• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SUSU SAPI UNTUK PEMBUATAN KEJU TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP Pemanfaatan Susu Sapi Untuk Pembuatan Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) Terhada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN SUSU SAPI UNTUK PEMBUATAN KEJU TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP Pemanfaatan Susu Sapi Untuk Pembuatan Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) Terhada"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SUSU SAPI UNTUK PEMBUATAN KEJU TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP

PROTEIN, ASAM TOTAL, ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA MASYARAKAT

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan Oleh : WIMBA WIDYA RUSTINA

A420080115

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

Pemanfaatan Susu Sapi Untuk Pembuatan Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)

Terhadap Kadar Protein, Asam Total, Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat

Wimba Widya Rustina

A 420 080 115

ABSTRAK

Keju yang hanya memanfaatkan susu sapi saja menyebabkan masyarakat jarang mengkonsumsi keju karena merasa mual dan aroma yang amis sehingga keju kurang diminati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemanfaatan susu sapi untuk pembuatan keju tradisional dengan penambahan ekstrak daun pandan terhadap kadar protein, asam total, organoleptik dan daya terima masyarakat. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, dengan jumlah perlakuan sebanyak 4 yaitu tanpa penambahan ekstrak daun pandan, dengan penambahan ekstrak daun pandan 10 mℓ, dengan penambahan ekstrak daun pandan 15 mℓ, dan dengan penambahan ekstrak daun pandan 20 mℓ. Data dianalisis dengan menggunakan ANAVA satu jalan dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi pada perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun pandan yaitu 23,16 g, asam total 2,40%, organoleptik 80% warna putih, 95% rasa kurang enak, 85% berbau khas keju, 70% tekstur empuk dan daya terima netral. Dari hasil uji ANNAVA satu jalur, kadar protein diperoleh hasil Fhit > Ftabel yakni 35,79 > 4,006 yang berarti ada

pengaruh dilanjutkan dengan uji lanjut LSD dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak daun pandan berpengaruh terhadap kadar protein keju tradisional yang ditambah dengan daun pandan yaitu pada perlakuan susu sapi 200 mℓ di tambah ekstrak daun pandan sebanyak 10 mℓ (P1), sedangkan asam total diperoleh hasil Fhit < Ftabel yakni 2,49 < 4,006 yang berarti tidak

berpengaruh pada keju tradisional yang ditambah dengan daun pandan. Dengan demikian penambahan ekstrak daun pandan pada keju tradisional mempengaruhi kadar protein, asam total, organoleptik dan daya terima masyarakat.

(5)

PENDAHULUAN

Sekarang ini masyarakat Indonesia mengkonsumsi susu untuk memenuhi gizi setiap hari, karena susu mempunyai kandungan gizi tinggi yang diperlukan oleh tubuh. Menurut Rachmawan (2001: 16) susu adalah susu sapi yang tidak dikurangi atau tidak dibubuhi suatu apapun dan diperoleh dari pemerahan sapi-sapi sehat secara terus menerus dan sekaligus.

Ada beberapa orang minum susu merasakan hal yang tidak mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu, berkembang susu berfermentasi yang rasanya manis dan ada rasa lain agar konsumen tidak merasa mual, misalnya asam, gurih, dan lain-lain. Susu fermentasi merupakan susu yang difermentasi dengan menggunakan bantuan mikrobia. Hasil dari susu fermentasi misalnya kefir, keju, yakult, yoghurt dan lain-lain.

Sekarang masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengkonsumsi hasil dari susu fermentasi atau hasil olahan susu, misalnya adalah keju. Keju merupakan salah satu hasil dari susu fermentasi yang mempunyai rasa gurih dan warna kuning. Biasanya oleh masyarakat, keju ini digunakan sebagai campuran makanan pembuatan kue atau dimakan langsung untuk cemilan. Keju dibuat melalui proses koagulasi/pembentukan, pemotongan, pemanasan curd, pembuangan whey, dan pengepresan. Keju diklasifikasikan menjadi 18 varietas dengan perbedaan yang terletak pada bentuk penjualan produk, tipe pengepakan dan merk dagang (Susilorini dan Manik, 2006: 83).

(6)

tinggi sehingga memiliki rasa yang lebih gurih. Banyak orang yang lebih memilih susu kerbau dan bersedia membayar lebih untuk mendapatkan susu kerbau (Jauzan, 2011: 1).

Produk susu kerbau yang terdapat di Indonesia adalah dadih, dali, dangke dan cologanti. Dadih merupakan produk olahan susu kerbau tradisional dari daerah Sumatera Selatan, dali dari Sumatera Utara khususnya kabupaten Tapanuli Utara, dangke dari daerah Sulawesi Selatan dan cologanti diolah dengan ekstrak getah rembega dari Nusa Tenggara Barat (Anonim, 1981)(Jauzan, 2011: 2).

Di pulau Jawa untuk mendapatkan susu kerbau sangatlah sulit dan tidak semua masyarakat menyukai susu kerbau. Keju pada umumnya masih mempunyai aroma susu dan rasa susu. Bagi orang yang benar-benar tidak menyukai susu tidak akan mencoba mengkonsumsinya.

Daun pandan merupakan salah satu tanaman yang mengeluarkan aroma yang wangi. Daun ini banyak sekali kegunaannya bagi kehidupan manusia khususnya ibu–ibu rumah tangga, di mana digunakan sebagai pewarna dan pengharum tambahan alami pada makanan (Fitrahajar, 2007: 1).

Tanaman pisang banyak terdapat di Indonesia, biasanya dimanfaatkan buah dan daunnya, bisa dipakai sebagai bungkus makanan tradisional. Semua bagian tanaman pisang dapat di manfaatkan. Daun pisang muda berkhasiat untuk menutup kulit yang luka bakar atau terkelupas (lecet, excoriatio), pada sakit mata untuk mendinginkan (Sastrohamidjojo, 2001: 15). Daun pisang muda mengandung tanin (Sastrohamidjojo, 2001: 27).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

(7)

Bahan dan Alat

Bahan dalam pembuatan keju adalah susu sapi murni sebanyak 3 liter dan daun pandan sebanyak 50 lembar, sedangkan bahan pengujian kadar protein adalah aquades dan reagen biuret.

Alat yang digunakan dalam pembuatan keju terdiri dari panci, corong, bambu tua (Bambosa sp) bersuku 1 dengan panjang 20 cm berdiameter 10 cm, daun pisang (Musa paradisiaca) dan alat yang digunakan dalam pengujian kadar protein adalah mikropipet, tabung reaksi, fotometer boehringer 4010, dan gelas ukur ukuran 100 mℓ serta alat yang digunakan dalam pengujian asam total adalah dengan menggunakan titrasi asam basa.

Pemilihan Bambu

Melakukan pemilihan bambu tua yang bersuku 1 dengan panjang masing-masing 20 cm berdiameter 10 cm. Membersihkan bambu serta daun pisang yang akan digunakan dalam pembuatan keju tradisional.

Pembuatan ekstrak daun pandan

Pembuatan ekstrak daun pandan dengan cara menghaluskan daun pandan sebanyak 50 lembar kemudian memeras dan menyaring daun sehingga terbentuk ekstrak.

Pembuatan keju tradisional

Mempersiapkan alat berupa panci, corong, bambu tua dan daun pisang. Menyiapkan susu sapi sebanyak 3 L dan ekstrak daun pandan. Lalu susu sapi tersebut difermentasikan dengan cara memasukkan susu sapi ke dalam bambu yang sudah disediakan tanpa penambahan starter. Menambahkan ekstrak daun pandan sesuai perlakuan. Menutup mulut bambu dengan menggunakan daun pisang dan mengikatnya. Menginkubasikan pada suhu ruang kurang lebih 32°C di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta selama 48 jam.

(8)

Analisis kadar protein dengan menggunakan alat photometer 4010 (metode biuret). Prosedur analisis kadar protein dengan menyiapkan sampel (keju) dan mencampurnya dengan air dengan perbandingan 1 : 2. Mengambil 0,02 ml sampel ditambah 1 ml reagen biuret. Menginkubasi campuran bahan tersebut selama 10 menit pada suhu kamar (37°C). Membaca photometer 4010 dengan panjang gelombang 546-550 nm.

