• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEMORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEMORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK

DI SMK N 2 CILAKU

EKO JOKO SATRIO (0811750)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari data hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan, persentase ketuntasan siswa untuk dapat mencapai nilai KKM masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD). Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Siklus I membahas materi tentang sistem pencernaan ternak, siklus II membahas materi tentang sistem organ tubuh ternak, dan siklus III membahas materi tentang sistem reproduksi dan urinaria ternak. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Agribisnis Ternak Unggas SMK N 2 Cilaku tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Division dalam pembelajaran sistem organ tubuh ternak mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata pre test 23,3 post test 44,4 dan N-Gain 0,41, pada siklus II rata-rata-rata-rata pre test 24,1 post test 59,1 dan N-Gain 0,46, siklus III meningkat dengan nilai pre test 18,2 post test 77,5 N-Gain 0,71. Peningkatan aktivitas belajar siswa juga terjadi pada setiap siklusnya, pada siklus I rata-rata 57,14, siklus II meningkat menjadi 75, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 92,85.

(2)

Eko Joko Satrio, 2014

IMPLEMENTATTION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STIDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES

IN LEARNING ANIMAL ORGAN SYSTEMS

EKO JOKO SATRIO

ABSTRAK

This research of background of data result of learning student at elementary subject of vocational interest, complete percentage [of] student to be able to reach value of KKM still lower. This research aim to to know the make-up of result learn student and to know student activity in activity of study by applying model study of type co-operative of Student Teams Achievment Division (STAD). This desain research use research of class action which consist of three cycle. Cycle of I study items about digestive system of livestock, cycle of II study items about livestock body organ system, and cycle of III study items about system reproduce and livestock urinaria. Research Subjek is class student of X Agribisnis Ternak Unggas of SMK N 2 Me of school year 2012 / 2013 with amount of student 9 people. Result of research indicate that with applying of model study of Student Teams Achievment Division in study of livestock body organ system can improve result learn student. At cycle of I average value of pre test 23,3 post test 44,4 and N-Gain 0,41, [at] cycle of II mean of pre test 24,1 post test 59,1 and N-Gain 0,46, cycle of III mount with value of pre test 18,2 post test 77,5 N-Gain 0,71. Make-Up of activity learn student also happened in each;every its cycle, at cycle of I mean 57,14, cycle of II mount to become 75, while at cycle of III mount to become 92,85

(3)

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

(4)

Eko Joko Satrio, 2014

F. Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian Siklus I ... 36

B. Hasil Penelitian Siklus II ... 41

C. Hasil Penelitian Siklus III ... 45

D. Analisis Keseluruhan Hasil Penelitian ... 47

E. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(5)

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru ... 33

Tabel 3.2 Kategori Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 34

Tabel 3.3 Kategori tafsiran rata-rata hasil belajar siswa terhadap materi ... 34

Tabel 3.4 Kriteria Normalized Gain ... 35

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 39

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 42

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III ... 45

(6)

Eko Joko Satrio, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan MC Taggart... 24

Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai Pre Test dan Post Test Hasil Belajar ... 48

Gambar 4.2 Grafik N-Gain Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 49

Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa ... 50

(7)

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Silabus ... 64 A.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 66 LAMPIRAN B

B.1 Validitas dan Reliabilitas Siklus I ... 73 B.2 Validitas dan Reliabilitas Siklus II ... 74 B,3 Validitas dan Reliabilitas Siklus III ... 75 LAMPIRAN C

C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 77 C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 83 C.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 90 LAMPIRAN D

(8)

Eko Joko Satrio, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran pendidikan sangatlah penting bagi kualitas kehidupan bangsa, karena kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Oleh karena itu pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan Nasional. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi, karena visi pendidikan sekarang lebih ditekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan yang lebih modern agar siswa sebagai subjek dapat mengikuti kemajuan tersebut.

Pembelajaran sistem organ tubuh ternak merupakan salah satu standar kompetensi dari mata pelajaran kompetensi dasar ternak pada kelas X jurusan Agrobisnis Ternak Unggas (ATU) di SMK N 2 Cilaku. Kompetensi dasar yang diharapkan mampu dimiliki peserta didik yaitu mengidentifikasi bagian tubuh ternak, mengidentifikasi sistem pencernaan ternak, dan mengidentifikasi sistem reproduksi dan urinaria ternak.

Karakteristik pembelajaran sistem organ tubuh ternak merupakan pembelajaran yang diharuskan mampu menguasai hafalan tentang struktur atau bagian pada tiap tubuh ternak baik organ secara anatomi ataupun organ secara fisiologi, dan diharapkan juga mampu memahami fungsi dari tiap bagian tubuh ternak tersebut.

(9)

2

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ceramah, sehingga siswa cenderung mudah jenuh karena pembelajaran yang pasif. Pembelajaran tradisional yang diterapkan oleh guru juga membuat siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

Adanya masalah tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif masih rendah. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, peneliti mendapatkan data dari hasil ulangan siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan tahun ajaran 2011/2012, dari 11 orang siswa yang mengikuti ulangan, hanya dua orang siswa yang dapat tuntas mencapai nilai KKM sebesar 75. Sedangkan 9 orang siswa lainnya masih belum dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 63, sedangkan nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 44.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan harus ditingkatkan agar terwujud kualitas pembelajaran yang lebih baik. Suatu model pembelajaran yang diterapkan harus dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bertukar pendapat, bekerja sama dengan teman, dan berinteraksi dengan guru sehingga peserta didik dapat mengingat kembali konsep yang dipelajarinya dengan baik.

Mengingat pentingnya pelajaran dasar kompetensi kejuruan ini untuk peserta didik, maka diperlukan model pembelajaran yang direncanakan secara baik agar dapat digunakan secara efektif pada mata pelajaran tersebut. Inovasi pembelajaran harus dilakukan oleh guru agar peserta didik tidak merasa bosan belajar dan mau mengembangkan apa yang dipelajarinya.

(10)

3

Eko Joko Satrio, 2014

minat bertanya, dan tidak berpikir terhadap hasil belajar. Sedangkan jika belajar dilakukan secara aktif, maka peserta didik akan mencari tahu sesuatu, ada rasa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan, dan memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah.

Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas Jhon Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung pendekatan pembelajaran Kooperatif. Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Pembelajaran Sistem Organ Tubuh Ternak di SMK N 2 Cilaku“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat di identifikasi terkait dengan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan

dengan standar kompetensi sistem organ tubuh ternak masih rendah. 2. Aktivitas siswa didalam kelas masih kurang, akibat guru tidak

(11)

4

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian dibatasi pada kelas X Agrobisnis Ternak Unggas (ATU) SMK Negeri 2 Cilaku tahun ajaran 2012/2013.

2. Model pembelajaran kooperatif STAD digunakan dalam pembelajaran standar kompetensi menjelaskan sistem organ tubuh ternak untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sistem organ tubuh ternak dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Adakah peningkatan keaktifan siswa pada setiap siklusnya dalam pembelajaran sistem organ tubuh ternak dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian pada umumnya adalah untuk memberikan sebuah alternatif pada pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru SMK pertanian. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

(12)

5

Eko Joko Satrio, 2014

2. Mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran sistem organ tubuh ternak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Bagi Siswa

Sebagai wahana baru dalam proses meningkakan keaktifan dan prestasi dalam pembelajaran produktif.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran kompetensi dasar organ pencernaan ayam dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

G. Penjelasan Judul Penelitian

1. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. (Isjoni, 2009). 2. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

(13)

6

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil belajar manyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitifpada standar kompetensi sistem organ tubuh ternak. (Sudjana, 2008).

4. Standar Kompetensimenjelaskan sistem organ tubuh ternak adalah mata pelajaran produktif pada jurusan Agrobisnis Ternak Unggas (ATU) kelas X SMKN 2 Cilaku, pembelajaran yang mempelajari tentang ilmu sistem organ ternak sehingga peserta didik diharapkan mampu menguasai materi tentang sistem organ tubuh ternak eksterior dan interior (anatomi dan fisiologi tubuh ternak), sistem pencernaan ternak, juga sistem reproduksi dan urinaria ternak.

(14)

Eko Joko Satrio, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Agrobisnis Ternak Unggas (ATU) SMK N 2 Cilaku yang berjumlah 9 orang.

