Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh:
RENI NURAENI
1201376
SEKOLAH PASCASARJANA
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
==================================================================
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
TIPE KUIS TIM UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN
SELF-CONFIDENCE
SISWA SMP
Oleh Reni Nuraeni
S.Pd STKIP Garut, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan MIPA
© Reni Nuraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Oleh:
Reni Nuraeni 1201376
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M. Kes.
Pembimbing II
Dr. Elah Nurlaelah, M. Si.
Mengetahui, Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana
UPI Bandung
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Reni Nuraeni. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kuis Tim untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self-Confidence Siswa SMP.
Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman matematis dan rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe kuis tim (SPATKT) dalam pembelajaran. Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence antara siswa yang memperoleh pembelajaran SPATKT dan pembelajaran konvensional, serta korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP di Rancaekek Kabupaten Bandung. Untuk sampel penelitiannya diambil dua kelas, satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas lainnya sebagai kelas eksperimen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes kemampuan pemahaman matematis, angket self-confidence,dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran SPATKT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, dan kualitas peningkatan termasuk kategori sedang, 2) Tidak terdapat perbedaan peningkatan self-confidence siswa antara yang memperoleh pembelajaran SPATKT dengan pembelajaran konvensional, hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, 3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan pemahaman matematis dengan self-confidence siswa di kelas eksperimen, dan kualitas peningkatan termasuk kategori rendah.
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 13
B. Self-Confidence Siswa ... 17
C. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe kuis Tim ... 21
D. Kerangka Berpikir ... 24
E. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Analisis Data Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 51
2. Analisis Data Skala Self-Confidence Siswa ... 61
3. Analisis Korelasi antara Kemampuan Pemahaman Matematis dengan Self-Confidence Siswa Kedua Kelompok ... 69
4. Analisis Lembar Observasi ... 74
B. Pembahasan ... 85
1. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 85
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Korelasi antara Kemampuan Pemahaman Matematis
dengan Self-Confidence ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 34
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda ... 35
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 36
Tabel 3.4 Rekap Analisis Butir Soal ... 37
Tabel 3.5 Rekap Signifikansi Butir Pernyataan Skala Self-Confidence .... 39
Tabel 3.6 Kategori Skor Gain Ternormalisasi ... 43
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Korelasi ... 47
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pretes, Skor Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 52
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 54
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 55
Tabel 4.4 Rataan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 56
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 58
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 59
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Skala Self-Confidence Awal ... 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rataan Skala Self-Confidence Awal ... 63
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Skor Awal, Skor Akhir, dan N-Gain Skala Self-Confidence ... 64
Tabel 4.10 Rataan N-Gain Skala Self-Confidence ... 66
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data N-Gain Skala Self-Confidence ... 67
Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-Gain Skala Self- Confidence ... 68
Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Kelas SPATKT ... 70
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Korelasi Kelas SPATKT ... 72
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas KNV ... 73
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Korelasi Kelas KNV ... 74
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru ... 75
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ... 77 Gambar 4.2 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-1 ... 80 Gambar 4.3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-2 ... 81 Gambar 4.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-3 ... 81 Gambar 4.5 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-4 ... 82 Gambar 4.6 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-5 ... 83 Gambar 4.7 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-6 ... 83 Gambar 4.8 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Aspek ke-7 ... 84 Gambar 4.9 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
A.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 213
A.6 Naskah Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 214
A.7 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 216
A.8 Kisi-kisi dan Angket Skala Self-Confidence Siswa ... 221
A.9 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 224
Lampiran B B.1 Data Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 226
B.2 Hasil Analisis Uji Coba Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 227
B.3 Data Hasil Uji Coba Skala Self-Confidence ... 231
B.4 Analisis Reliabilitas Skala Self-Confidence ... 235
B.5 Analisis Validitas Skala Self-Confidence ... 236
Lampiran C C.1 Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas SPATKT ... 237
C.2 Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas KNV ... 240
C.3 Rekapitulasi Hasil N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas KNV dan Kelas SPATKT ... 243
C.4 Analisis Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 246
C.5 Analisis Data N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 248
Lampiran D D.1 Rekapitulasi Hasil Skala Self-Confidence Awal dan Akhir Kelas SPATKT ... 250
D.2 Rekapitulasi Hasil Skala Self-Confidence Awal dan Akhir Kelas KNV ... 255
D.3 Rekapitulasi Hasil Transformasi Data Awal dan Akhir Skala Self-Confidence Kelas SPATKT Menggunakan MSI ... 260
D.4 Rekapitulasi Hasil Transformasi Data Awal dan Akhir Skala Self-Confidence Kelas KNV Menggunakan MSI ... 265
D.5 Rekapitulasi Hasil N-Gain Skala Self-Confidence Kelas KNV dan Kelas SPATKT ... 270
D.6 Analisis Data Skala Self-Confidence Awal ... 273
D.7 Analisis Data N-Gain Skala Self-Confidence ... 275
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.9 Analisis Data Korelasi antara Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Self-Confidence Siswa Kelas KNV ... 279 Lampiran E
E.1 Surat Permohonan Izin Penelitian/ Observasi dari
UPI Bandung ... 281 E.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa. Melalui pendidikanlah manusia akan senantiasa meningkatkan
kualitas hidupnya. Maka dari itu pendidikan sebagai faktor utama yang akan
menentukan tinggi rendahnya kualitas dan kemajuan suatu bangsa.
Di Indonesia peningkatan kualitas pendidikan selalu menjadi topik utama,
semua itu dapat digambarkan dengan penyempurnaan kurikulum yang diharapkan
akan membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh suatu lingkungan yang
mendukung, sehingga manusia itu mampu untuk melakukan perubahan-perubahan
yang lebih baik. Hal ini senada dengan pernyataan dari Thompson (dalam
Mikarsa, dkk, 2005) menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan
atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam
kebiasaan-kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap dan tingkah laku.
Dalam hal ini, kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkat melalui
pembelajaran yang variatif di sekolah, sehingga dapat menunjang terbentuknya
pembelajaran yang efektif dan menumbuhkan semangat siswa dalam menuntut
ilmu. Semua itu bisa dilakukan dengan adanya suatu kreativitas guru dalam
pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Hal
ini dibuktikan dengan matematika selalu ada di setiap jenjang sekolah mulai dari
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Matematika juga sebagai mata
pelajaran yang memiliki manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Juga sebagai
sarana untuk melatih cara berpikir, sebagai bekal untuk menghadapi perubahan,
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Jihad (2008:156) yaitu pendidikan
matematika di sekolah juga harus dapat membekali siswa dengan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan matematika agar lulusannya menjadi warga
negara yang memiliki keterampilan matematika yang siap menghadapi perubahan
di masa mendatang.
Ada dua visi pembelajaran matematika, yaitu: (1) mengarahkan
pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep-konsep yang kemudian
diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan ilmu pengetahuan lainnya, dan (2)
mengarahkan ke masa depan yang lebih luas yaitu matematika memberikan
kemampuan pemecahan masalah, sistematik, kritis, cermat, bersifat objektif dan
terbuka. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan
yang selalu berubah (Sumarmo, 2007). Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa betapa pentingnya pembelajaran matematika yang efektif dan
berkualitas, yang dapat membimbing siswa untuk memiliki kemampuan
matematis yang tinggi, sehingga siswa mampu untuk menghadapi tantangan dan
kondisi dunia yang selalu berkembang dengan pesatnya.
Pada kenyataanya tingkat keberhasilan matematika di Indonesia masih
dianggap sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Ini ditunjukkan
oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Programme for International Student
Assessment (PISA) pada tahun 2009 dalam hal literasi Sains dan Matematika
mengungkapkan bahwa peringkat prestasi matematika Indonesia hanya
mendapatkan posisi ke-61 dari 65 negara. Penyebab dari keadaan seperti ini harus
ditelusuri oleh semua pihak yang turut andil dalam bidang pendidikan. Hal ini
bisa saja disebabkan oleh lingkungan pendidikan yang tidak mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran matematika, terutama lingkungan yang
diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya karena keterbatasan waktu mengajar yang dimiliki, guru
menyajikan pembelajaran yang biasa saja, yang hanya ingin mentransfer ilmu ke
siswa, dengan tujuan dapat mencapai target materi yang harus dicapai oleh siswa
dalam satu tahun ajaran. Tanpa memperhatikan bahwa kemampuan matematis
3
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006), tujuan
pembelajaran matematika yaitu:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika di atas, hendaknya guru
dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuannya, dengan
membuat lingkungan pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran matematika terutama dalam hal kemampuan pemahaman
matematis siswa.
Selain itu, tujuan pembelajaran matematika yang pertama adalah
mengenai pencapaian kemampuan pemahaman matematis siswa. Di sini dapat
terlihat betapa pentingnya pemahaman matematis siswa sebagai bekal untuk
memecahkan masalah dalam matematika. Pemahaman merupakan pondasi atau
dasar untuk dapat mencapai kemampuan yang diharapkan dalam belajar
matematika. Dengan demikian, dalam pembelajaran matematika harus
diprioritaskan agar siswa memiliki dan mencapai kemampuan pemahaman
matematis. Ini sesuai dengan pendapat Haryono (2008) mengatakan bahwa
pembelajaran matematika yang efektif sangat diperlukan komitmen serius pada
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada kurikulum 2013 disebutkan kompetensi inti yang merupakan
terjemahan dari kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan
pendidikan pada jenjang tertentu. Di sini akan disebutkan mengenai kompetensi
inti yang harus dimiliki siswa SMP pada pembelajaran matematika yaitu, 1)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; 2) Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya; 3) Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata; 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan
matematis itu tidak hanya pada sisi kognitifnya saja, tetapi afektif dan
psikomotornya juga harus menjadi perhatian besar ketika melaksanakan
pembelajaran. Selain itu, pada kompetensi inti memperlihatkan bahwa
pemahaman merupakan aspek dasar yang harus dimiliki oleh siswa ketika belajar
matematika.
Kemampuan matematis siswa di Indonesia terutama untuk Sekolah
Menengah Pertama (SMP) masih di bawah rata-rata, ini ditunjukkan oleh hasil
dari sebuah studi internasional tahun 2011 dalam bidang matematika dan sains
Trend in International Mathematics and Scince Study (TIMSS). Yang mana
pencapaian persentase untuk ranah kognitif sebesar 35% untuk knowing, 40%
untuk applying, dan 25% untuk reasoning.
Lemahnya kemampuan matematis ini dikarenakan siswa kurang memiliki
kemampuan dalam pemahaman matematis, sehingga mempengaruhi kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan
5
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pemahaman matematis, siswa akan lebih mudah dalam memecahkan
permasalahan karena siswa akan mampu mengaitkan serta memecahkan
permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah dipahaminya.
Skemp (dalam Qohar: 2010) mengemukakan bahwa para guru lebih suka
mengajarkan matematika hanya sampai pada tahap instrumental. Padahal apabila
diperhatikan, pemahaman tersebut harus sampai kepada pemahaman relasional,
dimana siswa mampu mengaitkan antar konsep matematika dalam pemecahan
masalah. Hal ini dikarenakan beberapa alasan bahwa untuk mencapai pemahaman
relasional dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapainya, pemahaman
relasional untuk topik-topik tertentu terlalu sulit, dan kemampuan instrumental
segera dibutuhkan/ dipakai untuk materi pelajaran lain, sebelum dapat
memahaminya secara relasional. Hal ini menjadi sebab pemahaman matematis
siswa masih rendah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Nasution (2013), menyimpulkan bahwa pemahaman matematis
siswa SMP itu meningkat, tetapi masih dalam kategori sedang, dan siswa hanya
mampu memahami konsep pada tahap instrumental saja, yaitu siswa dalam
memahami konsep secara terpisah-pisah sehingga ketika diberikan soal yang
mengaitkan dengan konsep lain siswa tidak bisa menyelesaikan permasalahan.
Dengan demikian, pemahaman matematis terutama untuk pemahaman relasional
perlu untuk ditingkatkan lagi.
Selain itu, hasil survey IMSTEP-JICA (1999) menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran matematika masih berfokus pada hal-hal yang prosedural dan
mekanistik, pembelajaran berpusat pada guru, konsep matematika sering
disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa
pemahaman yang mendalam. Hal ini menjadi penyebab masih rendahnya
kemampuan pemahaman matematis, karena kemasan pembelajaran yang
diciptakan oleh guru dalam kelas memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran matematika. Pemberian banyak soal
tanpa pemahaman yang mendalam akan membuat siswa bosan untuk belajar, dan
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika akan
mempengaruhi sejauh mana siswa tersebut menyelesaikan permasalahan
matematika secara logis dan sistematis. Dengan rasa percaya diri, siswa senantiasa
akan membangun pemahaman matematika dengan mencoba mengutarakan
pertanyaan terhadap guru dan teman lainnya yang berkaitan dengan konsep
matematika yang sedang dipelajari.
Tetapi pada kenyataanya, kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran
masih dirasakan kurang, padahal sikap positif siswa dalam belajar matematika
akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
matematika.
Selain itu, rendahnya kemampuan matematis disebabkan oleh kurangnya
rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini didukung oleh
pernyataan yang dikemukakan oleh Rohayati (2011), yaitu masih banyak siswa
Indonesia kurang memiliki rasa percaya diri, siswa akan merasa gugup dan tegang
jika dihadapkan pada masalah.
Secara sederhana, dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
siswa yang memiliki rasa percaya diri yang baik maka memiliki pemahaman
matematis yang baik pula, dan sebaliknya jika siswa memiliki rasa percaya diri
yang rendah, maka pemahaman matematisnya pun rendah pula. Di sini dapat
diindikasikan bahwa peningkatan pemahaman matematis siswa tidak terlepas dari
sikap percaya diri siswa dalam belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
seharusnya ada korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan sikap
percaya diri siswa dalam pembelajaran.
Siswa SMP pada umumnya berada pada jenjang usia dari 12 sampai
dengan 17 tahun. Masa ini merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
remaja/ dewasa. Siswa akan mengalami kekurangan rasa percaya diri, karena pada
masa ini siswa mulai mengalami perubahan secara fisik, sehingga mempengaruhi
rasa percaya dirinya (Hurlock dalam Siregar, 2012).
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan
self-confidence siswa, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang mengikut sertakan
7
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melihat, dan menulis saja. Tetapi siswa memiliki peran utama dalam proses
pembelajaran.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV
Standar Proses Pasal 19 ayat 1, tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa dapat
memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemampuan pemahaman yang lebih tinggi. Sesuai dengan pendapat Higgins (dalam O’Connell, 2007) menyatakan bahwa siswa akan lebih dapat memahami dan memaknai konsep yang menjadi
tujuan pembelajaran jika dalam proses pembelajaran yang berlangsung siswa
melakukan kegiatan berdiskusi, saling menjelaskan, dan berelaborasi.
