

1.5.5 Tahap Pengolahan Data dan Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis dan pengolahan data di laboratorium dan studio. Penulis juga melakukan diskusi dengan pembimbing untuk memahami konsep-konsep geologi yang sesuai untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti. Adapun analisis yang dilakukan antara

(5)

5 lain; analisis struktur, analisis petrografi, analisis mikropaleontologi, analisis sedimentologi, serta analisis khusus fasies dan rekahan pada batugamping di daerah Gunung Kromong.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, dibuat peta lintasan, interpretasi satuan geomorfologi, peta sebaran satuan batuan, tatanan stratigrafi, mekanisme struktur, jenis dan sebaran fasies batugamping, serta intensitas rekahan pada setiap fasies batugamping.

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan diatas, dapat kemudian disusun sejarah geologi daerah penelitian.

Pada akhir tahapan ini diharapkan dapat menghasilkan Peta Lintasan (Lampiran F-1), Peta Geomorfologi (Lampiran F-3), Peta Geologi (Lampiran F-2), Peta Sebaran Asosiasi Fasies (Lampiran F-4), Peta Struktur (Lampiran F-5), penampang geologi (Lampiran F-2), penampang stratigrafi, dan hubungan karakterisasi rekahan pada fasies batugamping di daerah Gunung Kromong.

1.5.6 Tahap Penulisan Skripsi

Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan terhadap penelitian yang telah dilakukan.

Laporan berupa skripsi yang memuat informasi serta penjelasan mengenai tatanan geologi dan studi fasies dan rekahan pada batugamping yang ditemukan di daerah penelitian.

1.6 Peneliti Terdahulu

Daerah penelitian telah diteliti oleh peneliti terdahulu, beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu tersebut antara lain:

 van Bemmelen (1949), meneliti geologi Indonesia secara keseluruhan, mencakup kondisi fisiografi dan geologi regional Jawa Barat, dipublikasikan dalam bentuk buku yang berjudul The Geology of Indonesia.

 Djuri (1973), meneliti geologi daerah Arjawinangun, Jawa Barat, dipublikasikan dalam bentuk peta geologi skala 1:100000, yaitu Peta Geologi Lembar Ardjawinangun, Djawa.

 Pulonggono dan Martodjojo (1994), meneliti aspek tektonik dan pola struktur Pulau Jawa, dipublikasikan dalam bentuk makalah yang berjudul Perubahan Tektonik Paleogen-Neogen merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa.

(6)

6

 Purnomo dan Purwoko (1994), meneliti potensi hidrokarbon Pulau Jawa berdasarkan kerangka tektonik dan stratigrafinya, dipublikasikan dalam bentuk makalah yang berjudul Kerangka Tektonik dan Stratigrafi Pulau Jawa Secara Regional dan Kaitannya dengan Potensi Hidrokarbon.

 Harsono Pringgoprawiro, dkk (1977), pertama kali meneliti tentang Karbonat Gunung Kromong dan hubunganya dengan Formasi Cibulakan Atas dan Parigi, dipublikasikan dalam bentuk paper yang berjudul The Kromong Carbonate Rocks and Their Relationship with The Cibulakan and Parigi Formation.

 Dardji Noeradi, dkk (1985), pertama kali meneliti tentang karbonat Gunung Kromong berdasarkan data core, di laporkan dalam laporan internal ITB – AMOCO joint research.

 Djuhaeni dan Martodjojo (1989), meneliti stratigrafi daerah Majalengka, dipublikasikan dalam bentuk makalah yang berjudul Stratigrafi Daerah Majalengka dan Hubungannya dengan Tatanama Satuan Litostratigrafi di Cekungan Bogor.

 Indah Amorita (2007), meneliti tentang geothermal daerah kompleks kromong, dipublikasikan dalam makalah yang berjudul Geologi dan Geokimia Air Panas Daerah Kromong dan sekitarnya.

Hal yang berbeda dari peneliti sebelumnya akan diteliti pada tugas akhir ini, yaitu mengenai fasies karbonat Komples Kromong dan intensitas struktur rekahan pada masing- masing fasies. Penelitian ini akan berguna bagi penelitian selanjutnya, khususnya dalam studi mengenai kaitan antara fasies karbonat, intensitas rekahan karbonat, dan keterdapatan rembesan minyak di daerah Gunung Kromong.

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi penelitian di daerah Gunung Kromong, terletak di Kabupaten Cirebon,  Propinsi Jawa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan informasi yang didapat ketika melakukan wawancara ataupun berbagi pengalaman dengan wirausahawan yang melakukan wawancara ataupun berbagi pengalaman

Tokoh sekunder dalam cerita ini adalah Nandhini dan Adiluhur. Nandhini adalah seorang mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu Pendidikan. Nandhini adalah seorang feminis

Tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari lapangan yang berupa unsur-unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur tersebut secara grafis dengan skala

Hasil : Hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan dimana nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga ada pengaruh latihan range of motion (rom) aktif-asistif (spherical grip)

Dalam mengenalkan konsep volum, Hart (dalam Kusrini, 198: 25) mengemukakan bahwa volume dapat dipandang sebagai: (1) kuantitas yang terdapat dalam sebuah kotak,

Sebuah penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan di RSUD Bayu Asih Purwakarta oleh Yulianti tahun 2008, menujukkan bahwa riwayat

1) Pelaksanaan gerakan berjalan yang mula-mula tertatih-tatih dan kurang terkontrol menjadi semakin lancar dan terkontrol dengan baik. 2) Irama gerakan yang cepat

NCP dinyatakan dalam bentuk spesifikasi ulang Chi-square. Penilaian didasarkan atas perbandingan dengan model lain. Semakin kecil nilai, semakin baik. 2) Ukuran kecocokan