STUDI ANAUSIS TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI
PENDIDIKAN
PADA
SEKOLAH - SEKOLAH
DASAR
Dl KOTA MADYA AMBON
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Sebahagian dari syarat Program
Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan
0 I e h :
LA ODE DJUMU 283/A-12/XIV-6
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof. Dr. Ot'e^gL/Sutisaa-^Se Ed
Pembimbinfg\l
•Prof. Dr,. EL ffngkoswara M Ed
Pemoimbing II
FAKULTAS PASCA SAHJANA
Abstraksi
S.D. adalan merupakan pendidikan dasar yang meletakan
dasar-aasar pendidikan bagi anak-anak untuk melanjutkan ke-pendidikan yang lebih tinggi atau untuk kehidupan dimasyara.-.
kat. Untuk meletakan dasar-aasar pendidikan bagi anak-anak di-butuhkan guru-guru yang berkemampuan dalaa mengajar. Salah sa-tu bensa-tuk peningkatan kemacpuan guru daiars niengajar adalah me-lalui supervisi dari"Penilik Sekolan aan Kepala Sekolah".
Adapun yang aenjadi po.kok masalah penelitian adalah efekti vitas peiaksanaan superb si oleh Peniiik Sekolah dan
Kepala Sekolah. Kasalahnya (1) Kesesuaian penggunaan tennik supervisi diiihat dari segi teori supervisi,(2) sikap manusia-wi Peniiik Sekolah terhadap guru-guru ketika melaksanakan su
pervisi, (3) apakah kepala sekolah menjalankan kewajibannya
sebagai supervisor sebagaimana mestinya, (if) apakah kegiatan
supervisi yang telah dilaksanakan mensbawa dampak positif ter hadap kemampuan guru nengajar ?.
Penelitian ini mengairbil lokasi pada S.D. Negeri
di
Kcta Kadya Arr/ccn dengan sanpel 50 buah S.D. dan 300 crang gu
ru sebagai responden. iietode penelitian yang digunakan adalah
deskriptf/analisis. Data dan informasi dikUEpulkan nelalui
angket dan dilengkapi aengan wawancara.
Peiaksanaan supervisi oleh Peniiik Sekolah
dengan
kualifikaei cukun. kondisi ini dapat dise'Dabkan oleh (I)
pen-didikan Peniiik Sekolah yang kurang sesuai untuk melatsanakai
tugas supervisi, (2) Peniiik Sekolan oeiun pernan mendapatka:
penataran/latihan khusus tentang supervisi, (3) Peniiik Seko
lah belum mempunyai kepustakaan yang memadai, -khususnya yang
berhubungan aengan supervisi. '
Sikap manusiawi Peniiik Sekolan ternaaap guru-guru
da-iac melaksanakan supervisi hanya beraaa pada katagori
kuali-fikasi nanusiawi/baik. Kondisi ini aapat pula oxsecaokan olei
ke 3 hal yang teian disebutkan di atas.
Kepala Sekolah dalam nenjaiankar tugasnya sebagai
s'^-pervisor baru berada pada katagori kualifikasi baik. Kepala
sekolah belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya•sebagai
super
visor disebabkan oleh (1) pendidikan para kepala sekolah
ti-dak menunjang untuk melaksanakan supervisi sebagaxmaria
me£ti-nya, (2) Kepala-kepala sekolah belum mendapat penataran/la
tihan khusus tentang supervisi, (3) kepala sekolah sering
:r.e-ngajar di keias untuk menggantikan guru-guru yang tidak nadir
(4) Kepala sekolah belum memiiiki bacaan-bacaan nrcfesional
khususnya yang berhubungan dengan supervisi,
(5) kenaia s?
-kolah terlalu banyak memperhatikan tugas-tugas yang .berhubung
an dengan administrasi sekolah,
Kegiatan supervisi yang telah dilaksanakar; oleh " Pe niiik Sekolah" dan " Kepala Sekolah" telah aenimbuikan dan;
-pak positf terhadap keraampuan guru dalam mengaiar. Fengaruh
supervisi terhaaap kemampuan guru dalam mengajar sudah ber-aaa pada katagori kualifikasi baik. Belum semua kemampuan gu ru dalam mengajar menaapst pengaruh aarx supervisi disebab
-kan oleh (1) kurangnya frekuensi kunjungan Peniiik Sekolah ke sekolah-sekolah, (2) Kebanyakan kunjungan Peniiik Sekolah ke sekolah bersifat administratif, (3; terlalu Danyak seko -lah yang nanus diawasi oleh Peniiik Seko-lah, dan («.) kepala
sekolah lebih banyak memnernatikan tugss-tugas administrasi dari pada tugas supervisi.
Penxngkatan kemampuan guru dalam mengajar akan
menjadi lebih baik lagi apa bila (1) Fenilik Sekolah dapat memi
-lie tennik-tehnik yang cocok dengan kondisi setempat dan da pat menggunakan tehnik - tehnik tersebut dengan baik. Untuk Kota Kadya Ambon dengan kondisi terbatasnya Peniiik Sekolah maka tehnik supervisi yang cocok adalah penyebaran bul£txn supervisi, meningkatkan kualitas kualitas perpustakaan guru-guru di sekolah, memperlengkapi guru-guru dengan buku-buku
pegangan, mengadakan penstaran-penataran, (2) adanya
hubung-an yhubung-ang baik hubung-antara Peniiik Sekolah denghubung-an guru-guru dalam
setiap kegiatan supervisi, (3) penxngkatan irekuensi kunjung
an Peniiik ke sekolah-sekolah, (5) kepala sekolah lebih ba -nyak memperhatikan tugas-tugasnya sebagai supervisor.
Peningkatan kemampuan guru mengajar dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan situasi belajar-aengajar di sekolah
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik.
pekghai-gaa:; dan ucapak tepjka kasik
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Yang
Kaha Pengasih Lagi renyayang, karena aengan rahmat dan ridha-fcya Tesis ini aapat diseleBalkan. Disamping itu nenulis
me-nyadari pula ban*a kebernasilan'penulis dalam menyelesaikan
lesis ini DerkEt Dartuan dari 'oeroagai pihak baik bantuan
se-cara spiritual aan material, oleh karena itu penulis menyam-kan pengnargaan aar. ucanan terima kasin yang tak ternxngga
kepada Yang Temcrma* :
Ij Bapak Pro:. Lr. Oteng Sutisna, V. Sc Zo seoagax pembimbing '. 2.) Bapak Pre:. Dr. K, ZngkOsv;^ra, V. La seDagai pembimbing II
Penulis menyadari bah*a tanpa bantuan bimbingan dari Beliau-beliau. mska penelitian dan penulisan ini tidak akan
b e r h a s i l bail:.
Bapsk '
FPS IKIP Bandung yang juga merangkap sebagai Koordinator Bi-dang Studi Admiristrasi Pendidikan yang telah ban yak memberi-kan dorongan-doronran dan bimbingan-bimbingan dalam menyele
saikan s^udi pada tingkat Pascg Sarjar;a Program Sp. Sudan se-layaknya nenuli: renyamnaikan ucanan terima kasih yang seting-gi-tingginya kenau.- Beliau.
Tidak iupa t>enulis menyair.paika;, ucapan terxma kasih
kepada Eapak Prof. Dr. Soepardjo Adikoesoemo Pembantu Dekan I Bidang Akademik pada FPS IKIP Bandung, demxkian juga ucap
an terima kasih
terhadap Bapak Dr. Kch. Paltry Gafar,
M Ed
yang telah ban yak memberikan Bantuan dalam penyelesaian stu
di tingkat Pasca Sarjana Program S2 aan telah sudi serta mem
berikan pengarahan dalam penulisan Tesis ini.Selanjutnya penulis sampaikan ucanan terima kasih
t>u-la kepada para Dosen aan para karyawan-karyawati pada FPS IKIP Banaung yang telah oanyak memberikan bantuan dalam pe
nyelesaian Tesis ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugar
aalam studi Program S^.
Ucapan terima kasih Kepada Bapak xiektcr IKIP Banaung, Kektor universitas Fattimura, Dekan Fakultas Ixmu Pendidikar.
Universitas Pattimura yang turut memberikan Dantuan secara
langsung atau tidak langsung demi penyelesaian studi penulis,
dengan tulus ikhlss penulis menyampaikan ucapan terima kasih dengan harapan semoga amal-bakti Beliau-beliau diridhsi Allah Yang Haha Kuasa.
Bapak Kakanv.il Depdikbud Pro pin si Maluku. Kepala Kan-v.il Kota Kadya Ambon, Kepala Kanv/il Depdikbud Kecamstan can
semua Peniiik Sekolah Dasar se Kota Kadya Ambon tidal: iura
penulis menyampaikan ucapan terima kasih banyai: atas segalt
bantuannya, sehingga dapatiah penulis menyelesaikar.
peneli-Kepada para guru di Kota Kadya Ambon tioak lupa penu lis menyampaikan penghargaan disertai ucapan terima kasih yang tak terhingga, karena beliau-beliau dengan hati yang
lapang dan penuh keramah tamahan telah sudi memberikan data
gun a penyelesaxan penulisan Tesis ini.