B. Metode Penelitian

Model penelitian yang dipakai dalam melaksanakan penelitian adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (threatment) yang sengaja dimunculkan. Penelitian ini menggunakan metode (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented). Dengan penelitian tindakan kelas ini, peneliti dapat menilai sendiri sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada standar kompetensimenjelaskan sistem organ tubuh ternak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(15)

23

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan proses pembelajaran dikelas guna memperbaiki pembelajaran berikutnya.

Metode ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip siklus “daur ulang”, (2) menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitan-penelitian yang sealama ini dilakukan mengenai guru dan kelasnya bertujuan untuk menguji atau membuktikan teori, dan mereka berperan sebagai objek penelitian tersebut. Para guru mungkin tidak asing dengan teori yang biasa dilakukan dalam penelitian yang biasa dilakukan, yang pada umumnya bermuara pada tradisi. Tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu memperbaiki pembelajaran guru dikelas atau dosen diruang perkuliahan, dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori (Wiriatmadja, 2008: 75). Tapi dalam penelitian tindakan kelas didahulukan dalam meningkatkan kualitas intrinstik pembelajaran, jadi apabila upaya perbaikan itu berbentuk meningkatkan intelektual peserta didik, hal tersebut memang sudah termasuk yang direncanakan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu, merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan refleksi. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

C. Desain Penelitian

(16)

24

Eko Joko Satrio, 2014

Supaya penelitian berjalan terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka rencana yang akan dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang mengacu kepada teori model Kemmis dan Mc. Taggart, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, seperti terlihat dibawah ini:

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan MC Taggart

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian ini adalah kegiatan berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan pokok perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi

(reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui tiga siklus.

(17)

25

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan langkah pertama dilakukan penulis adalah membuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK yaitu rencana pembelajaran yang dijabarkan dari standar kompetensi yakni kompetensi dasar antara lain: 1. Mengidentifikasi sistem pencernaan unggas

2. Mengidentifikasi bagian tubuh ternak

3. Mengidentifikasi sistem reproduksi dan urinaria ternak

Penelitian ini difokuskan pada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran produktif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

a. Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dengan standar kompetensi sistem organ tubuh ternak masih rendah.

b. Aktivitas siswa didalam kelas masih kurang, akibat model pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih model konvensional. 2. Tahap Persiapan

Pada persiapan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Membuat proposal penelitian sesuai dengan judul, dan memberikan

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan dengan dikonsultasikan kepada pembimbing.

b. Setelah memperoleh persetujuan proposal penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengajukan ijin penelitian dari pihak Program Studi diajukan ke jurusan terus dilanjutkan ke sekolah yang menjadi subjek penelitian yaitu SMK N 2 Cilaku.

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Membuat bahan ajar dan perangkat tes.

e. Membuat pedoman observasi

(18)

26

Eko Joko Satrio, 2014

g. Menyusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembelajaran, pemberian instrumen. Kegiatan ini meliputi tiga siklus tindakan, masing-masing siklus disediakan waktu 2x45 menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Siklus I

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran standar kompetensi menjelaskan sistem organ tubuh ternak yang beroreintasi pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD 2) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis

data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan melalui obervasi, dan data kualitatif yang dikumpulkan dari evaluasi hasil belajar siswa.

3) Mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan pada siklus I dengan berkonsultasi pada guru produktif.

4) Membuat skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada kelas yang diteliti.

5) Menetapkan keberhasilan. Dengan membuat alat evaluasi berupa soal-soal.

6) Menetapkan waktu yang diperlukan dalam satu siklus. b. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dengan kegiatan pembelajaran teori dimana pelaksanaannya:

1) Sebelum pembagian kelompok setiap siswa telah diberikan teori dasar dan tujuan dari materi yang akan dibahas.

2) Guru menerapkan sistem pembelajaran kooperatif tipe STAD 3) Siswa dikelompokan secara acak menjadi beberapa kelompok,

(19)

27

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Setiap kelompok mengutus seorang anggotanya sebagai kelompok ahli untuk membahas materi dari kelompok lain. 5) Guru memberikan bimbingan selama pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

6) Setiap siswa harus bisa menyampaikan materi yang didapat dari kelompok ahli pada kelompok asal.

7) Akhir kegiatan pembelajaran setiap kelompok asal mempresentasikan pokok bahasan yang diperoleh pada kelompok lainnya untuk menyamakan persepsi.

8) Guru memberikan penilaian yang aktif.

9) Diujung pembelajaran guru memberikan test untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

c. Evaluasi dan Rencana siklus 1

Setelah dilakukan siklus pertama, peneliti berkonsultasi dengan guru program keahlian, mengevaluasi hasil dari siklus pertama mulai dari hasil test dan keaktifan siswa, serta mencari jalan penyelesaiannya. Agar bisa dilakukan perbaikan pada siklus kedua. Perencanaan siklus tidak sama dengan perencanaan siklus pertama tetapi ada perbaikan-perbaikan dalam pengelolaan kelas.

d. Pelaksanaan siklus 2

Sepertinya siklus pertama, pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus keduapun sama dengan siklus pertama dan hasil perbaikan dari siklus pertama, tetapi beda dalam kompetensi dasar.

e. Evaluasi dan rencana siklus 3

(20)

28

Eko Joko Satrio, 2014

f. Pelaksanaan siklus 3

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ketiga dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus kedua, dan sesuai perencanaan pelaksanaan siklus ke tiga. Pada akhir siklus ketiga ini diberikan soal-soal test dengan kompetensi dasar yang berbeda.

g. Evaluasi dan kesimpulan

Tahap ini merupakan akhir dari penelitian yang dilakukan, evaluasi dapat terlihat dari nilai akhir yang diperoleh siswa dari hasil Pretest dan test-test lainnya. Sedangkan kesimpulannya apakah penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa atau tidak? Yang terlihat dari hasil test setiap siklus apakah naik, statis, atau bahkan turun. Cocok atau tidak model pembelajaran ini diterapkan di kelas X Jurusan ATU SMKN 2 Cilaku.

E. Instrumen Penelitian

1. Teknik Observasi Guru

Observasi digunakan untuk mendapatkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan alat penilaian kemampuan afektif dan psikomotor sehingga dapat diolah secara kualitatif selanjutnya dapat dikonversikan kedalam bentuk penskoran secara kuantitatif.

Observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsungdilakukan oleh pengamat yaitu guru mata pelajaran standar kompetensi mengidentifikasi. Pengamatan dilakukan oleh pengamat dari awal proses pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran selesai.

2. Teknik Observasi Siswa

(21)

29

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan lembar observasi yang dibuat.Didalam lembar observasi dicantumkan komponen pengajaran lansung muncul pada deskriptor yang diberikan, maka observer diminta membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. Selanjutnya observer memberikan skor pada masing-masing komponen yang sudah diberi tanda cek (√).

3. Tes Tulis

Menurut Arikunto (2009:86) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Data tes yang dihasilkan berupa rata-rata gain skor tes kemampuan keterampilan pengetahuan dan hasil belajar. Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus. Tes akhir siklus

S = skor yang diperoleh (Raw Score) R = jawaban yang betul

Instrumen tes objektif yang berupa tes pilihan ganda, terlebih dahulu akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran di sekolah. Setelah data hasil uji coba terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Selain itu, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui indeks kesukaran dan daya pembeda.

a. Uji validitas

Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui

(22)

30

Eko Joko Satrio, 2014

validitas instrumen, setelah diujicobakan kemudian dihitung koefisien korelasi antara nilai hasil uji coba dengan nilai rata-rata harian. Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus produk momen dari Pearson sebagai berikut:

N ∑ xy –(∑x) (∑y)

N∑x² –(∑x)²} {N∑y² – (∑y)²} Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = banyaknya peserta tes X = nilai hasil ujicoba

Y = nilai rata-rata ulangan harian

Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut Arikunto (2007:75) sebagai berikut:

0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi

0,600 ≤ rxy< 0,800 korelasi tinggi apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliablitas ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto,2007:93) berikut:

r11 = koefisien reliabilitas

2 1 2 1

(23)

31

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guliford (Suherman, 2003 : 139) sebagai berikut:

r11< 0,20 derajat reliablitas sangat rendah

0,20 ≤ r11< 0,40 derajat reliablitas rendah

0,40 ≤ r11< 0,70 derajat reliablitas sedang

0,70 ≤ r11< 0,90 derajat reliablitas tinggi

0,90 ≤ r11< 1,00 derajat reliablitas sangat tinggi

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:208):

Keterangan:

P = indeks kesukaran butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:210):

adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(24)

32

Eko Joko Satrio, 2014

(berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

Pb

Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan benar

Bb= banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan benar

Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:218) :

0,00 < DP ≤ 0,20 jelek kemudian dilakukan analisis data. Adapun analisis data yang digunakan yaitu:

1. Analisis Observasi Guru

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana (2006:77-78), Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang nilai dalam bentuk angka 1,2, 3, dan 4. Angka tersebut memiliki arti:

(25)

33

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 = cukup

3 = baik 4 = baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana,2008).

𝑵 = 𝒂 𝒂𝒂 𝒂 𝒂

Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan seperti pada table 3.1 dibawah ini,

Tabel 3.1. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

90-100 Baik sekali

Sumber: (Sudjana,2008) 2. Analisis Observasi Siswa

Skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Skor 5 : jika semua deskriptor muncul Skor 4 : jika tiga deskriptor muncul; Skor 3 : jika dua deskriptor muncul; Skor 2 : jika satu deskriptor muncul;Skor 1 : jika tidak ada deskriptor muncul.Adapun persentase rata-rata skor dihitung sebagai berikut:

𝑵 = 𝒂 𝒂𝒂 𝒂 𝒂

(26)

34

Eko Joko Satrio, 2014

Tabel 3.2. Kategori Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran

Skor (%) Kategori

3. Analisis Tes Hasil Belajar

Data yang diperoleh dari tes yang dilakukan kemudian diolah dengan memberi skor, menilai setiap siswa, kemudian menghitung rata-rata dari niai yang diperoleh siswa.

Nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus (Sukardi,2008:146)

Nilai = 𝑺 𝒂 𝒂

𝑺 𝒂

Rata-rata nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

̅ = 𝑱 𝒂 𝒂

𝑩𝒂 𝒂 𝒂 𝒂 𝒂

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel dibawah ini:

(27)

35

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain.

Normalized Gain dihitung dengan rumus:

N-Gain = 𝑺 𝐞 − 𝐤 𝐞 𝐞

𝑺 𝒂 −

Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4. Kriteria Normalized Gain Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 ≤ N-gain < 1,00 Tinggi 0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , 0,30 Rendah

(28)

Eko Joko Satrio, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran menjelaskan sistem organ tubuh ternak, yaitu :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X ATU pada pembelajaran sistem organ tubuh ternak jumlah rata-rata siklus I nilai pre test 23,3 post test 44,4 dan N-Gain 0,41, pada siklus II rata-rata nilai pre test 24,1 post

test 59,1 dan N-Gain 0,46, siklus III meningkat dengan nilai pre test 18,2

post test 77,5 N-Gain 0,71.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa kelas X Agrobisnis Ternak Unggas pada pembelajaran menjelaskan sistem organ tubuh ternak. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 57,14, siklus II menjadi sebesar 75,00 dan pada siklus II menjadi sebesar 92,85.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan kesimpulan mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Student teams Achievement Divisioins (STAD), maka peneliti merekomendasikan beberapa hal, yaitu :

1. Hasil penelitian ini merekomendasikan bagi para guru, dalam pelaksanaan pembelajaran agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD pada mata pelajaran lain.

(29)

59

Eko Joko Satrio, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK DI SMK N 2 CILAKU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keaktifan dan meningkatkan prestasi dalam pembelajaran produktif maupun pelajaran lain.

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan MC Taggart
Tabel 3.1. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru
Tabel 3.3. Kategori tafsiran rata-rata hasil belajar siswa terhadap materi
Tabel 3.4. Kriteria Normalized Gain

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Sistem Pemasukan Dan Pengeluaran Pada Engine 1 Tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu1.

[r]

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan berpikir Matematika

Fokus penelitian ini mengajukan rumusan bagaimanakah pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler serta kendala dan upaya yang dilakukan sekolah

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai