• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN HARIAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN HARIAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN HARIAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

GOMGOM ULI BASA SIAHAAN NIM. 8106122055

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

Siahaan, Gomgom Uli Basa. NIM: 8106122055. The Effect of Instructional Model and Personality Type on Students’s Learning Outcomes at VII Grade of SMP Negeri Kecamatan Harian. Postgraduate Thesis, State University of Medan. 2014

The study were aimed at finding out: (1) the difference of results in learning Christian Education between the students taught by using Role Playing Instructional Model and Jurisprudential Inquiry Instructional Model; (2) the difference of the students’ learning achievement of students extroverted personality type and students introverted personality type; (3) the interaction between instructional model and personality type in influencing the students’ learning achievement in Christian Education.

The research was conducted at SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kecamatan Harian in August to October 2014. The population of the study were the students of grade VII SMP Negeri Kecamatan Harian. The sampling technique used was the cluster random sampling. The sample of the study consisted 30 students of SMP Negeri 2 Harian taught by role playing instructional model, and 27 students of SMP Negeri 1 Harian taught by jurisprudential inquiry instructional model. The instruments used to measure the learning achievement was test in form of multiple choice, consisted of 40 questions, and observational sheet consisted of 14 items. Personality test was done to classified students extroverted personality type and students introverted personality type. This research used quasi-experimental method with factorial design 2 x 2. Statistic test used to present the data was descriptive statistical technique and followed by inferential statistics technique which used two pathways ANOVA with significant level α = 0,05, and the last, the study was conducted by doing Scheffe test. Before it, an prior analysis with a normality and homogenity test had been conducted.

The hypothesis testing result showed that: (1) the students’ learning achievement of Christian Education who had been taught by role playing instructional model is higher than the jurisprudential inquiry model. It can be seen from the result of Fcount =6.66 > Ftable= 4.02. (2) The students’ learning achievement of Christian Education student extroverted personality type is higher than students introverted personality type, with Fcount = 5.72 > Ftable= 4.02. (3) There are interactions between instructional models and personality type on students’ learning achievement. It is shown from the result of Fcount = 112.30 > Ftable = 4.02 at significant level α = 0.05.

Based on further testing using the Scheffe test showed that the students’ learning achievement of Christian Education with extroverted personality is better taught with role playing instructional, and students with introverted personality is better taught with jurisprudential inquiry instructional model.

(6)

ii ABSTRAK

Siahaan, Gomgom Uli Basa. NIM: 8106122055. Pengaruh Model Pembelajaran dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Harian. Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi; (2) perbedaan hasil belajar PAK siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan hasil belajar siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert; (3) ada tidaknya interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian siswa terhadap hasil belajar PAK.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kecamatan Harian mulai Agustus sampai Okober 2014. Populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Kecamatan Harian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 57 orang yang terdiri dari 30 orang di SMP Negeri 2 Harian diajar dengan model pembelajaran bermain peran dan 27 SMP Negeri 1 Harian orang kelas VII diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah pilihan berganda yang terdiri dari 40 item, dan lembar observasi yang terdiri dari 14 item. Tes tipe kepribadian dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik inferensial dengan menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Sebelumnya dilakukan uji analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran lebih baik dari pada hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi, dengan Fhitung = 6,66 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (2) hasil belajar PAK siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih baik dari pada hasil belajar PAK siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert, dengan Fhitung = 5,72 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan Fhitung = 112,30 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Harian Tahun Pelajaran 2014/2015” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian penulisan tesis ini penulis telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai pembimbing II. Bapak pembimbing I dan pembimbing II telah banyak memberikan petunjuk, sabar memberikan masukan, arahan yang begitu berarti;

2. Kepada ketiga narasumber yaitu: Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd; Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd; dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini; 3. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program

(8)

iv

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan pengetahuan, wawasan baru, menanamkan sikap pantang menyerah serta pada berbagai kesempatan dalam perkuliahan memberi pencerahan bagi penulis bukan hanya dalam bidang teknologi pendidikan tetapi juga dalam cara memandang kehidupan;

5. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan secara khusus Angkatan XIX eksekutif yang telah bersama-sama berbagi berbagi pengalaman dalam suka maupun duka dalam perkuliahan;

6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kab. Samosir, Kepala Sekolah, para guru dan siswa SMP Kecamatan Harian.

