• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI VO2 MAX DAN POWER ENDURANCE TERHADAP PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SINGLE JARAK 500 METER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI VO2 MAX DAN POWER ENDURANCE TERHADAP PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SINGLE JARAK 500 METER."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI VO2 MAX DAN POWER ENDURANCE TERHADAP

PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SINGLE JARAK 500 METER

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjan Pendidikan Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Oleh : Zaid Muksin

0906872

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "kontribusi VO2 Max dan

Power Endurance terhadap Prestasi Dayung Nomor Kayak Single Jarak 500 Meter" ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 17 Januari 2014

(3)
(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI VO2 MAX DAN POWER ENDURANCE TERHADAP

PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SINGLE JARAK 500 METER

Pembimbing: 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M. Pd 2. Nida’ul Hidayah, M. Si

Zaid Muksin*

Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter. Hal ini dituangkan kedalam sebuah masalah penelitian yaitu, apakah VO2 Max dan power endurance memiiki kontribusi yang cukup besar terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase besarnya kontribusi yang diberikan VO2 Max dan power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dalam metode ini penulis mengambil populasi dan sampel dari atlet dayung nomor kayak prima sea games 2013. Dalam pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik total sampeling samplnya adalah atlet dayung nomor kayak sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah : 1) balke tes untuk mengukur VO2 Max. 2) Tes power endurance , tujuannya untuk mengukur power endurance dalam satuan repetisi. Alat ukur yang digunakan adalah tes diruang beban, alat yang digunakan bench prss, bench pull, dan pull up. 3) Sedangkan alat untuk mengukur prestasi yaitu dengan tes mendayung 500 meter. Hasil pengolahan dan analisis data diperoleh korelasi VO2 Max dan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter adalah positif dan memberikan kontribusi sebesar 2,725%, korelasi power endurance dan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter adalah positif dan memberikan kontribusi sebesar 29,44%, dan VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter adalah positif dan memberikan kontribusi sebesar 38,99% terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter. Berdasakan uraian yang telah dikemukakan dari analisis data di atas mengenai korelasi VO2 Max dan power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat kontribusi VO2 Max dengan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 2,725%. 2) Terdapat kontribusi power endurance terthadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 29,44%. 3) Terdapat kontribusi VO2 Max dan power endurance dengan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 38,99%.

(5)

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF VO₂MAX AND POWER ENDURANCE IN

500-METER SINGLE KAYAKING PERFORMANCE performance. The purpose of this study is to uncover the percentage of VO₂Max and power endurance contribution to in 500-meter single kayaking performance. Descriptive method is used as the research methodology in reaching the purpose of bench pull, and pull up. 3) The achievement is measured by 500m rowing test. From the collected data are revealed that the correlation of VO₂Max and rowing achievement in 500-meter single kayaking performance is positive with 2, 725%. While the correlation between the power endurance and in 500-meter single kayaking performance is positive with 29,44%. Together, the combination of VO₂ and power endurance contribution give contribution in 500-meter single kayaking performance positive with 38, 99% percentage. From the study, the writer concludes 3 points: 1) VO₂ contributes 2, 725% in 500-meter single kayaking performance 2) Power endurance contributes 29. 44% in 500-meter single kayaking performance 3) Both VO₂ and power endurance together contribute 38, 99% positive in 500-meter single kayaking performance.

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Devinisi Oprasional ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 7

A. Hakekat Olahraga Dayung ... 7

B. Analisis Teknik Mendayung Kayak ... 9

a. Phase Entry ... 10

b. Phase Pull ... 12

c. Phase Exit ... 13

d. Phase Recovery ... 15

C. Kondisi Fisik ... 16

D. Kontribusi VO2 Max terhadap Prestasi Dayung Nomor Kayak ... 19

E. Kontribusi Power Endurance terhadap Prestasi Dayung Nomor Kayak ... 20

F. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sample ... 28

(7)

2. Sample ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 29

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 45

A. Orientasi Kancah Penelitian ... 45

1. Observasi Tempat Penelitian... 45

2. Persiapan Penelitian ... 45

3. Pelaksanaan Penelitian ... 45

B. Hasil Pengolahan Data dan analisis ... 46

C. Uji Prasyarat Analisis ... 47

D. Diskusi Penemuan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga dayung yang dikenal dan berkembang di Indonesia, sebenarnya merupakan gabungan dari tiga cabang olahraga, yaitu canoeing, rowing, dan traditional boat race. Di dalam tatanan regional dan internasional, ketiga cabang

olahraga tersebut mempunyai induk organisasi internasional tersendiri, yaitu Federation International Socities de Aviron (FISA) untuk rowing, International

Canoe Federation (ICF) untuk canoeing, dan International Dragon Boat

Federation (IDBF) untuk tradisional boat race. Di Indonesia ketiga cabang

olahraga tersebut bernaung di bawah satu induk organisasi yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI).

Dayung Canoeing sendiri merupakan gabungan dari beberapa jenis nomor pertandingan, yaitu: Flatwater Racing, Canoe Polo, Dragonboat Racing, Slalom and Wildwater Racing, Canoe Sailing, and Marathon Racing. Sedangkan Rowing

terdiri dari Sculling dan Sweep Rowing. Perbedaan yang khas dari berbagai jenis dari cabang olahraga tersebut adalah menyangkut karakteristik perahu dan cara bagaimana seseorang tersebut melakukan gerakan mendayung.

Pada scull dan sweep rowing posisi pedayung duduk pada tempat duduk yang dapat bergerak maju mundur, menghadap pada buritan perahu. Pada nomor canoe posisi pedayung berlutut diatas perahu menghadap kedepan, mendayung hanya pada posisi satu sisi saja, kiri atau kanan. Pada nomor canoe polo mempunyai ciri khas dimana posisi pedayung duduk dalam perahu, menghadap kedepan, mendayung dengan menggunakan pengayuh yang memiliki dua daun dayung, namun selain mendayung, atlet juga harus bisa memainkan bola. Pada nomor slalom kayak arus deras posisi pedayung sama seperti pedayung nomor canoe polo, hanya bedanya harus melewati gate (gawang) yang disediakan dan

(9)

air tenang. Dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai jenis canoeing kayak.

Gerakan mendayung kayak secara terinci dibagi dalam empat phase antara lima posisi dayung. Setiap posisi diuraikan, terutama orientasi dayung yang diperlukan untuk mendapatkan teknik yang benar. Posisi dayung sama dengan posisi pada canoe yaitu : entry, Vertical, exit dan recovery.

Dalam melakukan teknik dayung kayak tentu saja harus didukung dengan kondisi fisik yang baik. Karena dengan kondisi fisik yang baik, maka penampilan suatu teknik akan menjadi lebih sempurna dan lebih konsisten dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:153), sebagai berikut :

Apabila kondisi fisik itu baik maka :

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik.

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

5. Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan.

(10)

dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet mencapai prestasi yang baik”.

Sedangkan Rohmat (2002 : 17) menjelaskan bahwa, beberapa aspek fisik yang menjadi keharusan pada cabang olahraga dayung diantaranya adalah: “daya tahan, kecepatan, dan daya tahan kecepatan, kekuatan maksimal, daya tahan otot, koordinasi, fleksibilitas, dan power”.

Beberapa aspek-aspek di atas seperti kekuatan maksimal, kecepatan, dan daya tahan atau disebut power endurance, menurut Szanto (2004 : 18) sangat penting. Therefore, to be successful in canoeing, the following factors are essential :

efficient technique (technique), endurance (aerobic; anaerobic,speed-endurance), power (maximum – explosive endurance power), speed (maximum speed and speed endurance), will power (winner psychology).

kemampuan fisik untuk pedayung kayak (canoing) ada beberapa faktor yang penting yaitu teknik, daya tahan, power, kecepatan, dan kemauan untuk menang. Otot-otot yang kuat, cepat dan dapat dipertahankan selama mungkin atau power endurance sangat penting sebagai penyokong penampilannya. Peran power

endurance sangat berarti pada saat melakukan tarikan yang dilakukan secara terus

(11)

Mengamati dari beberapa pendapat di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kontribusi VO2 Max dan power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan dan untuk mempermudah proses penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi VO2 Max terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter?

2. Seberapa besar kontribusi power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter?

3. Seberapa besar kontribusi VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah penulis kemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi VO2 Max terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

D. Definisi Oprasional

(12)

1. Kontribusi menurut wikipedia adalah suntingan yang dilakukan oleh seorang pengguna. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Kontribusi_pengguna)

2. Alat pengukuran. Nurhasan (2007 : 03) menjelaskan bahwa, dengan alat pengukuran kita akan mendapatkan hasil pengukuran.

3. VO2 Max. Rohmat (2013) mengungkapkan bahwa “VO2 Max adalah jumlah oksigen diukur dalam mililiter yang dipakai (pada kerja maksimal) dalam 1 menit oleh 1 kg berat badan atlet”.

4. Power endurance. Nolte Volker (2005:98) “Power endurance is the ability to continue to work at a high power output and depends not only on strength but also on anaerobic fitness and aerobic base”. Yang maksudnya power endurance Adalah kemampuan untuk melanjutkan pekerjaan pada kekuatan

luar tertinggi dan tidak hanya tergantung pada kekuatan saja tapi juga pada anerobic fitness dan aerobic base.

5. Korelasi. Lutan, Rusli dkk (2007 : 186), yaitu berusaha menyelidiki hubungan yang mungkin antara variabel-variabel tanpa mencoba untuk mempengaruhi variabel tersebut.

6. Metode deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001 : 64) sebagai berikut “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

7. Tes dan pengukuran. Nurhasan (2001 : 1), “tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur,

sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.

(13)

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, yang penulis harapkan dari hasil penelitiaan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi keilmuan olahraga dayung.

2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang berarti bagi :

2.1. Para atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor canoeing dalam meningkatkan prestasi atlet.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektivitasnya, efisienya dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dengan hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Dalam hal ini Arikunto (2010:160) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Dalam suatu penelitian, untuk dapat mencari jawaban terhadap masalah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian suatu masalah, seperti: metode historis, deskriptif dan eksperimen.

(15)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan kepada masalah-masalan aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Hal serupa yang dikemukakan oleh Hasan (2002:22) bahwa, “Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk pengumpulan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, yaitu gejala yang apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat digambarkan sifat dari metode deskriptif selain untuk mengumpulkan informasi atau data, metode deskriptif juga memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual. Kemudian, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menetapkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lain, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional.

Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad (1985:139) mengatakan: “… tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan pengolahan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu”. Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad (1985:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kembali dianalisis.

(16)

r x1.x2.y r x1.y

r x2.y

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini dimaksukan agar proses penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sudjana dan Ibrahim (2001: 196) menjelaskan, “Rencana penelitian atau usulan penelitian atau research proposal adalah rancangan yang menggambarkan atau menjelaskan apa yang hendak diteliti dan sebagaimana penelitian dilaksanakan”. Pada penelitian ini langkah langkah yang disusun adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian b. Uji coba alat ukur

c. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes d. Mengolah data

e. Menganalisis data f. Menetapkan kesimpulan

Sedangkan desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas : Power lengan dan Rentangan (X1, X2)

2. Variabel terikat : Prestasi dayung kayak single jarak 500 meter (Y) Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini:

Gambar 3.6 Desain Penelitian

X1

X

2

(17)

Keterangan :

X : VO2 Max

Y : Power Endurance

Z : Hasil Prestasi Dayung Kayak Jarak 500 Meter r x1.y : Koefisien Korelasi X1 dan Y

r x2.y : Koefisien Korelasi X2 dan Y r x1.x2.y : Koefisien Korelasi X1.X2 dan Y

Berdasarkan desain penelitian tersebut di atas, maka penulis dapat membuat langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data sebagai berikut:

Gambar 3.7

Langkah-langkah Penelitian

Tes Prestasi Dayung Kayak Jarak 500 Meter

Pengolahan Dan Analisis Data

Kesimpulan Tes Power Endurance

DATA Tes VO2 Max

POPULASI

(18)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian olahraga, populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang

yang mempunyai karakteristik tertentu. Dalam beberapa hal, populasi dapat diartikan

sebagai sekelompok kelas-kelas, sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas, dan sebagainya.

Sedangkan populasi menurut Lutan (2007:82) adalah “Sekelompok subjek yang

diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin mengeneralisasikan

temuan penelitiannya”. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh

atlet dayung kayak prima sea games 2013, dengan jumlah atlet sebanyak 20 orang.

Dengan digunakannya populasi atlet dayung kayak prima sea games 2013 ini,

diharapkan menjadi bahan bahan acuan kondisi fisik atlet-atlet daerah untuk menjadi

atlet nasional.

2. Sampel

Sampel menurut Lutan (2007:80) adalah “Kelompok yang digunakan dalam

penelitian dimana data/informasi itu diperoleh”. Adapun sampel itu sendiri

merupakan bagian dari populasi penelitian yang diambil. Teknik pengambilan sampel

sendiri menurut Arikunto (1993 : 107) dalam Widiansyah (2012 : 41) adalah

“Apabila subyek kurang dari 100 maka ambil semua untuk jadi sampel...” selain itu,

ketika jumlah populasi semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian maka penelitian

tersebut disebut total sampling atau sampling jenuh. Seperti yang diungkapkan oleh

Sugiyono (2009 : 68) dalam Widiansyah (2012 : 41) sampling jenuh adalah “teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel”.

Berdasarkan pembahasan di atas, berhubung jumlah populasi dalam penelitian ini

kurang dari 100 orang maka penulis mengambil semua jumlah populasi yang ada

sebanyak 20 orang, maka keseluruhan populasi tersebut oleh penulis akan dijadikan

sampel, sehingga penelitian ini menggunakan metode total sampling atau sampel

(19)

D. Instrumen Penelitian

Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan diselenggarakan penulis, maka instrumen penelitian yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan dan atau pengukurannya. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:150) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat ukur yang penulis gunakan terdiri dari 3 (tiga) item tes yaitu:

1. Tes kemampuan VO2 Max menggunakan tes balke 1) tes balke

a. Tujuan

Tes lari selama 15 menit, yang dirancang oleh Bruno Balke, merupakan salah satu uji lapangan yang dirancang untuk mengukur kebugaran aerobik. Tes ini memiliki rumus untuk memprediksi VO2 Max dari jarak lari yang ditempuh dalam 15 menit. b. Alat/fasilitas

 Lintasan lari  Nomor punggung  Bendera penanda jarak  Stopwatch

c. Pelaksanaan

 peserta tes memakai nomor punggung yang nantinya akan digunakan sebagai penanda jarak.

 Peserta tes berdiri di garis start dan bersiapuntuk berlari secepat-cepatnya selama 15 menit.

(20)

 Dalam waktu 15 menit, petugas memberi aba-aba berhenti, dimana bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan dan peserta melepas nomor punggung yang dipakai sebagai penanda jarak yang telah ditempuhnya.

 Petugas mengukur jarak yang telah ditempuh peserta tes yang yelah ditempuh selama 15 menit.

d. Skor

Untuk menghitung besarnya VO2 Max peserta tes, jarak yang di tempuh oleh peserta tes dimasukan kedalam rumus sebagai berikut :

VO2 Max= [{

x 1,33} x 0,17] + 33,3

Keterangan: X= jarak yang telah ditempuh dalam satuan meter

e. Validitas dan Reabilitas  Validitas

Test validity refers to the degree to which the test actually measures what it claims to measure and the extent to which inferences, conclusions, and decisions made on the basis of test scores are appropriate and meaningful. This test provides a means to monitor the effect of training on the athlete's physical development. There are published VO2 max tables and the correlation to actual VO2 max is high. For an assessment of your VO2 max see the VO2 max normative data tables.

(21)

diterbitkan tabel VO2max (lampiran A) dan korelasi VO2 Max tinggi karna validitas VO2 Max nya tinggi maka tes balke dapat dingunakan sebagai tes VO2 Max.

 Reabilitas

Test reliability refers to the degree to which a test is consistent and stable in measuring what it is intended to measure. Reliability will depend upon how strict the test is conducted and the individual's level of motivation to perform the test. The following link provides a variety of factors that may influence the results and therefore the test reliability. Sumber http://www.brianmac.co.uk/balketread.htm

(22)

f. Tabel Normatif

Sport Age Male Female

Baseball 18-32 48-56 52-57

Basketball 18-30 40-60 43-60

Cycling 18-26 62-74 47-57

Canoeing 22-28 55-67 48-52

Football (USA) 20-36 42-60 Gymnastics 18-22 52-58 35-50 Ice Hockey 10-30 50-63 Orienteering 20-60 47-53 46-60

Rowing 20-35 60-72 58-65

Skiing alpine 18-30 57-68 50-55 Skiing nordic 20-28 65-94 60-75

Soccer 22-28 54-64 50-60

Speed skating 18-24 56-73 44-55

Swimming 10-25 50-70 40-60

Track & Field - Discus 22-30 42-55 Track & Field - Running 18-39 60-85 50-75 Track & Field - Running 40-75 40-60 35-60 Track & Field - Shot 22-30 40-46

Volleyball 18-22 40-56

Weight Lifting 20-30 38-52

Wrestling 20-30 52-65

Tabel 3.2

Data Detai Normatif VO2 Max

(23)

Age Poor Fair Good Excellent Superior 20 - 29 <42 42 – 45 46 - 50 51 - 55 >55 30 - 39 <41 41 – 43 44 - 47 48 - 53 >53 40 - 49 <38 38 - 41 42 - 45 46 - 52 >52 50 - 59 <35 35 - 37 38 - 42 43 - 49 >49 60 - 69 <31 31 - 34 35 - 38 39 - 45 >45 70 - 79 <28 28 - 30 31 - 35 36 - 41 >41

Tabel 3.3

Normative data (Heywood 2006)

(Sumber : http://www.brianmac.co.uk/balketread.htm)

2. Tes power endurance menggunakan tes bench press, bench pull, dan pull up. 2) Bench Press

a. Tujuan :

Tes bench press melibatkan kekuatan dari tiga otot utama yang menggerakannya ketiga otot-otot yang menggerakannya yaitu (pektoralis, trisep, deltoid). Tes ini bertujuan untuk mengetahui power endurance yang belibat kan gerakannya.

b. Alat/fasilitas :  Bangku swedia  Dumbbell

Pegangan/batang besi penyangga beban Besi penyangga beban

c. Pelaksanaan.

(24)

Dimana ketika batang beban berada di atas dada, tangan membentuk sudut siku-siku atau sudut 900. Lepaskan beban dari penyangga, simpan beban tepat diatas dada, lalu dorong ka atas sampai tangan lurus. Kemuduan turunkan beban hingga kembali ke posisi diatas dada.

Gambar 3.8 Bench Press

(sumber : http://www.building-muscle101.com/increase-my-bench-press.html)

d. Skor

Tes power endurance : berat beban yang diangkat ditentukan seberat 55 kg. Subjek melakukan gerakan sebanyak-banyaknya selama dua menit.

 Tes power endurance : berat beban yang diangkat ditentukan 50 kg. Subjek melakukan gerakan sebanyak-banyaknya selama dua menit.

 Tes dinyatakan berhasil apabila gerakan dinyatakan sempurna.

(25)

3) Bench pull a. Tujuan

Merupakan latihan yang memperkuat lengan bisep.tes ini bertujuan untuk mengetaui power endurance yang melibatkan gerakannya.

b. Alat/fasilitas  Bangku Swedia  Dumbbell

 Pegangan/batang besi untuk beban c. Pelaksanaan

Atur tnggi bangku sehingga subjek dapat memegang bar dengan nyaman sementara badannya dalam posisi menggantung. Subjek menghadap kebawah, posisi telungkup terhadap bangku. Subjek mengambil pegangan bar selebar bahu kemudian menarik beban sampai peganganbar membuat kontak dengan bagian bawah bangku. Subjek hanya harus menggerakan lengan dan bahu dalam mengangkat beban. Sisa tubuh (kepala,badan, dan kaki) harus tetap diam di seluruh gerakan. Setelah bar membuat kontak dengan bangku, turunkan beban secara perlahan hingga kembali ke posisi awal menggantung tanpa menyentuh tanah.

Gambar 3.9 Bench Pull

(26)

d. Skor

Tes power endurance : berat beban yang diangkat ditentukan 50 kg. Subjek melakukan gerakan sebanyak-banyaknya selama dua menit.

 Tes dinyatakan berhasil apabila gerakan dinyatakan sempurna.

 Tes dinyatakan gagal apabila gerakan tidak sempurna misalnya ketika akan menarik beban, tangan tidak sampai lurus ke bawah. Ketika beban ditarik, beban tidak membuat kontak dengan bangku. Tarikan beban tidak sempurna tidak dihitung.

4) Pull up a. Tujuan

Pull up merupakan salah satu latihan otot (lattisimus dorsi bisep dan lengan) terbaik yang dilakukan dengan cara bergantung pda sebuah palang/bar besi dan menarik tubuh sampai dagu sejajar dengan bar atau sedikit diatas bar tersebut. Posisi kaki bisa lurus atau ditekuk.

b. Alat/fasilitas  Palangbesi

Gambar 3.10 Pull Up

(27)

c. Pelaksanaan

Posisi badan bergantung pada palang. Siap awalan tangan, badan dan kaki lurus. Badan diangkat ke atas dengan cara menekuk kedua tangan. Lalu kedua tangan diluruskan lagi dan badan diturunkan.

d. Skor

Tes power endurance : skor dihitung berdasarkan berapa kali subjek melakukan gerakan pull up secara sempurna.

 Tes dinyatakan berhasil apabila gerakan dinyatakan sempurna.

 Tes dinyatakan gagal apabila geragakan tidak sempurna misalnya ketika akan mengangkat tubuh, dagu tidak melewati palang/bar. Ketika menurunkan tubuh tangan tidak sampai lurus. Angkatan tubuh tidak sempurna tidak dihitung.

e. Keterangan

Ketiga item tes tersebut menurut Rohmat merupakan tes power endurance sebagai bahan evaluasi untuk atlet platnas dayung kayak, untuk mengikuti kejuaraan sea games 2013.

3. Tes prestasi dayung nomor kayak jarak 500 meter 5) Tes mendayung jarak 500 meter

a. Tujuan

Bertujuan untuk mengetahui prestasi mendayung atlet. Tes ini meliputi gabungan dari seluruh aspek seperti fisik, teknik, dan taktik yang diperlukan dalam olahraga dayung kayak.

b. Alat/fasilitas  Stopwatch

(28)

 Lintasan c. Pelaksanaan

 Pada aba-aba “siap” subjek berada dalam perahu kayak dan menempati lintasan masing-masing di belakang garis start.

 Pada aba-aba “Ya” subjek mendayung kayak dengan kecepatan maksimal dari mulai start sampai finish.

 Bersamaan dengan aba-aba “Ya” peserta tes mulai mendayund dan petugas meng-Onkan stopwatch.

d. Data yang diambil dari subjek sebagai data penelitian adalah waktu tercepat yang diperoleh oleo subjek. Waktu dicatat dalam satuan detik.

 Tes dinyatakan berhasil apabila peserta dapat menyelesaikan tes dayung dari mulai stert sampai finish.

 Tes dinyatakan gagal apabila peserta tidak melakukan tes dayung sesuai jarak yang telah ditentukan.

E. Prosedur Pengolahan Dan Analisis Data

Setelah data diperoleh dari tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya dengan menggunakan rumus-rumus statistika. Rumus-rumus statistika yang digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan (2008) dan buku ”Metode Statistika”. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di halaman berikutnya:

1. Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel.

Menurut Nurhasan (2008: 23) “rata-rata adalah suatu nilai yang mencerminkan keadaan suatu kelompok secara keseluruhan”.

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:

(29)

Arti unsur-unsur tersebut:

̅ : Nilai rata-rata yang dicari

: Jumlah nilai yang didapat oleh seluruh sampel

N : Banyaknya sampel

2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel.

Menurut Nurhasan (2008: 39) “simpangan baku adalah rentang penyebaran skor -skor dan besarnya penyimpangan suatu -skor dari nilai rata-rata yang distandarnisir”.

Rumus yang digunakan adalah:

̅

Arti unsur-unsur tersebut: S : Simpangan baku : Nilai yang didapat ̅ : Nilai rata-rata n : Banyaknya sampel

3. Menghitung T-skor

Menurut Nurhasan (2008: 50) “T-skor adalah menyetarakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuan ukurannya atau berbeda bobot skornya, menjadi skor baku atau standar”. T-skor berfungsi untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya, membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.

Rumus yang digunakan adalah:

(30)

T-skor= 50 + 10 ̅ ( untuk Waktu )

Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa ̅ = nilai rata-rata

S = Simpangan baku

4. Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors

Uji ini dinamakan uji normalitas distribusi dengan pendekatan non-parametrik. Hal ini dilakukan andaikata kelompok sampel yang digunakan dalam sebuah penelitian itu di asumsikan sebagai kelompok „kecil‟. Dalam uji ini tidak diperlukan parameter-parameter tertentu, oleh karena itu dikenal dengan pendekatan uji normalitas distribusi non-parametrik.

Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2008: 118) adalah sebagai berikut:

a) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu:

̅

(31)

d) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyknya sampel.

e) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukan nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: Tolak hipotesis nol, jika Lo yang diperoleh dan data pengamatan melebihi L (Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal). Dalam hal lainnya hipotesis diterima (Ho jika Lo ≤ Lα = Normal)

5. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus :

Keterangan :

t : nilai t hitung yang dicari r : Koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Kriteria : -t (1- ½α ) < < t(1- ½α )

Sebelumnya kita harus mengetahui nilai terlebih dahulu dengan menggunakan rumus:

(32)

= Korelasi antara variabel (x) dan variabel (y)

Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (x) Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (y)

6. Menghitung korelasi ganda. Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan multi variabel dalam penelitian ini. Rumusnya adalah :

Keterangan :

Ry.x1x2 : Koefisien korelasi ganda yang dicari

Ryx1 : Koefisien korelasi antara Y dan X1 yang dikuadratkan Ryx2 :Koefisien korelasi antara Y dan X2 yang dikuadratkan rx1x2 : koefisien korelasi antara X1 dan X2

7. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi dayung kayak single jarak 500 meter. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas

R = Korelasi ganda antara dan n = Jumlah sampel

(33)

8. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :

Keterangan :

D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi

F. Hipotesis Statistika

Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. X.Z =

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat kontribusi VO2 Max terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter

Hi : ρ > 0 = Terdapat kontribusi VO2 Max terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

2. Y.Z =

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat kontribusi power endurance terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

Hi : ρ > 0 = Terdapat hubungan kontribusi power endurance dengan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

3. XY.Z =

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat kontribusi VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter. Hi : ρ > 0 = Terdapat kontribusi VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama terhadap prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter.

(34)
(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai kontribusi VO2 Max dan power endurance terhadap prestasi atlet dayung nomor kayak single jarak 500 meter, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi VO2 Max terhadap prestasi atlet dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 2,725%.

2. Terdapat kontribusi power endurance terhadap prestasi atlet dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 29,44%.

3. Terdapat kontribusi VO2 Max dan power endurance secara bersama-sama dengan prestasi dayung nomor kayak single jarak 500 meter sebesar 38,99%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat merumuskan saran-saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

Bagi para atlet, diharapkan untuk selalu menjaga kondisi fisiknya diluar program latihan, tentunya latihan kondisi fisik dasar terlebih dahulu untuk menjadikan pondasi yang kokoh untuk mampu melanjutkan ke latihan kondisi fisik spesial, seperti power, power endurance. Karena tanpa adanya pondasi yang kokoh tidak akan tercapainya suatu prestasi maksimal.

Faktor keadaan fisik melalui aspek daya tahan yang meliputi sepetri aspek kekuatan yang meliputi power endurance ternyata telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap prestasi dayung nomor kayak jarak 500 meter. Tanpa mengabaikan aspek yang lain ternyata aspek tersebut perlu dipertimbangkan oleh pelatih yang akan merekrut atlet dayung terutama pada cabang kayak.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization: Theory And Methodology of Teaining. Human kinetics Publisher, INC, Champaign, Illinois.

Bompa, Tudor, O. (1994). Theory And Methodology Of Training. Debuque, Iowa; Kendall/Hunt Publishing Company.

Giriwijoyo, Santosa (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : PT Pemaja Rosdakarya

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Olahraga Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono, (2001). Perencanaan Program Latihan. Bandung; Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metodolog Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia

Lutan, R. et al. (2007). Modul Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mackenzie, Brian. (2005). 101 performance evaluation tests. Electric Word Plc. London

Matjan, Bastinus N. (2010). Modul Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung

Nolte, Volker. (2005). Rowing faster, Training, Rigging, Technique, Racing. Human kinetics Publisher, INC, Champaign, Illinois.

Nurhasan,(2008). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga, Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

(37)

Sidik, D. Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik Dasar dan Lanjutan. Bandung: UPI.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Szanto, Scaba (2004). Racing Canoeing 2. ICF (International Canoeing Federation).

Toro, Andreas. “Andy”. (1986). Canoeing An Olympic Sport. San Francisco. USA.

UPI (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Widiansyah, Novan. (2012). Kontribusi Aerobic Capacity dan Muscle Endurance terhadap Prestasi Mendayung Mesin Rowing 2000 Meter. FPOK. UPI

http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Kontribusi_pengguna

http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html

http://www.bodyresults.com/e2paddlingexercises.asp

http://www.brianmac.co.uk/balketread.htm

http://www.building-muscle101.com/increase-my-bench-press.html

Gambar

Gambar 3.6 Desain Penelitian
Gambar 3.7 Langkah-langkah Penelitian
tabel data normatif. sedangkan Mackenzie (2005 : 8) mengatakan bahwa “there are
Data Detai Normatif VOTabel 3.2 2 Max
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil analisis data yang ada menunjukkan bahwa remaja laki-laki sudah meyakini bahwa Allah itu benar-benar ada dan Al- Qur’an itu benar adanya walaupun belum

Tahap penyuntingan teks menggunakan metode standar (naskah tunggal) karena hanya ada 1 teks naskah SPW yang berhasil ditemukan. Penulis menyajikan suntingan teks dengan

Lalu informasi dari pihak lain tentang isu, apapun kekurangan dan ketidak jelasan pribadi/gerakan saya ini, bagi tentang isu, apapun kekurangan dan ketidak jelasan pribadi/gerakan

Langkah untuk pembuktian pernyatan dari kiri ke kanan yaitu partisi lima buah segitiga yang terbentuk dari langkah-4, selanjutnya berdasarkan teorema Ceva pada

dilakukan dengan metode presentasi, yang terdiri dari pendahuluan, maksud dan tujuan, serta uraian materi kewirausahaan. Pada saat penyuluhan dilakukan, tampak antusias

Pada Gambar 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa proses retrieve data contact dari contact database pada telepon selular Nokia C6-00 dan Nokia 5730 berhasil dilakukan.. Sedangkan

Menanggulangi penyakit viral pada ternak unggas pedaging dengan tepat. 1