Lemahnya kemampuan pemahaman siswa juga dapat diatasi dengan
membiasakan siswa untuk memberikan argumen pada setiap jawaban yang
diberikan, serta memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diberikan oleh
orang lain. Di sini siswa diberikan waktu untuk saling bertukar pikiran,
berinteraksi, dan berdiskusi sesama teman, sehingga proses pembelajaran lebih
bermakna dirasakan oleh siswa. Ini menunjukkan bahwa penting memberikan
waktu bagi siswa untuk berdiskusi dalam menjawab pertanyaan dan pernyataan
orang lain dengan argumentasi yang benar dan jelas (Pugalee, 2001).
Selain itu, self-confidence siswa akan terasah karena dengan adanya
keaktifan siswa pada proses pembelajaran akan menjadikan rasa percaya diri
siswa semakin tinggi pula. Ini sesuai dengan pernyataan Suhardita (2011) yaitu
untuk meningkatkan self-confidence perlu kegiatan yang di dalamnya terdapat
dinamika atau interaksi kelompok.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti mencoba sebuah strategi
pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis dan self-confidence siswa, yaitu strategi Pembelajaran
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Strategi Pembelajaran Aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang aktif
dan dinamis, melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, serta
siswa dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran.
Menurut Silberman (2013:23) cara belajar dengan cara mendengarkan akan lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkannya.
Kuis Tim merupakan salah satu tipe dalam strategi pembelajaran aktif.
Kuis Tim berfungsi untuk menghidupkan suasana belajar yang aktif dan dinamis,
melatih siswa untuk bertanya dan menjawab permasalahan, meningkatkan rasa
percaya diri siswa dalam belajar, serta meningkatkan rasa tanggung jawab
terhadap apa yang siswa pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak
membosankan.
Kuis Tim merupakan strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh
Melvin L. Silberman, yang mana inti dari pembelajarannya siswa dibagi menjadi
tiga tim, yang masing-masing tim saling memberikan kuis jawaban singkat. Selagi
tim pertama menyiapkan kuis yang akan ditujukan, tim yang lainnya memeriksa
catatan mereka untuk mempersiapkan jawabannya. Tipe Kuis Tim ini merupakan
strategi pembelajaran aktif yang dapat menghidupkan suasana belajar dan
mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.
Pada strategi pembelajaran ini, setiap siswa memiliki tanggung jawab
dalam kelompok. Para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi
yang tinggi agar memperoleh nilai yang baik dalam pertandingan, ketika bisa
memberikan pertanyaan kepada kelompok lain, ataupun ketika menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lainnya terkait materi yang diberikan.
Interaksi seperti ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan
self-confidence siswa, karena selama proses pembelajaran interaksi terjadi dalam
kelompok dan antar kelompok diskusi. Siswa akan berusaha memahami konsep
terlebih dahulu ketika akan membuat pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan
9
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian permasalahan dan fakta-fakta di atas, penulis
mengajukan suatu studi penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Kuis Tim untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
dan Self-Confidence Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran aktif tipe Kuis Tim lebih baik daripada yang
memperoleh pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan self-confidence siswa yang memperoleh
pembelajaran aktif tipe Kuis Tim lebih baik daripada yang memperoleh
pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan pemahaman matematis
dengan self-confidence siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran aktif tipe Kuis Tim lebih baik
daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui peningkatan self-confidence siswa yang memperoleh
pembelajaran aktif tipe Kuis Tim lebih baik daripada yang memperoleh
pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui terdapat hubungan antara kemampuan pemahaman
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa kemampuan pemahaman
matematis dan self-confidence siswa sangat penting dalam pembelajaran
matematika, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe kuis
tim membantu dalam mengembangkan kemampuan pemahaman
matematis dan self-confidence siswa.
2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka
pemilihan model pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan berpijak
untuk melakukan penelitian di ruang lingkup yang lebih luas, serta
memberikan kontribusi pada pengembangan pembelajaran matematika
dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan
self-confidence siswa.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai hal-hal yang dimaksudkan
dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan definisi operasional sebagai
berikut:
1. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan yang
diperoleh siswa sebagai hasil dari proses belajar yang meliputi indikator
kemampuan mengembangkan syarat perlu suatu konsep, kemampuan
menyajikan konsep dalam bentuk representasi visual matematika,
kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal
matematika), kemampuan menerapkan konsep secara algoritma, dan
kemampuan mengabstraksi pernyataan verbal ke formula atau simbol
11
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Self-Confidence Siswa
Self-confidence siswa adalah kepercayaan diri siswa yang meliputi
kepercayaan akan kemampuan diri, sehingga tidak merasa cemas dalam
melakukan tindakan, bertanggung jawab dalam perbuatan, serta berinteraksi
dengan baik terhadap guru dan sesama siswa dalam pembelajaran. Indikator
self-confidence meliputi menunjukkan rasa yakin dengan kemampuan yang
dimiliki, menunjukkan kemandirian dalam mengambil keputusan, memiliki
kecerdasan (kemampuan matematika) yang cukup, menunjukkan rasa
optimis, bersikap tenang, dan pantang menyerah, memiliki kemampuan
sosialisasi, menunjukkan sikap positif dalam menghadapi masalah, mampu
menyesuaikan diri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi, dan memiliki
kemampuan untuk berpikir objektif, rasional, dan realistis.