7. Keluarga kecilku, istriku Krista Sulastri Silitonga, anak-anakku: Johansen Beltsazar Siahaan, Tiffania Margaret Siahaan, dan Gita Gracia Siahaan, sumber inspirasi dan motivasiku, terima kasih atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.

8. Ayah, bunda, saudara-saudara, rekan-rekan yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terimakasih atas pertolongan dan dukungannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam tesis ini dan untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran, kritik dan saran untuk kesempurnaanya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan.

Medan, Desember 2014 Penulis

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 9

C.Pembatasan Masalah ... 9

D.Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Landasan Teoretis ... 12

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar PAK ... 12

1.1.Pengertian Belajar ... 12

1.2.Pendidikan Agama Kristen ... 15

1.3.Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen ... 17

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 19

(10)

vi

2.1.1. Pengertian ... 25

2.1.2. Tujuan ... 25

2.1.3. Komponen-komponen Pembelajaran ... 26

2.1.3.1. Sintak ... 29

2.1.3.2. Sistem Sosial ... 33

2.1.3.3. Prinsip-prinsip Reaksi ... 33

2.1.3.4. Sistem Penunjang ... 34

2.2.Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 34

2.2.1. Pengertian ... 34

2.2.2. Tujuan ... 35

2.2.3. Komponen-Komponen Pembelajaran... 36

2.2.3.1. Sintak ... 36

2.2.3.2. Sistem Sosial ... 39

2.2.3.3. Prinsip-prinsip Reaksi ... 40

2.2.3.4. Sistem Penunjang ... 40

3. Hakikat Tipe Kepribadian ... 40

3.1.Pengertian Kepribadian ... 40

3.2.Pengertian Tipe Kepribadian ... 40

3.3.Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert ... 48

B.Hasil Penelitian Yang Relevan ... 54

C.Kerangka Berpikir ... 57

(11)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 66

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 66

C.Metode dan Rancangan Penelitian ... 67

D.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 69

E. Prosedur dan Pelaksanaan ... 70

1. Prosedur Perlakuan ... 70

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 71

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 72

1. Instrumen Penelitian ... 72

2. Uji Coba Instrumen ... 74

3. Hasil Uji Coba Instrumen ... 79

G.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data ... 82

B.Pengujian Persyaratan Analisis ... 92

C.Pengujian Hipotesis ... 98

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

E. Keterbatasan Penelitian ... 113

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Kesimpulan ... 115

B.Implikasi ... 116

C.Saran ... 117

(12)

viii DAFTAR TABEL

Tabel halaman 1. 1 Nilai rata-rata rapor siswa kelas VII, VIII, IX SMP Negeri 1

dan SMP Negeri 2 Kecamatan-Harian ... 5

2. 1 Urutan Langkah-langkah Model Pembelajaran Bermain Peran ... 30

2. 2 Urutan Langkah-langkah Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi .. 37

2. 3 Supertrait Kepribadian Manusia... 48

3. 1 Desain Faktorial 2 x 2 Model Pembelajaran dengan Tipe Kepribadian . 68 3. 2 Kisi-kisi Angket Tipe Kepribadian ... 72

3. 3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar PAK Ranah Pengetahuan ... 73

3. 4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Sikap ... 74

4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran ... 82

4. 2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi... 83

4. 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PAK Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran Maupun Telaah Yurisprudensi ... 85

4. 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran Maupun Telaah Yurisprudensi ... 86

4. 5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran ... 87

4. 6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran ... 89

4. 7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 90

4. 8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 91

4. 9 Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar PAK Siswa ... 93

4. 10 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Model Pembelajaran Bermain Peran Dan Telaah Yurisprudensi ... 96

4. 11 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Tipe Kepribadian Introvert Dengan Uji Barlet ... 97

4. 12 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians sampel RP E, RP I, JI E, dan JI I dengan Uji Barlet ... 97

4. 13 Data Hasil Belajar PAK Siswa ... 98

4. 14 Rangkuman Analisis Faktorial ... 98

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman 2. 1 Efek instruksional dan pengiring model pembelajaran bermain peran 27 2. 2 Efek instruksional dan pengiring model pembelajaran telaah

yurisprudensi... 36 2. 3 Model struktur kepribadian oleh Eysenck ... 46 4. 1 Histogram Hasil belajar Siswa Yang dibelajarkan dengan Model

Pembelajaran Bermain peran ... 83 4. 2 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang dibelajarkan dengan Model

Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 84 4. 3 Histogram Hasil Belajar PAK Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran Maupun Telaah Yurisprudensi ... 85 4. 4 Histogram Hasil belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran Maupun Telaah Yurisprudensi ... 87 4. 5 Histogram Hasil belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran

Bermain Peran ... 88 4. 6 Histogram Hasil belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran

Bermain Peran ... 89 4. 7 Histogram Hasil belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Ekstrovert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 91 4. 8 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian

Introvert Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Telaah

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP Model Pembelajaran Bermain Peran ... 123

2. RPP Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi ... 147

3. Tes Hasil Belajar PAK ... 171

4. Lembar Observasi Sikap ... 176

5. Angket Tipe Kepribadian ... 178

6. Data Uji Coba Instrumen ... 182

7. Uji Coba Instrumen ... 187

8. Data Hasil Penelitian Aspek Pengetahuan dan Sikap serta Penggabungan Nilai ... 210

9. Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi ... 200

10. Uji Normalitas ... 235

11. Uji Homogenitas ... 244

12. ANAVA ... 248

13. Uji Lanjut ... 253

14. Data Nilai Sikap dan Penggabungan Nilai ... 256

15. Dokumentasi Pembelajaran... 258

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan yang langsung dapat diamati. Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan prasarana, penelitian tentang pembelajaran dan sumber belajar, pengembangan bahan ajar dan berbagai hal lainnya. Dalam melakukan hal tersebut dituntut kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Upaya-upaya tersebut juga membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Tujuan dari seluruh usaha tersebut adalah hasil belajar itu sendiri.

Hasil belajar memberi gambaran kualitas proses dan produk pendidikan. Hasil belajar dapat juga dipandang sebagai suatu umpan balik untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Melalui hasil belajar dapat diketahui ketercapaian tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan-tujuan tersebut dapat dalam cakupan nasional, daerah, mata pelajaran, maupun satuan pendidikan.

Salah satu aspek tujuan pendidikan nasional tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu “... bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, ...”. Tujuan yang tertulis dalam pasal ini menunjukkan

(16)

2

pentingnya nilai iman dan akhlak di dalam sistem pendidikan di Indonesia. Demikian pentingnya iman dan akhlak dalam sistem pendidikan di Indonesia, sehingga seorang peserta didik dinyatakan lulus apabila memperoleh penilaian akhir yang baik pada kelompok mata pelajaran agama di samping kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Untuk mencapai tujuan agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, di dalam sistem pendidikan nasional terdapat mata pelajaran yang memiliki tujuan utama membina dan mengembangkan iman dan akhlak yaitu pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Meskipun semua mata pelajaran dipandang bertanggungjawab dalam membentuk karakter peserta didik, namun yang dianggap secara khusus dan fokus utamanya membangun iman dan akhlak adalah mata pelajaran pendidikan agama dan kewarganegaraan. Sementara mata pelajaran lain iman dan akhlak lebih dipandang sebagai efek pendamping yang telah direncanakan setelah pembelajaran selesai.

(17)

3

pemborosan waktu melalui game online yang tidak terkendali, pornografi, sopan santun kepada orang tua dan yang dituakan.

Berbagai fenomena tersebut bukanlah kasus-kasus individual yang hanya terjadi di suatu waktu dan tempat saja, melainkan sudah dalam eskalasi yang mengkhawatirkan. Pada tanggal 4 Pebruari 2013 satu dari dua pelajar korban pengeroyokan geng motor di kawasan Gunung Pipa, Balikpapan Utara akhirnya meninggal. Tujuh di antara orang pelaku masih berstatus pelajar (Gunawan, 2013). Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional, M. Nuh terkejut mendengarkan pengakuan seorang pelajar yang mengaku puas setelah membunuh korbannya. Pelajar tersebut membunuh korbannya dalam sebuah tawuran antar pelajar. Menurut penilaian M. Nuh urusan tawuran ini tidak lagi menjadi masalah sekolah tetapi juga telah masuk ke dalam wilayah permasalahan sosial (Triyuda, 2012). Contoh perilaku kekerasan tersebut sudah berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Perilaku-perilaku yang demikian merupakan wujud dari sikap kurang menghargai kehidupan dan anugerah yang telah diberi Tuhan, kurang menghargai keselamatan orang lain, dan juga diri sendiri.

(18)

4

Persoalan kekerasan, narkoba di kalangan pelajar tersebut merupakan sekelumit di antara banyaknya fenomena merosotnya iman dan akhlak pelajar. Belum lagi apabila dibahas dari segi masalah pornografi, kecanduan game/internet. Apabila hal ini tidak diatasi, dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan identitas bangsa yang terkenal memelihara adat istiadat, kesantunan dan kesopanan di dalam tradisi dan budayanya. Untuk mengatasi persoalan tersebut, di Indonesia telah dicanangkan pendidikan karakter melalui dua strategi yaitu strategi makro dan strategi mikro. Strategi makro melalui pemberdayaan dan pembudayaan, dan khusus untuk strategi mikro yaitu melalui integrasi ke dalam pembelajaran pembiasaan dalam kehidupan keseharian dalam satuan pendidikan, integrasi ke dalam ekstrakurikuler dan kebiasaan di rumah.

Pada pendidikan agama dan kewarganegaraan, pendidikan karakter tidak diintegrasikan melainkan merupakan fokus utama. Melalui pendidikan agama dan kewarganegaraanlah nilai-nilai moral disampaikan secara khusus. Namun terdapat indikasi bahwa pelaksanaan pembelajaran kedua mata pelajaran ini kurang efektif dengan maraknya tawuran antar pelajar dan bentuk-bentuk perilaku anti sosial lainnya.

(19)

5

terutama orang yang lebih dituakan. Selain itu hasil belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) di kecamatan Harian tergolong rendah. Dengan menggabungkan data dari dua SMP di Kecamatan Harian yaitu SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 di dapat rata-rata raport tiga semester terakhir adalah sebagai berikut pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1 Nilai rata-rata rapor siswa kelas VII, VIII, IX SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kecamatan-Harian

Kelas/semester VII VIII IX

Semester ganjil 2012/2013

61 64 70

Semester genap 2012/2013

60 62 68

Semester ganjil 2013/2014

62 63 69

Untuk mengatasi persoalan tersebut diperlukan suatu pendekatan yang lebih sistematis dan komprehensif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAK. Banyak persoalan yang harus segera dibenahi berhubung dengan peningkatan kualitas pembelajaran agama. Dari kompetensi guru, sarana dan prasarana, ketersediaan sumber belajar, kerjasama dengan gereja, dan lain-lain. Di antara berbagai komponen pembelajaran tersebut, pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu persoalan yang harus mendapat perhatian.

(20)

6

Di dalam penentuan model yang akan digunakan, variabel kondisi perlu dipertimbangkan agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal (Reigeluth 1983: 22). Variabel kondisi merupakan segi yang konstan dalam pembelajaran. Kondisi ini relatif permanen dan tidak berubah. Dari segi karakteristik peserta didik beberapa di antara kondisi pembelajaran yang harus diperhitungkan adalah kecerdasan, minat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan awal, kepribadian, dan lain-lain. Dari segi karakteristik tempat perlu diperhitungan budaya setempat, pola interaksi sosial, komunitas belajar. Sementara dari segi karakteristik mata pelajaran, apakah didominasi domain pembelajaran ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Dari segi materi yang disampaikan atau dimensi pengetahuan, apakah memuat fakta, konsep, prosedur, atau meta kognisi.

Di antara variabel kondisi di atas, kepribadian merupakan salah satu penentu dalam pemilihan model pembelajaran. Misalnya ditinjau dari segi tipe kepribadian extrovert-introvert, dapat dikatakan bahwa seorang yang extrovert kurang menyukai pembelajaran tradisional dimana guru menerangkan, siswa mendengarkan. Siswa ekstrovert akan cenderung dianggap sebagai siswa yang nakal, kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini diakibatkan oleh ciri-ciri alamiah kepribadian ekstrovert yang lebih menyukai aktivitas sosial yang intens dan banyak. Sementara itu, terlalu banyak aktivitas sosial juga akan membuat seorang introvert kurang merasa nyaman dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial yang sedang terjadi.

(21)

7

dengan seorang ekstrovert. Sebaliknya dengan interaksi yang minim lebih cocok bagi seorang introvert.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, banyak model yang digunakan. Model-model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai konsekuensi bahwa suatu model pada umumnya dirancang untuk tujuan pembelajaran tertentu. Model-model pembelajaran yang cukup banyak tersebut dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: (1) rumpun model pengolahan informasi, (2) rumpun model personel, (3) rumpun model sosial dan (4) rumpun model sistem prilaku (Joyce & Weils, 1996).

Ditinjau dari domain pembelajaran, pendidikan agama didominasi oleh ranah kognitif dan afektif. Ditinjau dari ranah kognitif, hasil belajar agama berupa pengetahuan dan pemahaman tentang ketuhanan, konsep-konsep dalam agama misalnya dosa, hari penghakiman, pengampunan dan lain-lain. Ditinjau dari ranah afektif adalah pengenalan, respon, dan penghargaan akan nilai-nilai agama. PAK pada dasarnya membahas bagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan manusia. Hal ini berhubungan dengan nilai-nilai, kepercayaan, keimanan yang dianut seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan, yang pada gilirannya membentuk cara pandang bagaimana seharusnya berlaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari dalam aspek personal dan aspek sosial.

(22)

8

Pada mata pelajaran PAK kelas VII semester ganjil yang berdasarkan kurikulum 2013, terdapat materi pokok yang membahas mengampuni dan pengampunan dalam diri Yesus Kristus (Non-Serrano, 2014: vi). Model pembelajaran jurisprudential inquiry (telaah yurisprudensi) tampaknya cocok diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran ini karena akan mengeksplorasi nilai-nilai atau konflik yang ada ketika peserta didik menghadapi masalah yang sebenarnya.

Mengingat interaksi sosial yang dituntut dalam bermain peran menuntut interaksi yang aktif, dapat diduga terdapat siswa yang tidak merasa nyaman dengan situasi tersebut terutama siswa yang memiliki kepribadian pemalu dan penyendiri atau yang memiliki sifat-sifat introvert. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang cocok dengan siswa yang introvert. Model pembelajaran telaah yurisprudensi merupakan model yang interaksinya sosialnya lebih sedikit dibanding model pembelajaran peran.

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa kualitas pembelajaran PAK dapat ditingkatkan melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dengan memperhitungkan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa. Oleh

karena itu penulis terdorong untuk meneliti: “Pengaruh Model Pembelajaran dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Harian Tahun Pelajaran 2014/2015”

B. Identifikasi Masalah

(23)

9

Apakah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar PAK? Apakah pola interaksi sosial mempengaruhi hasil belajar PAK? Apakah pola pengasuhan mempengaruhi belajar PAK? Apakah guru sebagai model yang baik mempengaruhi hasil belajar PAK?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang dapat diidentifikasi sebagai suatu kemungkinan dalam solusi pemecahan masalah, maka masalah dibatasi. Dari sisi model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PAK, ada berbagai macam model yang dapat digunakan. Meneliti seluruh model pembelajaran yang ada akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang masalah. Akan tetapi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya dan waktu maka model yang akan diteliti adalah penggunaan model pembelajaran bermain peran dan telaah yurisprudensi. Selanjutnya dari sisi karakteristik siswa, banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran. Akan tetapi pada penelitian ini, karakteristik siswa yang diteliti dibatasi pada dimensi tipe kepribadian ekstovert-introvert. Hasil belajar PAK yang akan diteliti dibatasi pada domain kognitif dan afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

(24)

10

2. Apakah hasil belajar PAK siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih tinggi dibanding siswa dengan tipe kepribadian introvert?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kepribadian terhadap hasil belajar PAK?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PAK siswa dengan tipe kepribadian introvert dengan hasil belajar siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kepribadian terhadap hasil belajar PAK.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis:

1. Secara teoretis, hasil penelitian menambah khazanah pengetahuan tentang model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(25)

11

a. Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Harian terutama di bidang sikap dan akhlak mulia

b. Meningkatkan wawasan para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas

(26)

115

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil penelitian ini.

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar PAK siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran bermain peran lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi.

2. Hasil belajar siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran bermain peran dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar PAK. (1) Hasil PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil belajar PAK siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian introvert. (2) Hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian ekstrovert. (3) Hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model

(27)

116

pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian introvert, namun perbedaannya tidak signifikan. (4) Hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian ekstrovert, namun perbedaannya tidak signifikan. (5) Hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian ekstrovert. (6) Hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil belajar PAK siswa yang diajar dengan model pembelajaran bermain peran dengan tipe kepribadian introvert.

B. Implikasi

(28)

117

pengetahuan dan wawasan, guru mampu merancang suatu desain pembelajaran PAK dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran.

Kedua, jika dilihat dari karakteristik mata pelajaran PAK, maka dibutuhkan model pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman bermakna tentang nilai-nilai ketuhanan yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, penggunaan model pembelajaran bermain peran sangat tepat untuk

pembelajaran mata pelajaran PAK, karena sesuai dengan karakteristik PAK yang memberikan pengalaman yang sangat dekat dengan situasi dunia nyata, dan demikian juga dengan model pembelajaran telaah yurisprudensi yang secara hati-hati mengklarifikasi pikiran, sikap, maupun perasaan peserta didik. Namun dalam mempertimbangkan hendak memilih model pembelajaran yang mana perlu dipertimbangkan tipe kepribadian dari siswa yang akan diajarkan.

Keempat, terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tipe

kepribadian terhadap hasil belajar PAK siswa. Model pembelajaran bermain peran lebih tepat atau cocok diterapkan pada siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert, sementara model pembelajaran telaah yurisprudensi lebih tepat atau cocok diterapkan pada siswa dengan tipe kepribadian introvert.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

(29)

118

2. Oleh model pembelajaran bermain peran sesuai dan sangat menolong siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dalam meningkatkan hasil belajar PAK, maka disarankan khususnya pada para guru PAK untuk menggunakannya dalam membelajarkan PAK pada kelas yang mayoritas siswanya ekstrovert.

3. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif, dan afektif sebaiknya penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik. 4. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini

adalah tipe kepribadian. Disarankan untuk penelitian lanjut, melibatkan karakteristik siswa yang lain guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti motivasi berprestasi, minat, bakat, tingkat kreativitas, dan lain sebagainya. 5. Diadakannya pelatihan bagi guru dalam peningkatan kemapuan penguasaan

materi, merancang model pembelajaran sangat diperlukan

(30)

119

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Mohamad J. Z. dkk. 2012. Role-Play: Taking the Line of Least Resistance. Vol. 2 No. 2 (Hal 258 – 270)

Association for Educational Communication and Technology. (1994). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali

Alkin, Marvin C. Alkin dan Christina A. Christie. 2002. The Use of Role-Play in Teaching Evaluation. American Journal Of Evaluation, 23(2)

Andersen, Margaret L. & Howard F. Taylor. 2011. Sociology The Essentials (Sixth Edition). Belmont: Wadsworth

Anderson, Lorin W. Dan David R. Krathwohl (eds). (2000). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. Allyn and Bacon.

Armstrong, E. Kate. 2003. Applications of Role-Playing in Tourism Management Teaching: An Evaluation of a Learning Method. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education, (online), vol. 2 No. 1.

Bigge, Morris L. 1982. Learning Theories For Teachers (Fourth Edition). New York: Harper & Row, Publishers, Inc

Bloom, B. S., dkk. 1956. Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals. Handbook I: Cognitive domain. New York: David McKay Company.

Boelhke R. Robert. 1998. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Agama Dan Akhlak Mulia.

Burger, Jerry. 2011. Personality. Belmont: Wadsworth

Burton, Lorelle J. dan Louise J. Nelson. 2005. The relationships between personality, approaches to learning, and academic success in first-year psychology distance education students. HERDSA

Dave, R. H. dan R. J. Armstrong, (eds). 1975. Developing and writing behavioral objectives. Tucson: Educational Innovators Press.

(31)

120

Deryakulu, Deniz dkk. 2010. Predictors of Academic Achievement of Student ICT Teachers with Different Learning Styles. International Journal of Human and Social Sciences 5:9

Driscoll, Marcy P. 2005. Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and Bacon

Erton, Ismail. 2010. Relations Between Personality Traits, Language Learning Styles And Success In Foreign Language Achievement. Hacettepe Üniversitesi

Eğitim Fakültesi Dergisi (H. U. Journal of Education) 38: 115-126 [2010]

Feist, Gregory J. & Jess Gregory. 2008. Theories of Personalities (Seventh Edition). The McGraw−Hill Companies, Inc: USA

Freeman, Lee A. 2003. Innovative Classroom Practices Simulation and Role Playing with LEGO® Blocks. Journal of Information Systems Education, (online) Vol. 14(2) (http://jise.org/Volume14/14-4/Pdf/14%284%29-433.pdf diakses 2 Maret 2012)

Fry, H. dkk. (Eds). 2003. A Handbook for Teaching and Learning in Higher Education (Second Edition). Galsgow: Bell & Bain Limited.

Gagne, R. & Driscoll, M. 1988. Essentials of Learning for Instruction (2nd Ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Gandapurnama, Baban. (Pebruari, 2013). Duh, Pelajar di Jabar Tertinggi Pengguna Narkoba. Diakses pada tanggal 3 Maret 2013 dari: http://news.detik.com/bandung/read/2013/02/19/131451/2173861/486/

Gunawan, Hendra (Ed), (Pebruari, 2013). Pelajar Dikeroyok Hingga Tewas.

Diakses pada tanggal 3 Maret 2013 dari:

http://www.tribunnews.com/regional/2013/02/06/pelajar-dikeroyok-hingga-tewas

Hay, Iain & Paul Foley. 1998. Ethics, Geography and Responsible Citizenship [1]. Journal of Geography in Higher Education, Vol. 22, No. 2

Hendropuspito, D. 1991. Sosiologi Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hergenhahn, B. R. & Matthew H. Olson. 2008. Teori Belajar (Edisi Ketujuh). Jakarta: Kencana

Hogan, Robert, dkk (Eds). 1997. Handbook of Personality Psychology. California: Academic Press

(32)

121

Hou, H.-T. (2012). Analyzing the Learning Process of an Online Role-Playing Discussion Activity. Educational Technology & Society, 15 (1), 211–222. Joyce, B dan Weil, M. 1986. Model of Teaching. New Jersey: Prentice

Karbalei, Arileza. 2008. Who is in Advantage: Extrovert or Introvert?. South Asian Language Review. Vol. XVIII. No. 1

Krathwohl, D. R., dkk. 1964. Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals. Handbook II: the affective domain. New York: David McKay Company.

Latin Dictionary And Grammar Aid University Of Notredame (2013). Personality. Diakses pada tanggal 5 Januari 2013 dari: http://www.archives.nd.edu/cgi-bin/lookit.pl?latin=personality

Maltzby, John, dkk. 2010. Personality, Individual Differences and Intelligence (Second Edition). Essex: Pearson Education Limited.

Meadows, Donella H. 2009. Thinking in System. London: TJ International Lt Non-Serrano, Janse Belandina & Erich Von Marthin E. Hutahaean. 2014.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti (SMP kelas VII). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Pervin, Lawrence A. 2003. The Science of Personality, Second Edition. New York. Oxford University Press, Inc.

Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Premuzic , Tomas Chamorro dan Adrian Furnham. Personality predicts academic performance: Evidence from two longitudinal university samples. Journal of Research in Personality 37 (2003) 319–338

Rakhmat, Jallaluddin. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosakarya, Bandung.

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. Hillsdale, New Jersey 07642: Lawrence Erlbaum Associater, Inc., Publishers

Rostanti, Qommarria. (Mei 2012). 959 Pelajar SD DKI Jakarta Terjerat Narkoba.

(33)

122

http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/05/26/m4mifc-959-pelajar-sd-dki-jakarta-terjerat-narkoba

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective (Sixth

Edition). Boston: Allyn & Bacon.

Schultz, Duane P. & Sydney A. Schultz. 2009. Theories of Personalities (Ninth Edition). Belmont: Wadsworth

Seels, Barbara B., & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran (Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan Universitas Jakarta

Singh, Veer P. 2010. Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Model of Teaching on Value Inclination of School Students. Indian Educational Review, Vol. 47, No.2

Senge, Peter. 1990. The Fifth Discipline. New York: Doubleday

Shahila, Jafar dan Meenakshi, K. 2012. A Study on the Relationship between Extroversion-introversion and risk-taking in the context of second languange acquisition. International Journal of Research Studies in Language Learning, Volume 1 Number 1, 33-40

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Triyuda, Pandu. (September 2012). Di Depan Mendikbud, Tersangka AD Mengaku Puas Membunuh Deny. Diakses pada tanggal 3 Maret 2013 dari: http://news.detik.com/read/2012/09/26/223337/2038981/10/

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wagerman, Seth A. dan David C. Funder. 2006. Acquaintance reports of personality and academic achievement: A case for conscientiousness. Journal of Research in Personality xxx (2006) xxx–xxx

Gambar

Gambar                                                                                                         halaman
Tabel 1.1  Nilai rata-rata rapor siswa kelas VII, VIII, IX SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2  Kecamatan-Harian

Referensi

Dokumen terkait

Sarannya adalah agar semua yang bekerja dan belajar di dalam dunia per-animasi-an dalam negeri, agar bersama-sama membangun dan membuat animasi menjadi lebih dikenal, lebih

Angka pengganda tenaga kerja terbesar di Indonesia adalah sektor kegiatan yang tak jelas batasannya nilai multiplier tenaga kerja dari 35 sektor tidak ada yang lebih

(adminstrasi, Teknis dan Harga) beserta lampiran lampirannya ( termasuk referensi tenaga ahli ), yang. telah di Upload pada system SPSE pada paket pekerjaan

Aliran ini sebenarnya masih memiliki keterkitan dengan aliran “Critical Legal Studies” Roberto Unger yang memfokuskan pada upaya Dekontruksi dan Rekontruksi

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ; Direktorat Jendral Kerja Sama ASEAN.. Media Publikasi Direktorat Jendral Kerja Sama

O’Brien dan Marakas (2009) menjelaskan bahwa bentuk hubungan kerjasama yang terjalin pada internetworking adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yaitu jaringan

Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi

Peubah yang diamati yaitu bentuk fisik (warna, bau, tekstur), pH, suhu dan unsur hara (nitrogen, karbon, phospor, kalium dan C/N Rasio). Kesimpulan penelitian adalah penambahan