A I PENDAHULUAN 1.1. LATAR ELAKANG
asalah komunikasi suami-istri merupakan salah satu masalah serius khususnya dalam keluarga perkawinan campuran beda budaya. eskipun, keluarga perkawinan campuran melakukan interaksi dengan bahasa yang sama sekalipun, tidak berarti komunikasi akan berjalan mulus atau bahwa dengan sendirinya akan tercipta saling pengertian. Perkawinan campuran beda budaya cenderung lebih berpotensi mengalami konflik dibandingkan perkawinan dengan budaya sama. Hal ini disebabkan pasangan memiliki perbedaan karakter, latar belakang budaya, adat-istiadat, simbol, nilai dan norma, bahasa yang berbeda. Perbedaan ekspektasi budaya sering menyebabkan komunikasi tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman, kesalahpahaman, konflik, kerugian, malapetaka bahkan perceraian.
[image:1.612.98.528.188.689.2]Data dari Pengadilan Negeri Kota Denpasar tahun 2014 dan 2015 angka perceraian di Kota Denpasar mencapai 1.353 pasangan. Angka Perceraian di Kota Denpasar dari tahun 2014-2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Data Perceraian di Kota Denpasar Tahun 2014-2015 Data Perceraian Pengadilan Negeri Denpasar
2014 2015
Berdasarkan keterangan Kepala Pengadilan Kota Denpasar salah satu penyebab pasangan suami-istri bercerai adalah karena komunikasi. Sehingga komunikasi antarpribadi menjadi perhatian penting karena merupakan jalan yang dapat mempererat hubungan suami-istri terlebih bagi pasangan perkawinan beda budaya. Komunikasi yang dilakukan pasangan suami-istri beda budaya dalam prosesnya merupakan komunikasi antarpribadi dalam konteks komunikasi lintas budaya. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh suami-istri bukan hanya sekedar bertukar informasi, namun perlu ada percakapan antara suami-istri sebagai sarana dalam menyampaikan perasaan hati, memperjelas pikiran, menyampaikan ide, sarana untuk saling belajar mengenal satu sama lain, belajar mengenai kebiasaan masing-masing, belajar untuk memahami perbedaan budaya suami maupun budaya istri dan juga dengan melakukan percakapan suami-istri dapat melepaskan ketegangan, mencapai kesepakatan, dalam cara untuk mengatasi konflik setelah pernikahan.
Komunikasi antarpribadi pasangan perkawinan campuran juga harus mencapai kesamaan makna dalam proses komunikasi itu sendiri. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh suami istri pada prosesnya bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman agar tercipta sebuah hubungan keluarga yang harmonis. arkman menemukan bahwa pasangan yang memiliki komunikasi yang positif sebelum perkawinan cenderung memiliki perkawinan yang lebih bahagia daripada pasangan yang tidak memiliki komunikasi yang positif sebelum perkawinan. Sehingga komunikasi jelas memainkan peran yang sangat penting dalam sebuah hubungan. Salah satu bentuk aktivitas komunikasi antarpribadi adalah pada perkawinan campuran.
dengan pasangan juga dengan keluarga besar pasangan, pola mendidik anak, dan langkah yang dilakukan individu dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam hubungan rumah tangga.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Guna memperjelas permasalahan dan mengungkap secara lebih rinci mengenai aspek yang hendak dianalisis, selanjutnya dibuat rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana komunikasi antarpribadi pasangan perkawinan campuran etnis Sumba dan estern di Kota Denpasar?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh individu pasangan perkawinan campuran etnis Sumba dan estern di Kota Denpasar.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan dalam teori komunikasi antarpribadi khususnya Teori Siklus Hubungan Antarpribadi ark Knapp & Anita Vangelisti dan Teori Penetrasi Sosial Irwin Altman dan Dalmas A. Taylor