3. Pembelajaran Model Konvensional
Pembelajaran model konvensional yang dimaksud dalam hal ini
adalah pembelajaran dengan metode ekspositori yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru, yang mana peran guru di sini sebagai pemberi informasi
(bahan pelajaran). Peran siswa selain mendengar dan membuat catatan, juga
mengerjakan latihan soal-soal yang diberikan oleh guru yang berkaitan
dengan materi yang telah disajikan sebelumnya, dan siswa bertanya jika
merasa ada yang tidak dimengerti. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri
ataupun berdiskusi dengan temannya, atau mungkin disuruh guru untuk
membuatnya di papan tulis.
4. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kuis Tim
Strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang
aktif dan dinamis, melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Kuis Tim merupakan salah satu tipe dari pembelajaran aktif, yang
pembelajarannya mengaktifkan siswa untuk memberikan kuis maupun
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanggung jawab siswa terhadap apa yang dipelajari melalui cara yang
menyenangkan.
Prosedur pembelajarannya siswa dibagi menjadi tiga tim, setiap tim
mempunyai penyajian kuis dengan topik materi dan soal yang berbeda.
Setiap tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis yang akan ditujukan
kepada tim yang lainnya. Pada saat salah satu tim menyiapkan kuis yang
akan disajikan, maka tim yang lainnya mempersiapkan untuk menjawab kuis
dengan membaca kembali catatan yang mereka miliki terkait topik materi
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan
pemahaman matematis dan self-confidence siswa yang memperoleh strategi
pembelajaran aktif tipe kuis tim lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, akan dipilih dua kelas yang akan
dibandingkan. Kelas pertama merupakan kelas kontrol yang memperoleh
pembelajaran konvensional dan kelas kedua merupakan kelas eksperimen yang
memperoleh pembelajaran aktif tipe kuis tim. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa tidak memungkinkan peneliti dapat membuat kelas sendiri
untuk mengumpulkan siswa yang telah dipilih secara acak, sehingga penelitian ini
termasuk penelitian kuasi eksperimen.
Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas tersebut diberi tes kemampuan
pemahaman matematis dan self-confidence untuk mengukur kemampuan awal
siswa, dan setelah perlakuan diberikan tes akhir untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa. Maka dari itu,
desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
O X O (Ruseffendi, 2005 : 53 ) ...
O O
Keterangan:
O : Tes kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa
X : Strategi pembelajaran aktif tipe Kuis Tim
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Variabel Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang skor
kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa terhadap
pembelajaran strategi pembelajaran aktif tipe Kuis Tim. Maka dari itu, penelitian
ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat yaitu strategi pembelajaran aktif
tipe Kuis Tim sebagai variabel bebas dan kemampuan pemahaman dan
self-confidence siswa sebagai variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Rancaekek Kabupaten Bandung. Sekolah yang dipilih termasuk dalam level
menengah, dengan pertimbangan bahwa pada level menengah kemampuan
akademik siswa heterogen, sehingga dapat mewakili siswa dari tingkat
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Untuk setiap penerimaan siswa baru
setiap tahunnya mempunyai standar nilai yang reratanya relatif sama sehingga
untuk siswa-siswa pada tahun pelajaran yang berbeda memiliki karakteristik yang
sama.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling, yaitu
berdasarkan pertimbangan guru. Hal ini dikarenakan untuk kelas VIII di SMP
Negeri 3 Rancaekek tidak mempunyai kelas unggulan, sehingga dapat
diasumsikan setiap kelas siswanya mempunyai kemampuan yang relatif sama
(tidak jauh berbeda). Adapun untuk sampel penelitian dipilih dua kelas dari
sepuluh kelas yang ada, yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol, dan kelas VIII
B sebagai kelas eksperimen.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan
pemahaman matematis, skala self-confidence, dan lembar observasi aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran. Berikut uraian dari masing-masing instrumen
31
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Tes kemampuan pemahaman matematis ini berbentuk soal subjektif.
Pemilihan tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman matematis
siswa terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua kelompok memperoleh
pembelajaran. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes dengan
karakteristik setiap soal pada masing-masing tes identik. Setiap butir soal
disesuaikan dengan indikator pemahaman matematis.
2. Skala Self-Confidence Siswa
Penggunaan skala self-confidence dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimanakah peningkatan kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran matematika. Skala self-confidence diberikan kepada kedua kelas
yang dijadikan sampel penelitian. Skala ini diberikan kepada siswa sama seperti
instrumen tes yaitu diberikan skala self-confidence di awal dan di akhir
pembelajaran.
Skala self-confidence pada penelitian ini menggunakan skala Likert yang
terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju
(TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Skala self-confidence ini disusun
berdasarkan indikator, dan dibuat dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari 28
pernyataan, yaitu 18 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif.
3. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventarisasikan
data tentang aktivitas siswa, aktivitas guru, serta interaksi antara guru dan siswa,
juga interaksi antar sesama siswa selama pembelajaran berlangsung. Menurut
Riduwan (2002: 30) menyatakan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan.
Observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa secara langsung.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan diisi oleh observer.
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis Instrumen
Instrumen tes pemahaman matematis dan skala self-confidence diuji coba
kepada siswa di SMP yang sama dengan tempat penelitian tetapi pada jenjang
kelas yag lebih tinggi dari kelas yang akan dilakukan penelitian. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah instrumen tes dan non tes yang diberikan memenuhi
kriteria sebagai alat ukur yang baik. Kriteria tersebut diantaranya adalah validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berikut langkah-langkah untuk
memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran.
1. Teknik Analisis Instrumen Tes
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud (Arikunto dalam Sundayana, 2007:1).
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi
construct validity (validitas konstruk) dan content validity (validitas isi),
(Sugiyono, 2011:350).
Pengujian validitas konstruk dan validitas isi instrumen ini dengan
mengkonsultasikan dan meminta pendapat para ahli, pada hal ini adalah
dosen pembimbing. Untuk pengujian validitas isi dengan cara
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan.
Secara teknis pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir
(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan
33
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, instrumen tes ini diuji validitas per butir soal tes, yaitu
dengan menganalisis item dengan cara menghitung korelasi antara skor butir
instrumen dengan skor total. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menghitung harga korelasi setiap butir alat ukur dengan rumus
Pearson / Product Moment, yaitu:
rxy =
2) Melakukan perhitungan uji t dengan rumus:
thitung = 4) Menentukan kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel berarti valid
Jika thitung < ttabel berarti tidak valid
Untuk hasil perhitungan validitas soal tes kemampuan pemahaman
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap
sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama
meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan dan
tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan
kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel
(Sundayana, 2007:11).
Analisis reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s
Alpha ().
Kriteria koefisien reliabilitas menggunakan kriteria dari Guilford
(Ruseffendi dalam Sundayana 2007:12) sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 < r11 < 0,20 Sangat rendah
0,20 < r11 < 0,40 Rendah
0,40 < r11 < 0,60 Sedang/cukup
0,60 < r11 < 0,80 Tinggi
0,80 < r11≤1,00 Sangat tinggi
Untuk hasil perhitungan reliabilitas soal tes kemampuan pemahaman
35
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan
rendah.
Daya pembeda soal tipe uraian dihitung dengan rumus:
DP =
Ia Sb
Sa
Sudijono (2001)
Keterangan : DP = daya pembeda
Sb = jumlah skor kelompok bawah
Sa = jumlah skor kelompok atas
Ia = jumlah skor ideal salah satu kelompok
Klasifikasi daya pembeda disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda (DP) Interpretasi
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Untuk hasil perhitungan daya pembeda soal tes kemampuan
pemahaman matematis disajikan pada Tabel 3.4.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah keberadan suatu butir soal apakah
dipandang sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannya.
Tingkat kesukaran soal tipe uraian dihitung dengan rumus:
TK =
N B
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
B = jumlah skor yang didapat sesuai pada butir soal
N = jumlah skor ideal pada butir soal
Klasifikasi tingkat kesukaran disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Koefisien Tingkat Kesukaran Interpretasi
TK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < TK < 0,30 Sukar
0,30 < TK < 0,70 Sedang/cukup
0,70 < TK < 1,00 Mudah
TK = 1,00 Terlalu mudah
Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes kemampuan
pemahaman matematis disajikan pada Tabel 3.4.
Untuk perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran tes kemampuan pemahaman matematis, peneliti menggunakan
bantuan program software ANATES for Windows, dengan hasil sebagai
berikut:
Rekap Analisis Butir:
Rata-rata = 9,00
Simpangan Baku = 5,94
Korelasi XY = 0,71
Reliabilitas = 0,83
Butir Soal = 7
37
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
siginfikan dan sangat signifikan, diantaranya yaitu 3 soal memiliki kriteria
signifikan dan 4 soal lagi memiliki kriteria sangat signifikan. Untuk tingkat
reliabilitas tes kemampuan pemahaman matematis memiliki nilai sebesar
0,83, jika diinterpretasikan soal tes kemampuan pemahaman matematis
memiliki kriteria tinggi. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa
soal untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa layak untuk
digunakan. Di sini peneliti hanya mengambil 6 soal untuk digunakan dalam
penelitian, karena rekomendasi dari pembimbing perihal kesesuaian waktu
tes dengan banyaknya soal. Dan soal yang tidak digunakan adalah soal
nomor 6, yang memiliki nilai korelasi paling kecil.
