28
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Identifikasi Data Objek Perancangan
Objek yang akan dirancang adalah komik berformat webcomic dengan judul “Koma”. Komik ini dirancang sebagai serial yang akan berganti cerita tiap season. Meskipun cerita dan latar belakang berganti tiap season, Tokoh utama dan tokoh pendukung dalam komik ini tetap sama.
Webcomic “Koma” adalah komik ber-genre horror yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Lembuswana. Lembuswana adalah mahasiswa bertalenta yang tidak memiliki tujuan hidup. Hidupnya mengalami perubahan drastis. setelah ia mengalami kecelakaan dan koma selama empat bulan. Akibat pengalaman mati suri itu, Lembuswana mendapat kemampuan untuk melihat makhluk halus.
Sejak itu hidup Lembuswana dicekam ketakutan akibat dihantui makhluk-makhluk halus di sekitarnya. Lembuswana mengalami depresi sampai keluarganya berniat memasukkan pemuda itu ke rumah sakit jiwa. Lembuswana yang sadar bahwa ia tidak gila akhirnya bertekad menghadapi ketakutannya dan berusaha bersikap normal agar dapat kembali menjalani kehidupan sehari-harinya. Dalam usahanya itulah ia bertemu dengan Nandhini dan Adiluhur ketika kembali ke kampus untuk melanjutkan kuliahnya yang terbengkalai. Lewat peristiwa-peristiwa yang mereka alami bersama, ketiganya mulai membangun hubungan erat.
Kisah dalam komik “Koma” pada dasarnya bertujuan mengajarkan filsafat tradisional bangsa Indonesia yang diceritakan melalui mitos. Selain sebagai alat propaganda dan pengajaran agama, sejak jaman dahulu, mitos digunakan sebagai alat pengukuhan kekuasaan para penguasa di Indonesia. Dalam Babad Tanah Jawi misalnya, diceritakan kisah heroik para penguasa Jawa. Mereka dikisahkan memiliki berbagai kesaktian dan mampu berkomunikasi dengan makhluk halus. Kisah-kisah mistis inilah yang mendasari perancangan komik bergenre horror ini.
Karakter-karakter dalam komik ini merupakan perwujudan pemuda-pemuda Indonesia masa kini. Tokoh utama digambarkan sangat individualis dan tidak mempercayai hal-hal mistis. Ia juga menganggap hidupnya sangat membosankan sebab di masa modern ini dengan semakin canggihnya teknologi dan semakin bervariasinya bentuk hiburan, masyarakat justru menjadi semakin mudah bosan. Premis utama dalam komik ini adalah bagaimana perangai tokoh utama yang bosan hidup dan tanpa tujuan berubah menjadi bersemangat untuk mengembangkan diri setelah mengalami mendapat berbagai falsafah hidup bangsa Indonesia dalam kisah mistis yang ia alami.
Pemilihan genre horror juga didasari oleh budaya mistik bangsa Indonesia yang sangat kental. Pada jaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia sangat menjaga kebersihan alam karena percaya bahwa jika alam dirusak maka dhanyang (bahasa Jawa, makhluk halus penunggu atau pelindung suatu daerah) akan marah dan mendatangkan malapetaka bagi manusia. Kepercayaan nenek moyang ini sebenarnya bukan berdasar pada rasa takut semata melainkan juga sikap saling menghormati
terhadap sesama penghuni alam semesta. Mitos dalam budaya Indonesia mengajarkan coexistence antar makhluk hidup untuk menjaga keseimbangan alam.
Judul “Koma” sendiri diambil berdasarkan kejadian yang dialami tokoh utama yaitu koma selama empat bulan. Kata “koma” juga sebagai perumpamaan keadaan mental generasi muda saat ini yang sedang koma karena tidak lagi bersemangat untuk menjaga keselarasan hidup dengan alam dan hanya memikirkan diri sendiri.
