• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI

TANAMAN PERKEBUNAN

AMBON

(2)

KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 merupakan acuan pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan langkah-langkah strategis yang akan di laksanakan oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon.

Di dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 ini memuat informasi tentang program, strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran 2014.

Berdasarkan Intruksi Presiden RI Nomor 7 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai instrumen utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategi.

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan (BBPPTP) Ambon ini merupakan revisi dari Rencana Kinerja Tahunan

terdahulu yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi,

Tujuan dan Sasaran, Permasalahan yang dihadapi, Program dan kegiatan, Kebijakan dan

Strategi tahun 2014 yang dilengkapi dengan Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun

2014, Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini dapat berfungsi sebagai tolok ukur untuk

menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan untuk 1 (satu) periode.

(3)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya pengelolaanya harus diselaraskan dengan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke-generasi.

Undang Undang No.18 tahun 2004 tentang Perkebunan, mengamanatkan bahwa pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan, sehingga peran penting perkebunan sebagai penyedia devisa negara, penyerap tenaga kerja, pendorong pengembangan industri hilir perkebunan di dalam negeri, pendukung pengembangan wilayah serta pendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, akan semakin meningkat.

Dalam rangka mendukung tercapainya peningkatan produksi, produtivitas dan mutu hasil tanaman perkebunan yang tinggi serta mencapai berbagai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan, serta mengacu pada Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan. Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat diketahui secara tepat seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya.

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai

penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang

akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.

(4)

Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja tahunan.

Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu periode tertentu.

Rencana kinerja tahunan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) tahun 2014 memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun 2014. Dengan disusunnya rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja serta target capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait sehingga hasil yang dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan rencana kinerja adalah :

▪ Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional secara terinci;

▪ Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program

▪ Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja

▪ Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja

▪ Membantu dalam menetapkan target kinerja

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

(5)

Berdasarkan Permentan No.10/Permentan/OT.140/2/2008 tgl 6 Februari 2008, tugas BBP2TP Ambon adalah melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih, dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium. Dalam melaksanakan tugas di atas, BBP2TP Ambon menyelenggarakan fungsi :

a. pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional;

b. pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor, dan yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika;

c. pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam rangka pelepasan varietas;

d. pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas;

e. pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian

sertifikasi layak edar;

f. pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi;

g. pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan

uji acuan (referee test);

h. pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan;

i. pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi;

j. pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;

k. pengembangan teknik surveillance OPT penting;

l. pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan;

m. pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT Perkebunan;

n. pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas, pelepasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan;

o. pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada

implementasi pengendalian hama terpadu;

(6)

p. pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati;

q. pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

r. pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

s. pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

t. pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

u. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai besar.

(7)

III. VISI DAN MISI

Sejalan dengan tupoksi yang diemban, maka Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Ambon tahun 2010-2014 mempunyai Visi yaitu :

A. VISI.

Menjadi balai acuan yang profesional dalam pelayanan kepada masyarakat di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan”.

B. Misi

1) Mengoptimalkan pengawasan pelestarian plasma nutfah nasional sebagai sumber genetik dalam rangka penemuan varietas benih unggul dan pemanfaatan agens pengendali hayati;

2) Mengoptimalkan pengawasan mutu benih dan peredarannya serta pemanfaatan agens pengendali hayati;

3) Meningkatkan pelaksanaan uji adaptasi dan observasi dalam rangka pencarian dan pelepasan varietas serta pemanfaatan agens pengendali hayati;

4) Meningkatkan dan mengembangkan metode pengawasan mutu benih dan penerapan PHT;

5) Mengembangkan teknik identifikasi dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT);

6) Mengoptimalkan pengendalian OPT, Penanggulangan Ganggunan Usaha Perkebunan dan Dampak Anomali Iklim;

7) Meningkatkan pelayanan teknis pengawasan mutu benih dan proteksi tanaman perkebunan;

8) Meningkatkan pengembangan jaringan dan kerjasama antar laboratorium

pengujian mutu benih dan proteksi.

(8)

IV. TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan

Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas tanaman dan mutu produk perkebunan yang berdaya saing tinggi, maka tujuan penyelenggaraan BBP2TP Ambon sebagai berikut :

1) Meningkatkan pengawasan pelestarian plasma nutfah nasional sebagai sumber genetik dalam rangka penemuan varietas benih unggul.

2) Meningkatkan uji observasi, uji manfaat dan uji kelayakan benih dalam rangka pelepasan dan penarikan varietas.

3) Mengembangkan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee test).

4) Meningkatkan ketersediaan data organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan dan musuh alaminya.

5) Meningkatkan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT dan non OPT serta faktor yang mempengaruhi.

6) Mengembangkan teknik dan metode surveillance, pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan.

7) Mengembangkan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas, pelepasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan serta PHT.

8) Meningkatkan uji pemanfaatan pestisida.

9) Meningkatkan pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.

10) Terwujudnya sistem manajemen informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.

11) Meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.

12) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait.

13) Meningkatkan pelayanan organisasi.

(9)

B. Sasaran

Output atau sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan adalah :

1. Terlaksananya pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan 2. Terlaksananya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan

3. Terlaksananya pelayanan organisasi yang berkualitas

(10)

V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Permasalahan yang masih dihadapi oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi (BBP2TP) Ambon, dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan antara lain :

a. Memperhatikan perkembangan perkebunan di wilayah timur yang cukup pesat dan beban kerja yang cukup besar yang harus diemban oleh BBP2TP Ambon serta luasnya wilayah kerja/binaan untuk bidang proteksi yang meliputi 10 provinsi yang ada di Pulau Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua serta untuk bidang perbenihan yang meliputi 2 provinsi yang ada di Kep. Maluku dan Maluku Utara, maka untuk mendukung pelaksanaan kerja yang optimal sangat dirasakan bahwa struktur organisasi yang ada kurang memadai. Idealnya dalam struktur organisasi BBP2TP Ambon terdapat 2 bidang yaitu bidang perbenihan dan bidang proteksi dimana masing-masing membawahi 2 seksi sebagaimana struktur yang ada di BBP2TP Medan dan Surabaya. Mengingat Sub Bagian Tata Usaha beban kerjanya sangat berat mulai dari perencanaan, monev, dan pelaporan serta kegiatan kesekretariatan lainnya, seyogyanya eseloneringnya ditingkatkan menjadi setara eselon III agar lebih memperlancar dalam menjalankan fungsi koordinasi dengan unit kerja lainnya;

b. Terkait dengan pengembangan metode uji, petugas memiliki pengetahuan dan keterampilan yang beragam, untuk itu kompetensi petugas laboratorium dan lapangan masih perlu ditingkatkan.

c. Peredaran benih tidak bersertifikat dan berlebel antar provinsi maupun dalam skala kecil lintas pulau masih marak terjadi dan belum dilakukan pengawasan secara maksimal.

Strategi pemecahan yang ditempuh untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas yakni:

a. Berkenaan dengan hambatan yang dihadapi, telah diusulkan penyempurnaan

organisasi BBP2TP Ambon kepada Ditjen Perkebunan permohonan usulan tenaga

fungsional analis laboratorium kepada Ditjen Perkebunan sesuai surat usulan rencana

kebutuhan pegawai BBP2TP Ambon tahun 2010 – 2014.

(11)

b. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas telah dikirim beberapa petugas guna mengikuti pelatihan secara berjenjang dan berkelanjutan serta mendatangkan nara sumber yang berkompeten sesuai dari kebutuhan perguruan tinggi dan instansi terkait.

c. Untuk meningkatkan kinerja pengawasan peredaran benih lintas provinsi maka

dilakukan koordinasi secara intensif dengan instansi terkait dan kepada

penangkar/produsen benih dilakukan sosialisasi perundang undangan dan yang penting

adalah memberikan pemahaman pada petani mengenai pentingnya pengunaan benih

yang bersertifikat dan berlabel.

(12)

VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan

Untuk melaksanakan visi, misi dan strategi pembangunan yang telah ditetapkan maka Kebijakan Umum BBP2TP Ambon adalah : “Memperkuat SDM dan fasilitas laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan serta fasilitas pendukung lainnya guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan”.

Kebijaksanaan dasar tersebut dijabarkan dalam kebijakan teknis yaitu : 1) Kebijakan Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Perkebunan

Dimaksudkan untuk menjadikan SDM yang profesional sehingga mampu melaksanakan pelestarian dan perkayaan sumberdaya genetik, pengembangan dan pengawasan mutu benih serta pengembangan dan pemanfaatan agensia hayati dalam penerapan PHT yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kebijakan ini dilaksanakan melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan petugas serta pendampingan bagi petani.

2) Kebijakan Pengembangan Kelembagaan

Kebijakan ini dalam rangka mewujudkan kelembagaan balai besar yang profesional dalam pengembangan perbenihan dan proteksi tanaman melalui pengembangan jejaring dan kerjasama dengan pihak terkait serta penguatan sarana dan prasarana balai besar.

3) Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, sehingga pelaksanaan pelestarian dan perkayaan sumberdaya genetik, pengembangan dan pengawasan mutu benih serta pengembangan dan pemanfaatan agensia hayati dalam penerapan PHT dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup tersebut ditempuh upaya sebagai berikut :

- Meningkatkan kesadaran konsumen, produsen/pengedar benih dan pihak terkait

terhadap pentingnya penggunaan benih bermutu.

(13)

- Meningkatkan upaya penerapan teknologi ramah lingkungan pada kegiatan PHT.

- Membantu upaya meningkatkan pengertian dan kesadaran untuk penerapan pengembangan PHT ramah lingkungan bagi petani.

4) Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi

Menyediakan pelayanan informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan yang akurat, tepat dan cepat bagi semua pihak yang membutuhkan. Dalam rangka pengembangan sistem informasi ini upaya yang ditempuh adalah sebagai berikut : - Peningkatan kemampuan SDM dibidang pengelolaan sistem informasi.

- Pengembangan dan pemantapan data base perbenihan dan proteksi.

B. Strategi

Dengan memperhatikan kondisi dan keterbatasan yang ada maka strategi yang ditempuh adalah :

1) Meningkatkan kualitas SDM Balai antara lain melalui pelatihan, magang, dan studi banding serta rekruitmen tenaga fungsional sesuai kebutuhan.

2) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium, perpustakaan, dan media audio visual.

3) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dalam pengawasan dan pengembangan mutu benih serta pengendalian OPT dan penanganan non OPT.

4) Mengoptimalkan petugas fungsional POPT, PBT, dan PPNS perkebunan.

5) Pengembangan dan pemantapan informasi perbenihan dan perlindungan tanaman perkebunan.

Pengembangan jaringan dan kerjasama antar laboratorium pengujian mutu benih dan

proteksi.

(14)

VII. PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program

Program Utama BBP2TP Ambon mengacu kepada program Ditjen Perkebunan, yaitu Program Pengembangan Agribisnis dan Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik.

B. Kegiatan

Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Ambon di tahun 2014 terdapat 32 kegiatan yaitu :

1. Pengawasan/Pemeriksaan sumber benih pada penangkar/produsen benih (2 Provinsi)

2. Pertemuan teknis pengembangan sistim pengawasan perbenihan ( 20 orang PBT) 3. Eksplorasi, inventarisasi benih unggul tanaman perkebunan dan pengawasan

peredaran (6 komoditi)

4. Uji observasi klon unggul lokal (6 komoditi)

5. Eksplorasi dan pengembangan musuh alami (4 OPT) 6. Oksplorasi dan pemanfaatan agens hayati (5 AH)

7. Analisa pola sebaran dan daerah sebaran OPT (10 Kabupaten) 8. Analisa gangguaan usaha perkebunan non OPT (1 paket)

9. Pengamatan, peramalan OPT dan Fenomena Iklim ( 10 Provinsi) 10. Taksasi kehilangan hasil tanaman perkebunan ( 1 kegiatan) 11. Pengembangan Penerapan PHT (9 kegiatan)

12. Identifikasi dan koleksi OPT penting (1 kegiatan)

13. Operasonal Lab proteksi (12 kali pengujian viabelitas dan kerapatan spora, perbanyakan APH dan quality control APH)

14. Operasional Lab benih ( 24 kali pengujian daya berkecambah, kemurnian fisik dan kadar air)

15. Akreditasi Lab (Surveilance)

16. Uji banding (2 pengujian benih dan 2 metoda pengujian APH)

(15)

17. Uji validasi metode (metode kemurnian fisik dan kadar air pala dan cengkeh) 18. Bimbingan teknis penerapan sistim mutu benih dan manajemen Laboratorium

(25 orang)

19. Bahan Laboratorium dan glasware (7 laboratorium) 20. Koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait ( 40 OT)

21. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi kegiatan Perbenihan dan proteksi (10 Propinsi)

22. Pertemuan Evaluasi dan Tukar informasi / Teknologi antar POPT dan PBT (50 orang)

23. Bimbingan Teknis Penyehatan Kebun kakao, Kelapa dan Pala (2 kegiatan) 24. Kerjasama dengan UPTD dalam rangka peningkatan Kompetensi pegawai

Laboratorium ( 10 provinsi)

25. Pembayaran gaji Honor, lembur dan honorarium dan vakasi 26. Pemeliharaan lingkungan ( 1 tahun)

27. Pemeliharaan gedung kantor (82 unit)

28. Langganan Majalah, Buletin dan surat kabar dll( 1 tahun) 29. Komunikasi surat menyurat ( 1 tahun)

30. Pengadaan perlengkapan kantor (1 tahun) 31. Langganan daya dan jasa ( 1 tahun)

32. Pemeliharaan kendaran roda 4 dan roda 2 ( 1 tahun)

(16)

VIII. RENCANA KERJA TAHUNAN

Rencana kinerja tahun Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Ambon dapat dilihat pada Matrik Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014.

Terlampir .

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3

Dunkungan Pengujian dan Pengawasan mutu Benih serta Penerapan Teknologi

Proteksi Tanaman

perkebunan

1. Pelaksanaan mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikasi layak edar - Jumlah benih yang disertifikasi

( ribu batang) 750

2. Pelaksanaan anilisis data serangan OPT pengembangan teknologi pengendalian OPT perkebunan

- Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan ( paket)

9

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Roadmap HPEQ Bidang Kesmas 2010 • Pembentukan tim HPEQ Bidang Kesmas, • Pemetaan PT Kesmas dan Nakesmas • Sosialisasi Proyek HPEQ Bidang kesmas 2011 • Perumusan Naskah

Kad marksistinė estetika turi tam tikrą dalį teorinių problemų, kurios gali būti sprendžiamos, interpretuojamos ir vertinamos pažinimo teorijos ir istorinio

Menurut Fajaroh dan Fiva (2005) bahwa kualitas pembelajaran tercermin dari segi proses dan hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

Berdasarkan pengertian tanah Hak Guna Usaha, asal tanah Hak Guna Usaha adalah tanah negara, apabila Hak Guna Usaha berupa tanah hak terlebih dahulu harus dilakukan penyerahan

Dengan demikian untuk mendukung berjalannya proses pembelajaran diperlukan adanya pengembangan LKS IPA berbasis Contextual Teaching and Learning materi Cermin yang

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan

Berdasarkan perubahan-perubahan yang telah terjadi tersebut, maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah mengenai ketentuan-ketentuan yang

Membangun sebuah firewall dengan sistem operasi Linux CentOS 7 dan mengimplementasikan IPTables dan Squid sebagai rules untuk firewall yang berada di dalam