Menguji Kadar Asam Total

Pengujian asam total dengan menggunakan metode titrasi asam basa dengan penambahan NaOH dengan cara menyiapkan sampel keju kemudian menambahkan 10 ml aquades dan menitasi dengan NaOH hingga berubah warna. Cara membaca hasilnya dengan cara melihat perubahan warna yang muncul dan terlihat dari larutan kemudian melihat cairan NaOH yang berkurang.

Menguji Organoleptik dan Daya Terima

Mengumpulkan 20 orang panelis. Membagi surat permohonan menjadi panelis formulir uji organoleptik kepada panelis. Menjelaskan tentang organoleptik dan cara penilaian. Meminta panelis untuk memakan keju tradisional tersebut kemudian menilainya. Untuk menguji warna keju tradisional panelis menilai setelah keju tradisonal tersebut diletakkan diatas piring yang berwarna putih, karena warna putih merupakan warna yang netral. Untuk menguji tekstur dan rasa panelis mencicipi keju tradisional tersebut. Sebelum mencicipi panelis dianjurkan menetralkan lidah dengan cara minum dengan air putih yang telah disediakan praktikan. Untuk menguji bau yang terdapat pada keju tradisional, panelis harus menetralkan hidungnya dengan cara menghirup bau kopi yang telah disediakan oleh praktikan. Mencatat hasil di lembar kuisioner yang telah disediakan. Mengumpulkan formulir kuisioner yang telah diisi oleh para panelis.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan satu faktorial yaitu ekstrak daun pandan 3 taraf perlakuan masing-masing terdiri dari 3 ulangan.

(9)

Variabel Terikat : kadar protein, asam total, organoleptik dan daya terima

Teknik Pengumpulan Data

a. Metode eksperimen

Metode eksperimen digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan percobaan langsung yaitu fermentasi dengan menggunakan mikrobia bambu.

b. Metode Observasi

Metode observasi merupakan metode pengamatan yang membantu dalam pengumpulan data disini peneliti secara langsung mengadakan pengamatan dan mencatat hasil perubahan warna, bau, rasa dan tekstur pada keju tradisional setelah fermentasi.

c. Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk melengkapi tinjauan pustaka dan pembahasan.

Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menjelasakan dan mendiskripsikan kualitas kandungan protein dan asam total dalam bentuk uraian yang didukung dengan teori-teori yang ada.

(10)

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Data Penelitian

Tabel 1.Rata-rata Kadar protein, Asam Total, Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat Keju Tradisional dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan.

Perlakuan

� kadar protein

(g)

� kadar asam total (%)

� organoleptik (%) � daya terima masyarakat (%)

P0 23,16 2,40

Warna 80 (Putih) Warna 70 (Netral)

Rasa 95 (Krg enak) Rasa 30 (Tdk suka)

Aroma 85 (Berbau khas keju) Aroma 65 (Netral) Tekstur 70 (empuk) Tekstur 65 (Netral)

P1 20,17 3,96

Warna 70 (Agk hijau) Warna 70 (Netral) Rasa 60 (Enak) Rasa 80 (Suka)

Aroma 75 (Berbau pandan) Aroma 85 (Suka)

Tekstur 70 (Empuk) Tekstur 70 (Netral)

P2 19,15 4,41

Warna 75 (Agk hijau) Warna 75 (Ntral) Rasa 70 (Enak) Rasa 85 (Suka) Aroma 85 (Berbau pandan) Aroma 80 (Suka) Tekstur 80 (Empuk) Tekstur 70 (Netral)

P3 12,21 6,28

Warna 75 (Hijau) Warna 75 (Netral) Rasa 70 (Enak) Rasa 80 (Suka)

Aroma 85 (Berbau pandan) Aroma 80 (Suka)

Tekstur 80 (Empuk) Tekstur 70 (Netral) Keterangan :

P0 : Tanpa penambahan ekstrak daun pandan P1 : Ekstrak daun pandan 10 mℓ + susu sapi 200 mℓ P2 : Ekstrak daun pandan 15 mℓ + susu sapi 200 mℓ P3 : Ekstrak daun pandan 20 mℓ + susu sapi 200 mℓ

Gambar 1. Histogram Protein Pada Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan

Keterangan :

P0 : Tanpa penambahan ekstrak daun pandan P1 : Ekstrak daun pandan 10 mℓ + susu sapi 200 mℓ P2 : Ekstrak daun pandan 15 mℓ + susu sapi 200 mℓ P3 : Ekstrak daun pandan 20 mℓ + susu sapi 200 mℓ

0 10 20 30

P0 P1 P2 P3

(11)
[image:11.595.126.506.145.213.2]

Tabel 2. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Kadar Protein Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan.

