• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM DALAM MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI MINYAK BUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM DALAM MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI MINYAK BUMI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM

DALAM MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI MINYAK BUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

Yulyani Nur Azizah

0900721

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM

DALAM MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI MINYAK BUMI

Oleh:

Yulyani Nur Azizah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yulyani Nur Azizah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM

DALAM MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI MINYAK BUMI

Oleh:

Yulyani Nur Azizah

0900721

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. H. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Pembimbing II

Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. NIP. 197102041997021002

Mengetahui

(4)

Abstrak: Penelitian berjudul “Pengembangan dan Analisis Soal Open-Ended

Problem dalam Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Minyak Bumi” ini bertujuan untuk membuat soal yang dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi minyak bumi dengan kualitas butir soal baik. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development. Berdasarkan hasil validasi isi oleh lima orang dosen ahli, terdapat 4 dari 9 butir soal yang tidak valid, namun hasil konsultasi dengan dosen pembimbing memutuskan untuk tidak membuang butir soal tersebut melainkan merevisinya sehingga soal tersebut bisa mengukur keterampilan berpikir kreatif lebih baik. Penilaian validitas secara empiris dilakukan melalui tiga kali uji coba pada sejumlah siswa masing-masing 39, 20, dan 37 orang dan diolah menggunakan software Anates V4 dengan nilai validitas 0,87, 0,83 dan 0,77. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil reliabilitas uji coba I, II dan III berturut-turut adalah 0,93, 0,91 dan 0,87. Nilai reliabilitas pada ketiga uji coba tergolong sangat tinggi walaupun soal tes diujikan pada waktu dan siswa yang berbeda, artinya soal tersebut sudah baik dalam hal keajegan pengukuran. Soal open-ended problem

materi minyak bumi dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa dengan hasil pengukuran sebagai berikut; keterampilan berpikir fluency 57,31%, keterampilan berpikir flexibility 49,16%, keterampilan berpikir elaboration 43,54%, keterampilan berpikir originality 56,68%, dan keterampilan berpikir evaluation 60,33%.

(5)

Abstract: The research which is titled “Development and Analyze Of Open-Ended

Problemto Measure Students’ Creative Thinking Skills in Petroleum Topic” aims to

create questions that can measure students' creative thinking skills in petroleum with good quality items. This study uses Research and Development method. Based on content validation by five expert lecturers, there are 4 of 9 items that are not valid, but according to the supervisor that those items not to dispose but should be revised so that the matter can measure creative thinking skills better. Assessment of empirically validation through three trials on a number of students in each 39, 20, 37 and processed using Anates V4, with the validity values are 0,87, 0,83 and 0,77. Based on the obtained results of data processing reliability on trials I, II and III, respectively, 0,93, 0,91 and 0,87. Reliability value in the third test as very high despite tested at the different time and students of test, it means the test have good stabilization of measurement. Open-ended problems about petroleum can measure students' creative thinking skills with the following results; 57,13% of fluency thinking skills, 49,16% of flexibility thingking skills, 43,54% of elaboration thinking skills, 56,68% of originality thinking skills and 60,33% of evaluation thinking skills.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengembangan Tes ... 9

B. Open-Ended Problem ... 12

C. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 17

D. Hubungan Open-Ended Problem dengan Berpikir Kreatif ... 22

E. Deskripsi Materi Minyak Bumi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 32

C. Instrumen Penelitian ... 33

D. Alur Penelitian ... 34

E. Analisis Data ... 37

(7)

B. Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi ... 55

C. Hasil Pengukuran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa oleh Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN ... 84

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengembangan Tes ………. 11

Gambar 2.2 Proses Transportasi Minyak dan Gas dari Batuan Sumber menuju Reservoir ……….. 24

Gambar 2.3 Kilang minyak ……….. 27

Gambar 2.4 Skema Penyulingan Minyak ………. 27

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ……….. 35

Gambar 4.1 Perbandingan Validitas Soal Open-Ended Problem pada Uji Coba I, II dan III ………. 57

Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Daya Pembeda pada Uji Coba I, II dan III ………... 60

Gambar 4.3 Perbandingan Tingkat Kesukaran pada Uji Coba I, II dan III ……….. 62

Gambar 4.4 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1a ……… 65

Gambar 4.5 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1b ……….. 65

Gambar 4.6 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1c ……….. 66

Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2a ……….. 67

Gambar 4.8 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2b ……… 67

Gambar 4.9 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 3 ………. 68

Gambar 4.10 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 4 ………. 68

Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 5 ……… 69

Gambar 4.12 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 6 ……….. 69

Gambar 4.13 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 7a ……….. 70

Gambar 4.14 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 7b ……….. 71

Gambar 4.15 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 7c ……… 71

Gambar 4.16 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 8 ……… 72

Gambar 4.17 Jawaban Siswa pada Soal Nomor 9 ………. 73

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa ………….. 19

Tabel 2.2 Fraksi Distilasi Minyak Bumi ……… 26

Tabel 2.3 Pemisahan Residu Minyak Bumi ………... 26

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ……….. 39

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ………... 41

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda ………. 41

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Tingkat Kesulitan Butir (P) ………... 42

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Minyak Bumi dalam Standar Isi ……… 43

Tabel 4.2 Hasil Validasi Isi Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi ………... 47

Tabel 4.3 Hasil Analisis Butir Soal pada Uji Coba I ……… 49

Tabel 4.4 Tabel Revisi Butir Soal 3, 6 dan 9 ………. 51

Tabel 4.5 Hasil Analisis Butir Soal pada Uji Coba II ……… 53

Tabel 4.6 Hasil Analisis Butir Soal pada Uji Coba III ………... 54

Tabel 4.7 Hasil Validasi Empiris Butir Soal Tes Open-Ended Problem Pada Uji Coba I, II dan III ………... 56

Tabel 4.8 Nilai Reliabilitas Butir Soal Tes Open-Ended Problem Pada Uji Coba I, II dan III ………. 58

Tabel 4.9 Daya Pembeda Butir Soal Tes Open-Ended Problem pada Uji Coba I, II dan III ………...……….. 59

Tabel 4.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Open-Ended Problem padaUji Coba I, II dan III ………...…………. 61

Tabel 4.11 Tabel Hasil Pengukuran Keterampilan Berpikir Kreatif pada Uji Coba I, II dan III ……….. 63

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PRODUK SOAL …..………... 84

A.1 Kisi-Kisi Soal Open-Ended ProblemMateri Minyak Bumi …….. 85

A.2 Indikator Pembelajaran, Butir Soal Tes Open-Ended Problem, Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif dan Subindikator Keterampilan Berpikir Kreatif Sebelum Validasi ……….. 91

A.3 Lembar Validasi Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi ………... 96

A.4 Hasil Validasi dan Saran Perbaikan Kesesuaian Butir Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi terhadap Indikator Pembelajaran dan Subindikator Keterampilan Berpikir Kreatif … 110 A.5 Indikator Pembelajaran, Butir Soal Tes Open-Ended Problem, Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif, dan Subindikator Keterampilan Berpikir Kreatif setelah Validasi ……… 117

A.6 Soal Uji Coba I ……….. 126

A.7 Soal Uji Coba II dan III ………. 130

A.8 Soal Tes Open-Ended Problem Materi Minyak Bumi Setelah Revisi II ………. 134

A.9 Jawaban Ideal dan Rubrik Penilaian ……….. 143

LAMPIRAN B PENGOLAHAN DATA ………... 160

B.1 Hasil Perolehan Uji Coba I, II dan III ……… 161

B.2 Hasil Olahan Anatest V4 Uji Coba I,II dan III ……….. 166

B.3 Validitas Butir Soal Uji Coba I, II dan III ………. 189

B.4 Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba I, II dan III ………. 190

B.5 Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba I, II dan III ……… 191

LAMPIRAN C DOKUMENTASI ………. 192

C.1 Surat Ijin Penelitian …….……….. 193

C.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……….… 194

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya ...”. Salah satu potensi yang menjadi sasaran pengembangan proses pendidikan melalui penciptaan suasana dan proses pembelajaran adalah berpikir siswa. Berpikir ialah proses menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, memecahkan masalah, membuat pertimbangan, mengeksplorasi gagasan, memberikan berbagai kemungkinan dan mencari jawaban-jawaban yang lebih benar (Mustaji, 2013).

Unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya. Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir, namun tidak semua efektif bagi proses pemecahan masalah. Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan karena dengan cara tersebut seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif (Hudari, 2012). Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dalam membangun pilar belajar yang bernilai untuk membangun daya kompetisi bangsa dalam meningkatkan mutu produk pendidikan.

(12)

2

berbagai upaya dalam turut mengambil bagian menyikapi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan bangsa secara kontekstual. Dengan demikian tuntutan terhadap berpikir kreatif dalam pembelajaran kimia bukan semata untuk keberhasilan pembelajaran kimia, melainkan juga turut membentuk pola berpikir, sikap serta prilaku siswa sebagai bagian dari masyarakat dan generasi bangsa, dalam menyelamatkan dan melestarikan, serta mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam, sehingga nilai-nilai kepedulian lingkungan dan cinta tanah air secara terintegrasi dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam merumuskan sistem penilaian sebagai bagian dari kegiatan pokok pembelajaran.