Untuk daya pembeda, bahwa 1 soal memiliki daya pembeda sangat
baik (yaitu soal nomor 3), 1 soal memiliki daya pembeda baik (yaitu soal
nomor 2.a), 4 soal memiliki daya pembeda cukup (yaitu soal nomor 1, 2.b,
4, dan 5), dan 1 soal lagi memiliki daya pembeda jelek (yaitu soal nomor 6).
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki tingkat kesukaran sedang, 2 soal memiliki tingkat kesukaran sukar
dan 2 soal lagi memiliki tingkat kesukaran sangat sukar.
2. Teknik Analisis Instrumen Skala Self-Confidence
a. Validitas
Validitas internal instrumen nontes cukup memenuhi validitas
konstruk saja (dalam Sugiyono, 2011:350). Pengujian dilakukan dengan
menyusun terlebih dahulu kisi-kisi skala self-confidence yang berisi tentang
sikap yang akan diukur, menyusun butir pernyataan sesuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat, kemudian diuji kelayakannya oleh para ahli. Untuk
validitas konstruk skala sikap yang akan digunakan dalam penelitian ini,
validasi diberikan oleh dosen pembimbing.
Selain itu, instrumen skala self-confidence diuji validitas setiap
itemnya, dengan terlebih dahulu dilakukan pemberikan skor pada tiap item.
Skala yang digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini akan digunakan
empat skala sikap yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),
Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Statistik uji yang digunakan adalah statistik
uji t, yaitu:
= �̅ − �� ̅̅̅�
√ �
� + �
�
Keterangan:
�̅� = Rata-rata skor kelompok tinggi
�̅� = Rata-rata skor kelompok rendah
� = Varians kelompok tinggi � = Varians kelompok rendah
� = Banyaknya subjek pada kelompok tinggi � = Banyaknya subjek pada kelompok rendah
Validitas butir skala self-confidence diestimasi dengan membandingkan
39
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas
Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan Cronbach’s
Alpha.
Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas skala self-confidence,
peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.0 , dengan
hasil sebagai berikut:
Korelasi XY = 0,59
Reliabilitas Tes = 0,74
Jumlah Subjek = 46
Tabel 3.5 Rekap Signifikansi Butir Pernyataan Skala Self-Confidence
No Pernyataan Korelasi Signifikansi Korelasi
1 -0,053 -
2 0,247 -
3 0,324 -
4 0,540 Sangat signifikan
5 0,599 Sangat signifikan
6 0,272 -
7 0,551 Sangat signifikan
8 0,536 Sangat signifikan
9 0,043 -
10 0,520 Sangat signifikan
11 0,375 Signifikan
12 0,374 Signifikan
13 0,061 -
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 0,627 Sangat signifikan
No Pernyataan Korelasi Signifikansi Korelasi
16 0,416 Signifikan
17 0,392 Signifikan
18 0,257 -
19 0,567 Sangat signifikan
20 0,207 -
21 0,331 -
22 0,327 -
23 0,455 Sangat signifikan
24 0,318 -
25 0,333 -
26 0,286 -
27 0,099 -
28 0,375 Signifikan
29 0,351 Signifikan
30 0,385 Signifikan
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 9 pernyataan yang
mempunyai tingkat korelasi sangat signifikan, 7 pernyataan mempunyai
tingkat korelasi signifikan, dan sisanya yaitu 14 pernyataan tidak signifikan.
Untuk pernyataan yang tidak signifikan yaitu nomor 2, 3, 6, 13, 18, 20, 21,
22, 24, 25, 26, dan 27 tetap dipakai untuk penelitian tetapi peneliti
melakukan revisi pada pernyataan-pernyataan tersebut. Sedangkan
pernyataan nomor 1 dan 9 tidak dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Jadi banyaknya pernyataan dalam skala self-confidence ada 28 pernyataan,
41
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk kriteria reliabilitas skala self-confidence, pada tabel di atas
memiliki nilai 0,74, jika diinterpretasikan memiliki tingkat reliabilitas
tinggi. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pernyataan untuk
mengukur self-confidence siswa layak untuk digunakan.
3. Teknik Analisis Instrumen Lembar Observasi
Seperti halnya validitas instrumen skala self-confidence, validitas
instrumen lembar observasi pun cukup memenuhi validitas konstruk saja.
Pengujian dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu kisi-kisi lembar
observasi yang berisi tentang sikap dan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, menyusun butir pernyataan sesuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat, kemudian diuji kelayakannya oleh para ahli. Untuk
validitas konstruk lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian
ini, validasi diberikan oleh dosen pembimbing.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian akan dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan, yaitu tahap
persiapan, tahap penelitian, dan tahap pembuatan laporan.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan beberapa kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka persiapan pelaksanaan penelitian, diantaranya:
a. Mengidentifikasi masalah, membuat rumusan masalah, dan melakukan
kajian teoritis mengenai strategi pembelajaran aktif tipe kuis tim,
kemampuan pemahaman matematis, dan self-confidence.
b. Mengembangkan bahan ajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
c. Menyusun instrumen pembelajaran untuk penelitian.
d. Menyusun instrumen tes yang mengukur kemampuan pemahaman
matematis.
e. Menyusun skala self-confidence dan lembar observasi.
f. Membuat pedoman penskoran untuk soal uraian.