1. Referensi Cerita
Referensi cerita yang digunakan dalam pembuatan naskah webcomic „Koma” adalah berbagai mitos yang ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Season pertama pada komik ini akan mengangkat mitos-mitos yang ditemukan di kota Surakarta. Mitos-mitos ini didapat dari wawancara, studi pustaka, dan studi dokumenter. Wawancara melibatkan masyarakat setempat sebagai narasumber. Studi pustaka memakai beberapa buku sebagai acuan, salah satunya buku Babad Tanah Jawi, dan berbagai buku arsip Kota Surakarta. Studi dokumenter antara lain dengan mengambil inspirasi dari film-film horror yang terkenal di Indonesia misalnya Mati Suri yang disutradarai oleh Rizal Mantofani.
2. Unsur-Unsur Cerita
a. Unsur Intrinsik 1) Tema
Tema dalam komik ini adalah tentang pencarian jati diri, persahabatan, dan pelestarian alam.
a) Tokoh Primer
Tokoh primer atau utama dalam komik ini bernama Lembuswana, seorang mahasiswa semester 4 jurusan psikologi. Ia berumur 18 tahun. Sifatnya acuh tak acuh, cepat bosan, suka berbohong, pandai berpura-pura, tidak mensyukuri hidup. Lembuswana disukai banyak gadis karena wajahnya yang tampan, penampilannya menarik, dan sangat ramah.
b) Tokoh Sekunder
Tokoh sekunder dalam cerita ini adalah Nandhini dan Adiluhur. Nandhini adalah seorang mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu Pendidikan. Nandhini adalah seorang feminis yang sangat mengagungkan kesetaraan gender. Ia bercita-cita menjadi guru di daerah terpencil dan mengembangkan pendidikan di Indonesia. Ia bahkan berniat tidak menikah demi mewujudkan cita-citanya itu.
Tokoh sekunder kedua adalah Adiluhur. Pada season pertama Adiluhur adalah tokoh antagonis. Ia sangat suka mengerjai dan mempermainkan tokoh utama. Adiluhur adalah seorang penganut paham Kejawen. Ia memiliki juga memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk halus. Adiluhur sangat bijaksana namun terkesan misterius. Ia adalah contoh manusia yang mampu hidup coexist dengan makhluk halus dan alam.
Dalam webcomic “Koma” akan terdapat banyak tokoh komplementer. Tokoh-tokoh komplementer yang akan muncul dalam komik ini antara lain para dhanyang atau penunggu yang mitosnya ditemui dalam kepercayaan masyarakat Indonesia.
Misalnya saja Nyi Lastri, dhanyang rekaan yang terinspirasi dari makam yang terdapat di tepian Bengawan Solo. Nyi Lastri akan muncul dalam season pertama webcomic “Koma” sebagai dhanyang yang ditemui tokoh utama di pemakaman dalam kampusnya.
Selain dhanyang akan muncul berbagai hantu yang akrab di telinga masyarakat Indonesia seperti tuyul, pocong, kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain.
3) Latar/ Setting
Webcomic “Koma” season pertama mengambil latar belakang kota Surakarta. Season berikutnya “Koma” akan mengambil tempat-tempat lain di Indonesia.
4) Alur dan Pengaluran
Alur yang digunakan dalam webcomic “Koma” adalah alur campuran, yaitu alur yang menggabungkan alur maju dan alur mundur (flashback). 5) Sudut Pandang/ Point of View
Sudut pandang yang diambil adalah sudut pandang pelaku ketiga. 6) Amanat/ Pesan
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan melalui cerita dalam komik ini adalah sebagai manusia Indonesia yang berbudaya maka selayaknya menghargai setiap makhluk dan hidup selaras dengan alam. b. Unsur Ekstrinsik
Komik “Koma” season pertama akan sangat diperngaruhi oleh nilai-nilai budaya Jawa karena mengambil setting kota Surakarta tetapi secara umum dipengaruhi budaya Indonesia sebagai acuan nilai-nilai pada tiap tokoh.
