• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KECERDASAN NATURALIS TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH IPA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KECERDASAN NATURALIS TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH IPA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH KOTA MEDAN."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

- ~-

..

~~

:..

( .

~ .,.

ABSTRAK

Nirwana Anas, 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Kecerdasan Naturalis terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah IP A Siswa Madrasah Ibtidaiyah KotaMedan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan (I) kemampuan memecahkan masalah antara siswa yana dibelajarkan denaan strategi pembelajaran kontekstual dengan tradisional; (2) kemampuan memecahkan masalah antara siswa dengan kecerdasan naturalis tinagi dengan kecerdasan naturalis rcndah; (3) interaksi antara strategi pembelajaran dengan k~ naturalis;

Penelitian ini dilakukan

pada

siswa

kelas

V

Madrasah lbtidaiyah Negeri

Kota

Medan yang berjumlah 12 Madrasah. Sampel penelitian ini ditetapkan siswa kelas V MIN Medan Petisah diJaksanakan strategi Kontekstual dan siswa kelas V MIN Medan

Sunggal dj!aksanabn strategi pernbelajaran Tradisional. Teknik penarikan sampel

dilakukan cluster random sampling. lnstrumen untuk mengukur kemampuan memecahkan massdah IP A siswa digunak.an tes

berbemuk

essai dengan

jumJah

soal

sebanya S butir. Kecerdasan naturalis siswa dilakukan melalui tes. Metode penelitian menagunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2. Tek:nik analisis data menggunakan ANAV A dua jalur pada taraf signifikan a

=

0,05.

Temuan penelitian menunjukkan: (1) penggunaaJi strategi pembelajaran kontekstual berpenpruh secara signifikan terhadap kemampuan memecahkan masalah IP A siswa, kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual (X= 17,11) lebih tinggi dari kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran tradisional (X= 13,58) dengan Fhiluna = 7,134 > F~M~e~

=

7,12; (2)

erbadap kemampuan memecahkan masaJab siswa tingkat kecerdasan naturalis tidak

berpenpruh signiflkan terbadap. kemampuan memecahkan masalab IP A siswa,

kemampuan memecabkan masalah IP A siswa yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi

(X= 16,03).lebih tinggi dari kemampuan mctnK~bkan masalab siswa yang mtmi.liki

kecerdasan. naturaJis rendah (X • 14, 73) dengan Fh~tuq • 1 ,018 < F&ar "" 7, 12.

Namun, tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan

naturalis dalam mempenpndd kemampuan memecabkan masalah IP A siswa. Strategi pembelajaran dan kecerdasan naturalis secara bersama-sama tidak memberi pengarub

terbadap kemampuan memecahkan masalab IP A siswa. Dalam hal ini kemampuan

memecahkan masalah IP A siswa banya dipengarubi oleb strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran konteksP.Jal memberi pengalaman kepada siswa sebingga siswa merasa tidak ada batasan antara materi yang diperolebnya di sekolah dan kebidupan nyata

(2)

ABSTRACT

Ninvana Anu, 2011. Effect of Contextual Learning Strategy and Intelligence Natunlistl to Solve Problem Seieoee at Elementary Sebool Students of Medao.

The pmpose of this study

were:

(1) to know the difference between problem-solving skills of students taught with traditional contextual learning strategies, (2) to determine differences in the ability to solve problems between students with high naturalist intelligence with low naturalist intelligence, (3) to determine interaction between learning

strategy and naturalist intelligence. The population was Government Elementary Sehool

fifth jtade student Medan State which amounted to 12 Madrasah. Samples assigned

grade students performed Petisah Medan V MIN Contextual strategy and fifth grade

students performed

MIN Medan

Sunggal Traditional

learning strategies.

Cluster sampling technique is random sampling. Instnunents to measure students' problem-solving skills used IP A berbebtuk essay test with the number of questions Shebaoiah 5 grains. To capture the student naturalist intelligence data is done through tests that have been tested kevalidannya by the validator. The research method used quasi experimental design with 2x2 factorial study. ANOVA analysis using two lines at significant level a = 0.05. Findings showed: (1) the use of contextual learning strategies significantly influence students' problem-solving skills IP A, IP A problem-solving skills of students who dibebgarkan using Contextual learning strategies (= 17.11) higher than natural science problem-solving skills with students who dibelajarkan using traditional learning strategies (= 13.58) with Fcount

=

7.134> Fllble = 7.12; (2) erhadap students 'problem-solving skills naturalist intelligerwe level does not significantly influence students' science problem-solvina skills. problem-solving skills of students who have intelligence IPA naturalist high (= 16.03) higher than problem-solving skills of students who have low naturalist intelligence (= 14.73) with Fcount = 1.018 <Ftable

=

7.12.
(3)

..

BABI

PENDAJRJLUAN

A. Uttr BtiiiWil Mllilll

Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dianggap gagal

menghasilkan pcserta didik yang aktit: kreatif dan inovatif. Peserta didik berhasil

"mengingat" jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik

memecahkan persoalan dalam hidup jangka panjang (Kunandar, 2009). Oleh

karena itu, perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang Jebih

bennakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam menghadapi

pennasalahan hidup yang· dihadapi · sekarang maupun yang akan datang.

Pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kognitif membuat siswa hanya

berusaha menghafal materi sebanyak-banyaknya, sehingga hanya bertahan sesaat

di ingatan siswa dan tidak memberikan m.akna bagi kehidupan siswa.

Pada latar belakang Standar lsi Pembelajaran IPA diamanatkan bahwa

proses pembelajaran IP A agar menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarabkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar (Panduan Lengkap KTSP, 2008). IPA memberi

bekal kepada siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di masa

yang akan datang. Pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung

akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih berarti bagi siswa

(4)

..

Hakikat

pembel~aran JPA meliputi empat unsur utama yaitu: silmp, yaitu

rasa

ingin tabu tentang benda, fenomena alarn, makhluk bidup, serta bubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui

prosedur yang benar; JP A bersifat open ended; proses. yaitu prosedur pemecahan

masalah · melalui metode llmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis.

perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan; produk, yaitu bempa fakta, prinsip, teori dan hukum; aplikasi, yaitu

penerapan metode ilmiah dan konsep IP A dalarn kehidupan sehari-hari. IP A hams

marnpu menjawab keempat unsur ini melalui proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru terhadap siswa-siswanya. IPA diharapkan senantiasa memelihara

kuriositas

anak

mengenai alarn semesta dan mendorongnya untuk melakukan observasi dan komparasi yang mempakan hal fundamental bagi metode ilmiah

(Sobol, dkk: 2003). Melalui pembelajaran IPA siswa akan memperoleh bekal ilmu

pengetahuan yang akan membantu siswa menghadapi tantangan di masa yang

akan datang. Kemarnpuan siswa menjawab tantangan di masa yang akan datang

berhubungan dengan kemampuan siswa memecahkan masalahnya. Kemarnpuan

memecahkan masalah memiliki tujuan untuk memperoleh kemarnpuan dan

kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas

(Rakbmat, 2006).

Pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah lbtidaiyah

Kota Medan, peneliti menemukan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru

masih menggunakan stJategi tradisional. Penulis juga mendapat infonnasi dari

guru yang mengajarkan mata pelajaran IP A bahwa penilaian yang dilakukan oleh

(5)

..

3

mengukur kernampuan berpikir tingkat tinggi siswa terutama kemampuan

memecahkan masalah IP A. Sehingga strategi pembclajaran yang digunakan oleh

guru bclurn menprah pada strategi yang meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Siswa dengan pcrolehan nilai tinggi dianggap sudah menguasai

mata pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kernampuan pada

pelajaran IP A yang dlnilai oleh guru hanya kemampuan pada aspek kognitif

belurn menjangkau aspek kemampuan memecahkan masalah. Hal ini menarik

perbatian peneliti untuk melakukan penelitian tentarig kemampuan yang tidak

banya berhubunpn basil bclajar siswa, kemampuan yang bcrhubungan dengan

kemampuan bcrpikir tingkat tinggi, salah satu diantaranya adalah kemampuan

memecahkan masalah karena kemampuan ini merupakan saJah satu faktor yang

diharapkan berkembang sctelah anak bclajar IP A. Pemilihan strategi yang tepat

dalam pembelajaran mempengarubi kebcrhasilan siswa. Untuk mendukung

keberhasllan pembclajaran IP A yang berorientasi pada kemampuan siswa

memec::ahkan masalah di kehidupannya di masa yang akan datang dapat dilakukan

melalui stratcgi kontekstual. Pada pembclajaran kontekstual, mengajar bukan

transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghafal sejurnlah

konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, tetapi lebih ditekankan

pada upaya memfasilitasi siswa mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skill)

dari apa yang dipelajarlnya. Dengan demikian, pembclajaran akan lebih

bcrmakna, sekolah lebih dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari

(6)

"

bersentuhan

dcngan situasi dan pcrmasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarp dan masyarakat) (Nurhadi, 2003).