Sumber Ragam DB JK KT Uji F

Fhit Ftabel

Perlakuan 3 193,31 64,43

35,79 4,066

Galat 8 14,46 1,80

Total 11

Keterangan :

*berbeda nyata pada taraf signifikan 0,05%

Gambar 2. Histogram Asam Total Pada Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan

Keterangan :

[image:11.595.188.480.267.382.2]

P0 : Tanpa penambahan ekstrak daun pandan P1 : Ekstrak daun pandan 10 mℓ + susu sapi 200 mℓ P2 : Ekstrak daun pandan 15 mℓ + susu sapi 200 mℓ P3 : Ekstrak daun pandan 20 mℓ + susu sapi 200 mℓ

Tabel 3. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Kadar Asam Total Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan.

Sumber

Ragam DB JK KT

Uji F

Fhit Ftabel

Perlakuan 3 23,06 7,68

2,49 4,066

Galat 8 24,71 3,08

Total 11

Gambar 3. Histogram Uji Organoleptik Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan. 0 2 4 6 8 10

P0 P1 P2 P3

[image:11.595.125.506.527.589.2]
(12)

Keterangan :

P0 : Tanpa penambahan ekstrak daun pandan P1 : Ekstrak daun pandan 10 mℓ + susu sapi 200 mℓ P2 : Ekstrak daun pandan 15 mℓ + susu sapi 200 mℓ P3 : Ekstrak daun pandan 20 mℓ + susu sapi 200 mℓ

Pembahasan

Dari tabel 1 maka dapat diketahui bahwa kadar protein yang paling tinggi adalah pada perlakuan P0 (23,16 g), dengan asam total (2,40%), organoleptik beraroma berbau khas keju dan daya terima masyarakat berwarna netral. Kadar protein yang paling rendah adalah perlakuan P3 (12,21 g), asam total (6,28%), organoleptik beraroma berbau khas pandan dan daya terima masyarakat berwarna netral. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak daun pandan yang berbeda akan menghasilkan kadar protein dan asam total keju tradisional yang berbeda pula pada masing-masing perlakuan.

Untuk memperjelas gambaran perbedaan kadar protein keju tradisional dengan penambahan ekstrak pandan di perlihatkan pada gambar 1. Kemudian data kadar protein keju tradisional dengan penambahan ekstrak daun pandan dianalisis dengan uji analisis varians (anava) satu jalur yang ditunjukkan tabel 2 sehingga hasil untuk protein didapat bahwa Fhitung > Ftabel yakni 35,27 > 4,006 sehingga H0

ditolak dan H1 diterima, berarti penambahan ekstrak daun pandan terdapat pengaruh terhadap protein pada keju tradisional.

0 20 40 60 80 100

P0 P1 P2 P3

(13)

Pada gambar 2 ditunjukkan gambaran perbedaan asam total pada keju tradisional dengan penambahan ekstrak daun pandan. Data kadar asam total keju tradisional dengan penambahan ekstrak daun pandan dianalisis dengan uji analisis varians (anava) satu jalur yang ditunjukkan tabel 3 sehingga didapatkan hasil untuk asam total didapat bahwa Fhitung < Ftabel yakni 2,49 < 4,006 sehingga H0

diterima dan H1 ditolak berarti penambahan ekstrak daun pandan tidak terdapat

pengaruh terhadap asam total pada keju tradisional.

Setiap bahan makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda, untuk mengetahui berapa banyak kandungan gizi yang dimiliki oleh setiap bahan pangan perlu dilakukan suatu pengujian kandungan gizi pada bahan makanan adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Keju yang dibuat dari bahan baku susu penuh (whole milk) mengandung berbagai vitamin dan mineral (Susilorini dan Manik, 2006: 83).

Dari uraian tersebut menandakan bahwa kandungan gizi pada keju tradisional yang tanpa ditambah dengan ekstrak daun pandan dan keju tradisional yang ditambah dengan ekstrak daun pandan tidak begitu banyak mengalami perubahan kadar gizinya dan mempunyai nilai gizi yang tinggi, sehingga keju tersebut layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

Pada tabel 1 kadar protein keju kontrol lebih tinggi dibanding dengan keju yang ditambah dengan ekstrak daun pandan konsentrasi yang berbeda, semakin banyak ditambah dengan ekstrak daun pandan kadar proteinnya pun semakin berkurang. Hal ini karena protein pada keju mengalami perubahan sifat alamiah, sifat alamiah protein menurut Cahyadi (2010: 3) protein akan terakogulasi jika dipanaskan, protein jika ditambahkan asam akan menghasilkan asam laktat. Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Rachmawati (2011: 12) reaksi kimia dapat merusak protein sehingga mengakibatkan aktivitas biologinya hilang.

(14)

meningkat jika diberi perlakuan asam yang berlebih, hal ini terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan protein yang semula bemuatan netral atau nol menjadi bermuatan positif yang menyebabkan kelarutannya bertambah. Semakin jauh derajat keasaman larutan protein dari titik isoelektrisnya, maka kelarutannya akan semakin bertambah (Triyono, 2010: 4).

Dari hasil uji kuantitatif tersebut di atas kita dapat mengetahui seberapa besar kelayakan keju yang dimanfaatkan sebagai susu fermentasi dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan bambu dan penambahan ekstrak daun pandan, sehingga masyarakat yang pada mulanya tidak menyukai keju di karenakan bau amis tidak ragu untuk mengkonsumsi susu fermentasi yang dibuat dengan cara tradisional dengan penambahan ekstrak daun pandan hanya penambahan konsentrasi daun pandan tidak terlalu banyak. Sebagai contoh susu fermentasi yang di buat secara tradisional pada penenlitian ini adalah keju.

Penilaian organoleptik dan daya terima masyarakat di lakukan oleh 20 panelis, dengan kriteria panelis agak terlatih. Uji organoleptik banyak digunakan untuk menilai suatu komoditi makanan, khususnya untuk produk-produk kenikmatan. Pengujian ini banyak disenangi karena langsung menilai kesukaan sebagai konsumen pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Hasilnyapun segera dapat diketahui. Hasil penelitian menggunakan uji organoleptik ini cukup teliti dan bahkan untuk karakter-karakter tertentu kepekaannya dapat melebihi alat ukur yang sensitif (Misnawi dan Wahyudi, 1999: 32).

(15)

Rasa adalah tingkat kesukaan dari keju yang diamati dengan indera perasa dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu kurang enak, enak dan sangat enak. Dari tabel 1 menunjukkan rata-rata penilaian panelis terhadap sifat organoleptik keju tradisional adalah enak, hal ini berarti penambahan ekstrak daun pandan berpengaruh pada rasa keju, sehingga rasa keju ini tetap berasa keju pada umumnya, dan untuk daya terima masyarkat dari keempat perlakuan terhadap rasa yang di sukai panelis adalah perlakuan dengan penambahan ekstrak daun pandan.

Aroma yang dihasilkan keju dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu, kurang berbau, kurang berbau, berbau. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan aroma keju adalah berbau keju khas pandan, namun pada perlakuan P0 aroma pada keju berbau amis karena belum ditambahkan ekstrak daun pandan, berbeda dengan perlakuan P1, P2 dan P3 aroma daun pandan pada keju sangat berbau khas pandan. Semakin banyak konsentrasi ekstrak daun pandan yang ditambahkan pada keju maka semakin beraroma khas pandan pula keju tersebut, dan untuk daya terima masyarakat dari keempat perlakuan terhadap aroma yang di sukai panelis adalah perlakuan dengan penambahan ekstrak daun pandan.

Tekstur berupa kelembutan serat keju yang diamati dengan indera peraba dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu empuk, agak empuk dan empuk. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata tekstur keju tradisional adalah empuk, hal ini karena bahan dasar pembuatan keju adalah susu sapi yang mengandung lemak, sehingga tekstur keju tersebut empuk, dan untuk daya terima masyarakat dari keempat perlakuan terhadap tekstur, panelis memilih netral.

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

(16)

2. Dari uji organoleptik dan daya terima keju memiliki tekstur yang empuk, warna hijau, berbau khas kejudan rasa yang enak.

3. Semua perlakuan mempunyai pengaruh yang sama terhadap kadar protein dan asam total keju tradisional yang ditambah dengan ekstrak daun pandan.

Saran

Saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Menambah dokumentasi dalam bentuk video agar lebih jelas.

2. Menggunakan ekstrak daun pandan yang kurang dari 10 mℓ agar proteinnya tidak terlalu menurun.

3. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang uji kadar lemak dan kadar air pada keju.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1981) didalam Jauzan. 2011. Susu Kerbau. Tersedia:

http://jauzanoey.wordpress.com/category/scientific/kerbau/2011. diakses 12 desember 2011 jam 09.00 WIB. Hal: 1-2.

Fitrahajar. 2007. Khasiat Daun Pandan. Tersedia: http://fitrahajar.wordpress.com/2007/11/22/khasiat-daun-pandan/. Diakses 12 Desember 2011 Jam 09.00 WIB. Hal: 1-4.

Jauzan. 2011. Susu Kerbau. Tersedia:

http://jauzanoey.wordpress.com/category/scientific/kerbau/2011. diakses 12 desember 2011 jam 09.00 WIB. Hal: 1-2.

Misnawi dan Wahyudi. 1999. Materi Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi. Jember. Hal: 19-32.

Rachmawan, Obin. 2001. Modul Keahlian Tekhnologi Hasil Pertanian

Penanganan Susu Segar. Jakarta: Direktorat pendidikan menengah kejuruan.

hlm: 1-16.

Rachmawati, Heni. 2011. Strategi Pengembangan Formula Protein Rekombinan. Fakultas Farmasi Institut Tekhnologi Bandung. Tersedia:

(17)

masi%20(Dr.%20Heni%20R.)/Formulasi%20protein%20rekombinan%20[Co

mpatibility%20Mode].pdf. diakses 30 Mei 2012 jam 11.00 WIB. Hal: 12.

Sastroamidjojo, S. 2001. Obat asli Indonesia. Bina Rupa Aksara: Jakarta. Hal : 15-23.

Sukandar, Dede. Hermanto, Sandra. Al Mabrur, Imamah. 2008. Aktifitas Senyawa Antidiabetes Senyawa Etil Asetat Daun Pandan Wangi (Pandanus

Amaryllifolius). Fakultas Sains Program Studi Kimia Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Tersedia:

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/download/238/153.

diakses 30 Mei 2012. Jam 13.30 WIB. Hal: 270.

Gambar

Gambar 1. Histogram Protein Pada Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan
Gambar 2.  Histogram Asam Total Pada Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan

Referensi

Dokumen terkait

dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul ” Pemanfaatan Susu Kambing Etawa dan Kedelai dalam Pembuatan Dangke Keju Khas.. Indonesia dengan

Subyek penelitian adalah bahan dasar pembuatan dangke sebagai keju khas Indonesia yaitu susu kedelai dan susu kambing etawa, dan jeruk nipis3. Obyek

Dadih Susu Sapi Hasil Fermentasi Berbagai Starter Bakteri Probiotik yang Disimpan pada Suhu Rendah : Karakteristik Kimiawi.. Petunjuk Praktikum

Pembuatan Pupk Organik Cair Fermentasi Dari Rine Sapi (Ferunsa) dengan Vaiasi Penambahan Limbah Darah Sapi Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair.. Studi Penambahan

Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Bahan Tambahan Pembuatan Biskuit Ditinjau dari Kadar Protein Kasar, Sifat Organoleptik dan Daya Terima.. Pembuatan Tablet Kunyah Dadih

1. Untuk mengetahui kadar gula reduksi air leri hasil fermentasi dengan dosis ragi tempe yang berbeda.. Untuk mengetahui uji organoleptik sirup air leri hasil fermentasi

Perlakuan E2 sangat disukai oleh panelis karena memiliki rasa yang enak dan tidak didominan oleh rasa susu ataupun rasa jahe, pada perlakuan E3 dengan

Kadar asam lemak bebas minyak kelapa tradisional dengan penambahan ekstrak etanol daun pandan wangi pada beberapa konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 2.. Penambahan