Kendala konseptual terhadap “gerakan kreativitas” terletak pada alat-alat ukur (tes) yang biasa dipakai di sekolah-sekolah, yaitu tes intelegensi tradisional yang mengukur kemampuan murid untuk belajar dan tes prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama program pendidikan. Baik tes intelegensi maupun tes prestasi belajar sebagian besar hanya meliputi tugas-tugas yang mengharuskan siswa mencari satu jawaban yang benar (berpikir konvergen). Kemampuan berpikir divergen dan kreatif, yaitu menjajaki berbagai kemungkinan jawaban atas suatu masalah, jarang diukur. Soal-soal ujian jarang memuat pertanyaan-pertanyaan yang menuntut pemikiran divergen dan kreatif. Dengan demikian pengembangan kemampuan mental-intelektual anak secara utuh diabaikan (Munandar, 1999).

(13)

3

membangkitkan gagasan yang berbeda bila dihubungkan dengan penafsiran yang berbeda.

Salah satu instrumen yang saat ini dikembangkan untuk mengevaluasi kemampuan siswa adalah soal open-endedproblem (soal terbuka). Penerapan soal

open-ended dapat mengembangkan berpikir kreatif dan kemandirian (Paduppai dan Nurdin, 2008). Soal open-ended (soal terbuka) dapat mengarahkan dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman berpikir kreatif siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Keadaan ini akan membentuk kebiasaan berpikir dan bertindak secara kreatif pada diri siswa yang sangat diperlukan untuk menghadapi kehidupan dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pehkonen (1997) menyatakan bahwa jenis permasalahan yang dapat digolongkan ke dalam

open-ended problem diantaranya adalah investigasi, problem possing

(menemukan atau merumuskan masalah), situasi kehidupan nyata (berdasarkan kehidupan sehari-hari), rancangan (penelitian besar untuk melahirkan sesuatu, dituntut untuk bekerja sendiri) dan masalah dasar (masalah berurutan atau permasalahan yang dihubungkan dengan konstekstual).

Salah satu materi kimia yang dapat dikembangkan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa adalah materi minyak bumi. Karakteristik materi minyak bumi yang kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan objek nyata, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik materi minyak bumi yang juga banyak mengandung masalah terbuka sehingga dapat dikembangkan berdasarkan open-ended problem.

Penelitian tentang pengembangan soal open-ended problem untuk mengukur kreativitas siswa juga pernah dilakukan oleh Maliga (2012) dalam materi larutan penyangga, dimana soal larutan penyangga yang dikembangkan berdasarkan

(14)

4

(fluency) sebesar 59,46%, berpikir luwes (flexibility) sebesar 50,13%, berpikir merinci (elaboration) sebesar 53,76%, dan berpikir orisinil (originality) sebesar 31,91%. Maliga menyarankan agar lebih banyak peneliti mengkaji dan mengembangkan soal open-ended problem khususnya pada mata pelajaran kimia, sehingga dapat menambah inovasi dan kreasi dalam pengembangan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir siswa serta membiasakan siswa berlatih mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengadakan penelitian dengan judul

Pengembangan dan Analisis Soal Tes Open-Ended Problem dalam Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Minyak

Bumi”. Penelitian ini dikhususkan untuk mengembangkan soal terbuka materi minyak bumi berdasarkan open-ended problem untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa tanpa memperhatikan metode ataupun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas. Hal ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian keterampilan berpikir kreatif siswa meskipun tidak diberikan treatment khusus dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini meneliti tentang bagaimana pengembangan dan analisis soal tes

open-ended problem dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa tentang materi minyak bumi. Agar penelitian lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti maka masalah tersebut dapat dirinci dalam bentuk rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana pengembangan soal tes berbentuk open-ended problem yang dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi minyak bumi? 2. Apakah soal tes open-ended problem materi minyak bumi yang dikembangkan

memiliki validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai butir soal yang baik?

(15)

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengembangkan soal tes open-ended problem yang dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi minyak bumi.

2. Mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes open-ended problem materi minyak bumi.

3. Mengetahui hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa oleh soal tes berbentuk open-ended problem pada materi minyak bumi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

2. Bagi siswa

Melalui penerapan soal tes open-ended problem materi minyak bumi ini, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi peneliti lain

Dapat mengetahui kemampuan kognitif siswa secara optimal dengan alat evaluasi yang dikembangkan berdasarkan open-ended problem serta memberi acuan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional

1. Open-Ended Problem

Open-ended problem adalah pertanyaan atau masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar dan lebih dari satu strategi untuk mendapatkan jawaban (Pelfrey, 2000).

2. Berpikir kreatif

(16)

6

dalam berpikir, mengelaborasi suatu gagasan (elaboration) dan mengevaluasi (evaluation).

3. Minyak bumi

Minyak bumi merupakan materi kimia yang diberikan di kelas X SMA meliputi kajian mengenai proses pembentukan minyak bumi, komponen penyusun minyak bumi, proses penyulingan minyak bumi, kualitas bensin serta dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

F. Struktur Organisasi

Skripsi yang berjudul “Pengembangan dan Analisis Soal Tes Open-Ended Problem dalam Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Minyak Bumi” disusun menjadi lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan skripsi. Pada latar belakang dijelaskan tentang pentingnya meningkatkan keterampilan berpikir kreatif bagi siswa dalam menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan dalam menghadapi berbagai permasalahan terkait dengan isu-isu global tentang sumber daya dan energi, khususnya minyak bumi. Kendala konseptual terhadap “gerakan kreativitas” tersebut terletak pada alat-alat ukur (tes) yang biasa dipakai di sekolah-sekolah yang sebagian besar hanya meliputi tugas-tugas yang mengharuskan siswa berpikir secara konvergen, sedangkan kemampuan berpikir divergen dan kreatif jarang diukur. Maka dari itu perlu dikembangkan instrumen yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, yaitu soal open-ended

(17)

7

pengembangan dan analisis soal tes open-ended problem dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa tentang materi minyak bumi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menganalisis soal tes berbentuk open-ended problem yang dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi minyak bumi, mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran serta mengetahui pencapaian pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa oleh soal tes yang dikembangkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, mengetahui kemampuan kognitif siswa secara optimal serta mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

Bab II adalah bab tinjauan pustaka yang memaparkan tentang pengertian dan prosedur pengembangan tes, pengertian open-ended problem, mengembangkan dan mengkonstruksi soal open-ended problem, penilaian dalam open-ended problem, pengertian berpikir dan keterampilan berpikir kreatif, hubungan kreativitas dengan keterampilan berpikir kreatif, hubungan open-ended problem

dengan keterampilan berpikir kreatif serta deskripsi materi minyak bumi yang meliputi proses pembentukan minyak bumi, komponen penyusun minyak bumi, penyulingan minyak bumi, kualitas bensin juga dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

(18)

8

keterampilan berpikir kreatif siswa dinilai berdasarkan perolehan skor seluruh siswa per indikator.

Bab IV adalah bab hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan tentang pengembangan soal tes open-ended problem materi minyak bumi mulai dari analisis SKKD, perumusan indikator pembelajaran, penyusunan kisi-kisi soal, pengembangan butir soal, validasi isi, revisi I, evaluasi hasil uji coba I, revisi II, serta evaluasi hasil uji coba II dan uji coba III. Pada bab ini juga dibahas validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal open-ended problem materi minyak bumi, serta hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa oleh soal tes open-ended problem materi minyak bumi selama uji coba I, II dan III.

Bab V adalah bab kesimpulan dan saran. Berdasarkan hasil penelitian serta proses pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan dan menganalisis soal tes open-ended problem materi minyak bumi, sebelumnya dilakukan analisis terhadap standar isi yang tertuju pada SKKD untuk kemudian dirumuskan indikator pembelajaran yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal kemudian dikembangkan menjadi soal open-ended problem yang divalidasi oleh ahli/panelis. Penilaian validitas secara empiris menghasilkan kesimpulan bahwa nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal open-ended problem yang dikembangkan memenuhi kriteria sebagai butir soal yang baik dengan hasil pengukuran sebagai berikut; keterampilan berpikir fluency 57,13%, keterampilan berpikir flexibility 49,16%, keterampilan berpikir elaboration 43,54%, keterampilan berpikir originality 56,68%, dan keterampilan berpikir evaluation

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Sumedang. Objek pada penelitian ini adalah soal tes open-ended problem materi minyak bumi yang diujicobakan secara terbatas pada 96 siswa kelas X yang telah mempelajari materi minyak bumi.

Nunnaly (dalam Ahiri dan Hafid, 2011) menyatakan bahwa untuk mengurangi resiko kehilangan butir-butir instrumen dan agar memungkinkan untuk mengeliminasi faktor-faktor yang tidak dikehendaki maka dalam analisis instrumen direkomendasikan untuk digunakan sampel 5-10 kali jumlah butir instrumen yang akan dianalisis. Hal tersebut menjadi dasar penetapan jumlah sampel untuk validasi 9 butir instrumen, yang dibagi menjadi 39 siswa untuk uji coba pertama, 20 siswa untuk uji coba kedua, dan 37 siswa untuk uji coba ketiga.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012). Menurut Sukmadinata (2009), metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertangggungjawabkan.

(20)

33

dapat diketahui keunggulan dan kelemahan dari rancangan produk untuk selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.

Menurut Sukmadinata (2009), dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode penelitian deskriptif, evaluatif, dam eksperimental. Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Oleh karena dalam penelitian ini dikembangkan produk baru berupa butir soal tes

open-ended problem materi minyak bumi, maka penelitian ini didesain dengan penelitian dan pengembangan yang menggunakan metode evaluatif.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah:

1. Soal tes

Soal tes yang dikembangkan oleh peneliti berupa soal berbentuk open-ended problem materi minyak bumi yang berjumlah 9 butir dimana masing-masing butir soal dapat mengukur setiap indikator dan sebagian subindikator keterampilan berpikir kreatif. Konsistensi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai butir soal yang baik dilihat dari tiga kali hasil uji coba secara terbatas.

2. Lembar validasi instrumen

(21)

34

D. Alur Penelitian

(22)

35

TAHAP UJI COBA TERBATAS

Evaluasi dan Revisi II

Pengolahan Data

Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan Uji Coba III

Uji Coba II

Evaluasi TAHAP PENDAHULUAN

Study Literatur tentang Keterampilan berpikir Kreatif dan Pengembangan

Soal Open-Ended Problem

Analisis Materi Minyak Bumi

Uji Coba I

Penyusunan Kisi-Kisi Soal

Penyusunan Butir Soal

Validasi Isi oleh Para Ahli Revisi I Indikator pembelajaran

(23)

36

Penjelasan mengenai alur penelitian yang telah dibuat adalah sebagai berikut. 1. Tahap studi pendahuluan, meliputi:

a. Melakukan studi literatur mengenai keterampilan berpikir kreatif dan pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif pada materi minyak bumi.

b. Menganalisis kurikulum kimia SMA sesuai dengan KTSP dan menganalisis uraian materi minyak bumi yang dapat dijadikan pokok uji untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa.

c. Menentukan indikator pembelajaran pada pokok bahasan minyak bumi untuk menyusun soal open-ended problem dan aspek berpikir kreatif yang akan diukur.

d. Menyusun kisi-kisi soal open-ended problem untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pada materi minyak bumi berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

e. Merancang soal open-ended problem pada materi minyak bumi dengan mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun.

f. Melakukan uji validitas tes (awal) oleh para ahli sebelum dilakukan uji coba I, pada tahap ini berkaitan dengan validitas isi/validitas content. Validitas isi

adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi „isi‟ (content) bahan

pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Suatu tes mempunyai validitas isi yang baik apabila tes itu mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan diukurnya (Firman, 2000).

g. Melakukan revisi I

Proses revisi I dilakukan setelah mendapatkan hasil uji validitas isi dari para ahli. Hasil uji validitas isi dari para ahli dianalisis kemudian soal diperbaiki. Proses revisi meliputi kesesuaian indikator pembelajaran dengan butir soal, kesesuaian indikator dan subindikator berpikir kreatif dengan butir soal, keterbacaan soal dan proses penulisan EYD. Tes tertulis yang telah direvisi siap untuk dilakukan proses uji coba I.

(24)

37

Uji coba I dilakukan pada siswa kelas X di SMAN Sumedang yang telah mendapatkan materi minyak bumi. Uji coba I dilakukan untuk mendapatkan data yang kemudian hasil jawaban siswa atas soal yang diujikan diberikan skor. Data yang didapatkan kemudian diolah untuk mendapatkan hasil validitas empiris, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

b. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas hasil butir soal yang meliputi nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. c. Menganalisis data hasil uji coba I.

d. Melakukan revisi II

Setelah dilakukan uji coba I, dilakukan revisi II guna memperbaiki keterbacaan soal yang dianggap masih membingungkan siswa. Tes yang telah direvisi kembali diujikan pada uji coba II.

e. Melakukan uji coba II

Tes yang telah direvisi kemudian digunakan untuk uji coba II. Uji coba II diberikan kepada siswa kelas X di SMAN Sumedang yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba I.

f. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas hasil butir soal yang meliputi nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. g. Menganalisis data hasil uji coba II.

h. Melakukan uji coba III

Uji coba III diberikan kepada siswa kelas X di SMAN Sumedang yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba I dan II.

h. Melakukan perhitungan untuk kualitas butir soal yang meliputi nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

i. Melakukan analisis data secara keseluruhan. j. Membahas hasil penelitian.

k. Mengambil kesimpulan.

E. Analisis Data

(25)

38

keabsahannya. Sedangkan persentase pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa dinilai berdasarkan perolehan skor seluruh siswa per indikator:

% pengukuran keterampilan berpikir kreatif

1. Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012). Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan ungkapan lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya (Firman, 2000).

Croker dan Algina (dalam Ahiri dan Hafid, 2011) membedakan tiga jenis validitas yaitu: 1) validitas isi, yaitu mengkaji kepadanan sampel yang terdapat dalam instrumen, 2) validitas konstruk, yaitu mengkaji sifat-sifat psikologis yang menjelaskan keragaman skor yang dicapai siswa dalam merespons suatu instrumen tertentu, 3) validitas kaitan kriteria, yaitu membandingkan skor responden dengan satu atau lebih variabel.

Untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment expert) dimana mereka akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total, sedangkan penilaian validitas secara empiris dilakukan melalui uji coba instrumen kepada sejumlah responden. Adapun perhitungan yang digunakan untuk menguji validitas melalui teknik korelasi Pearson’s Product Moment ini digunakan untuk menentukan kontribusi masing-masing butir instrumen terhadap pengukuran variabel yang diukur. Rumus yang digunakan adalah:

√[ ][ ] Keterangan:

(26)

39

∑x = jumlah skor butir 1 ∑y = skor total

Semakin tinggi suatu butir instrumen semakin tinggi kontribusi butir itu

dalam mengukur sasaran ukurnya (variabel yang diukur). Penafsiran interpretasi harga r mengacu pada tabel interpretasi koefisien korelasi berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi (Arifin, 2009) Koefisien Korelasi Tafsiran

0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah

Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun (dalam Sugiyono, 2012) menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. Jadi, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

2. Reliabilitas

Reliabilitas (keterandalan) adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (bukan palsu). Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2012) menyatakan

bahwa “realibility is often defined as the consistency and stability of data or

findings. From a positivistic perspective, realibility typically is considered to be

synonymous with the consistency of data produced by observations made by

different researches (e.g interrater reliability), by the same researches at different

(27)

40

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti yang sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes, yaitu metode uji-ulanguji (test-retest), metode pilah paro (split half), dan metode konsistensi internal (Alpha Cronbach, KR-20 dan KR-21). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pilah paro (split half), yaitu suatu koefisien yang diperoleh dengan pembagian suatu skor tes ke dalam dua bagian yang masing-masing separuhnya kemudian kedua bagian skor tes tersebut dikorelasikan untuk menentukan koefisien reliabilitasnya. Pembagian skor tes dapat dipecah atas nomor ganjil dan genap, atau membagi skor tes atas dua bagian yang sama jumlahnya, atau dapat dilakukan dengan memilih skor tes secara acak, atau mungkin pula dibagi berdasarkan keseimbangan materi dan tingkat kesukarannya (Ahiri dan Hafid, 2011). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas skor tes pada metode ini adalah rumus korelasi produk momen sebagai berikut:

√[ ][ ] Dimana:

N = banyaknya siswa yang menjawab tes ∑X = jumlah skor siswa pada skor ganjil ∑Y = jumlah skor siswa pada skor genap

Hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi produk momen dilanjutkan dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, sebagai berikut:

(28)

41

Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi reliabilitas, digunakan tabel dibawah ini:

Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas (Arifin, 2009) Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

3. Daya Pembeda Butir (D)

Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Dalam hal ini Masrun (dalam Sugiyono: 2012) menyatakan bahwa “… Analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”.

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan nilai daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut:

t =

MH = mean higher group (rata-rata kelompok atas) ML = mean lower group (rata-rata kelompok bawah)

X1 = selisih skor untuk tiap murid dalam kelompok (HG - MH) X2 = selisih skor untuk tiap murid dalam kelompok (HL _ ML)

(29)

42

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda (Arifin, 2009) Daya Pembeda Tafsiran

<0,19 Jelek, bisa dibuang atau direvisi 0,20 – 0,29 Cukup

0,30 – 0,39 Baik ≥ 0,40 Sangat baik

4. Tingkat Kesulitan Butir (P)

Tingkat kesulitan butir (item difficulty) adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi peserta tes yang menjawab benar pada suatu butir. Tingkat kesulitan butir merentang mulai dari 0.00 sampai 1,00. Jika suatu butir soal memiliki tingkat kesukaran 0,00 berarti tidak ada peserta tes yang menjawab butir soal tersebut dengan benar atau dengan kata lain butir soal tersebur terlalu sulit. Sebaliknya jika butir soal memiliki tingkat kesukaran 1,00 berarti semua peserta tes dapat menjawab butir soal dengan benar, atau dengan kata lain, butir soal tersebut terlalu mudah. Cara menghitung tingkat kesukaran butir dapat menggunakan rumus sebagai beikut:

Tingkat kesulitan

Tingkat kesulitan butir dikategorikan menjadi 3 yaitu kategori sulit, sedang dan mudah. Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil analisis mengacu pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteri Indeks Tingkat Kesulitan Butir (P) Proporsi Benar Kategori

p > 0,7 mudah

0,3 ≤ p ≤ 0,7 sedang

p < 0,3 sulit

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta proses pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Untuk mengembangkan dan menganalisis soal tes open-ended problem materi minyak bumi, sebelumnya dilakukan analisis terhadap standar isi yang tertuju pada standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kemudian dirumuskan indikator pembelajaran yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal kemudian dikembangkan menjadi soal open-ended problem yang disesuaikan dengan indikator berpikir kreatif yang akan diukur melalui pertanyaan-pertanyaan dalam soal tersebut. Penilaian kesesuaian butir instrumen soal oleh ahli/panelis merupakan tahap awal mengujian validitas isi. Selanjutnya dilakukan serangkaian uji coba instrumen pada sejumlah 96 siswa untuk menguji validitas secara empiris. 2. Penilaian validitas secara empiris yang dilakukan melalui tiga kali uji coba

(31)

77

3. Soal open-ended problem materi minyak bumi dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa dengan hasil pencapaian pengukuran sebagai berikut; keterampilan berpikir fluency 57,13%, keterampilan berpikir flexibility

49,16%, keterampilan berpikir elaboration 43,54%, keterampilan berpikir

originality 56,68%, dan keterampilan berpikir evaluation 60,33%.

B. Saran

Merujuk pada hasil penelitian, peneliti memberikan saran yang mudah-mudahan dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk Guru

Soal open-ended problem materi minyak bumi ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif evaluasi bagi guru untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kreatif siswa. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk menyelesaikan soal-soal yang berbentuk lebih variatif agar mereka lebih kreatif dalam menyelesaikan soal sehingga kemampuan berpikir kreatifnya pun akan meningkat.

Namun untuk hasil evaluasi yang lebih baik sebaiknya penggunaan soal open-ended problem juga disertai metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk dapat mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga siswa lebih berani beragumentasi, kreatif dan tidak mengalami kesulitan saat mengerjakan soal open-ended problem lainnya. Jika siswa tidak dapat memahami susunan kalimat pertanyaan, maka guru perlu membacakan atau menunjukkan maksud pertanyaan sehingga tujuan penilaian atau tujuan pemberian soal tersebut tercapai.

2. Untuk Lembaga Terkait

(32)

78

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian pengembangan soal open-ended problem materi minyak bumi selanjutnya lebih memperhatikan sebaran indikator pada setiap soal yang dikembangkan dengan informasi yang lebih aktual dan kontekstual agar pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa khususnya untuk materi minyak bumi dapat terukur lebih maksimal.

Untuk penelitian mengenai pengembangan soal open-ended problem

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Afgani, J. (2010). Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND. _MATEMATIKA/196805111991011-JARNAWI_AFGANI_DAHLAN/ Perencanaan_Pembelajaran_Matematika/open-ended_3.pdf [9 oktober 2013]

Ahiri, J. dan Hafid, A. (2011). Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks KTSP. Bandung: Humaniora.

Ali, M. dan Ashori, M. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anonim. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI.

(34)

80

Hudari, M. (2012). “Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah secara Kreatif”.

Makalah Psikologi Politeknik Kesehatan, Banjarmasin.

Ismienar, S., Andrianti, H. dan Vidia, S. (2009). “Thinking”. Makalah Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Program Studi Psikologi, Malang.

Klavir, R. dan Herskovitsz, S. (2008). Teaching and Evaluating ‘Open-Ended’

Problems. [Online]. Tersedia:

http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/klavir.pdf [8 juli 2013]

Listani, E. (2012). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis

Open-Ended bagi Guru Matematika SMP se-Kabupaten Sleman”. Makalah pada kegiatan PPM, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNY.

Lynch, C. et al. (2000). Tutorial Of Optimizing and Documenting Open-Ended

Problme Solving Skill. [Online]. Tersedia:

http://www.wolcottlynch.com/tutorial/tutintro.html [8 juli 2013]

Mahmudi, A. (2008). “Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika”. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Maliga, I. (2012). Pengembangan dan Analisis Soal Larutan Penyangga Berdasarkan Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Maqsudah, B. (2003). Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Sifat-Sifat Grafik Fungsi Kuadrat

(35)

81

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk Bagi Para Guru Dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, U. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mustaji. (2013). Pengembangan kemampuan berpikiri kritis dan kreatif dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://pattaula.blogspot.com/2013/03/desain-pembelajaran-prof-dr-mustaji-mpd.html. [8 Juli 2013]

Mustikasari, Zulkardi dan Aisyah, N. (2010). “Pengembangan Soal-Soal Open-Ended Pokok Bahasan Bilangan Pecahan di Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan Matematika. 4,(1).

Noeradi, D. (2006). Bahan Kuliah Jurusan Perminyakan ITB. Bandung: Tidak diterbitkan.

Paduppai, D. dan Nurdin. (2008). “Penerapan Pendekatan Open-Ended Problem

dalam Pembelajaran Kalkulus”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 14, (74).

Pandhu, A. (2010). Minyak Bumi-Kimia 10 SMA. [Online]. Tersedia: http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/03/minyak-bumi-kimia-10-sma.html [10 Oktober 2013]

(36)

82

Pelfrey, R. (2000). Open-Ended Questions for Mathematics. [Online]. Tersedia: http://www.arsi.org/ [8 juli 2013]

Putra, H. (2011). Perbedaan Bensin Premium dengan Pertamax. [Online]. Tersedia: http://www.memobee.com/perbedaan-bensin-premium-dengan-pertamax-422-eij.html [10 Oktober 2013]

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media.

Silver, E.A. (1997). “Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Thinking in Problem Posing”.

Zentrallblatt fur Didaktik der Mathematik. 29,(3).

Siswono, T. (2007). Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan dan Mengajukan

Masalah. Disertasi UNESA: tidak diterbitkan.

Siswono, T. dan Novitasari, W. (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Melalui Pemecahan Masalah Tipe ”What’s Another Way”.

[Online]. Tersedia: http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_ jurnalpgriyogja.pdf [9 Oktober 2013]

Stice, J. E. (1987). Teaching Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.csi.unian.it /educa/problemsolving/stice_ps.html [8 juli 2013]

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(37)

83

Sukarmin. (2004). Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sundawati, R. (2013). Pendidikan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif. [Online]. Tersedia: http://enosunda.blogspot.com/2013/01/1-pendidikan-keterampilan-berpikir.html. [8 juli 2013]

Susilowati, E. (2009). Theory and Application of Chemistry for Grade X of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Teer, C. (2005). File:Gulf Offshore Platform.jpg. [Online]. Tersedia: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gulf_Offshore_Platform.jpg [10 Oktober 2013]

Wibawa, I. (2011). Basic Petroleum System. [Online]. Tersedia: http://smiatmiundip.wordpress.com/2011/05/01/basic-petroleum-system/ [10 Oktober 2013]

Wiharyo, T. (2013). “Elpiji Langka, Jatah Pangkalan Dikurangi 90 Persen”.

Gambar

gambar bagan alur penelitian 3.1. Tahap pendahuluan dalam penelitian ini adalah
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi (Arifin, 2009)
Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas (Arifin, 2009)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gita dan Ahyar (2016) Adapun faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah, faktor personal, faktor kepemimpinan, faktor tim, faktor sistem, dan

• It is possible to decrease the drug dose and retain the usual dosage interval,or • Retain the usual dose and increase the1. dosage

dan restu kaum muslimin dan muslimat kami selaku panitia peringatan Hari Besar Islam (PPHBI) Masjid jami AL-Muhajiriin, akan merayakan Ta’diman watakriman Isra Mi’raj Nabi

41 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Cet.. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk

kesejahteraan rumah tangga sebesar 0,654. Berdasarkan interprestasi koefisien korelasi nilai r, maka 0,654 termasuk tingkat hubungan “kuat” hasil ini menunjukan bahwa terjadi

Tujuan dari pemantauan adalah konfirmasi akan pelaksanaan kerja yang baik, informasi kondisi daerah kerja , estimasi kondisi pajanan untuk pekerja , evaluasi dan pengembangan

Bagi peserta yang tidak hadir tepat waktu, dianggap mengundurkan diri.. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama saudara diucapkan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa investor masih dapat melakukan diversifikasi portofolio internasional antara indeks bursa yang diteliti dalam jangka waktu