- ~-
..
~~:..
( .~ .,.
ABSTRAK
Nirwana Anas, 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Kecerdasan Naturalis terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah IP A Siswa Madrasah Ibtidaiyah KotaMedan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan (I) kemampuan memecahkan masalah antara siswa yana dibelajarkan denaan strategi pembelajaran kontekstual dengan tradisional; (2) kemampuan memecahkan masalah antara siswa dengan kecerdasan naturalis tinagi dengan kecerdasan naturalis rcndah; (3) interaksi antara strategi pembelajaran dengan k~ naturalis;
Penelitian ini dilakukan
padasiswa
kelasV
Madrasah lbtidaiyah NegeriKota
Medan yang berjumlah 12 Madrasah. Sampel penelitian ini ditetapkan siswa kelas V MIN Medan Petisah diJaksanakan strategi Kontekstual dan siswa kelas V MIN Medan
Sunggal dj!aksanabn strategi pernbelajaran Tradisional. Teknik penarikan sampel
dilakukan cluster random sampling. lnstrumen untuk mengukur kemampuan memecahkan massdah IP A siswa digunak.an tes
berbemuk
essai denganjumJah
soalsebanya S butir. Kecerdasan naturalis siswa dilakukan melalui tes. Metode penelitian menagunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2. Tek:nik analisis data menggunakan ANAV A dua jalur pada taraf signifikan a
=
0,05.Temuan penelitian menunjukkan: (1) penggunaaJi strategi pembelajaran kontekstual berpenpruh secara signifikan terhadap kemampuan memecahkan masalah IP A siswa, kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual (X= 17,11) lebih tinggi dari kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran tradisional (X= 13,58) dengan Fhiluna = 7,134 > F~M~e~
=
7,12; (2)erbadap kemampuan memecahkan masaJab siswa tingkat kecerdasan naturalis tidak
berpenpruh signiflkan terbadap. kemampuan memecahkan masalab IP A siswa,
kemampuan memecabkan masalah IP A siswa yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi
(X= 16,03).lebih tinggi dari kemampuan mctnK~bkan masalab siswa yang mtmi.liki
kecerdasan. naturaJis rendah (X • 14, 73) dengan Fh~tuq • 1 ,018 < F&ar "" 7, 12.
Namun, tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan
naturalis dalam mempenpndd kemampuan memecabkan masalah IP A siswa. Strategi pembelajaran dan kecerdasan naturalis secara bersama-sama tidak memberi pengarub
terbadap kemampuan memecahkan masalab IP A siswa. Dalam hal ini kemampuan
memecahkan masalah IP A siswa banya dipengarubi oleb strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran konteksP.Jal memberi pengalaman kepada siswa sebingga siswa merasa tidak ada batasan antara materi yang diperolebnya di sekolah dan kebidupan nyata
ABSTRACT
Ninvana Anu, 2011. Effect of Contextual Learning Strategy and Intelligence Natunlistl to Solve Problem Seieoee at Elementary Sebool Students of Medao.
The pmpose of this study
were:
(1) to know the difference between problem-solving skills of students taught with traditional contextual learning strategies, (2) to determine differences in the ability to solve problems between students with high naturalist intelligence with low naturalist intelligence, (3) to determine interaction between learningstrategy and naturalist intelligence. The population was Government Elementary Sehool
fifth jtade student Medan State which amounted to 12 Madrasah. Samples assigned
grade students performed Petisah Medan V MIN Contextual strategy and fifth grade
students performed
MIN Medan
Sunggal Traditionallearning strategies.
Cluster sampling technique is random sampling. Instnunents to measure students' problem-solving skills used IP A berbebtuk essay test with the number of questions Shebaoiah 5 grains. To capture the student naturalist intelligence data is done through tests that have been tested kevalidannya by the validator. The research method used quasi experimental design with 2x2 factorial study. ANOVA analysis using two lines at significant level a = 0.05. Findings showed: (1) the use of contextual learning strategies significantly influence students' problem-solving skills IP A, IP A problem-solving skills of students who dibebgarkan using Contextual learning strategies (= 17.11) higher than natural science problem-solving skills with students who dibelajarkan using traditional learning strategies (= 13.58) with Fcount=
7.134> Fllble = 7.12; (2) erhadap students 'problem-solving skills naturalist intelligerwe level does not significantly influence students' science problem-solvina skills. problem-solving skills of students who have intelligence IPA naturalist high (= 16.03) higher than problem-solving skills of students who have low naturalist intelligence (= 14.73) with Fcount = 1.018 <Ftable=
7.12...
•
BABI
PENDAJRJLUAN
A. Uttr BtiiiWil Mllilll
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dianggap gagal
menghasilkan pcserta didik yang aktit: kreatif dan inovatif. Peserta didik berhasil
"mengingat" jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik
memecahkan persoalan dalam hidup jangka panjang (Kunandar, 2009). Oleh
karena itu, perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang Jebih
bennakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam menghadapi
pennasalahan hidup yang· dihadapi · sekarang maupun yang akan datang.
Pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kognitif membuat siswa hanya
berusaha menghafal materi sebanyak-banyaknya, sehingga hanya bertahan sesaat
di ingatan siswa dan tidak memberikan m.akna bagi kehidupan siswa.
Pada latar belakang Standar lsi Pembelajaran IPA diamanatkan bahwa
proses pembelajaran IP A agar menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarabkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Panduan Lengkap KTSP, 2008). IPA memberi
bekal kepada siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di masa
yang akan datang. Pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung
akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih berarti bagi siswa
..
•
Hakikat
pembel~aran JPA meliputi empat unsur utama yaitu: silmp, yaiturasa
ingin tabu tentang benda, fenomena alarn, makhluk bidup, serta bubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melaluiprosedur yang benar; JP A bersifat open ended; proses. yaitu prosedur pemecahan
masalah · melalui metode llmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis.
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan; produk, yaitu bempa fakta, prinsip, teori dan hukum; aplikasi, yaitu
penerapan metode ilmiah dan konsep IP A dalarn kehidupan sehari-hari. IP A hams
marnpu menjawab keempat unsur ini melalui proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru terhadap siswa-siswanya. IPA diharapkan senantiasa memelihara
kuriositas
anak
mengenai alarn semesta dan mendorongnya untuk melakukan observasi dan komparasi yang mempakan hal fundamental bagi metode ilmiah(Sobol, dkk: 2003). Melalui pembelajaran IPA siswa akan memperoleh bekal ilmu
pengetahuan yang akan membantu siswa menghadapi tantangan di masa yang
akan datang. Kemarnpuan siswa menjawab tantangan di masa yang akan datang
berhubungan dengan kemampuan siswa memecahkan masalahnya. Kemarnpuan
memecahkan masalah memiliki tujuan untuk memperoleh kemarnpuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas
(Rakbmat, 2006).
Pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah lbtidaiyah
Kota Medan, peneliti menemukan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru
masih menggunakan stJategi tradisional. Penulis juga mendapat infonnasi dari
guru yang mengajarkan mata pelajaran IP A bahwa penilaian yang dilakukan oleh
..