Menunrt Sanjaya (2008) strategi mencakup dua hal yaitu: pertama, strategi

pembcl~aran merupekan rencana tindakan (rangkaian kcgiatan) tcrmasuk ponggunaan metode dan

pemanfaatan

sebagai

sUmber

dayal kekuatan dalam

pembe~aran. Ini benuti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses

penyusunan rencana kerja bclum sampai pada tindakan; lredua, strategi disusun

untuk mencapai tqjuan tertentu. Artinya, arab dati suatu keputusan penyusunan

stratesi

adalah

pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah

pembc~aran, pemanfaa1an berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya

cUarahlcan dalam upaya pencapaian tujuan. Olch sebab itu, sebelum menentukln .

strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberbasilannya,

sebab tujuan adalah robnya dalam implementasi suatu strategi. Sedangkan

menunrt Kemp (1995 dalam Saqjaya 2008:126) menjelaskan bahwa strategi

pembeii\Jaran adaiah suatu k:egiatan pembebgaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara cfektif dan efisien. Dan

menunrt Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembel~aran

itu ada1ah suatu set materi dan produser pembell\iaran yang digunakan secara

bersama-sama untuk menimbulkan basil beJI\iar pada siswa. Sehingga dapat

dikatakan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan

pembel~aran dengan

dasar ·

pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran yang hendak d~ behan atau materi pembe~aran yang ingin dicapai dan peserta
(7)

..

s

Rusman {2009) mengatakan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh

seorang guru dalam penggunaan strategi adalah (a) pertimbangan terhadap tujuan

yang hendak dicapai; (b) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau

materi pembelajaran ; (c) Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa; dan

(d) pertimbanga.n lainnya yang bersifat nonteknis. Pemilihan strategi yang tepat

diharapkan dapat menimbulkan miDat anak dalam proses pembelajaran. Dengan

minat yang tingi akan melahfrkan kecintaan anak terhadap pembelajaran

tersebut Jika anak sudah mencintai pembelajaran maka proses pembelajaran

adalah hal yang sangat menyenangkan dan tidak akan menjadi beban bagi anak.

Diantara tujuh komponen pembelajaran kontektual salah satunya adalah

menemukan (inquiry) sehingga ketika strategi pembelajaran kontekstual

digunakan. inquiry sudah ada diantara komponen kontektual itu. Kontekstual

memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan

konteks kehidqpan sehari-hari untuk menemukan makna. kontekstual memperluas

konteks pribadi siswa Jebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan

merangsang otak guna mcnjalin hubungan baru untuk menemukan makna baru

(Johnson, 2002).

Howey R. Keneth (200 I) mendefenisikan kontekstual sebagai berikut:

Kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar

dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam

berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masaiah yang

bersifat simulatif ataupw1 nyata, baik sendiri-sendiri maupun nyata. Pemilihan

(8)

..

f

siswa

dalam

bat

memecabkan masalah yang dibadapi siswa dalam kehidupan

sehari~bari.

Anak dengan kecerdasan naturalis ditandai dengan mahir mengenali dan

mengklasifikasikan flora dan·.fauna dalam lingkungannya. Kecerdasan ini juga

bertaitan

denpn kecintaan seseorang pada benda-benda

aJam.

binatang, dan

tumbuban (Musfuoh, 2008). Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang

dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan. hewan dan lingkungan alam sekitamya

(Urip Santoso, 2008). Menunrt Charlotte Priatna, Kecerdasan Naturalis ditandai

dengan

suka menpmati, mengenali,

berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,

tanaman atau hewan. Naturalist (cerdas alarnlnature smart) ditandai dengan anak

senang belajar dengan cara pengklasifikasian, pengkategorian, dan urutan. Bukan

hanya menyenangi sesuatu yang natural, tapi juga senang menyenangi hal-hal

yangrumit.

