• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Oleh :

SRI MARYATI NIM : K8407045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

OLEH :

SRI MARYATI NIM : K8407045

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Sri Maryati. K8407045. HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara antusiasme belajar dengan prestasi belajar siswa dalam belajar Sosiologi, (2) Hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa dalam belajar Sosiologi, (3) Hubungan antara antusiasme belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa dalam belajar Sosiologi. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2010/ 2011, sebesar 109 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling sejumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data pokok dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang yang digunakan adalah dengan teknik analisis statistik regresi ganda.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi ABSTRACT

Sri Maryati. K8407045. RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTHUSIASM OF STUDENT LEARN AND UTILIZATION OF MEDIA WITH LEARNING ACHIEVEMENT SOCIOLOGY IN CLASS XI TO THE STATE HIGH SCHOOL 1 NGEMPLAK BOYOLALI ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven university in March, June 2011.

This study aims to determine: (1) The relationship between the enthusiasm for learning with student achievement on Sociology, (2) Relationship between utilization of instructional media with student achievement on Sociology, (3) The relationship between students enthusiasm for learning and use of media with student achievement on Sociology. This research takes place in SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

The method used in this research is quantitative descriptive correlational. The study population was all students to class XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in Academic Year 2010/2011, of 109 students. Samples were taken with the technique of random sampling of 40 students. Basic data collection technique was done by using questionnaires. Data analysis technique that is used by multiple regression statistical analysis techniques.

(7)

commit to user

vii MOTTO

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui,

sedang kamu tidak" (QS. Al Baqarah: 216)

Ketika suatu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Orang tua tercinta yang selalu

menguatkan semangat untuk tetap berdiri kokoh serta keteduhan doanya di setiap waktu.

2. Adikku tersayang, NuruL.

3. Keluarga besarku yang telah memberikan semangat, kasih sayang dan keteladanan.

4. Fandhi Aristyanto, yang selalu memberi semangat dan memotivasi aku setiap saat.

5. Teman-teman Pendidikan Sos-Ant angkatan 2007, yang selalu memberi semangat sehingga terselesainya skripsi ini dan selalu ada dlam suka dan duka.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Sebagai Ketua Jurusan P. IPS FKIP UNS.

3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd. Sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi, Jurusan P. IPS FKIP UNS.

4. Drs. T. Widodo, M.Pd Sebagai Pembimbing I terima kasih atas segala arahan dan bimbingannya.

5. Drs. Suparno, M.Si Sebagai Pembimbing II terima kasih atas segala arahan dan bimbingannya.

6. Dra. Siti Chotidjah, M.Pd. Sebagai Pembimbing Akademis terima kasih atas bantuan dan bimbingannya.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi yang secara tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat berharga.

8. Drs. Tri Wahyudi sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Bambang Wahyudi, S.Pd sebagai Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali atas bimbingannya selama penelitian.

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x Boyolali, atas kerja samanya.

11.Orang tua dan keluargaku tercinta, atas tetesan peluh, segenap pikiran dan jiwa, yang telah menyertai langkahku, memberikan dorongan, dan do’a restu yang teramat tulus.

12.Teman-teman Pendidikan Sos-Ant angkatan 2007 yang telah memberikan motivasi arah dan dorongan bagi penulis.

13.Serta berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang budiman sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Amin.

Surakarta, Juni 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

B. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi ... 9

C. Tinjauan tentang Antusiasme Belajar ... 17

D. Tinjauan tentang Penggunaan Media Pembelajaran ... 20

E. Penelitian yang Relevan ... 26

F. Kerangka Berpikir ... 27

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Rancangan Penelitian ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 56

C. Pengujian Hipotesis ... 64

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Implikasi ... 71

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Urutan Waktu Penelitian ... 30

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Antusiasme Belajar Siswa ... 52

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 53

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi ... 55

Tabel 5 Uji Normalitas Antusiasme Belajar Siswa ... 56

Tabel 6 Uji Normalitas Variabel Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 57

Tabel 7 Uji Normalitas Vriabel Prestasi Belajar Sosiologi ... 58

Tabel 8 Uji linieritas X1 dengan Y ... 59

Tabel 9 Uji linieritas X2 dengan Y ... 60

Tabel 10 Coefficienta ... 60

Tabel 11 Matriks Interkorelasi ... 64

Tabel 12 Koefisien Beta dan Korelasi Parsial – Model Penuh ... 65

Tabel 13 Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh ... 66

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Dale ... 24

Gambar 2 Kerangka Berpikir ... 28

Gambar 3 Skema Struktur Organisasi Sekolah ... 51

Gambar 4 Grafik Histogram Skor Antusiasme Belajar Siswa ... 52

Gambar 5 Grafik Histogram Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 54

Gambar 6 Grafik Histogram Skor Prestasi Belajar Sosiologi ... 55

Gambar 7 Histogram kurva normalitas ... 59

Gambar 8 Garis Regresi Linear X1 dengan Y ... 61

Gambar 9 Garis Regresi Linier X2 dengan Y ... 62

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Try Out ... 75

Lampiran 2 Surat Pengantar Penelitian ... 77

Lampiran 3 Angket try Out ... 78

Lampiran 4 Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 87

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket ... 96

Lampiran 6 Angket Penelitian ... 98

Lampiran 7 Sebaran Frekuensi dan Histogram ... 104

Lampiran 8 Uji Normalitas ... 109

Lampiran 9 Uji Linieritas ... 113

Lampiran 10 Persamaan Garis Regresi ... 117

Lampiran 11 Perijinan ... 124

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu pendidikan juga dapat mempengaruhi kehidupan suatu masyarakat. Pendidikan bagi bangsa, negara atau masyarakat merupakan modal dasar yang strategis dan realistis dalam pembangunan nasional, karena menyangkut masyarakat yang berperan sebagai subjek dan objek pembangunan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Keberhasilan dalam menempuh setiap jalur pendidikan tersebut dapat diketahui melalui evaluasi proses pendidikan yang telah ditempuh yang diukur dengan prestasi belajar yang mana kesemuanya itu tergantung pada kualitas belajar seseorang.

Proses belajar adalah mencakup hal-hal yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan tetapi juga belajar menyikapi nilai-nilai yang diperoleh seseorang melalui pergaulan. Pada kehidupan sekolah dapat dilihat bahwa siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi mereka juga dapat belajar bersikap dan berinteraksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar merupakan pencerminan belajar yang dicapai siswa setelah usaha belajar yang dilakukannya, dengan memperhatikan prestasi belajar dapat diketahui kemampuan dan kualitas belajar seseorang.

(17)

commit to user

siswa itu sendiri, misalnya; keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, antusiasme belajar siswa, minat belajar siswa, motivasi belajar, bakat, intelegensi serta sikap siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya; kondisi lingkungan di sekitar siswa (di rumah, di sekolah dan di masyarakat), sarana dan prasarana pendidikan (media pengajaran), metode belajar siswa, guru, kurikulum dan sebagainya. Prestasi belajar siswa diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan manusia Indonesia yang cerdas, terampil dan berkualitas.

Dalam buku Soedomo Hadi (2003: 22) yang berjudul Pendidikan (Suatu

Pengantar disebutkan bahwa menurut para ahli pendidikan ada lima faktor yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: pendidik, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan. Ketidak-adaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut, maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan lima faktor tersebut, proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang yaitu faktor sarana dan prasarana pendidikan.

Antusiasme sendiri merupakan suatu semangat atau kegairahan terhadap sesuatu. Antusiasme belajar siswa bisa dikatakan sebagai semangat siswa itu sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti yang sudah tertulis di atas bahwa antusiasme tersebut merupakan faktor dari dalam siswa untuk mencapai keberhasilan belajar atau prestasi belajar. Antusiasme belajar adalah semangat siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adanya antusiasme belajar yang kuat maka siswa akan memperhatikan dan mengingat materi atau bahan belajar yang disajikan oleh guru dan akan tetap fokus dalam mengikuti pelajaran. Keberadaan antusiasme belajar ini sendiri sangat besar pengaruhnya dalam membantu guru atau seorang pendidik untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di dalam kelas. Memanfaatkan antusiasme belajar yang ada dalam diri siswa, maka seorang guru atau pendidik akan lebih mudah memotivasi siswa untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa, maka siswa akan merasa bosan mengikuti pelajaran dan segan untuk belajar dan mempelajari materi atau bahan pelajaran tersebut. Materi atau bahan pelajaran yang dapat membangkitkan antusiasme siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan dalam ingatan siswa. Antusiasme atau semangat atau spirit memiliki penguat dalam kegiatan belajar dan memperjelas tujuan belajar yang berdampak mampu mengendalikan dan merangsang ketekunan belajar. Semakin tinggi antusiasme belajar siswa, maka kemungkinan untuk mencapai prestasi yang tinggi juga akan semakin besar. Demikian pula sebaliknya, kurangnya antusiasme belajar akan menimbulkan penurunan prestasi yang akan mereka peroleh.

Dalam proses belajar mengajar juga terdapat dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran itu banyak macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan, minat, semangat, dan rangsangan kepada siswa. Sehingga dapat membantu pemahaman atau penyerapan materi, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi. Adapun media pembelajaran atau pengajaran sendiri merupakan suatu alat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan agar proses pendidikan itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan pendidikan. Penggunaan media pembelajaran akan dapat membantu pendidik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta membantu pendidik menciptakan keberhasilan siswa dalam belajar.

(19)

commit to user

dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah. Adanya media pembelajaran yang tercukupi maka dimungkinkan akan dapat menimbulkan antusiasme belajar siswa yang tinggi, sehingga hal tersebut akan berhubungan langsung dengan prestasi belajar siswa.

Dari uraian di atas, kemudian peneliti mengamati di lapangan bahwa hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasa masih memiliki kekurangan atau belum memuaskan prestasi belajar siswanya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya antusiasme belajar siswa dan kurangnya dukungan media pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi. Untuk mempelajari pelajaran Sosiologi diperlukan antusiasme belajar yang tinggi serta penggunaan media pembelajaran yang memadai agar siswa mampu menguasai materi lebih banyak, sehingga prestasi siswa tersebut juga dapat naik.