3
mengukur kernampuan berpikir tingkat tinggi siswa terutama kemampuan
memecahkan masalah IP A. Sehingga strategi pembclajaran yang digunakan oleh
guru bclurn menprah pada strategi yang meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Siswa dengan pcrolehan nilai tinggi dianggap sudah menguasai
mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kernampuan pada
pelajaran IP A yang dlnilai oleh guru hanya kemampuan pada aspek kognitif
belurn menjangkau aspek kemampuan memecahkan masalah. Hal ini menarik
perbatian peneliti untuk melakukan penelitian tentarig kemampuan yang tidak
banya berhubunpn basil bclajar siswa, kemampuan yang bcrhubungan dengan
kemampuan bcrpikir tingkat tinggi, salah satu diantaranya adalah kemampuan
memecahkan masalah karena kemampuan ini merupakan saJah satu faktor yang
diharapkan berkembang sctelah anak bclajar IP A. Pemilihan strategi yang tepat
dalam pembelajaran mempengarubi kebcrhasilan siswa. Untuk mendukung
keberhasllan pembclajaran IP A yang berorientasi pada kemampuan siswa
memec::ahkan masalah di kehidupannya di masa yang akan datang dapat dilakukan
melalui stratcgi kontekstual. Pada pembclajaran kontekstual, mengajar bukan
transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghafal sejurnlah
konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, tetapi lebih ditekankan
pada upaya memfasilitasi siswa mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skill)
dari apa yang dipelajarlnya. Dengan demikian, pembclajaran akan lebih
bcrmakna, sekolah lebih dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari
"
bersentuhan
dcngan situasi dan pcrmasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarp dan masyarakat) (Nurhadi, 2003).Menunrt Sanjaya (2008) strategi mencakup dua hal yaitu: pertama, strategi
pembcl~aran merupekan rencana tindakan (rangkaian kcgiatan) tcrmasuk ponggunaan metode dan
pemanfaatan
sebagaisUmber
dayal kekuatan dalampembe~aran. Ini benuti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja bclum sampai pada tindakan; lredua, strategi disusun
untuk mencapai tqjuan tertentu. Artinya, arab dati suatu keputusan penyusunan
stratesi
adalah
pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkahpembc~aran, pemanfaa1an berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
cUarahlcan dalam upaya pencapaian tujuan. Olch sebab itu, sebelum menentukln .
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberbasilannya,
sebab tujuan adalah robnya dalam implementasi suatu strategi. Sedangkan
menunrt Kemp (1995 dalam Saqjaya 2008:126) menjelaskan bahwa strategi
pembeii\Jaran adaiah suatu k:egiatan pembebgaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara cfektif dan efisien. Dan
menunrt Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembel~aran
itu ada1ah suatu set materi dan produser pembell\iaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan basil beJI\iar pada siswa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan
pembel~aran dengan
dasar ·
pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran yang hendak d~ behan atau materi pembe~aran yang ingin dicapai dan peserta..
s
Rusman {2009) mengatakan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh
seorang guru dalam penggunaan strategi adalah (a) pertimbangan terhadap tujuan
yang hendak dicapai; (b) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau
materi pembelajaran ; (c) Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa; dan
(d) pertimbanga.n lainnya yang bersifat nonteknis. Pemilihan strategi yang tepat
diharapkan dapat menimbulkan miDat anak dalam proses pembelajaran. Dengan
minat yang tingi akan melahfrkan kecintaan anak terhadap pembelajaran
tersebut Jika anak sudah mencintai pembelajaran maka proses pembelajaran
adalah hal yang sangat menyenangkan dan tidak akan menjadi beban bagi anak.
Diantara tujuh komponen pembelajaran kontektual salah satunya adalah
menemukan (inquiry) sehingga ketika strategi pembelajaran kontekstual
digunakan. inquiry sudah ada diantara komponen kontektual itu. Kontekstual
memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan
konteks kehidqpan sehari-hari untuk menemukan makna. kontekstual memperluas
konteks pribadi siswa Jebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan
merangsang otak guna mcnjalin hubungan baru untuk menemukan makna baru
(Johnson, 2002).
Howey R. Keneth (200 I) mendefenisikan kontekstual sebagai berikut:
Kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar
dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masaiah yang
bersifat simulatif ataupw1 nyata, baik sendiri-sendiri maupun nyata. Pemilihan
..
f
siswa
dalam
bat
memecabkan masalah yang dibadapi siswa dalam kehidupansehari~bari.
Anak dengan kecerdasan naturalis ditandai dengan mahir mengenali dan
mengklasifikasikan flora dan·.fauna dalam lingkungannya. Kecerdasan ini juga
bertaitan
denpn kecintaan seseorang pada benda-bendaaJam.
binatang, dantumbuban (Musfuoh, 2008). Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang
dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan. hewan dan lingkungan alam sekitamya
(Urip Santoso, 2008). Menunrt Charlotte Priatna, Kecerdasan Naturalis ditandai
dengan
suka menpmati, mengenali,
berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,tanaman atau hewan. Naturalist (cerdas alarnlnature smart) ditandai dengan anak
senang belajar dengan cara pengklasifikasian, pengkategorian, dan urutan. Bukan
hanya menyenangi sesuatu yang natural, tapi juga senang menyenangi hal-hal
yangrumit.
Meningkadcan kemampuan memecabkan masalah melalui penerapan
pembelajaran kontckstual dapat dilakukan karena pembelajaran kontekstual dapat
menghubunaJc.an lsi mata pelaJaran akademik dengan konteks kebidupan
sehari-hari
untuk menemukan makna dan memperluas konteks pribadi siswa lebib lanjutmelalui·pemberiari pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin
hubungan baru untuk menemukan makna baru. Kecerdasan naturalis membuat
siswa mudah belajar dengan mengguakan alam. Sebingga dengan dua dasar
seperti yang dijelaskan di atas, kemampuan memecahkan masalah siswa dapat
meningkat dalam hal kemampuan dan kecakapan kognitlf untuk memecahkan
ii
..
7
Berdasarkan uraian di atas penulis memandang perlunya dilakukan
penelitian ini untuk membuktikan bahwa pembelajaran kontekstual yang
dipadukan dengan kecerdasan naturalis dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa. Hal ini disebabkan karena siswa yang mengalami
pembe~
melalui
pendekatan kontekstual merasa pembelajaran yang dialaminya tak terlepas dari lingkungan kchidupannya., sedangkan melaluikecerdasan naturalis yang dimilikinya membuat siswa merasa sangat akrab
dengan alam~ sebingga ketika siswa berhadapan dengan masalah yang juga
dihubungkan dengan kehidupan siswa membuat siswa tidak mengalami kesulitan
menyeiCSilikannya.
Penelftian tentang Pembelajaran kontekstual yang pemah dilakukan antara
lain adalah: Rabiyatul Adawiyah Siregar, 2008 tentang "Pengaruh pembelajaran
pendekatan kontekstual melalui praktikum pada pokok bahasan koloid terhadap
basil belajar siswa kclas XI SMA Negeri I Lubuk Pakam". Dalam penelitian ini
c:iitemukan pengpmaan pendekalan kontekstual meningkatkan basil belajar siswa.
8.
lcleadflbsl MualabBcrdasarkan Jatar belakana masalah. maka dapat diidentitikasi pennasalahan
dalam pembelajaran IPA sebagai berikut: Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
di MIN kota Mcdan masih menggunakan strategi tradisional, yaitu dengan
mengguaakan metode ceramah saja tidak ada usaha untuk mengkombinasikan
dengan mctode
iain.
Guru tidak mengguaakan .·stratcgi yang bervariasi ·dalam
men~ar. Guru tidak menggunakan strategi kontekstual ketika melalrukan
•
"
materi. Penilaian yang dilakukan masih menekankan aspek mengingat dan
pemahaman siswa. Guru menganggap siswa dengan kemampuan mengingat
ada1ah siswa yang cerdas. Guru tidak memperhatikan cara belajar siswa. Guru tidak menilai kemampuan memecahkan siswa.
C. Pembatau Masalala
Boranakat dari beborapa masalah yang diidentifikasi torlihat begitu
luasnya masalah yang ada, agar penelitian ini lebih terfokus pada menerapkan
strategi pembebgaran menurut Nurhadi dalam meningkatkan kemampuan
momecahkan masalah siswa dalam hal ini dibatasi pada: (1) strategi pembelajaran
kontekstual dan tradisional; (2) karakteristik siswa dalam hal ini dibatasi pada
kecerdasan
naturalis yaitu tinggi dan rendah; dan (3) kemampuan memecahkanmasalah siswa materi ••cara tumbuban hijau mombuat makanan".