Keberhasilan studi bagi penulis tidak terlepas pula da
ri dorongan aan pengorbanan serta ketabahan Tstri tercinta
su-paya penulxs meianjutkan studi ke tingkat Pasca Sarjana Prog
ram S£. Htas pengoroanan isteri can anak-anak tercinta penulis
sampaikan terxma kasin aan maaf yang sebesar-besarnya. / Aknxrnya kepaaa semua pinak yang tiaak sempat penulis
sebutkan seorang aemi seorang yang telah turut memoantu
nenu-lis,
sehxngga terwujud Tesis ini, tidak lupa penulis menyampai
kan ucapan terxma kasih_banyak aengan harapan semoga kebaikan
budi anda sekalian mendatat balasan dari Allah Subhanahu
i v a t a aCS^-i C* 4
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih penuh dengan
ke-Iemahan dan kekurangan, maka penulis bersedia menerima segala
saran demi perbaikan penulisan karya ini.
£ekali iagi penulis menyampaikan ucapan terima kasih
ba-nyak kepada semua pihak yang telah sudi can rela membantu pe nyelesaian lesisi ini. semoga Allah Subhanahu Wataalla
DAFTA3 IS"
hai
PERSETUJUAN DAK PENSARAK -i
KATA PENGANTAZ iii
ABSTH1KSI v
PENGEARGAAK DAN UCAPAN TEHIA KASIE viii
DAFTAP IS! xi
DAFTAP TAEZL x i i i
DAFTA3 GAKBAF xv
E A E I PEKDAHULUAK 1
A. Permasalanan . 1
2. Kumusan masalar.
E. Tujuan Penelitxan . . , . . . S
G» Pentingnya feneixtiai: • • • • • . . • . . • • • . . . . « • • . . . » i-'
1. Aspek praktis operasional IC
2. Aspek teoritis . 11
E A B II TIKJAUAK KEPUSTAKAAK 13
A. Konsep-konsep yang relevan aengan permasalahar. 13 1. Bidang-bidang yang mendapat supervisi \u
2. Kegiatan peningkatan profesional guru meialui teh
nik supervisi
it-3. Kubungan manusiav.i dalam supervisi . . .
L. Fungsi kepala sekolah dalam supervisi 5. Perl'ormans/kemampuan guru dalam. menga.
E. Kasil-hasil Penelitian sebeiumnya W~t
BAB I I I PROSEDUP FEKZLITI A3-. 53
A. Populasi dan sampei - «- 53
b. Ketode penelitian dan tehnik pengumpulan data . . . . 55
C. Instrumen penelitian 5b
D. Pengumpulan dan pedoman pengolahan data
6^
1« Pengumpulan data . . . • . . . . • . . . • • • • • . ^ h
2. Pedoman pengolahan data
65
* • • • • « • ' * • • •
B.A B IV PENGOLAHAN DATA DAN EASIL PENELITIAN
A. Pengolahan data . 75
B. Hasil penelitian 121
B A B V. DISKUSI DAKJKESIMPULAi; 132
A. Diskusi basil penelitian 132
E. Kesimpuian 149
G. Sekomendasi 152
DAFTAP BACAAJ; 159
LAKPIRAN-LAKPIRAK 162
h.
Angket tehnik supervisx
162
h.
Angket sikap supervisor
165
C. Angket tugas kepala sekolan sebagai supervisor ...
167
D. Angket periormans/kemampuar guru
169
E. Pedoman wawancara • 171
F. Kriteria/kunci ^awabar. • 174
G. Hasil Uji coba
••
175
CURRICULUM VITAE 777777 182
DAFT A P. TA5ZL
Tabel Gal
1. Guru seDagai populasi aan sampel 54
2. Sampel sekolan 54
3. Sampel guru tiap Kecamatan 55
4. Analisa data kunjungan kelas Kec. Baguala 76
5. Prosentase jawaban ten. kunj. kelas Keccamatan
oagua^a . . . . « • • • . . . » • • • . . . « • « • . . . . • • • • • . . . 77
6. Analisa data pertemuan Incii. Kec. baguala
76
7. Prosentase jawaban ten. pertemuan Individual
Keca-6. iuiaiisa aata sikap manusiawi Kec. Baguala . . . 80
9. Prosentase jawaoan siakap manusiawi Kecamatan.
caguaia 83
10. Analisa data tugas kepala sekolah Kecamatan
baguaxa 84
11. Prosentase jawabantugas kepala sekolah Kecamatan
Baguala 86
12. Analisa date kemampuan guru. Kecamatan bagauala .
87
13. Prosentase jav/ahan kemampuan guru. Kecamatan
^aguaia •••••••.••••.•»..•»•..••... 90
14. Analisa data ten. kunjungan kelas. Kecamatan
Sirimau . . . q~i
15« Prosentase jawaban teh. kunjungan kelas . Kecamatan
Sirimau 92
16. Analisa data pertemuan individual. Kecamatan
Sirimau 93
17. Prosentase jawaban pertemuan individual. Kecamatan
Sirimau QL+
16. Analisa aata sisap manusiawi.Kecamatan sirimau.. 95 19. Prosentase jawaban siakap manusiawi 98
20. Analisa data tugas kepala sekolah. Kecamatan
Sirimau 99
[image:11.595.102.551.59.754.2]21. Prosentase jawaban tugas kepala sekolah. Kecamatan
Sirimau
101
Z2,
Analisa
data kemampuan
guru.
Kecamatan
Sirimau
102
23.
Prosentase jawaban kemampuan
guru. Kecamatan
Sirimau 1nc;
24. Analisa data ten. kunjungan kelas. Kecamatan
Kusanive
1G~
25. Prosentase jawaban ten. kunjungan kelas./Kecamatan
Kusanive
„
i 07
26. Analisa data ten. pertemuan individual. Kecamatan
Kisanive
i •'-•-"
27. Prosentase jawaban ten. pertemuan individual.
Kecamatan Kusariive •< ^^
2o. Analisa aata sikap manusiawi. Kecamatan Kusanive ...
110
29. Prosentase jawaban sikap manusiawi. Kecamatan
Kusanive
2.1*,
30. Analisa data tugas kepala sekolah. Kecamatan Kusanive 114
31. Prosentase jawaban tugas kepala sekolah. Kecamatan
Kusanive
116
52.
Analisa cata kemampuan guru. Kecamatan Kusanive
11"
e
"*'eL-J
52
33. Prosentase jawaban kemampuan guru. Kecamatan Kus
niV€ 1;
DAFTAR GAK3A?.
Gambar bal
1. Skema berpikir tentang Cross validation 59
2. Rasional penilaian menurut kurve normal
65
3. Model pengembangan program supervisi 156
[image:13.595.109.573.55.769.2]BAB I
PENDAKULUAK
A. Permasalanar
1. Latar beiakang masalah
Pendidikan dasar' merupakan salah satu sub sistim
peadi-dikan yang burnt memainkan perarian penting dalam pembentukan,
karakter dan pembangunan bangsa. Pada pendidikan dasar inilah
untuk pertama kalinya anak-anak ciiperkenalkan berbagai macam
pengetahuan can pendidikan yang dapat membentuk sikap dan
t in gk ah laku anak didik
Pada pihak Iain peranan dan- fungsx. pendidikan dasar
sangat terasa pentingnya, terutama dalam kaitannya dengan
pe-warisan dan pengembangan budaya bangsa dengan demikian
diha-rapkan pendidikan dasar menjadi asal raula pengembangan penge
tahuan dan tehnolcgi pada khususnya dan pengembangan
kebudaya-an pada umumnya
Peranan dan fungsi pendidikan dasar yang demikian luas
membutuhkan adanya perhatian besar dalam pengelolaan
sekolah-sekolah tersebut, serta pembinaan kualitas guru-gurunya.
Pada pendidikan
asar yang memiliki guru-guru yang
berkualitas dapat menjadikan anakanak, manusia individu dan se
-bagai manusia sosial, sehingga dapat mengambil peranan aktif
dalam masyarakat luas.
Terhadap guru-guru di- sekolah khususnya Sekolah Dasar
me-ningkatkan kemampuan profesional para guru. Hal ini telah
di-tegaskan dalam Repelita IV sebagai berikut :
Titik berat pembangunan pendidikan diietakan nana pe ningkatan mutu aan perluasan pendidikan dasar dalam
rang-ka mewujudrang-kan dan memantaPrang-kan peiaksanaan wajib beiajar
serta meningkatkan perluasan kesempatan belajar paaa
tingkat pendidikan menengah ( Buku II Repelita IV: 510' ) Peningkatan pendidikan khususnya pendidikan dasar telan dilaksanakan pemerintah dengan berbagai usana, di antararya aengan memnerbanarui kurikulum, mengaaakan buku-buku, mening katkan pembinaan terhaaap para guru melalui
penataran-penata-ran aan sebagainya. Meningkatnya mutu tenaga guru di sekolan
berarti meningkat pula mutu pendidikan. Bapak Presiden Suharto dalam pidatonya di depan Sidang K.P.R. tanggal 1 Ka-ret 1983 telah mengatakan bahwa " peningkatan mutu pendidikan
itu . . . . meliputi usaha peningkatan tenaga. kependidikan, pem-baharuan sarana pendidikan dan meningkatkan pengelolaan pen
didikan" ( Pidato Presiden. h, 964 5
Untuk mewujudkan pidato Presiden tersebut di atas
di-butuhkan pula suatu proses. administrasi yang baik dari
setiap pemimpin pendidikan, dengan demikian kegiatan terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Prof. Dr. Lngkosv.ara menga takan bahwa" proses administrasi pendidikan memungkinkan efek-tivitas dan efisiensi . . . . ( Engkoswara, 1984: 13)
Kegiatan pembinaan guna peningkatan mutu pendidikari
melalui peningkatan mutu para guru itu merupakan tanggung
pembina-naan para guru pemerintah telah mengadakan berbagai
penatar-an bidpenatar-ang studi, pengadapenatar-an buku-buku sumber, pemberipenatar-an ijin
beiajar. Dalam rangka meningkatkan mutu guru tidak semua gu
ru men dapat kesempatan untuk mengikuti penataran, mendapat
ijm beiajar dan tidak semua guru dapat menangkap siaran
pen-didikan aengan baik.
Lntuk mengatasi^kesulitan tersebut di atas dibutuhkar
suatu cara pembinaan yang langsung dan menyeluruh kepada se
mua guru di sekolah yang dapat dilakukan oleh peniiik sekolah
can kepaia sekolah. Salah satu bentuk pembinaan langsung yang
aapat diiaksanakan oleh peniiik dan kepala sekolah adalah
pem-cinaan melalui supervisi. Bentuk supervisi yang dimaksudkan
di-sini ialah-bentuk pelayanan yang dilakukan oleh peniiik dan
ke-pais sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional mengajar
para guru.
Peiaksanaan supervisi yang dibebankan kepada peniiik
aan kepala sekolah kurang intensif, sebab kedua pejabat ini
seiain berfungsi sebagai supervisor berfungsi pula sebagai
administrator. Disamping itu peniiik sekolah dan kenala
koxah Delum sepenuhnya menguasai konsep-konsep supervisi,
se-hingga kunjungan ke sekolah-sekolah umumnya bersifat
admi-n i s t r a t i f .Salah satu cara peningkatan mutu para guru di sekolah
bergantung pada keefektifan supervisor dalam melaksanakan su
aapat memuantu supervisor dalam peiaksanaan supervisi
adalah
..pemanaman supervisor ternaaap teori-teori itu sendiri. Bagi su
pervisor yang memahami teori-teori supervisi akan lebih
mende-katkan supervisor pada peiaksanaan supervisi yang lebih
baik
daripaaa peiaksanaan supervisi aengan coba-cooa. Dikatakan
de-miKian seuac teori adalah prinsxp umum yang nampaknya
meramal-kan atau menjeiasmeramal-kan kejadian-kejadxan aengan ketelitian yang
xecxn baik aari terkaaan sehxngga aapat men gat akan ban v.-a
rrin-sip itu nencr ( Oteng Sutisna 1953 : 316 ;
Seorang supervisor da^am melaksanakan supervisi
hen-aaknya dapat menggunakan berbagai cara dalam memberikan
car-tuanterhaaap peningkatan profesional guru dalam mengajar.
Yang dimaksudkan dengan " cara" disini ialah " tehnik-tehnik
supervisi" . Dalam kegiatan supervisi kita mengenal berbagai
macam tehnik supervisi, oleh sebab itu seorang supervisor
hen-daknya dapat memilih dan melaksanakan suatu tehnik supervisi
dengan tepat. Yang dimaksudkan aengan"tepat" disini ialah
ke-sesuaian penggunaan tehnik tersebut dengan konsep-konsep
teo-r i t i s n?;iai penggunaan tehnik teteo-rsebut.
j-enggunaan tehnik yang tepat belum menjamin
keberhasil-an supervisi tersebut, sebab ada faktor Iain ykeberhasil-ang skeberhasil-angat
me-nentukaii, ya: tu faktor guru yang dikenai supervisi. Dxsxsi su
pervisor berhadapan dengan guru-guru, dimana seseorang
guru
sebagai. manusia tidak akan merasa senang kalau perasaannya
5
dalam rangka supervisi, maxa hendaknya ada " hubungan manu
-siawi"antara supervisor dan guru-guru. Hubungan mnusiawi ini
aapat menciptakan kondisi yang salxng menghargai dan
saiing
mem Dantu dalam peiaksanaan supervisi tersebut.
Peningkatan profesional guru tidak hanya melalui
pemi-linan tehnik aan penggunaan tehnik tersebut secara tepat, hu
bungan mnusiawi antara Peniiik Sekolah dengan guru, tetari
ke-ikut sertaan kepala sekolan membxna guru-guru turut menentu-kan profesxonai guru. Kepala sekolah adalah penanggung jawab
ternaaap Kemajuan sekolah yang dxpimpxnnya, oleh sebab itu ke
pala sekolah henaaknya mengetahui pula kegiatan-kegiatan ana yang harus dilakukanrya sebagai seorang supervisor.
Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pe
ningkatan profesional guru-guru itu sebahagian besar
tergan-tung pada :
1) Tehnik apa yang dipilih oleh seseorang supervisor dan
ba-gaimana penggunaan tehnik tersebut.
2) Hubungan yang baik antara supervisor dengan
guru-guru(hu-b un gan man u s i av;i )3) Keikut sertaan kepala sekolah men jaiankar. tugasnya sebagai
supervisor.
Dalam wawancara penulis dengan Peniiik Sekolah mereka
mengatakan belum pernah mengikuti penataran tentang supervisi
Dengan pernyataan ini diasumsikan bahwa para Peniiik sekolah.
mengguna-kan tehnik-tehnik supervisi secara baik. iang dimaksudkan
de-ngan"secara baik" aaalah ketepatan pemilihan tehnik dengan tu-juan yang henaak dicapai dan mengikuti prosedur penggunaannya
seperti yang dikehendaki oleh konsep teoritis.
Kepala sekolah seoagai pemimpin di sekolahnya bertang -gung jawab atas kecernasiian guru-gurunya, oleh seoac itu
se-Iain kenala sekolah oertugas sebagai administrator, kepala se-oertugas pula sebagai supervisor. Keoernasilan kenala sekolah
sebagai supervisor untuk meningkatkan kemampuan: prciesicnal pa ra guru tergantung paaa kegiatan-kegiatan ana yang diiakukannya.
Kenurut pengamatan sementara aari penulis, kepala seko
lah dasar di Kota Kadya Ambon lebih cendrung memusatkan perha-tiannya terhadap kegiatan-kegiatan dalam biaang administrasi.
Kepala sekolah belum ban yak melaksanakan fungsinya sebagai su
pervisor rcungkin disebabkan oleh (I) kurangnya pengalaman ke
pala sekolah dalam supervisi, (2) rendahnya pendidikan pars ke pala sekolah, (3) tuntutan dari atas yang selalu menghendaki
pengadministrasiar. yang baik
Supervisi aaalah merupakan bahagia.n carl administrasi
yang menghendaki adany£ kerjE samr antara orang-orang yang ter-libat dalam sesuatu kegiatan. Kerja sama dalar. supervisi anta ra guru-guru dengan; Peniiik Sekolah belum kelihatan secara
nyata, bahkan Peniiik Sekolah lebih bersikap inspeksi dalam re
-laksanaan supervisi. Dengan kata Iain Peniiik Sekolah tidak
gu-ru-gurunya dalam melaksanakan supervisi. Paaa hal hubungan yang manusiawi antara Peniiik Sekolan aan guru-guru di seko
lah dapat memberikan kepuasan, kesenangan, kegembiraan dalam
menerima supervisi. Lebih jsuh Robert Alfonso mengatakan : Instructional supervisors must be able to transform
principles of numan relation into substantive
programs
of action. Making people feel comfortable, creating lines
of communication, fostering security-all are basic con
cerns but valid only as tney contribute to tne study and
tne improvement of teaching ( Alfonso et ai, 1951 : 36 )
menurut pencap-at penulis oercasarkar. hasil reninjauan
sementars ke sekoian-sekolan casar di Kota x.aaya ^mocn,
relak-sanaan supervisi cendrung bersifat insneksi. Dalam inspeksi gu ru-guru tidak mencapat kebebasan untui: mengemukakari penoanat dan kreativitasnya. sebab segala kegiatan telah ditentukan da
ri atassn. Bahkan serine kreativitas guru dinanaang sebagai
re-langgaran dan hal seperti ini daoat dijatuhkan sangsi kepada
guru yang bersangkutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran ten
tang ker.yataan peiaksanaan superb si di sekolah dasar Kota Ka
dya -r-mtbor: dan pengaruhnya terhadsp kemampuan guru dalam menga
jar. Besarnya pengaruh supervisi ternaaap kemampuan guru me ngajar menentukan keDemasilan peiaksanaan supervisi tersebut. i-.eberhasilan peiaksanaan supervisi dapat dijadi;:an sumbangan
pikiran untuk peiaksanaan supervisi yang a-;an datang.
2. Rumusan masal an
kemampuan guru mengajar.
Sehubungan dengan masaiah yang dikemukakan, maka yang menjadi pokok masaiah penelitian disini ialah : (1) prosedur penggunaan tehnik supervisi yang dipilih, (2) ada tidaknya
sikap manusiawi Peniiik Sekolah ketika melaksanakan supervisi,
(3) keikut sertaan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas -nya seoagai supervisor, (4) pengaruh supervisi terhadap ke
-mampuan guru dalam mengajar
untuk jeiasnya masalah-masalah tersebut di atas dapat dirumuskar. kembali dalam bentuk pernyataan-pernyataan
beri-k u t m i '.
1 ) Berara besar~Tre"sesuaian prosedur peiaksanaan setiap tehnik
supervisi yang dipilih dengan petunjuk konsep tecritis ?
2> Berane besar tindakan peniiik sekolah memperlihatkan sikap
yang manusiawi dalam peiaksanaan supervisi ?
3) Berara besarkah kewajiban kepala sekolan sebagai supervisor
tela:, dipenuhinya. ?
h) b~rz-~>z~ besarkah kemampuan guru dalar. mengajar telah ter-penraruh oleh adanya supervisi 1.
Basil beiajar anak merupakan tujuan akhir dari kegiat
an, surervisi, namun penelitian ini_ hanya membr.tasi .diri
na
na kemampuan guru mengajar yang men daps t pengaruh aari
Peoatasan
ini berdasarkan asumsi bahwa kemampuan guru dalam
mengajar aapat mempengaruhi situasi belajar-mengajar dan
se-kaligus dapat pula mempengaruhi prestasi beiajar anai:.
£• Tujuan Penelitiar.
1. Tujuan Umur
i'Ujuan urn urn penelitian lalan untuk menaapatkan
gambar-an tentang kenyataan proses peiaksanaan supervisi di
sekolah-sekolah, khususnya Sekolah baser Kota kaaya Ambon, aan penga
ruhnya ternaaap kemampuan guru dalam mengajar.
2. 1' u j u an Knu s u ~Penelitian ini merunakan evaluasi ternaaap proses pe
-laksanaan supervisi paaa sekolah - sekolah Dasar di Kota Ka
dya Ambon, oleh sebab itu tujuan Khusus yang henhak dicapai
aari penelitian ini adalah :
I)
Untuk menaapatkan gam baran tentang sesuai tidaknya peng
gunaan tehnik supervisi yang dipilih aengan konsen-konsen
teori supervisi,2) Untuk menaapatkan gambaran tentang sikap manusiawi
Fe^i-lik sekolah terhadap guru-guru caiam melaksanakan super
v i s i .
5) Untuk menaapatkan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang
telan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor.
4) Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya kemampuan gu
10
C. Pentingnya Penelitian
Seoagaimana telah dikemukakan bahwa penelitian ini
oer-xujuan untuk melinat peiaksanaan supervisi di sekolah-sekolah
aasar Kota Kaaya Ambon. Disamping itu untuk melinat seberapa
jaun kemampuan guru mengajar telah menaapat pengaruh supervisi,
Keaua masaiah mi pen ting untuk diteliti, sebab mempunyai
kait-ar; era: aengan usana-usana pengelolaan aan pembinaan rersor.ii
guru. Dengan pengelolaan aan pembinaan yang intensif kepada gu
ru-guru, maka aapat tercipta suatu situasi belajar-mengajar yang lecin eai...
Kasii penelitian dapat merupakan banan masukan untuk meningkaxkan pengelolaan dan. pem-binaan kemampuan guru dalam
mengajar, oleh peniiik sekolah dan kepala sekolah. Disamping
itu para supervisor dapat melihst betapa. pentingnya pemanaman
konsep-konsep teori dalam peiaksanaan supervisi.
Kelaiui penelitian ini akan diperoleh kenyataan ten
-tang keaaaan par-a guru di sekolah-sekolah, seningga dapat
di-susun suatu program supervisi yang sesuai aengan kebutuhan nan kesulitar. para guru dalam: kegiatan belajar-menga jar
Secara lebih mendalam penelitian ini dapat memberikan keuntungan- dalam aspek praktis operasional dan aspek teori-tik, Keaua aspek ini dapat dij'eiaskan sebagai berikut:
!• Aspek praktis. operasional
Dilihat dari aspek operasional, maka masaiah yang dite
11
supervisi yang dilaksanakan oleh
Peniiik Sekolah.
Dari ke
nyataan peiaksanaan supervisi tersebut diaharapkan dapat
di-peroleh suatu cara yang lebih baik lagi, sehingga supervisi dapat memberikan hasil yang baik. Untuk jelasnya dalam pene
litian ini Peniiik Sekolan memperoleh pengetahuan atau
pe-ngaiaman praktis daiar. segi :
1 ) Penggunaan tennik - tennik supervisi yang sesuai dengan
petunjuk-petun juk teoritis
2 ) Danat memperoleh petunjuk bagaxmana seorang Peniiik Se kolan bersikap manusiawi ternaaap para guru dalam
melak-s a n a k a n s u r e r * i ^ —
3). cagi kepala sekdah memperoleh retunjuk-petunjuk
kegiatan-kegiatan apa yang harus ia lakukan sebagai seorang super visor di sekolannva.
D i l i h a t
a i i i ; ; j .
pari aspei: teoritik. maka diharapkan neneliti-.ebih menggugah nati pars peniiik sekdah supaya lebih banyak memahami tecri-tet-ri supervisi. Peniiik
sekolan yang memahami teori-teori supervisi, kegiatan
super-visin-'a lebih terarah aaripaaa yang tiuak memanami teori.
Pentingnya penelitian ini selain dilihat dari aspek
praktis operasional nan aspek teoritis, juga berhubungan de
ngan (1) minat penulis terhadap masaiah penelitian ini, (2)
penglihatan penulis tentang peiaksanaan supervisi belum
ke-pala sekolah, (3) adanya fasilitas
yang dapat menunjang
ke-mudahan peiaksanaan penelitian, (4) dinarapkan dari hasil pe
nelitian ini merupakan sumbangac pikiran yang dapat dipergu
nakan oleh peniiik sekolah, serta dapat pula dipergunakan
o-leh pengambil Keputusan yang lebih tinggi untuk pengembangan
£AB III
PROSEDUR PENELITIAT A. Populasi dan sampel
Popuiasi dalam penelitian ini adalah keseiurunan
karak-teristik, unsur-unsur ataupun nilai-nilai yang bernubungan de
ngan penyusunan program supervxsi, tehnik supervisi, hubungan
manusiawi dalam supervisi, fungsi kepala sekolah dalam super
visi, aan performans guru dalam mengajar. Anggota populasi da
lam penelitian ini terdiri dari
1) Kepala sekolan aan peniiiK sekolah
2) Semua guru Sekolah Dasar Kota Madya Ambon
Mengingat keterbatasan waktu, biaya aan tenaga, maka
pe-nelitj telah menetapkan lebih dahulu jumlah sampel yang akan
di-teliti. Penetapan sampel lebih dahulu ini berdasarkan pendapat
dari Prof. Dr. S. Kasution yang mengatakan bahwa" tidak
ada
aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan un
tuk sesuatu penelitian dari populasi yang tersedia "
( S. Kasution, 1982 : 116 ). Dalam penelitian ini diambil jum
lah sampel sebanyak 3'00 orang guru untuk ketiga Kecamatan Ko
ta Madya AmDon dari 50 buah sekolah dasar. Sebelumnya telah
di-tetankan jumlah sampel dan jumlah sekolah, maka sekarang perlu
ditetapkan jumlah sampel guru untul: tiap Kecamatan dan jumlah
sampel sekolah untuk tiap Kecamatan. Penetapan jumlah
sampel
guru dan sampel sekolah untuk tiap Kecamatan digunakan
rusus
proposional sebagai berikut :
54
Jumlah guru Kecamatan ybs Ang. sampel
-x jalh.smp.tertentu Jumlah anggota populasi guru
Perhitungan dengan rumus di atas menghasilkan jumlah. ang
gota sampel sebagai berikut :TABx.L i
GURU SEBAGAI POPULASI DAD SAMPEL
Aecamatan
caguaia
Sirimau
Kusanive
Jumlah 2040
Guru sebagai anggota
£ c<Xl"p c" —
300
Dengan mempergunakan rumus sampel di atas dapat diten
-tukan pula jumlah sampel sekolah untuk tiap Kecamatan yang da
pat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II SAMPEL SEKOLAH Kecamatan Baguala Sirimau Kusanive Jumlah S.D. 49 en 47 Sekolah sebagai anggota sampel 17 1? 16
Jumlah
'
1^7
1
50
[image:29.595.53.520.164.718.2]kemudian dipilih juga sekolah-sekolah mana yang akan dijadi
kan sampel dari tiap Kecamatan. Untuk ini dipergunakan sistim
random. Kemudian diten tukan pula jumlah . guru yang dijadikan
sampel untuk tiap sekolah pada 6etiap Kecamatan. Sebelumnya
telah diten tukan jumlah guru yang dijadikan sampel untuk tiap
Kecamatan, namun jumlah-jumlah tersebut perlu disesuaiKan de ngan jumlan anggota sampel sekolah pada tiap Kecamatan.
?e-nyesuaian tersebut aanat d i l i h a t pada tabel berikut :
i. •QWA.,.^
1 Kecamatan ' Sampel sekolah ' Sampel guru ' Jumlah . guru '
« ' t " i i
• Baguala f 17 ' 5 ' 85 '
' Sirimau ' 17 ' 7 ' 119 '
1 Kusanive ' i£ ' 6 ' 96 '
1 Jumlah • . 50 ' ' 300 '
Setiap guru yang dijadikan sampel diambil dari guru-guru yang telah mendapat supervisi, supaya ia dapat memberi kan informasi yang sesua_ dengan pengal amannya
B. Ketode Penelitian da,: tennik pengumpulan data
1. Ketone penelitian yang dipergunakan adalah
des-kriptif, sebab penelitian ini bertujuan untuk mendapat
pen-jelasan-penjelasan tentang peiaksanaan supervisi pendidik
c
6
2. Tehnik pengumpulan data
Penelitian ini ingin mengevaluasi tentang peiaksanaan
supervisi yang telah dilaksanakan oleh peniiik sekolah
dan
kepala sekolan terhadap guru-guru di sekolah, maka untuk da
pat mengungkapkan data yang dinginkan dipergunakan tehnik pe
ngumpulan data, wawancara can angket.
Tehnik wawancara ditujukan kepaca Kepala Bidang
Pen-oioikan Dasar dan Kenengah, Peniiik Sekolan dan keoaia se kolan untu.k sekedar menaapatkan informasi tambahan untuk
melengkapi informasi yang diperoieh melalui angket. Sedang
angket ditujukan kepada guru-guru yang mengalami supervisii
dari Peniiik Sekolah dan kepala sekolah.
Pemilihan tehnik ini berdasarkan pertimbangan
bahwa
dengan melalui keaua jenis tehnik tersebut semua data
yang
aimginkan dengan mudah diperoieh langsung dariresnonden-respon, yakni kepala Bidang, Peniiik sekolah dan kepala se
kolah.
C. Instrumen Penelitian
Penggunaan tehnik yang telah dipilih, khususnya angket
aapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Informasi tentang " penggunaan tehnik supervisi" diperoieh
dengan angket. Angket ini hanya dipergunakan untuk tehnik
kunjungan observasi kelas, pertemuan individual, diskusi
-57
an dengan dua alternatif. Item-item dalam bentuk angket ini
penulis kembangkan sendiri dengan memperhatikan
konsep-kno-sep prosedur peiaksanaan tehnik-tehnik tersebut. Setiap al
ternatif pilihan diberikan tanda cek (V), sehingga pada
akhir-nya dihitung frekuensi setiap jenis alternatif. Jadi
-dalam
hal ini setiap alternatif pilinan tidak diberikan nilai atau
an ^^ a.
k; Data yang berkenaan aengan aca tiaaknya sikap supervisor
yang menghargai atau menghcrmati guru-guru ketika
menjalan-kari supervisi aapat diperoieh aengar. mempergunakan
angket
bentuk multiple choice, yaitu bentuk pilihan dengan memper
gunakan lebih dari aua alternatif pilihan. Dalam penelitian
ini penulis mempergunakan tiga alternatif pilihan. Item-item
dalam bentuk angket ini penulis kembangkan sendiri
dengan
memperhatikan konsep-konsep yang berhubungan dengan
yang
memperlihatkan sikap menghormati atau menghargai guru keti
ka menjalankan supervisi. Sikap saiing menghargai atau meng
hcrmati ini dikenal dengan istilah hubungan manusiawi atau
human relation dalam supervisi.
Tiap alternatif pilihan diberikan tanda cek (V), sehingga
pada akhirnya dihitung frekuensi tiap jenis alternatif pi
lihan dengan dijadikan prosentase(%). Jadi dalam hal ini
3) Data atau informasi yang berkenaan dengan kegiatan atau
tugas kepala sekolah dalam peiaksanaan supervisi dipergu nakan angket bentuk force choice, yaitu bentuk angket ae ngan dua alternatif pilihan. Item-itemnya dikembangkan
berdasarkan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiat an atau tugas kepala sekolah dalam supervisi. Alternatif pilihan dihitung aengan cara yang telah dijelaskan di atas.
4) Informasi yang berhubungan dengan ada tidakrya pengaruh
supervisi -terhadap kemampuan guru dalam mengajar dipero
ieh dengan mempergunakan angket bentukpilihan jamak atau.
multinle choice. Bentuk ini mempergunakan lebih dari dua
alternatif pilihan. Item-itemnya dikembangkan berdasarkan
konsep-konsep yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan
guru dalam mengajar. Alternatif pilihan dihitung
dengan
cara yang telah dikemukakan sebelumnya.
Setiap instrumen yang dipergunakan
hendaknya instru
-men yang valid
atau sahin,reliable atau dapat dipercaya.
Dan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen-xnstrumen yang dikembangkan di atas, maka teriebih cahulu
diadakan uji coba pada empat buah sekolah dengan sampel 30
orang guru. Dari dua sekolah uji coba diambil masing-masing
delapan orang guru. Uji coba langsung dilaksanakan oleh
pene-ti sendiri.pada sekolah-sekolah yang telah ditentukan. Sebe
lum angket diisi oleh guru, teriebih dahulu peneliti membe
59
item yang kurang jelas pengertiannya. Setelah selesai
pengi-sian angket peneliti meminta kesedian guru untuk membantu
ne-neliti secara bersama-sama merumuskan item-item yang kurang
jeias yang tadi ditanyakan. Perumusan bersama ini dimakeudkar
supaya bahasa dan pola berpikir angket disesuaiKan dengan ke
mampuan guru-guru Sekolah Dasar. Rumusan-rumusan tiap item
diusahaKan semudah mungkin, sehingga- menghiiangkan
pemyataan-pernyataan yang bermakna ganda can menjaga konsistensi bentuk
angket. Setelah semua item yang kurang jelas dxrumuskan, kemu
dian diadakan persiapan lagi untuk mengadakan Ujicoba yang
ke-dua kalinya dengan sekolah yang beriainan dari
uji coba yang
Pada uji coba yang kedua ini peneliti melakukan hal yang sa
ma dengan uji coba yang pertama, yaitu meminta bantuan
guru-guru yang dianggap belum jelas pengertiannya
Bentuk vaiidasi yang peneliti lakukan ini berdasarkan
pola berpikir cross validation yang skema berpikir dapat
di-ganbarkan sebagai berikut ;
Populasi
oaterex
Asii I Tryout I
Kriteriuc I
Analisa I I
'v.
( Sutrisno Eadi,1952,h.125)
Standardization i
Group I |
Standard! zation Group II
Analisa I
£ * a t e r e i c s a r u
Tryout I I
« .
Kriterium
60
Basil uji coba yang kedua ini telah menunjukkan adanya
perbedaan yang meyakinkan terhadap alternatif pilihan.
Kisal-aya terhadap item 1 tentang kegiatan kepala sekolah dalam
su
pervisi, 2b orang menjawab va dan 4 orang menjawab tidak.
Ha
sil keseluruhan uji coba ini dapat dilihat dalam lampiran.
Basil uji coba, baik dilihat dari frekuensi orang yang
menjawab tiap alternatif maupun dari prosentase tiap alterna
tif jawaban, maxa dapat dikatakan bahwa instrumen pada uji co
ba kedua adalah valid. Validnya instrumrumen ini dilihat
dari
ketentuan-ketentuan berikut :
(1) Bahwa instrumen tersebut disusun berdasarkan
ciri- ciri
dari gejaia-gejala yang hendak diukur. Dengan kata
lain
bahwa instrumen tersebut disusun berdasarkan kriteria atau
indikator dari setiap varlabel yang hendak diukur.
(2) Dilihat dari tiap .alternatif jawaban dari tiap item, maka
dapat dikatakan" bahwa item-item pada instrumen telah
me-nunjukkan daya be da yang tinggi. Jadi dalam hal ini tidak
menunjukkan angka jawaban tiap alternatif yang sama atau
hanpir sama dari tiap item. Dalam hal ini jawaban alterna
tif " ya " dan alternatif " tidak " tidak menunjukkan ang
ka yang sama atau hampir sama, tetapi menunjukkan perbeda
an yang tinggi. Hal ini jelas terlihat pada tiap item ha
sil uji coba.
da-e>i
pat dikatakan bahwa rata-rata alternatif pilihan item
me-nunjukkan perbedaan perbedaan yang meyakinkan. Ini berarti
bahwa alat pengukur atau instrumen telah mengukur apa yang
hendak diukur. Jika seandainya instrumen tidak mengukur
apa yang hendak yang diukur, maka jawaban alternatif tiap
item mungkin tidak akan menunjukkan perbedaan yang tinggi.
Juga dikatakan instrumen mengukur apa yang hendak diukur
sebab instrumen tersebut disusun berdasarkan kriteria atau
indikator dari tiap variabel.
(4) Kriteria atau indikator untuk mengukur suatu aspek dalam
penelitian ini diturunkan oleh konsep-konsep teori. Dan me
nurut pengertian validitas logik ( logical validity ) yang
mengatakan bahwa sahihnya alat pengukur bertolak dari
kons-truksi teoritik dari faktor-faktor yang hendak diukur oleh
suatu alat pengukur. Dengan pernyataan ini, maka dapat di
katakan bahwa instrumen adalah sahih
(5) Dilihat dari validitas faktor ( factorial validity ),
ma
ka instrumen betul-betul telah memenuhi fungsinya mengukur
faktor-faktor yang dimaksud. Dikatakan demikian sebab
se
tiap item dari instrumen - instrumen yang disusun berdasar
kan kriteria atau indikator dari faktor tersebut.
(6) Dilihat dari validitas isi ( conten validity ), maka dapat
dikatakan bahwa instrumen-instrumen yang disusun adalah sa
hih sebab setiap item yang disusun berdasarkan isi atau in
62
faktor hubungan manusiawi, item-item disusun berdasarkan
kriteria unsur-unsur hubungan manusiawi yang diturunkan oleh
konsep-konsep hubungan manusiawi.
Dengan„penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat dikata
kan bahwa instrumen-instrumen yang disusun untuk penelitian ini
adalah sahib..
/
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi dalam buku Metode
Penelitian Survey mengeraukakan bahwa reliabilitas suatu alat
ukur diten.tukan oleh tiga aspek, yaitu aspek kemantapan,
ke-tepatan, dan aspek homogenitas.
Sebelumnya telah dikatakan bahwa pada uji coba
perta-ma perta-maupun yang kedua -pen-eliti telah meminta bantuan guru-gu
ru untuk bersama-sama merumuskan item-item yang kurang jelas
Perumusan bersama ini dimaksudkan untuk meniadakan pernyata-an-pernyataan yang bermakna ganda. Dengan jelasnya perumusan
pernyataan, maka pernyataan itu akan memberikan hasil yang
sama, walaroun beberapa kali dicobakan pada responden yang
sama, kecuali kondisi saat pengukuran telah berubah. Misalnya ada pernyataan: Pertemuan antara anda dengan supervisor telah
direncanakan sebelumnya ( ya ) , ( tidak ). Jika seandainya
responden menjawab"tidak", maka jawaban itu tetap , walaupun beberapa kali ditanyakan kepada responden tersebut. Jawaban
akan berubah apabila kondisinya telah berubah, yaitu respon
o3
Hasil uji coba kedua pada keempat buah sekolah uji co ba^ ternyata hasilnya menunjukkan kemantapan karena berkum -pul pada salah satu alternatif pilihan. Jika sendainya pemya taan-pemyataan itu tidak man tap, maka hasilnyapun akan menye-bar. Dengan mantapnya pernyataan-pernyataan tersebut, maka ins
trumen tersebut dapat dikatakan reiiabel
Dilihat dari segi ketepatan. maka instrumen dapat di
katakan reiiabel,karena tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Ketepatan ini disebabkan oleh setiap item instrumen
diturun-oieh aspek-aspek yang hendak diukur itu. Misalnya kita hendak
mengukur kegiatan kepala sekolah dalam supervisi, item-item
untuk mengukur kegiatan tersebut harus berasal dari
kegiatan-kegiatan kepala sekolah dalam supervisi.
Dilihat dari segi homogenitas, dapat dikatakan
bahwa
item-item instrumen saiing berkaitan, karena item-item
itu
ingin mendapatkan informasi tentang sesuatu variabei. Dengan
keterkaitannya item satu dengan item yang lain, menyebabkan
kita meagetahui karakteristik variabei itu secara mendalam.
Dengan terungkapnya karakteristik variabei secara mendalam,
maka item-item tersebut dapat dikatakan reiiabel
Setiap item dalam instrumen yang disusun seperti
ter
lihat pada lampiran, yang satu berkaitan dengan yang
lain
karena tujuannya ingin mengungkapkan sesuatu variabei secara
mendalam. Dengan pengertian ini maka instrumen-instrumen yang
64
D. Pengumpulan dan pedoman pengolahan data 1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai pada bulan April 1984 sampai Juni 1984, setelah mendapat ijin dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Propinsi Maluku. Pengumpul
-an data deng-an mempergunak-an tehnik waw-ancara d-an -angket. Teh-nxk wawancara ditujukan kepada Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, kepala sekolah dan peniiik sekolah. Data wawan
cara tidak. diadakan pengolahan tersendiri, tetapi sekedar se bagai peiengkap data angket. Sedangkah angket ditujukan kepa
da guru untuk menaapatkan informasi tentang hubungan manusia
wi dalam supervisi, tehnik supervisi, kegiatan kepala seko -lah sebagai supervisor, dan kemampuan guru dalam mengajar.
Angket diisi pada waktu disebarkan dan diambil pada waktu itu juga dengan diawasi langsung oleh peneliti. Pengawasan langsung oleh peneliti dimaksudkan untuk mencegah adanya per-tanyaan dari responden dan mencegah adanya guru yang raeniru hasil isian temannya, sehingga diperoieh data-data yang be-tul-betul diinginkan. Yang dimaksudkan dengan data yang be-tul-betul yang diinginkan ialah data-data yang benar-benar
yang telah pernah dialami oleh guru-guru ketika diadakan
supervisi oleh Peniiik Sekolah dan Kepala sekolah.
Fengisian angket dilaksanakan pada suatu ruangan yang telah ditentukan, sehingga pengisian dapat dilakukan secara
2. Pedoman pengolahan data
untul: aapat mengola data iapangan, maka diaasarkan pa
da pedoman yang akan aiuraikan berikut. Pedoman ini diaasarkan paaa pengembangan model yang disesuaiKan dengan kriteria
jawaban, dimana kriteria ini diturunkan dari konsen- konser
teori aspek yang diteliti. Berdasarkan model ini oaratlah
di-analisa data-data, yang dikumnulkar.
Lnstrumer '---spek yang diteliti Kriteria/ j a wa bar.
.tern, * \ w«
d S t
i - e t e r a r "a:
Angka. ^., 2, 3? dst adalah nomor-nomcr instrumen
S, -v, i^ adalah alternatif pilihan setiap iter.
S adalan sesuai R adalah ragu-ragu
TS adalah tidak sesuai
f adalan frekuensi jawaban setiap item untul:
rasional mengenai model yang dikembangkan
Seperti telah dikemukakan bahwa dalam penelitian
ini
tidak menggunakan pendekatan statistika, aaiam arti
tidak
menggunakan rumusan-rumusan statistik.., tetapi nanya menggu
nakan alat-alat bantu statistika
deskriptif, berupa
tabula-si dan 'prosentase. Dengan model ini dapat dxanalisa aata
la-pangan, yaitu aengan jalan membandingkan jawaban responden
dengan kriteria jawaban yang benar.
a. -h-spek kesesuaian penggunaan tehnik supervisi aengan kon
sep-konsep t e o r l t l o .
Secara operasional, yang dimaksudkan aengan kese _-suaian peiaksanaan tehnik supervisi dengan konsep-konsep
teoritis ialah sebagai suatu kondisi yang darat menentu
-kan tingkat kualitas prosedur penggunaan tehnik supervisi
tersebut. Indikator yang ditetapkan adalah kriteria jawab
an yang diturunkan dari konsep-konsep teori prosedur peng
gunaan tehnik supervisi.
Fenentuan kriteria jawaban untuk menentukan kondi
si kualitas penggunaan tehnik supervisi tersebut berdasar
kan asumsi sebagai berikut ;
1. Setiap tindakan supervisor yang berkaitan dengan
peng
gunaan tehnik tersebut dapat diukur dengan kriteria ja
waban.
2. Dengan kriteria jawaban dapat dilihat keseimbangan an
67
kriteria jawaban ( lOCvc ;
3« Makin kecil selisih prosentase jawaoan yang benar
de
ngan prosentase kriteria jawabn, makin tinggi kualitas
kesesuaian penggunaan tehnik tersebut dengan.
konsen-konsep teoritis.
A. Apa bila semua responaen memberikan jawaoan sesuai de
ngan kriteria jawaban, maka 100>_ supervisor prosedur
penggunaan tennik supervisi sesuai densran
kcnset—kcn-sep t e o r i t i s .
ceraasarkar jawaban-jawaban responden yang telah di
sesuaiKan aengan kriteria jawaban, dimana tingkat
kesesuai-n telah dirobah dalam akesesuai-ngka prosekesesuai-ntase, ma:a diadakakesesuai-n
kata-gorisasi untuk menentukan kualifikasi kesesuaian
rengguna-aan tehnik supervisi yang disesuaikan dengan katagcrisasi
buku III D " Pedoman Administrasi dan Supervisi " sebasai
berikut :
1. Sangat baik, jika semua responden menjawab sesuai kri
teria antara 81 - 100^
2. Bail:, jika semua responden men jawab sesuai kriteria an tara fcl - 60a
j>. Cukup, jika semua responden men jawab sesuai kriteria antara Ai -
60,1-4. Kurang,
jika semua responden menjawab sesuai kriteria
antara 21 - LQ%5. Sangat kurang, jika semua responden menjawab sesuai
65
teria antara 1 - 201
Katagorisasi tersebut yang dikemukakan di atas ber
dasarkan rasional sebagai berikut :
1. Bahwa pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang
terbatas, oleh sebab itu katagorisasi dibagi atas lima,
katagori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan
sangat kurang
2. Bahwa katagorisasi tersebut di atas dioasarkan nada sis
tim penilaian " sta-five ", yaitu .-., E, C, D, can E. De
ngan demikian " sangat baik" = A, " baik'* = B. " cukup"=
C, "Kurang" = D, dan " sangat kurang " = E.
3. Bahwa dengan mempergunakan sistim stafive, dimana ni
-lai tertinggi dengan skor lOOvo dan ni-lai yang terrendah
1%, sehingga memiliki interval kelas 20. Berdasarkan in
terval ini terjadilah katagorisasi dengan penggolongan
prosentase seperti terlihat pada penggolongan yang
te-1ah dikemukakan.
4. Bahwa katagorisasi di atas berdasarkan pokok pemikiran
kurve normal seperti terlihat pada gambar berikut :
<Tl y
y \
IOC
o y
"••
Ast)£K sikap manusiawi Peniiik Sekolah dalam pelaksanaar
supervisi{ hubungan manusiawi. )
Secara operasional, sikap manusiawi.-Peniiik Sekolan
aaiam peiaksanaan supervisi aapat diartikan sebagai suatu
kondisi, dimana Peniiik Sekolan memperlihatkan sikap yang
menyenangkan guru-guru ketika melaksanakan supervisi.
Untuk mengetahui apakan tindakan Peniiik
Sekolah
menunjukkan kondisi yang menyenangkan aaiam peiaksanaan
su-pervis_, maka sebelumnya ditentukan kriteria jawaban
ter
nadap setiap item pernyataan yang di a ...kan kepada
guru-guru tentang kondisi tersebut. Kriteria jawaban ini
di-angkat aari teori-teori yang berhubungan dengan " hubung
an manusiawi " dalam peiaksanaan supervisi.
Penentuan kriteria jawaban terhadap setiap
item
pernyataan itu berdasarkan asumsi bahwa :
1. Setiap tindakan Peniiik Sekolah dapat diukur
dengan
kriteria jawaban tersebut.
2. Setiap item kriteria adalan menunjukkan
tindakan-tin-aakna yang manusiav.'i.
j>« aengan kriteria jawaoan dapat dilihat kondisi
kesein-bangan antara prosentase jawaban yang benar
dengan
prosentase kriteria jawaban ( 100'v' )
ir. Makin kecil selisih prosentase yang benar dengan pro
sentase kriteria jawaban, makin tinggi kualitas sikap
70
p. Apa bila semua responaen memberikan jawaban sesuai de
ngan Kriteria jawaban yang telah ada, maka berarti
100;-i Peniiik Sekolah memperlihatkan sikap yang
manu
siawi dalam peiaksanaan supervisi.
Beraasarkan jawaban-jawaban- responden yang
telah
disesuaiKan aengan kriteria jawaban, dimana tingkat
kese-X'
/
suaian itu telan dirooah dalam angka prosentase, maka di
adakan katagorisasi untuk menentukS-P kualifikasi sikap ma
nusiawi Peniiik Sekolah aaiam peiaksanaan supervisi. Kata
gorisasi ini disesuaikan aengan buku III D " Pedoman Ad
ministrasi dan Supervisi" sebagai berikut :
i. Sangat manusiawi, jika semua responden menjawab sesu
ai kriteria antara 61 - 1001'
2. Kanusiawi/baik, jika semua responden menjawab sesuai
kriteria antara 61 - 60;'.'
3. Cukup manusiawi, jika semua responden menjawab sesuai
kriteria antara 11 - 601'
4. Kurang manusiav.'i, jika semua responden menjawab sesuai
kriteria antara 21 - 401'
5. Sangat kurang manusiawi, jika semua responden
menja-wab sesuai kriteria antara 1 - 20:1
Katagorisasi yang dikemukakan di atas berdasarkan
rasional yang telah dikemukakan pada halaman 68
c* ^-srek fungsi kenala sekolah sebarai supervisor
supervisor dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang aa
pat memperlihatkan kegiatan-kegiatan kepala sekolah dalam
rangka meningkatkan profesional guru dalam mengajar.
Untuk dapat menentukan kondisi yang dapat memperli
hatkan kegiatan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan
profesional gum aaiam mengajar, make, sebelumnya diten tu
kan kriteria jawaban ternadap item-item yang dipertaryakan
kepada guru tentang fungsi kepala sekolah tersebut.
Penentuan kriteria jawaban ternaaap setiap iter, yang dipertanyakan berdasarkan asumsi banwa. :
1. Setiap item yang mempertanyakan kegiatan kepala seko
-lah dalam meningkatkan profesional guru dalam mengajar
dapat danat diukur dengan kriteria jawaban yang telah
aaa.
2. Dengan kriteria jawaban dapat dilihat keseimbangan an
tara prosentase jawaban yang benar dengan prosentase
kriteria jawaban ( 1001- )
3. Makin kecil selisih prosentase jawaban yang benar de
ngan prosentase kriteria jawaban, makin tinggi kuali
tas kegiatan atau frekuensi kegiatan kepala sekolah aa
iam rangka meningkatkan profesional guru.
4. Apa bila semua responden memberikan jawaban sesuai de
ngan kriteria jawaban yang ada, maka berarti lOOji ke
pala sekolah telah melaksanakan kegiatannya sebagai
Beraasarkan jawaoan-jawaoan responaen yang telah
di-sesuaikan dengan kriteria jawaoan, dimana tingkat kesesuai
an itu telah dirobah kedaiam angka prosentase.^.maka
diaca-kan katagorisasi untuk menentudiaca-kan kualifikasi Kegiatan ke
pala sekolah sebagai supervisor. Katagorisasi ini
oisesuai-kan dengan buKU III D " Pedoman Administrasi dan Supervisi''
sebagai berikut :
-• oangat baia.:, jika semua responaen merjawab sesuai kri
teria antara 81 - 1001'
2. nail:, jika semua. resrcnaen menjawab sesuai kriteria an
tara 61 - cl;
5. Cukup, jika semua responden menjawab sesuai kriteria
„ r i. _ „ ; - f
.-CLiJ t u l a W_ — Ow,
4. Kurang, jika semua responden menjawab sesuai antara
y. Sangat kurang,
jika semua responden me-njswab sesuai kri
teria antara 1 - 201'
katagorisasi vang dikemukakan di atas berdasarkan
rasional vara saaa. seperti yang telah dijelaskan paca.
had* JlS13ek kemamruan guru dalar: mengajar yanr mendapat renga -run d a r i supervi s:1
Kesempurnaan dari aaanya supervisi
untuk dapat mengetahui apakah Kemampuan guru dalam mengajar mendapat kesempurnaan aari supervisi, maka dikemu
kakan sejumlah pernyataan kepaca guru-guru yang berhubungan
aengan kemampuan guru dalam mengajar. Dan pernyataan ter
sebut guru-guru dapat memberikan pengakuan secara ianrsun"
melalui alternatif pilihan paaa tiap pernyataan, yaitu :
•*-• —a:. pen~arun ternaaap kemampuan guru mengajar yar.a
di-nyatakan dengar: alternatif ( S
a. xi as.-: a a a Pengaruh t e r n a c a o a*
n^a^cikan cen man a
3. i<agu tentang
aaa atau tiaaiinya pengaruh supervisi ter
hadap kemampuan guru men~aiar dinvat; --.. o.~ L . t i a a -t i f ( P }
Penertuan kriteria berdasarkan pernyataan lansrsunr
dari guru-guru untuk mengukur ada atau tidakrva oenraruh supervisi ternadap kemampuan guru mengajar bareasar.-r.ar:
a-sumsi bahv.a:
1. Setiap calcr. guru telah dibekaii cen gar, kemaAPuan-kema':.-puan mengajar pada lembaga-Iemcaga pendidika.. yang dila-luinya, sehingga supervisi hanya menyempurnakan kemamou-an-kemampuan tersebut,
2. tiuru sendiri lebih merasal:an ada. atau tida-: ada pengaruh
supervisi terhadap kesempurnaan ke^ ar.ru an i-^-a-jjr,
mengajar, yaitu adanya pengaruh diiuar supervisi.
berdasarkan jawaban langsung dari responaen yang
me-nyatakan aca atau tidal: ada pengaruh supervisi ataupun
ragu-ragu terhadap kesempurnaan kemampuan guru mengajar, dimana
keseluruhan jawaban responden telah dirobah kedaiam angka
prosentase, maka diadakan katagorisasi untuk menentukan
kualifikasi pengaruh supervisi ternadap kemampuan guru menge
-jar. Katagorisasi ini disesuaikan dengan buku III D " Pedo
man Administrasi dan Supervisi" sebagai berikut :
1. Sangat baik, jika semua responaen menjawab ada oergaru
pengaruh supervisi ( S ) antara 61 - 1001
2. Baik, jika semua responden menjawab ada pengaruh super
visi ( S ) antara 61 - 801
3. Cukup, jika semua responden menjawab ada pengaruh super
visi ( S ) antara 41 - 601
U. Kurang, jika semua respon menjawab ada pengaruh supervi
si ( S ) antara 21 - 401
5. Sangat kurang, jika semua responden menjawab ada penga
ruh supervisi ( S ) antara 1 - 201
Katagorisasi yang dikemukakan di atas berdasarkan
BAB V
DISKUSI DAK KESIKPULAK
A.Diskusi hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan se
hubungan dengan tujuan penelitian ini, dapatlah dikemukakan atau dibahas beberapa hal pentihg, terutama yang berkaitan de
ngan proses peiaksanaan " supervisi pada S.D. di Kota Kadya
Ambon. Pembahasan-pembahsan tersebut dikemukakan-.dengan
dipu-satkan pada aspek-aspek yang telah diteliti.
!• Kasalah prosedur penggunaan tehnik supervisi
Angket yang berhubungan dengan tehnik supervisi, ada
lima jenis tehnik supervisi yang dipertanyakan. Kenyataan yang
diisi oleh guru-guru hanya dua jenis tehnik supervisi,
yaitu
tehnik kunjungan observasi kelas dan tehnik pertemuan dindivi
dual. Dari hasil ini timbul dua interpretasi. Pertain a, para
Peniiik sekolah belum menguasai tehnik-tehnik supervisi yang.
terdapat dalam Kurxkulum S.D. 1975 Buku III D Pedomar. Admi -nistrasi Dan Supervisi.
Kurangnya penguasaan tehnik-tehnik supervisi mungkin di sebabkan oleh pendidikan para Peniiik sekolah yang kurang mema-dai untuk menjadi supervisor, dan para peniiik sekolah ini be lum dipersiapkan untuk menjadi supervisor.
Interpretasi kedua yang menyebabkan Peniiik sekolah t i
dak melaksanakan tehnik supervisi yang lain, mungkin disebab -kan terlalu sibuknya peniiik sekolah dengan tugas-tugas yang lain, sehingga tidak mempergunakan tehnik supervisi yang diang gap banyak menyita waktunya.
133
a. Tehnik kunjungan observasi kelas.
Dalam penggunaan tehnik supervisi kunjungan observasi ke
las, ternyata supervisor atau Peniiik sekolah memperlihatkan
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur peiaksana
an tehnik tersebut. Kalau kita rara-rata prosentase
peiaksana-an tehnik supervisi kunjungpeiaksana-an observasi kelas untuk ketiga Ke
camatan, menunjukkan bahwa 44% sesuai dengan kriteria, atau ha
nya berada pada katagori Cukup
sesuai'. Darx hasil ini dapat
di-simpulKan bahwa Peniiik sekolah kurang mengerti tentang penggu
naan tehnik tersebut. Eal ini dapat disebabkan oleh kurang
me-madainya pendidikan para Peniiik sekolah dan belum mendapat pen
didikan khusus dalam supervisi.
Dipihak lain tindakan Peniiik sekolah yang tidak sesuai
dengan kriteria peiaksanaan tehnik kunjungan observasi kelas
bi-sa disebabkan oleh sifat-sifat kepemimpinan yang dianut oleh
para Peniiik sekolah itu sendiri. Supervisor yang menganut
kepemimpinan
yang demokratis, sudah tentu dalam peiaksanaan
supervisi akan memperlihatkan pula tindakan-tindakan
yang
demokratis. Sebaliknya kepemimpinan yang menganut kepemimpin
an yang Otoriter akan memperlihatkan pula tindakan-tindakan
yang Otoriter dalam peiaksanaan supervisinya.
Melihat item-item, dimana banyak guru menjawab
tidak
sesuai dengan kriteria, maka ini menunjukkan bahwa tindakan
ber-134
sifat Inspeksi. Misainya item no.l banyak guru yang menjawab
bahwa kunjungan observasi kelas itu untuk menilai cara guru
mengajar. Disini Peniiik sekolah menunjukkan kekuasaannya, mi
sainya memberikan petunjuk-petunjuk bagaimana cara mengajar
yang baik. Menurut teori supervisi kunjungan observasi kelas
bukan bertujuan untuk menilai cara guru mengajar, meiainkan
untuk memperoleh data bagaimana guru mengajar'dan bagaimana
murid beiajar. Kunnjungan observasi keias bukan juga untul:
memperlihatkan kesaiakan guru-guru dihadapan anak-anak. Jika
terdapat kesalahan daiaa mengajar, maka kesalahan itu
dapat
dibahas bersama-sama dalam pertemuan individual yang diadakan
sesudah kunjungan observasi kelas tersebut.Kunjungan observasi kelas dengan maksud untuk menilai
kemampuan guru mengajar berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang
telah diturunkan, icaka inilah yang dinamakan supervisi
yang
bersifat inspeksi. Jadi ada kemungkinan supervisor dalam
da
135
sekolah tersebut tidak menguasai tehnik peiaksanaan dari kun jungan observasi kelas tersebut.
Penyebab lain yang membuat guru-guru menjawab tidak se suai aengan kriteria adalah kurangnya pengertian dari guru itu sendiri tentang maksud supervisi, sehingga kegiatan
kun-jungan observasi kelas yang dilaksanakan oleh Peniiik sekolah dianggapnya—seoagai Kunjungan yang akan aieniiai kemampuan me reka dalam mengajar. Lebih-iebih lagi kalau Kunjungan obser vasi kelas itu tiaak diberitahukan sebelumnya kepada guru yang akan diooservasi. Jadi dalam hal ini guru teian meimpu-nyai prasangka buruk sebsiumnyaterhadap kehadiran supervisor di kelasnya. Untuk menghilangkan kecurigaan guru terhadap
kehadiran supervisor dikelasnya, maka sebaiknya setiap kunjung
an dirunding lebih dahulu antara supervisor dengan guru yang akan diooservasi.Dijelaskan apa maksud kunjungan itu, data
apa yang ingin diperoieh supervisor dan sebagainya. Untuk ini
James Curtin mengatakan bahwa perencanaan bersama adalah
pen-ting untul:
1) Kenetapkan tujuan observasi
2) Kenetapkan proseaur yang akan ditempuh dan bahan-bahan yang
dipergunakan
3) Kenetapkan alat-alat evaluasi observasi.
( James Curtin, 1969 : 69 ). Bagi guru yang telah mengetahui
tujuan kunjungan observasi kelas, bahkan sangat mengharapkan
136
Kesalahan lain yang dapat menyebabkan banyak jawaban ti
dak sesuai dengan kriteria ialah kesalahan dalam pengisian ang
ket. Pada waktupengisian angket guru-guru kurang mendalami mak sud dari setiap item itu, sebab mungkin mereka ingin cepat-
ce-pat terlepas dari pengisian angket tersebut, dimana pengisian
angket itu telah menyita waktu mengajar aari mereka. b. Tehnik pertemuan individual'
Dalam penggunaan tehnik pertemuan individual
memperii-natkan hasil yang berbeda dengan tehnik kunjungan observasi ke
las. Tehnik pertemuan individual memperlihatkan hasil yang le bih baik dari tehnik observasi keias. Eal ini dapat dilihat da ri rata-rata prosentase ketiga Kecamatan sebesar 56,8% atau ber
ada pada katagori cukup. Ini menunjukkan bahwa supervisor se~
dikit menguasai konsep teori penggunaan tehnik individual. Di lihat dari item-item no. 2 dan no. 3,ternyata supervisor mela-kukan kekeliruan. Item Ko. 2 berhubungan dengan pernyataan
" apakah pertemuan itu direncanakan sebelumnya dengan guru-gu ru yang akan ditemui ?.»'. Suatu pertemuan dapat dilaksanakan
tanpa direncanakan lebih dahulu dengan guru-guru yang akan di
temui oleh supervisor, sebab mungkin supervisor hanya sekedar untuk menaapatkan informasi tentang kesuiitan-kesulitan yang sedang dihadapi oleh guru-guru dalam peiaksanaan pengajarannya. Informasi ini oleh supervisor dapat dijadikan data untuk
menyu-sun program supervisi. Atau pertemuan diadakan dengan maltsud ha
a-137
*
tas yang telah membuat sesuatu kekeliruan para guru. Dengan
kekeliruan inilah yang menyebabkan para guru memberikan
ja
waban bahwa
•» pertemuan itu tidak direncanakan lebih dahulu
dengan guru yang akan ditemuai". Pada hal pertemuan
yang
dimaksudkan dalam pernyataan no. 2 adalah pertemuan
supervi-si, yaitu pertemuan untuk memberixan bimbingan. atau
-memecah-kan masaiah yang sedang dihadapi oien guru-guru. Pertemuan
seperti ini bertujuan urtuk meningkatkan Kemampuan profesio
nal guru dalam mengajar.
Kungkin pertemuan yang ditanggapi oleh guru-guru
da
lam pernyataan no.2 adalan pertemuan biasa yang tidak
ada
sangkut pautnya dengan supervisi. fclisainya pertemuan
orienta-si atau pertemuan perkenalan antara kepala sekolah dengan gu
ru-guru baru untuk saiing memberikan dan menerima informasi
yang diperlukan agar guru baru selekas
-lekasnya
aenyesuai-dirinya dengan keadaan yang baru
Kesalahan dalam menanggapi pernyataan tersebut di atas
secara terns terang, barangkali adalah kesalahan pernyataan
yang tak dapat mengungkapkan maksud pernyataan tersebut
Pada item no.3 guru-guru memberikar. jawaban yang
ti
dak sesuai dengan kriteria. Ini berarti bahwa supervisor le
bih banyak memberikan komentar dalam memecahkan masaiah yang
dihadapi oleh guru-guru, ketika pertemuan itu diadakan. Padahal dalam pertemuan itu supervisor hanya memberikan
pengarah-an saja, selpengarah-anjutnya guru sendiri ypengarah-ang lebih bpengarah-anyak berbicara
136
Sifat kepemimpinan dari supervisor yang Otoriter dapat
menyebabkan ia lebih banyak berbicara dalam suatu pertemuan in
dividual. Selain itu masyarakat atau supervisor yang menonjol -kan kemampuannya dapat menyebab-kan ia lebih banyak berbicara
dari guru yang ditemuinya. Disini supervisor takut dikatakan
sebagai supervisor yang tidak tahu apa-apa,. -atau sebagai super
visor yang bodoh. Supaya tidak dikatakan sebagai supervisor yang
bodon, maka dalam pertemuan individual supervisor lebih mendo-minasi pembicaraan, walaupun mungkin supervisor menyadari hal
itu tidak sesuai dengan konsep teoritis.
Kesalahan lain yang dapat menyebabkan banyak guru
membe-berikan jawaban tidak sesuai dengan kriteria ialah :
1) Keinginan guru-guru untuk cepat-cepat menyeiesaikan angket,
karena pengisian angket itu telah mengorbankan kegiatan me
reka yang lain.
2) Peniiik sekolah kurang memahami konsep prosedur penggunaan
tehnik pertemuan individual
Dari uraian-uraian yang telah dikemukaksr. jelaslah, bah
wa untuk dapat melaksanakan tehnik supervisi sesuai .dengan petun tunjuk-petunjuk teoritis, dibutuhkan pemahaman ternadap tehnik
itu sendiri, latihan khusus, dan sifat demokratis dari supervi
s o r .
2, Sikap manusiawi Peniiik sekolah dalam supervisi. Seorang supervisor dalam menjalankan supervisinya
su-139
pervisi itu bergantung pada guru-guru yang mendapat supervisi
tersebut. Apakah guru-guru mau me