DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Arifin, Johar dan Fauzi, A. (2007). Aplikasi Excel Dalam Aspek Kuantitatif
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Balker Alan. (2000). How To Better at ... Managing People. (Alih bahasa:
Soesanto Boedidamo). Jakarta: penerbit PT. Alex Media Komputindo
Gramedia. Web
:http://beta.stialanbandung.ac.id/images/stories/jurnal_administrasi/105-03memen.pdf
Bastian, Indra, (2005). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga,
Jakarta.
Bodnar, George H., William S. Hopwood, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf,
(2001). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Jakarta : Salemba
Empat.
Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Cushing, Barry E., diterjemahkan oleh La Midjan, (2000). Sistem Informasi
Akuntansi Pendekatan Manual Praktika Penyusunan Metode dan
Prosedur, Bandung : Lembaga Informasi Akuntansi.
Halim, Abdul, (2001). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah,
Salemba Empat, Jakarta
Ikin Solikin (2011). Pengaruh Penerapan Akuntansi Pemerintahan,Kualitas
Informasi Akuntansi Dan Kualitas Aparatur Pemerintahan Daerah
Terhadap Good Government Governance Dan Implikasinya Terhadap
Kinerja Keuangan. Bandung.
Jogiyanto H.M. (2001). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Yogyakarta: Andi.
Krina. (2003). Indikator dan Alat Ukur Prinsip Transparasi, Partisipasi dan
Akuntabilitas. Web: http://www.goodgovernance.com
Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua; Yogyakarta :
Akademi Manajemen. Perusahaan YKPN.
Latifah, Lyna dan Sabeni, Arifin. 2007. Faktor Keprilakuan Organisasi Dalam
Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Empiris pada
Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dan DaerahIstimewa
Yogyakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. ASPP-13.
Mardiasmo, (2004). Akuntansi Sektor Publik. CV Andi Offet. Yogyakarta
Mardiasmo, (2008). Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offet. Yogyakarta.
Mardiasmo, (2009). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi.
Yogyakarta.
Masyarakat Transparasi Indonesia. (2006). Meraih Kembali Kepercayaan
Masyarakatmelalui Good Governance. Jurnal Transparsi Edisi 14. Web:
http://www.transparasi.or.id/majalah/edisi14/14berita_1.html.
Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja
Rosdakarya
Mulyadi, (2001). Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, (2003). Accounting Information
Systems, Ninth Edition, Prentice Hall.
O’Brien, J.A & Marakas, G.M, (2006). Intruduction to Information Systems,
McGraw-Hill/Irwin. New York.
Peraturan Menteri Keuangan, Nomor 46 / PMK.02/ 2006, Tentang Tata Cara
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah, Jakarta.
Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 2008 Tentamg Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005, 2007, Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), Cetakan I, Penerbit Pustaka Yustisia,
Peraturan Pemerintah (PP) No 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah, Jakarta.
Peraturan Pemerintah (PP) No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah , Jakarta
Peraturan Pemerintah (PP) No 59 tahun 2007 Tentang Perubahan atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengeloaan
keuangan daerah.
Peraturan Pemerintah (PP) No 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan Sistem
Informasi Keuangan Daerah, Jakarta.
Peraturan Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Jakarta.
Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No 02 Tentang dalam
penyajian laporan realisasi anggaran yang disusun dan disajikan dengan
menggunakan anggaran berbasis kas.
Rudi Kurniawan, (2010). Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Good
Governance. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Volume 1, No.1.
Sedarmayanti, (2004). Good Governance (Kepemerintahan yang Baik): CV.
Mandar Maju
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAAP) yang dirancang untuk dirancang
keuangan pemerintah dalam mencapai pemerintahan yang baik, meliputi
akuntabilitas, manajerial dan transparansi. Jakarta.
Suara Merdeka, 2012, Pemrov Jabar Opini Wajar Tanpa Pengecualin (WTP),
2012
SubDit. Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Pembiayaan dan Informasi
Keuangan Daerah, Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan
Keuangan , Slide Sistem Informasi Keuangan Daerah ( PP 56 / 2005 dan
PMK 46 / 2006) , Jakarta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tata Sutabri.(2005). Sistem Informasi Manajemen.
USDR (urban Sector Development Reform Project). 2006. Reformasi Pengelolaan
Keuangan. Web:
http://www.usdrp-indonesia.org/files/dowloadContent/72.ppt
Veitzal Rifai, Henry Simamora (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan Kedua. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wahyono, Teguh. (2004). Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis, Desain dan
Widodo, Joko, (2001). Good Governance: Insan cendekia Pemerintah Kabupaten
dan Kota di Jawa Tengah dan DaerahIstimewa Yogyakarta). Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. ASPP-13.
Wilkinson. (2000). Accounting Information Systems: Essential Concepts and
Application. Fourth Edition: John Wiley and Sons.Inc.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan
Lampiran 2 Formulir Perbaikan (REVISI)
Lampiran 3 Fomulir Persetujuan Perbaikan (REVISI ) Usulan Penelitian
Lampiran 4 Formulir Perbaikan (REVISI)
Lampiran 5 Formulir Perbaikan (REVISI) Skripsi
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemerintahan daerah merupakan sub sistem dari pemerintahan nasional
dan secara implisit masalah pembinaan serta pengawasan terhadap pemerintah
daerah merupakan bagian intergral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan,
maka pengawasan atas penyelanggaraan pemerintah daerah oleh Pemerintahan.
Walikota merupakan pemimpin yang ditunjukan untuk menjamin agar
penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan ketentuan perundang-undangan. Dan yang menjadi urusan dari
pemerintah pusatnya sendiri adalah moneter, kebijakan luar negri, pertahanan
keamanan, dan agama selain dari itu merupakan perhatian dari daerah (DPRD).
Teknologi saat ini telah mengubah cara organisasi publik untuk
berhubungan dengan publik. Pada bidang akuntansi sendiri penggunaan teknologi
sudah banyak dipakai terutama dalam menyajikan laporan keuangan. Karena
banyaknya masalah-masalah yang terkadang sering muncul dalam penyajian
laporan keuangan yang dialami oleh organisasi baik perusahaan swasta
(nonpublik) dan pemerintahan (publik) seperti masalah yang biasa terjadi antara
lain keterlambatan waktu pelaporan, akurasi, dan realibilitas dan kelemahan akan
kemampuan yang disebabkan oleh faktor intern itu sendiri. Pemerintahan Daerah
merupakan salah satu organisasi yang berkepentingan dengan teknologi informasi
karena dengan menerapkan penggunaan teknologi informasi yang tentu saja bisa
keuangan, pengaturan mengenai informasi keuangan daerah telah diatur dalam
UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, Pada Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang telah melakukan perubahan
dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010 tentang SIKD yaitu suatu sistem
yang mendokumentasikan, menadministrasikan, serta mengelolah keuangan
daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada
masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah (pasal 15).
Pemerintah wajib untuk menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan
Daerah (SIKD) guna menjawab kebutuhan informasi keuangan oleh masyarakat
publik, dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 46 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah dan Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan data/informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada
Pemerintah. SIKD yang dikembangkan dengan basis teknologi informasi, didesain
sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana untuk pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan referensi, serta proses komunikasi data/informasi keuangan daerah
Departemen Keuangan dengan Pemerintah daerah dan para pemilik atau pengguna
informasi keuangan daerah lainnya. SIKD menyajikan berbagai informasi baik
informasi keuangan maupun non keuangan. Data keuangan utama terdiri dari
APBD, Dana Perimbangan, Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, Catatan atas
Laporan Keuangan Daerah, Laporan Keuangan Perusahaan Daerah, dan data yang
Fenomena yang terlihat baru-baru ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Jabar menyampaikan Pemprov Jabar mendapat opini wajar tanpa pengecualian
(WTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2011. Menurut Slamet Kurniawan
selaku ketua BPK Jabar neraca, laporan realisasi dan arus kas serta catatan dalam
semua hal material telah disajikan wajar sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). (Suara Merdeka, 2012) dengan begitu dewasa ini
pemerintah telah mengusahakan untuk menerapkan sistem aplikasi yang
memudahkan kinerja pemerintah dalam menjalankan tugas dan
mempublikasikannya pada masyarakat.
Akan tetapi, keberhasilan Pemprov Jabar mendapat opini WTP tersebut
disisi lain terdapat kondisi yang kurang sesuai dalam penerapan SIKD di Pemprov
Jabar. Hal tersebut diperoleh dari pra penelitian yang dilakukan di Pemprov Jabar,
dimana menurut salah satu sumber disebutkan bahwa penerapan SIKD masih
belum maksimal, sebagaimana dalam uraian berikut:
“SIKD telah diterapkan di pemerintahan khusunya di pemerintah provinsi Jawa Barat, namun pada kenyataannya SIKD di Provinsi Jawa Barat baru dimanfaatkan 50 persen saja dan karena baru penatauasahaan dan laporan realisasi anggaranya. Sedangkan untuk laporan arus kas, neraca dan catatan atas laporan keuangan harus secara manual.”
Ini sebagai petunjuk awal bahwa masih ada kelemahan-kelemahan dalam
penerapan SIKD dan faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan SIKD.
Dalam SIKD yang telah diterapkan di Pemprov Jabar laporan keuangannya masih
ada yang dikerjakan secara manual. SIKD merupakan salah satu aplikasi teknologi
informasi yang sekarang digunakan di lembaga pemerintah baik di tingkat
satu sama lain karena melibatkan suatu sistem teknologi informasi yang
didalamnya terdapat segala urusan pemerintahan terintegrasi dalam suatu sistem,
khususnya yang berhubungan dengan sistem akuntansi yang menyebabkan SIKD
dalam penerapannya memungkinkan akan terjadi suatu kombinasi yang cukup
kompleks dan intensif antara orang dan pengguna, hardware, software, data, dan
prosedur. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada
penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor
perilaku dari individu pengguna sistem sangat menentukan kesuksesan
implementasi (Bodnar dan Howpood, 1995).
Dimana pengaruh sumber daya manusia pun bisa menunjukan apakah
informasi telah sesuai dengan keinginan publik atau masyarakat. Penyelenggaran
SIKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah. SIKD regional
diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah selama ini dikenal oleh
masyarakat dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD). Penyelenggaraan SIKD difasilitasi oleh Departemen Dalam Negri.
SIKD yang diselenggarakan oleh Pemerintah disebut dengan SIKD Nasional.
Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana SIKD masing-masing daerah
Gambar 1.1
SIKD Pada Masing-masing Daerah yang Akan Menjadi Sumber SIKD Nasional
Sumber: Subdit Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Pembiayan dan Informasi
Keuangan Daerah, Direktorat Jenderal Anggaran Perimbangan Keuangan
Untuk mencapai pemerintahan yang ideal, tentu praktik GGG perlu
diterapkan dalam setiap aspek kepemerintahan, tidak terkecuali masalah
keuangan. Empat prinsip dalam GGG menurut Organization for Economic
Cooperation and Development diantaranya keadilan, transparansi, dapat dikontrol
dan tanggungjawab dapat dilaksanakan dengan bantuan SIKD karena SIKD
memiliki fungsi seperti yang dikemukakan oleh salah satu pegawai di Pemprov
bahwa SIKD merupakan alat pertanggungjawaban dimana salah satunya untuk
mengevaluasi laporan keuangan dengan efisien dan efektif dimana sesuai dengan
tujuan dari GGG. Hakikatnya penyelenggaraan pemerintah atau kepemerintahan
Pada Peraturan Pemerintah (PP) 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah yang telah melakukan perubahan dengan Peraturan Pemerintah
No. 65 Tahun 2010 dimana pemerintah telah menerapkan sistem tersebut
diharapkan dapat membantu kepala daerah dalam mewujudkan akuntabilitas
pemerintah daerah menuju pemerintahan yang baik atau Good Government
Governance. Implementasi Good Government Governance dalam pemerintahan
secara sederhana adalah menerapkan prinsip Good Government Governance
kedalam sistem dan pengelolaan pemerintahan daerah dengan baik dan benar.
Karena apabila dihubungkan dengan kedua pemahaman tersebut, maka
seharusnya sistem informasi keuangan daerah merupakan solusi bagi pemerintah
daerah untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada masyarakat. Karena
dalam sistem informasi keuangan daerah diatur bagaimana informasi
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah harus dibuat untuk
diinformasikan kepada masyarakat. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan,
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok tertentu.
Berdasarkan hasil paparan di atas peneliti ingin mengadakan penelitian
lebih lanjut dan lebih mendalam pada penerapan SIKD di Pemprov Jabar. Apakah
dengan diterapkanya SIKD ini dapat mendorong pemerintah dalam mewujudkan
prinsip Good Government Governance. Karena seharusnya dengan adanya
aplikasi ini pemerintah dapat terbantu dalam menyusun laporan keuangan.
Penelitian ini pun melanjutkan penelitian sebelumnya dari Rudy Kurniawan
Governance” dimana peneliti sebelumnya menyarankan untuk mengadakan
penelitian setelah diterapkannya SIKD apakah dapat mewujudkan prinsip dari
Good Government Governance dan hubungan SIKD dengan Good Government
Governance itu seperti apa. Dan hasil pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa
dalam penerapan SIKD ini apabila telah dilaksanakan dengan baik maka, sistem
ini dapat menjadi daya dorong untuk menuju tat pemerintahan yang baik, metode
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah metode kualitatif
deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti
tidak hanya menfokuskan pada saat diterapkanya SIKD, tetapi juga melakukan
penelitian usaha apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar dalam mengatasi
permasalahan tersebut dan faktor apa saja yang menghambat dalam penerapan
SIKD, dan peran SIKD dalam mewujudkan GGG.
Namun dalam penerapanya SIKD apakah benar-benar telah terasa manfaat
penggunaan SIKD terutama dalam mewujudkan prinsip Good Government
Governance pada pemerintah provinsi Jawa Barat, disini peneliti mencoba untuk
mengkaji lebih dalam lagi dimana dalam penelitian kualitatif akan memperoleh
hasil temuan informasi ataupun data yang baru yang berkaitan dengan tema yang
terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini bukan data kuantitatif sehingga tidak
ada alat ukur yang dapat digunakan, oleh karena itu penulis menggunakan metode
kualitatif. Dimana pada peneliti ingin melanjutkan penelitian ini dengan metode
kualitatif deskriptif karena pada penelitian sebelumnya, dan peneliti ingin jauh
lebih memahami lebih dalam lagi tentang penerapan SIKD dalam mewujudkan
metode penelitian kualitatif masalah yang berkaitan dengan permasalahan di atas
akan dapat diungkapkan, maka dari itu penulis memberi judul penelitian ini
“Analisis Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Dalam
Menunjang Good Government Governace (GGG)” (Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat).
1.2 Rumusan Masalah
Agar pembahasan dalam penulisan yang saya buat ini mencapai sasaran
yang tepat maka yang dijadikan permasalahan yang diuraikan di atas, maka
dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan SIKD di Pemrov Jabar belum
sepenuhnya berjalan dengan maksimal?
2. Usaha apa yang telah dilakukan Pemrov Jabar dalam mengatasi kelemahan
penerapan SIKD?
3. Bagaimana peran SIKD dapat mewujudkan prinsip GGG?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, mengkaji dan meneliti
data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan
penerapan SIKD dalam mewujudkan prinsip Good Government Governance dan
Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menimbulkan penerapan SIKD tidak berjalan secara maksimal, dan juga untuk
mengetahui bagaimana upaya dari Pemprov Jabar setelah diterapkannya SIKD
tapi pada kenyataannya masih terdapat kelemahan-kelemahan pada aplikasinya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan SIKD belum
sepenuhnya berjalan dengan maksimal.
2. Mengetahui usaha yang dilakukan Pemerintah Pemprov bahwa masih
terdapat kelemahan pada penerapan SIKD.
3. Mengetahui peran SIKD dalam mewujudkan prinsip GGG yang
diantaranya meliputi transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menganalisis penerapan SIKD
pada pelaporan keuangan di Pemrov Jabar sehingga SIKD ini dilaksanakan
dengan sebaiknya, tentunya sistem ini dapat menjadi daya dorong untuk menuju
tata pemerintahan yang baik (Good Government Governance). Begitu juga
Pemerintah dapat memanfaatkan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) ini
dan proses kerja pemerintah terutama dapat menjadi sebagai salah satu instrumen
untuk meningkatkan transparasi dan akuntabilitas di mata masyarakat.
1.4.2 Kegunaan Teoritis
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau memperluas
pengetahuan peneliti dan pembaca serta dapat menjadi bahan tambahan
pengembangan wawasan di bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik. Dan
menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi serta acuan bagi penelitian
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dan
berhubungan dengan yang terjadi sekarang, dimana tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana pemahaman tentang penerapan SIKD pada laporan
keuangan, penelitian ini ditujukan pada pegawai di Pemprov Jabar. Alasan
memilih tempat tersebut sebagai obyek penelitian karena berdasarkan hasil dari
pra penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan ada fenomena yang unik
dan menarik untuk diteliti pada penerapan SIKD ini. Sehingga pada penelitian ini
peneliti merasa lebih tertantang untuk diteliti lebih lanjut dan juga diharapkan dari
obyek penelitian ini dapat mendapatkan informasi dan penjelasan yang lebih
mendalam.
Adapun waktu pelaksanaan dari penelitian ini adalah sekitar satu bulan
sampai dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini sudah dianggap jenuh
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi agar tujuan penelitian dapat tercapai, dimana pada
penekatan fenomenalogi peneliti dapat mengamati secara langsung realitas yang
terjadi, sehingga dapat memperoleh informasi yang mendalam dan lebih ke
perilaku sosial berusaha untuk memahami peristiwa beserta kaitannya terhadap
orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Penelitian kualitatif menurut Lexy J.
Moleong (2007:6) adalah:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holostik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:1) penelitian kualitatif adalah:
Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) diamana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif yang artinya suatu analisis bedasarkan data yang diperoleh kemudian dikembangkan sehingga menjadi hipotesis, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekannkan makna dari pada generalisasi.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif berfokus pada suatu masalah yang ditemukan dan
nantinya akan mendapatkan sebuah teori yang baru dimana pada penelitian
kualitatif mendapatkan data secara induktif dan lebih mementingkan proses
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan
salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati
di lapangan oleh peneliti, menurut Endang Danial dan Nanan Warsiah (2009:62)
metode deskriptif adalah “Metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara
sistematik suatu situasi, kondisi obyek bidang kajian pada suatu waktu secara
akurat”. Tujuan metode ini untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena
yang ada.
Peneliti mencoba menggambarkan pemahaman atas suatu fenomena
tertentu, dalam penelitian ini peneliti menemukan hasil temuan dilapangan bahwa
pada penerapan SIKD masih terdapat beberapa hambatan, dan SIKD berperan
dalam meweujudkan prinsip Good Government Governance. Peneliti telah
mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul dari masalah ini yang berkaitan
dengan rumusan masalah pada penelitian ini.
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung karena
datanya sudah tersedia sehingga penulis tinggal mencari dan mengumpulkan data
tersebut sedangkan data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari
narasumber atau informan.
Menurut Sugiyono (2007:218-219) tehnik penentuan informan dalam
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu dapat diartikan bahwa informan yang kita pilih dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memdahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Metode Purposive sampling dalam penelitian peneliti telah memilih
narasumber dan harus bisa memahami posisi dengan beragam peran dan
keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya sesuai
dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang menjadi
narasumber (informan) adalah pihak-pihak yang mengetahui informasi yang
dibutuhkan yaitu pegawai instansi pemerintah di Pemprov Jabar terutama bagian
pelaporan dan keuangan.
Berikut ini adalah daftar informan dengan berbagai jabatan di Biro
Keuangan Setda pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Provinsi Jawa Barat yang
telah berhasil peneliti wawancarai berkaitan dengan tema penelitian.
Tabel 3.2.2 Informan Penelitian
No Identitas Informan
1. Sub Bag Pengelola SIKD dan SIPKD/Administrator
2. Sub Bag Bendahara Pembantu
3. Sub Bag Pelaksana Akuntansi & Pelaporan 4. Kasubag Evaluasi & Pembinaan
Lalu peneliti juga mencoba mendapatkan data sekunder dimana peneliti
mencoba mengumpulkan data dengan mengunakan dokumen dan arsip. Dokumen
dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau
Menunjang Good Government Governance di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sumber data yang berupa dokumen dalam penelitian ini diambil dari http: //
www.djpk.depkeu.go.id./
Setelah data ditentukan, selanjutnya teknik pengumpulan data agar
mendapatkan data sesuai dengan tujuan dari penelitian dan memenuhi standar
yang diinginkan oleh peneliti. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan cara, antara lain:
1. Wawancara
Merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan cara
bertanya langsung kepada informan, dimana peneliti membuat kerangka
dan garis-garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses
wawancara. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan
percakapan yang mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan
para informan yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang
diperlukan. Teknik wawancara ini tidak dilakukan dengan stuktur yang
ketat dan formal agar informasi yang dikumpulkan memiliki kapasitas
yang cukup, hanya saja untuk memberikan pedoman dalam rangka
wawancara maka penulis membuat pedoman wawancara. Wawancara telah
dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan antara peneliti
dengan informan yang terkait pada pegawai akuntansi dan pelaporan di
2. Telaah Dokumen
Telaah dokumen digunakan dengan maksud untuk melihat semua
dokumen baik berupa undang-undang dan peraturan pemerintah maupun
referensi dari setiap bahan tertulis. Telaah dokumen dalam penelitian ini
dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dalam menunjang Good Governace
Government (GGG) di Pemprov Jabar dari berbagai dokumen yang
tercatat agar data yang diperoleh legih absah. Seluruh data yang diperoleh
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dicatat dalam catatan
lapangan yang memuat deskripsi yang luas tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (SIKD) dalam menunjang Good Governace
Government (GGG) di Pemprov Jabar. Pencatatan dilakukan secara
selektif sesuai dengantujuan penelitian, peneliti memilih fakta dan
informasi mana yang harus diperhatikan atau dicatat dan mana yang harus
diabaikan, fakta dan informasi yang dicatat itulah yang dijadikan data.
3.2.3 Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama pada penelitian
ini adalah peneliti itu sendiri, karena pada awalnya permasalah dalam penelitian
kualitatif belum jelas dan pasti. Karena pada dasarnya peneliti harus berperanserta
dalam melakukan pengamatan yang lebih mendalam dimana peneliti harus
benar-benar memahami metode kualitatif, menguasai bidang yang sudah diteliti, siap
Selain itu peneliti juga telah terjun langsung ke lapangan serta berinteraksi
dengan orang-orang yang berkaitan lansung dalam tujuan dari penelitian ini, pada
saat pengumpulan data di lapangan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
mencatat informasi yang telah ditemukan, lalu bisa juga dengan menggunakan alat
perekam atau tape recorder. Karena pada penelitian kualitatif tidak ada sampel
acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling) (Lexy J. Moleong 2007:224).
Yaitu sampel yang dipilih adalah orang yang memilki kemampuan dalam bidang
yang telah diteliti oleh penulis dan mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan.
Dimana yang dimaksud dengan interaksi peneliti dengan pihak yang
mampu memberikan informasi sesuai dengan tujuan dengan tujuan dari peneliti
adalah dengan bentuk interaksi peneliti dengan pegawai Pemprov Jabar yang
mengetahui lebih mendalam tentang SIKD dan juga Good Government
Governance. Peneliti telah mencari tahu faktor apa yang menyebabkan SIKD
belum berjalan dengan maksimal serta upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Pemprov Jabar bahwa pada penerapan SIKD masih terdapat kelemahan dalam
penerapannya. Dari penelitian ini data yang didapat dan dikumpulkan melalui
rekaman hasil wawancara atau catatan tertulis antara peneliti dengan informan
yang terkait.
3.2.4 Teknik Analisis Data
Pada penelitaian kualitatif, data yang didapatkan berupa data dengan
teknil pengumpulan data. Maka dari itu diperlukan penyusunan data secara
sistematis yang disebut analisis data. Bogdan & Biklen (dalam Lexi J. Moleong,
2007:248) mengatakan bahwa:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.
Analisis data dalam penelitian berupa:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Menurut Sugiyono (2008) reduksi data adalah:
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti
dapat dilakukan.
Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, mempelajari, mengamati
dan memahami dokumen resmi ataupun data tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (SIKD) dalam Menunjang Good Government
2. Sajian Data (Display Data)
Setelah dilkukannya reduksi data, langkah selanjutnya yaitu
display data adalah penyajian secara singkat agar peneliti dapat menguasai
data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.
Menurut Sugiyono (2008:249), dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Display data bertujuan agar dapat melihat gambaran keseluruhan
untuk mengambil kesimpulan secara tepat dari bagian yang menjadi hasil
penelitian. Dalam hal ini pembuatan display data meliputi : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian,
deskripsi hasil wawancara di Pemprov Jabar, analisis data yang diperoleh,
kesimpulan dari hasil penelitian serta saran.
3. Conclusing Drawing (Verification)
Menurut Sugiyono (2008:252), kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang disebutkan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan rumusan
masalah ataupun masalah dalam kualitatif dapat berubah dan bersifat
sementara dan masih berkembang setelah dilaksanakan penelitian.
Kesimpulan sementara yang telah dirumuskan masih terus diverifikasi
3.2.5 Teknik Pengujian Kredebilitas Data
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak
memenuhi syarat validitas data realibilitas, oleh sebab itu ada cara-cara
memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan unuk memenuhi kriteria
kredibilitas (validitas internal). Menurut Burhan Bungin (2007:330), tringulasi
dengan sumber data dilakukan dengan membandingkan dengan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang
berbeda dalam penelitaian kualitatif. Tringulasi sumber data ini adalah sebagai
berikut (Paton, 987, Burhan Bungin, 2010:257):
(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berjaitan.
Dengan begitu pada penelitian ini peneliti dituntut harus mampu
melakukan wawancara ulang dengan beberapa orang yang sama di tempat atau
waktu yang berbeda dimana pihak-pihak tersebut telah diwawancarai sebelumnya.
Hal ini dilakukan untuk menguji apakah pihak-pihak yang telah diwawancarai
telah menjawab hal yang sama ketika pertama kali diwawancara. Dalam
wawancara ulang ini peneliti telah mencoba menyakan hal yang lebih bervariasi
diajukan, guna mengumpulkan informasi yang lebih banyak dan membandingkan
hasil wawancara dengan yang sebelumnya.
Hasil penelitian diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan yang
terjadinya perbedaan mengecek data yang telah diperoleh melalui bebrapa sumber
(Moleong, 2006:2003, Bardiansyah, 2006:145, Burhan Bungin,2010:257).
Tringulasi dengan teori menurut Patton (1987; Moleong, 2010:331) yaitu,
“Hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival
expanation)”. Dimana tringulasi dengan teori dilakukan peneliti untuk membandingkan data dan mendapatkan data yang lebih relevan dengan penelitian
ini. Hal ini dilakukan agar mempermudah pengungkapan data-data yang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mengahambat penerapan Sistem Informasi Keuangan
Daerah (SIKD) adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang
memahami dan mengerti memakai aplikasi SIKD ini dan juga Pemda
membutuhkan waktu untuk melakukan menyeseuaian karena SIKD ini
baru diterapkan.
2. Usaha yang dilakukan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan
kegiatan usaha baik seperti pelatihan dan pembinaan dalam pengelolaan
keuangan daerah untuk laporan keuangan yang mengacu kepada Peraturan
Pemerintah (PP) maupun Peraturan Daerah (Perda) yang telah ditetapkan.
3. SIKD dapat mewujudkan prinsip Good Government Governance (GGG)
karena dalam fungsi SIKD yaitu bentuk pertanggungjawaban,
penyampaian informasi dan sarana evaluasi berkaitan dengan prinsip GGG
yaitu keadilan, transparansi dapat dikontrol dan tanggungjawab memiliki
tujuan yang sama yaitu dalam meningkatkan kualitas kinerja dalam
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Sejalan dengan penerapan SIKD Pemrov sendiri harus mulai membenahi
diri terkait dengan penerapan SIKD yang belum maksimal dimana
faktor-faktor yang menjadi kendala adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
masih kurang, oleh karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu
melakukan penambambahan pegawai dengan diseleksi terlebih dahulu
untuk memilih orang yang memiliki keahlian khusus terutama di bidang
sistem informasi akuntansi agar penyampaian laporan keuangan menjadi
lebih maksimal dan tepat waktu.
2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan penambahan waktu
dalam pembinaan dan pelatihan, jangan hanya satu tahun sekali dalam
melakukan pembinaan dan pelatihan seharusnya melakukan pelatihan
yang lebih sering lagi, karena dengan melakukan pembinaan dan
pelatihan secara intens maka kulitas kinerja semakin meningkat.
3. Agar prinsip dari Good Government Governance (GGG) dapat tercapai
maka pemerintah harus lebih memaksimalkan dalam penerapan SIKD
karena apabila sistem sudah terlaksana dengan baik maka dengan maka
tata kelola perintahannya pun akan menjadi lebih baik.
4. Bagi pihak yang tertarik pada penelitian ini, peneliti menyarankan untuk
lebih mendalam lagi meneliti tentang SIKD namun dengan objek yang
SIKD sendiri baru diterapkan di Pemprov Jabar sehingga akan muncul
lagi fakta-fakta dan teori yang baru untuk diteliti kembali.
Kata Pengantar
Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, hingga saat ini masih
berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati
segala karunia-Nya karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan dengan tepat waktu.
Pada skripsi ini penulis mengambil judul: “ Analisis Penerapan Sistem
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Dalam Menunjang Good Government Governace (GGG)”. (Survei Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat). Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, berhubung dengan keterbatasan penulis. Karena itu, penulis
mengaharapkan kritik yang membangun. Akhir kata penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama dalam pengembangan ilmu
studi akuntansi. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Oktober 2012
Sebagai rasa syukur penulis atas rahmat-Nya, karena penulis telah diberi
pentunjuk dalam perlindungan sehinga penulis telah menyelesaikan skripsi ini
dengan penuh perjuangan, usaha dan buah dari hasi kerja keras. Penulis dalam
kesempatan ini mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan, pengarahan,
bantuan dan dorongan yang sangat berharga dari semua pihak. Penghargaan, cinta
kasih dan rasa terima kasih yang tiada terkira kepada Ibunda Ai Hendrani dan
Ayahanda Ate Heryana selalu memberikan motivasi baik do’a, moril maupun
materil untuk penulis. Tidak lupa penulis ucapkan sebsar-besarnya rasa terima
kasih penulis kepada Bapak Drs. H. Nono Supriatna., M.Si., selaku pembimbing I
dan Bapak Toni Heryana., S.Pd., MM. Selaku pembimbing II yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, memberi masukan berupa saran-saran
berharga, tenaga, waktu dan ilmunya kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, MPD, selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, Msi., selaku Dekan Fakultas Pendidikan
Ekonomi Bisnis.
3. Bapak Toni Heryana. S.Pd, MM., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
Arief Ramdhany, SPd., Ssos., Msi., sebagai penguji skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan
Indonesia dan dosen-dosen dari program lain yang telah mengabdikan
diri untuk mengajar dan memberi berbagai wawasan semasa kuliah,
7. Bapak Rizky Nur Hidayat, staf administrasi program studi akuntansi,
yang telah membantu penulis bukan hanya dalam administrasi juga
membantu penulis melalui nasehat-nasehat dan perhatianya.
8. Kepada adikku Galuh Alam yang telah memberikan semangat dan doa
dalam perjuangan skripsi ini.
9. Kepada Ridwan Noegraha, S. E kekasih hati penulis terima kasih atas
bantuan, dukungan, selalu ada disaat penulis membutuhkan bantuan dan
mendampingi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
10.Kepada semua keluarga besarku dan juga saudara-saudaraku yang tidak
bisa disebutkan satu persatu penulis juga mengucapkan terima kasih
berkat doa, dorongan beserta semangat, serta pepatah-pepatah yang bijak
yang telah diberikan.
11.Kepada sahabat-sahabat yang memberikan semangat yang sangat besar
Ana Setiana S.E, Chairunnisa Puspitawati S.E, Tirta Pertiwi S. S.E, Eko
Prasetyo W. S.E, Sadam Wahyu S.E, dan Andri Januar S.Pd sehingga
memberikan kekuatan pada penulis untuk berjuang mengerjakan skripsi
2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimana kalian adalah
teman-teman yang istimewa karena kenangan akan masa belajar dan
perkuliahan di akuntansi UPI tidak akan penulis lupakan seumur hidup.
13.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis dalam hal ini tidak dapat berbuat banyak untuk membalas atas
segala bantuan dan jasa yang diberikan kepada penulis, akan tetapi penulis
berharap semoga Allah SWT membalas dengan senantiasa diberikan kebahagiaan
dan kesejahteraan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata
semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi orang yang membaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Bandung, Oktober 2012
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ... 11
2.1 Tinjauan Pustaka ... 11
2.1.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik ... 11
2.1.2 Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 12
2.1.3 Definisi Sistem ... 13
2.1.4 Jenis-jenis Sistem ... 14
2.1.5 Definisi Informasi ... 16
2.1.6 Karakteristik Informasi ... 17
2.1.7 Definisi Sistem Informasi ... 19
2.1.8 Komponen Sistem Informasi ... 20
2.1.9 Jenis-jenis Sistem Informasi ... 22
2.1.10 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.1.11 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 25
2.1.12 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi ... 26
2.1.13 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 28
2.1.17 Sistem Informasi Keuangan Daerah Sebagai Dasar
Mendorong Good Government Governance ... 39
2.2 Kerangka Pemikiran ... 42
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Obyek Penelitian ... 47
3.2 Metode Penelitian... 48
3.2.1 Desain Penelitian ... 48
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.2.3 Instrumen Penelitian... 52
3.2.4 Teknik Analisis Data ... 53
3.2.5 Teknik Pengujian Kredibilitas Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1 Hasil Penelitian ... 58
4.1.1 Gambaran Umum Biro Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58
4.1.1.1 Sejarah Biro Keuangan Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58
4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Biro Keuangan Provinsi Jawa Barat ... 61
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 68
4.2.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Belum Berjalan Dengan Maksimal ... 78
4.2.2 Usaha yang Dilakukan Dalam Menangani Hambatan Penerapan SIKD ... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...110
5.1 Simpulan...110
5.2 Saran...111
DAFTAR PUSTAKA...113
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 SIKD Pada Masing-masing Daerah yang Akan Menjadi Sumber
SIKD Nasional ... 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 46
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Biro Keuangan Sekertaris Daerah
[image:40.595.121.507.283.574.2]Provinsi Jawa Barat ... 62
Gambar 4.2 Pengguna Sistem Informasi Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan
Lampiran 2 Formulir Perbaikan (REVISI)
Lampiran 3 Fomulir Persetujuan Perbaikan (REVISI ) Usulan Penelitian
Lampiran 4 Formulir Perbaikan (REVISI)
Lampiran 5 Formulir Perbaikan (REVISI) Skripsi
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian