34
A. Gerakan 1821
1. Latar Belakang Hadirnya Gerakan 1821
Gerakan 1821 merupakan salah satu modul yang dipelajari di kelas-kelas belajar pengasuhan yang digagas oleh Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Direktur Auladi Parenting School (PSPA) Bandung yang berdiri sejak tahun 2005. Gerakan ini mulai diluncurkan dan disebarkan untuk masyarakat secara umum dalam bentuk tulisan sekitar tahun 2015. Gerakan 1821 adalah himbauan kepada orang tua untuk melakukan puasa gadget mulai pukul 18:00 sampai pukul 21:00 agar menggunakan waktu tersebut untuk fokus berinteraksi dengan keluarga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Koran Jawa Pos pada 7 Agustus 2016 dengan Abah Ihsan, hal yang menjadi pemicu utama Gerakan 1821 adalah fenomena perubahan lingkungan pergaulan untuk tumbuh kembang anak yang kian beragam. Pada jaman belum ada internet, orang tua tidak memiliki banyak kompetitor, televisi juga jarang sehingga pengaruh orang tua dan guru sangat dominan. Jaman sekarang, ketika perangkat yang berbasis screen, seperti TV, gadget, laptop tidak digunakan secara bijak oleh orang tua dan anak, maka pelan-pelan kehadirannya semakin mempengaruhi hubungan keluarga terhadap anak.
Gerakan 1821 tidak menghimbau untuk menjauhi teknologi, namun untuk menggunakat perangkat-perangkat tersebut dengan proporsional, karena
dengan melihat sekeliling kita, penggunaan gadget yang tidak dibatasi dengan jelas oleh orang tua maupun anak tidak sedikit membuat interaksi para orang tua dengan anak berkurang, yang akhirnya juga mengurangi pengaruh fungsi keluarga terhadap anak.
2. Tujuan Gerakan 1821
Gerakan 1821 bertujuan untuk mendisiplinkan diri orang tua dan seluruh anggota keluarga untuk fokus berinteraksi tanpa gangguan berbagai perangkat yang berbasis screen. Dengan puasa dalam menggunakan gadget, TV, laptop dan perangkat lain yang mengganggu interaksi hubungan orang tua dengan anak untuk sementara waktu.
3. Pelaksanaan Gerakan 1821
a. Waktu Pelaksanaan
Himbauan untuk melaksanakan Gerakan 1821 adalah antara pukul 18:00 sampai pukul 21:00. Jam tersebut bukan merupakan jam wajib, yang menjadi keharusan bagi orang tua menurut Abah Ihsan, adalah meluangkan waktu untuk fokus berinteraksi dengan anak agar anak lebih banyak terpengaruh orang tua dibandingkan orang lain. Pukul 18:00 – 21:00 dipilih karena merupakan Prime Time keluarga di mana anggota keluarga pada umumnya berkumpul setelah melakukan rutinitas seperti sekolah dan bekerja. Anak memiliki hak untuk bermain, bersosialisai dan menjalin interaksi dengan temannya. Waktu terbaik untuk anak bersosialisasi dengan lingkungan adalah sore hari sepulang sekolah, sedangkan pada malam hari sebaiknya digunakan sebagai family time.
b. Jenis Kegiatan Gerakan 1821
Gerakan 1821 terdiri dari 3B kegiatan yaitu: bermain, belajar, dan bercengkrama (mengobrol). Berbagai aktivitas dapat dilakukan dalam melaksanakan Gerakan 1821, seperti menemani belajar, mendongeng, bermain board game, card game, bermain permainan tradisional, membuat prakarya dan lain sebagainya.
B. Limbah di Kota Surakarta 1. Pertumbuhan Penduduk dan Limbah di Kota Surakarta
Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan juga berhubungan erat dengan manusia dan lingkungan (Setyawati, D., 2008). Penjelasan tentang teori kependudukan menyatakan bahwa populasi seharusnya dalam titik keseimbangan dimana lingkungan dapat mendukung dan batas diantara titik keseimbangan tersebut merupakan daya dukung dari lingkungan (Kormondy, EJ., 1969). Oleh karena itu perkembangan dan pertumbuhan kota yang baik merupakan kota yang dapat menyeimbangkan antara kondisi lingkungan dengan kepadatan penduduk yang akan ditampung dalam kota tersebut.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang cukup berkembang. Terlihat dari peningkatan jumlah penduduk Kota Surakarta yang bermukim tiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 berjumlah 498.105 jiwa dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 510.077 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah jasa, industri, bisnis, dan lain sebagainya
di wilayah Kota Surakarta yang juga akan meningkatkan produksi limbah buangan atau sampah.
Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2007-2014 (Sumber: BPS Kota Surakarta)
Sampah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar dalam kota besar khususnya di Kota Surakarta. Satu orang penduduk di Kota Surakarta rata-ratamembuang sampah sebesar 0,5 kg sampah/hari. Dengan jumlah penduduk mencapai 498.000 jiwa, rata-rata jumlah sampah kota yang dihasilkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak 249 ton/hari (Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Surakarta tahun 2009).
2. Pengolahan Limbah di Kota Surakarta
Sistem pengolahan limbah di Kota Surakarta masih tergolong menggunakan konsep tradisional yang menganut konsep kumpul, angkut dan buang. Sistem ini masih terus digunakan karena masyarakat belum mengetahui cara pengolahan sampah dengan baik. Dimulai dari cara mengurangi timbunan
sampah domestic (reduce), menggunakan sampah domestic yang masih layak digunakan (reuse), dan mendaur ulang sampah plastic (recycle) sehingga sampah tersebut dapat bernilai ekonomi.
Sampah domestik adalah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, contohnya yaitu sisa makanan, bungkus sabun, botol, kertas, dan lain-lain. Hampir sebagian besar sampah domestik dapat dimanfaatkan kembali melalui beberapa proses pengolahan, seperti pembuatan kompos, pembuatan biogas, daur ulang kertas dan daur ulang plastik. Maka dari itu sebaiknya masyarakat dapat memilah sampah domestik. Namun kebiasaan masyarakat Kota Surakarta dalam mengelola sampah domestik masih tergolong rendah. Hal ini sangat berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, di mana belum adanya sosialisasi tentang pemilahan sampah menjadi berbagai jenis. Seperti pemisahan sampah organik dan anorganik (kertas, plastik dan logam). Selain itu, tempat sampah yang sudah ada di tempat umum juga tidak berfungsi secara efektif. Terlihat di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang tersebar di beberapa kelurahan Kota Surakarta hanya sebagai tempat pembuangan akhir bagi masyarakat. Di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) juga masih menjadi masalah, ini dibuktikan dari tahun ke tahun tidak ada perubahan metode pengolahan sampah yang baik. Jadi, pengelolaan dan pengolahan sampah domestik di Kota Surakarta masih dikatakan kurang efektif dan efisien.
C. Dinas Pendidikan Kota Surakarta 1. Profil Dinas Pendidikan Kota Surakarta
Dinas Pendidikan adalah salah satu instansi pemerintahan yang khusus menangani bidang pendidikan. Kantor Dinas Pendidikan beralamat di Jalan D.I. Panjaitan No.7 Setabelan Banjarsari, Surakarta, 57132, Telp (0271) 630123. Kantor Dinas Pendidikan menjadi satu dengan Dinas Pemuda dan Dinas Olah Raga yang di singkat dengan DIKPORA.
2. Visi dan Misi Dinas DIKPORA Kota Surakarta
a. Visi DIKPORA Surakarta “Terwujudnya insan yang cerdas, berkarakter, dan kompetitif”
b. Misi DIKPORA Surakarta
1) Mewujudkan insan yang professional, terampil, dan bugar. 2) Mewujudkan akses pendidikan yang terjangkau.
3) Mengembangkan pendidikan seni dan budaya daerah. 4) Menyelenggarakan pendidikan berkarakter.
5) Membentuk kepribadian yang religious, berkompetensi ilmu pengetahuan dan kecakapan hidup.
6) Mewujudkan pencitraan public yang kredibel dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan.
7) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing. 8) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
9) Memassalkan olah raga, menintensifkan pembibitan dan pembinaan olahragawan berprestasi.
3. Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Surakarta
a. Tugas pokok Dinas Pendidikan Kota Surakarta: Menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang kependidikan.
b. Fungsi Dinas Pendidikan Kota Surakarta:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang kependidikan.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kependidikan.
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kependidikan lingkup Pemerintah Kota Surakarta.
4) Pelaksanaan tugas di bidang kependidikan dan sarana prasarana pendidikan.
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependidikan. 6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas.
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Surakarta
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Dinas Pendidikan dipimpin oleh Kepala Dinas yang membawahi:
a. Sekretariat
b. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini c. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama d. Bidang Pendidikan Menengah
e. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan f. Bidang Pendidikan Non Formal
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) h. Sekolah Menengah Kejuruan
i. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas j. Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut struktur tanggung jawab masing-masing jabatan yang dibawahi oleh Kepala Dinas:
a. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan tanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
c. UPTD dipimpin oleh seorang kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
d. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Berikut adalah struktur tugas masing-masing jabatan yang dibawahi oleh Kepala Dinas:
a. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas:
1) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis. 2) Pembinaan.
3) Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu. 4) Pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan,
Sekretariat membawahi:
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Umum dan
Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris.
b. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini mempunyai tugas:
1) Penyiapan kebijakan perumusan teknis. 2) Pembinaan.
3) Pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan dasar.
4) Pengendalian mutu pendidikan dasar, serta sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
Fungsi Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini, yakni:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan bidang pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian mutu pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini. 3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini membawahi:
1) Seksi Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini, yang mempunyai tugas:
a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini, meliputi:
(1) Perumusan kebijakan operasional pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini di kota sesuai kebijakan nasional.
(2) Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan dasar antar kabupaten/kota.
(3) Perencanaan strategis pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini sesuai rencana strategis pendidikan nasional.
(4) Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
(5) Koordinasi atas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
(6) Pengelolaan pendidikan bertaraf internasional tingkat pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
2) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar Dan Anak Usia Dini mempunyai tugas:
a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini, meliputi:
usia dini bertaraf internasional sesuai kewenangan kota.
(2) Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
(3) Pembinaan dan fasilitas lingkup kota bidang sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini.
c. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama d. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai tugas: 1) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis.
2) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidik dasar SD, pendidik dan tenaga kependidikan pendidik dasar SMP.
3) Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidik menengah. Bidang pendidik dan tenaga kependidikan membawahi:
1) Seksi pendidik dan kependidikan dasar SD, yang mempunyai tugas: a) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan kependidikan dasar SD, meliputi:
(1) Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar milik pemerintah kota.
kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar milik.
(3) Usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan dasar.
(4) Peningkatan kesejahteraan.
(5) Penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan dasar.
(6) Usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf internasional selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SD.
2) Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SMP 3) Seksi Pendidik dan Kependidikan Menengah
e. Bidang Pendidikan Non Formal Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas:
1) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
2) Pembinaan dan pelaksanaan pemberian dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan pendidikan non formal.
Fungsi Bidang Pendidikan Non Formal:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan pendidikan masyarakat.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan kesetaraan dan keaksaraan.
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pendidikan Non Formal membawahi:
1) Seksi Pendidikan Masyarakat, yang mempunyai tugas:
a) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidikan masyarakat, meliputi:
(1) Perencanaan strategis pendidikan non formal sesuai rencana strategis pendidikan nasional.
(2) Membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan non formal. (3) Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis
pendidikan non formal skala pemerintah kota.
(4) Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pada pendidikan non formal skala pemerintah kota.
2) Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan, yang mempunyai tugas: a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang Kesetaraan dan Keaksaraan, meliputi:
(1) Perencanaan strategis pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan sesuai rencana strategis pendidikan nasional.
(2) Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
(3) Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
(4) Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan skala pemerintah kota.
(5) Pemberian dukungan sumber daya penyelenggaraan pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan.
D. Target Market dan Target Audience 1. Target Market
Segmentasi dari target market dalam konsep perancangan buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye Gerakan 1821 adalah sebagai berikut:
a. Segmen Demografi
1) Usia : anak-anak usia 6-12 tahun 2) Pendidikan : SD kelas 1-6
3) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan 4) Agama : semua agama
5) Kelas sosial : menengah ke atas b. Segmen Geografi
Daerah yang menjadi target sasaran perancangan buku aktivitas bergambar sebagai media kampanye Gerakan 1821 serta mengenalkan pemanfaatan limbah plastik menjadi kerajinan tangan ini adalah kota Surakarta dan sekitarnya secara khususnya, sedangkan secara umum untuk seluruh Indonesia.
c. Segmen Psikografi
Anak-anak yang mempunyai keingintahuan besar, anak-anak yang tertarik untuk melakukan aktivitas kreatif seperti membuat prakarya, mereka
yang senang belajar sambil bermain serta mereka yang gemar membaca buku dengan tampilan visual (gambar).
2. Target Audience
Target audience adalah orang yang akan menjadi sasaran komunikasi. Dalam perancangan ini yaitu menjadi sasaran komunikasi buku aktivitas bergambar maupun media promosinya. Untuk detail segmentasi dari target audience pada konsep perancangan ini terbagi menjadi dua, yaitu audience primer, dan audience sekunder sebagai pengambil keputusan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Target Audience Primer 1) Segmen Demografi
a) Usia : anak-anak (usia 6-12 tahun) b) Pendidikan : SD kelas 1-6
c) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan d) Agama : semua agama
e) Kelas sosial : menengah ke atas 2) Segmen Geografi
Daerah yang menjadi sasaran perancangan buku aktivitas ini adalah Kota Surakarta dan sekitarnya secara khususnya dan seluruh Indonesia secara umumnya.
Anak-anak yang mempunyai keingintahuan besar, anak-anak yang tertarik untuk melakukan aktivitas kreatif seperti membuat prakarya, mereka yang senang belajar sambil bermain serta mereka yang gemar membaca buku dengan tampilan visual (gambar).
b. Target Audience Sekunder 1) Segmen Demografi
a) Usia : orang tua (usia 25-40 tahun)
b) Pendidikan : SMA sampai ke jenjang kesarjanaan c) Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
d) Agama : semua agama e) Kelas sosial : menengah ke atas 2) Segmen Geografi
Daerah yang menjadi target sasaran perancangan buku aktivitas bergambar sebagai media kampanye Gerakan 1821 serta mengenalkan pemanfaatan limbah plastik menjadi kerajinan tangan ini adalah kota Surakarta dan sekitarnya secara khususnya, sedangkan secara umum untuk seluruh Indonesia.
3) Segmen Psikografi
Orang tua yang menyadari akan pentingnya melibatkan diri secara langsung dalam mengasuh serta mendampingi aktivitas anak. Mereka yang menyadari dampak negatif dari penggunaan gadget, serta mereka yang peduli untuk mendidik anak berfikir kreatif dalam memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi barang berguna.
3. Hasil Identifikasi Target Market dan Target Audience
Dalam perancangan ini penulis menggunakan kuesioner atau angket untuk mengetahui insight dari target audience yang nantinya akan digunakan untuk menentukan tone and manner dalam visualisasi buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye Gerakan 1821.
Angket disebarkan secara acak pada 200 responden anak-anak usia 6-12 tahun dan 100 orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di beberapa kota yaitu Surakarta, Tulungagung dan Trenggalek. Angket yang disebarkan di Kota Surakarta adalah untuk mengetahui minat serta kebiasaan anak-anak di Surakarta secara khususnya, sedangkan angket yang disebarkan di dua kota lainnya adalah untuk mengetahui minat serta kebiasaan anak usia 6-12 tahun pada umumnya. Untuk anak-anak, penulis membimbing dengan menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan rutinitas kegiatan bersama orang tua dan visualisasi gambar, kemudian responden menjawab dan memilih sesuai dengan pendapat dan ketertarikannya.
Berikut merupakan data dan kesimpulan yang diperoleh dari kuesioner yang diajukan kepada responden:
a. Hasil Kuesioner pada Anak Usia 6-12 Tahun
1) Terkait dengan jenis kegiatan yang sering dilakukan bersama orang tua, yaitu sebanyak 24% responden lebih sering bermain bersama, 57% belajar, dan 19% lainnya melakukan aktivitas seperti menonton TV dan berolahraga.
Jenis Kegiatan Bersama Orang Tua
Diagram 1. Kegiatan Anak Bersama Orang Tua
2) Tentang jenis kegiatan yang dilakukan anak pada waktu senggang ketika tidak ada PR. Sebanyak 25% responden anak bermain gadget, 45,5% bermain bersama teman dengan melakukan aktivitas seperti permainan tradisional, 29,5% menonton TV atau film.
Kegiatan Anak Waktu Senggang
Diagram 2. Kegiatan Anak Waktu Senggang 19%
57% 24%
Aktivitas Lainnya Belajar Bermain
30%
25% 45%
Menonton Bermain Gadget
3) Tentang kegemaran anak terhadap aktivitas membaca buku bergambar, yaitu 197 anak dari 200 atau 98,5% gemar untuk membaca buku bergambar, 1,5% anak tidak menyukai.
Kegemaran Anak Membaca Buku Bergambar
Diagram 3. Kegemaran Anak Membaca Buku Bergambar
4) Terkait ketertarikan anak mempelajari kerajinan tangan.Sebanyak 95% anak tertarik, 5% tidak.
Ketertarikan Anak Mempelajari Kerajinan Tangan
Diagram 4. Ketertarikan Anak Mempelajari Kerajinan Tangan 1,5% 98,5% Tidak Suka Suka 1,5% 98,5% Tertarik Tidak
5) Tentang sampah anorganik khususnya sampah plastik yang diketahui responden anak untuk dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan. Sebanyak 68% anak mengetahui, dan 32% anak tidak mengetahui.
Sampah Plastik sebagai Kerajinan Tangan yang Anak Ketahui
Diagram 5. Sampah Plastik sebagai Kerajinan Tangan yang Anak Ketahui
6) Tentang model gambar yang anak sukai, 43% menyukai gambar yang sangat sederhana 57% anak menyukai gambar sedikit detail.
Jenis Gambar yang Disukai Anak
Diagram 6. Jenis Gambar yang Disukai Anak 32% 68% Tahu Tidak 43% 57% Gambar sederhana Gambar detail
7) Tentang layout buku yang lebih nyaman untuk dibaca oleh anak. Sebanyak 52% anak nyaman membaca buku dengan gambar dan teks yang terpisah dan 48% nyaman membaca buku full color dengan teks bergabung dengan gambar.
Jenis Layout Buku yang Nyaman Menurut Anak
Diagram 7. Jenis Layout yang Nyaman Menurut Anak
8) Tentang kelompok warna yang disukai anak usia 6-12 tahun. 77% anak menyukai warna mencolok, 23% menyukai warna pastel.
Kelompok Warna yang Anak Sukai
Diagram 8. Kelompok Warna yang Anak Sukai 48% 52% Gambar dan Teks Menyatu Gambar dan Teks Terpisah 23% 77% Warna Mencolok Warna Pastel
b. Hasil kuesioner untuk Orang Tua
1) Tentang orang tua yang mengenal Gerakan 1821 sebagai program parenting, sebanyak 24% mengetahui sedangkan 76% lainnya tidak mengetahui.
Orang Tua Mengetahui Gerakan 1821
Diagram 9. Orang Tua Mengetahui Gerakan 1821
2) Tentang lamanya orang tua menemani anak beraktivitas dalam sehari. 1% orang tua hanya menemani anak selama 1 jam, 73% selama 1-5 jam 16% selama 6-10 jam, 7% 11-15 jam dan 3% lebih dari 15jam.
24%
76%
Lama Orang Tua Bersama Anak
Diagram 10. Lama Orang Tua Bersama Anak
3) Terkait aktivitas yang sering dilakukan bersama anak, sebanyak 51% sering menemani anak belajar, 36% sering menemani anak-anak melakukan kegiatan lainnya seperti menonton, jalan-jalan dan olahraga, 13% menemani anak bermain.
Aktivitas Bersama Anak
Diagram 11. Aktivitas Bersama Anak
1%
73% 16%
7% 3%
1 jam 2-5 jam 6-10 jam 11-15 jam >15 jam
51%
36% 13%
4) Terkait orang tua yang melibatkan gadget saat bersama anak. Sebanyak 1% responden orang tua tidak melibatkan gadget sama sekali ketika menemani anak, 56% jarang, dan 43% lainnya sering melibatkan.
Melibatkan Gadget Saat Bersama Anak
Diagram 12. Melibatkan Gadget Saat Bersama Anak
5) Tentang orang tua yang mengetahui bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah plastik ke laut terbesar no.2 di dunia tahun 2015 menurut Jambeck. Sebanyak 27% mengetahui dan 73% tidak.
Orang Tua Tahu Indonesia Penghasil Sampah Plastik no.2 Terbesar
Diagram 13. Orang Tua Tahu Indonesia Penghasil Sampah Plastik no.2 Terbesar
1%
56% 43%
Tidak sama sekali Jarang Sering
27%
73%
6) Tentang orang tua yang mengetahui manfaat sampah anorganik terutama plastik sebagai bahan kerajinan tangan, yaitu sebanyak 76% orang tua mengetahui dan 24% tidak.
Orang Tua Tahu Sampah Dimanfaatkan Sebagai Kerajinan
Diagram 14. Orang Tua Tahu Sampah Dimanfaatkan Sebagai Kerajinan
7) Terkait orang tua yang bersedia mendampingi anak dalam melakukan aktivitas membuat kerajinan tangan. Sebanyak 91% orang tua besedia dan 9% lainnya tidak.
Orang Tua Tahu Bersedia Mendampingi Anak Membuat Kerajinan Tangan
Diagram 15. Orang Tua Tahu Bersedia Mendampingi Anak Membuat Kerajinan Tangan
24% 76% Tahu Tidak 9% 91% Bersedia Tidak
8) Pendapat orang tua tentang pentingnya peran serta mereka dalam mendidik, mengasuh dan mendampingi anak beraktivitas, yaitu sebanyak 0% mengatakan tidak penting, 23% penting dan 77% menganggapnya sangat penting.
Pendapat Orang Tua Tentang Perannya Mendampingi Anak
Diagram 16. Pendapat Orang Tua Tentang Perannya Mendampingi Anak
c. Kesimpulan
Dari hasil kuesioner terhadap anak-anak usia 6-12 tahun dan orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1) Target Audience Anak-Anak Usia 6-12 Tahun
Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data bahwa anak-anak usia 6-12 tahun di Kota Surakarta secara khususnya dan anak-anak di beberapa kota lain pada umumnya, lebih sering menghabiskan waktu bersama orang tua untuk belajar. Anak-anak usia 6-12 tahun lebih sering bermain dengan teman di waktu senggang. Namun tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih bermain gadget. Anak di usia 6-12 tahun
23%
77%
sangat suka untuk membaca buku bergambar dan melakukan aktivitas kreatif seperti membuat kerajinan tangan. Banyak dari anak-anak usia 6-12 tahun yang telah mengetahui bahwa sampah plastik dapat dimanfaatkan kembali selain melalui daur ulang juga dengan menjadikannya kerajinan tangan.
Untuk visualisasi buku aktivitas bergambar, anak-anak usia 6-12 tahun cenderung menyukai gambar-gambar yang sedikit detail dan menggunakan warna-warna cerah dibanding gambar yang sangat sederhana. Untuk penataan layout, anak usia 6-12 tahun lebih nyaman membaca buku dengan layout yang rapi di mana teks terpisah dari gambar. 2) Target Audience Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 6-12 Tahun
Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data orang tua di Kota Surakarta, yaitu sebagian besar orang tua belum mengetahui Gerakan 1821 yang merupakan program pengasuhan anak. Lebih dari 50% orang tua menghabiskan waktu selama 1-5 jam bersama anak dengan belajar dan bermain. Tidak sedikit orang tua yang sering melibatkan gadget selama menemani anak beraktivitas. Para orang tua berkeinginan untuk turut berperan dalam memanfaatkan sampah plastik sebagai kerajinan tangan meski hanya sedikit yang mengetahui bahwa Indonesia menduduki peringkat 2 dunia sebagai penghasil terbesarnya. Para orang tua menyadari bahwa peran serta mereka sangatlah penting untuk kehidupan anak.
E. Komparasi
1. Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak”
a. Deskripsi Umum
Buku aktivitas bergambar “Hasta KaryaUnik Berbahan Alam Untuk Anak” adalah kumpulan tutorial atau cara membuat kerajinan tangan yang berbahan alam. Buku ini memang ditujukan pada anak-anak untuk membuat kerajinan tangan dengan bahan yang mudah diperoleh di sekitarnya yaitu bahan alam. Terdapat cara membuat kerajinan tangan dari biji, ranting, batu dan daun. Dalam buku initerdapat ilustasi berupa foto proses pembuatan dan hasil jadi.
1) Judul Keseluruhan : Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak 2) Pengarang : Bunda Sugi
3) Penerbit : DIVA Kids 4) Tahun Terbit : 2015
5) Jumlah Halaman : 64 Halaman 6) Ukuran Buku : 18,5 x 25,5 cm 7) Sinopsis :
Kreativitas itu perlu dibuat, bukan dibicarakan saja. Buku ini akan memandu kita cara membuat karya dari bahan alam, seperti daun, batu, ranting, dan sebagainya. Bahan-bahan itu mudah di dapat di sekitar kita.
Dengan disertai gambar proses pembuatan kreasi unik dan menarik, seperti mahkota, kotak pensil, vas bunga, dan masih banyak lagi,
buku ini baik dibaca oleh anak-anak maupun para pendidik/orang tua. Tidak hanya itu, buku ini juga membuat kita terinspirasi ingin membuat kreasi yang baru. Selamat membaca dan berkarya!
b. Target Market dan Target Audience 1) Segmen Demografis
a) Umur : anak- anak 6-10 tahun dan orang tua 25-40 tahun b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
c) Agama : semua agama d) Kelas Sosial : menengah ke atas 2) Segmen Geografi
Segmen geografi dari buku aktivitas bergambar ini adalah untuk seluruh Indonesia.
3) Segmen Psikografi
Buku aktivitas bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak” ini dibuat untuk anak-anak yang tertarik untuk membuat kerajinan tangan, untuk anak yang gemar membaca, serta anak yang tertarik membaca buku dengan tampilan visual atau gambar.
c. Distribusi
Buku aktivitas bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak” ini telah didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui toko-toko buku besar maupun buku kecil, serta melalui toko buku online di mana pembeli bisa membelinya tanpa harus pergi ke toko buku.
Promosi dari buku ini melalui media sosial, diantaranya website, twitter, dan facebook.
e. Tampilan Visual
1) Cover Buku Aktivitas Bergambar “Hasta KaryaUnik Berbahan Alam Untuk Anak”
Gambar 1. Cover Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak”
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2) Bagian Isi Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Alam Untuk Anak”
Bagian isi yang penulis ambil adalah tentang membuat kerajinan tangan dari batu. Pada cara pembuatan kerajinan dari batu ini cukup unik, yaitu menggambar aneka karakter binatang (contoh pada prosesnya adalah kepik) pada batu dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti batu dan cat. Tampilan visual buku ini kurang menarik karena hanya terdapat foto bahan, proses dan hasil, tidak ada ilustrasi berupa gambar.
Namun layout dari buku ini sesuai bagi anak-anak untuk membaca dan memahami isinya karena gambar dan teks terpisah.
Berikut contoh tampilan visual isi buku :
Gambar 2. Isi Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2. Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
a. Deskripsi Umum
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” merupakan cara membuat kerajinan tangan dari bahan kertas dan karton. Buku ini merupakan buku terjemahan dengan judul asli “365 Things to do with Paper and Cardboard” ditujukan bagi anak-anak untuk membuat kerajinan tangan dengan bahan kertas dan karton. Di dalam buku ini terdapat 126 jenis kerajinan tangan dengan 365 model atau karakter. Buku ini memiliki ilustrasi yang fullcolor dan menarik khas anak-anak.
1) Judul Keseluruhan : 365 Kreasi dari Kertas dan Karton 2) Pengarang : Fiona Watt
3) Penerbit : Tiga Ananda (Tiga Serangkai) 4) Tahun Terbit : 2014
5) Jumlah Halaman : 128 Halaman 6) Ukuran Buku : 23 x 27 cm 7) Sinopsis :
Kapan saja kalian ingin menggunting, menempel, membuat model, atau menciptakan kolase, buku ini akan memberi kalian contoh-contoh kreasi menarik yang dapat kalian buat setiap hari dalam setahun. b. Target Market dan Target Audience
1) Segmen Demografi
a) Umur : anak- anak 6-10 tahun dan orang tua 25-40 tahun b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
c) Agama : semua agama d) Kelas Sosial : menengah ke atas c. Segmen Geografi
Segmen geografi dari buku aktivitas bergambar ini adalah untuk seluruh Indonesia.
d. Segmen Psikografi
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” ini dibuat untuk anak-anak yang tertarik untuk membuat kerajinan tangan, terutama mereka yang gemar menggunting, menggambar dan menempel, untuk anak yang gemar membaca, serta anak yang tertarik membaca buku dengan tampilan visual atau gambar yang menarik.
e. Distribusi
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” ini telah didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui toko-toko buku besar maupun buku kecil, serta melalui toko buku online di mana pembeli bisa membelinya tanpa harus pergi ke toko buku.
d. Promosi yang Dilakukan
Promosi dari buku ini melalui media sosial, diantaranya website, twitter, instagram dan facebook.
e. Tampilan Visual
1) Cover Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
Gambar 3. Cover Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2) Bagian Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” Buku aktivitas bergambar ini berisi halaman-halamn fullcolor dengan karakter yang menarik dan lucu yang sesuai untuk anak-anak. Pada penataan layout buku ini membaurkan gambar dan
teks. Pada buku ini terdapat ilustrasi gambar proses pembuatan serta foto hasil jadi, namun tidak pada 365 kreasi yang terdapat didalamnya. Sehingga hanya sebagian yang memiliki ilustrasi gambar proses pembuatan dan sebagian hanya menjelaskan secara umum.
Berikut contoh tampilan visual isi buku :
Gambar 4. Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
Gambar 4. Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
F. Analisa SWOT
Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai faktor dalam merumuskan strategi produk, dalam hal ini untuk perancangan buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan 1821” agar lebih terarah. Analisis ini didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat), serta sebagai perbandingan dengan kompetitor atau komparasinya.
Untuk mengetahui peluang utama dalam perancangan buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan 1821” diperlukan observasi terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dari buku aktivitas ini terhadap objek pembanding atau komparasinya melalui analisa SWOT.
Berikut merupakan tabel analisa SWOT dari buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye Gerakan 1821, “Berkreasi dengan Sampah Plastik” dengan dua komparasinya yaitu “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak” dan “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” :
34
69
Analisa SWOT
Buku Aktivitas Bergambar
“Berkreasi dengan Sampah Plastik” Buku Aktivitas “Hasta Karya Unik Berbahan Alam untuk Anak” Buku Aktivitas Bergambag “365 Kreasi dari Kertas dan KArton”
Strength (Kelebihan)
1. Tema yang diangkat sesuai isu lingkungan yaitu tentang pemanfaatan sampah plastik berupa botol dan kantong plastik menjadi kerajinan tangan.
2. Berusaha mengkampanyekan tentang pentingnya peran langsung orang tua untuk mendampingi anak bermain dan belajar.
3. Mengajarkan anak-anak berfikir kreatif dalam memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi barang berguna.
1. Tema yang diangkat sesuai untuk mengasah skill atau kemampuan dengan memanfaatkan sampah alami dan berbahan alam sebagai media pembuatan kerajinan tangan. 2. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan dalam buku ini sederhana dan mudah ditemukan.
3. Ilustrasi yang disajikan terdiri dari foto proses pembuatan sehingga anak-anak dapat langsung memiliki gambaran akan hasil kerajinan tangan yang akan ereka buat.
1. Tema yang diangkat sesuai isu lingkungan yaitu tentang pemanfaatan kertas dan karton bekas menjadi kerajinan tangan. 2. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat kerajinan tangan dalam buku ini sederhana dan mudah ditemukan.
3. Mengajarkan anak-anak berfikir kreatif dalam memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi karya seni.
70 4. Ilustrasi yang disajikan terdiri dari
perpaduan foto dan gambar yang akan dibuat sedikit detail dengan warna cerah melalui digital painting. 5. Layout akan dibuat rapi sehingga anak-anak akan lebih mudah memahami isinya.
6. Elemen teks menggunakan font yang mudah dibaca oleh anak-anak. 7. Terdapat halaman yang bisa digunting dan diaplikasikan pada kerajinan tangan.
4. Bahasa di dalam buku ini sesuai untuk anak-anak.
5. Layout penataan foto dan teks rapi sehingga memudahkan anak-anak dalam memahami setiap prosesnya.
4. Ilustrasinya terdiri dari perpaduan foto dan gambar yang disajikan dengan warna-warna cerah.
5. Elemen teks menggunakan font khas anak-anak sehinga mudah dibaca.
Weakness (Kekurangan)
1. Sampul tidak menggunakan hardcover sehingga mudah rusak. 2. Beberapa proses karajinan tangan
harus dengan pengawasan orang tua secara langsung, sehingga
anak-1. Sampul tidak menggunakan hardcover sehingga mudah rusak. 2. Ilustrasi hanya berupa foto sehingga
kurang menarik untuk anak-anak.
1. Sampul tidak menggunakan hardcover sehingga mudah rusak. 2. Dari 365 model kerajinan tangan
hanya satu per tiga yang memili panduan proses pembuatan.
7
1
71
anak tidak bisa mempraktekkannya sendiri.
3. Beberapa halaman tidak penuh warna, yaitu dominan warna putih sebagai background.
3. Sebagian ilustrasi foto di dalamnya kurang berkualitas karena tidak fokus (blur).
4. Layout terkesan monoton karena hanya menggunakan border halaman dengan warna solid.
3. Tidak ada paragraph khusus tentang bahan-bahan yang diperlukan.
4. Beberapa teks kurang jelas karena berbaur dengan gambar yang memiliki background fullcolor. Opportunity
(Peluang)
1. Belum banyak buku aktivitas untuk anak tentang pemanfaatan sampah yang melibatkan peran khusus orang tua sehingga dapat mempererat hubungan dan komunikasi antara orang tua dan anak.
2. Belum banyak buku yang memiliki ilustrasi menarik yaitu memadukan ilustrasi berupa foto dan gambar
1. Belum banyak buku aktivitas dengan menggunakan bahan alami dari alam.
2. Banyak anak-anak yang gemar melakukan aktivitas bermain dan belajar yang berhubungan dengan alam.
1. Belum banyak buku aktivitas tentang pemanfaatan kertas dan karton bekas dengan model kreasi sebanyak ini (365 macam).
2. Belum banyak buku yang memiliki ilustrasi menarik dengan perpaduan foto dan gambar yang dapat membantu menjelaskan proses didalamnya.
72 yang dapat membantu menjelaskan
proses didalamnya.
3. Anak-anak lebih tertarik membaca dan lebih mudah memahami buku dengan tampilan visual (gambar).
3. Anak-anak lebih tertarik membaca dan lebih mudah memahami buku dengan tampilan visual (gambar).
Threats (Ancaman)
1. Semakin banyaknya buku aktivitas tentang pemanfaatan sampah dengan cara kreatif yang makin bervariasi.
2. Semakin berkembangnya buku aktivitas dengan menggunakan media cetak 3D seperti buku pop up dan semakin banyaknya penggunaan multimedia seperti video.
1. Semakin banyaknya buku aktivitas yang memiliki ilustrasi yang menarik dan tidak monoton.
2. Semakin berkembangnya buku aktivitas dengan menggunakan media cetak 3D seperti buku pop up dan semakin banyaknya penggunaan multimedia seperti video.
1. Semakin banyaknya buku aktivitas yang memanfaatkan kertas dan karton dengan tutorial yang lebih lengkap.
2. Semakin berkembangnya buku aktivitas dengan menggunakan media cetak 3D seperti buku pop up dan semakin banyaknya penggunaan multimedia seperti video.
34
G. Unique Selling Preposition (USP)
USP (Unique Selling Preposition) merupakan sebuah teknik penjualan dengan memunculkan keunikan dari sebuah perusahaan maupun produk yang tidak dimiliki oleh pesaing. Agar sebuah produk dapat laku dan diminati oleh konsumen selain menentukan positioning, perlu ditentukan pula USP atau keunikan dari sebuah produk. Masing-masing produk pasti mempunyai keunikannya sendiri, hanya saja bagaimana cara agar keunikan tersebut bisa ditonjolkan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga melekat dibenak konsumen.
Keunikan yang dimiliki oleh Buku Aktivitas Bergambar “Berkreasi dengan Sampah Plastik” sebagai media kampanye “Gerakan 1821” ini adalah dari segi proses dalam melaksanakan aktivitas pembuatan kerajinan tangan dari sampah plastik sendiri. Buku ini melibatkan peran langsung orang tua untuk mendampingi anak berkreativitas. Dengan melakukan aktivitas di dalam buku ini membuat anak bisa berfikir kreatif untuk memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi barang berguna, selain itu proses yang melibatkan peran langsung orang tua tersebut dapat mempererat hubungan serta komunikasi anak dengan orang tua. Buku ini juga memiliki ilustrasi menarik berupa foto hasil kerajinan disertai hadirnya karakter ayah, ibu dan anak sebagai tokoh peraga didalamnya.
H. Positioning
Positioning merupakan upaya atau tindakan menempatkan produk agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Produk yang memiliki posisi kuat di benak akan menjadi faktor pengaruh yang kuat.
Strategi positioning dalam perancangan buku aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan 1821” adalah
memposisikannya sebagai buku edukasi, di mana orang tua secara langsung mendidik dan berperan aktif mengajarkan cara memanfaatkan barang yang tidak terpakai menjadi barang yang berguna secara kreatif. Buku aktivitas bergambar akan disajikan dengan ilustrasi yang menarik berupa gambar dan foto, dengan warna cerah, untuk membantu anak-anak dalam memahami isi dari buku ini serta disajikan dengan font yang mudah dibaca oleh anak usia 6-12 tahun.