Proses belajar tidak lepas dari antusiasme belajar siswa, karena dengan memiliki antusiasme belajar yang tinggi siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Selain itu media pembelajaran yang sering digunakan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasakan masih kurang, antusiasme belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali terhadap pelajaran Sosiologi juga masih rendah. Berdasarkan latar belakang dan realita di atas, penulis tertarik untuk menjadikan karya ilmiah yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul: Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Macam-macam media pembelajaran itu banyak, sehingga pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan tersebut sangat penting dalam proses belajar mengajar.

3. Keterbatasan media pembelajaran pada suatu organisasi pendidikan akan mengurangi keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswa.

4. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat maka akan meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar, misalnya penggunaan powerpoint, gambar gerak dan sebagainya.

5. Adanya antusiasme belajar siswa yang tinggi dan penggunaan media pembelajaran atau pengajaran yang baik dimungkinkan mampu mendorong siswa lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar.

6. Prestasi belajar Sosiologi perlu dukungan dari berbagai faktor internal dan ekternal.

7. Antusiasme belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali terhadap pelajaran Sosiologi masih kurang.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam suatu penelitian. Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini perlu dibatasi agar masalah yang diteliti dapat dikaji dan dibahas secara mendalam. Maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Objek

Objek dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan antara antusiasme belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar dalam suatu organisasi pendidikan. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

commit to user

b. Pemanfaatan media pembelajaran adalah penggunaan suatu alat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan agar proses pendidikan itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan pendidikan.

c. Prestasi belajar yaitu kemampuan atau hasil yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

2. Subjek

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas masalah yang akan peneliti teliti, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara antusiasme belajar siswa dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan secara bersama antara antusiasme belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama antara antusiasme belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi teoretis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat yang didapatkan dari segi teoretis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan wawasan ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori yang sudah ada tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar atau prestasi belajar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan pada penelitian di masa mendatang.

c. Menambah bahan pustaka Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi, Jurusan P.IPS, FKIP Universitas Sebelas Maret.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga Pendidikan

Memberikan sumbangan positif untuk lebih mengembangkan manajemen kegiatan belajar mengajar atau strategi belajar mengajar agar prestasi siswa meningkat.

b. Bagi Guru

Berperan sebagai sumber data untuk mengembangkan teknik mengajar dan meningkatkan antusiasme siswa agar prestasi belajar siswa meningkat.

(23)

commit to user

Sebagai masukan bagi siswa untuk dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya, misalnya dengan meningkatkan rasa antusiasme dalam belajar.

d. Bagi Peneliti

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi a. Pengertian Prestasi

Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat dari prestasi yang dicapai. Beberapa ahli memiliki pendapat masing-masing tentang pengertian prestasi tersebut. Menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 19), dalam bukunya Prestasi belajar

dan Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas’ud Hasan Abdul Qasar,

bahwa, “prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap berpendapat bahwa, “prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa”.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan segala sesuatu yang menjadi hasil dari apa yang telah dicapai, dilakukan, serta dikerjakan oleh seseorang dengan jalan keuletan kerja. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosinal atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Hasil belajar sering juga dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.

b. Pengertian belajar

(25)

commit to user

berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana.

Menurut Ngalim Purwanto (1990: 85) “belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”. Sedangkan Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 121) bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Winkel dalam R. Angkowo dan A. Kosasih (2007: 48) “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan dan meniru”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang terjadi pada semua orang dalam waktu seumur hidup serta berlangsung secara progesif untuk mendatangkan hasil yang optimal. Belajar merupakan suatu proses. Sehingga di dalam proses pembelajaran menurut Jerome S. Bruner dalam Muhibbin Syah (2009: 113), menyebutkan bahwa seorang siswa menempuh tiga episode atau fase yaitu:

1. Fase Informasi (tahap penerimaan materi)

Dalam fase informasi ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri dan ada pula yang berfungsi menambah, memperluas, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya dimiliki.

2. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

berkompeten dalam mentransfer strategi kognitif dengan tepat untuk melakukan pembelajaran materi pelajaran tertentu.

3. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)

Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar,maka mereka akan melalui 3 proses yang sangat penting yaitu penyerapan materi yang diberikan oleh guru, kemudian pemanfaatan materi tersebut untuk diajarkan kepada orang lain dan yang terakhir adalah penilaian dari proses-proses belajar yang sudah dilakukan.

c. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”, yang mana dua kata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Hal tersebut sudah dijabarkan pada penjelasan di point sebelumnya. Dari uraian penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Prestasi yang telah diperoleh merupakan usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang biasanya berupa nilai rapor.