B. Identifikasi Webcomic di Indonesia 1. Gambaran Umum Webcomic di Indonesia
Komik Indonesia saat ini sedang mengalami masa kebangkitan. Berkembangnya media sosial online ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi para komikus untuk mendistribusikan karya-karyanya. Sebut saja Sweta Kartika yang menggunakan Facebook sebagai media untuk mengunggah komiknya yang berjudul Grey dan Jingga. Komik karyanya itu terkenal di kalangan netizen sehingga akhirnya diterbitkan menjadi buku komik oleh salah satu penerbit di Indonesia. Masih banyak lagi contoh komikus yang namanya dikenal saat ini karena menerbitkan karyanya di media online.
Kemudahan untuk mengunggah karya secara online ini membuat trend baru dalam dunia perkomikan yaitu bahwa untuk menjadi komikus tidak perlu lagi
bersusah-payah mendapatkan penerbit buku resmi. Setiap orang bisa menjadi komikus dan menerbitkan karyanya sendiri.
2. Distributor Webcomic
Dengan maraknya penggunaan smartphone atau ponsel pintar ber-platform Android dan iOS, maka masyarakat semakin dimudahkan dalam mengakses informasi, termasuk dalam hal penerbitan webcomic. Dahulu webcomic hanya dapat dinikmati melalui komputer sehingga akses masyarakat hanya terbatas pada mereka yang benar-benar berminat dan menyediakan waktu untuk membaca komik. Namun sekarang dengan hadirnya berbagai aplikasi smartphone yang dikhususkan untuk membaca webcomic, semakin banyak orang yang menikmati komik sebagai hiburan singkat di waktu luang mereka. Bahkan orang yang awalnya tidak tertarik membaca komik kini mulai tertarik karena berbagai kemudahan tersebut. Contoh aplikasi yang digunakan untuk membaca webcomic antara lain adalah Line Webtoon dan Tapastic.
Tapastic menerapkan sistem pembayaran kepada komikus yang mengunggah komiknya di sana melalui banyaknya iklan yang dilihat saat pengguna membaca komik. Namun Tapastic saat ini hanya menerbitkan komik dalam bahasa Inggris. Sedangkan aplikasi yang saat ini telah menyediakan webcomic dalam bahasa Indonesia adalah Line Webtoon.
Gambar 2. Logo Tapastic
Sumber: webcomicalliance.com (10 Maret 2016)
Gambar 3. Aplikasi Tapastic pada smartphone Sumber: play.google.com (10 Maret 2016)
Line Webtoon adalah aplikasi smartphone yang menyediakan kemudahan untuk membaca ataupun mengunggah komik secara gratis. Komikus indie berkesempatan mengunggah karya-karyanya ke Line Webtoon agar dapat dibaca oleh para pengguna Line Webtoon secara gratis melalui section Webtoon Challenge. Line Webtoon menerapkan sistem rating pada komik-komik yang diunggah di dalamnya. Apabila banyak pembaca yang menyukai sebuah komik maka komik tersebut akan mendapat rating tinggi dan berkesempatan menjadi
webcomic/ webtoon resmi. Komikus webcomic/ webtoon resmi akan mendapatkan bayaran dari Line Webtoon. Semakin tinggi jumlah pembacanya, maka semakin banyak royalty yang akan diterima oleh komikus. Line Webton juga memungkinkan para pembacanya untuk berinteraksi satu sama lain melalui fitur comment pada tiap webcomic. Fitur ini juga memungkinkan komikus untuk melihat reaksi pembacanya atau bahkan untuk ikut berkomentar.
Gambar 4. Logo Line Webtoon Sumber: www.webtoons.com
Gambar 5. Webtoon Challenge Banner Sumber: www.webtoons.com
C. Identifikasi Data Komparasi 1. Webcomic “Possessed”
Gambar 6. Webcomic “Possessed” Sumber: www.webtoons.com (10 Maret 2016)
Webcomic “Possessed” adalah komik korea bergenre horror action karya Hongtae Kim yang terbit setiap Sabtu dan Minggu di Line Webtoon. Berlatarbelakang negara Korea, webcomic ini bercerita tentang seorang pengusir hantu bernama Master Cheon yang sebenarnya sama sekali tidak bisa melihat hantu. Dalam setiap acara TV-nya, Master Cheon hanya menebak situasi kliennya dengan pengetahuan psikologi yang dimilikinya. Tebakan Master Cheon selalu benar dan itulah yang membuatnya sangat terkenal. Sampai suatu hari seorang gadis yang mengaku dihantui oleh arwah-arwah mendatanginya dan meminta agar Master Cheon mengusir hantu-hantu yang selama ini sering muncul dihadapannya. Meskipun awalnya menolak, Master Cheon akhirnya menerima
karena tergiur bayaran yang tinggi dari gadis tersebut. Inilah awal mula petualangan Master Cheon untuk mengungkap misteri kecelakaan beruntun, penipuan, dan penyelundupan barang illegal yang dibumbui kejadian-kejadian mistis.
Komik ini dipilih sebagai kompetitor karena memiliki genre yang sama yaitu horror. Ilustrasi yang digunakan dalam komik ini sangat menarik dan mendukung genre horror. Komik ini menggunakan gaya ilustrasi manga/ manhwa yang saat ini sangat digemari pemca komik di Indonesia. Dari segi cerita, komik ini sangat menarik karena mencampurkan realisme dan mistisisme sehingga membuat pembaca bertanya-tanya apakah dunia supranatural benar-benar ada ataukan hanya gejala psikologis saja. Sayangnya sebagai komik bergenre horror, cerita dalam komik ini kurang menakutkan.
2. Webcomic “KITATENT: Kisah Nyata Bertemu Hantu”
Gambar 7. Webcomic “KITATENT” Sumber: Line Webtoon Android
Kisah nyata bertemu hantu adalah webcomic yang terbit di Line Webtoon setiap hari Selasa. Komik karya Rudiansyah Sadewa ini bercerita tentang pengalaman-pengalaman “nyata” bertemu dengan hantu. Setiap minggu komik ini hadir dengan cerita yang berbeda, latar belakang yang berbeda, dan tokoh-tokoh yang berbeda pula.
Dari segi ilustrasi, komik ini menggunakan gaya komik kartun namun masih menampilkan kesan menyeramkan dengan penggunaan warna gelap. Sedangkan dari segi cerita komik ini cukup menarik karena menampilkan berbagai jenis hantu yang ada di Indonesia sehingga sekaligus menambah pengetahuan para pembaca. Sayangnya teks dialog dan narasi tidak tertata dengan baik sehingga seringkali sulit dibaca.
D. Analisis SWOT
Analisis SWOT terutama dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negative yang berpotensi menghambat pelakasanaan keputusan perancangan yang telah diambil. (Sarwono dan Lubis, 2007: 18)
Langkah analisis yang dilakukan yaitu mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang biasa disingkat SWOT.
Analisis SWOT Webcomic “Koma” disusun berdasarkan studi komparasi pada beberapa webcomic yang memiliki keunggulan tertentu sehingga layak dikomparasikan. Berikut ini adalah hasil analisis SWOT webcomic “Koma”, “Possessed”, dan “Kisah Nyata Bertemu Hantu”.
Pembanding Koma Possessed Kisah Nyata Bertemu Hantu Kekuatan (Strength) Menggunakan mitos untuk mengajak pembaca agar hidup selaras dengan alam. - Menggunakan
ilustrasi semi realis dengan warna gelap sehingga mendukung genre horror.
- Telah terlebih dahulu terkenal, memiliki pembaca setia, dan sudah menjadi webtoon resmi di Line Webtoon. - Menggunakan gaya
ilustrasi manhwa yang saat ini sedang digandrungi pembaca remaja.
- Menampilkan cerita yang sudah akrab di telinga pembaca sehingga mudah dimengerti. - Menggunakan “kisah nyata” sebagai referensi cerita sehingga pembaca tersugesti dan menganggap cerita tersebut benar-benar terjadi. - Konsisten dalam jadwal penerbitan. Kelemahan (Weakness) - Merupakan
webcomic baru yang ditayangkan dalam Webtoon Challenge sehingga belum memiliki pembaca setia.
- Suasana horror tidak begitu terasa dan banyak menonjolkan segi action sehingga tidak menakutkan bagi pembaca - Gambar menggunakan gaya kartun sehingga kesan “nyata” kurang terasa. - Lettering atau penempatan dialog dan narasi masih terkesan berantakan. Peluang (Opportunity) - Belum banyak webtoon Indonesia yang mengangkat komik dengan ide cerita semacam ini.
- Budaya Korea saat ini sangat populer di kalangan remaja termasuk manhwa.
- Banyaknya wecomic bergenre horror yang tidak konsisten mematuhi jadwal penerbitan.
Ancaman (Threat)
- Pembaca komik di Indonesia saat ini lebih banyak
menggandrungi komik romance, komedi, dan action.
- Komik Indonesia mulai menggantikan jajaran komik Korea di Line Webtoon.
- Munculnya berbagai webcomic Indonesia baru bergenre horror dengan ilustrasi yang lebih menarik dan cerita yang lebih menyeramkan. Tabel 4. Analisis SWOT
E. Unique Selling Preposition (USP)
Unique Selling Proposition (USP) atau nilai keunggulan adalah segala kelebihan produk/ jasa yang membedakannya dari kompetitor lain dan ditaksir akan memberikan keuntungan atau faktor khas yang dimiliki produk jasa yang memiliki daya jual tinggi. (Agustrijanto, 2002: 67, 144) Sebuah perusahaan atau produk perlu membangun citra tersendiri untuk menempati posisi tertentu di benak masyarakat.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa USP dari webtoon “Koma” adalah ide cerita yang baru dan ilustrasi semi realis yang mendukung genre horror. Ide cerita yang dimaksud adalah penggunaan mitos sebagai cara untuk mengajak pembaca agar hidup selaras dengan alam, yang dalam komik ini disimbolkan sebagai makhluk halus dan tempat kediamannya. Dari segi ilustrasi, komik ini menggunakan gaya ilustrasi semi realis yang membuat cerita terasa lebih nyata dengan tetap mempertimbangkan trend saat ini yaitu gaya ilustrasi manga dan manhwa.
F. Positioning
Positioning diartikan sebagai kedudukan, kemampuan menempatkan diri yang diwujudkan dalam iklan di tengah khalayak sasaran tau sesuatu yang khas dari produk atau jasa yang diiklankan yang berhasil menempati tempat di pasar. (Agustrijanto, 2002: 67, 143)
Positioning dapat diartikan rancangan, yaitu upaya untuk menempatkan suatu produk pada benak konsumen sebagai produk yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Strategi positioning (penempatan citra produk) merupakan hasil persepsi tentang suatu produk atau merek yang dikomunikasikan dalam benak konsumen. Strateginya adalah dengan menempatkan produk dalam benak konsumen yang tidak dimiliki oleh kompetitor lain.
Berdasarkan keunikan yang dimiliki webcomic “Koma” maka positioning yang diterapkan adalah webtoon “Koma” sebagai media penyampai pesan yang terdapat dalam mitos-mitos daerah di Indonesia. Komik ini akan mengupas pengajaran dan kebijaksanaan nenek moyang bangsa Indonesia yang tersimpan di dalam mitos kepada generasi muda.