• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Perdarahan Pada Perawatan Gigi Dan Mulut - Bleeding Disorder In Oral And Dental Care.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gangguan Perdarahan Pada Perawatan Gigi Dan Mulut - Bleeding Disorder In Oral And Dental Care."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN PERDARAHAN PADA PERAWATAN GIGI DAN MULUT

BLEEDING DISORDER IN ORAL AND DENTAL CARE

Eriska Riyanti

Bagian Kedokteran Gigi Anak RSGM – FKG Unpad

Abstrak

Gangguan perdarahan merupakan keadaan perdarahan yang disebabkan oleh kemampuan pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem hemostatis. Gangguan perdarahan dapat bersifat genetik maupun dapatan. Pada kelainan dapatan terjadi oleh karena adanya penyakit-penyakit yang mengganggu integritas dinding pembuluh darah, platelet, faktor koagulasi, obat-obatan, radiasi, atau kemoterapi saat perawatan kanker. Beberapa prosedur di dalam perawatan gigi dan mulut dapat menyebabkan perdarahan. Dalam keadaan normal tindakan ini tidak menyebabkan gangguan, namun pada pasien dengan gangguan pembekuan darah tindakan perawatan gigi dan mulut dapat menyebabkan keadaan pasien menjadi lebih parah. Pemeriksaan awal yang meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan melakukan observasi setelah dilakukan tindakan bedah merupakan hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan perawatan gigi. Dokter gigi sebaiknya mengetahui faktor-faktor dan proses yang terjadi pada pembekuan darah sehingga tindakan yang akan dilakukan tidak menjadi penyebab terjadinya keadaan yang fatal.

Kata kunci : gangguan perdarahan, perawatan, gigi dan mulut

Abstract

Bleeding disorder was a bleeding condition which caused by vessels capabilities, platelets, and coagulation factors in hemostatic system. Bleeding disorder could be either inherited or acquired. In the acquired disorder, it was caused by diseases that impaired the vessel wall integrity, platelets, drugs, radiation, or chemotherapy of a cancer treatment. Several procedures in oral and dental care could cause bleeding. In the normal condition, this would not cause any disorder, but in patient with blood clotting disorder oral and dental treatment could worsen the patient’s condition. Initial examination included the general condition, physical examination, laboratory screening, and observation after treatment were things to be concerned while doing oral and dental treatment. Dentists should know the factors and processes happened in blood clotting so that measurements to be done did not cause a critical condition for the patient.

(2)

PENDAHULUAN

Gangguan perdarahan merupakan keadaan perdarahan yang disebabkan oleh

kemampuan pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem hemostatis.

Gangguan perdarahan dapat bersifat genetik maupun dapatan. Pada kelainan dapatan terjadi

oleh karena adanya penyakit-penyakit yang mengganggu integritas dinding pembuluh darah,

platelet, faktor koagulasi, obat-obatan, radiasi, atau kemoterapi saat perawatan kanker. Faktor

iatrogenik juga dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan pembekuan darah.1-2 Pasien-pasien yang menggunakan coumarin untuk pencegahan terjadinya trombosis yang berulang

memiliki potensi mengalami gangguan pembekuan darah. Pasien dengan kelainan jantung

yang menggunakan aspirin juga memiliki potensi untuk terjadinya gangguan perdarahan. 2-3 Pada praktek kedokteran gigi di Amerika menunjukkan diantara 2000 pasien dewasa

sekitar 100-150 pasien memiliki kemungkinan mengalami gangguan perdarahan. Pasien

dengan terapi low intensity warfarin untuk profilaksis vena tromboembolisme memiliki

faktor resiko perdarahan mayor sebesar kurang dari 1% dan 8% perdarahan minor. 2

Penyakit gangguan perdarahan dapatan yang sangat sering adalah von Willebrand’s

disease (vWD). Penduduk Amerika yang menderita penyakit ini kira-kira sebesar 1%,

diturunkan melalui autosomal dominan. Pasien Hemofilia A mengalami defisiensi faktor VIII

merupakan penderita dengan gangguan koagulasi, terjadi pada lebih dari 20.000 orang di

Amerika. Hemofilia B (Christmas disease) mengalami defisiensi faktor IX didapatkan 1

orang setiap 30.000 kelahiran anak laki-laki. Data menunjukkan bahwa kira-kira 80% dari

keseluruhan gangguan koagulasi turunan adalah Hemofilia A, 13% adalah Hemofilia B, dan

6% merupakan defisiensi faktor XI. Penderita leukemia kronis memiliki kecenderungan

mengalami perdarahan akibat trombositopenia yang disebabkan oleh sel-sel kanker pada

(3)

platelet. Akibatnya pasien leukemia akan mengalami trombositopenia sebagai akibat dari

efek toksik beberapa macam pengobatan kemoterapi yang digunakan. 2-5

Gangguan perdarahan merupakan faktor resiko pada tindakan perawatan gigi dan

mulut. Penderita mengalami waktu perdarahan yang panjang bahkan dapat pula mengalami

perdarahan yang terus-menerus. Beberapa faktor pencetus penyakit-penyakit sistemik dan

penggunaan obat-obatan dapat pula menjadi penyebab. 5-6

ETIOLOGI

Klasifikasi gangguan perdarahan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah platelet

normal (nontrombositopeni purpura), penurunan jumlah platelet (trombositopeni purpura),

dan gangguan koagulasi. Nontrombositopeni purpura dapat disebabkan oleh perubahan pada

dinding pembuluh darah akibat sumbatan, infeksi, kimiawi, dan alergi. Penyebab lain adalah

gangguan fungsi platelet akibat defek genetik (Bernard-Soulier disease), obat-obatan (aspirin,

NSAIDs, alkohol, antibiotik beta laktam, penisilin, dan cephalosporin), alergi, penyakit

autoimun, von Willebrand’s disease, dan uremia. Trombositopeni purpura terbagi menjadi

primer/idiopatik dan sekunder. Penyebab sekunder akibat faktor kimia, fisik (radiasi),

penyakit-penyakit sistemik, metastase kanker pada tulang, splenomegali, obat-obatan

(alkohol, obat diuretika, estrogen, dan gold salts), vaskulitis, alat pacu jantung, infeksi virus

dan bakteri. Gangguan koagulasi dapat bersifat diturunkan seperti hemofili A, hemofili B dan

dapatan (penderita penyakit liver, defisiensi vitamin, obat-obat antikoagulasi, disseminated

(4)

Coagulation factor deficiencies

Congenital

Hemophilia A and B von Willebrand’s disease Other factor deficiencies (rare)

Acquired

Liver disease

Vitamin K deficiency, warfarin use Disseminated intravascular coagulation

Platelet disorders Quantitative disorder (thrombocytopenia)

Immune-mediated Idiopathic Drug-induced

Collagen vascular disease Sarcoidosis

Non-immune-mediated

Disseminated intravascular coagulation Microangiopathic hemolytic anemia Leukemia

Myelofibrosis

Qualitative disorder

Congenital

Glanzmann thrombasthenia von Willebrand’s disease Acquired

Drug-induced Liver disease Alcoholism

Vascular disorders Scurv y Purpura

Hereditary hemorrhagic telangiectasia Cushing syndrome

Ehlers-Danlos syndrome

Fibrinolytic defects Streptokinase therapy

Disseminated intravascular coagulation

Tabel 1. Klasifikasi Gangguan Perdarahan 7

PATOFISIOLOGI

Proses perdarahan terjadi melalui tiga fase yaitu vaskuler, platelet, dan koagulasi.

Vaskuler dan platelet merupakan fase primer sedangkan koagulasi merupakan fase sekunder.

Fase koagulasi akan diikuti oleh fase fibrinolitik . Fase vaskuler terjadi sesaat setelah terjadi

trauma sehingga melibatkan vasokonstriksi arteri dan vena, restriksi arteri, dan tekanan

(5)

darah, kemudian pembuluh darah akan tersumbat. Proses ini terjadi beberapa detik setelah

fase vaskuler terjadi. Pada fase koagulasi darah akan keluar ke daerah sekitar dan akan

membatasi daerah yang terjadi perdarahan dengan adanya bantuan faktor ekstrinsik dan

intrinsik. Waktu yang dibutuhkan pada fase ini lebih lambat dibandingkan fase sebelumnya.

Fase lanjutan adalah fase fibrinolitik yang ditandai dengan adanya pelepasan antithrombotic

agent dan penghancuran limfa serta hati oleh anthrombotic agent. 1-2

Gambar 1. Sistem Koagulasi Primer dan Sekunder 2

GAMBARAN KLINIS

Penderita dengan gangguan pembekuan darah akan jelas terlihat pada kulit dan

membran mukosa sesaat setelah terjadi trauma ataupun tindakan invasif lain. Terlihat adanya

(6)

didapatkan pada penderita liver. Kira-kira 50% penderita liver akan mengalami penurunan

jumlah platelet oleh karena terjadi hipersplenisme akibat efek hipertensi portal sehingga

didapatkan adanya ptechiae pada kulit dan mukosa. 1-2

a

b

(7)

a b

c d

Gambar 3. a. Ecchymosis, b. Hiperplasi Gusi, c. Ptechiae pada Tangan, dan d. Ptechiae pada Palatum 2

Ecchymosis, hemarthrosis, dan dissecting hematomas merupakan gambaran klinis

yang sering terlihat pada pasien dengan gangguan koagulasi genetik, dan pasien dengan

jumlah platelet abnormal/trombositopeni sering mengalami ptechiae dan ecchymosis.

Penderita leukemia akut dan kronis sering menunjukkan gejala ulserasi pada mukosa oral,

hiperplasia gusi, ptechiae dan ecchymosis pada kulit dan membran mukosa, serta

lymphadenopathy. 1-2

PEMERIKSAAN LABORATORIS

Beberapa pemeriksaan laboratoris yang dilakukan bagi penderita dengan gangguan

perdarahan adalah partial thromboplastin time (PTT), prothrombin time (PT), platelet count,

(8)

Partial thromboplastin time (PTT) digunakan untuk memeriksa sistem intrinsik

(faktor VIII, IX, XI, dan XII) dan jalur utama (faktor V dan X, protrombin, dan fibrinogen).

Tes ini juga merupakan tes terbaik untuk screening gangguan koagulasi. Prothrombine time

digunakan untuk memeriksa jalur ekstrinsik (faktor VII) dan jalur utama (faktor V dan X,

prothrombin, dan fibrinogen). Platelet count digunakan untuk memeriksa penyebab-penyebab

gangguan perdarahan akibat trombositopenia. Angka normal platelet count adalah

140.000-400.000/mm3 dari keseluruhan jumlah darah. Ivy bleeding time digunakan untuk melihat gangguan fungsi platelet dan trombositopenia. Platelet function analyzer 100 (FA-100)

merupakan pemeriksaan invitro untuk mendeteksi disfungsi platelet. Trombine time

menunjukkan jumlah fibrinogen yang ada di dalam darah. 1-4

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penyakit-penyakit yang termasuk di dalam defek vaskuler adalah hereditary

hemorrhagic telangiectasia (Osler-Weber-Rendu syndrome), Ehler-Danlos, osteogenesis

imperfekta, pseudoxanthoma elasticum, dan Marfan syndrome. Penderita penyakit ini

sebaiknya menghindari tindakan pembedahan, namun bila pembedahan tetap dilakukan

sebaiknya dilakukan penanganan khusus terhadap kerusakan pembuluh darah. 2-5

Gangguan pada platelet terjadi pada penderita von Willebrand’s disease,

Bernard-Soulier disease, Glanzmann’s thrombosthenia, dan disorders of platelet release. Penanganan

yang dapat dilakukan adalah transfusi platelet dan penggantian faktor VIII. 2

Hemofilia A dan B merupakan manifestasi dari gangguan koagulasi. Penanganan

yang dilakukan adalah pemberian prednisone; IV gamma globulin, dan transfusi platelet,

(9)

Tabel 2. Perawatan Medis pada Penderita Gangguan Perdarahan 2

Jenis Penyakit Defek Tindakan Medis

Von Willebrand’s disease Defisiensi atau kelainan vWF yang menyebabkan kerusakan adhesi platelet, defisiensi faktor VIII

DDAVP, EACA, mengganti faktor VIII yang dirusak oleh vWF

Hemofilia A Defisiensi atau defek pada

faktor VIII

DDAVP, EACA, faktor VIII; porcine faktor VIII, PCC, aPCC, faktor VIIa, dan atau pemberian steroids

Hemofilia B Defisiensi atau defek pada

faktor IX

Pemberian faktor IX

Trombositopeni primer Platelet mengalami kerusakan akibat proses autoimun

Pemberian prednisone, IV gamma globulin; dan platelet transfusion

Trombositopeni sekunder Defisiensi platelet yang

menyebabkan terjadinya

percepatan destruksi platelet,

berkurangnya produksi

platelet, dan platelet abnormal

Tranfusi platelet

Bernard-Soulier Defek genetik pada membran platelet; tidak terdapat glicoprotein Ib (GP-Ib) yang menyebabkan gangguan pada adhesi platelet

Transfusi platelet

Penyakit Liver Defek pada faktor koagulasi

multipel

Pemberian vitamin K,

pemberian terapi pengganti hanya bila ada perdarahan serius setelah tindakan pembedahan

DIC Defek faktor koagulasi

multipel yang menimbulkan degradasi fibrin dan fibrinogen sehingga terjadi fibrinolisis dan trombositopeni

Pemberian heparin,

cryoprecipitate atau

pemberian fresh frozen plasma sebagai pengganti fibrinogen, transfusi platelet

PENATALAKSANAAN DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Metode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat mengidentifikasi

pasien dengan kelainan perdarahan adalah membuat riwayat penyakit secara lengkap,

pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah

(10)

Riwayat penyakit pasien harus dibuat selengkap mungkin. Pertanyaan-pertanyaan

hendaknya disusun secara berurutan dimulai dari pengalaman-pengalaman pasien terdahulu.

Beberapa penyakit gangguan perdarahan dapat diturunkan, sehingga pertanyaan juga perlu

diarahkan ke anggota keluarga yang lain. Pengelompokan pertanyaan dilakukan sesuai

dengan jenis-jenis penyakit gangguan perdarahan yang mungkin dapat terjadi. Adapun

pertanyaan tersebut meliputi: apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan

perdarahan, apakah pernah mengalami perdarahan yang cukup lama setelah dilakukan

tindakan pembedahan seperti operasi dan cabut gigi, apakah pernah terjadi perdarahan yang

cukup lama setelah mengalami trauma, apakah sedang meminum obat-obatan untuk

pencegahan gangguan koagulasi atau sakit kronis, riwayat penyakit terdahulu, dan apakah

pernah mengalami perdarahan spontan. 2

Tabel 3. Deteksi Pasien dengan Riwayat Perdarahan 2 1. Riwayat Penyakit Lengkap

a. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan perdarahan

b. Gangguan perdarahan setelah dilakukan operasi dan pencabutan gigi c. Gangguan perdarahan setelah mengalami trauma

d. Konsumsi obat-obatan yang menimbulkan masalah perdarahan seperti aspirin, antikoagulan, pemakaian antibiotika jangka panjang, dan obat-obat herbal

e. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gangguan perdarahan seperti leukemia, penyakit liver, hemofilia, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal

f. Perdarahan spontan dari hidung, mulut, telinga, dan lain-lain 2. Pemeriksaan Fisik

a. Jaundice dan pallor b. Spider angiomas c. Ecchymosis d. Ptechiae e. Oral ulcers

f. Hyperplastic gingival tissues g. Hemarthrosis

3. Skrining laboratoris a. PT

b. aPTT c. TT d. PFA-100 e. Jumlah Platelet

(11)

Skrining laboratoris perlu dilakukan terutama pemeriksaan PT, aPTT, TT, PFA-100

dan platelet count. Jenis pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan dengan pengelompokan

gangguan perdarahan. 2

TINDAKAN PENCEGAHAN DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan bagi pasien kelainan perdarahan pada

prinsipnya sama dengan pasien normal, yaitu menyikat gigi sehari dua kali dengan

menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor 1 ppm untuk anak di bawah usia tujuh

tahun dan 1,4 ppm untuk anak di atas usia tujuh tahun, sikat gigi yang digunakan sebaiknya

memiliki texture medium, menggunakan alat-alat interdental seperti dental floss, tape, dan

sikat inter dental, pemberian tambahan fluor melalui cairan, tablet, aplikasi topikal, obat

kumur yang mengandung fluor, memakan makanan yang sehat untuk gigi, mengkonsumsi

pemanis buatan, dan mengunjungi dokter gigi setiap tiga hingga enam bulan sekali. 8-9

PERAWATAN PERIODONTAL

Perawatan periodontal dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya perdarahan.

Pemberian periodontal dressing dengan atau tanpa topical antifibriolytic agents dapat

merupakan cara dalam menghentikan perdarahan. Pemakaian obat kumur yang mengandung

chlorhexidine gluconate dapat menjaga kebersihan mulut. Pemberian penerangan secara

lengkap bagi pasien sebelum tindakan merupakan langkah awal yang baik, sehingga pasien

akan mengerti kemungkinan komplikasi-komplikasi yang akan terjadi. 7-9

(12)

Pasien dengan gangguan perdarahan dapat dianjurkan untuk menggunakan geligi

tiruan lepasan selama geligi tiruan itu nyaman dipakai. Perawatan periodontal tetap perlu

dilakukan untuk mempertahankan gigi yang masih ada. 9

PERAWATAN ORTODONTI

Pemakaian alat ortodonti lepasan dan cekat dapat dilakukan, namun tetap diperhatikan

kekuatan tekan yang akan mengenai gusi agar perdarahan tidak terjadi. Menjaga kebersihan

gigi dan mulut merupakan persyaratan utama agar perdarahan spontan tidak terjadi. 9

PENAMBALAN

Pemakaian matrix dan wedges saat penambalan perlu diperhatikan dengan benar.

Luka yang diakibatkan karena pemakaian yang salah dapat menjadi masalah saat melakukan

penambalan. 7-9

PERAWATAN ENDODONTIK

Perawatan endodontik konvensional sangat dianjurkan bagi pasien dengan gangguan

perdarahan, oleh karena pemakaian jarum endodontik yang melebihi apeks akan

menyebabkan perdarahan terus-menerus sehingga sehingga akan mengendap di dalam

saluran akar. 8-9

ANESTESI DAN PENANGGULANGAN RASA SAKIT

Rasa sakit pada gigi dapat ditanggulangi dengan memberikan parasetamol atau

asetaminofen. Penggunaan aspirin harus dihindari oleh karena dapat menjadi menimbulkan

(13)

konsultasi terlebih dahulu dengan ahli hematologi oleh karena golongan obat ini dapat

menimbulkan penghambatan agregasi platelet. 6-9

Anesthesi lokal dengan cara infiltrasi pada daerah bukal, intra papilary, dan

intraligamen tidak memerlukan obat anti hemostatik namun anesthesi dengan cara blok

mandibula dan infiltrasi lingual harus diberikan anti hemostatik. 9

KESIMPULAN

Pasien dengan gangguan perdarahan merupakan salah satu kelompok pasien dengan

medically compromise. Gangguan perdarahan dapat diturunkan dan dapatan. Penanggulangan

pasien dengan gangguan perdarahan perlu memperhatikan efek yang akan timbul terutama

saat melakukan tindakan invasif sehingga para dokter gigi sebaiknya mengetahui

faktor-faktor dan proses yang terjadi pada pembekuan darah sehingga tindakan yang akan dilakukan

tidak menjadi penyebab terjadinya keadaan yang fatal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patton, L. L. Bleeding and clotting disorders. In: Greenberg, M. S., and Glick, M.

Burket’s oral medicine diagnosis and treatment. 10th ed. Spanyol: BC Decker Inc; 2003 p. 454-477.

2. Little, J. W., Falace, D. A., Miller, C. S., Rhodus, N. L. Dental management of the

medically compromised patient. 7th ed. Canada: Mosby Elsevier; 2008 p. 396-432.

3. Lockhart, P. B., Gibson, J., Pond, S. H., and Leitch, J. Dental management

considerations for the patient with an acquired coagulopathy. Part I coagulopathies from

systemic disease. British Dent Jour (serial on internet). 2003 October 25; [ cited 2008

December 12 ]; 195:439-445:[about 7 screen]. Available from: http://

(14)

4. _______. Dental management considerations for the patient with an acquired

coagulopathy. Part 2 coagulopathies from drugs. British Dent Jour (serial on internet).

2003 November 8; [ cited 2008 December 12 ]; 195:439-445:[about 6 screen]. Available

from: www.nature.com/bdj/journal/v195/n9/abs/4810660a.htm.

5. Israels. S., Schwetz, N., Boyar, R., McNicol, A. Bleeding disorders characterization,

dental considerations and management. J Can Dent Assoc (serial on internet). 2006

November; [cited 2008 November 24]; Vol 72 No. 9:[about 13 screen]. Available from:

www.cda-adc.ca/jcda/vol-72/issue-9/827.html.

6. Moreno, G. G., Soriano, A. C., Arana, C., Scully, C. Hereditary blood coagulation

disorders: mangement and dental treatment. J Dent Res (serial on internet). 2005 June

20;[cited 2008 October 1]; 2 84(11):1978-985:[about 8 screen]. Available

from:jdr.iadrjournals.org/cgi/content/full/84/11/978

7. Gupta, A., Epstein, J. B., Cabay, R. J. Bleeding disorders of importance in dental care

and related patient management. JCDA (serial on internet). 2007 February;[cited 2008

November 1]; Vol 73 No. 1:[about 8 screen]. Available from:

www.cda-adc.ca/jcda/vol-73/issue-1/77.html.

8. Cervero, A. J., Roda, R. P., Bagan, J. V., Soriano, Y. J. Dental treatment of patients with

coagulation factor alterations: An update. Med Oral Patol Oral Cir Bucal (serial on

internet). 2007 March 25:[cited 2008 October 11]; 12:E380-7:[about 7 screen]. Available

from: www.medicinaoral.com/medoralfree01/v12i5/medoralv12i5p380.pdf.

9. Brewer, A., Correa, M. E. Guidelines for dental treatment of patients with inherited

bleeding disorders. World Federation of Hemophilia’s [homepage on internet]. Canada:

Word Federation; 2006 [cited 008 2 November 3]. Available from:

(15)

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi Gangguan Perdarahan 7
Gambar 1. Sistem Koagulasi Primer dan Sekunder 2
Gambar 2. Jaundice dan Spider Angioma 2
Gambar 3. a. Ecchymosis, b. Hiperplasi Gusi, c. Ptechiae pada Tangan,                    dan d
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sama seperti Yesus menyatakan tentang Allah apa yang manusia tidak bisa kenal (1:18), demikian pula murid yang dikasihi Tuhan diminta tolong oleh Petrus untuk menanyakan

Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin banyak penambahan asam asetat glasial dan ekstrak kunyit maka tensile strength dan pH menjadi semakin menurun sedangkan

Pelaksanaan pembelajaran berbicara yang dilihat dari komponen pembelajarannya:(1) tujuan pembelajaran diambil dari indikator setiap SKKD kompetensi berbicara;(2)

Penuangan aluminium ke dalam cetakan setelah tanur lebur/krusibel diangkat dari tungku lebur tidak boleh melebihi waktu 1 menit yang dapat membuat aluminium mengeras di

Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara masa kerja (p=0,021) dan status gizi (p=0,00) dengan kapasitas vital paru pada pekerja penggilingan divisi batu putih di PT..

Hasil penelitian menunjukkan (1) penyebab terjadinya varians biaya bahan baku adalah kenaikan harga bahan bakar solar, peningkatan produksi batako, dan kesalahan penggunaan bahan

Kesimpulan : Efek penambahan neostigmin methylsulfate 25µg dibandingkan dengan neostigmin methylsulfate 50µg pada bupivakain hidroklorida hiperbarik 0,5% 15 mg

Untuk menjaga agar jaring ini tidak hanyut, biasanya digunakan jangkar (anchor) yang diikatkan pada alat tangkap ini dan setelah dipasang, biasanya jaring ini akan ditinggal