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Analisis hasil uji coba instrumen.
2. Tahap Penelitian
Kegiatan pada tahap ini adalah:
a. Pelaksanaan pretes kemampuan pemahaman matematis dan skala
self-confidence awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
kuis tim pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol.
c. Pelaksanaan postes kemampuan pemahaman matematis dan skala
self-confidence akhiruntuk kedua kelompok.
d. Pengisian lembar observasi oleh observer pada saat pembelajaran.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir, dimana peneliti mengumpulkan,
mengolah, dan menganalisis data, serta menulis laporan hasil penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
memberikan pretes dan postes kemampuan pemahaman matematis kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, skala self-confidence awal dan akhir kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, juga lembar observasi terhadap pembelajaran di
kelas eksperimen.
H. Teknik Analisis Data
Adapun analisis data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
Data-data kuantitatif yang diperoleh adalah dalam bentuk data pretes,
postes, dan N-gain. Data hasil pretes, postes, dan N-gain diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 for Windows. Berikut ini
penjabaran tahapan pengolahan data kuantitatif tes kemampuan pemahaman
43
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menghitung Gain Ternormalisasi
Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain
ternormalisasi oleh Hake (1999), yaitu:
�� � � = ��� − � − � −− � −
Dengan klasifikasi gain ternormalisasi Hake (1999) pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.6 Kategori Skor Gain Ternormalisasi
Besarnya Gain (g) Interpretasi
� ,7 Tinggi
,3 � < ,7 Sedang
� < ,3 Rendah
b. Uji normalitas dari distribusi masing-masing kelompok
Uji ini untuk mengetahui apakah sampel dari populasi berdistribusi
normal atau tidak. Data yang diuji normalitasnya adalah data pretes dan
N-gain dari kedua kelompok. Adapun rumusan hipotesis uji normalitas adalah
sebagai berikut:
Ho : Data (pretes/N-gain) kemampuan pemahaman matematis yang berasal
dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data (pretes/N-gain) kemampuan pemahaman matematis yang berasal
dari populasi tidak berdistribusi normal
Karena banyaknya subjek untuk kelompok kontrol adalah 45 siswa
dan untuk kelompok eksperimen adalah 46 siswa (n ≥ 30 siswa) maka uji
normalitas yang digunakan adalah Uji Shapiro-Wilk. Adapun kriteria
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i) Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0
diterima.
ii) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.
Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran berdistribusi
normal maka pengujian dilakukan dengan uji homogenitas. Namun jika
hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran data dari salah satu atau
kedua-duanya tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji kesamaan
dua rata-rata digunakan kaidah statistik non parametrik, yaitu uji Mann
Whitney-U.
c. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui asumsi yang
dipakai dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes
dan N-gain dari kedua kelas. Adapun perumusan hipotesis pengujian
homogenitas varians adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians kemampuan pemahaman matematis
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan varians kemampuan pemahaman matematis siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F atau Lavene’s tes. Jika
sebaran data tidak normal, uji homogenitas ini tidak dipakai untuk uji
kesamaan dua rata-rata independen. Adapun kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut:
i) Jika nilai signifikansinya lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0
diterima.
ii) Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.
d. Uji Perbedaan Rata-Rata
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah antara kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan kemampuan atau tidak.
45
Reni Nuraeni, 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika data yang dianalisis berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
digunakan uji t’, namun jika data yang dianalisis tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen, maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji
Mann Whitney-U.
2. Instrumen Nontes
Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan sikap siswa
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol terhadap pembelajaran. Analisis
dilakukan pertama kali dengan mentransformasikan ke dalam bentuk skala
interval dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Hays (dalam
Kandaga, 2012) yaitu Method of Successive Inteval (MSI). Langkah-langkah
transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.
b. Untuk setiap pertanyaan tersebut, dilakukan perhitungan banyaknya
responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 berdasarkan frekuensi.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya
adalah proporsi (p).
d. Kemudian dihitung proporsi kumulatifnya (pk).
e. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z)
untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Menentukan nilai Fungsi Kepadatan Peluang (FKP) distribusi normal
yang sesuai dengan nilai Z.
g. Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.
h. Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV)
yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi
sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi:
Transformed Scale Value: SV= - (Min data – Min SV)
Untuk pengolahan transformasi data, peneliti menggunakan bantuan
program software MSI for Windows. Kemudian setelah data skala self-confidence
ditransformasi menjadi skala interval, pengolahan data dilanjutkan dengan cara