Meningkadcan kemampuan memecabkan masalah melalui penerapan

pembelajaran kontckstual dapat dilakukan karena pembelajaran kontekstual dapat

menghubunaJc.an lsi mata pelaJaran akademik dengan konteks kebidupan

sehari-hari

untuk menemukan makna dan memperluas konteks pribadi siswa lebib lanjut

melalui·pemberiari pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin

hubungan baru untuk menemukan makna baru. Kecerdasan naturalis membuat

siswa mudah belajar dengan mengguakan alam. Sebingga dengan dua dasar

seperti yang dijelaskan di atas, kemampuan memecahkan masalah siswa dapat

meningkat dalam hal kemampuan dan kecakapan kognitlf untuk memecahkan

(9)

ii

..

7

Berdasarkan uraian di atas penulis memandang perlunya dilakukan

penelitian ini untuk membuktikan bahwa pembelajaran kontekstual yang

dipadukan dengan kecerdasan naturalis dapat meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah siswa. Hal ini disebabkan karena siswa yang mengalami

pembe~

melalui

pendekatan kontekstual merasa pembelajaran yang dialaminya tak terlepas dari lingkungan kchidupannya., sedangkan melalui

kecerdasan naturalis yang dimilikinya membuat siswa merasa sangat akrab

dengan alam~ sebingga ketika siswa berhadapan dengan masalah yang juga

dihubungkan dengan kehidupan siswa membuat siswa tidak mengalami kesulitan

menyeiCSilikannya.

Penelftian tentang Pembelajaran kontekstual yang pemah dilakukan antara

lain adalah: Rabiyatul Adawiyah Siregar, 2008 tentang "Pengaruh pembelajaran

pendekatan kontekstual melalui praktikum pada pokok bahasan koloid terhadap

basil belajar siswa kclas XI SMA Negeri I Lubuk Pakam". Dalam penelitian ini

c:iitemukan pengpmaan pendekalan kontekstual meningkatkan basil belajar siswa.

8.

lcleadflbsl Mualab

Bcrdasarkan Jatar belakana masalah. maka dapat diidentitikasi pennasalahan

dalam pembelajaran IPA sebagai berikut: Pembelajaran yang dilakukan oleh guru

di MIN kota Mcdan masih menggunakan strategi tradisional, yaitu dengan

mengguaakan metode ceramah saja tidak ada usaha untuk mengkombinasikan

dengan mctode

iain.

Guru tidak mengguaakan .·stratcgi yang bervariasi ·

dalam

men~ar. Guru tidak menggunakan strategi kontekstual ketika melalrukan

(10)

"

materi. Penilaian yang dilakukan masih menekankan aspek mengingat dan

pemahaman siswa. Guru menganggap siswa dengan kemampuan mengingat

ada1ah siswa yang cerdas. Guru tidak memperhatikan cara belajar siswa. Guru tidak menilai kemampuan memecahkan siswa.

C. Pembatau Masalala

Boranakat dari beborapa masalah yang diidentifikasi torlihat begitu

luasnya masalah yang ada, agar penelitian ini lebih terfokus pada menerapkan

strategi pembebgaran menurut Nurhadi dalam meningkatkan kemampuan

momecahkan masalah siswa dalam hal ini dibatasi pada: (1) strategi pembelajaran

kontekstual dan tradisional; (2) karakteristik siswa dalam hal ini dibatasi pada

kecerdasan

naturalis yaitu tinggi dan rendah; dan (3) kemampuan memecahkan

masalah siswa materi ••cara tumbuban hijau mombuat makanan".

D. Rumuaa Mualah

Berdasarkan latar belakang masalah. identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan memecahkan masalah siswa yang dibelajarkan

dengan strategi kontekstuallebih tinggi daripada strategi tradisional?

2. Apakah kemampuan · memecahkan masalah siswa dengan keccrdasan

naturalis tinggi lebih tinggi daripada kecerdasan naturalis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kecerdasan

(11)

9

E. Tajaaa PeaelltlaD

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang pengaruh strategi pcmbel~aran kontekstual dan kecerdasan naturalis terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pelajaran IP A siswa.

Sedangkan secara khusus dan operasiona~ penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara siswa yang diajar

dengan strategi pcmbel~aran kontekstual dengan tradisional.

2. Perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara siswa dengan

kecerdasan naturalis tinggi dengan kecerdasan naturalis rendah.

3. Interaksi antara strategi·pembelajaran dengan kecerdasan naturalis.

:F.

Mantaat Peaelltiaa

Temuan penelitian ini diharapkan berguna bagi peningkatan proses belajar

IPA yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif siswa. Di samping itu,

penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan petunjuk alternatifbagi guru

dalam melakukan penilaian pembelajaran IP A.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan infonnasi

mengenai kemungkinan perbedaan strategi pembelajaran bila dikaitkan dengan

kecerdasan naturalis siswa. Selanjutnya secara teoritis penelitian ini juga

diharapkan dapat bennanfaat dan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dan pcnunjang penelitian lebih lanjut pada masa

(12)

.

.

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

.A.

SIMPULAN

Berdasarkan

basil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya,

maka

dapat

ditarik beberapa kesimpulan dibawah ini :

1. Kemampuan memecahkan masalah IP A siswa yang dibelajarkan dengan Strategi

Kontekstuallebih tinggi

daripada

skor kemampuan memecahkan masalah IPA siswa

yang dibelajarkan dengan strategi tradisional.

Kemampuan kemampuan memecahkan masalah IPA siswa yang memiliki kooerdasan

naturalis tinggi tidak lebih

tinggi daripada

skor kemampuan memecahkan masalah

IP A siswa yang memiliki kecerdasan oaturalis rendah.

3. Tidak

terdapat

interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dengan keeerdasan

oaturalis siswa dalam mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah IP A siswa.

(13)

.

.

.

.

..

70

B. IMPLIKASI

Dari basil kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa

penerapan stratogi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran IP A di Sekolah

Dasar cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah IP A siswa,

tidak 9&\ia disebabkan oleh karakteristik strategi pembelajaran kontekstual yang

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan

dalam kehidupan mereka sebari-bari tetapi juga memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengkontruksi sendiri pengetahuannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain strategi pembelajaran

kontekstual adalah: (I) guru berusaha mengaktifan pengetahuan yang sudah ada pada

diri siswa sebingga siswa memiliki kesempatan untuk membuka cakrawala berfikimya; (2) guru menjembatani pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara

keseluruhan dulu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi

secara holistik, kemudian memperhatikan detailnya; (3) guru membantu siswa

memabami pengetahuan yaitu dengan cara: (a) menyusun konsep sementara (hipotesis),

(b) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas

dasar tanggapan itu, (c) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan; (4) guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut;

dan (5) bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi terhadap strategi

(14)

..

..

71

C. SARAN

Berdasarkan

simpulan di atas, dapat disarankan bahwa:

1. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu alternatif

bagi guru IP A dalam menyajikan materi pelajaran IP A.

2. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang

memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dalam

babasa dan cara mereka sendirl, sebingga dalam belajar siswa menjadi berani

beragumentasi, lebih percaya diri dan kreatif.

3. Guru sebaiknya menyajikan bermacam-macam masalah kontekstual yang sesuai

dengan materi pembelajaran agar dapat mendorong siswa menemukan konsep atau

prosedur yang termuat didalamnya. Strategi pembelajaran kontekstual hendaknya

diterapkan pada materi yang esensial yang menyangkut benda-benda yang riil

disekitar tempat belajar, agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang sedang

dipelajari.

4. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan

Referensi

Dokumen terkait

Pernikahan merupakan salah satu kejadian penting yang akan dihadapi oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup. Pernikahan adalah salah satu kewajiban bagi

Hal ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis tinggi dengan siswa yang memiliki tingkat berpikir

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh belanja langsung dan belanja tidak langsung yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten kota

Sama halnya dengan langkah yang diambil hakim dalam memutus kasus pertama, sikap mereka untuk kasus kedua memberlakukan ketentuan ahli waris pengganti dan menetapkan cucu dari

P erbaikan Mutu P endidikan Transformasi Sekolah Dan Implikasi Kebijakan. Yogyakarta:

Bentuk kesejahteraan tenaga kerja yang diberikan BMT Marhamah pada karyawannya adalah santunan hari tua diberikan BMT Marhamah dalam bentuk uang tunai yang besarnya

Normal cost pekerja perjam = prod. 8) Biaya lembur pekerja per hari = (jam kerja lembur pertama x 1,5 x upah sejam nor- mal) + (jam kerja lembur berikutnya x 2

Kemampuan berbicara anak usia dini melalui penggunaan metode bercerita (storytelling) pada kelompok B di TK Tresna Bhakti Mulia Al-Mabrur, setelah dilaksanakannya