(27)

commit to user

Soerjono Soekamto (2002: 19) memberikan lima definisi Sosiologi menurut para ahli, yaitu:

Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial maupun non-sosial dan ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. J.A.A Van Doorn dan C.J Lammers berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur serta proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Dari penjelasan prestasi belajar dan definisi Sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil dari adanya proses belajar siswa dan sebagai pengukuran tingkat keberhasilan belajar siswa yang dapat diukur secara semester atau periode waktu yang telah ditentukan dan diwujudkan melalui simbol, angka, huruf dan kalimat. Juga dapat disimpulkan bahwa Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam struktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-perubahan sosial. Sehingga pengertian Prestasi Belajar Sosiologi merupakan suatu hasil dari adanya proses belajar siswa dan sebagai pengukuran tingkat keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol maupun kalimat yang merupakan nilai yang diberikan guru dalam periode tertentu dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi struktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-perubahan sosial.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi: yang pertama faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, faktor kedua kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

4) Faktor sosial.

5) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 6) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil akhir yang telah dicapai siswa dalam kegiatan belajar dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh nilai maksimal dalam memahami materi yang telah disampaikan, dalam penelitian ini khususnya adalah materi pelajaran Sosiologi. Namun untuk mendapatkan prestasi yang baik, seorang siswa bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor penting dari dalam maupun dari luar diri siswa masing-masing.

e. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar ini menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan adanya indikator dan derajad perubahan tingkah laku siswa. Sasaran evaluasi hasil belajar adalah perkembangan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut biasa disebut dengan “Taksonomi Bloom”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 23), yang termasuk kategori taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

(29)

commit to user

mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b) Pemahaman,

mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel dan sebagainya.

c) Penerapan,

mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan prinsip.

d) Analisis,

mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang kecil.

e) Sintesis,

mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu karangan, rencana, program kerja dan sebagainya.

f) Evaluasi,

mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan.

Keenam jenis perilaku di atas bersifat hierarkis artinya perilaku pengetahuan tergolong terendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi. Perilaku yang terendah merupakan perilaku yang harus dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Misalnya untuk dapat menganalisis, siswa harus memiliki pengetahuan, pemahaman, penerapan tertentu.

2) Ranah afektif, terdiri dari lima jenis perilaku sebagai berikut: a) Penerimaan,

mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

b) Partisipasi,

mencakup kerelaan, ketersediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan dan berpartisipasi dalam kegiatan.

c) Penilaian dan penentuan sikap,

mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain. d) Organisasi,

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

e) Pembentukan pola hidup,

mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai dalam kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuaan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin. Kelima jenis perilaku tersebut bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku terendah, dan perilaku pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi.

3) Ranah psikomotorik,terdiri dari tujuh jenis perilaku sebagai berikut: a) Persepsi,

mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilahan warna, angka 6 (enam) dan 9 (sembilan), huruf b dan d.

b) Kesiapan,

mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.

c) Gerakan terbimbing,

mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai dengan contoh atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola.

d) Gerakan yang terbiasa,

mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.

e) Gerakan kompleks,

mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secar tepat.

f) Penyesuaian pola gerakan,

mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding lawan tanding.

g) Kreativitas,

mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru.

Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang berangkaian. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan urutan fase-fase dalam proses belajar motorik. Urutan fase motorik tersebut bersifat hierarkis.

(31)

commit to user

penilaian berupa pemahaman siswa terhadap materi Sosiologi tersebut. Penilaian tersebut misalnya diperoleh dari pemberian tugas mengerjakan soal-soal di LKS, ulangan harian, atau tanya jawab saat pelajaran sedang berlangsung. Penilaian terhadap ranah afektif mata pelajaran Sosiologi dapat diperoleh melalui pemberian tugas kepada siswa berupa contoh masalah/kasus untuk didiskusi dan hasil diskusi dipresentasikan. Pada penilaian ranah yang ketiga yaitu ranah psikomotorik, diperoleh dari penilaian sikap siswa saat pelajaran berlangsung apakah diam memperhatikan atau ramai sendiri tidak menghargai guru.

Pengukuran prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Muhibbin Syah (2009: 18), menyebutkan bahwa ada enam cara mengukur prestasi belajar yaitu:

1) Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara tanya jawab dimana guru mengadakan komunikasi langsung dengan siswa. Dalam tes ini biasanya menggunakan pertanyaan terbuka sehingga subjek yang ditanya dapat dengan bebas mengutarakan jawaban sesuai dengan dirinya. Kelemahan tes ini adalah tingginya unsur subjektifitas dari penguji yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

2) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis, tes tertulis dibagi menjadi dua bentuk yaitu:

a) Tes Obyektif

Tes ini menggunakan soal dengan pertanyaan tertutup dengan ragam soal benar atau salah, menjodohkan dan pilihan ganda.

b) Tes Sujektif (Essay)

Tes ini biasanya menggunakan pertanyaan yang terbuka, semua ragam pertanyaan dapat digunakan. Data yang dihasilkan dapat berupa kualitatif maupun kuantitatif.

3) Tes Tindakan

Tes tindakan adalah suatu tes yang dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa. Tes ini dilakukan dimana siswa melakukan suatu penilaian melalui pengamatan tingkah laku orang lain.

4) Tes Skala Sikap

Tes skala sikap adalah suatu seri pertanyaan tentang diri sendiri atau sejumlah rangsangan untuk mendiskripsikan diri sendiri. Dalam tes ini menyatakan tentang pembuatan apa yang dilakukan atau tindakan apa yang diambil oleh siswa dalam keadaan tertentu.

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Observasi adalah suatu pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa. Observasi ini dipakai untuk menilai minat, sikap, nilai yang terkandung dalam diri siswa dan melihat proses kegiatan yang dilakukan siswa.

6) Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah suatu tes yang diberikan kepada siswa berupa tugas-tugas seperti laporan, karya tulis dan sebagainya.

Dalam mata pelajaran Sosiologi SMA, tes yang dilakukan adalah jenis tes lisan, tes tertulis, observasi, serta pemberian tugas. Tes lisan ini dilakukan dengan pemberian pertanyaan kepada siswa di sela-sela waktu pelajaran berlangsung. Selanjutnya yaitu tes tertulis, biasanya dilakukan dengan ulangan harian, ujian tengah semester ataupun ujian akhir semester. Tes yang berikutnya yaitu tes observasi, tes ini dilakukan dengan penilaian terhadap sikap siswa saat pelajaran berlangsung. Tes yang terakhir digunakan adalah tes pemberian tugas, tes ini bisa berupa pemberian tugas kelompok maupun tugas mandiri. Setelah dilakukan tes seperti di atas, maka perlu diadakannya pengukuran untuk mengetahui hasil tes dalam bentuk skor. Skor ini diperoleh dari jumlah item yang benar, dari banyaknya waktu yang diperlukan oleh siswa guna menyelesaikan jawaban, atau dari hasil item yang benar dikurangi oleh item yang salah. Setelah mendapatkan skor dilanjutkan pemberian nilai. Tahap terakhir yaitu pengelolaan skor nilai dalam satu semester untuk menjadi nilai rapor. Caranya adalah seluruh skor nilai yang sudah diperoleh siswa dalam satu semester kemudian dikumpulkan dan di rata-rata jumlahnya sebelum akhirnya menjadi nilai rapor.

(33)

commit to user

untuk penggunaan media pembelajaran akan memberikan hubungan bahwa dengan tersedianya media pembelajaran yang memadai, maka secara otomatis dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Sosiologi juga akan meningkat. Hal tersebut akan dijelaskan pada tinjauan selanjutnya.

2. Tinjauan tentang Antusiasme Belajar a. Pengertian Antusiasme Belajar

Menurut Sucipto Ajisaka (2008: http://SuciptoAjisaka.com) “antusiasme berarti kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau subyek, semangat atau minat yang berapi-api”. Sedangkan menurut Andrie Wongso (2008: http://www.andriewongso.com/artikel_melatih-antusiasme-siswa-terhadap-prestasi) “antusiasme adalah perasaan senang luar biasa untuk menggapai sesuatu, yang artinya ketika seseorang memiliki antusiasme atau semangat dalam dirinya sendiri, maka dia akan dibuat senang luar biasa untuk mencapai mimpinya tersebut. Maka menurut pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa antusiasme merupakan kegairahan atau semangat yang berapi-api serta memiliki minat dengan hal-hal baru.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa antusiasme adalah adanya gelora, gairah, minat, perasaan senang serta semangat seseorang yang sangat besar terhadap sesuatu yang berbeda dan selalu dapat membuat orang tersebut tertarik akan hal tersebut. Arti belajar dapat dipahami sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang terjadi pada semua orang dalam waktu seumur hidup serta berlangsung secara progesif untuk mendatangkan hasil yang optimal. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa antusiasme belajar merupakan gelora, gairah, minat, perasaan senang serta semangat seseorang (siswa) yang sangat besar terhadap proses kognitif dalam hal perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar kurang. Keterlibatan merupakan faktor kritis. Apabila siswa lebih banyak melibatkan dirinya di dalam kelas, maka mereka akan menjadi lebih semangat dalam proses belajar. Dalam hal ini antusiasme belajar siswa sangat dipengaruhi oleh metode yang dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya serta media yang digunakan.

b. Teori tentang Antusiasme Belajar

Teori yang akan dipergunakan oleh peneliti adalah “Teori Kebutuhan”, alasannya adalah karena suatu prestasi belajar itu merupakan kebutuhan dari siswa yang ditunjang dari sikap atau antusiasme siswa.Teori Kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray dalam Bimo Walgito (2004: 230) sebagai berikut: 1) Merendah atau merendahkan diri (Abasement)

Merendah atau merendahkan diri adalah menerima celaan atau cercaan orang lain. Merendahkan diri dalam menghadapi orang lain, menerima hukuman bila melakukan kesalahan.

2) Berprestasi (Achievement)

Berpretasi adalah motif yang berkaitan dengan untuk memperoleh prestasi yang baik, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, mengerjakan tugas-tugas secepat mungkin dan sebaik-baiknya.

3) Afiliasi (Affilliation)

Afiliasi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan berteman, untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.

4) Agresi (Aggression)

Agresi adalah motif yang berkaitan dengan sifat agresivitas, melukai orang lain, berkelahi, menyerang orang lain.

5) Otonomi (Autonomy)

Otonomi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan kebebasan, bebas dalam menyatakan pendapat, ataupun berbuat, tidak menggantungkan pada orang lain, mencari kemandirian.

6) Counteraction

Counteraction adalah motif yang berkaitan dengan usaha untuk

mengatasi kegagalan-kegagalan, mengadakan tindakan sebagai counternya.

7) Pertahanan (Dependence)

Pertahanan adalah motif yang berkaitan dengan pertahanan diri. 8) Hormat (Deference)

Hormat adalah motif yang berhubungan dengan rasa hormat, berbuat seperti apa yang diharapkan oleh orang lain.

(35)

commit to user

Dominasi adalah motif yang berhubungan dengan sikap menguasai orang lain, menjadi pemimpin, membantah pendapat orang lain, ingin mendominasi orang lain.

10) Ekshibisi atau pamer (Exhibition)

Ekshibisi adalah motif yang berkaitan dengan ekshibisi atau pamer, menonjolkan diri supaya dilihat orang lain, ingin menjadi pusat perhatian.

11) Penolakan Kerusakan (Harmovoidance)

Penolakan kerusakan adalah motif yang berusaha menolak hal-hal yang merugikan, yang menyakitkan badan, menolak rasa sakit, menolak hal-hal yang membahayakan.

12) Infavoidance

Infavoidance adalah motif yang berkaitan dengan usaha menghindari hal-hal yang memalukan, hal-hal yang membawa kegagalan.

13) Memberi Bantuan (Nurturance)

Memberi bantuan adalah motif yang berkaitan dengan memberi bantuan atau menolong kawan atau orang lain, memperlakukan orang lain dengan baik, kasih sayang kepada orang lain.

14) Teratur (Order)

Teratur adalah motif untuk keteraturan, kerapihan, menunjukkan keteraturan dalam segala hal.

15) Bermain (Play)

Bermain adalah motif yang berkaitan dengan bermain, relaks, kesenangan, melawak, menghindari hal-hal yang menegangkan.

16) Menolak (Rejection)

Menolak adalah motif untuk menolak pihak lain, orang lain, menganggap sepi orang lain.

17) Sentience

Sentience adalah motif yang mencari kesenangan terhadap impresi yang melalui alat indera (sensuous impression).

18) Seks (Sex)

Seks adalh motif yang berkaitan dengan kegiatan seksual. 19) Bantuan atau Pertolongan (Succorance)

Bantuan adalah motif yang berkaitan untuk memperoleh simpati atau bantuan orang lain, untuk bergantung pada pihak lain.

20) Mengerti (Understanding)

Mengerti adalah motif untuk menganalisis pengalaman, untuk memilah konsep-konsep, mensintesiskan ide-ide, menemukan hubungan satu dengan yang lain.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

seperti yang diungkapkan oleh Murray dalam dua puluh kebutuhan (pada point dua). Adanya kebutuhan untuk memperoleh prestasi yang baik, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, mengerjakan tugas-tugas secepat mungkin dan sebaik-baiknya dimungkinkan muncul dari adanya antusiasme belajar pada diri siswa.

3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sadiman (1993 :6) menjelaskan “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”. Menurut Briggs dalam buku Arif S. Sadiman (1993 :6), “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Media pengajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu mengatasi hambatan yang ada. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, jarak dan waktu dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.

Menurut Dinje Borman Rumumpuk dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153) mendefinisikan “media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar”. Menurut Schramm dalam buku Suwarna (2005: 128), “media pembelajaran adalah pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Menurut Gagne dan Briggs dalam artikel Mr. Frans (2011: http://kursusinggris.wordpress.com/2011/01/19/penggunaan- media-pembelajaran-yang-tepat-dapat-menunjang-keberhasilan-dalam-proses-pembelajaran/), menyebutkan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”.

(37)

commit to user

segala bentuk alat komunikasi untuk merangsang siswa belajar yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. Sehingga pemanfaatan media pembelajaran maksudnya adalah pemanfaatan segala bentuk alat baik dalam bentuk audio, visual, maupun audio visual sebagai alat komunikasi untuk merangsang siswa belajar yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa tersebut. Alat-alat tersebut bisa berupa alat fisik yang digunakan guru untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi, komputer dan sebagainya.

b. Pengklasifikasian Media untuk Tujuan Praktis

Berdasarkan buku Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 33), mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut:

1) Media Audio

Media audio berfungsi sebagai penyalur pesan audio dari sumber ke penerima. Jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain radio, piringan audio, pita audio, tape recorder, phonograph, telepon, laboratorium bahasa, public address system, dan rekaman tulisan jauh.

2) Media Visual

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu: i) Media Visual Diam

Antara lain foto, ilustrasi, flash card, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, tranparansi, proyektor, dan

tachintoscopes, grafik, bagan, diagram poster, gambar kartun, peta dan

globe.

ii) Media Visual Gerak

Antara lain gambar proyeksi gerak seperti contohnya film bisu. 3) Media Audio Visual

Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau visual semata. Misalnya film bingkai dan film rangkai yang dilengkapi suara. Media audio visual dibagi menjadi dua yaitu:

i) Media audio visual diam

Antara lain slow scan TV, Time share TV, TV diam, film rangkai suara, halaman suara, dan buku bersuara.

ii) Media audio visual gerak

Antara lain film bersuara, pita video, film TV, Holografi, video tapes, dan gambar bersuara.

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Banyak potensi di suatu daerah di sekitar sekolah atau lokasi lain di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Beberapa diantaranya seperti media tiga dimensi, teknik dramatisasi, sumber belajar pada masyarakat, simulator dan komputer.

Sehingga dari pengklasifikasian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa media pembelajaran itu memiliki banyak sekali macamnya. Suatu media pembelajaran tidak hanya sebatas alat elektronik berat atau besar yang dibawa guru ke dalam kelas, misalnya LCD, OHP, Laptop. Namun media pembelajaran tersebut mencakup barang-barang sederhana misalnya peta, globe, diagram, grafik, bagan, maupun keadaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

c. Manfaat Penggunaan Media pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (1997: 26), manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Interaksi yang lebih berlangsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu:

a) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model.

b) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar. c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto, slide di samping secara verbal.

d) Kejadian atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan seperti komputer, film dan video.

f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan video,slide, atau simulasi komputer.

(39)

commit to user

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa jika dalam suatu kegiatan belajar mengajar memanfaatkan media pembelajaran, maka hal tersebut juga akan memberikan manfaat yang besar di dalam proses KBM. Dari adanya pemanfaatan media maka proses penyampaian materi dari guru ke siswa akan lebih mudah, kemudian tidak memberikan kejenuhan kepada siswa saat di kelas.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Dick dan Carey dalam buku Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 100) antara lain:

1) Tujuan

Kalau yang ingin diajarkan adalah proses maka media yang tepat adalah media gerak seperti video, film atau TV. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu keterampilan dalam menggunakan alat tertentu, maka benda sesungguhnya atau mock up-nya merupakan pilihan yang sesuai. Kalau tujuannya hanya ingin memperkenalkan faktor atau konsep tertentu, maka media foto, slide, atau realita mungkin pilihan yang tepat.

2) Karakteristik siswa

Berapa jumlah siswa? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Dan berbagai karakteristik lainnya yang mempengaruhi media belajar itu. 3) Karakteristik media

Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan media tersebut.

4) Alokasi waktu

Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembangan, pengadaan ataupun penyajian? Semua hal tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih media.

5) Ketersediaan

Tersediakah media yang diperlukan? Tersedikah layanan purnajualnya? Adakah aliran listrik atau baterai untuk mengoperasikannya?

6) Efektivitas

Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektifkah untuk penggunaan dalam jangka waktu lama?

7) Kompatibilitas

Apakah penggunaan media tidak bertentangan dengan norma yang berlaku? Praktiskah penggunaannya? Bagaimana daya tahan umurnya? 8) Biaya

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari uraian di atas maka dapat peneliti disimpulkan bahwa walaupun macam atau jenis media itu sangat banyak, namun untuk pemanfaatnya diperlukan kriteria dalam memilihan media pembelajaran agar pemanfaatan media pembelajaran tersebut bisa efektif, optimal dan tidak sia-sia.

e. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pendidikan

Menurut Azhar Arsyad (1997: 7), “salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale)”. Berikut adalah Gambar Kerucut Pengalaman Dale :

Abstrak

Kongkret Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale

Lam bang Kata

Lambang Visual

Gambar Diam, Rekaman Radio

Gambar Hidup Pameran

Televisi

Karyawisata

Dramatisasi

Benda Tiruan/Pengamatan

(41)

commit to user

Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat perabot rumah tangga, mengumpulkan perangko, melakukan percobaan di laboratorium, dan lain-lain. Kesemuanya itu memberi dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti chart, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman kongkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti; hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat langsung.

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pembelajaran yang memadai maka proses belajar itupun akan menggunakan bantuan indera lebih dari satu. Sehingga jika dikaitkan dengan prestasi belajar Sosiologi, maka dalam suatu proses belajar sosiologi yang menggunakan media pembelajaran yang memadai maka siswa akan lebih antusias dalam mengikutsertakan seluruh fungsi inderanya untuk memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru. Hal tersebutlah yang akan memberikan dampak positif pada prestasi belajar Sosiologi para siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai pendukung dalam sebuah penelitian baru. Penelitian yang relevan yang menunjang penelitian ini adalah penelitian Farida

Triyuliastuti, berjudul “Hubungan antara Kedisiplinan Siswa dan Media

Pengajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1) hubungan antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta berdasarkan perhitungan rx1y= 0,385 dan ρ = 0,014, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”,diterima.

2) Hubungan media pengajaran dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta berdasarkan perhitungan rx2y = 0,554 dan ρ =0,000, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara media pengajaran dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”, diterima.

(43)

commit to user

sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”, diterima.

C. Kerangka Berpikir

Antusiasme belajar (X1) sebagai variabel independen atau variabel bebas diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar Sosiologi (Y) siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Antusiasme belajar yang dimiliki siswa dapat dikatakan sebagai nilai tambah tersendiri dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar di sekolah. Antusiasme siswa dalam belajar akan sangat membantu siswa tersebut untuk meraih kesuksesan dalam belajarnya. Hal tersebut dikarenakan antusiasme belajar yang dimiliki siswa dimungkinkan memiliki hubungan terhadap prestasi belajar siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran (X2) sebagai variabel independen atau variabel bebas juga diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar Sosiologi (Y) siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Dengan adanya fasilitas media pembelajaran yang lengkap maka akan sangat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam tingkat pemahamannya terhadap materi pelajaran merupakan kendala untuk mencapai prestasi sesuai yang diinginkan. Media pembelajaran yang lengkap akan memperjelas dan mempermudah dalam penyampaian informasi yang dalam hal ini adalah mata pelajaran. Oleh karena itu dimungkinkan pemanfaatan media pembelajaran memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswanya.

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terhadap mata pelajaran tersebut belum tentu semuanya sama, karena sifat psikologis dari masing-masing individu atau siswa memang berbeda-beda. Maka dari itu guru haruslah benar-benar memahami masing-masing siswa dan memilih metode serta strategi belajar yang dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa. Hal itu supaya siswa dapat menangkap materi yang diajarkan oleh guru. Dan dengan adanya media pembelajaran yang lengkap merupakan solusi yang baik dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan tersedianya media tersebut maka akan mempermudah guru dalam penyampaian materi agar mudah dimengerti siswa. Dengan demikian prestasi belajar terutama Sosiologi diharapkan meningkat dengan adanya antusiasme belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran yang menunjang. Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir antar variabel adalah sebagai berikut:

Variabel Independen variabel dependen

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (1989: 257), “hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Dengan demikian pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan yang masih bersifat sementara, karena masih harus diuji kebenaranya secara empiris. Sehingga perumusan hipotesis yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Antusiasme belajar (X1)

Pemanfaatan media pembelajaran

(X2)

Prestasi belajar Sosiologi

(45)

commit to user

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara antusiasme belajar siswa dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali yang beralamat di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi tersebut adalah:

a. Di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tersedia data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Lokasi penelitian tersebut mudah dijangkau sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011. Rincian waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Urutan Waktu Penelitian

Kegiatan

Tahun

2010 2011

Des Jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan Judul Penyusunan

Proposal

Ijin Penelitian Uji Coba Angket Pengumpulan

Data

Analisis Data Penyusunan

Laporan

(47)

commit to user

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 182) “populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Sedangkan menurut Y. Slamet (2008: 40), mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu”. Menurut Sudjana (1996: 6), “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Pendapat lain adalah dari Tentrem Widodo (2008: 47), menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan individu atau satuan-satuan tertentu. Sehingga dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan seluruh individu atau satuan unit-unit yang menjadi objek untuk diteliti”.

Jadi populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah manusia yaitu semua siswa siswi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 109 orang yang tersebar dalam 3 kelas yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian sosial, tidak selalu seluruh populasi dikenakan dalam penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Dalam mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang dapat mewakili populasi.

a. Pengertian Sampel

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 56), “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti dalam suatu penelitian yang dapat mewakili seluruh objek yang diteliti atau populasinya.

Sesuai dengan pengertian dari sampel yaitu bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sejumlah 40 siswa dari jumlah populasi yaitu 109 siswa yang dipilih secara random (acak).

b. Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu teknik guna mendapatkan teknik yang benar-benar representatif. Teknik tersebut dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrino Hadi (1989: 222) “sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan Kerlinger (1990: 188), berpendapat bahwa “sampling berarti mengambil sampel atau mengambil sesuatu bagian populasi atau semesta alam sebagai wakil (representative)”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang representatif (mewakili) dari populasi.

Menurut Consuelo G. Sevilla, et al, terjemahan Alimuddin Tuwu (1993: 163-169), menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dibagi menjadi lima macam, yaitu:

1) Pengambilan Sampel Secara Acak (Teknik Random Sampling) 2) Pengambilan Sampel Secara Sistematis (Teknik Sistematik Sampling) 3) Pengambilan Sampel Strata (Teknik Stratified Sampling)

4) Pengambilan Sampel Kluster (Teknik Cluster Sampling)

5) Pengambilan Sampel Non-Acak (Teknik Non Random Sampling)

Gambar

Gambar   1   Kerucut Pengalaman Dale  ...................................................................
Gambar Diam,
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
Tabel 1. Urutan Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas secara khusus perkembangan dunia pendidikan dalam pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran

Karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang ada dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, maka peneliti akan memfokuskan pada masalah

siswa dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang.. berasal dari luar diri

dengan mudah seorang siswa untuk dapat meraih prestasi belajar yang lebih baik.. Hal ini dikarenakan lingkungan individu yang belajar tersebut