• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sector serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau sebagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) dan Rencana Lima Tahunan/ Rencana Strategis dinas kesehatan kabupaten/kota.

Agar Puskesmas II Denpasar Timur dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan maupun rencana tahunan selain mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Denpasar periode Tahun 2016-2021, juga disusun berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Bali periode Tahun 2015-2019, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia periode Tahun 2015-2020, dan juga tentunya berdasarkan hasil pencapaian kinerja Puskesmas tahun 2012-2015 serta hasil umpan balik dari masyarakat melalui survei kepuasan masyarakat terhadap upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas II Denpasar Timur.

(2)

2 1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Perencanaan Lima Tahunan Puskemas II Denpasar Timur Tahun 2017-2021 adalah :

1. Menjabarkan visi, misi dan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas II Denpasar Timur;

2. Menyelaraskan dan menyerasikan kebijakan dan program pembangunan kesehatan baik di tingkat Kementerian Kesehatan RI, Dinas kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar maupun dari aspirasi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur.

Sedangkan tujuan dari penyusunan Perencanaan Lima Tahunan Puskesmas II Denpasar Timur adalah:

1. Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya;

2. Tersedianya acuan rencana kerja di Puskesmas selama periode 5 (lima) tahun ke depan;

3. Terciptanya sinkronisasi, integrasi dan sinergi pembangunan kesehatan antara Pemerintah Pusat, Provinsi Bali, Kota Denpasar dan Puskesmas;

4. Terwujudnya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkualitas dan berkelanjutan.

1.3. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

(3)

3

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;

10. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Denpasar Tahun 2005-2025;

11. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Pembanguna Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Denpasar Tahun 2016-2021.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Perencanaan Lima Tahunan Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2017-2021 adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Sistematika Penulisan BAB II. GAMBARAN UMUM

2.1. Geografi 2.2. Demografi 2.3. Sumber Daya

2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas 2.5. Struktur Organisasi

BAB III. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN DAN JANJI LAYANAN 3.1. Visi

3.2. Misi 3.3. Motto 3.4. Tujuan

3.5. Janji Layanan

BAB IV. PENCAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA

BAB V. RENCANA PENCAPAIAN KINERJA LIMA TAHUN BAB VI. PENUTUP

(4)

4

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Geografi

Puskesmas II Denpasar Timur berdiri Tahun 1992, terletak di Jalan Nagasari No.

25A Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur merupakan salah satu dari 2 (dua) buah Puskesmas yang ada di Kecamatan Denpasar Timur. Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur merupakan dataran rendah yang terbentang dari tepi pantai Padanggalak Desa Kesiman Petilan sampai berbatasan dengan Desa Jagapati Kabupaten Badung.

Luas wilayah kerja Puskesmas sebesar 16,72 Km2 terdiri dari 2 (dua) kelurahan dan 3 (tiga) desa yaitu : Kelurahan Penatih, Kelurahan Kesiman, Desa Penatih Dangin Puri, Desa Kesiman Petilan dan Desa Kesiman Kertalangu dengan 59 ( lima puluh sembilan) banjar. Untuk memperluas jangkauan pelayanan , Puskesmas II Denpasar Timur didukung dengan 4 (empat) buah Puskesmas Pembantu yaitu : Puskesmas Pembantu Penatih, Puskesmas Pembantu Kesiman Petilan, Puskesmas Pembantu Kesiman dan Puskesmas Pembantu Kesiman Kertalangu.

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas II Denpasar Timur adalah : Sebelah Utara : Desa Jagapati (Wilayah Kabupaten Badung) Sebelah Timur : Desa Batubulan (Wilayah Kabupaten Gianyar )

Sebelah Selatan : Desa Sanur Kaja (Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan) Sebelah Barat : Kelurahan Tonja (Wilayah Puskesmas I Denpasar Utara), Desa

Peguyangan Kangin (Wilayah Puskesmas III Denpasar Utara) dan Kelurahan Sumerta ( Wilayah Puskesmas I Denpasar Timur).

Peta wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur terlampir.

2.2. Demografi

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016 adalah 56.032 jiwa dengan distribusi jumlah penduduk laki – laki sebanyak 28.577 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 27.455 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) sebanyak 13.818 KK.

(5)

5 2.3. Sumber Daya

a. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan. Di wilayah Puskesmas terdapat beberapa sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta serta terdapat pula bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) seperti Posyandu. Adapun sarana pelayanan kesehatan tersebut yaitu:

Tabel 2.1 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016

No Sarana Kesehatan

Desa/Kelurahan Penatih Penatih

Dangri

Kesiman

Kertalangu Kesiman Kesiman

Petilan Jumlah 1 Upaya Kesehatan

Pemerintah

a. Puskesmas 0 1 0 0 0 1

b. Puskesmas

Pembantu 1 0 1 1 1 4

2 Upaya Kesehatan

Swasta

a. Dokter spesialis 1 0 11 0 1 13

b. Dokter Umum 5 0 10 6 3 24

c. Dokter Gigi 3 0 7 2 1 13

d. Bidan 3 2 4 2 1 12

e. Klinik 0 2 4 2 0 8

f. Apotek 3 0 1 1 2 7

g. Toko Obat 1 1 1 2 1 6

h. Laboratorium 0 0 0 1 0 1

i. Rumah Sakit

Bersalin 0 0 1 0 0 1

j. Rumah Sakit

Umum 0 0 7 0 0 7

k. Batra/Hattra 12 7 7 9 5 40

3 Swadaya

Masyarakat

a. Posyansu Balita 10 13 12 14 11 60

b. Posyandu

Lansia 10 7 7 7 8 39

b. Sarana Pendidikan

Sekolah / lembaga pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan kesehatan yang dapat difungsikan sebagai salah satu penggerak peran serta masyarakat. Lembaga pendidikan di wilayah Puskesmas II Denpasar Timur adalah :

(6)

6

Tabel 2.2. Sarana Pendidikan di Wilayah Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016

No

Jenis Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah Sekolah

Jml.

Sekolah UKS

Jml.

Kader UKS

Jml.

Guru UKS Laki Perempuan

1 TK 842 780 24 24 0 4

2 SD/MI 4031 3805 25 25 220 24

3 SMP 736 626 3 3 75 4

4 SMK 151 51 2 2 20 2

Jumlah 5750 5262 54 54 315 34

c. Sumber Daya Manusia Kesehatan

Puskesmas II Denpasar Timur memiliki 43 orang pegawai yang mendukung kegiatan operasional Puskesmas . Pegawai tersebut memiliki berbagai kualifikasi pendidikan. Keadaan tenaga di Puskesmas II Denpasar Timur berdasarkan kualifikasi pendidikan pada tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel 2.3 Keadaan Tenaga di Puskesmas II Denpasar Timur Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2016

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah (or) Keterangan 1 Dokter Umum

a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) b. Pegawai Tidak Tetap/Kontrak

3 0

1 org. Ka.Pusk.

2 Dokter Gigi

a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) b. Pegawai Tidak Tetap/Kontrak

2 0

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 1 org Kontrak

4 Sarjana Ekonomi 1 Tenaga kontrak

5 Sarjana Sosial 1

6 D3 Keperawatan 5

(7)

7

7 D3 Kebidanan 7

8 D3 Kesling 1

9 D3 Gizi 1

10 D3 Analis Kesehatan 1

11 SPAG 1

12 Bidan 0

13 Perawat 5

14 Perawat Gigi 2

15 Asisten Apoteker 3

16 Pekarya Kesehatan 1

17 SMA 5 1 org Sopir, 2 org

jaga malam, 1 org kepegawaian, 1 org petugas sampah medis.

18 SMP 2 Cleaning service

Jumlah 43

Sebagian besar tenaga tersebut ditempatkan di Puskesmas Induk ( 36 orang ) dan sisanya di Puskesmas Pembantu sebanyak 7 ( tujuh ) orang yang terdiri dari 1 ( satu ) orang bidan dan 1 ( satu ) orang perawat untuk masing-masing puskesmas pembantu ( 3 buah ) kecuali Puskesmas Pembantu Penatih hanya terdapat satu orang perawat.

d. Sarana dan Prasarana Puskesmas 1. Gedung (Bangunan)

Secara lebih terperinci keadaan bangunan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(8)

8

Tabel 2.4. Keadaan Bangunan Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016

No Bangunan

Volume ( m2 )

Berdiri Tahun

Kondisi Ket

1 Pusk Induk 401,8 2007 Baik Relokasi ke eks Pustu. P. Dangri 2 Pustu Penatih 120 1992 Baik Eks. Gedung

Puskesmas Induk 3 Pustu Kesiman 72 1994 Baik

4 Pustu Petilan 90 1996 Rusak sedang 5 Pustu

Kertalangu

96 1996 Baik

Gedung / bangunan Puskesmas II Denpasar Timur merupakan satu unit bangunan yang difungsikan sebagai tempat pelayanan kesehatan dan kegiatan administrasi. Kondisi keseluruhan gedung Puskesmas Induk dalam keadaan baik karena telah dibangun di lokasi baru ( eks. Pustu Penatih Dangin Puri ) berlantai dua dan dilaksanakan dengan dua tahap bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dan dana APBD Kota Denpasar Tahun Angaran 2007 dan Tahun 2008.

2. Sarana Transportasi

Puskesmas II Denpasar Timur telah memiliki sarana transportasi yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan operasional Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

Keadaan sarana transportasi di Puskesmas II Denpasar Timur adalah sebagai berikut :

(9)

9

Tabel 2.5. Keadaan Sarana Transportasi Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016 No. Jenis Kendaraan Tahun

Perolehan

Kondisi Keterangan

1 Mobil Toyota Kijang,KF DK 9604 ( Operasional )

1997 Baik Puskesmas

2 Mobil Daihatsu Espass, DK 9220 ( Puskesmas Keliling)

2006 Kurang baik

Puskesmas

3 Sepeda Motor Yamaha 100 E DK 2096 A

2005 Kurang baik

Puskesmas.

4 Sepeda Motor Yamaha Vega R DK. 2620 C

2007 Baik Puskesmas.

5 Sepeda Motor Honda Supra 125 D , DK 3348 D

2006 Baik Pustu

Kertalangu 6 Sepeda Motor Honda

Supra 125 D , DK 3339 D

2006 Baik Pustu

Penatih 7 Sepeda Motor Honda

Supra 125 D , DK 3347 D

2006 Baik Pustu

Petilan 8 Sepeda Motor Honda

Supra 125 D , DK 3345 D

2006 Baik Pustu

Kesiman 9 Sepeda Motor Honda / NF

11A ICM/T DK. 2003 A

2009 Baik Pusk

10 Sepeda Motor Honda Supra Fit DK. 2706 C

2006 Baik Pusk.

11 Mobil Suzuki AVP (Puskesmas Keliling) DK 9789 A

2016 Baik Puskesmas

3. Sarana Komunikasi

Puskesmas II Denpasar Timur memiliki sarana komunikasi berupa sambungan telpon yang dilengkapi dengan PABX System, dan telah dipasang Wifi untuk jaringan internet. Puskesmas juga memiliki radio medik untuk mempercepat dan mempermudah komunikasi namun tidak berfungsi.

(10)

10 4. Peralatan Medis

Peralatan medis di Puskesmas II Denpasar Timur (Puskesmas Induk) dan Puskesmas Pembantu cukup memadai untuk menunjang pelayanan kesehatan. Untuk pengembangan unit gawat darurat masih dibutuhkan beberapa peralatan sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat ditingkatkan ( data terlampir ).

5. Peralatan Non Medis

Peralatan Kantor dan meubelair yang ada di Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu sudah dapat menunjang pelayanan kesehatan. Beberapa peralatan masih dibutuhkan seperti untuk kegiatan promosi kesehatan dan lain – lain. ( data terlampir ).

2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas a. Tugas Pokok

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b. Fungsi Puskesmas

Dalam menjalankan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.5. Struktur Organisasi Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, organisasi Puskesmas II Denpasar Timur dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dengan dilengkapi 4 (empat) penanggung jawab upaya kesehatan. Struktur Organisasi Puskesmas II Denpasar Timur terlampir...

(11)

11 BAB III

VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN DAN JANJI LAYANAN 3.1. Visi

Visi Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2017-2021 adalah : Mewujudkan Masyarakat Denpasar Timur yang Mandiri dan Kreatif untuk Hidup Sehat. Yaitu suatu kondisi yang menggambarkan masyarakat Denpasar Timur di masa depan yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, mampu meningkatkan kualitas dirinya secara mandiri dan kreatif serta dapat menjaga keseimbangan hubungan dengan lingkungan hidupnya sehingga tercipta kedamaian lahir dan bathin.

3.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi Puskesmas, maka Misi Puskesmas dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan terjangkau;

b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya;

c. Mendorong kemandirian dan kreativitas keluarga serta masyarakat untuk hidup sehat;

d. Menggerakkan pembangunan di kecamatan yang berwawasan kesehatan.

3.3. Motto

Motto Puskesmas adalah “ Melayani dengan Ikhlas”

3.4. Tujuan

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;

b. Mampu menjangkau pelayanan yang bermutu;

c. Hidup dalam lingkungan yang sehat ; dan

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

(12)

12 3.5. Janji Layanan

Untuk mewujudkan tujuan Puskesmas, dirumuskan janji layanan Puskesmas dengan Akronim “CEMERLANG” yaitu :

 Cepat : Pelayanan yang segera dan tanggap;

 Efisien : Pelayanan dengan biaya minimal dengan hasil yang optimal;

 Mudah : Pelayanan yang mudah dimengerti;

 Empati : Pelayanan yang tulus dan memahami perasaan orang;

 Ramah : Pelayanan yang ditandai dengan senyum, salam, dan sapa yang hangat;

 Lancar : Pelayanan yang berkesinambungan;

 Aman : Pelayanan yang memberikan rasa aman baik fisik, mental, dan emosional;

 Nyaman : Pelayanan dengan lingkungan yang bersih, indah, asri, dan suasana penuh kekeluargaan;

 Gairah: Pelayanan yang diberikan dengan semangat, disiplin, disertai dengan rasa senang dan gembira.

(13)

13 BAB IV

PENCAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan mempunyai peran yang cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka Puskesmas selalu berupaya untuk melaksanakan berbagai program kesehatan melalui penerapan manajemen Puskesmas yang baik, dimana fungsi manajemen Puskesmas adalah Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Lokakarya Mini Puskesmas, Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan sistem pencatatan dan pelaporan dan upaya peningkatan mutu pelayanan.

Pencapaian penilaian dan analisis kinerja Puskesmas II Denpasar Timur selama 5 tahun terakhir ( 2012 – 2016 ) adalah sebagai berikut :

4.1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan 4.1.1. Promosi Kesehatan

a. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pelaksanaan perilaku bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan masyarakat (Profil Kes Indonesia, 2012). Untuk menanggulangi rumah tangga yang rawan terhadap penyakit infeksi dan non infeksi, maka setiap rumah tangga yang ada perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada rumah tangga di Puskesmas II Denpasar Timur dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.1. Tren Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Puskesmas II Denpasar Timur Periode Tahun 2012-2016

81

78.9

70.7

79 79.2

64 66 68 70 72 74 76 78 80 82

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

(14)

14

Data pada grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir jumlah rumah tangga yang ber PHBS sudah dari Tahun 2012 sampai Tahun 2014 mengalami penurunan, namun demikian sejak Tahun 2015 sampai Tahun 2016 sudah berubah terjadi peningkatan yaitu dari angka sebesar 70,7% pada tahun 2014 menjadi 79,2% pada tahun 2016. Capaian ini sangat baik mengingat peran PHBS yang begitu penting dalam membantu menumbuhkan budaya hidup yang baik dibidang kesehatan. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar dicantumkan target rumah tangga ber PHBS untuk tahun 2015 sebesar 79%. Pencapaian Puskesmas II Denpasar Timur sebesar 79,0%, hal ini menunjukkan pencapaian Rumah tangga ber PHBS di tahun 2015 sudah mencapai target yang ditetapkan sesuai Renstra Kota Denpasar.

Untuk tahun selanjutnya perlu terus digalakkan upaya untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber PHBS dengan meningkatkan pembinaan PHBS di rumah tangga dengan menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan baik secara individu maupun berkelompok agar setiap orang, kelompok atau keluarga tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

Untuk mencapai rumah tangga ber PHBS terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Memberi ASI ekslusif, 3) Menimbang Balita setiap bulan, 4) Menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Memberantas jentik di rumah seminggu sekali, 8) Makan buah dan sayur setiap hari, 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan 10) Tidak merokok di dalam rumah.

Sedangkan Penyuluhan PHBS di setiap tatanan baik institusi pendidikan, sarana kesehatan, tempat-tempat umum dan tempat kerja per tahun, dimana hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil Penyuluhan PHBS di setiap Tatanan Periode Tahun 2012-2016

No Tatanan

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

1 Pendidikan 80 100 85 100 85 100 85 100 85 100

2 Sarana Kes 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

3 TTU 80 100 85 100 85 100 85 100 85 98,3

4 Tempat Kerja 80 100 85 100 85 100 85 100 85 100

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil cakupan penyuluhan PHBS di tatanan institusi pendidikan, sarana kesehatan dan Tempat-Tempat Umum (TTU) serta tempat kerja setiap tahun sudah mencapai 100% artinya seluruh institusi pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas ( SD,SMP,SMK) sudah mendapatkan penyuluhan PHBS.

(15)

15

b. Terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

Terbentuknya UKBM berupa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dengan strata Madya dan Purnama perkembangannya setiap tahun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Cakupan terbentuknya Posyandu Madya dan Purnama Periode 2012- 2016

No Posyandu

2012 2013 2014 2015 2016

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

1 Madya 50 100 60 100 60 100 60 94,44 60 89

2 Purnama 25 100 30 100 30 100 30 100 35 100

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase cakupan Posyandu Madya dua tahun terakhir cenderung mengalami penurunan yaitu pada tahun 2015 cakupannya menjadi 94,44% dari target yang ditetapkan dan pada tahun 2016 menurun menjadi 89%

dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya Posyandu Madya yang meningkat stratanya menjadi Posyandu Purnama.

4.1.2 Kesehatan Lingkungan a. Penyehatan Air

Cakupan penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas pada tahun 2012 adalah sebesar 100% dari target yang diharapkan sebesar 85%.

Dengan tingginya jumlah masyarakat yang bisa mengakses air minum yang berkualitas, diharapkan penyakit-penyakit yang menular melalui air (water born diseases) seperti Diare, dapat dicegah atau sedapat mungkin kasusnya diturunkan.

Demikian juga dengan kegiatan inspeksi sanitasi sarana air minum, telah mencapai target yang diharapkan dimana pada tahun 2012 cakupannya sebesar 97,54% (target 60%) meningkat pada tahun 2013 dimana cakupannya sebesar 98,3%).

Tabel 4.3. Cakupan penduduk yang memiliki akses air minum yang berkualitas dan Inspeksi Sanitasi (IS) sarana air minum periode Tahun 2012 -2116

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%) 1

Pdd memiliki akses air minum

85 100 94 86,57 95 74,71 96 98,2 96 100

2 IS sarana air

minum 60 97,54 60 98,30 60 100 60 83,3 30 61,34

(16)

16 b. Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman

Pemeriksaan Tempat – Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dilakukan secara berkala meliputi rumah makan/restaurant, kantin sekolah, jasa boga dan tempat pengelolaan makanan lainnya ( warung, pedagang kaki lima dll). Cakupan Inspeksi Sanitasi (IS) dan pembinaan tempat pengelolaan makanan ( Rumah makan, kantin, jasa boga) pada Tahun 2012 sebesar 100%, melampaui dari target yang ditetapkan sebesar 90%.

Tabel 4.4. Cakupan Inspeksi Sanitasi (IS) TPM dan PIRT Periode Tahun 2012-2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

target (%)

cakupan (%)

1 IS TPM 90 100 90 100 90 100 90 100 90 100

2 IS TPM

Lainnya 80 100 80 100 80 100 80 100 80 100

3 IS PIRT 90 93,33 90 76,9 95 100 95 100 80 100

c. Penyehatan Jamban Keluarga

Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan sesuatu yang vital karena dengan adanya jamban di masing-masing keluarga/rumah tangga berbagai penyakit yang penularannya melalui kotoran manusia seperti kecacingan, Diare dan sebaginya dapat dicegah sedini mungkin. Cakupan penduduk yang menggunakan jamban keluarga sehat pada Tahun 2012 sebesar 100% ( target 80%), sedangkan pada Tahun 2013 cakupannya sebesar 95,68% ( target 85%).

Tabel 4.5. Cakupan Penduduk yang Menggunakan Jamban Keluarga (Jaga) Sehat dan Penduduk Stop BAB Sembarangan Periode tahun 2012-2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1 Pdd pakai

Jaga sehat 80 100 85 95,68 90 77,16 95 98,76 85 100

2

Pdd Stop BAB Sembarangan

90 100 95 100 100 98,67 100 99,52 95 100

(17)

17

Grafik 4.2. Kecenderungan Cakupan Pemakaian Jaga Sehat Periode 2012-2016

0 20 40 60 80 100 120

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase

Sumber : Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan cakupan penggunaan jamban sehat pada tahun 2013 (95,68%) dan cenderung menurun pada tahun 2014 (77,16%) tetapi cakupannya naik pada tahun 2015 menjadi 98,76% dan pada tahun 2016 menjadi 100% dari target yang ditetapkan.

4.1.3 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB) a. Kesehatan Ibu

Pelayanan selama kehamilan (ante natal care/ANC) terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan pemeriksaan 10T dan pemeriksaan penularan penyakit dari ibu ke anak (PPIA) yang merupakan program integrasi dengan program HIV/AIDS, serta pemasangan stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan ( 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga).

Indikator penting yang dapat dipakai untuk menilai kesehatan ibu adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) karena AKI dan AKB merupakan indicator yang peka kerhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas kesehatan.

AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait dengan gangguan kehamilan atau penangannnya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.

(18)

18

AKB adalah jumlah kematian penduduk yang berusia dibawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah. Keberhasilan pembangunan sector kesehatan senantiasa menggunakan indicator AKI dan AKB sebagai indikator utamanya.

Jumlah kematian Ibu dan Bayi di wilayah Puskesmas II Denpasar Timur dalam periode 5 tahun terakhir ( 2012-2016) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Tabel Jumlah kematian ibu dan bayi Periode Tahun 2012-2016

No Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

n Rate n Rate n Rate n Rate n Rate

1 Kematian Ibu 1 69,8 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kematian

Bayi 0 0 1 0 0 2 0 0

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa kematian ibu terjadi hanya pada tahun 2012 sebanyak 1 orang ( AKI sebesar 69,8/100.000 kelahiran hidup). Penyebab kematian ibu ini adalah Pre Eklampsia Berat.

Beberapa indikator penting dalam pemantauan wilayah setempat (PWS) ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Gambaran Cakupan PWS pelayanan Ibu Hamil Periode Tahun 2012- 2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

1 Bumil baru(K1) 100 99,07 100 99,27 100 99,22 100 99,38 100 99,85

2 K4 98 97,26 98 98,12 98 97,42 98 97,57 98 98,08

3 Bumil risti

(nakes) 40 39,46 40 39,79 40 40,14 40 40,36 40 40,42

4 Bumil risti

(masy) 60 59,53 60 58,93 60 59,92 60 59,38 60 59,66

5 Kunj.neonatus 100 103,74 100 103,14 100 102,57 100 102,29 100 102,46

6 Persalinan nakes 100 100 100 100 100 99,75 100 99,71 100 100

7 Kunj. Bufas 98 98,74 98 98,28 98 97,67 98 97,59 98 98,46

8

Penanganan komplikasi obstetric

80 73,24 80 61,97 80 76,99 80 79,86 80 83,91

9

Penanganan komplikasi neonatal

80 84,88 80 89,51 80 99,89 80 86,14 80 85,95

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

(19)

19

Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan K4 menggambarkan besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

Grafik 4.3. Cakupan K1, K4 dan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Periode Tahun 2012-2016

95.5 96 96.5 97 97.5 98 98.5 99 99.5 100 100.5

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase K1

K4

Persalinan Nakes

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan K1selama 5 tahun belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Sedangkan cakupan K4 sejak tahun 2013 telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 98%.

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka droup out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan. Pada tahun 2012 kesenjangan antara K1 dan K4 sebesar 1,8% hal ini berarti terdapat 1,8% ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan K1 pada trimester I, namun tidak melakukan pemeriksaan sampai K4.

Bila kita bandingkan dengan target standar pelayanan minimal (K1=95% dan K4=80%) maka cakupan K1 dan K4 di Puskesmas II Denpasar Timur sudah melampaui target yang ditetapkan.

Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, dan tingkat sosial ekonomi (Dep Kes, 2009).

b. Kesehatan Bayi

Indikator pelayanan kesehatan bayi yaitu penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi dan cakupan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang ditangani. BBLR adalah bayi baru lahir yang beratnya saat lahir kurang dari 2.500 gram. BBLR umumnya terjadi pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan

(20)

20

pertumbuhan selama kehamilan. Bayi dengan BBLR mempunyai kecenderungan kearah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi.

Cakupan penanganan dan atau rujukan neonatus dan BBLR ditangani selama periode Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8. Cakupan Penanganan dan atau Rujukan Neonatus Risti dan BBLR ditangani Periode Tahun 2012-2016.

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1

Penanganan Neonatus Risti

100 100 100 100 100 100 100 100 100 85,87

2 BBLR

ditangani 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada Tahun 2015 cakupan BBLR ditangani cakupannya 0% karena pada tahun tersebut tidak ada bayi dengan BBLR sehingga tidak ada kasus BBLR yang ditangani.

c. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah

Pelayanan kesehatan Balita (umur 0-59 bulan) berupa pelayanan Stimulasi, Intervensi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SIDDTK) Balita di Posyandu dan untuk pelayanan anak pra sekolah berupa SIDDTK anak pra sekolah di sekolah Taman Kanak Kanak (TK). Adapun hasil pelayanannya selama periode Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Cakupan Stimulasi, Intervensi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu dan Apras di TK Periode Tahun 2012-2016.

No Indikator

2012 2103 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1 SIDDTK

Balita 80 100 80 100 80 100 80 100 80 100

2 SIDDTK

Apras 100 98 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskemas II Denpasar Timur Tahun 201-2016.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan SIDDTK Balita di Posyandu sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80% dan cakupan SIDDTK anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak juga telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 100%, artinya semua anak pra sekolah yang ada di Taman Kanak-Kanak telah dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan kesehatannya.

(21)

21

d. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

Upaya kesehatan anak usia sekolah dilakukan di sekolah-sekolah baik dasar maupun menengah berupa penjaringan kesehatan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan tujuan agar remaja yang bermasalah mendapat pelayanan dan penanganan yang cepat dan tepat.

Indikator pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja berupa pelayanan anak sekolah dasar oleh tenaga kesehatan terlatih/guru UKS/dokter kecil dan cakupan pelayanan kesehatan remaja. Adapun hasil cakupannya selama periode Tahun 2012- 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Periode tahun 2012-2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1 Yankes

anak SD 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

2 Yankes

remaja 70 100 90 100 90 100 90 100 90 100

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar timur Tahun 2012-2016.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan anak SD oleh tenaga kesehatan berupa penjaringan kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik ke seluruh SD yang ada di wilayah Puskesmas II Denpasar Timur dimana cakupannya sebesar 100% setiap tahun.

e. Keluarga Berencana (KB)

Program KB dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada Wanita Usia Subur (WUS). WUS adalah wanita yang berusia antara 15-49 tahun. Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran WUS atau pasangannya diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Indikator pelayanan KB di Puskesmas selama periode Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:

(22)

22

Tabel 4.11. Cakupan Akseptor Aktif,Akseptor MKJP, Akseptor MKJP dengan komplikasi yang ditangani dan Gagal Ditangani Periode Tahun 2012-2016.

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1 Akseptor KB 1

aktif 80 80,15 80 100 80 100 80 100 80 100

2 Akseptor aktif

MKJP 70 50 70 51,56 70 47,43 70 42,55 70 100

3

Aks.MKJP dgn kompl ditangani

100 0 100 0 100 0 100 100 100 0

4

Aks.MKJP gagal ditangani

100 0 100 0 100 0 100 100 100 0

Sumber: Laporan Profil Puskesmas II Denpasar Timur tahun 2012-2016.

Grafik 4.4. Cakupan Akseptor KB Aktif dan MKJP per Tahun Periode 2012-2016

80.15

50

100

51.56

100

43.43

100

42.55

100 100

0 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

Aksp.KB Aktif Aksp.MKJP

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur tahun 2012-2016.

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan Akseptor aktif selama 4 tahun terakhir ( 2013-2016) telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 80%.

Sedangkan akseptor aktif MKJP setiap tahun belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 70% kecuali pada tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan.

4.1.4. Upaya Perbaikan Gizi masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagimana disebutkan dalam undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Penyebab langsung masalah gizi adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan (jumlah dan mutu) serta zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan sebagai akibat adanya penyakit infeksi.

Sedangkan penyebab tidak langsung adalah tidak cukup tersedianya pangan dirumah

(23)

23

tangga, kurang baiknya pola asuh anak terutama dalam pemberian makan pada anak serta kurang memadainya sanitasi, kesehatan lingkungan dan kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan diatas berkaitan dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan sosial ekonomi. Indikator kinerja dan pencapaian program gizi periode tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12. Cakupan Pemberian Kapsul Vit.A Anak Usia 6-59 Bulan, Pemberian Tab.Fe Bumil,Balita ditimbang BBnya dan Pemberian ASI Eksklusif Periode Tahun 2012-2016.

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%) 1 Pemberian

kaps.Vit.A anak usia 6- 59 bln

87 100 90 100 90 100 97,5 100 98 100

2 Pemberian tab.Fe 90 tab.ibu hamil

95 100 95 100 98 100 98 100 98 100

3 Balita ditimbang BBnya

75 100 80 100 85 100 82 100 83 100

4 Bayi 0-6 bln mendapat ASI Eksklusif

70 99,15 75 92,24 80 88,44 77 96,79 42 98,48

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

a. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Kekurangan vitamin A pada tubuh manusia dapat mengakibatkan kebutaan, yang berawal dari gejala klinis rabun ayam/buta senja. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan prevalensi kekurangan Vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi vitamin A melalui makanan sumber Vitamin A dosis tinggi.

Cara pelaksanaan :

a. Menentukan sasaran dan dosis kapsul yang diberikan yaitu :

- Bayi umur 6 – 11 bulan diberikan kapsul Vitamin A 100.000 IU (warna biru) pada bulan Pebruari dan Agustus

- Balita 12-59 bulan diberikan kapsul Vitamin A 200.000 warna merah diberikan 2 kali setahun yaitu bulan Pebruari dan Agustus

- Bayi dan anak balita sakit (menderita Campak, Diare, gizi buruk atau Xeroptalmia) diberikan kapsul Vitamin A dosis sesuai umur sesuai tatalaksana kasus. Pada wilayah

(24)

24

yang terkena KLB Campak, seluruh balita diberikan kapsul Vitamin A pada seluruh desa.

- Ibu nifas (0-42 hari) setelah melahirkan segera 1 kapsul Vitamin A 200.000 SI warna merah dan 1 kapsul lagi diberikan dengan selang waktu 24 jam

b. Metode yang digunakan dalam pemberian kapsul untuk mencapai target cakupan adalah : - Metode serentak yaitu bulan Pebruari dan Agustus

- Metode sweeping atau kunjungan rumah dilakukan paling lambat selama sebulan setelah pemberian serentak dilakukan

- Untuk sasaran ibu nifas dilakukan segera setelah bersalin atau pada kunjungan pertama neonatal atau pada kunjungan kedua neonatal

Grafik 4.5. Tren Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Anak Usia 6-59 Bulan Per Tahun Periode 2012-2016

0 20 40 60 80 100

Persentase

2012 2013 2014 2015 2016

Tahun

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian Vitamin A selama periode 2012-2106 telah mencapai target yang telah ditetapkan tiap tahun.

Keberhasilan ini disebabkan oleh tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi dan kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi akan arti penting Vitamin A untuk Balita mereka. Disamping itu juga dilakukan sweeping Vitamin A bagi Balita. Sweeping dilaksanakan pada bulan Maret dan September untuk meningkatkan cakupan. Segala kegiatan pemberian Vitamin A ini akan tetap berhasil apabila kerjasama yang baik antara petugas Puskesmas dengan institusi yang lain seperti bidan praktek swasta, dokter praktek swasta, rumah sakit, klinik dan lain-lain dapat dipertahankan.

b. Pemantauan ASI Eksklusif

Pemberian ASI secara ekslusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai.

(25)

25

Grafik 4.6. Tren Cakupan Pemberian ASI Eksklusif per Tahun Periode 2012-2016

99.15

92.24

88.44

96.79

98.48

82 84 86 88 90 92 94 96 98 100

Persentase

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir cakupan ASI eksklusif di Puskesmas II Denpasar Timur belum bisa mencapai target yang ditetapkan. Kecenderungan/tren cakupan pemberian ASI Eksklusif dari tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami penurunan. Sedangkan kecenderungan cakupan pemberian ASI Eksklusif dari tahun 2015 sampai tahun 2016 cenderung naik. Pada tahun 2016 cakupan ASI Eksklusif meningkat 1,69% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun cakupan ini masih lebih rendah dari target Renstra Dikes Kota Denpasar untuk tahun 2016 sebesar 42%.

Beberapa hal yang menyebabkan bayi tidak lulus ASI Ekslusif adalah keadaan sosial ekonomi keluarga yang tidak mendukung sehingga ibu-ibu ikut mencari nafkah untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Sehingga tidak mungkin ibu-ibu yang melahirkan diberikan cuti bersalin lebih dari 3 bulan, kecuali harus berhenti bekerja. Di samping itu pula tidak banyak instansi baik negeri maupun swasta yang mempunyai TPA (Tempat Penitipan Anak), sehingga seorang ibu bisa setiap saat menyusui bayinya sambil bekerja di kantornya.

4.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. TB Paru

Penyakit TB Paru merupakan penyakt re emerging yang masih ditemukan di Kota Denpasar. Secara Nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV/AIDS dan Malaria. Indikator program TB Paru dan hasil cakupan program selama kurun waktu Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut :

(26)

26

Tabel 4.13. Tabel Cakupan Penemuan TB Paru BTA Positif, Konversi Rate, Cure Rate dan Succes Rate per Tahun Periode 2012-2016.

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

1

Penemuan TP Paru BTA +

70 48,28 70 37,5 70 46,88 70 50 70 40

2 Konversi

Rate 80 100 80 100 80 100 80 100 80 100

3 Cure Rate 85 91,57 85 100 85 100 85 100 85 100

4 Succes

Rate 100 78,57 100 100 95 100 90 92,86 90 92,3

Sumber : Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016

Grafik 4.7. Cakupan Penemuan TB Paru BTA Positif dan Konversi Rate Periode tahun 2012-2016

48.28 100

37.5 100

46.88 100

50 100

40 100

0 20 40 60 80 100

Persentase

2012 2013 2014 2015 2016

B Paru BTA + Konversi Rate

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan penemuan TB Paru BTA positif setiap tahun masih jauh dari target yang diharapkan. Pada Tahun 2012 cakupannya hanya sebesar 48,28% dari target yang ditetapkan (70%), menurun pada Tahun 2013 dan 2014 menjadi 37,5% dan 46,88% dari target yang telah ditetapkan, naik pada Tahun 2015 menjadi 50% tetapi menurun lagi pada Tahun 2016 menjadi 40%.

(27)

27

Grafik 4.8. Cakupan Cure Rate dan Succes Rate Periode Tahun 2012-2016

91.57 78.57

100 100 100 100 100

92.86 100 92.3

0 20 40 60 80 100

Persentase

2012 2013 2014 2015 2016

Cure Rate Success rate

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator Succses Rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan dan diobati. Sukses rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak.

Pada tahun 2012 Succes Rate pengobatan penderita TB di Puskesmas II Denpasar Timur sebesar 78,57%, meningkat menjadi 100% pada Tahun 2013 dan 2014, tetapi kembali menurun menjadi sebesar 92,8% Tahun 2015 dan 92,3 pada tahun 2016. Sedangkan Succes Rate Kota Denpasar Pada tahun 2015 sebesar 90 % b. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi baik yang sifatnya rutin maupun gebrakan dari pemerintah merupakan upaya untuk mencegah dan atau menanggulangi penyakit- penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi baik pada bayi, anak Balita, anak sekolah maupun wanita usia subur.

Tujuan Program imunisasi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakti yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Keberhasilan program imuniasi dapat dilihat dari cakupan desa/kelurahan yang mencapai UCI (Universal Child Imunization) yaitu 80 % sasaran mendapatkan Imunisasi lengkap. Indikator program imunisasi dan cakupan program selama kurun waktu Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14. Cakupan Kinerja Pelayanan Imunisasi Periode Tahun 2012-2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

1 DPT1 100 100 100 99,53 100 100 100 100 100 100

2 HB<7hari 90 100 90 93,91 90 100 95 100 95 100

3 Campak 90 100 90 100 90 100 95 100 95 100

(28)

28

4 DT Kls 1SD

98 100 98 100 98 100 98 100 98 100

5 Td Kls 2

&3 SD

98 100 98 100 98 100 98 100 98 100

6 TT2 Bumil

100 61,73 90 70,97 - - - - - -

7 Desa UCI 90 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2016-2016.

Grafik 4.9. Cakupan Imunisasi DPT1, HB< 7 hari dan Campak per Tahun Periode 2012-2016

90 92 94 96 98 100

2012 2013 2014 2015 2016

DPT1 HB<7hr Campak

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar timur Tahun 2012-2016 c. Diare

Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut Disentri.

Penyakit Diare masih merupakan maslah kesehatan di Kota Denpasar, karena IR (Incidence Rate) nya cukup tinggi. Penyakit Gastroenteritis lain seperti Diare berdarah dan Tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit.

Indikator progam Diare dan hasil cakupannya selama kurun waktu Tahun 2012- 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15. Cakupan Penemuan Kasus Diare dan yang Ditangani per Tahun Periode Tahun 2012-2016

No Indikator

2012 2013 2014 2015 2016

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

Target (%)

Cakupan (%)

1

Penemuan Kasus Diare (Pusk dan Kader)

100 39,61 100 61,03 100 66,66 100 75,1 100 74,9

2

Kasus Diare ditangani (Pusk dan Kader)

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012-2016.

Gambar

Tabel 2.2.  Sarana Pendidikan  di Wilayah Puskesmas II Denpasar Timur                       Tahun 2016
Tabel 2.4.    Keadaan Bangunan Puskesmas  II Denpasar  Timur Tahun 2016
Tabel 2.5. Keadaan Sarana Transportasi Puskesmas II Denpasar Timur  Tahun 2016    No.  Jenis Kendaraan  Tahun
Grafik 4.1. Tren Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Puskesmas II Denpasar  Timur  Periode Tahun 2012-2016  81 78.9 70.7 79 79.2 64666870727476788082 2012 2013 2014 2015 2016Persentase
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti pembelajaran praktek kebidanan komunitas selama 3 minggu, mahasiswa diharapkan mampu mengelola, membina dan memberikan pelayanan kebidanan di komunitas dengan

Persentase jumlah keluarga yang memiliki jamban pribadi sebanyak 96,45% serta masih ada sebagian masyarakat yang membuang tinjanya di kebun, sungai, selokan,

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33

Pendapatan dengan persepsi tingkat kepentingan petani terhadap atribut Program Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan berpengaruh tidak nyata, artinya

Dengan demikian, ketika ketiga unsur ini tidak dimiliki oleh suatu ilmu pengetahuan, yaitu tidak mampu mendatangkan kesejahteraan dan kemaslahatan bagi kehidupan manusia,

Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik

Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwasannya metode demonstrasi adalah cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara

 Analisis yang dilakukan pada sektor bidang usaha yang paling sesuai dengan nama jenis perusahaan yaitu sektor bongkar muat atau stevedoring..  Kegiatan operasional hanya