D. Rumuaa Mualah
Berdasarkan latar belakang masalah. identifikasi masalah dan pembatasan
masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan memecahkan masalah siswa yang dibelajarkan
dengan strategi kontekstuallebih tinggi daripada strategi tradisional?
2. Apakah kemampuan · memecahkan masalah siswa dengan keccrdasan
naturalis tinggi lebih tinggi daripada kecerdasan naturalis rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kecerdasan
•
•
9
E. Tajaaa PeaelltlaD
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh strategi pcmbel~aran kontekstual dan kecerdasan naturalis terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pelajaran IP A siswa.
Sedangkan secara khusus dan operasiona~ penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara siswa yang diajar
dengan strategi pcmbel~aran kontekstual dengan tradisional.
2. Perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara siswa dengan
kecerdasan naturalis tinggi dengan kecerdasan naturalis rendah.
3. Interaksi antara strategi·pembelajaran dengan kecerdasan naturalis.
:F.
Mantaat PeaelltiaaTemuan penelitian ini diharapkan berguna bagi peningkatan proses belajar
IPA yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif siswa. Di samping itu,
penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan petunjuk alternatifbagi guru
dalam melakukan penilaian pembelajaran IP A.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan infonnasi
mengenai kemungkinan perbedaan strategi pembelajaran bila dikaitkan dengan
kecerdasan naturalis siswa. Selanjutnya secara teoritis penelitian ini juga
diharapkan dapat bennanfaat dan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat
dijadikan sebagai bahan acuan dan pcnunjang penelitian lebih lanjut pada masa
.
.
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
.A.
SIMPULAN
Berdasarkan
basil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya,
maka
dapatditarik beberapa kesimpulan dibawah ini :
1. Kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan Strategi
Kontekstuallebih tinggi
daripadaskor kemampuan memecahkan masalah IPA siswa
yang dibelajarkan dengan strategi tradisional.
Kemampuan kemampuan memecahkan masalah IPA siswa yang memiliki kooerdasan
naturalis tinggi tidak lebih
tinggi daripadaskor kemampuan memecahkan masalah
IP A siswa yang memiliki kecerdasan oaturalis rendah.
3. Tidak
terdapatinteraksi antara penggunaan strategi pembelajaran dengan keeerdasan
oaturalis siswa dalam mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah IP A siswa.
.
.
.
.
..
70
B. IMPLIKASI
Dari basil kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa
penerapan stratogi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran IP A di Sekolah
Dasar cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah IP A siswa,
tidak 9&\ia disebabkan oleh karakteristik strategi pembelajaran kontekstual yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan
dalam kehidupan mereka sebari-bari tetapi juga memberi kesempatan kepada siswa untukmengkontruksi sendiri pengetahuannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain strategi pembelajaran
kontekstual adalah: (I) guru berusaha mengaktifan pengetahuan yang sudah ada pada
diri siswa sebingga siswa memiliki kesempatan untuk membuka cakrawala berfikimya; (2) guru menjembatani pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara
keseluruhan dulu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi
secara holistik, kemudian memperhatikan detailnya; (3) guru membantu siswa
memabami pengetahuan yaitu dengan cara: (a) menyusun konsep sementara (hipotesis),
(b) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas
dasar tanggapan itu, (c) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan; (4) guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut;
dan (5) bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi terhadap strategi
..
..
71
C. SARAN
Berdasarkan
simpulan di atas, dapat disarankan bahwa:1. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu alternatif
bagi guru IP A dalam menyajikan materi pelajaran IP A.
2. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dalam
babasa dan cara mereka sendirl, sebingga dalam belajar siswa menjadi berani
beragumentasi, lebih percaya diri dan kreatif.
3. Guru sebaiknya menyajikan bermacam-macam masalah kontekstual yang sesuai
dengan materi pembelajaran agar dapat mendorong siswa menemukan konsep atau
prosedur yang termuat didalamnya. Strategi pembelajaran kontekstual hendaknya
diterapkan pada materi yang esensial yang menyangkut benda-benda yang riil
disekitar tempat belajar, agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang sedang
dipelajari.
4. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan